Anda di halaman 1dari 10

KEMATIAN CINTA

Arunika merasa tidak nyaman dengan hubungannya dengan


kekasihnya, Kenza. Dia merasa Kenza terlalu mengontrol dan
tidak memberinya cukup ruang untuk bernapas. Meskipun dia
tidak ingin kehilangan Kenza, Arunika tidak tahu cara untuk
mengatakannya kepadanya.

“Kenapa ya aku masih tahan dalam hubungan ini, tiap hari aku
selalu terkekang oleh Kenza. Apakah aku harus bicara dengan
Kenza?” kata Arunika dalam benaknya.

Arunika merasa sangat bingung. Setiap hari ia selalu merasa


terkekang oleh Kenza, pacarnya yang selalu mengontrol setiap
gerak-geriknya. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Rasa cinta
yang dulu pernah ia rasakan terasa sudah menghilang. Ia
merasa tidak bahagia dalam hubungan ini.

Setelah berpikir sejenak, Arunika memutuskan untuk tidak


bicara dengan Kenza. Ia takut bahwa dengan bicara tentang
masalah yang ia hadapi dalam hubungan ini, hubungan yang
sedang ia jalani akan kandas.

“Aku tidak ingin hubungan ini selesai hanya karena ini, aku
coba untuk melanjutkan hubungan ini.”

Arunika memutuskan untuk pergi tanpa memberi tahu Kenza.


Dia merasa lebih baik untuk tidak mengatakannya sama sekali
daripada harus mengatakannya dan menyakiti perasaan Kenza.
Namun, saat Arunika sudah pergi, dia merasa bersalah karena
tidak memberi Kenza kesempatan untuk memperbaiki
hubungan mereka. Arunika menyadari bahwa lebih baik bicara
terus terang daripada pergi tanpa kata.
Kenza merasa kehilangan dan tidak mengerti mengapa Arunika
pergi tanpa memberi tahu dia. Dia mencoba menghubungi
Arunika, namun Arunika tidak menjawab teleponnya. Kenza
mulai merasa cemas dan bingung.

"Kenapa Arunika tidak menjawab teleponku? Apa yang terjadi


dengan dia?" pikir Kenza.

Kenza mencoba mencari Arunika di rumahnya, namun dia


tidak ada di sana. Kenza mulai panik dan tidak tahu harus
berbuat apa. Dia memutuskan untuk menceritakan masalahnya
kepada Praim, temannya.

"Apa yang terjadi dengan Arunika? Dia pergi tanpa memberi


tahu aku," kata Kenza kepada Praim.

"Mungkin dia merasa tidak nyaman dengan sesuatu yang


terjadi di antara kalian. Apakah ada masalah yang sedang
kalian hadapi?" tanya Praim.

"Tidak ada masalah yang kami hadapi. Kami tidak pernah


bertengkar atau apapun. Saya tidak tahu mengapa dia pergi
begitu saja," jawab Kenza.

Praim menyarankannya untuk mencari tahu apa yang


sebenarnya terjadi dengan Arunika dan mencoba memperbaiki
hubungan mereka. Kenza setuju dan memutuskan untuk
mencari tahu di mana Arunika berada.

“Coba kamu cari tahu apa yang sebenarnya terjadi, cari


keberadaan Arunika dan tanya padanya.” Saran Praim.

“Oke, aku akan mencari Arunika hari ini. Thanks Praim!”


Jawab Kenza.
Kenza mencari Arunika seharian, namun ia tidak menemui
Arunika dimanapun. Namun saat Kenza ingin istirahat, Kenza
menemukan Arunika di sebuah cafe. Kenza langsung
menghampiri Arunika, dan duduk di depan Arunika.

“Arunika!” Kenza memanggil Arunika.

"Arunika, kenapa kamu pergi tanpa memberi tahu aku?" tanya


Kenza.

Arunika terdiam sejenak, ia terkejut dengan Kenza


menghampiri dirinya yang sedang kabur.

“Kenapa kamu bisa ada disini?” tanya Arunika.

“Itu tidak penting, pertanyaanku yang penting!” Kata Kenza


sambil menatap wajah Arunika.

Arunika merasa sudah muak untuk diam, akhirnya Arunika


memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Aku merasa tidak nyaman dengan hubungan kita.”

"Aku merasa kamu terlalu mengontrol dan tidak memberiku


cukup ruang untuk bernapas. Aku merasa tertekan dan aku
tidak tahu cara untuk mengatakannya kepadamu. Aku merasa
lebih baik untuk tidak mengatakannya sama sekali daripada
harus menyakiti perasaanmu," jawab Arunika dengan lepas
kepada Kenza.

Kenza terkejut mendengar kata-kata Arunika. Dia tidak pernah


tahu bahwa Arunika merasa seperti itu. Kenza berusaha
mengobrol untuk mencari solusi dengan Arunika.
"Maaf, Arunika. Aku tidak tahu kamu merasa seperti itu. Aku
hanya ingin membuatmu senang dan merasa aman.” kata
Kenza.

