Anda di halaman 1dari 18

A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
6
7
ASSYMETRIK INFORMATION
8
9
DAN MORAL HAZARD
10
11
12
13
14
Mikro Ekonomi
Oleh: Kelompok 8
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 KELOMPOK 8
4
5
6 Erina Octavia Putri Dita Ayu Ramadhani
7 21024010090 21024010091
8
9
Reza Agung Amijaya Hasya Desy Lutviana
10
21024010093
11 21024010092
12
13
Apria Yuvitar Devani Putri
14 21024010094
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
6
ASIMETRIS
7
8
9
10
11
12
01 INFORMATION

13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
Asimetris adalah keadaan tidak simetris dimana
3
informasi terkait suatu barang/jasa yang dijual hanya
4 sebelah pihak yang lebih mengetahui, sedangkan pihak
5 konsumen tidak mengetahui. Hal ini dapat menimbulkan
kerugian terhadap pihak yang tidak diinformasikan.
6
7 1. Seharusnya pasar bersifat efisien dimana semua
pihak yang terlibat mempunyai akses dan tingkat
8 informasi yang sama di dalam pasar.
9
10
2. Namun seringkali ada pihak di dlam pasar
memiliki tingkat informasi yang tidak sama
ASIMETRIS
11 3. Keadaan dimana penjual dan pembeli memiliki
tingaky informasi yang tidak sama tentang pasar
INFORMATION
12
ini yang disebut dengan informasi asimetrik
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Contoh Informasi Asimetris
4
5
6
7
8
01 02 03
9
Penjual biasanya memiliki Peserta asuransi Pekerja (pencari kerja)
informasi yang lebih (pemegang polis) akan mempunyai
10 lengkap /baik terkait kesehatan mempunyai informasi yang lebih baik
11 barang yang dijual, informasi yang lebih tentang keterampilan dan
dibandingkan dengan lengkap tentang keahlian yang dimiliki
12
pembeli kesehatan/keadaan dibandingkan dengan
13 fisiknya dibandingkan pemilik perusahaan
14
perusahaan asuransi

15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
Adanya informasi yang tidak simetris
4 akan menimbulkan terjadinya hal-hal
5 berikut :
6
Ada karaketeristik yang tidak diketahui
7 Konsekuensi ●

oleh salah satu pihak (hidden


8
9
Informasi characteristikc), yang akan
menimbulkan adverse selection.
10 Asimetris ● Adanya tindak yang tidak diketahui
11
oleh salah satu pihak (hidden action)
yang akan menimbulkan moral hazard
12
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Adverse Selection dan Moral Hazard
4
5
6
7
8
9
Adverse Selection Moral Hazard
10 terjadi ketika pihak yang memiliki
terjadi ketika hanya ada satu pihak
11 yang mengetahui informasinya, informasi melakukan tidanakan
dimana hal ini akan merugikan atau yang tidak diketahui oleh pihak lain
12
terjadi hal yang tidak diinginkan sehingga akan menyebabkan
13 kerugian pada pihak lain tersebut.
oleh pihak yang tidak
14 diinformasikan.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
02 MORAL HAZARD

13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4 Moral Hazard
5
6
7
Moral hazard adalah risiko bahwa suatu
8
pihak tidak menandatangani kontrak
9 dengan itikad baik atau telah memberikan
10 informasi yang menyesatkan tentang aset,
11 kewajiban, atau kapasitas kreditnya.
12
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Contoh Sederhana Moral Hazard dalam
4
5
Kegiatan Sehari-hari
6
7
Saat tidak dimonitor, beberapa pekerja akan bekerja
8
dengan malas-malasan. Hal ini terjadi karena pihak lain
9 yaitu atasan tidak mengetahui apa yang sedang
10 dilakukan oleh pekerja tersebut, yang akhirnya dapat
11 menimbulkan dampak negatif pada hasil kerja atau
produktivitas kantor.
12
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
Sejarah Moral Hazard
5
6
7
Konsep moral hazard adalah subjek penelitian baru
8 oleh para ekonom pada 1960-an dan kemudian
9 menyiratkan perilaku tidak bermoral atau penipuan.
10 Ekonom akan menggunakan istilah ini untuk
11
menggambarkan ketidakefisienan yang dapat
terjadi ketika risiko dipindahkan atau tidak dapat
12
sepenuhnya dievaluasi, daripada deskripsi tentang
13 etika atau moral dari pihak yang terlibat.
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Faktor Penyebab Moral Hazard
4
5
6 Perbedaan nilai Jumlah risiko yang
7 pertanggungan ditanggung dalam
kontrak
8
9
10
11 Elastisitas nilai Informasi tidak simetris
12 pertanggungan (Asymmetric information)
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Cara Mengatasi Moral Hazard
4
5 01 02
6 Membangun motivasi Menghukum perilaku
7 atau insentif buruk
8
9
10
03 04
Pembayaran terkait Membagi-bagi bank
11
kinerja sehingga mereka tidak
12
terlalu besar untuk gagal
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Pencegahan Moral Hazard
4
5 Transparansi, kebijakan Assessment yang tepat Adanya informasi yang
6 pengelolaan risiko harus berkualitas dan tepat
transparan waktu
7
8
Diversifikasi Independensi Adanya pola keputusan
9
yang disiplin
10
11
12 Perlu adanya penetapan Implementasi Internal
13 limit dan toleransi risiko kontrol pada setiap
perbankan transaksi
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Klasifikasi Moral Hazard
4
Berdasarkan waktu terjadinya, terdapat dua jenis moral hazard, yaitu 1) ex ante moral hazard;
5 dan 2) ex post moral hazard.
6
1. Ex ante moral hazard
7
8 • Merupakan perilaku moral hazard yang dilakukan sebelum mengalami suatu kejadian
misalnya sakit.
9
• Ex ante moral hazard dianalogikan dengan sikap sebagai berikut: “bila saya memilki asuransi
10 kesehatan maka ketika sakit biaya pengobatan akan ditanggung, sehingga saya tidak perlu
11 lagi mengeluarkan biaya untuk memelihara kesehatan karena sudah ditanggung oleh pihak
lain, dan saya akan tetap melakukan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, malas
12 bergerak dan sebagainya”.
13 • Contoh perilaku ex ante moral hazard lainnya adalah: karena sudah memiliki asuransi
kesehatan, seseorang menghindari vaksinasi, tetap konsumsi makan cepat saji, atau
14
melakukan olahraga ekstrim.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 2. Ex post moral hazard
4
5 • Merupakan perilaku moral hazard yang dilakukan
saat atau setelah mengalami satu kejadian
6
tertentu misalnya sakit.
7
• Finkelstein (2015) menganalogikannya dengan
8 sikap sebagai berikut: “pada kondisi sakit/sehat
9 seperti apapun, saya akan menggunakan lebih
banyak perawatan kesehatan karena harganya
10
terjangkau”.
11
• Contoh perilaku ex post moral hazard lainnya
12
adalah: seseorang yang memilih tidak menjalani
13 operasi lutut, akan tetapi mengkonsumsi obat
14 penghilang nyeri yang harganya lebih mahal dari
operasi.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
Asuransi merupakan salah satu objek fenomena moral
3 hazard di Indonesia. Perilaku individu dapat berubah karena
adanya asuransi. Program jaminan kesehatan nasional
4 (JKN) yang merupakan asuransi kesehatan sosial di bawah
5 BPJS Kesehatan juga menimbulkan moral hazard di antara
masyarakat. Berdasarkan temuan pemerintah, ada
6 masyarakat yang memanfaatkan program BPJS Kesehatan
hanya untuk menyembuhkan penyakit mereka saja, setelah
7
itu iuran tidak lagi dibayarkan. Bahkan, masih ada
8 masyarakat yang mendaftar BPJS Kesehatan setelah
mereka sakit atau membutuhkan perawatan medis. Sebagian
9 peserta program juga cenderung mengutilisasi layanan
10
kesehatan secara berlebihan dan memanipulasi biaya Contoh di Indonesia
perawatan medis yang diperlukan. Hal-hal inilah yang
11 kemudian menjadi salah satu penyebab terjadinya defisit
keuangan BPJS Kesehatan yang artinya penerimaan iuran
12 tidak sebanding dengan pengeluaran klaim pelayanan
13 kesehatan.

14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
6
7
8
TERIMA
KASIH!
9
10
11
12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai