1
Materi presentasi ini dilindungi Hak Cipta berdasarkan Undang-undang
Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dilarang memperbanyak
atau menyebarluaskan materi ini tanpa izin tertulis dari Libertus S. Pane.
Materi ini eksklusif hanya untuk peserta workshop.
2
Materi seminar ini bukan suatu rekomendasi, melainkan pengetahuan,
informasi, dan bahan dasar untuk melakukan kajian lebih mendalam
agar lebih aplikatif. Jika hendak diterapkan, pengguna masih
memerlukan pengkajian dan pendekatan kasuistik, dan jika diperlukan,
libatkan ahli terkait yang Anda percaya.
3
Apabila terdapat penebalan huruf, tanda miring, perbedaan
warna, atau garis bawah pada kutipan perundang-undangan,
hal tersebut merupakan penanda dari fasilitator dengan maksud
menekankan perhatian.
Rata-rata
benar dari 6
pertanyaan
adalah 1,86
atau 31 %
HASIL KUESIONER ANDA
KUESIONER 1
1
a. Ada
b. Tidak ada
Objek apa yang digugat dan
dari mana data objek gugatan
diperoleh?
HASIL KUESIONER ANDA
KUESIONER 3
3
a. pernah
b. tidak pernah
c. Tidak ada borgtocht di BPR/BPRS kami
HASIL KUESIONER ANDA
KUESIONER 4
4
C
a. tepat, b. salah, c. jawaban lain (isi JAWABAN LAIN
kuesioner no. 4)
5. Jika Anda memilih "Jawaban lain" dalam kuesioner 4, tulislah
alasannya
● menurut pandangan awam kami, di dalam SP (surat peringatan) kita isikan klausul yang
mengatakan jika jaminan kurang makan akan mengambil barang lain untuk menutupi
hutang
● Tergantung sisa utang yang dimaksud. Apabila yang digugat adalah berupa denda maka
biasa gugatan kemungkinan besar ditolak
● Dapat digugat, sepanjang jaminan lain memang ada dan belum terikat sbg objek jaminan
● Kurang tepat, karena sesuai pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata, seluruh harta kekayaan
debitur merupakan jaminan atas pelunasan hutangnya, sehingga harta lainnya masih
dapat digugat
1. Pernyataan nomor 4 perlu ditelaah secara kritis dan tidak serta merta
dijawab tepat atau salah karena kasusnya bersifat kondisional.
2. Dapat tidaknya ditagih, sangat tergantung pada tiga hal, yaitu
apakah penjualan jaminan fidusia dilakukan melalui (a) lelang
eksekusi, (b) skema AYDA pelunasan, (c) skema AYDA parsial, atau
(d) skema non AYDA.
a. Jika dilakukan melalui lelang eksekusi, sisa utang demi hukum
masih dapat ditagih;
b. Jika dilakukan melalui skema AYDA yang bersifat pelunasan,
tidak ada lagi sisa utang;
c. Jika dilakukan melalui skema AYDA parsial (bukan pelunasan),
masih ada sisa utang;
d. Jika dilakukan melalui skema non AYDA (misalnya penjamin
menjual sendiri atas izin bank), sisa utang tergantung
kesepakatan.
3. Dalam skema AYDA maupun non AYDA, sangat mungkin terjadi,
bank dan debitur/penjamin tidak memastikan status sisa utang,
apakah karena kesengajaan atau tidak. Dalam praktik terjadi,
pemberi fidusia beranggapan bahwa dengan menyerahkan objek
jaminan kepada bank untuk dijual, maka kewajiban selesai.
Kemudian setelah bank menjual agunan dan hasilnya di bawah
utang, bank menagih kekurangan.
4. Dalam praktik juga terjadi, bank “sengaja” menghindari
pembahasan selisih ini karena memprediksi harga jual < nilai utang
(prinsip: “target jaminan diserahkan dan dijual dulu, mengenai
selisih diurus belakangan”).
5. Terkait poin 4, ada kemungkinan debitur/pemberi fidusia menuduh
kreditur berbuat curang dan kemudian menjadi perselisihan. Secara
hukum kedudukan debitur lebih lemah jika AYDA tersebut atau
penyerahan objek fidusia kepada bank tidak disertai pemberian surat
keterangan lunas.
