Anda di halaman 1dari 3

Nama : Karomah Indarwati, S. Pd.

Pilihan Bahan Ajar : Jurnal 1

Tema : Pendidikan Agama Islam Penangkal Radikalisme (Sri Mulya Nurhakiky,


dkk, IQ: Ilmu Al-qur’an: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 001 2019,. hlm.101-116)

Minimal 3 (tiga) Konsep yang ditemukan di dalam Jurnal berjudul “Pendidikan


konsep dan Agama Islam Penangkal Radikalisme” yang ditulis oleh Sri
deskripsinya yang Mulya Nurhakiky adalah:
anda temukan di
dalam Bahan
1. Secara sederhana radikalisme adalah suatu
Ajar tersebut
pemikiran/sikap yang ditandai oleh empat hal sekaligus
menjadai karakteristiknya yaitu:

a. Sikap tidak toleran dan tidak mau menghargai


pendapat atau keyakinan orang lain.
b. Sikap fanatik, yakni selalu merasa benar sendiri
dan menganggap orang lain salah.
c. Sikap eksklusif yaitu membedakan diri dari
kebiasaan orang kebanyakan.
d. Sikap revolusioner yakni cenderung
menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan.

2. Radikalisme lebih banyak disebabkan oleh adanya


faham atau pemikiran yang sempit terhadap suatu
fenomena. Sehingga perlu melahirkan cara pandang
yang tepat perlu belajar dari ideologi Ahlussunnahwal
jamaah atau NU yang memiliki empat ciri sebagai
berikut:

a. Tawasuth (,oderat): mengambil jalan tengah yang


lebih bijaksana.
b. Tawazun (keseimbangan): manusia dalam
memandang suatu realitas tidak boleh bersifat
ekstrem baik ke kiri ataupun ke kanan.
c. I’tidak (keadilan): sesama manusia harus saling
memberikan kepercayaan dan kepercayaan yang
dibangun harus memberikan peran secara
proporsional.
d. Tatharruf (universalisme): setiap manusia agar
lebih mengedepankan pemahaman Islam yang
bersifat universal (global).

3. Implementasi pendidikan anti terorisme melalui


pembelajaran PAI bertujuan untuk mewujudkan
masyrakat muslim yang toleran dan cinta damai di
tengah kehidupan bangsa Indonesia yang plural. Melalui
PAI pulalah diharapkan dapat menciptakan masyarakat
muslim yang toleran dan cinta damai baik terhadap
sesama pemeluk agama Islam maupun agama lainnya.

Kontekstualisasi atas Kontekstualisasi atas materi di dalam Jurnal berjudul


pemaparan materi “Pendidikan Agama Islam Penangkal Radikalisme” yang ditulis
dalam bahan ajar oleh Sri Mulya Nurhakiky dengan realitas sosial adalah:
dengan realitas sosial
1. Pendidikan Islam yang berada dipunggung guru bagai
pedang bermata dua, di satu sisi bisa menangkal
radikalisme, di sisi yang lain justru bisa melahirkan
radikalisme agama. Pendidikan agama yang salah bisa
menjadikan seseorang menjadi radikal. Di beberapa
sekolah, peserta didik bukanya diperkenalkan dengan
ajaran Islam yang penuh cinta, namun justru dikenalkan
dengan ajaran yang keras, agresor dan pembalas
dendam. Oleh sebab itu, pendidikan harus bisa berperan
sebagai sarana membangun ketahanan individu dari
masuknya nilai-nilai yang menyimpang dari kearifan
likal jati diri bangsa.
2. Kurikulum pendidikan agama yang lebih berorientasi
pada hukum yang kaku dan eksklusif, bukannya pada
cinta yang moderat dan iklusif. Padahal Islam adalah
ajaran yang sangat berorientasi pada ajaran cinta.
3. Pendidik PAI lebih suka menampilkan wajah keras dan
kaku dalam Islam berimbas pada pemahaman dan
pengahayan keagamaan pada peserta didik.
4. Masih ada yang salah persepsi bahwasanya Islam
moderat sebagai golongan yang tidak memiliki
pendirian, namun perlu diberikan pemahaman bahwa
mooderat memiliki arti mengambil jalan tengah yang
mengedepankan aspek mashlahah al-mursalah sebagai
konsekuensi atas fakta bahwa masyarakat Indonesia
dilahirkan dengan beragam ras, suku, bahasa, adat,
warna kulit serta keyakinan beragam.

Merefleksikan hasil Refleksi dari kontekstualisasi atas materi di dalam Jurnal


kontekstualisasi berjudul “Pendidikan Agama Islam Penangkal Radikalisme”
materi bahan ajar yang ditulis oleh Sri Mulya Nurhakiky dengan realitas sosial
dalam pembelajaran
adalah:
bermakna
1. Untuk mencegah lahirnya radikalisme, perlu merombak
total cara pandang terhadap agama Islam. Disinilah
peran guru sebagai pendidik menduduki kunci tersebut.
Karena ditangan merekalah, peserta didik bisa dibentuk
cara pandangnya pada agama dengan kacamata cinta.
2. Guru harus mengajarkan pendidikan agama Islam yang
moderat, ini agama cinta kasih kepada peserta didik.
3. Menjadi figur pendidik yang modal utamanya adalah
kasih sayang kepada peserta didik.
4. Perlu adanya rekonstruksi pendidikan yang bersifat lebih
nuniversal sehingga mampu menjadi solusi bagi masalah
multidimensional seperti radikalisme. Sebaiknya
pendidikan agama Islam di sekolah memberikan
pengajaran akan sejarah agama-agama yang ada di
Indonesia menjadi urgen untuk diajarkan agar peserta
didik memahami bagaimana transformasi kehidupan
umat beragam yang terjadi di masyarakat Indonesia.
Sehingga peserta didik tidak akan menumbuhkan benih
prasangka atau prejudice dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai