Anda di halaman 1dari 20

FENOMENA GLOBALISASI DAN GLOKALISASI YANG TERDAPAT

PADA PANTAI KUTA, NUSA TENGGARA BARAT

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Sosiologi Budaya

Dosen Pengampu: Solikatun, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 1:


Aji Maulana Saputra : L1C018005
Adithya Prasetyo : L1C020003
Azizatul Amani : L1C020015
Anjani Juniarti : L1C22310001
Muhammad Gibran Ramdhani : L1C020064
Tedy Mulyadi Saputra : L1C020108
Imral Kausar : L1C020038
Riu Zaenuddin : L1C020089
Luluk Zuhairoh : L1C020050

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,
Syukur Alhamdulillah senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Fenomena
Globalisasi Dan Glokalisasi Yang Terdapat Pada Pantai Kuta, Nusa Tenggara Barat” dapat
terselesaikan meskipun dalam bentuk sederhana. Penulis berharap makalah ini dapat
memberikan pengetahuan bagi pembacanya dan sebagai sumber referensi bagi penulis
selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Dan Penulis menyadari juga bahwa masih memiliki banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, sehingga Penulis membuka dan menerima kritik dan saran
bagi seluruh pembaca.
Akhir kata Penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
inspirasi bagi seluruh orang yang membaca.

Mataram, 4 September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5

C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6

A. Globalisasi....................................................................................................................................6

B. Glokalisasi..................................................................................................................................12

C. Fenomena Globalisasi Dan Glokalisasi Yang Terdapat Pada Pantai Kuta...................................15

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................................................17

B. Saran...........................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia selalu memiliki perubahan dari setiap masa ke masanya, manusia sebagai
pelaku utama dalam dunia memiliki sifat dinamis. Maka dari itu, perubahan akan terjadi
menyesuaikan perkembangan dan bertambahnya kemampuan manusia. Perubahan yang
secara global sering kita sebut dengan istilah globalisasi yakni, kondisi yang saat ini terjadi
dan sedang berlangsung dalam segala belahan dunia manapun. Dari politik, sosial bahkan
budaya juga mengalami globalisasi dalam setiap perkembangannya saat ini. Hal ini terlihat
dari perilaku masyarakat indonesia dengan segala pola dan budaya yang sangat beragam atau
heterogen. Artinya globalisasi budaya terjadi dengan sangat cepat dan tanpa batas.
Masyarakat indonesia dengan mudah mengakses budaya bangsa lain begitu juga bangsa lain.
Tidak lagi terbatas seperti dulu seluruh produk budaya luar dapat diadopsi saat ini di
indonesia. Hal ini merupakan fenomena globalisasi. Disatu sisi globalisasi memberikan
keuntungan dan kebaikan karena dapat mengakses apapun dengan mudah. Namun disamping
itu tentunya terdapat pengaruh negatif dan merugikan bangsa indonesia itu sendiri.

Sedangkan istilah Glokalisasi dapat kita pahami sebagai salah satu subproses dari
globalisasi. Konsep glokalisasi dapat diartikan sebagai perpaduan budaya global dengan
budaya lokal. Budaya yang datang dari luar kemudian diadaptasikan dengan budaya lokal
sehingga terjadinya hybryditas (penggabungan dua bentuk) atau penyatuan antara yang global
dengan yang lokal. Glokalisasi terjadi sebagai proses interaksi dengan global dan
menghasilkan sesuatu yang khas, konsep Roberston mengenai fenomena ini adalah sebagai
interaksi dunia global dan lokal untuk menghasilkan sesuatu yang baru yakni global.
Glokalisasi ini memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat lokal sendiri yaitu masyarakat
dapat memanfaatkan informasi dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas lokal. Selain
itu juga, glokalisasi menjadi suatu upaya untuk membentengi diri bercampurnya budaya asing
yang dikhawatirkan akan menghilangkan kebudayaan lokal.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, hal ini mendorong penulis
dalam melakukan mini riset untuk mengetahui contoh nyata dari fenomena globalisasi dan

4
glokalisasi tersebut. Maka penulis bertujuan menulis makalah dengan judul “Fenomena
Globalisasi Dan Glokalisasi Yang Terdapat Pada Pantai Kuta, Nusa Tenggara Barat”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari fenomena globalisasi?
2. Bagaimana konsep dari fenomena glokalisasi?
3. Bagaimana wujud nyata dari fenomena globalisasi dan glokalisasi yang terdapat
di Pantai Kuta, Nusa Tenggara Barat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dari fenomena globalisasi.
2. Untuk mengetahui konsep dari fenomena glokalisasi.
3. Untuk mengetahui wujud nyata dari fenomena globalisasi dan glokalisasi yang
terdapat di Pantai Kuta, Nusa Tenggara Barat.
A.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Globalisasi
1. Ruang Lingkup Globalisasi
a. Pengertian
Globalisasi adalah tersebar luasnya pengaruh ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
ada di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain sehingga tidak jelas lagi batas-batas
yang jelas dari suatu negara. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi
karena adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin
mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Banyak
pihak berpendapat globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya bahkan berhasil
melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia
Baru. Ada pula pakar yang mencatat globalisasi bisa jadi mulai muncul di milenium ketiga
sebelum Masehi.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya
dunia berlangsung sangat cepat. Istilah globalisasi makin sering bergaung sejak pertengahan
tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000, Dana
Moneter Internasional (IMF) Mengelompokkan empat aspek dasar globalisasi: perdagangan
dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan
pembebasan ilmu pengetahuan. Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti terjadinya
perubahan iklim, polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari
lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi. Proses globalisasi pada akhirnya
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-
budaya, dan lingkungan alam.
Pada dasarnya, pengertian globalisasi sebenarnya belum memiliki definisi yang tepat,
kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Globalisasi dipandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu
sama lain, mewujudkan suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi identik

6
dengan istilah global village atau desa global, di mana batas-batas wilayah negara seolah
menjadi pudar bahkan seperti hilang alias jadi tanpa batas akibat kemajuan teknologi alat
komunikasi dan transportasi. Batas negara disebut pudar karena semua orang bisa
mengunjungi negara manapun dengan sangat mudah karena bantuan alat transportasi modern.
Karena adanya globalisasi ini, berbagai hal menjadi serba instan dan kita menjadi
dipermudah dalam pemenuhan kebutuhan, begitu pula dengan berbagai ilmu pengetahuan
yang ikut berkembang dengan adanya globalisasi yang dibahas pada buku Globalisasi Adalah
Mitos oleh Paul Hirst.
b. Proses
Berdasarkan pengertian globalisasi, maka globalisasi tidak terjadi begitu saja.
Globalisasi terjadi dengan melalui banyak proses. Globalisasi muncul karena adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan adanya akal yang dimiliki manusia membuat ilmu
pengetahuan terus mengalami kemajuan. Penemuan teori oleh seorang ilmuwan pada suatu
masa akan disempurnakan oleh ilmuwan selanjutnya. Dengan akalnya maka manusia tak
serta merta menerima teori dari ilmuwan sebelumnya. seiring waktu berjalan, ilmu
pengetahuan pun jadi berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan adalah awal dari
kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi transportasi.
Penemuan alat komunikasi misalnya yang semula begitu sederhana tak diyakini
sekarang semakin canggih sehingga proses komunikasi sangat cepat. Jika dulu kita hanya
bisa mengirimkan pesan lewat SMS (Short Message Service) yang terbatas jumlah kata yang
dikirim dan harga pulsa yang relatif mahal, sekarang kita bisa menggunakan aplikasi berbalas
chat. Bahkan jika semula hanya bisa berkirim pesan pada satu orang, kini kita berbagi pesan
pada banyak orang langsung dengan adanya fasilitas grup yang disediakan. Jika dulu hanya
suara saja yang bisa saling menyapa kini wujud nun jauh disana pun bisa terlihat lewat video
call. Kemajuan teknologi akhirnya mendorong banyak inovasi di kehidupan sosial
masyarakat. Jika jaman dahulu mau kemana-mana kita terkendala oleh transportasi, sekarang
meskipun kita tak punya motor dan mobil sekalipun maka kota tinggal memesan transportasi
Online dimanapun kita berada, kemanapun tujuan kita.
c. Jenis-Jenis Globalisasi
Cakupan globalisasi sangat luas, seperti globalisasi bidang transportasi, globalisasi
ekonomi, globalisasi sosial budaya, globalisasi IPTEK, globalisasi komunikasi, dan lain-lain.
Berikut akan dijelaskan beberapa jenis-jenis globalisasi, diantaranya:
1) Globalisasi Transportasi

7
Bidang transportasi akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya
globalisasi, apalagi transportasi umum juga akan terus berkembang. Dalam hal ini,
berkembangnya transportasi karena globalisasi bisa pada transportasi darat, laut, hingga
udara. Berkat adanya globalisasi, maka pengiriman suatu barang dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya akan lebih cepat.
2) Globalisasi Ekonomi
Jenis globalisasi yang kedua adalah globalisasi ekonomi, Jenis globalisasi ini bisa kita
lihat karena adanya perdagangan internasional yang dilakukan oleh dua negara atau lebih.
Bahkan, berkat adanya globalisasi ekonomi, maka seseorang tidak perlu keluar rumah untuk
membeli suatu barang.
3) Globalisasi Budaya
Sesuai dengan pengertian globalisasi, maka jenis globalisasi berikutnya adalah
globalisasi budaya. Sudah bukan hal asing lagi kalau sosial budaya merupakan jenis dari
globalisasi. Salah satu budaya yang sudah mulai masuk ke Indonesia, yaitu budaya Korea.
4) Globalisasi IPTEK
IPTEK akan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa, sehingga IPTEK
termasuk jenis dari globalisasi. Oleh karena itu, semakin maju perkembangan zaman, maka
akan semakin banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh banyak
orang.
5) Globalisasi Komunikasi
Globalisasi komunikasi, sama dengan namanya globalisasi jenis ini identik dengan
hal-hal komunikasi. Salah satu hal yang mulai berubah semenjak adanya globalisasi
komunikasi adalah berkurangnya aktivitas mengirim pesan yang digantikan dengan mengirim
chat.
d. Dampak
Globalisasi memberi dua dampak bagi kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Singkatnya globalisasi banyak mengubah pola pikir masyarakat yang tadinya tradisional atau
kuno akhirnya berkembang menuju modern dan terbuka. Globalisasi juga mengubah pola
kehidupan masyarakat, salah satunya menuntun masyarakat jadi mengenal banyak budaya
dari negara-negara di luar. Dampak globalisasi terjadi di bidang ekonomi dan sosial budaya
yaitu: Pertama, dampak positif dari globalisasi adalah memicu sikap kreatif dan inovatif di
kalangan masyarakat luas agar dapat bersaing di ranah global. Hujan barang dari luar negeri
yang menawarkan harga murah dan barang kualitas mewah membuat para produsen lokal
putar otak agar bisa menyaingi produk luar negeri. Hal ini tentu saja meningkatkan kreativitas

8
dan memantik inovatif di kalangan masyarakat luas. Mudah mendapatkan barang dari luar
negeri dengan harga terjangkau. Sedangkan dampak negatifnya, mudahnya mendapatkan
barang dari luar negeri membuat pasar nasional akan dikuasai barang-barang impor. Apalagi
jika konsumen lebih menyukai produk luar negeri maka jatuhlah pada pedagang lokal.
Memicu konsumerisme atau gaya hidup tidak hemat di masyarakat. Maraknya demam Korea
di kalangan anak muda membuat mereka membidik style Korea.
Dalam hal sosial budaya, globalisasi memiliki dampak positif, yaitu mengubah pola
pikir masyarakat yang semula kuno jadi modern. Zaman sekarang informasi apapun dari
manapun mudah didapatkan. Maka pola pikir masyarakat pun berubah menjadi modern.
Membuat masyarakat mengenal keberagaman budaya di dunia (multikulturalisme dunia).
Selain itu, menumbuhkan sikap toleransi antar masyarakat akibat adanya saling
ketergantungan baik ketergantungan pekerjaan maupun pendidikan. Sedangkan dampak
negatifnya, jika gagal memahami modernisasi akan mengakibatkan seperti kenakalan remaja
akibat meniru tayangan di dunia maya. Berseliwerannya tayangan di televisi atau internet
membuat remaja menerima dengan mudah menyerap hal negatif dari tayangan tersebut.
Mudah terpengaruh budaya luar negeri sehingga melupakan budaya lokal. Seperti halnya
yang kini sedang terjadi..

2. Teori Sosial Tentang Globalisasi


a. Pandangan Menurut Para Ahli
Azkia (2019, hlm.15) mengemukakan bahwa setidaknya ada tiga pandangan
mengenai teori sosial tentang globalisasi berdasarkan para ahli, diantaranya yaitu:
1) Globalisasi dalam pandangan Giddens
Giddens mengungkapkan bahwa, modernitas adalah bentuk kehidupan sosial atau
organisasi yang muncul di Eropa kira-kira abad ke-17 dan sesudahnya dan yang pada
gilirannya menancapkan pengaruhnya ke seluruh dunia (2005:1). Konsepsi tentang
modernitas dalam dimensi ruang dan waktu inilah yang mempengaruhi pemikirannya tentang
fenomena globalisasi. Menurut Giddens (2001:xxi), globalisasi merombak cara hidup
manusia secara besar-besaran. Dimana globalisasi tersebut berasal dari barat, yang membawa
jejak kuat kekuasaan politik dan ekonomi Amerika, serta mempunyai konsekuensi yang
sangat tidak seimbang. Namun, globalisasi bukan sekedar soal dominasi Barat terhadap yang
lain, globalisasi juga mempengaruhi Amerika Serikat sebagaimana negara-negara lain. Serta
globalisasi juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari dengan kadar yang sama dengan
pengaruhnya terhadap berbagai peristiwa di tingkat dunia.

9
Dimensi globalisasi menurut Giddens terdiri atas pertama, ekonomi kapitalis dunia
yaitu jaringan mata rantai ekonomi yang tertata dalam cakupan geografis yang cukup luas.
Kedua, sistem negara bangsa, dimana pusat-pusat utama kekuasaan dalam ekonomi dunia
adalah negara-negara kapitalis, negara dimana perusahaan ekonomi kapitalis menjadi bentuk
utama produksi. Ketiga, tatanan militer dunia. Menurut Giddens, dalam persoalan
persenjataan tidak ada istilah negara dunia ketiga, yang ada hanyalah negara dunia pertama,
dikarenakan hampir semua negara memiliki persenjataan berteknologi canggih. Keempat,
pembagian kerja internasional. Dimana terjadi diferensiasi antar kawasan industri di dunia
ini. Dalam industri modern, ada pembagian kerja pada spesialisasi regional dalam hal jenis
industri, keterampilan, dan produksi bahan mentah.
2) Globalisasi dalam pandangan George Ritzer
Globalisasi menurut Ritzer adalah penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia,
ekspansi hubungan yang melintasi benua, organisasi dari kehidupan sosial pada skala global
dan pertumbuhan dari sebuah kesadaran global bersama (2006:96). Tesis utama yang ingin
dijawab Ritzer dalam Globalization of Nothing-nya adalah “Apakah perubahan global
menyebabkan homogenitas yang semakin meningkat atau heterogenitas yang semakin
meningkat atau sebuah campuran dari keduanya? ” serta “Apa hubungan antara lokal dengan
global?”. Tesis tersebut sebenarnya mengutip pemikiran Ronald Robertson dalam teori
globalisasi. Kalau Robertson mengeluarkan konsep glokalisasi, maka Ritzer hadir dengan
konsep grobalisasi. Ritzer mengamati lebih jauh tentang fenomena McDonalisasi yang
menurutnya adalah salah satu subproses dari globalisasi. Dimana subproses lainnya yaitu
kapitalisme dan westernisasi. Ia juga mengeluarkan sebuah konsep baru yaitu grobalisasi
yang adalah rekan dari konsep globalisasi. Analisisnya adalah bahwa grobalisasi membuat
dunia tumbuh menjadi semakin serupa. Analisis ini sesuai dengan apa yang juga dianalisis
oleh tokoh teori sosial Modern lain yang mengemukakan tentang ke-universalan pada era
modern. Era modern ditandai dengan keseragaman atau keuniversalan terutama dalam
pakaian, makanan, pengetahuan dan lain sebagainya. Inilah satu titik pijakan Ritzer saat
bicara tentang globalisasi dan grobalisasi.
3) Globalisasi dalam pandangan John Urry
Ia memiliki ketertarikan mencermati fenomena globalisasi dikarenakan menurutnya
selama ini globalisasi baik dalam kajian ilmu sosial maupun kajian lain belum diteorisasikan
secara memadai. Selama ini, konsep globalisasi kebanyakan dipergunakan dengan perannya
sebagai sebab dan akibat. Oleh karena itu, menurut Urry perlu dicermati apakah kajian
kompleksitas ilmu dapat memberikan konsep dan metode yang memperjelas posisi

10
globalisasi dalam perkembangannya. Ide tentang kompleksitas menjadi bahasan yang cukup
menarik beberapa dekade terakhir. John Urry adalah tokoh sentral dalam bahasan
kompleksitas tersebut. Buku Global Complexity-nya telah membuka bidang yang sama sekali
baru dalam penelitian ilmu sosial. Menurut Urry selama ini ide tentang kompleksitas banyak
dimanfaatkan oleh pemikir-pemikir modernitas dan globalisasi, walau pemikir tersebut
menggunakannya secara eksplisit saja.
3. Globalisasi Sebagai Proses Sosial
Globalisasi adalah proses sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang melibatkan
integrasi dan interaksi antara negara, masyarakat, dan individu di seluruh dunia. Proses ini
telah berkembang selama beberapa dekade dan memiliki dampak yang signifikan di berbagai
bidang kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai globalisasi sebagai
proses sosial:
a. Integrasi Ekonomi
Salah satu aspek utama dari globalisasi adalah integrasi ekonomi. Ini melibatkan
pertukaran barang, jasa, dan modal antara negara-negara. Globalisasi ekonomi menciptakan
pasar global yang lebih besar dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk beroperasi
di berbagai negara. Ini juga memungkinkan konsumen untuk mengakses berbagai produk dan
layanan dari seluruh dunia.
b. Perdagangan Inter
Globalisasi telah meningkatkan perdagangan internasional secara signifikan.
Perusahaan dari berbagai negara bekerja sama dalam rantai pasokan global, yang mengarah
pada pertumbuhan perdagangan dan ekonomi. Perdagangan internasional juga membantu
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.
c. Mobilitas Tenaga Kerja
Globalisasi telah meningkatkan mobilitas tenaga kerja. Orang-orang lebih mungkin
untuk bekerja di luar negara asal mereka, baik sebagai pekerja migran atau dalam perjalanan
bisnis. Ini menciptakan keragaman budaya di tempat kerja dan kontribusi keberagaman dalam
masyarakat.
d. Pengaruh Budaya
Globalisasi telah membawa pengaruh budaya dari satu negara ke negara lain. Melalui
media massa, teknologi komunikasi, dan pertukaran budaya, orang-orang di seluruh dunia
menjadi lebih akrab dengan budaya-budaya asing. Ini dapat menghasilkan integrasi budaya
dan juga konflik budaya.
e. Perubahan Sosial dan Politik

11
Globalisasi telah mempengaruhi perubahan sosial dan politik di berbagai negara.
Perubahan ini termasuk perubahan dalam nilai-nilai, norma, dan sistem politik. Selain itu,
organisasi internasional seperti PBB dan WTO memainkan peran dalam mengatur masalah
global.
f. Teknologi Informasi
Teknologi informasi dan internet telah menjadi kekuatan utama dalam globalisasi.
Mereka memungkinkan pertukaran informasi secara cepat di seluruh dunia, memfasilitasi
komunikasi lintas batas, serta memungkinkan akses ke sumber daya dan layanan global.
g. Dampak Lingkungan
Globalisasi juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Peningkatan produksi
dan transportasi internasional telah menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan
degradasi lingkungan.

B. Glokalisasi
1. Pengertian
Konsep glokalisasi merupakan perpaduan budaya global dengan budaya lokal.
Budaya yang datang dari luar kemudian diadaptasikan dengan budaya lokal sehingga
terjadinya hibryditas (penggabungan dua bentuk) atau penyatuan antara yang global dengan
yang lokal. glokalisasi berhubungan erat dengan proses penawaran industri produk global
dengan memperhatikan isu lokal. Glokalisasi sebagai strategi yang muncul terhadap konsep
perdagangan bebas yang tidak lagi mampu menspesialisasikan suatu negara dalam sebuah
produk sesuai dengan potensinya (Irsan, 2010:55. Glokalisasi dapat diartikan sebagai upaya
untuk membentengi diri dari bercampurnya budaya asing dengan budaya lokal (Bhaduri,
2008:112). Membendung arus globalisasi dilakukan oleh sebagian masyarakat karena ada
kekhawatiran akan menghilangkan budaya lokal. Masuknya kebudayaan asing secara masif
melalui perkembangan media yang semakin mutakhir dan kemudahan bertransaksi yang
dilakukan tanpa dibatasi jarak dan waktu dapat menimbulkan ekspansi budaya luar ke dalam
kehidupan masyarakat. Sebenarnya upaya ini bisa dilakukan dengan memperkuat identitas
budaya dan menanamkannya sejak dini.
2. Glokalisasi Dan Nilai-Nilai Lokal
Salah satu contoh perpaduan nilai-nilai lokal dengan global diantaranya yaitu acara
Opera Van Java (OVJ) yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi. Acara ini merupakan
salah satu bentuk akulturasi kesenian tradisional Jawa, yaitu wayang dan ketoprak, yang
dipadukan dengan bentuk kesenian opera dari barat dengan bentuk kemasan acara komedi.