HASIL KUESIONER ANDA
KUESIONER 6
6
Alasan umum
Alasan khusus
● DPAT DIGUGAT JIKA ADA PIHAK LAIN MENGCLAIM OBJEK HT TERSEBUT
MILIKNYA YG DIBUKTIKAN DG SHM DAN UNTUK MENENTUKAN PEMILIK
YG BERHAK SECARA HUKUM HARUS MELALUI GUGATAN PERDATA KE
PN Bank sebagai tergugat
● Apabila debitur melakukan perbuatan hukum
● Dengan adanya perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan keadaan
(misbruik van omstadigheden) pada waktu pembuatan perjanjian utang-
piutang, sebagai perjanjian pokoknya. Bank sebagai tergugat
● Dapat digugat apabila pemasangan hak tanggungan tidak sah atau cacat demi
hukum
8. Alasan objek yang sudah dibebani hak tanggungan tidak dapat
dijadikan objek gugatan → kata tidak dapat diartikan tidak tepat?
A
a. tepat, b. salah, c. ragu-ragu/tidak tahu
TEPAT
1. Pernyataan nomor 9 tepat karena putusan menang yang
diperoleh kreditur menyebabkan kreditur tersebut “naik
pangkat” dari kreditur konkuren menjadi kreditur
preferen/didahulukan.
2. Dasar hukum kanaikan “pangkat” tersebut adalah pasal 1132
KUH Perdata.
Pasal 1132 KUH Perdata
“Barang-barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua
kreditur terhadapnya hasil penjualan
barang-barang itu dibagi menurut perbandingan piutang
masing-masing kecuali bila di antara para
kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk didahulukan“
3. Gugatan menjadi salah “alasan sah untuk didahulukan”.
GUGATAN
JALUR INDIVIDUAL
SITA KHUSUS
Prioritas kreditur penggugat
HARTA UMUM PEMBAGIAN KEPADA KREDITUR
KEPAILITAN
JALUR KOLEKTIF
Pro rata Seluruh kreditur
SITA UMUM
konkuren
KEKUATAN HUKUM SETARA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Diperoleh berdasarkan
pemberian undang-undang DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA
SERTIPIKAT
HAK TANGGUNGAN
PUTUSAN
No.1787 K/Pdt/2010
PUTUSAN
No.1787 K/Pdt/2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA
Eksekusi hanya melalui
MAHKAMAH AGUNG Pengadilan (tidak langsung)
Memeriksa perkara perdata dalam tingkat
kasasi telah memutuskan sebagai berikut
dalam perkara:
HASIL KUESIONER ANDA
KUESIONER 10
10
MENURUT HUKUM
B
a. tepat, b. salah, c. ragu-ragu/tidak tahu SALAH
1. Pernyataan nomor 10 salah karena sita yang diletakkan
setelah penggugat menang (dengan putusan tetap) adalah
sita eksekusi (executoir beslag). Sita yang diletakkan sebelum
penggugat memenangkan perkara atau selama pemeriksaan
perkara disebut “sita jaminan” (conservatoir beslag).
*Catatan: dalam gugatan sederhana, tidak ada penyitaan sebelum gugatan diperiksa.
Kemungkinan seperti itu hanya berlaku dalam gugatan biasa (lihat pasal 17 A Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 4 tahun 2019 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan
Sederhana (Perma No. 4/2019)
Pasal 17 A Perma No. 4/2019
“Dalam proses pemeriksaan, Hakim dapat memerintahkan peletakan sita
jaminan terhadap benda milik tergugat dan/atau benda milik penggugat yang
ada dalam penguasaan tergugat”
B
a. tepat, b. salah, c. ragu-ragu/tidak tahu SALAH
1. Penyataan nomor 11 salah. Meskipun dalam amar putusan
tidak tercantum penyitaan jaminan, dalam proses eksekusi,
jaminan yang tidak diletakkan sita jaminan, masih dapat
disita dengan nama sita eksekusi (perhatikan kuesioner
nomor 7);
2. Objek yang dapat disita eksekusi bukan hanya objek yang
sudah diketahui sebelum gugatan/putusan, namun dapat
juga atas aset yang baru diketahui di kemudian hari (lihat
kembali pasal 1131 KUH Perdata).
HASIL KUESIONER ANDA
KUESIONER 12
12
B
a. tepat, b. salah, c. ragu-ragu/tidak tahu SALAH
1. Penyataan nomor 12 salah. Dalam gugatan sederhana tidak ada
upaya hukum banding (ke pengadilan tinggi) melainkan upaya
hukum keberatan.
2. Dasar pengaturannya adalah Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 2 tahun 2015 tentang Tatacara Penyelesaian Gugatan
Sederhana (Perma No. 2/2015).
B
a. tepat, b. salah, c. ragu-ragu/tidak tahu
SALAH
1. Penyataan nomor 13 salah. Dalam gugatan sederhana, tidak
ada upaya hukum banding (ke pengadilan tinggi), melainkan
upaya hukum keberatan (ke pengadilan negeri/agama yang
sama). Dasarnya adalah pasal 21 Perma No. 2/2015.
HAKIM DALAM TAHAP KEBERATAN ADALAH HAKIM MAJELIS (LEBIH DARI 1 ORANG)
KUESIONER 14
. A merupakan penjamin pribadi debitur B. Apa syarat utama yang wajib diatur dalam
perjanjian penjaminan agar Bank dapat menggugat A bersama-sama dengan debitur?
13 Berperkara Secara Prodeo Pasal 238 (2-3) HIR Pasal 274 (2-3) RBg
ALASAN TEKNIS
1.1. Eksepsi merupakan tangkisan yang diajukan oleh tergugat dengan tujuan
melemahkan gugatan (penggugat) dan menguatkan jawaban (tergugat)
1.2. Eksepsi yang lazim dalam praktik: (1) eksepsi kompetensi absolut, (2)
eksepsi kompetensi relatif, (3) eksepsi kurang pihak, (4) eksepsi keliru pihak,
(5) eksepsi prematur, dan (6) eksepsi gugatan kabur
1.3. Eksepsi (salah satu atau beberapa) yang diterima oleh hakim menyebabkan
gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard atau
NO)
1.4. Gugatan NO dalam gugatan biasa dapat dibanding. Alternatif lain,
penggugat mengajukan gugatan baru (NO tidak menyebabkan ne bis in
idem)
ANEKA JENIS EKSEPSI (1)
Kompetensi absolut Kompetensi relatif Kurang menarik pihak atau
(keliru menentukan jenis (keliru menentukan wilayah yang digugat kurang (error in
Peradilan) Pengadilan pemeriksa) persona plurium litis
consortium)
Cth:
• Jika misalnya dalam posita penggugat menguraikan bahwa tergugat telah
melakukan perbuatan melawan hukum, maka dalam petium, penggugat
wajib memintakan amar agar tergugat dinyatakan telah melakukan
perbuatan melawan hukum.
• Perhitungan jumlah utang dalam posita harus sama dengan jumlah utang
dalam petitum. Selisih satu angka pun dapat menyebabkan gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima.
PENJELASAN TAMBAHAN
Memiliki landasan pembuktian yang kuat,
05 terutama bukti tertulis sebagai bukti
utama dalam perkara perdata
5.1. Bukti-bukti dalam perkara perdata adalah
pemeriksaan setempat (pasal 153 HIR), keterangan
ahli (pasal 154 HIR) dan alat bukti (pasal 164 HIR)
5.2. Alat bukti berdasarkan pasal 164 HIR: bukti tertulis,
bukti saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah
(sama dengan jenis bukti dalam pasal 1866 KUH
Perdata)
5.3. Alat bukti dalam perkara pidana berdasarkan pasal
184 ayat (1) KUHAP: keterangan saksi, keterangan
ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa. Dalam
pidana. keyakinan hakim cukup berperan. Dalam
perkara perdata, keyakinan hakim tidak berperan
penting
CIRI FORMIL DAN
MATERIL GUGATAN YANG BAIK
Gugatan utang piutang tanpa objek gugatan
01 ibarat “sayur tanpa garam” atau hambar. Gugatan
jenis ini dinamai gugatan kosong atau illusoir
0 0
•Harga properti umumnya naik, namun hampir •Harga kendaraan dalam praktik terdepresiasi.
mustahil mengejar nilai denda Jika hilang atau rusak total, akan bernilai 0
PENJELASAN TAMBAHAN
Pendataan sejak awal pemberian kredit,
05 terutama yang berjaminan fidusia
5.3. Bank memperoleh data awal melalui
form isian
Nama : _______________________________
Alamat : _______________________________
Jenis Sertifikat :
Hak Milik Hak Guna Bangunan
(jika milik sendiri)
Nomor : _______________________________
Catatan: Sita jaminan yang dilakukan sebelum putusan berkekuatan hukum tetap, demi
hukum sama kekuatannya dengan sita eksekusi apabila amar putusan berkekuatan
hukum tetap telah menetapkan sita jaminan dinyatakan “sah dan berharga”. Objek yang
telah diletakkan sita jaminan tersebut dapat langsung dilelang oleh Pengadilan
Objek Hak Tanggungan Digugat?
Dalam praktik ada kreditur yang menjadikan aset yang sudah diikat hak
tanggungan sebagai objek gugatan:
Problematika-1: kemungkinan besar hakim akan menolak dengan alasan
hak tanggungan sama kekuatannya dengan putusan berkekuatan hukum
tetap.
Problematika-2: gugatan (terutama yang telah berkekuatan hukum tetap)
akan dijadikan dasar perlawanan debitur jika suatu saat kreditur
mengajukan permohonan lelang atas dasar hak tanggungan karena
untuk objek yang sama terdapat dua kekuatan eksekusi.
Problematika-3: Jika debitur atau advokat debitur jeli, gugatan potensil
terkena eksepsi gugatan kabur atau prematur. Kabur karena kreditur
memiliki kedudukan rancu sebagai pemegang hak tanggungan dan
sebagai penggugat, dan prematur karena kreditur sudah memiliki hak
eksekutorial namun tidak menjalankannya terlebih dahulu.
SARAN:
1. Dari sisi strategi, memang ada kemungkinan debitur
melakukan penyelesaian. Namun, kemungkinan ini bersifat
gambling atau untung-untungan
2. Sebaiknya kreditur melelang jaminan hak tanggungan
terlebih dahulu, baru mengajukan gugatan atas sisa hutang,
atau
3. Menggugat aset lain yang dinilai lebih berharga dari hak
tanggungan
GUGATAN BIASA
PELAKSANA SITA JAMINAN ATAU SITA EKSEKUSI ADALAH PENGADILAN AGAMA/NEGERI YANG
MEMERIKSA PERKARA PERTAMA KALI (PENGADILAN TINGKAT PERTAMA)
MAHKAMAH AGUNG
PENGADILAN PENGADILAN TINGGI
NEGERI/AGAMA TINGKAT KASASI
TINGKAT BANDING
• Putusan berkekuatan
TINGKAT PERTAMA • Putusan berkekuatan hukum tetap. Secara teori
• Putusan berkekuatan hukum tetap jika tidak sudah dapat dieksekusi
hukum tetap jika tidak ada yang kasasi. meskipun ada peninjauan
ada yang banding • Permohonan sita eksekusi kembali (PK)
diajukan ke PA/PN yang
memeriksa perkara
pertama kali
GUGATAN SEDERHANA
PELAKSANA SITA JAMINAN ATAU SITA EKSEKUSI ADALAH PENGADILAN AGAMA/NEGERI YANG
MEMERIKSA PERKARA GUGATAN SEDERHANA DAN KEBERATAN (JIKA ADA)
PENGADILAN
PENGADILAN NEGERI/AGAMA
NEGERI/AGAMA
TINGKAT KEBERATAN
TINGKAT PERTAMA • Putusan berkekuatan hukum
• Putusan berkekuatan tetap karena dalam GS tidak
hukum tetap jika tidak ada banding atas putusan
ada yang keberatan keberatan
• Permohonan sita eksekusi
diajukan ke PA/PN yang
sama
Dasar pelaksanaan sita jaminan dalam Gugatan
Sederhana
SITA EKSEKUSI
SITA JAMINAN
SITA EKSEKUSI
SITA JAMINAN
o Pasal 196 HIR: “Jika sudah lewat tempo yang ditentukan itu, dan yang
dikalahkan belum juga memenuhi keputusan itu, atau ia jika dipanggil dengan
patut, tidak datang menghadap, maka ketua oleh karena jabatannya memberi
perintah dengan surat, supaya disita sekalian banyak barang-barang yang
tidak tetap dan jika tidak ada, atau ternyata tidak cukup sekian banyak barang
tetap kepunyaan orang yang dikalahkan itu sampai dirasa cukup akan pengganti
jumlah uang yang tersebut di dalam keputusan itu dan ditambah pula dengan
semua biaya untuk menjalankan keputusan itu.”
SEMPURNA: Gugatan dikabulkan, lelang
01 berhasil, atau ada perdamaian dengan
pelunasan
TANGGUNG: Gugatan dikabulkan, ada objek
02 sita, namun belum berhasil dilelang
KOSONG (ILLUSOIR): Gugatan dikabulkan,
tidak ada objek sita atau tidak ada initial
03 payment perdamaian atau tidak ada jaminan
perdamaian
MERUGIKAN, tagihan dikabulkan sebagian
04 atau amar menetapkan bunga dan denda
dihentikan
GUGATAN DITOLAK atau DINYATAKAN TIDAK
05 DAPAT DITERIMA (seharusnya tidak terjadi)
PENJELASAN TAMBAHAN
KOSONG (ILLUSOIR): Gugatan
03 dikabulkan, tidak ada objek sita atau
tidak ada initial payment perdamaian
atau tidak ada jaminan perdamaian