“Apakah aku merasa nyaman dengan perlakuanmu itu?” tanya


Arunika.

Kenza termenung, ia merasa bersalah dan menyesal sudah


bersikap seperti itu kepada Arunika, kekasihnya.

“Maaf Arunika, aku merasa menyesal sudah melakukan ini


padamu, aku tak seharusnya membuatmu terkekang. Aku akan
memperbaiki itu, aku akan memberimu kebebasan untuk
melakukan apa yang kamu sukai,” kata Kenza dengan nada
penuh penyesalan.

Arunika terharu mendengar kata-kata Kenza. Dia tidak pernah


menyangka bahwa Kenza akan mengerti dan memperbaiki
kesalahannya.

"Terima kasih, Kenza. Aku senang kamu mengerti. Aku juga


akan lebih terbuka dan jujur kepadamu. Aku tidak mau lagi
merasa tertekan dan terbungkam," jawab Arunika dengan
senyum manis.

Kenza tersenyum ia berdiri, dan memeluk Arunika. Dia merasa


bahagia karena hubungan mereka kembali baik lagi.

"Aku mencintaimu, Arunika. Aku tidak mau kehilanganmu


lagi," kata Kenza sambil memeluk Arunika.

"Aku juga mencintaimu, Kenza. Kita tidak akan kehilangan


satu sama lain lagi," jawab Arunika dengan senyum lebar.
Kenza dan Arunika memutuskan untuk pergi ke rumah dan
mulai memperbaiki hubungan mereka. Mereka bersikap jujur
dan terbuka satu sama lain dan memutuskan untuk memberi
satu sama lain lebih banyak ruang dan kebebasan.

“Arunika, mulai dari sekarang jangan memendam sesuatu ya,


bila aku salah, ungkapkanlah!” kata Kenza.

“Baik Kenza, aku akan terbuka padamu, aku janji tidak


memendam lagi.” jawab Arunika.

Setelah beberapa saat, Kenza dan Arunika mulai merasa lebih


dekat dan saling mengerti satu sama lain. Mereka tidak pernah
merasa tertekan lagi dan merasa bahagia dengan hubungan
yang lebih terbuka.

“Arunika, bagaimana jika kita liburan?” tanya Kenza.

“Liburan? … Boleh juga,” Arunika menjawab dengan senyum


manisnya.

Kenza dan Arunika berlibur ke Bali berdua, mereka


menghabiskan waktu bersama dan memperbaiki kerenggangan
hubungan yang sempat terjadi.

“Arunika, terima kasih sudah mau memberiku kesempatan,”


kata Kenza.

“Terima kasih juga, Kenza. Sudah memberiku kepercayaan dan


sudah mengerti apa yang aku inginkan,” jawab Arunika.

Mereka menikmati indahnya malam bersama, disebuah Gazebo


yang menghadap ke kolam renang hotel yang terhiasi oleh
lampu.
Saat sedang asik berlibur bersama, Arunika mendapat
pekerjaan yang bernilai tinggi. Arunika sangat girang dengan
itu, Arunika lantas bercerita kepada Kenza.

“Ken, aku mendapatkan pekerjaan yang aku sangat sukai,


bayarannya juga tinggi,” kata Arunika dengan girang.

“Selamat ya sayang!” kata Kenza sambil mencium kening


Arunika.

Arunika teringat ia akan bekerja sama dengan sahabat laki-


lakinya, Arka. Segera Arunika memberitahu Kenza akan hal
itu.

“Ken tapi, dalam pekerjaan ini aku akan bekerja sama dengan
sahabat baikku, Arka. Tidak masalah kan?” tanya Arunika
kepada Kenza.

“Aku tidak mempermasalahkan hal itu, aku mempercayaimu


Arunika.” Kata Kenza.

“Terima kasih Kenza, sudah percaya denganku.” Balas


Arunika.

Setelah beberapa saat, Arunika dan Arka menjalankan


pekerjaannya. Mereka mengerjakan pekerjaan itu di rumah
Arunika, karena Arunika menganggap akan lebih baik bekerja
dirumah agar Kenza tidak khawatir.

“Arka, maaf ya aku minta kita kerjainnya di rumah. Aku takut


Kenza khawatir kalau aku kerjain ini diluar.” Jelas Arunika
kepada Arka.

“Iya tidak masalah Arunika, lebih hemat juga kita kalau


dirumah kan,” jawab Arka dengan tersenyum.
Semenjak itu, Arunika dan Arka mengerjakan pekerjaan
mereka di rumah Arunika. Kenza awalnya tidak peduli dengan
kehadiran Arka yang sering ke dalam rumah.

Namun, karena mereka sering bertemu, Arka merasa nyaman


terhadap Arunika, tak jarang Arka memberi perhatian lebih
kepada Arunika.