12
OVJ mulai dikenal masyarakat lewat program Trans 7 dan menjadi salah satu tontonan yang
menarik diantaranya karena mengandung unsur kesenian tradisional dan modern. Kesenian
tradisional yang termuat dalam acara OVJ dapat diamati dari cara berpakaian aktor dengan
menggunakan pakaian kebaya dan laki-laki menggunakan beskap plus blangkon. Alat musik
yang digunakan untuk mengiringi acara yaitu musik gamelan dan lantunan syair lagu yang
dibawakan secara nyinden. Kata “Opera” berasal dari bahasa latin opera berasal dari Yunani
kuno merupakan asal usul dari drama karya Aeschyulus, Sophoclus, dan Euripides.
Dalam drama itu dipertunjukkan unsur musik dan perpaduan suara yang mengiringi
adegan atau memberi komentar untuk menekankan kisah-kisah yang sedang berlangsung.
Acara OVJ tidak murni acara ketoprak atau wayang sebagai budaya khas Indonesia karena
sudah dikombinasikan dengan opera sebagai salah satu bentuk budaya seni drama dari
Yunani. Beberapa unsur modern yang muncul pada acara OVJ yaitu diselinginya cerita
modern atau kekinian dalam kisah yang diperankan oleh para aktor. Selain diselingi dengan
cerita modern, acara OVJ juga memadukan alat musik tradisional dengan beberapa alat musik
modern seperti gitar, keyboard, dan drum juga beberapa lagu bernuansa pop.
Dari beberapa unsur modernitas diatas maka jelaslah OVJ memberikan sentuhan
modern pada musik dan tema cerita. Selain itu, sikap dan perilaku pemain lebih konvensional
tidak murni wayang dan ketoprak yang identik dengan budaya Jawa. Lagu pop yang
dinyanyikan pada acara ini menggantikan lagu-lagu berbahasa Jawa yang terkadang perlu
pemahaman bahasa untuk memahami apa yang disampaikan. Dengan dibawakannya lagu pop
dengan alunan nyinden orang lebih cepat menangkap maksud dari cerita yang disampaikan.
Alat musik modern yang digunakan juga memberikan nuansa yang lebih akrab dengan
generasi muda. Adanya perpaduan ini tidak terlepas dari pengaruh modernitas pada
pemahaman kesenian masyarakat.
Masuknya budaya global ke seluruh belahan dunia telah mempengaruhi pola pikir dan
sikap masyarakat. Kesenian tradisional Indonesia yang identik dengan gamelan dan pola
nyinden dalam menyanyikan lagu-lagu telah berbenturan dengan kesenian modern. Lagu pop
dan alat musik modern sudah menjadi tren masa kini dan banyak digandrungi generasi muda.
Masuknya nilai globalisasi pada kesenian tradisional Indonesia telah melahirkan perpaduan
seni tradisional dan modern sehingga menarik dan dinikmati antar generasi. Perpaduan ini
merupakan suatu konsep glokalisasi yang mampu menyatukan budaya global dengan muatan
lokal. Kebudayaan tradisional Indonesia yang berupa wayang dan ketoprak dipadukan
dengan opera yang merupakan produk modern.

13
Pada 2 Oktober 2009 UNESCO telah mengakui batik sebagai salah satu bentuk
kebudayaan dari Indonesia, pada saat ini banyak desainer fashion dunia yang mengadopsi
batik Indonesia dalam koleksi busana mereka. Driesvan Noten seorang desainer asal Belgia
berhasil memperkenalkan batik pada pasar Internasional dengan mengolah motif parang
kedalam rok pensil yang dipadukan dengan kemeja lengan pendek modern. Dengan
demikian, globalisasi dan glokalisasi bagaikan dua mata uang yang bersinergi dalam kancah
global dengan berbagai budaya lokal. Batik sebagai warisan bangsa Indonesia saat ini sudah
dikenal di berbagai negara oleh karena itu bangsa Indonesia harus memelihara warisan luhur
tersebut dan menjadikannya sebagai pakaian khas Indonesia. Dinamika kebudayaan dan
tantangan global dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean harus dijadikan peluang
untuk memasuki bisnis global dengan kekuatan budaya lokal. Indonesia harus dapat
mempertahankan budaya lokal supaya tidak tergerus budaya global dan tidak menjadi korban
dari hegemoni atau dominasi kebudayaan, politik dan pasar global. Glokalisasi sangat erat
hubungannya dengan pencampuran pengaruh global yang masuk kedalam budaya lokal
sehingga menjadi sesuatu hal yang baru serta dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian
tergantung pada kemampuan dari wilayah lokal dalam menyikapinya.
3. Budaya Lokal Dalam Konteks Global
Perayaan Bau Nyale yang kerap dilaksanakan setiap bulan Februari. Menurut Kadek
Ayu, sekitar 75 persen wisatawan mancanegara, dari Eropa dan Amerika dan 25 persen
wisatawan domestik tertarik dengan tradisi menangkap cacing laut tersebut. Sesuai dengan
penanggalan Suku Sasak, banyak masyarakat mengikuti tradisi Bau Nyale yang bersifat turun
temurun. Dalam tradisi ini, masyarakat menangkap cacing laut di sepanjang pantai Pulau
Lombok. Tradisi Bau Nyale ini juga memiliki nilai histori tersendiri yang juga dipercaya oleh
masyarakat setempat. "Terkenalnya di Kuta, Mandalika ini, salah satunya karena tradisi
menangkap cacing laut setiap bulan Februari, terus juga menampilkan karnaval, pentas
drama, lomba gendang belig, dan sebagainya," ujar Kadek Ayu.
Bagi para pencari cacing laut ini dilakukan dari berbagai kalangan, mulai dari anak-
anak hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan, tak ada batasan. Hasil tangkapan
masyarakat berupa cacing laut ini layak dikonsumsi dengan kandungan protein yang
dimilikinya. Mandalika dikenal dengan wisata pantai dan laut yang cantik karena wilayahnya
berada tepat menghadap ke Samudera Hindia. Selain terkenal dengan wisata pantainya,
Mandalika juga memiliki kekayaan budaya, kesenian dan situs-situs wisata bertaraf
internasional.

14
C. Fenomena Globalisasi Dan Glokalisasi Yang Terdapat Pada Pantai Kuta
Pantai Kuta merupakan salah satu pantai yang dijadikan objek wisata yang terdapat di
Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Ia memiliki luas wilayah sekitar 2.366 Ha dengan suhu rata-rata berkisar antara 18 – 34
derajat celcius. Karena daerah ini merupakan kawasan pantai sehingga potensi terbesar yang
dimiliki berada dalam bidang pariwisata. Berdasarkan kondisi geografis dari Pantai Kuta,
dapat kita ketahui bahwa sebagian besar kegiatan masyarakatnya cenderung kearah
pariwisata. Maka tak heran jika kawasan tersebut akan sering dikunjungi oleh wisatawan
lokal maupun mancanegara yang mau berlibur atau bahkan ingin mencari tahu kebudayaan
dan keindahan dari Pantai Kuta ini.
Sering kita jumpai tempat-tempat hiburan, café atau restaurant, homestay atau
penginapan-penginapan, warung-warung milik pedagang lokal, hingga pedagang - pedagang
asongan kecil yang menawarkan cenderamata khas daerah tersebut. Namun tidak dapat
dipungkiri, meningkatnya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun khususnya para warga asing
memberikan perubahan bagi kondisi masyarakat maupun kebudayaan disana itu sendiri.
Warga lokal berlomba-lomba untuk menciptakan suatu fasilitas atau pelayanan bagi
wisatawan asing dengan cara mereka menyediakan suatu kebutuhan sesuai dengan
kebudayaan mereka. Adanya pengaruh dari wisatawan asing memberikan suatu dampak atau
bukti nyata dari adanya arus globalisasi , selain itu juga terjadi fenomena glokalisasi yang
dimana itu merupakan suatu efek dari adanya arus globalisasi. Berdasarkan pembahasan
tersebut, berikut beberapa contoh nyata dari globalisasi dan glokalisasi yang terdapat pada
Pantai Kuta, Nusa Tenggara Barat.
1. Globalisasi dalam penggunaan bahasa asing
Meningkatnya wisatawan mancanegara ke Pantai Kuta, memberikan perubahan bagi
masyarakat lokal sendiri salah satunya dalam penggunaan bahasa asing. Dapat kita ketahui,
bahwa bahasa asing memiliki peranan dalam sektor pariwisata dalam mempromosikan wisata
tersebut ke luar negeri khususnya bagi para pelaku wisata seperti tour guide, travel agent,

15
pegawai hotel, petugas pantai hingga masyarakat pelaku pariwisata. Dalam era globalisasi ini,
perkembangan bahasa inggris akan terus berlanjut ditambah adanya ketergantungan antar
negara dalam berbagai sektor dan akan semakin besar pengaruh tersebut berlangsung.
Namun, disamping itu pengaruh bahasa inggris ini mendatangkan peluang dan tantangan bagi
masyarakat lokal itu sendiri. Ada keharusan bagi mereka khususnya pelaku wisata untuk bisa
menguasai bahasa inggris ini juga memahami budaya mereka agar kita selaku tuan rumah
dapat memberikan citra yang baik kepada mereka. Selain itu, bagi masyarakat Indonesia
secara umum ada suatu kekhawatiran bagi seseorang yang dapat menguasai bahasa asing
yaitu terjadinya proses Language Hybridization (hibridisasi bahasa), yaitu perpaduan antara
unsur-unsur bahasa Inggris dan unsur-unsur bahasa Indonesia. Dan dikhawatirkan juga para
pengguna bahasa inggris tersebut melupakan bahasa ibunya yaitu bahasa Indonesia. Karena
itu, sikap yang paling baik adalah mari dengan cerdas dan bijak berusaha mendapatkan
peluang, bekerja sama, dan memilih yang baik dari globalisasi.
2. Globalisasi dalam nilai-nilai budaya
Di dalam masyarakat kuta, kehadiran warga asing juga terbukanya akses tempat
wisata tersebut bagi semua orang tentunya memberikan sedikit pengaruh kepada masyarakat
lokal itu sendiri. Salah satunya adalah perubahan pola pikir maupun pola perilaku
hinggaaturan yang berada disana. Sebagai seorang pelaku wisata seperti tour guide,
pedagang, petugas hotel, dan yang lainnya mengharuskan mereka juga mempelajari atau
bahkan memahami budaya dan bahasa mereka. Selain daripada kepentingan untuk
meningkatkan perekonomian, hal tersebut juga tentunya memberikan peran dalam
memberikan citra baik terhadap pariwisata yang ada di Indonesia. Namun, hal yang
terpenting dalam masyarkat sini adalah meskipun tempat tersebut sudah dikategorikan
internasional, tetapi masyarkat sana masih kental dan menjaga akan budaya dan adat-adat
yang ada.
3. Glokalisasi dalam bidang kuliner
Pada setiap kawasan wisata dapat dipastikan akan selalu ada tempat kulinernya
tersendiri baik itu restaurant, café, rumah makan, atau hingga warung-warung kecil.
Terutama yang terdapat pada restaurant atau café, sering kita jumpai dalam daftar menu yang
mereka sajikan makanan yang sifatnya western food maupun indonesian food. Penggabungan
menu tersebut dapat menjadi suatu hal yang menguntungkan bagi seorang wisatawan asing,
sebab kebutuhannya yang biasa dia lakukan di negara asalnya dapat ia temui dalam proses
kunjungannya. Sedangkan bagi wisatawan lokal sendiri dengan adanya western food yang

16
juga di mix oleh Indonesian Food menjadi suatu hal unik, karena dia dapat mencoba
makanan baru dengan proses penyesuain yang tidak sulit.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan terkait dengan Fenomena Globalisasi


dan Glokalisasi yang terdapat di Pantai Kuta,Nusa Tenggara Barat dapat disimpulkan
bahwa:
1. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi,
termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam
globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi)
aktivitas ekonomi dan budaya. Globalisasi dipandang sebagai suatu proses sosial,
atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan suatu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi identik dengan istilah
global village atau desa global, di mana batas-batas wilayah negara seolah
menjadi pudar bahkan seperti hilang alias jadi tanpa batas akibat kemajuan
teknologi alat komunikasi dan transportasi.
2. Konsep glokalisasi merupakan perpaduan budaya global dengan budaya lokal.
Budaya yang datang dari luar kemudian diadaptasikan dengan budaya lokal
sehingga terjadinya hibryditas (penggabungan dua bentuk) atau penyatuan antara
yang global dengan yang lokal. glokalisasi berhubungan erat dengan proses
penawaran industri produk global dengan memperhatikan isu lokal.
3. Wujud nyata dari fenomena globalisasi dan glokalisasi yang terdapat pada Pantai
Kuta, Nusa Tenggara Barat terdapat pada globalisasi dalam penggunaan
bahasaasing, globalisasi dalam nilai-nilai budaya, dan yang terakhir dalam bidang
kuliner.

18
B. Saran
Terdapat beberapa saran bagi para pihak yang berkaitan dengan apa yang menjadi
topik pembahasan sebagai berikut:
1. Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat menjadi salah
satu sumber bacaan yang baik untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta
menjadi sumber referensi bagi para penulis selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Makalah ini menjadi pengalaman yang baik bagi penulis. Tidak hanya itu,
makalah ini juga menjadi tolak ukur, motivasi dan kerja keras dalam proses
pendidikan supaya pada penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi

19
DAFTAR PUSTAKA

Astika, G. (2007). Globalisasi Bahasa Inggris: So What?. https://scholar.google.com/scholar?


hl=id&as_sdt=0%2C5&q=globalisasi+bahasa+inggris+so+what&btnG=

Azkia, L. (2019). Globalisasi sebagai proses sosial dalam teori-teori sosial. Jurnal
Tarbiyah:Jurnal Ilmiah Kependidikan. 8 (1), 15-21

Kania, Ayu. (2019). Menikmati Tradisi Lombok Tengah hingga Pesona Pasir Kuta
Mandalika. Diakses pada 4 September 2023, dari
https://www.antaranews.com/berita/945900/menikmati-tradisi-lombok-tengah-hingga-
pesona-pasir-kuta-mandalika

Nurhayati, C. Globalisasi dan Glokalisasi. Universitas Terbuka.


https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=globalisasi+dan+glokalisasi&btnG=

Purwanti, A. (2020).Menuju Glokalisasi sesuai dengan Pandemi Covid-19. Diakses pada 4


September 2023 dari, https://www.kompas.id/baca/riset/2020/09/26/menuju-
glokalisasi-seusai-pandemi-covid-19

Rosyda. (2021). Pengertian Globalisasi: Proses, Karakteristik dan Dampak Globalisasi.


Diakses pada 4 September 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
globalisasi/

20

Anda mungkin juga menyukai