Anda di halaman 1dari 20

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

JURNAL INTERAKSI OBAT


“Evaluasi Kejadian Interaksi Obat Pada Pasien
Rawat Inap Geriatri Penderita Gagal Jantung”

KELOMPOK 6
Erika Dwi Kusumawardani (482012209010P)
Mia Hafiza (482012209017P)
Muhammad Ikhza Madani (482012209018P)
Nabila Choirunnisa’ (482012209019P)
Widya Alifa Muchzana (482012209036P)

Kelas : Alih Program 2022


Jurusan : Farmasi
Dosen Pembimbing : Apt. Nur Ihsan Kamilah, M.Bmd
Mariam, S. (2016). Evaluasi kejadian interaksi obat pada pasien rawat inap geriatri penderita gagal
jantung. Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal), 1(1), 28-33.
LATAR BELAKANG

Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain,
obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya.
Penggunaan obat yang banyak, sering terjadi pada pasien geriatri yang mengidap
penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia,
osteoartritis, dan penyakit kardiovaskular. Secara global penyakit tidak menular
penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler.

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang disebabkan gangguan fungsi


jantung dan pembuluh darah, seperti: Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal
Jantung, Hipertensi dan Stroke. Pasien gagal jantung biasanya menderita
penyakit penyerta yang lain sehingga membutuhkan berbagai macam obat dalam
terapinya. Semakin banyak obat yang dikonsumsi seringkali dikaitkan dengan
potensi yang lebih besar untuk terjadinya interaksi obat dan efek samping.

Sehingga, peneliti bertujuan untuk mengevaluasi kejadian interaksi obat yang


diberikan pada pasien rawat inap geriatrik yang menderita penyakit gagal
jantung.
 Penyakit Jantung Hipertensi merupakan  Langkah utama pada pengelolaan
penyakit penyerta komplikasi yang pasien dengan gagal jantung kronis
paling banyak dialami (50%/35 pasien). secara garis besar adalah
 Penyakit Jantung Hipertensi (Hipertensi penurunan beban kerja jantung,
heart disease (HHD)) adalah istilah
yang diterapkan 2019
pembatasan natrium, pembatasan
untuk menyebutkan air (jarang diperlukan), pemberian
penyakit jantung secara keseluruhan, diuretik, pemberian penghambat
mulai dari left ventricle hyperthrophy ACE dan digitalis, pemberian
(LVH), aritmia jantung, penyakit penyakat β pada pasien dengan
jantung koroner, dan penyakit jantung gagal jantung kelas II-III yang
kronis, yang disebabkan karana stabil dan pemberian vasodilator.
peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
~ Next
INTERAKSI OBAT

 Interaksi obat berdasarkan mekanismenya dibedakan menjadi 3


(tiga) macam, yaitu incompatibilitas, interaksi farmakokinetik dan
interaksi farmakodinamik

 Berdasarkan level kejadiannya, interaksi obat terdiri dari established


(sangat mantap terjadi), probable (interaksi obat biasa terjadi),
suspected (interaksi obat diduga terjadi), possible (interaksi obat
mungkin terjadi, belum pasti terjadi), serta unlikely (interaksi obat
tidak terjadi).

 Berdasarkan keparahannya, interaksi obat dapat diklasifikasikan


menjadi tiga yaitu mayor (dapat menyebabkan kematian), moderat
(sedang), dan minor
METODE PENELITIAN

Kejadian interaksi obat dievaluasi dari obat


Pengambilan data secara retrospektif yang berpotensi mengalami interaksi dengan
terhadap data sekunder berupa rekam medik keluhan pasien setelah diberikan obat yang
pasien dari bulan Maret - April 2016 diperoleh dari data rekam medik.

01 02 03 04
Desain penelitian : Sampel penelitian :
rancangan studi potong Pasien geriatri gagal jantung yang dirawat
lintang (Cross Sectional) inap di RS, usia lebih dari 60 tahun dengan
penyakit penyerta, mendapat lebih dari 2
macam obat yang digunakan bersamaan
HASIL PENELITIAN

 Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Solvin

 jumlah sampel pasien geriatrik gagal jantung yang dirawat inap


selama bulan Maret-April 2016 sebanyak 70 pasien.

 Prevalensi gagal jantung pada penelitian ini terjadi pada 45% laki
laki dan 54 % perempuan.

 Sebanyak 10 penyakit penyerta terbanyak yang diderita pasien


pada penelitian ini, dapat lihat pada gambar 1 di bawah ini:
PEMBAHASAN

Jumlah sampel pasien geriatrik gagal jantung yang dirawat inap selama bulan Maret-April
2016 sebanyak 70 pasien. Prevalensi gagal jantung pada penelitian ini terjadi pada 45%
laki laki dan 54 % perempuan.
Sebanyak 10 penyakit penyerta terbanyak yang diderita pasien pada penelitian ini, dapat
lihat pada gambar 1 di bawah.
Ket :
PJH : Penyakit Jantung Hipertensi
P : Peneumonia
PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik
PAK : Penyakit Arteri Koroner
D : Dispepsi
DM : Diabetes Melitus
H : Hipertensi
H Na + Ca : Hiponatremi dan hipokalsemi
Tb : Tuberkulosis
EP : Edema Paru
Interaksi Obat Gagal Jantung
dengan Obat untuk Penyakit Penyerta

 Obat gagal jantung yang digunakan dalam


penelitian ini terdiri dari: diuretik
(Furosemid dan Spironolakton), digitalis
(Digoksin) , vasodilator penyakit kanal
kalsium (Amlodipin).
 Interaksi obat yang berpotensi terjadi secara
teoritis dari obat gagal jantung dengan
golongan obat gagal jantung lain, atau obat
gagal jantung dengan obat untuk
pengobatan penyakit penyerta yang
diberikan pada pasien, dalam penelitian ini
dapat di lihat pada tabel di samping
MEKANISME INTERAKSI OBAT

Spironolakton & Digoksin Spironolakton & Aspirin


Interaksi terjadi pada proses Absorpsi, Interaksi terjadi pada proses ekskresi,
dimana spironolakton menginduksi dimana aspirin menurunkan sekresi
transporter membran P-glikoprotein (P- natrium, sehingga natrium dalam darah
gp). Absorpsi aktif dari dalam lumen meningkat, akibatnya efek
saluran pencernaan ke dalam darah 1 2 spironolakton menurun, tetapi aspirin
terjadi melalui transporter membran dalam dosis kecil tidak mempengaruhi.

2
Pglikoprotein (P-gp). Aspirin juga menghambat sekresi aktif
Peningkatan kemampuan dari
1 canrenone (metabolit aktif
spironolakton), sehingga efek metabolit
spironolakton untuk berikatan pada
spironolakton meningkat untuk
glikoprotein P ini menyebabkan
pemberian dosis berikutnya
glokoprotein yang dapat berikatan
dengan digoksin menurun, sehingga
digoksin yang absorpsi berkurang.
MEKANISME INTERAKSI OBAT

Digoksin & Amlodipin Digoksin & PPI


o Interaksi terjadi pada proses ekskresi, o Interaksi terjadi pada proses
dimana sekresi aktif dari dalam darah ekskresi, dimana PPI
ke lumen tubulus proksimal terjadi (omeprazole,esomeprazole,

4
lansoprazole,dexlansoprazole, panto
3
melalui transporter membran P-
glikoprotein (P-gp). prazole dan rabeprazole)
menghambat transporter membran
o Amlodipin menghambat transporter
3 4
P-glikoprotein, penghambatan ini
membran Pglikoprotein (P-gp), menyebabkan digoksin yang
sehingga penghambatan ini diekskresi berkurang, dan terjadi
menyebabkan digoksin yang peningkatan kadar digoksin dalam
diekskresi berkurang. Penurunan darah.
ekskresi digoksin menyebabkan
kadar digoksin di dalam darah
meningkat.
MEKANISME INTERAKSI OBAT

Digoksin & Rifampicin Digoksin & Sucralfat


o Terjadi pada proses absorpsi.
o Interaksi terjadi pada proses
Dimana Mekanisme kerja sukralfat
metabolisme, rifampisin merupakan
adalah membentuk kompleks ulser
penginduksi enzim Cyp 1A dan 3A,
adheren dengan eksudat protein dan
menyebabkan digoksin banyak yang
dimetabolisme menghasilkan 5 6 melindunginya dari serangan asam,
membentuk barier viskos pada
metabolit yang tidak aktif, sehingga
permukaan mukosa di lambung dan
efek dari digoksin menurun.
5 6 duodenum, menghambat aktivitas
pepsin dan membentuk ikatan garam
dengan empedu. Pemberian bersama
sukralfat dengan digoksin
menyebabkan penurunan absorpsi
dari digoksin.
MEKANISME INTERAKSI OBAT

Amlodipin & Antagonis H2 Amlodipin & AINS


o Interaksi terjadi secara
o Interaksi terjadi pada proses farmakodinamika, dimana Anti
metabolisme dimana cimetidin Inflamasi Non Steroid (AINS) bekerja
menghambat metabolisme oksidatif menghambat pembentukan
7 8
amlodipin oleh hati, sehingga kadar prostaglandin sehingga menghambat
amlodipin meningkat. vasodilatasi (terjadi vasokontriksi) dan
o Interaksi terjadi juga pada proses menghambat menghambat sekresi
absorpsi dimana penurunan keasaman
lambung akan meningkatkan
7 8 natrium di ginjal sehingga terjadi
retensi urine, kedua efek ini
bioavailabilitas amlodipin. menyebabkan tekanan darah
meningkat. Efek dari amlodipin
menurunkan tekanan darah tinggi
berkurang dengan AINS.
MEKANISME INTERAKSI OBAT

Bisoprolol & AINS Bisoprolol & Amlodipin


o Interaksi obat terjadi secara o Interaksi terjadi secara
farmakodinamika, dimana Anti farmakodinamika dengan efek
Inflamasi Non Steroid (AINS) bekerja sinergis, dimana bisoprolol bekerja
menghambat enzim cyclooksigenase dengan cara memblok reseptor beta
pada pembentukan prostaglandin.
9 10 adrenergik dengan efek menurunkan
kerja jantung. Amlodipin bekerja
o Efek penghambatan prostaglandin dengan cara menduduki kanal kalsium
9 10
dapat menghambat vasodilatasi dan yang menyebabkan penurunan
menghambat sekresi natrium di ginjal kontaktilitas miokardium
sehingga terjadi retensi urine, kedua
efek ini menyebabkan tekanan darah o Penggunaan bersama kedua obat ini
meningkat. Efek dari bisoprolol untuk menyebabkan efek yang tidak
menurunkan tekanan darah tinggi diinginkan yaitu hipotensi dan
berkurang dengan AINS bradikardi.
KEJADIAN INTERAKSI OBAT

 Pasien yang mendapat obat dan berpotensi terjadi interaksi dievaluasi kejadian
interaksinya dari data rekam medis.
 Data yang diambil meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, pengukuran tekanan
darah, Keluhan yang berupa reaksi obat yang tidak diinginkan sebagai akibat
yang timbul dari adanya interaksi.
KESIMPULAN

 Kejadian interaksi terjadi pada semua obat yang


berpotensi terjadi interaksi, pada pasien geriatrik
penderita gagal jantung yang dirawat inap di rumah
sakit Betha Medika periode bulan Maret-April 2016.

 Interaksi obat terjadi antara : spironolakton, digoksin,


amlodipin, bisoprolol dengan obat-obat lain golongan
obat gagal jantung maupun obat penyakit penyerta
dengan jumlah kejadian interaksi berbeda beda.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Stockley, I.H., 1994, Drug Interactions,University of Nottingham MedicalSchool, Nottingham
[2] Setiawati, 2001, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, Bagian FarmakologiFakultas Kedokteran
UniversitasIndonesia, Jakarta, h. 800-810.
[3] BNF (British National Formulary) 57ed, 2009, Published jointly by BMJ Group Tavistock Square,
London and RPS Publishing Great Britain 1 Lambeth High Street, London
[4] Tatro.D., Drug Interaction Fact, 6 th Ed, Facts & Comparison A. Wolter Kluwer Company, 2001, 3-
24
[5] Setiati S, dkk, 2013, Prevalensi geriatric giant dan kualitas hidup pada pasien usia lanjut yang
dirawat di Indonesia: penelitian multisenter. In Rizka A (editor).Comprehensive prevention &
management for the elderly: interprofessional geriatric care. Jakarta: Perhimpunan Gerontologi Medik
Indonesia; 2013:183
[6] Nolan L, O’Malley K, 1988, Prescribing for the ederly, Part 1 : Sensitivity of the ederly to adverse
drug reaction, JAGS; 36 (2):142-9
[7] Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1998, tentang Kesejahteraan Usia Lanjut
[8] Purnomowati,A., 2015, Penyakit Kardiovaskuler pada Perempuan, Tangtangan abad ke-21,
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
[9] Katzung, B. (2001). Farmakologi Dasar Dan Klinis. Jakarta: Salemba Medika [10] Price, Sylvia
A.Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta:ECG,2005
Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan : Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, bahwa evaluasi kejadian interaksi obat
yang dilakukan peneliti diambil dri data rekam medis. Tolong jelaskan apa saja evaluasi yang dilakukan
peneliti dari masing- masing obat gagal jantung tersebut? (Rara Ramadhani, Kelompok 13)
 Jawaban : Data rekam medik nya berupa hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran tekanan darah,
serta keluhan – keluhan. Peningkatan efek spironolakton dapat dievaluasi dari hasil pemeriksaan tekanan
darah, yang menurun dengan cepat. Sedangkan peningkatan kadar digoksin dapat dievaluasi dari keluhan
pasien yangmerasa sesak, pusing, jantung berdebar atau mual karena peningkatan efek digoksin dengan
efek inotropik positif. Penurunan kadar digoksin dievaluasi dengan keluhan pasien yang merasa lemas.
Adanya interaksi dari amlodipin dengan obat lain dan bisoprolol dengan obat lain, dimana terjadi
peningkatan dan penurunan kadar amlodipin atau bisoprolol dievaluasi berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pasien yang tidak menentu dan turun naik.(Nabila Choirunnisa’)

2. Pertanyaan : Tadi di slide disebuti salah satu obat yang berinteraksi adalah digoksin dan sukralfat.
Interaksi obat ini termasuk keparahan apa dan bagaimana cara nengurangi efeknya tadi? (Dwi Anggraini,
Kelompok 10)
 Jawaban : Interaksi obat kedua obat ini termasuk tingkat moderat, cara mengurangi efek dari interaksi
obat ini adalah dengan memberi jarak makan obat digoksin dan sukralfat, digoksin bisa dimakan 2 jam
sebelum atau 6 jam setelah makan sukralfat agar efek terapinya maksimal (Erika Dwi Kusumardhani’)
‫!‪Thank You‬‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai