Oleh:
RICKY CINDY ALANDA PUTRI
NIM. 361741311112
Tugas Akhir Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Program Study Diploma IV Agribisnis Dan Mencapai Gelar Sarjana
Terapan Pertanian (S.Tr.P)
Oleh:
RICKY CINDY ALANDA PUTRI
NIM. 361741311112
iii
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
MOTTO
“Jangan malu untuk meminta maaf dan jangan lupa untuk berterima kasih”
(Ricky Cindy A.P)
v
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
PERNYATAAN
Banyuwangi,
Yang menyatakan,
vii
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir, yang ditunjukkan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Program Study Diploma IV Agribisnis dan mencapai Gelar Sarjana
Terapan Pertanian (S.Tr.P). Penyelesaian penulisan proposal ini tidak lepas dari
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Fuad Al. Haris, S.T., M.T. selaku Plt. Direktur Politeknik
Negeri Banyuwangi
2. Bapak Dedy Hidayat Kusuma, S.T., M.Cs selaku Wakil Direktur I Bidang
Akademik.
3. Bapak Ardito Atmaka Aji, S.ST., M.M selaku Koordinator Program Studi
Agribisnis.
4. Ibu Ari Astanti, S.P., M.P selaku dosen Pembimbing I dan bapak Kurniawan M.
Nur, S.SP., M.M selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama menyelesaikan proposal Tugas Akhir.
5. Ibu Sari Wiji Utami, S.P., M.M selaku dosen penguji I dan Bapak Muhammad
Ilham H, S.Pd., M.ST selaku penguji II atas saran dan masukanya kepada
penulis.
6. Seluruh dosen pengajar dan staf Politeknik Negeri Bnayuwangi kususnya
program studi Agribisnis.
Penulis
ix
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH PADI
(Oryza Sativa L) Di LABORATORIUM UPT PSBTPH
SATGAS WILAYAH VI BANYUWANGI
Tugas Akhir Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Terapan
Pertanian (S.Tr.P.)
Politeknik Negeri Banyuwangi
Oleh:
Tanggal Ujian....................................................
Menyetujui,
Mengesahkan, Mengetahui,
Wakil Direktur I Bidang Akademik Ketua Program Studi
Politeknik Negeri Banyuwangi Agribisnis
Dedy Hidayat Kusuma, S.T., M.Cs Ardito Atmaka Aji, S.ST., M.M.
NIPPPK. 197704042021211004 NIP. 198901162018031001
xi
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 5
1.4 Manfaat.................................................................................................... 5
1.5 Batasan Masalah ..................................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
2.1 Landasan Teori........................................................................................ 7
2.1.1 Dormansi Benih............................................................................. 7
2.1.2 Benih Padi...................................................................................... 11
2.1.3 Inpari 32 HDB ............................................................................... 11
2.1.4 KNO3 ............................................................................................. 13
2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................... 14
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 19
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 19
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................ 19
3.3 Rencana Percobaan................................................................................. 20
3.4 Parameter Pengamatan ........................................................................... 21
xiii
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 22
3.6 Pelaksanaan Percobaan .......................................................................... 23
BAB 4 PEMBAHASAN ..............................................................................................
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 27
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Data jumlah pengujian contoh benih di Lab. UPT PSBTPH Satgas Wilayah
VI Banyuwangi bulan Februari 2021 ........................................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 14
Table 3.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 19
Tabel 3.2 Alat Penelitian ............................................................................... 19
Tabel 3.3 Bahan Penelitian ............................................................................ 20
xv
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvii
xix
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
BAB 1
PENDAHULUAN
1
laboratoris. Hasil pengujian daya berkecambah akan terhambat apabila benih masih
dalam keadaan dormansi.
Dormansi adalah suatu keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah
meskipun pada tempat yang optimum untuk berkecambah (Ismaturrahmi at
al,2018). Benih mengalami dormasi disebabkan karena rendahnya atau tidak adanya
proses imbibisi air, respirasi yang tertukar, resistensi mekanis kulit biji terhadap
pertumbuhan embrio. Menurut Ikayanti (2017) mengatakan dormasi benih padi
kemungkinan disebabkan karena terdapat zat penghambat. Dormansi benih dapat
berlangsung selama beberapa hari, semusim, dan bahkan hingga tahunan tergantung
dengan jenis tanamannya (Sutopo, 1985). Metode pematahan dormansi yang efektif
dapat mengatasi masalah benih dormansi yang diperlukan untuk segera ditanam dan
meningkatkan validitas hasil pengujian daya berkecambah benih. Benih yang tidak
tumbuh namun masih segar setelah dilakukan pengujian daya berkecambah dilakukan
uji Tetrazolium namun, dengan menggunakan uji Tetrazolium tidak dapat mengetahui
benih normal atau abnormal. Daya berkecambah 85% atau lebih dapat dikatakan
efektif dalam pematahan dormansi benih ( Ilyas et al, 2007).
Pengujian daya berkecambah benih yang masih dalam keadaan dorman
menjadi kendala dalam menentukan metode pengujian daya berkecambah dan
merugikan produsen benih, karena waktu yang dibutuhkan untuk pengujian menjadi
lebih lama serta memerlukan biaya tambahan apabila benih tidak memenuhi standar
kelulusan dalam pengujian daya berkecambah atau daya berkecambah kurang dari
80%. ISTA (2015) merekomendasikan untuk mematahkan dormansi pada benih padi
dapat dilakukan dengan menggunakan KNO 3 atau dapat menggunakan pemanasan
dengan suhu 50 0C selama 7 hari. Rekomendasi dari ISTA kemudian dikembangan
oleh pihak UPT PSBTPH Jawa Timur dengan beberapa perlakuan pematahan
dormansi antara lain dengan pemanasan suhu 50 0C selama 5 hari, perendaman larutan
KNO3 3% selama 24 jam dan 48 jam serta perlakuan kombinasi perendaman dengan
KNO3 3% selama 24 jam dan 48 jam dan dioven dengan suhu 40 0C selama 3 jam.
Benih padi yang masih dalam keadaan dorman memerlukan waktu pengujian daya
2
berkecambah selama 14 hari, sehingga diperlukan pematahan dormansi untuk
mempersingkat waktu pengujian daya berkecambah.
Tabel 1.1 Data Jumlah Pengujian Contoh Benih di Lab. UPT PSBTPH Satgas
Wilayah VI Banyuwangi bulan November 2020 – Maret 2021
Jumlah Contoh
No Varietas Benih Jumlah
Nov Des Jan Feb Mar
1. Cibogo 6 11 7 4 1 29
2. Ciherang 48 48 25 32 30 183
3. Cigeulis 3 3 2 5 8 21
4. Cimelati 2 11 4 2 - 19
5. Inpari 4 1 4 - 1 3 9
6. Inpari 13 1 2 7 2 1 13
7. Inpari 16 Pasundan - 1 2 2 1 6
8. Inpari 30 Ciherang Sub 1 - 1 3 - - 4
9. Inpari 31 1 - 2 - - 3
10. Inpari 32 HDB 47 51 42 26 29 195
11. Inpari 33 6 2 1 1 3 13
12. Inpari 42 Agritan GSR 7 6 6 1 2 22
13. Inpari 43 Agritan GSR 3 9 4 4 9 29
14. Inpari Sidenuk - - 1 - 1 2
15. Inpari 45 Dirgahayu - 1 1 2 1 5
16. Inpari IR Nutrizinc - - 1 - - 1
17. IR-64 25 22 8 11 17 83
18. IR-66 - 1 - - - 1
19. Logawa 6 1 - 1 1 9
20. Megongga 7 21 12 8 5 53
21. Memberamo 1 5 6 6 7 25
22. Munawacita - - 2 - - 2
23. Mustajab - - - 1 - 1
24. Padjajaran - - - 1 1 2
25. Siliwangi Agritan - - - 6 4 10
26. Sintanur 6 5 11 4 1 27
27. Situ Bagendit 9 15 7 5 3 39
28. Sunggal 2 - 7 2 2 13
29. Towuti 4 5 3 1 - 13
30. Way Apo Buru 9 8 3 2 7 29
Jumlah 194 233 167 130 137 861
Sumber : Data dioalah, 2021
3
Laboratorium UPT PSBTPH satgas wilayah VI Banyuwangi memiliki tugas
pokok untuk melaksanakan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Pada beberapa bulan terahir UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi telah
melakukan pengujian benih padi sebanyak 30 varietas dari 21 produsen benih yang
ada di Banyuwangi. Benih padi memerlukan waktu pengujian daya berkecambah
selama 5 hari hingga 14 hari. Pada data pengujian contoh benih di atas dapat dilihat
bahwa pengujian paling banyak varietas inpari 32 HDB, hal itu terjadi karena benih
padi varietas inpari 32 HDB sangat diminati masyarakat saat ini. Namun, belum
ditemukan metode pematahan dormansi yang tepat. Oleh karena itu, penulis ingin
melakukan penelitian bagaimana perlakuan yang tapat untuk digunakan mematahkan
dormansi benih padi. Perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian pematahan
dormansi pada benih padi varietas Inpari 32 HDB dengan tabur langsung (sebagai
kontrol), perlakukan kimia berupa perendaman dengan larutan KNO 3 3% selama 24
jam, perendaman KNO3 3% selama 24 jam dan dioven dengan suhu 40 0C selama 3
jam, perendaman KNO3 3% selama 48 jam, perendaman KNO 3 3% selama 48 jam
dan dioven dengan suhu 40 0C selama 3 jam.
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah didapatkan maka, tujuan
penelitian Tugas Akhir yang ingin didapatkan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh perlakuan tabur langsung,
perlakuan kimia dengan KNO3 3%, dan kombinasi perlakuan kimia dengan
pemanasan suhu terhadap pematahkan dormansi benih padi.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis perlakuan manakah yang mampu untuk
mempercepat pematahan dormansi benih padi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin didapatkan dalam melakukan penelitian Tugas Akhir
sebagai berikut:
1. Bagi Analis Lab. UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi
Sebagai bahan informasi untuk mengetahui bagaimana perlakuan yang tepat
untuk mematahkan dormansi benih padi khususnya varietas inpari 32 HBD.
2. Bagi Kalangan Akademik
Memberi kontribusi dan tambahan referensi kepada kalangan akademik,terutama
bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pematahan
dormansi benih.
5
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
Benih yang mengalami dormansi ditandai dengan:
a. Rendahnya atau tidak ada proses imbisisi air
b. Proses respirasi terhambat
c. Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan
d. Rendanya proses metabolisme cadangan makanan
Menurut Sutopo (1985) terdapat dua tipe dormansi benih yaitu dormansi fisik
(dormansi primer) dan dormansi fisiologis (dormansi sekunder). Dormansi fisik
menyebabkan pembatasan struktural terhadap perkecambahan berupa kulit biji yang
keras dan kedap air sehingga menjadi penghalang masuknya air atau udara. Dormansi
fisiologis disebabkan oleh embrio yang belum sempurna atau belum matang,
sehingga benih yang masih dormansi membutuhkan jangka waktu tertentu agar dapat
berkecambah. Tipe domansi fisik dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Impermeabilitass kulit biji terhadap air
Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut sebagai “benih
keras”. Benih dengan kulit biji keras dapat ditemukan pada famili Leguminosae,
Maluaceae, Cannaceae, Geraniaceae, Chanapadaceae, Convolvuulaceae,
Solanaceae dan Liliaceae. Benih keras tersebut strukturnya terdiri dari dari lapisan
sel berupa polisade yang berdinding tebal di permukaan luar dan pada bagian dalam
memiliki lapisan lilin dari bahan kutikula.
2. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
Tipe dormansi ini disebabkan oleh kulit biji yang cukup kuat sehingga
menghalangi pertumbuhan embrio. Apabila kulit ini dihilangkan maka embrio akan
segera tumbuh. Contoh pada benih pigweed (Amaranthus sp) kulit bijinya dapat
dilalui oleh air dan oksigen, namun perkembangan embrio terhalang oleh kekuatan
mekanis pada kulit tersebut.
3. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas
Pada dormansi tipe ini perkecambahan akan terjadi apabila kulit biji dibuka
atau tekanan oksigen ditambah pada sekitar benih. Contohnya pada benih apel suplai
oksigen sangat dibatasi oleh kulit biji sehingga tidak cukup untuk respirasi embrio.
8
Tipe dormansi fisiologis dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Immaturity Embrio
Pada dormansi ini perkembangan embriotidak secepat jaringan sekelilingnya
sehingga perkecambahan perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada
temperatur dan kelembapan tertentu agar viabilitas tetap terjaga hingga embrio
terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah. Tipe dormansi ini dapat
ditemui pada benih wortel dan golongan anggrek.
2. After Repening
Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu
simpan tertentu agar dapat berkecambah atau dikatakan membutuhkan jangka waktu
After Ripening . After Ripening merupakan setiap perubahan kondisi pada kondisi
fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih mampu berkecambah.
Jangka waktu penyimpanan benih memerlukan waktu beberapa hari hingga tahunan
tergantung jenis benihnya. Tipe dormansi ini dapat ditemui pada benih selada benih
bayam, benih padi, benih apel, benih peach, benih tulip, dan benih pinus.
3. Dormansi Sekunder
Dormansi sekunder adalah benih yang keadaan normal mampu berkecambah,
tetapi apabila dikarenakan suatu lingkungan yang tidak menguntungkan selama
beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuan untuk berkecambah.
Fenomena ini dapat dikatakan juga sebagai dormansi kedua. Dormansi sekunder
diduga disebabkan karena perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang akibat dari
pengeringan yang berlebihan, sehingga pertukaran gas pada saaat imbisisi terbatas
contohnya pada benih sorgum.
4. Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolisme pada embrio
Dormansi ini dapat disebabkan karena adanya zat penghambat perkecambahan
dalam embrio. Zat penghambat perkecambahan pada tanaman antara lain ammonia,
abscisic acid, benzoic acid, ethylene, alkaloid, alkaloids lactone (Counamin).
Counamin diketahui dapat menghambat kerja enzim penting dalam perkecambahan
seperti alfa dan beta amilase. Contohnya tipe dormansi ini dapat ditemukan pada
benih kepiting berbunga jepang, kepiting cina, dan apel asia.
9
Sutopo (1985) menyebutkan dormansi benih dapat dipatahkan atau
dipersingkat dengan menggunakan:
a. Perlakuan Mekanis
Perlakuan mekanis umum digunakan untuk memecahkan dormansi benih yang
disebabkan oleh impermeabilitas terhadap air atau gas. Cara yang digunakan dengan
mengikir atau menggosor kulit biji yang keras dengan menggunakan amplas,
melubangi kulit dengan pisau, memecah kulit atau melakukan goncangan untuk benih
yang memiliki sumbat gabus. Tujuan dari itu untuk melemahkan kulit biji keras agar
mudah dilalui air atau gas.
b. Perendaman Dalam Air
Perendaman dengan menggunakan air panas memiliki tujuan untuk
memudahkan penyerapan dalam air. Pematahan dormansi dengan air panas dapat
dilakukan dengan memasukkan benih ke dalam air panas ± 82,22 0-93,330C
kemudian dibiarkan hingga air menjadi dingin
c. Perlakuan Kimia
Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan
kimia. Tujuan dari penggunaan bahan-bahan kimia agar kulit biji lebih mudah
dimasuki air pada waktu imbisisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, dan asam
nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lunak.
d. Perlakuan Suhu
Memberikan temperatur rendah pada keadaan lembab (stratifikasi) terjadi
perubahan dalam benih mengakibatkan menghilangnya zat penghambat
perkecambahan. Contohnya pada benih apel dengan diberikan temperatur suhu 4 0C
selama ±2 bulan akan meningkatkan perkecambahan. Temperatur tinggi jarang
digunakan untuk memecahkan dormansi karena temperatur tinggi meningkatkan
dormansi benih daripada meningkatkan perkecambahan. Contohnya pada benih
selada perkecambahan meningkat pada pemberian suhu rendah (5 0C) dan
perkecambahan menurun pada saat pemberian suhu tinggi (300C).
10
2.1.2 Benih Padi
Padi merupakan tanaman pangan berumput yang yang berasal dari benua Asia
dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Makanan pokok kebanyakan masyarakat
Indonesia adalah padi yang kemudian diolah menjadi beras. Mengantisipasi
ketersediaan dan menjaga ketahanan pangan secara berkesinambungan diperlukan
pengembangan varietas yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik dengan
potensi hasil yang tinggi, kandungan nutrisi yang baik, dan tahan terhadap penyakit
(Rahmawati, 2006).
Benih padi merupakan gabah yang dipanen untuk digunakan sebagai input
dalam usaha tani. Benih yang diedarkan di masyarakat merupakan benih bersertifikat
atau benih unggul. Benih bersertifikat merupakan benih telah lulus serangkaian
pemeriksaan lapangan maupun pengujian laboratorium (Kepmentan 620, 2020) .
Benih bersertifikat dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas Benih Penjenis, kelas
Benih Dasar (BD), kelas Benih Pokok (BP), dan kelas Benih Sebar (BR)
(Martautomo et al,2005). Penggunaan benih unggul disertai dengan pendistribusian
dari hulu hingga hilir sesuai dengan prinsip enam tepat (6T) yaitu tepat waktu, tepat
jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat harga, dan tepat mutu (Akbar et al, 2017).
11
Daun bendera : Tegak
Jumlah gabah/malai : ±118 butir
Bentuk gabah : Medium
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Agak tahan
Tekstur nasi : Sedang
Kadar amilosa : ±23,46%
Berat 1000 butir : 27,1 gram
Rata-rata hasil : 6,30 ton/ha
Potensi hasil : 8,42 ton/ha
Ketehanan terhadap : Agak tahan terhadap werengbatang coklat biotipe
hama 1,2, dan 3
Ketahanan terhadap : Tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak
penyakit tahan patotipe IV dan VIII. Tahan blas ras 033, agak
tahan ras 073, rentang terhadpat blas ras133 dan 173,
agak tahan tungro ras lanrang.
Anjuran tanam : Cocok ditanamdi ekosistem sawah dataran rendah
hinggi ketinggian 600 mdpl.
Pemulia : Aan A Daradjad, Cucu Gunarsih, Trias Silataresmi,
dan Nafisah.
Bentuk tanaman yang tegak dan tinggi serta daun bendera yang tegak
sehingga mampu untuk menerima dan memanfaatkan sinar matahari secara optimal
untuk pertumbuhan. Pada saat ini inpari 32 HDB sangat digemari petani karena
memiliki potensi hasil yang melimpah dan tergolong berumur pendek. Inpari 32 HDB
biasanya memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga varietas
lainnya.
12
2.1.4 KNO3
KNO3 merupakan rumus kimia dari senyawa kalium nitrat. KNO3 merupakan
salah satu perangsang perkecambahan benih yang sering digunakan dalam pengujian
maupun dalam perbanyakan tanaman. Senyawa KNO3 tersusun dari unsur K, N, O
yang memiliki fungsi masing-masing. Unsur K memiliki fungsi untuk fotosintesis,
mengefisiensi penggunaan air, membentuk batang yang lebih kuat, sebagai activator
siatem enzim, dan meningkatkan ketahan dari penyakit. Unsur N memiliki fungsi
untuk pertumbuhan pada fase vegetative. Unsur O sendiri memiliki peran untuk
pernafasan pada embrio sehingga sel menjadi aktif. Karakteristik larutan KNO3 relatif
efektif, ekonomis, aman dan mudah digunakan untuk mematahkan dormansi
(Situmorang at al 2015). Menurut Tjahjani 2015 menyebutkan KNO 3 salah satu
senyawa yang umum digunakan untuk mematahkan dormansi dan terkenal mampu
untuk menstimulir perkecambahan khususnya pada benih yang peka terhadap cahaya.
Penggunaan larutan KNO3 dapat merangsang perkecambahan hampir pada seluruh
jenis biji (Astari, 2013). Perendaman benih dalam larutan KNO3 dapat memacu
aktifitas enzim untuk melalukan perombakan cadangan makanan pada benih
(Halimurssyadah et al, 2020). Perlakuan perendaman benih dengan larutan KNO3
juga menyebabkan kulit benih menjadi lunak sehingga air dapat masuk dengan
mudah dan kadar air dalam benih meningkat. Hal tersebut sesuai dengan literatur
(Ardi,2018) perendapam pada larutan kimia KNO 3, H2SO4 dan HCI dengan
konsentrasi yang pekat membuat kulit benih menjadi lunak dan mudah untuk dilalui
oleh air. Pengaruh penggunaan larutan KNO3 yang ditimbulkan tergantung dengan
besar kecilnya konsentrasi yang digunakan. Semakin besar konsentrasi KNO3 dapat
meningkatkan daya berkecambah, dikarenakan larutan KNO3 efektif untuk
mematahkan dormansi (Ardi,2018)
13
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah suatu penelitian yang telah dilakukan yang dapat
digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang akan dilakukan. Hasil dari
penelitian terdahulu yang sesuai dapat dianalilis dengan melihat permasalahan, teori,
metode, sehingga persamaan dan perbedaan dapat diketahui dengan penelitian yang
akan dilaksanakan. Penelitian terdahulu yang akan digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti, Judul Hasil Relevansi
Tahun
1. Syama Putri Pematahan Konsentrasi KNO3 1,5%- Penggunaan
Sari dan Sri dormansi benih 2% menyebabkan benih larutan
Lestari menggunakan cabai keracunan dan kimia
Purnamaningsi KNO3 dan H2o perlakuan H2O dengan KNO3
h, 2020 pada beberapa suhu awal 500C dapat dalam
genotip cabai meningkatkan daya pematahan
rawit (capicum berkecambah dormansi
frutescens L)
14
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti, Judul Hasil Relevansi
Tahun
3. Widyana Efektivitas lama Kecambah normal
Rahmatika perendaman tertinggi pada varietas Penggunaan
dan Annika larutan KNO3 situ bagendit , BSTT dan larutan
Erlita Sari, terhadap benih mati tertinggi pada kimia
2020 perkecambahan varietas inpari 32, dan KNO3
dan pertumbuhan rata-rata jumlah daun dalam
awal bibit tiga terbaik pada varietas pematahan
varietas benih padi Ciherang, lama dormansi
(Oryza sativa L) perendaman KNO3 dan
memberikan pengaruh penggunaan
nyata pada Panjang taraf KNO3
radikula dan jumlah daun 3%
pada umur 21 HST.
15
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti, Judul Hasil Relevansi
Tahun
5. Maryati Sari, Perubahan Perendaman benih Penggunaan
Satriyas perilaku dormansi kacang Bambara selama larutan
Ilyas, M. selama proses 2 jam dengan kimia
Rahmad desikasi pada menggunakan larutan KNO3
Suhartanto, benih kacang KNO3 menghasilkan dalam
dan Abdul Bambara (Vigna daya berkecambah pematahan
Qodir, 2020 subterraneae L 67,1%, perlakuan dormansi
verdc.) skariifikasi
menghasilkan daya
berkecambah 55,9%,
Skarifikasi+ KNO3
menghasilkan daya
berkecambah 53,1%
16
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti, Judul Hasil Relevansi
Tahun
8. Norul Dewi Studi Perlakuan benih sebelum Penggunaan
Susanti, Eny perkecambahan pengecambahan dengan larutan
Widajati, dan benih ciplukan KNO3 mampu kimia
Dwi (physalis meningkatkan daya KNO3
Guntoro, peruviana L) pada berkecambah benih dalam
2019 beberapa tingkat ciplukan pada tingkat pematahan
masak buah masak hijau sebesar dormansi
56,30%, pada tingkat
masak kuning 59,70%,
dan pada tingkat masak
coklat sebesar 45,00%.
17
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti, Judul Hasil Relevansi
Tahun
11. Renata Dormansi dan Perendaman benih rumput Penggunaan
Balicevic, perkecambahana johnson dalam larutan larutan
Marija Revlic, benih rumput KNO3 1,5% selama 2 jam kimia
dan Adrijana Johnson (Sorgum menghasilkan daya KNO3
Balic, 2016 halepense (L.) berkecambah 35%, dalam
Pers.) perendaman dengan larutan
H2SO4 meningkatkan daya
pematahan
berkecambah 16,7%. dormansi
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
19
Tabel 3.3 Bahan Penelitian
No. Bahan Fungsi
1. Benih padi inpari 32 Sebagai bahan utama
HDB
2. Air Untuk membasahi kertas CD sebelum digunakan
3. Kertas CD Sebagai tempat menabur benih
4. Larutan KNO3 3% Sebagai bahan pematahan dormansi
20
Keterangan :
P0 : Tabur langsung
M : Minggu
L1 : Perendaman KNO3 3% 24 jam
L2 : Perendaman KNO3 3% 48 jam
S0 : Tanpa pengovenan
S1 : Pengovenan suhu 400 C 3 jam
1,2,3 : Urutan ulangan percobaan
Tata letak kombinasi perlakuan yang dihasilkan dalam germinator dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tata Letak Perlakuan di Dalam Germinator
PO2
PO3
L2S12
Besi Pembatas Besi pembatas
L2S11 L1S01
Jarak
L1S03 L2S12
3CM
L1S12 L2S02
Besi Pembatas Besi pembatas
L1S02 L2S01
L1S11 PO1
L1S13 L2S13
Sumber : Tugas Akhir 2021
21
2. Daya Berkecambah (DB)
Pengamatan daya berkecambah meliputi kecambah normal, kecambah
abnormal, benih segar tidak tumbuh, dan benih mati. Dalam perhitungan presentase
daya berkecambah yang dihitung hanya kecambah normal. Perhitungan hasil dari
kecambah normal dihitung pada hasil pengamatan hari ke 7 dan ke 14 seletah
penaburan di kertas CD dengan rumus :
Keterangan :
Yij = Nilai pengamatan dari faktor lama perendaman taraf ke-i, faktor
suhu pemanasan taraf ke-j
= Nilai tengah umum
αi = Pengaruh faktor lama perendaman taraf ke-i.
βj = Pengaruh faktor perlakuan suhu pemasan suhu taraf ke-j.
(αβ)ij = Pengaruh interaksi antara lama perendaman pada taraf
ke-i dengan suhu pemanasan pada taraf ke-j.
€ij = Pengaruh galat antara lama perendaman pada taraf ke-i
dengan suhu pemanasan pada taraf ke-j
Data yang dihasilkan kemudian diuji dengan uji F (ANOVA) apabila antar
perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan uji lanjukan dengan
menggunakan uji lanjutan DMRT 5%.
22
3.6 Pelaksanaan Percobaan
3.6.1 Persiapan Alat dan Bahan
Menyiapkan alat yang akan digunakan seperti nampan, gelas ukur, pincet, dan
lain-lain agar tidak terkontaminasi dengan kotoran ataupun varietas lain. Siapkan
benih padi inpari 32 HDB yang telah dipanen dari sawah kemudian dirontokkan dan
diwadahi pada nampan untuk diangin-anginkan.
23
3. L2S1 : Masukkan benih padi varietas inpari 32 kedalam gelas ukur
sebanyak lebih dari 300 butir kemudian tuangkan larutan KNO 3
3% hingga benih padi terendam sempurna. Kemudian diberikan
keterangan berupa nama varietas, perlakuan, dan tanggal
pelaksanaan. Benih direndam selama 48 jam kemudian benih
dicuci bersih.
4. L1S2 : Masukkan benih padi varietas inpari 32 kedalam gelas ukur
sebanyak lebih dari 300 butir kemudian tuangkan larutan KNO 3
3% hingga benih padi terendam sempurna. Kemudian diberikan
keterangan berupa nama varietas, perlakuan, dan tanggal
pelaksanaan. Setelah itu benih dioven selama 3 jam dengan suhu
400C kemudian disimpan dalam germinator selama 24 jam.
Kemudian benih dicuci bersih.
5. L2S2 : Masukkan benih padi varietas inpari 32 kedalam gelas ukur
sebanyak lebih dari 300 butir kemudian tuangkan larutan KNO 3
3% hingga benih padi terendam sempurna. Kemudian diberikan
keterangan berupa nama varietas, perlakuan, dan tanggal
pelaksanaan. Seletah itu benih dioven selama 3 jam dengan suhu
400C kemudian disimpan dalam germinator selama 48 jam.
Kemudian benih dicuci bersih.
24
3.6.4 Perkecambahan Benih
Persiapkan media yang digunakan untuk media perkecambahan dengan cara
merendam kertas CD didalam air kemudian ditiriskan, tujuannya agar kertas yang
digunakan tidak terlalu basah dan terlalu kering. Kemudian benih yang sudah
diberikan perlakuan P0, LISI, L2S1, L1S2, dan L2S2 lalu dikecambahkan dengan
cara menabur benih di atas kertas CD sebanyak 100 biji (5x20) yang terdapat 3 kali
ulangan pada setiap perlakuan. Setelah itu benih diberikan identitas berupa perlakuan
yang diberikan, nomer ulangan, dan tanggal agar tidak tertukar pada setiap perlakuan.
Kemudian benih digulung dimasukkan dalam germinator dengan posisi berdiri.
Pengamatan dilakukan berdasarkan aturan ISTA pengamatan daya berkecambah yang
pertama dilakukan 7 hari setelah benih dikecambahkan dan pengamatan yang kedua
dilakukan 14 hari setelah benih dikecambahkan.
25
--Halaman ini sengaja dikosongkan--
26
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
32
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Perlakuan kimia pada benih padi menggunakan KNO 3 3% yang dikombinasi dengan
pemanasan suhu sangat berpengaruh terhadap pematahan dormansi benih padi Inpari 32
HDB. Hal ini dikarenakan perendaman benih pada KNO 3 yang memiliki susunan
senyawa dengan unsur K, N, O. Unsur K berfungsi untuk fotosintesis, efisiensi
penggunaaan air, membentuk kekuatan batang, meningkatkan ketahanan terhadap
penyakit. Unsur N sebagai pertumbuhan dan fase vegetatif. Unsur O memiliki fungsi
membantu pernafasan embrio sehingga sel menjadi aktif. Karakteristik larutan KNO 3
diketahui relatif ekonomis, efektif, aman, dan mudah digunakan untuk pematahan
dormansi.
2. Perlakukan yang cepat dalam mematahkan dormansi benih padi varietas inpari 32 HDB
dapat dilihat pada tabel berikut :
Waktu Inkubasi Perlakuan
Minggu 1 L2S0 (perendaman KN0 3 3% 48 jam tanpa pemanasan suhu)
Minggu 2 L1S0 (perendaman KNO3 3% 24 jam tanpa pemanasan suhu)
Minggu 3 L1S0 (perendaman KNO3 3% 24 jam tanpa pemanasan suhu)
Minggu 4 P0 (tabur langsung)
Minggu 5 P0 (tabur langsung)
Minggu 6 P0 (tabur langsung)
5.2 SARAN
Dari hasil penelitian, perendaman benih menggunakan KNO 3 3% selama 48 jam,
kemudian di oven dengan suhu 40°C selama 3 jam menunjukkan hasil pematahan dormansi
paling cepat di minggu pertam sebesar 4,33% dan minggu kedua sebesar 0,00%. Daya
kecambah tertinggi pada perlakuan perendaman 48 jam di minggu ke enam kemudian
pemanasan dengan suhu 40°C mencapai hasil 99,67% dan perlakuan perendaman 24 jam di
minggu ke lima dengan pemanasan di suhu 40°C mencapai hasil 99,67% Diharapkan
metode ini digunakan untuk percepatan proses pematahan dormansi benih padi, sehingga
waktu yang digunakan bisa lebih efektif. Penelitian lebih lanjut menggunakan metode
perlakuan dormansi yang berbeda perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
pematahan dormansi pada benih padi varietas Inpari 32 HDB.
33
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
34
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, I., Budiraharjo, K., dan Mukson. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Kesesi, Kabupaten
Pekalongan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 1(2): 99-111.
Ardi, D. T., Haryati, & Ginting, J. (Oktober 2018). Pemberian KNO3 dan Air Kelapa
Pada Uji Viabilitas Benih Pepaya (Carica papaya L). Jurnal Agroteknologi FP
USU. 6(4). 730-737.
Astari, R. P., Rosmayati, dan Bayu, E. S. 2014. Pengaruh Pematahan Dormansi
Secara Fisik Dan Kimia Terhadap Kemampuan Berkecambah Benih Mucuna
(Mucuna brateeata D.C). Jurnal Online Agroekoteknolog., 2(2): 803-812.
Balicavic, R., Ravlic, M., & Balic, A. (2016). Dormancy and germinatore of johnson
grass seed (Shorghum halepense (L.) Pers.). Journal of Central European
Agriculture. 17(13). 725-733.
Candra, R. A., Lahay, R. R., & Sitepu, F. E. (Juli 2017). Pengaruh Perendaman
Beberapa Konsentrasi Potassium Nitrat (KNO 3 ) dan Air Kelapa Terhadap
Viabilitas Biji Delima (Punica granatum L.). Jurnal Agroeteknologi FP USU.
5(3). 700-706.
Halimursyadah, Syamsuddin, Hasanuddin, Efendi, dan Anjani, N. 2020. Penggunaan
Kalium Nitrat Dalam Pematahan Dormansi Fisiologis Setelah Pematangan
Pada Beberapa Galur Padi Mutan Organik Spesifik Lokal Aceh. Jurnal
Kultivasi. 19: 1061-1068.
Hidayat, E. A., dan Wardiyati, T. 2019. Respon Pertumbuhan varietas Kacang Tanah
(Arachis hypogeae L.) Terhadap Beberapa Perlakuan Pematahan Dormansi.
Produksi Tanaman. 7(12): 2286-2293.
Ikayanti, F. 2017, Desember 14. Teknik Pematahan Dormansi Pada Benih Padi.
Retrieved Maret 13, 2021, from Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan:
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/42-teknik-pematahan-dormansi-
pada-benih-padi.html
Ilyas, S., dan Diarni, W. T. 2007. Persistensi dan Pematahan Dormansi Benih Pada
Beberapa Varietas Padi Gogo. Jurnal Agrista. 11(2). 1-10.
Iralu, V., & Upadhaya, K. (2018). Seed dormancy, germination and seedling
characteristics of Elaeocarpus prunifolius Wall. ex Mull. Berol.: a thereatened
tree species of north-eastern India. New Zeland Journal Forestry Science
48:16. 1-10.
Ismaturrahmi, Hereri, A. I., dan Hasanuddin. 2018. Teknik Pematahan Dormansi
Secara Fisik dan Kimia Terhdap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata
Merr). Jurnal Mahasiswa Pertanian. 3(4). 105-112.
35
ISTA. 2015. Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Jakarta: Balai Besar Pengembangan Pengujian
Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Martoutomo, H., Ngadikun, Nasrul, Y., Hartono, S. Y., Supratiknyo, T.,
Djauhari, S. S., & Susiyati. 2005. Profil BPSBTPH Jawa Timur.
Surabaya: Dinas Pertanian Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan dan Hoetikultura.
Rahmatika, W., & Sari, A. E. 2020. Efektifitas Lama Perendaman
Larutan KNO3 terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal
Bibit Tiga Varietas Padi (Oryza sativa L.). Jurnal
Agroeteknologi. 13(2). 89-93.
Rahmawati, S. 2006. Status Perkembangan Perbaikan Sifat Genetik
Padi Menggunakan Transformasi Agrobacterium. Jurnal
AgroBiogen. 2(1). 36-44.
RS, T. H., & Marjani. 2020. Peningkatan Mutu Fisiologis Benih Kenaf
(Hibiscus cannabinus L) dengan Penerapan Teknologi Seed
Priming. Buletin Tanaman Tembakau, Serat dan Minyak
Industri. 12(2). 67-77.
Sari, M., Ilyas, S., Suhartanto, M. R., & Qodir, A. 2020. Perubahan
Perilaku Dormansi Selama Pross Desikasi pada Benih Kacang
Bambara (Vigna subterranea L. Verdc.) seeds. J. Agron.
Indonesia 48(1). 37-43.
Sari, S. P., dan Purnamaningsih, S. L. 2020. Pematahan Dormansi
Benih Menggunakan KNO3 dan H2O Pada Beberapa Genotip
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L). Jurnal Produksi
Tanaman. 8(7). 626-632.
Sasmita, P., Supriharto, Nugraha , Y., Satoto, Rumanti, I. A., Susanti,
Z., . . . Arismiati, D. 2020. Deskripsi Varietas Unggul Padi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian
Pertanian.
Situmorang, E. M., Riniarti, M., & Duryat. 2015. Respon
Perkecambahan Benih Asam Jawa (Tamarindus indica)
Terhadap Berbagai Konsentrasi Larutan Kalium Nitrat KNO3).
Jurnal Silva. 3(1). 1-8.
Sulistijowati, T. D. 2015. Pematahan Dormansi Benih Padi (Oryza
sativa) Pada Beberapa Varietas Inpari di Laboratorium Penguji
UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur. 1-21.
Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Jakarta: CV. Rajawali.
Widajati, E. 2020. Pengujian Mutu benih. [internet]. [diunduh pada
2021 April 5]. Tesedia pada
36
http://bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/u
ploads/docume nt/Ma
teri%20Pelatihan%20BBPPMBTPH%202018.pdf
37
Lampiran 1 Data Penelitian Daya Berkecambah
38
Lampiran 2 Data Penelitian Intensitas Dormansi
Data penelitian Inpari 32
Intensitas Dormansi
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3
P0 1 1 1 3 1,00
L1S1M1 50 49 49 148 49,33
L1S2M1 50 45 55 150 50,00
L2S1M1 4 4 14 22 7,33
L2S2M1 6 4 3 13 4,33
L1S1M2 7 4 4 15 5,00
L1S2M2 6 5 5 16 5,33
L2S1M2 2 0 0 2 0,67
L2S2M2 0 0 0 0 0,00
L1S1M3 0 0 0 0 0,00
L1S2M3 0 0 1 1 0,33
L2S1M3 0 0 0 0 0,00
L2S2M3 0 0 0 0 0,00
L1S1M4 1 0 0 1 0,33
L1S2M4 1 0 0 1 0,33
L2S1M4 0 0 0 0 0,00
L2S2M4 0 0 0 0 0,00
L1S1M5 0 0 0 0 0,00
L1S2M5 0 0 0 0 0,00
L2S1M5 0 0 0 0 0,00
L2S2M5 0 0 0 0 0,00
L1S1M6 0 0 0 0 0,00
L1S2M6 0 0 1 1 0,33
L2S1M6 0 0 0 0 0,00
L2S2M6 0 0 0 0 0,00
39
Lampiran 3 Hasil Uji Annova Daya Berkecambah
40
Lampiran 4 Hasil Uji Annova Intensitas Dormansi
Annova Intensitas Dormansi
41
Lampiran 5 Hasil Uji Duncan Daya Berkecambah
Daya_Berkecambah
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3 4 5 6 7
M1L1S2 3 50.00
M1L1S1 3 50.33
M1L2S1 3 90.33
M2L1S2 3 91.33 91.33
M2L1S1 3 93.00 93.00 93.00
M1L2S2 3 94.00 94.00 94.00
Kontrol 3 95.67 95.67 95.67
M3L1S1 3 96.67 96.67 96.67
M2L2S2 3 97.00 97.00 97.00
M4L1S1 3 97.33 97.33 97.33
M2L2S1 3 97.67 97.67 97.67
M4L1S2 3 97.67 97.67 97.67
M4L2S2 3 97.67 97.67 97.67
M3L1S2 3 98.00 98.00
M3L2S2 3 98.33 98.33
M5L2S2 3 98.67 98.67
M4L2S1 3 99.00 99.00
M5L2S1 3 99.00 99.00
M5L1S2 3 99.00 99.00
M6L1S1 3 99.00 99.00
M3L2S1 3 99.33 99.33
M6L2S1 3 99.33 99.33
M6L2S2 3 99.33 99.33
M5L1S1 3 99.67
M6L1S2 3 99.67
Sig. .838 .126 .126 .126 .056 .068 .135
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
42
Lampiran 6 Hasil Uji Duncan Intensitas Dormansi
Intensitas_Dormansi
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3 4
M2L2S2 3 .00
M3L1S1 3 .00
M3L2S1 3 .00
M3L2S2 3 .00
M4L2S1 3 .00
M4L2S2 3 .00
M5L1S1 3 .00
M5L2S1 3 .00
M5L1S2 3 .00
M5L2S2 3 .00
M6L1S1 3 .00
M6L2S1 3 .00
M6L2S2 3 .00
M3L1S2 3 .33
M4L1S1 3 .33
M4L1S2 3 .33
M6L1S2 3 .33
M2L2S1 3 .67
Kontrol 3 1.00
M1L2S2 3 4.33
M2L1S1 3 5.00 5.00
M2L1S2 3 5.33 5.33
M1L2S1 3 7.33
M1L1S1 3 49.33
M1L1S2 3 50.00
Sig. .540 .486 .105 .620
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
43
44
Lampiran Biodata Penulis
Penulis bernama Ricky Cindy Alanda Putri lahir di Banyuwangi pada tanggal 22
Agustus 1998. Penulis merupakan anak ke-2 dari pasangan bapak Tamsis dan ibu Suratini.
Penulis bertembat tingggal di Dsn. Ngadimulyo, Ds. Bulurejo, Kec. Purwoharjo, Kab.
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 3 Bulurejo
pada tahun 2005-2011, SMP Negeri 2 Purwoharjo pada tahun 20011-2014, SMA 1
Purwoharjo pada tahun 2014-2017 jurusan IPS, kemudian pada tahun 2017 penulis
berkesempatan untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri Banyuwangi pada tahun 2017
program studyi D-IV Agribisnis. Pada tahun 2021 penulis melakukan penelitian Tugas Akhir
dengan judul Perlakuan Pematahan Dormansi Benih Padi (Oryza Sativa L) Di
Laboratorium Upt Psbtph Satgas Wilayah Vi Banyuwangi untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan ( S. Tr.P.) dibawah bimbingan ibu Ari
Istanti, S.P., M.P dan Bapak Kurniawan Muhammad Nur, S.ST, M.M.
45