“Arunika, kamu sudah bekerja hingga larut malam, apakah


kamu mau aku buatkan teh?”

“Hmm tidak perlu, aku bisa membuatnya sendiri,” kata


Arunika dengan nada sedikit lemas.

“Arunika, tampaknya kamu sudah lelah. Kamu istirahat saja,


biarkan aku yang menyelesaikan ini,” Arka berkata sambil
menyentuh pundak Arunika.
“Baiklah, kita lanjutkan besok saja. Tidak baik juga kamu
mengerjakan ini sendiri,” kata Arunika sambil menaruh
laptopnya.

“Baiklah kalau begitu, selamat beristirahat!” Arka berkata


sambil menatap Arunika.

Arka pamit meninggalkan rumah, dengan sengaja Arka


memeluk Arunika dan berkata “Selamat tinggal, good night!”

Arunika dengan wajah lesunya itu menjawab “See you, terima


kasih ya sudah temani sampai larut malam begini.”

“Terima kasih juga,” kata Arka.

“Hati-hati ya, bye!” kata Arunika.


Semakin lama sikap Arka semakin peduli dengan Arunika.
Namun suatu hari, Kenza merasa cemburu dengan Arka yang
sering datang dan bersikap lebih. Dia merasa tidak nyaman
dengan kehadiran Arka tersebut dan merasa bahwa Arka
mencoba untuk mengganggu hubungannya dengan Arunika.

“Arunika, kenapa dia terus saja ke rumah ini? Aku tidak


nyaman dengan dia” tanya Kenza dengan nada sedikit tinggi.

“Aku dan Arka hanya mengerjakan sebuah pekerjaan Ken,


tidak lebih daripada itu,” kata Arunika dengan nada rendah.

“Seringkali aku perhatikan Arka, dia bersikap lebih padamu.


Aku merasa dia mencoba ganggu hubungan kita.”

Arunika sudah muak dengan tingkah Kenza yang belum bisa


melepas sikap cemburunya. Arunika kembali merasa tertekan
dengan sikap Kenza.

"Kenapa kamu selalu cemburu? Aku tidak pernah melakukan


sesuatu yang salah," kata Arunika kepada Kenza.

“Bukan kamu yang salah, tapi temanmu, Arka. Dia sangat


perhatian kepadamu, menurutku itu berlebihan,” Kenza berkata
dengan nada yang semakin tinggi.

“Arka hanya sahabatku, tidak lebih dari itu,” Arunika berusaha


meyakinkan Kenza.

“Menurutku itu berlebihan Arunika, aku merasa dia sudah


melewati batasan,” kata Kenza dengan emosi.

Arunika merasa muak dengan sikap Kenza, Arunika juga


merasa sangat tertekan oleh Kenza yang kembali
mempermasalahkan hal seperti itu.
“Kenza, kamu yang terlalu berlebihan menyikapi sesuatu,
kamu masih saja belum berubah,” kata Arunika dengan kesal.

“Maaf, Arunika. Aku tidak tahu bahwa aku berlebihan, tapi aku
hanya ingin melindungimu,” Kenza membela diri.

Arunika diam sejenak dan menghela nafasnya “Kenza, lebih


baik kita akhiri hubungan kita, aku sudah tidak tahan dengan
sikapmu.”

“Arunika?” Kenza kaget dengan perkataan Arunika.

“Aku tidak ingin hubungan ini berakhir, aku mencintaimu


Arunika,”

Arunika yang sudah muak dengan sikap Kenza tidak peduli


dengan pembelaan Kenza, Arunika tetap pada keputusannya
dan meminta Kenza untuk pergi.

“Aku tidak peduli Kenza, bila kamu mencintaiku, kamu tidak


akan membuatku terkekang. Aku ingin kita akhiri hubungan
ini, dan aku minta kamu pergi dari sini,” kata Arunika dengan
tegas.

Kenza tidak bisa berkata-kata lagi, dia memutuskan untuk pergi


meninggalkan Arunika tanpa sepatah kata. Kenza menyesali
sikapnya, namun semua itu terlambat.
BIODATA PENULIS

I Putu Ananda Putra Nugraha, atau lebih dikenal dengan


panggilan Ananda, lahir di Denpasar pada 5 September 2004.
Saat ini, Ananda sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri
2 Kuta Selatan. Selain sekolah, Ananda juga merupakan
seorang penulis freelance yang memiliki banyak keahlian,
seperti menulis, fotografi, videografi, sutradara, dan editing
foto dan video serta program website.

Ananda memulai karirnya sebagai penulis sejak tahun 2020,


saat pandemi. Ia memutuskan untuk belajar secara otodidak
dan mengikuti kelas menulis Raditya Dika. Usaha kerasnya
terbayar dengan baik, terbukti dengan prestasi-prestasi yang
diraihnya, seperti Penulis Terbaik pada tahun 2021, Penulis
Naskah terbaik dalam kompetisi Film Nasional 2021, dan Juara
3 Fotografi pada tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai