Anda di halaman 1dari 29

ARSITEKTUR DAN MANUSIA

KONSEP PENTING DALAM KAJIAN


ARSITEKTUR LINGKUNGAN DAN
PERILAKU
Andina Syafrina| Helfa Rahmadyani
Rabu, 13 September 2023
KONSEP PENTING DALAM KAJIAN ARSITEKTUR DAN PERILAKU
• Seting Perilaku (behaviour Setting)
• Persepsi tentang lingkungan
• Lingkungan yang terpersepsikan
• Kognisi lingkungan, Citra, dan Skemata
• Pemahaman Lingkungan
• Kualitas Lingkungan
• Territory
• Ruang Personal dan Kesumpekan
• Tekanan Lingkungan, Stres, dan Strategi Penanggulangannya
KONSEP PENTING DALAM KAJIAN ARSITEKTUR LINGKUNGAN DAN PERILAKU

TEORI / PENDEKATAN DALAM PENELITIAN YANG DIGUNAKAN


UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ATAU MENDASARI POLA PERILAKU
SESEORANG
KONSEP PENTING DALAM KAJIAN ARSITEKTUR DAN PERILAKU
• Seting Perilaku (behaviour Setting)
• Persepsi tentang lingkungan
• Lingkungan yang terpersepsikan
• Kognisi lingkungan, Citra, dan Skemata
• Pemahaman Lingkungan
• Kualitas Lingkungan
• Territory
• Ruang Personal dan Kesumpekan
• Tekanan Lingkungan, Stres, dan Strategi Penanggulangannya
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

Behavior setting interaksi antara suatu kegiatan dengan tempat yang spesifik

Unsur-unsur

Individu /
Sekelompok Tempat dimana Waktu spesifik
Orang yang kegiatan saat kegiatan
melakukan suatu tersebut tersebut
kegiatan/aktifita dilakukan dilaksanakan
s/perilaku
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

Tujuan Bagaimana kita dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku yang secara


konstan atau berkala muncul pada situasi tempat atau setting
tertentu

Contoh dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari


Seting Perilaku (Behaviour Setting)

System of Setting
Behavior setting
System of Activity
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

System of Setting
Sistem tempat atau ruang Rangkaian unsur-unsur fisik atau spasial yang
mempunyai hubungan tertentu dan terkait hingga
dapat dipakai suatu kegiatan tertentu
CONTOH:

Ruang terbuka, trotoar yang ditata


untuk aktivitas lain seperti berjualan
kaki lima, bazar, dan area bermain
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

System of Activity
Sistem Kegiatan Suatu rangkaian perilaku yang secara sengaja dilakukan
oleh satu atau beberapa orang

CONTOH:

Rangkaian persiapan Rangkaian upacara


dan pelayanan di perkawinan dengan
dalam suatu tempat adat tertentu.
makan atau restoran
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

System of Setting Kuis


Berdasarkan survey yang sudah
dilakukan, Deskripsikan sistem
tempat dan sistem kegiatan
System of Activity pada kantin

https://forms.gle/iVS7o8tUfZi9iNKc6
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

CONTOH PENERAPAN BEHAVIOUR


SETTING DALAM PENELITIAN ARSITEKTUR
LINGKUNGAN DAN PERILAKU
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

CONTOH

Judul Penelitian: Manfaat:


Identifikasi Pola Aktivitas Pada Ruang Terbuka Publik Untuk penataan Ruang Terbuka Publik (RTP)
di Kampung Gampingan Kota Yogyakarta di Kampung Gampingan Kota Yogyakarta

Tujuan penelitian: Metode penelitian:


Mengidentifikasi pola aktivitas warga dalam memanfaatkan aktivitas warga ditinjau dengan menggunakan
ruang tersebut sebagai satu satunya ruang terbuka publik kajian arsitektur
dengan tipologi plaza di Kampung Gampingan Kota lingkungan dan perilaku yaitu konsep
Yogyakarta behavior setting
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

CONTOH

Metode pengumpulan data:


Survei lokasi, wawancara, dan mendokumentasikan kegiatan masyarakat kampung pada saat pagi hari,
siang hari, sore hari, dan malam hari pada di hari kerja (Senin s.d Jumat) serta hari libur (Sabtu s.d
Minggu) dengan pembagian area menjadi 5 macam ruang aktivitas

Pengumpulan data ini menggunakan metode pemetaan perilaku (behavioral mapping). Behavioral
mapping digambarkan dalam bentuk sketsa atau diagram mengenai suatu area dimana manusia
melakukan berbagai kegiatannya.
Tujuannya adalah untuk menggambarkan perilaku dalam peta, mengidentifikasikan jenis dan frekuensi
perilaku, serta menunjukkan kaitan antara perilaku tersebut dengan wujud perancangan yang spesifik.
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

CONTOH

Teknik place centered mapping dilaksanakan


melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Membuat sketsa dari tempat atau setting
yang meliputi seluruh unsur fisik yang
diperkirakan mempengaruhi perilaku
pengguna ruang (berfungsi sebagai peta
dasar)
2. Membuat daftar macam perilaku yang
akan diamati serta menentukan simbol
atau tanda sketsa atas setiap perilaku
3. Dalam satu kurun waktu tertentu,
berbagai perilaku yang terjadi pada
tempat tersebut dicatat menggunakan
simbol-simbol di peta dasar yang telah
disiapkan di tahap awal
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

CONTOH

Teknik place centered mapping dilaksanakan


melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Membuat sketsa dari tempat atau setting
yang meliputi seluruh unsur fisik yang
diperkirakan mempengaruhi perilaku
pengguna ruang (berfungsi sebagai peta
dasar)
2. Membuat daftar macam perilaku yang
akan diamati serta menentukan simbol
atau tanda sketsa atas setiap perilaku
3. Dalam satu kurun waktu tertentu,
berbagai perilaku yang terjadi pada
tempat tersebut dicatat menggunakan
simbol-simbol di peta dasar yang telah
disiapkan di tahap awal
Seting Perilaku (Behaviour Setting)

CONTOH

Teknik place centered mapping dilaksanakan


melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Membuat sketsa dari tempat atau setting
yang meliputi seluruh unsur fisik yang
diperkirakan mempengaruhi perilaku
pengguna ruang (berfungsi sebagai peta
dasar)
2. Membuat daftar macam perilaku yang
akan diamati serta menentukan simbol
atau tanda sketsa atas setiap perilaku
3. Dalam satu kurun waktu tertentu,
berbagai perilaku yang terjadi pada
tempat tersebut dicatat menggunakan
simbol-simbol di peta dasar yang telah
disiapkan di tahap awal
• Ditemukan bahwa pola aktivitas warga pada
CONTOH – Hasil Penelitian ruang terbuka publik ini adalah terklaster
berdasarkan tujuan yang ditentukan oleh ragam
atribut ruang, material, ukuran ruang, dan
hubungan ruang dengan sekitarnya.
• Pada ruang ini teridentifikasi kecenderungan
pola aktivitas warga yang terkonsentrasi pada
area tertentu yang dipengaruhi oleh ragam
atribut ruang.
• Sisi selatan, timur, barat, dan area tengah
menjadi area yang cukup dominan dimanfaatkan
warga untuk berbagai aktivitas interaksi warga.
• Berbeda dengan sisi utara yang minim aktivitas
interaksi. Hal yang menjadi factor penentu
adanya aktivitas interaksi adalah keragaman
atribut ruang serta dimensi ruang.
Seting Perilaku (Behaviour Setting)
CONTOH
Hasil dan Rekomendasi
• Sisi selatan, timur, barat, dan area tengah
menjadi area yang cukup dominan dimanfaatkan
warga untuk berbagai aktivitas interaksi warga
(active engagement). Sedangkan sisi utara
minim aktivitas interaksi (passive engagement).
Hal yang menjadi faktor penentu adanya
aktivitas interaksi adalah keragaman atribut

• Keragaman atribut ruang meningkatkan


ketertarikan warga untuk menggunakan tiap-
tiap area untuk beraktivitas.
• Sebagai rekomendasi, penambahan jumlah dan
kualitas atribut ruang dapat menjadi salah satu
usulan yang harapannya dapat meratakan
aktivitas di ruang terbuka publik dengan
tipologi plaza ini.
Seting Perilaku (Behaviour Setting)
CONTOH

Hasil dan Rekomendasi:

(1) Adanya atribut ruang seperti tempat duduk yang memfasilitasi aktivitas masyarakat;
(2) Desain fisik bangunan sekitar yang secara tidak langsung mendukung kelancaran aktivitas di lapangan,
seperti fasad rumah yang memiliki tritisan dan menghadap langsung ke ruang terbuka publik
(3) Penggunaan material yang sesuai, seperti perkerasan paving block yang memperlancar beragam aktivitas
(4) Adanya unsur alami berupa vegetasi yang dapat meningkatkan aspek comfort, relaxation, dan discovery
(pengalaman meruang) lapangan bulu tangkis sebagai sebuah ruang terbuka publik
(5) Adanya keterhubungan lapangan dengan beragam ruang yang lain yang meningkatkan ketertarikan
warga untuk mendatangi dan menggunakan ruang terbuka publik ini
(6) Fasilitas pendukung di sekitar ruang terbuka publik dapat meningkatkan minat warga untuk
menggunakan lapangan ini
Setiap kelompok atau sekelompok
orang dapat membentuk suatu seting
perilaku (behavior setting) yang
berbeda.

Tergantung nilai-nilai, kesempatan,,


dan keputusan yang dibentuk oleh
kelompok tersebut.
KONSEP PENTING DALAM KAJIAN ARSITEKTUR DAN PERILAKU
• Seting Perilaku (behaviour Setting)

• Persepsi tentang lingkungan


• Lingkungan yang terpersepsikan
• Kognisi lingkungan, Citra, dan Skemata
• Pemahaman Lingkungan
• Kualitas Lingkungan
• Territory
• Ruang Personal dan Kesumpekan
• Tekanan Lingkungan, Stres, dan Strategi Penanggulangannya
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)

Perspesi Lingkungan Interpretasi tentang suatu setting oleh individu,


berdasarkan latar belakang budaya, nalar, dan
pengalaman individu tersebut

Memiliki peran penting Keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan


perancangan akan ditentukan dari persepsi
lingkungan perancang

Apabila perancang tidak mencoba memahami


persepsi lingkungan masyarakat yang ia rancang
lingkungannya, maka mungkin tidak akan terjadi
suatu kualitas perancangan lingkungan yang baik
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)

CONTOH PERANCANGAN YANG GAGAL MENANGGAPI LINGKUNGANNYA

Rancangan unit lingkungan candigarh oleh Le Corbusier


Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

EKSTERNAL INTERNAL

Karakteristik dari obyek persepsi Berkaitan dengan diri sendiri


(kebutuhan psikologis, latar belakang,
(intensitas rangsang, ukuran, kekontrasan
pengalaman, kepribadian dan pemisahan
dan gerak suatu obyek, dll)
diri, dll)
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)

Insider Perspective
(Perspektif kelompok sosial yang diteliti
EMIC
Menggambarkan bagaimana suatu
lingkungan dipersepsikan oleh
kelompok di dalam sistem tersebut
Perspesi (bagaimana suatu kelompok
mempersepsikan lingkungannya).
Lingkungan
Outsider Perspective
(Perspektif pengamat)
ETIC
Bagaimana pengamat atau outsider
(misalnya perancang) mempersepsikan
lingkungan yang sama
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)

EMIC Menjadi penting karena kita akan dihadapkan dengan


pandangan Subjektif yang berbeda tentang suatu
lingkungan yang sama (setiap orang punya persepsi yang
berbeda terhadap standar lingkungan minimal atau yang
baik).

Dengan pandangan yang berbeda ini kita akan


mempersepsikan perkampungan kumuh, kesumpekan,
ETIC tekanan lingkungan, ruang privat, ruang publik, ruang
sakral secara berbeda.
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)

Dengan kajian ini kita dapat memahami kompleksitas dan


ragam persepsi lingkungan. Agar pembendaharaan kita
EMIC tentang persepsi lingkungan serta kriteria-kriteria desain
semakin bertambah

Sehingga dapat menciptakan suatau lingkungan yang


seoptimal mungkin dengan persepsi orang maupun
masyarakat yang akan menggunakan lingkungan tersebut.

Sebagai seorang peneliti ada baiknya kita memposisikan


ETIC diri pada ranah Emic, agar pandangan kita terhadap suatu
lingkungan menjadi objektif
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)
CONTOH

Persepsi terhadap lingkungan kerja terhadap


kepuasan kerja.

Hasilnya semakin baik lingkungan kerja maka


semakin tinggi kepuasan kerja
Persepsi tentang Lingkungan ( Environmental Perception)
CONTOH

Persepsi anak terhadap sungai positif

Persepsi positip ini, kemudian, mendorong anak


anak berani melakukan interaksi yang beragam
terhadap sungai. Persepsi dan perilaku terhadap
sungai yang positip ini berperan membentuk
pengembangan kepribadian anak yang lebih baik
di kemudian hari.

penataan ruang dan lingkungan perumahan harus


memperhatikan kebutuhan anak untuk bermain
dan mengembangkan kognisinya, khususnya
terhadap alam dan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai