Anda di halaman 1dari 19

70

Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

LIBERALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM


(Implikasinya Terhadap
Sistem Pembelajaran Agama Islam Di Sekolah)

Rahmat
Dosen PAI Institut Pesantren K.H Abdul Chalim
rahmatpaiikhac@gmail.com

Abstract

Humans (both teachers or learners) as the subject of education in nature is a creature who
can think and be critical and able to read and change the reality of the world. Long before these
teachings of Islam had earlier delivered it. The idea of liberalism (liberation) in education is the
efforts to liberate human beings from the educational system is verbal, all naive, boring, and
authoritarian cultures dictate and rule. Such educational practices can kill the critical and
creative power of man himself. Therefore, such education should be abolished and replaced with
the concept of education in accordance with the human character who has the instinct or the basis
of freedom. While in Islamic education the essential concept of freedom must be in accordance
with the value in the concept of Islam oriented not only to the world but also to achieve success,
happiness, and prosperity in the afterlife.

Kata kunci: Liberalisme, Sistem, Pembelajaran Agama Islam

A. Pendahuluan
Tujuan pendidikan Islam tak tujuan final dari pendidikan, khususnya
terpisahkan dari tujuan hidup manusia. pendidikan Islam adalah untuk
Baharuddin dan Moh. Makin menjelaskan meningkatkan keimanan dan ketakwaan
bahwa tujuan hidup manusia—yang juga kepada Allah Swt.
berarti tujuan pendidikan Islam—adalah Namun demikian, belakangan
mencari kebahagiaan duniawi–ukhrawi, terdapat kekhwatiran terhadap semakin
dengan mempertajam kesalehan sosial lewat hilangnya tujuan pendidikan luhur tersebut.
amr (perintah) berbuat baik kepada orang Ekspansi liberalisme ke dalam dunia
lain, dan mengembangkan sense of pendidikan, tak terkecuali lembaga
belonging (rasa ikut memiliki) melalui pendidikan Islam, telah menjadikan
larangan berbuat kerusakan dalam bentuk beberapa lembaga pendidikan Islam, dalam
apapun1. Untuk mencapai tujuan ini, maka hal ini sekolah, justru melahirkan output
potensi ruhaniah-jasmaniah dalam diri yang memiliki pemikiran melenceng dan
manusia harus benar-benar seimbang. bahkan menentang Islam. Dalam beberapa
Pengembangan potensi jasmani kasus sebuah lembaga Islam tingkat
dan rohani pada akhirnya bertujuan untuk universitas, terindikasi melakukan pelecehan
membentuk manusia yang abdullah: terhadap ajaran dan nilai keislaman. Hal
memanfaatkan hidup dan dirinya hanya tersebut pada gilirannya ditakutkan akan
untuk Allah. Karena memang pada dasarnya menghancurkan nilai-nilai keimanan dan
tujuan penciptaan manusia memang adalah bahkan bisa menggiring mahasiswa ke arah
untuk menyembah Allah sebagaimana pemurtadan.
termaktub dalam al-quran, bahwa manusia Menurut Adian Husaini,
tidak diciptakan kecuali untuk STAIN/IAIN/UIN di Indonesia telah
menyembahku. Dari itu jelaslah bahwa terjangkiti virus liberalisme, khususnya
paham humanisme sekuler dan relativisme
1 kebenaran. Paham-paham liberal ini
H. Baharuddin dan Moh. Makin, Pendidikan
Humanistik: Konsep, Teori, dan Aplikasi Praksis dalam disebarkan secara massif sehingga
Dunia Pendidikan.... hlm., 114
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama
Islam Di Sekolah)
71
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

menghasilkan pemikiran-pemikiran yang dan bersaing serta hak milik partikelir


ujung-ujungnya mengkritik, mecela, dan (swasta) terhadap semua macam
bahkan menyalahkan ajaran-ajaran yang barang.4
telah ada dan pakem dalam Islam. 2 Term “liberal” diambil dari bahasa
Namun demikian, ada pula yang Latin liber artinya bebas dan bukan
berpandangan bahwa liberalisme pemikiran budak atau suatu keadaan dimana
di dalam lembaga pendidikan Islam juga seseorang itu bebas dari kepemilikan
dibutuhkan untuk mengembangkan orang lain. Makna bebas kemudian
objektivitas dan kebebasan dalam berpikir menjadi sebuah sikap kelas masyarakat
serta menyampaikan gagasan. Ajaran terpelajar di Barat yang membuka pintu
liberalisme yang mengagungkan kebebasan kebebasan berfikir (The old
individu telah memberikan kebebasan untuk Liberalism).Dari makna kebebasan
mengeksplorasi kemampuan berpikir dengan berfikir inilah kata liberal berkembang
baik, sehingga diharapkan akan lahir sehingga mempunyai berbagai makna.
pemikiran-pemikiran yang orisinal dan Secara politis liberalisme adalah
dapat mengembangkan sebuah keilmuan ideologi politik yang berpusat pada
seperti ilmu sains dan teknologi ke dalam individu, dianggap sebagai memiliki
dunia pendidikan Islam. Mengingat hak dalam pemerintahan, termasuk
kemajuan Barat dalam bidang sains dan persamaan hak dihormati, hak
teknologi tidak terlepas dari fondasi berpikir berekspresi dan bertindak serta bebas
yang kuat. dari ikatan-ikatan agama dan
Tulisan ini sebagai studi atas ideologi.Dalam konteks sosial
konsep liberalisme dalam pendidikan Islam, liberalisme diartikan sebagai adalah
bentuk liberalisme dalam pendidikan Islam suatu etika sosial yang membela
di Indonesia, corak utama liberalisme kebebasan (liberty) dan persamaan
pendidikan, prinsip ideologi pendidikan (equality) secara umum. Menurut
liberal, dan implikasi liberalisme terhadap Alonzo L. Hamby, Profesor Sejarah di
perbaikan sistem pembelajaran agama Islam. Universitas Ohio, liberalisme adalah
B. Pembahasan paham ekonomi dan politik yang
1. Konsep Liberalisme dalam Pendidikan menekankan pada kebebasan
Islam (freedom), persamaan (equality) dan
a. Liberalisme Perspektif Sejarah kesempatan (opportunity).5
Dalam Kamus Besar Bahasa Sejarahnya paham liberalisme ini
Indonesia liberalisme adalah usaha berasal dari Yunani kuno, salah satu
perjuangan menuju kebebasan.3Dan elemen terpenting dari peradaban
dalam istilah asing liberalisme diambil Barat.Namun, jika dilacak hingga Abad
dari bahasa Inggris, yang berarti Pertengahan, liberalisme dipicu oleh
kebebasan. Kata ini kembali kepada kondisi sistem ekonomi dan politik
kata “liberty” dalam bahasa Inggrisnya yang didominasi oleh sistem feodal.Di
, atau “liberte” menurut bahasa dalam sistem ini, raja dan bangsawan
Perancis, yang bermakna bebas. memiliki hak-hak istimewa, sedangkan
Subagja mendefinisikan rakyat jelata tidak diberi kesempatan
liberalisme sebagai paham yang secara leluasa untuk menggunakan hak-
menekankan kebebasan individu atau hak mereka, apalagi hak untuk ikut
partikelir, filsafat sosial politik, dan serta dalam mobilisasisosial yang dapat
ekonomi yang menekankan atau mengantarkan mereka menjadi kelas
mengutamakan kebebasan individu atas.
untuk mengadakan perjanjian,
produksi, konsumsi, tukar-menukar,
4
Lihat Soleh Subagja. Gagasan
2
Adian Husaini, Virus Liberalisme di Liberalisme Pendidikan Islam (Malang : Madani,
Perguruan Tinggi Islam (Jakarta: Gema Insani 2010), hlm. 49.
Press, 2009), hal. 9-10 5
Hamid Fahmy Zarkasyi, “Liberalisme
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia.Versi Pemikiran Islam” dalam Jurnal TSAQAFAH
offline. Vol. 5, No. 1, Jumadal Ula 1430 hlm.2-3
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
72
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

Perkembangan awalnya terjadi campur tangan dalam kegiatan ekonomi


sekitar tahun 1215, ketika Raja John di rakyat.
Inggris mengeluarkan Magna Charta, Dari sini dapat dipahami, sejak
dokumen yangmencatat beberapa hak tahun 1900-an, politik dan ekonomi
yang diberikan raja kepada bangsawan liberal memiliki hubungan yang sangat
bawahan.Charta ini secara otomatis erat. Gagasan ekonomi liberal
telah membatasi kekuasaan Raja John didasarkan pada sebuah pandangan
sendiri dan dianggap sebagai bentuk bahwa setiap individu harus diberi
liberalisme awal (early kebebasan untuk melakukan kegiatan-
liberalism).Liberalisme awal sendiri kegiatan ekonominya tanpa ada
ditandai dengan perlawanan intervensi dan campur tangan dari
danpembatasan terhadap kekuasaan negara.Kaum liberal percaya, bahwa
pemerintah yang cenderung absolut. ekonomi akan melakukan regulasi
Perkembangan liberalisme sendiri (the invisible hand). Atas dasar
selanjutnya ditandai oleh revolusitak itu, campur tangan negara tidak
berdarah yang terjadi pada tahun 1688 diperlukan lagi.Gagasan semacam ini
yang kemudian dikenal dengan sebutan diadopsi dari pemikiran-pemikiran
The Glorious Revolution of Adam Smith dan menjadi landasan
1688.Revolusi ini berhasilmenurunkan sistem ekonomi kapitalis yang
Raja James II dari England dan Ireland diterapkan di dunia saat ini.
(James VII) dari Scotland) serta Jika ditilik dari perkembangannya
mengangkat William II dan Mary II liberalisme secara umum, memiliki dua
sebagai raja. aliran utama yang saling bersaing
Setahun setelah revolusi ini, dalam menggunakan sebutan liberal.
parlemen Inggris menyetujui sebuah Pertama adalah liberal classic atau
undang-undang hak rakyat (Bill of early liberalism yang kemudian
Right) yang memuat penghapusan menjadi liberal ekonomi yang
beberapa kekuasaan raja dan jaminan menekankan pada kebebasan dalam
terhadap hak-hak dasar dan kebebasan usaha individu, dalam hak memiliki
masyarakat Inggris.Pada saat kekayaan, dalam polesi ekonomi dan
bersamaan, seorang filsuf Inggris, John kebebasan melakukan kontrakserta
Locke, mengajarkan bahwa setiap menentang sistem welfare state.
orang terlahir dengan hak-hak dasar Kelompok ini mendukung persamaan
(natural right) yang tidak boleh (equality) di depan hukum tapi tidak
dirampas.Hak-hak dasar itu meliputi dalam ekonomi (economic inequality)
hak untuk hidup, hak untuk memiliki karena distribusi kekayaan oleh negara
sesuatu, kebebasan membuat opini, tidakmenjamin kemakmuran.
beragama, dan berbicara. Pemerintah Persaingan dalam pasar bebas menurut
memiliki tugas utama untuk menjamin kelompok ini lebih menjamin.
hak-hak dasar tersebut, dan jika ia tidak Kedua, adalah liberal sosial. Aliran
menjaga hak-hak dasar itu, rakyat ini menekankan peran negara yang
memiliki hak untuk melakukan lebih besar untuk membela hak-hak
revolusi. individu (dalam pengertian yang luas),
Di bidang ekonomi, liberalisme seringkali dalam bentuk hukum
berkembang melalui kebijakan laissez antidiskriminasi.Kelompok ini
faire seorang ekonom Scotties, Adam mendukung pendidikan bebas untuk
Smith, di dalam bukunya, The Wealth umum (universal education), dan
of Nations (1776).Di kemudian hari, kesejahteraan rakyat, termasuk jaminan
gagasan-gagasan ekonomi Adam Smith bagi penganggur, perumahan bagi
ini dijadikan dasar untuk membangun tunawisma dan perawatan kesehatan
sistem ekonomi kapitalis yang bagi yang sakit, semua itu didukung
menawarkan liberalisasi kegiatan oleh sistem perpajakan. Dengan kata
ekonomi bagi setiap orang.Kebijakan lain liberalisme awal (early liberalism)
ini akhirnya membatasi Negara untuk lebih menekankan pada hak-hak
ekonomi dan politik.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
73
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

Liberal dalam konteks kebebasan ekonomi tanpa campur tangan negara.


intelektual berarti independen secara Liberalisme ini kemudian juga
intelektual, berpikiran luas, terus berkembang dan menyentuh pemikiran
terang, dan terbuka. Kebebasan keagamaan. Liberalisme dalam
intelektual sejatinya berkembang pemikiran keagamaan ini memberikan
sejalan dengan perkembangan kebebasan kepada individu untuk
liberalisme sosial dan politik yang berpikir secara kritis dan logis tanpa
terjadi di Barat pada akhir abad ke 18, dibelenggu oleh doktrin dan dogma.
namun akar-akarnya dapat dilacak Manusia diberi kebebasan intelektual
seabad sebelumnya yaitu abad ke 17. untuk mengkaji segala bentuk ajaran
Pada masa itu dunia Barat terobsesi yang selama ini dianggap pakem dan
untuk membebaskan bidang intelektual, tidak boleh diotak-atik, dengan
keagamaan, politik dan ekonomi dari pandangan akal yang logis dan bersifat
tatanan moral, supernatural dan bahkan sistematis. Pemikiran yang hanya
Tuhan. Maka dari itu prinsip-prinsip mendasarkan kepada akal ini pada
Revolusi Perancis 1789 dianggap gilirannya melabrak ajaran dan nilai
sebagai Magna Charta liberalisme. Di keagamaan yang telah berkembang dan
dalamnya terdapat kebebasan mutlak hidup dalam masyarakat beragama.
dalam pemikiran, agama, etika, b. Liberalisme dan Kebebasan Manusia
kepecayaan, berbicara, pers dan politik. dalam Islam
Konsekuensinya adalah penghapusan
hak-hak Tuhan dan segala otoritas yang
    ....
diperoleh dari Tuhan; penyingkiran  
agama dari kehidupan publik menjadi  
bersifat individual. Selain itu agama 
Kristen dan Gereja harus dihindarkan
agar tidak menjadi lembaga hukum

ataupun sosial. Jelasnya liberalisme  
mengindikasikan pengingkaran  ....
terhadap semua otoritas yang Artinya: .... Sesungguhnya
sesungguhnya, sebab otoritas dalam Allah tidak merubah keadaan
pandangan liberal menunjukkan adanya sesuatu kaum sehingga mereka
kekuatan di luar dan di atas manusia merubah keadaan yang ada pada diri
yang mengikatnya secara moral. mereka sendiri. .... 7
Kebebasan intelektual yang mencoba Salah satu anugerah terbesar
untuk bebas dari agama dan dari Tuhan kepada manusia adalah kemampuan
itu secara logis merupakan liberalisme berpikir.Manusia diberi kebebasan
dalam pemikiran keagamaan dan itulah dalam menuangkan gagasan dan
yang pertamakali dirasakan oleh pemikiran dalam hidupnya. Dengan
agama-agama di Barat.6 begitu, manusia harus secara terus
Dari itu dapat dipahami bahwa menerus membuat berbagai pilihan
liberalisme sebagai sebagai sebuah dalam suatu kehidupan yang selalu
paham pada awal mulanya adalah menentangnya untuk merubahnya.
dalam bidang politik untuk memberikan Ia mempunyai kebebasan untuk
kebebasan dan hak kepada individu, di memilih antara yang baik dan yang
mana saat itu hampir semua kekuasaan buruk, dan bertanggung jawab
dipegang oleh raja dan sepenuhnya bagi setiap pilihan yang
penguasa.Liberalisme kemudian dilakukannya.
berkembang juga dalam bidang politik Jika pilihan bebasnya
yang memberi kebebasan kepada menunjukkan kepada hal-hal yang
individu untuk mengembangkan baik, maka ia akan menjadi seorang
yang Mukmin yang tidak akan
6
Hamid Fahmy Zarkasyi, “Liberalisme pernah larut dalam gulungan
Pemikiran Islam” dalam Jurnal TSAQAFAH....,hlm. 5-
8. 7
Al-Qur’an In Words, Q.S. Ar-Ra’d: Ayat 11.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
74
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

cakrawala, tapi sebaliknya, jika Sementara di Eropa, menurut


pilihan itu pada hal-hal yang buruk, Arkoun, Pemahaman dan penafsiran
maka ia akan menjadi seorang kafir ilmiah dalam konteks yang telah
(pembangkang). Kerena itulah orang dibumikan (lewat pendekatan ilmu-
Mukmin dengan kebebasnnya, tidak ilmu sosial, seperti psikologi,
akan pernah kehilangan arah dalam sosiologi, antropologi dan lain
menghadapi berbagai kemelut sebagainya), mulai abad VI, telah
kemanusiaan. Ia tampil sebagai disebarkan oleh Luther dan zaman
orang yang merdeka, merekayasa renaissance. Dalam masyarakat
alam semesta yang diberikan Muslim, sikap dan pemahaman
padanya tetapi tidak menafikan ortodoksi yang bersifat skolastik,
aspek transendental. Tuhan sebagai pengulangan kata-kata yang
Pembebas terakhir.Karena Orang melebihi dari cukup dan tidak
Kafir larut dalam cakrawala dan luwes, memaksa munculnya
orang Mukmin cakrawala larut pemahaman dan pandangan yang
dalam alam pikirannya. semakin bertambah sempit terhadap
Refleksi kebebasan berfikir Islam itu sendiri.
sadar dan mengakui bahwa Kondisi itu, secara psikologis
anugerah kebebasan manusia harus bukan karena lemahnya potensi
difungsikan dan bahwa intelektual atau kualitas pendidikan
fungsionalisasi kebebasan ini, yang dimiliki oleh umat Islam,
merupakan manifestasi dari rasa tetapi hal tersebut, karena tidak
tanggung jawab manusia sebagai adanya arus pemikiran yang segar
khalifah Tuhan di Bumi, maka itu dan bebas dari paham dan
bermakna manusia dapat kepercayaan yang ada, yang
mewujudkan kebaikan. sekarang ini dipegang oleh umat
Islam mengakui, bahwa fitrah Islam dan bahkan tanpa dipikirkan.
manusia secara ontologis adalah Sikap seperti ini, menurut
menjadi subjek yang bertindak Stoddard, dimulai ketika khalifah
sesuatu dan selalu megubah dirinya. Abbasiyah berkoalisi dengan
Dengan demikian, bergerak menuju golongan agama konservatif,
kemungkinan-kemungkinan yang golongan yang membela kerajaan
selalu baru bagi kehidupan yang dan menjauhkan diri dari golongan
lebih kondusif dan realistis. liberal dan bahkan pada abad XII,
Pendidikan seharusnya selalu sisa-sisa liberalisme Arab telah
memberikan opsi-opsi kebebasan dimusnahkan, otak umat Islam beku,
pada manusia guna menata dan daya kreasi lumpuh, intelegensia
menetapkan cara-cara berfikir dan Islam diam, nyeyak sampai mereka
prilaku yang konstruktif, inovatif mulai bangkit dewasa.9Inilah yang
dan produktif. menyebabkan kemunduran dalam
Tetapi yang terjadi sekarang dunia Islam berabad-abad lamanya
adalah, bahwa umat manusia hingga peradaban sepenuhnya
kehilangan dinamika, kreativitas dan dkuasai oleh Barat.
progresivitas. Kajian yang kritis dan Dalam kaitan ini, liberalisme
mendalam terhadap pemikiran- yang mengedepakan dan bahkan
pemikiran keislaman tidak dapat
berkembang secara alami. Hal ini
terjadi karena adanya sikap dalam kebudayaan Islam, adalah sikap penolakan
penolakan terhadap pemikiran mereka terhadap perkembangan pemikiran
manusia yang kreatif.8 manusia yang kreatif. Lihat Janji-Janji Islam,
Terjemahan Rasyidi, (Jakarta: Bulan Bintang
1982), hlm.167.
8 9
Pandangan dan kesan seperti ini, lebih L. Stoddard, The New World of Islam,
jelas diungkapkan Roger Graudy, bahwa salah diterjemahkan oleh M. Muljadi Djojomardjono,
satu tidak berkembangmnya filsafa dan ilmu- dkk., Dunia Baru Islam (Jakarta:t, tp.,1966), hlm.18
ilmu yang beruatan pendidikan dan lainnya .
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
75
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

menjadikan akal sebagai panglima tidak harus mengutip definisi-


tidak salah dalam Islam. Manusia definisi yang dikemukakan oleh
memang memiliki hak untuk pakar pendidikan lain. Namun
mengembangkan dan menuangkan demikian, untuk memperkaya
gagasannya. Hanya saja, tentu tidak pengertian akan pendidikan Islam,
harus melupakan dan berikut penulis paparkan beberapa
menyingkirkan wahyu sebagai pendapat beberapa pakar.
sumber otoritatif. Justru al-Quran Ada beberapa pengertian
itulah yang dijadikan sebagai titik Pendidikan Islam di antaranya
pijak dalam membangun dan sebagaimana yang dikemukakan
mengembangkan kebebasan berpikir oleh Omar Mohammad At-Toumi
dalam Islam. Asy-Syaibany, menurut beliau
c. Pendidikan Islam (Pendidikan Pendidikan Islam yaitu:
Agama Islam) Proses mengubah tingkah laku
1) Pendidikan Islam individu pada kehidupan
Menurut seorang pakar pribadi, masyarakat, dan alam
pendidikan Islam kontemporer, sekitarnya, dengan cara
Sa’id Isma’il ‘Aly dalam Usul al- pengajaran sebagai suatu
Tarbiyyah al-Islamiyyah, aktivitas asasi dan sebagai
Pendidikan Islam adalah : profesi di antara profesi-profesi
‫ منظومة متكاملة من‬: ‫التربيّة اإلسالميّة هي‬ asasi dalam masyarakat.11
,‫ و العمليات‬,‫نسق معرفي من المفاهيم‬ Bila diamati, definisi di atas
‫ والتنظيمات التي يرتبط‬,‫ والقيم‬,‫واألساليب‬ Pendidikan Islam menitik beratkan
‫بعضها بالبعض األخر في تازر واتساق على‬ pada perubahan tingkah laku
‫التصور اإلسالمي هلل والكون و اإلنسان‬ manusia yang mengarah pada
‫والمجتمع وتسعى إلى تحقيق العبودية هلل بتنمية‬ pendidikan karakter. Selain itu,
‫اإلنسان بصفته فردا وجماعة من جوانبها‬ definisi tersebut menekankan pada
‫المختلفة بما يتفق والمقاصد الكلية للشريعة‬ aspek-aspke produktivitas dan
10
.‫التي تسعى لخير اإلنسان في الدّنيا واألخيرة‬ kreativitas manusia dalam perannya
Pendidikan Islam adalah suatu dalam kehidupan bermasyarakat dan
sistem yang lengkap dengan di alam semesta.
sistematika yang epistemik yang Pendapat selanjutnya
terdiri dari teori-teori, praktek- Muhammad SA Ibrahimy dari
praktek, metode-metode, nilai-nilai Bangladesh mengemukakan definisi
dan pengerganisasian yang saling pendidikan Islam sebagai berikut:
berhubungan melalui kerja sama Islamic education in true sense
yang harmonis dalam konsepsi of the term, is a system of
Islami tentang Allah, alam education which enable a man
semesta, manusia dan masyarakat; to lead his life according to the
dan bertujuan merealisaskikan islamic ideology, so that he
pengabddian kepada Allah dengan may easily mould his life in
(cara) menumbuh-kembangkan accordance with tenetn of
manusia dengan sifat –sebagai- Islam.12
makhluk individu maupun sosial Pendidikan pada hakekatnya
dari berbagai sisi yang beraneka adalah suatu sistem pendidikan yang
ragam sesuai dengan tujuan memungkinkan seseorang dapat
universal shari’at (Islam) yang mengerahkan kehidupannya sesuai
bertujuan untuk kebaikan manusia dengan cita-cita Islam, sehingga
di dunia dan akhirat.
Definisi di atas relatif
11
komprehensif dalam meninjau Omar Mohammad Att-Toumy Asy-
pendidikan Islam, sehingga penulis Syaibany, Falsafah At-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979, hlm. 399.
12
HM Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu
10
Sa’id Isma’il ‘Aly, Usul al-Tarbiyyah al- Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Islamiyyah, (Kairo: Dar al-Salam, 2007), hlm. 32-33. Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm. 34.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
76
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

dengan mudah ia dapat membentuk Menurut Sa’id Ismail Ali


hidupnya sesuai dengan ajaran dalam Langgulung15 sumber
Islam. Pendidikan Islam terdiri atas
Definisi tersebut mengacu pada enam macam, yaitu Al-Qur’an,
perkembangan kehidupan manusia As-Sunnah, kata-kata sahabat
masa akan datang tanpa (madzhab shabi), kemaslahatan
menghilangkan prisnip-prinsip umat/sosial (mashalih al-
islami yang diamanahkan oleh Allah mursalah), tradisi atau adat
kepada manusia, sehingga manusia kebiasaan masyarakat (‘urf), dan
mampu memenuhi kebutuhan dan hasil pemikiran para ahli dalam
tuntunan hidupnya seiring dengan Islam (ijtihad). Keenam sumber
perkembangan iptek. pendidikan Islam tersebut
Selanjutnya Muhammad Fadhil didudukkan secara hierarkis.
Al-Jamali memberikan pengertian Artiya, rujukan penyelididkan
Pendidikan Islam berikut ini: Islam diawali dari sumber pertam
Upaya mengembangkan, (Al-Qur’an) untuk kemudian
mendorong, serta mengajak dilanjutkan pada sumber
manusia lebih maju dengan berikutnya secara berurutan.
berlandaskan nilai-nilai yang b) Dasar Pendidikan Islam
tinggi dan kehidupan yang Dasar Pendidikan Islam
mulia, sehingga terbentuk merupakan landasan operasional
pribadi yang lebih sempurna, untuk merealisasikan dasar
baik yang berkaitan dengan ideal/sumber pendidikan Islam.
akal, perasaan, maupun Menurut Hasan Langgulung,
perbuatan.13 dasar operasional pendidikan
Dalam sebuah seminar Islam ada enam, yaitu historis,
Pendidikan Islam se-Indonesia yang sosiologis, ekonomis, politik dan
diselenggarakan pada tahun 1960 administrasi, psikologis, dan
dimengerti definisi Pendidikan filosofis. Keenam dasar itu
Islam, yakni : berpusat pada dasar filosofis.16
Bimbingan terhadap pertumbuhan Penentuan dasar tersebut
ruhani dan jasmani menurut ajaran agaknya sekuler selain tidak
Islam dengan hikmah, mengarahkan, memasukkan dasar religius, juga
mengajarkan, melatih, mengasuh, menjadikan filsafat sebagai induk
dan mengawasi berlakunya semua dari segala dasar. Dalam Islam,
ajaran Islam.14 dasar operasional segala sesuatu
Dari sekian definisi di atas adalah agama, sebab agama
dijelaskan bahwa pendidikan Islam menjadi frame bagi setiap
merupakan proses transformasi dan aktivitas yang bernuansa
internalisasi ilmu pengetahuan dan keislaman. Dengan agama,
nilai-nilai pada diri peserta didik semua aktivitas kependidikan
melalui pertumbuhan dan menjadi bermakna, mewarnai
pengembangan potensi fitrahnya dasar lain, dan bernilai ubudiyah.
untuk mencapai keselarasan dan c) Tujuan Pendidikan Islam
kesempurnaan hidup dalam segala Tujuan ialah sesuatu yang
aspeknya. diharapkan tercapai setelah suatu
a) Sumber Pendidikan Islam usaha atau kegiatan selesai.
Pendidikan sebagai suatu usaha
atau kegiatan yang berproses

13 15
Muhammad Fadhil Al-Jamali, Filsafat Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran
Pendidikan dalam Al-Qur’an. Terj. Judial Falasani, Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,
(Surabaya: Bina Ilmu, 1986), hlm. 3. 1980), hlm. 35.
14 16
HM Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan
(Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 13-14. Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), hlm. 6-7.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
77
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

melalui beberapa tahap dan mengandung arti sebagai


tingkatan pula. Tujuan “penyajian bahan ajaran” yang
pendidikan bukanlah suatu benda dilakukan oleh seseorang
yang berbentuk tetap dan statis, “pengajar”. Pembelajaran tidak
melainkan suatu keseluruhan dan harus diberikan oleh pengajar,
kepribadian seseorang berkenaan karena kegiatan itu dapat
dengan seluruh aspek dilakukan oleh perancang atau
kepribadiannya.17 pengembang sumber belajar,
Apabila dihubungkan dengan misalnya seorang tekhnologi
suatu usaha (Proses) maka tujuan pembelajaran atau suatu tim
mempunyai beberapa fungsi terdiri dari ahli media dan ahli
yakni, 1) Mengakhiri usaha, 2) materi ajaran tertentu. Menurut
Mengarahkan usaha, 3) Ahmad Patoni, pembelajaran
Merupakan titik pangkal untuk adalah untuk membelajarkan
mencapai tujuan-tujuan lain, 4) peserta didik. Dalam definisi ini
Memberi nilai (sifat) pada suatu terkandung makna bahwa dalam
usaha.18 pembelajaran tersebut ada
Berdasarkan fungsi-fungsi kegiatan memilih, menetapkan
tujuan di atas dapat dimengerti dan mengembangkan
bahwa perumusan tujuan metode/strategi yang optimal
Pendidikan Islam secara jelas untuk mencapai hasil
merupakan hal yang sangat pembelajaran yang dinginkan
penting. Tanpa perumusan tujuan dalam kondisi tertentu.19
yang jelas, sulit diketahui apakah Pendidikan Islam atau
suatu proses pendidikan sudah pendidikan menurut Islam (Ilmu
berakhir atau belum. Selain itu, Pendidikan Islam) adalah
tanpa kejelasan tujuan, sulit pula pendidikan yang dipahami dan
ditentukan arah program dan dikembangkan dari ajaran dan
pelaksanaan pendidikan. Tidak nilai-nilai fundamental yang
kurang daripada itu, tanpa terkandung dalam sumber
perumusan tujuan yang jelas dasarnya berupa Al-Qur’an dan
tidak dapat pula ditentukan nilai Hadits. Sedangkan pendidikan
proses pendidikan, apakah baik agama Islam atau pendidikan
atau kurang baik. keislaman ialah upaya
2) Pendidikan Agama Islam pendidikan agama Islam atau
Pembelajaran adalah suatu ajaran Islam dan nilai-nilainya
usaha yang disengaja, bertujuan agar menjadi way of life
dan terkendali agar orang lain seseorang. Visi pendidikan islam
belajar atau terjadi perubahan merupakan persepsi tujuan akhir
yang relatif menetap pada diri meliputi learning to think,
orang lain. Usaha ini dilakukan learning to do, learning to be,
oleh seseorang atau suatu tim learning to live together .20
yang memiliki kemampuan dan Pembelajaran PAI
kompetensi dalam merancang merupakan kegiatan
dan atau mengembangkan pembelajaran yang berkaitan
sumber belajar yang diperlukan.
Pengertian dibedakan 19
“pengajaran” yang telah terlanjur Ahmad Patoni, Metode
Pembelajaran Agama Islam,
(Yogyakarta:Gre Publishing, 2012), hlm.
17
Zakiah Darajat dkk, Pendidikan Islam dalam 198.
20
Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1994), hlm. Syaif, Modernisasi
92:29. Pembelajaran Berbasis Cyber, dalam
18
Ahmad Daing Marimba, Pengantar Filsafat website: http://syaifworld.blogspot.com
Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1986), hlm. /2009/11/penelitian-pembelajaran.html,
45-46. diakses, 1 Juni 2016, pukul 11.01 WIB.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
78
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

transfer ilmu pengetahuan melainkan manusia yang cerdas


(pendidikan agama Islam) atau dan terampil serta memiliki
dengan kata lain interaksi antara kepribadian yang mampu
pendidik dan peserta didik mendukung pembangunan
melalui metode dan bentuk- nasional esensi ilmu terletak
bentuk strategi yang yang pada rasionalisme kritis, esensi
digunakan untuk memudahkan tekhnologi pada efektifitas dan
pemahaman peserta didik efisiensi yang bermanfaat bagi
sehingga dapat memahami teori kesejahteraan manusia, esensi
sekaligus mempraktekkan hasil humaniora pada kesadaran
pembelajaran. manusia sebagai makhluk
Pendidikan agama Islam individu, sosial dan sekaligus
yang diterapkan dalam system sebagai hamba Allah SWT,
pendidikan Islam, bukan hanya sedangkan esensi ilmu terletak
bertujuan untuk mentransfer nilai pada kemampuan untuk
agama, tetapi juga bertujuan agar mengembangkan manusia
penghayatan dan pengamalan menjadi manusia beriman dan
ajaran agama berjalan dengan bertakwa yang sungguh-sungguh
baik di tengah-tengah sehingga dapat terampil sebagai
masyarakat. Dengan demikian, khalifatullah fil ard yang dapat
pendidikan agama Islam dapat mewujudkan rahmatan
memberikan andil dalam lilalamin.22
pembentukan jiwa dan Adapun agar peserta didik
kepribadian untuk mencapai kita dapat tumbuh menjadi
tujuan yang dicita-citakan. Khalifah fil ard yang dapat
Pendidikan agama Islam yang mewujudkan rahmatan lilalamin
dapat memberikan andil yang baik di sekolah maupun kelak di
maksimal dalam pembentukan masyarakat, maka kompetensi
jiwa dan kepribadian adalah pedagogik, kompetensi pribadi,
pendidikan yang mengacu pada kompetensi sosial dan
pemahaman ajaran yang baik dan kompetensi profesionalis seorang
benar, mengacu pada pemikiran guru harus benar-benar
yang rasional dan filosofis, dioptimalkan
pembentukan akhlak yang luhur 2. Bentuk Liberalisme Pendidikan Islam
dan merehabilitasi kehidupan di Indonesia
akhlak yang telah rusak.21 Oleh Harus diakui bahwa dunia Barat
karena itu inti dari pendidikan berkepentingan untuk melakukan
agama Islam−pembelajaran PAI liberalisasi dalam dunia pendidikan
adalah pembelajaran memiliki Islam . Hal ini dilakukan untuk
muatan-muatan nilai kehidupan. mencetak intelektual muslim yang pro
Tujuan pendidikan yang terhadap pemikiran dan kepentingan
berwawasan nilai adalah proses Barat dalam segala aspeknya.
pendidikan yang sampai pada Modus Intervensi Barat dalam
hakekat ilmu dan tekhnologi, Liberalisasi Pendidikan Islam
tidak hanya kulit luarnya dengan diantaranya adalah sebagai berikut:
demikian, kualitas pendidikan a. Intervensi kurikulum
dapat diandalkan sebab kualitas Kurikulum sebagai panduan untuk
keluaran pendidikan jenis ini membentuk produk pemikiran dan
tidak hanya membentuk manusia perilaku pelajar/mahasiswa menjadi
cerdas dan terampil tetapi salah satu sasaran intervensi.
pribadinya tumbuh sebagai robot, Kurikulum bidang akidah, konsep

21 22
Abd,Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, HM. Chabin Thoha, Kapita Selekta
Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1996),
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 143. hlm. 7.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
79
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

wahyu maupun syariah Islam menjadi operandi lama. Sejarah awal terjadi
obyek liberalisasi yang tersistemkan. pada tahun 1950-an, saat sejumlah
Liberalisasi akidah Islam diarahkan mahasiswa Indonesia belajar di
pada penghancuran akidah Islam dan McGill’s Institute of Islamic Studies
penancapan paham pluralisme agama (MIIS) yang didirikan oleh
yang memandang semua agama adalah orientalis Cantwell W. Smith.
benar. Liberalisasi konsep wahyu c. Pembentukan jaringan intelektual
ditujukan untuk menggugat otentisitas Muslim yang menyuarakan
(keaslian) al-Quran Mushaf Utsmani liberalisasi pemikiran Islam.
dan as-Sunnah. Adapun liberalisasi Jaringan intelektual ini diwakili
syariah Islam diarahkan pada oleh Jaringan Liberal yang berlabelkan
penghancuran hukum-hukum Islam dan Islam, bekerjasama dengan para
penghapusan keyakinan umat terhadap intelektual, penulis dan akademisi
syariah Islam sebagai problem solving dalam dan luar negeri. Jaringan ini
bagi permasalahan kehidupan manusia. gencar menyuarakan kampanye dan
Dalam dunia perguruan tinggi, pengopinian reorientasi pendidikan
intervensi ini terlihat misalnya dalam Islam menuju pendidikan Islam yang
penyebaran pemikiran Harun Nasution pluralis melalui berbagai media
ke seluruh perguruan tinggi Islam di propaganda.Tujuan akhir dari upaya
Indonesia. Bukunya yang berjudul Liberalisasi Pendidikan Islam dan
Teologi Islam dan Islam Ditinjau dari pondok pesantren di Indonesia adalah
Berbagai Aspeknya dijadikan sebagai liberalisasi pemikiran Islam dan
buku wajib dalam materi pengantar menciptakan Muslim moderat yang pro
teologi dan pemikiran Islam. Meskipun Barat. Dari merekalah selanjutnya
kenyataannya, buku tersebut telah agenda liberalisasi pemikiran Islam
banyak dibantah karena mengandung akan disebarluaskan di tengah-tengah
banyak kesalahan-kesalahan elementer masyarakat. Sasaran pembentukan
b. Bantuan pendidikan dan Beasiswa Muslim moderat diprioritaskan dari
The Asia Foundation telah kalangan intelektual Muslim dan
mendanai lebih dari 1000 pesantren ulama. Alasannya, karena intelektual
untuk berpartisipasi dalam Muslim dinilai memiliki peran
mempromosikan nilai-nilai strategis, baik dalam menentukan
pluralisme, toleransi dan masyarakat kebijakan pemerintah maupun peluang
sipil dalam komunitas sekolah Islam memimpin, sedangkan ulama dinilai
di seluruh Indonesia. Tahun 2004, memiliki pengaruh di tengah-tengah
TAF memberikan pelatihan kepada masyarakat akar rumput, di samping
lebih dari 564 dosen yang sebagai pelegitimasi hukum terhadap
mengajarkan pelatihan tentang berbagai fakta baru yang berkembang.
pendidikan kewarganegaraan yang Namun demikian, liberalisasi
kental dengan ide liberalis-sekular tersebut tidak sepenuhnya harus
untuk lebih dari 87.000 pelajar. dihindari. Berbagai bantuan dan
Fakta lain, AS dan Australia juga fasilitas dari Barat mesti digunakan
membantu USD 250 juta dengan sebaik-baiknya dalam pengembangan
dalih mengembangkan pendidikan pemikiran dan keilmuan Islam.
Indonesia. Padahal, menurut sumber Terlepas hal tersebut merupakan modus
diplomat Australia yang dikutip atau bukan, yang pasti dalam beberapa
The Australian (4/10/2003), hal, sebab Barat memang pusat
sumbangan tersebut dimaksudkan peradaban dunia saat ini sebenarnya
untuk mengeliminasi ‘madrasah- tidak buruk apabila umat Islam belajar
madrasah’ yang menghasilkan para kepada mereka.
’teroris’ dan ulama yang membenci Sebagaimana telah dijelasakan di
Barat.Di samping bantuan awal bahwa pada hakikatnya nilai-nilai
pendidikan, pemberian beasiswa liberalisme dalam hal pengembangan
untuk melanjutkan kuliah ke negeri akal tidak bertentangan dengan ilai-
Barat sudah menjadi modus nilai ajaran Islam itu sendiri. Sebagai
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
80
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

manusia, memang dituntut untuk Diantaranya pengajaran/pembelajaran


mempergunakan akal sebaik-baiknya. berbasis individu, dan yang terbaru
Menggunakan akal dengan baik tidak pendidikan berbasis kecerdasan
perlu dikhawatirkan, asalkan tidak serta majemuk (multiple intelligences).
merta meninggalkan al-Quran sebagai Sebab diyakini tiap individu hamba
pedoman ajaran Islam. Allah Swt merupakan peribadi yang
Karenanya, hemat penulis, unik dan memiliki kemampuan yang
liberalisasi dalam pendidikan Islam tidak bisa disama ratakan.
dalam berbagai bentuknya tidak perlu 3. Corak Utama Liberalisme Pendidikan
ditakuti, selagi kita masih diberi Liberalisme pendidikan memiliki tiga
kesempatan untuk berpikir dengan baik, corak utama, yaitu :
tanpa intervensi dari pihak manapun. a. Liberalisme metodis, yaitu bersifat
Yang perlu dikhawatirkan dalam non ideologis dan memusatkan diri
pendidikan Islam adalah bukannya pada cara-cara baru dan cara-cara yang
liberalisasi pemikiran keagamaan, telah diperbaiki untuk melancarkan
namun liberalisasi ekonomi yang telah pencapaian sasaran-sasaran pendidikan
menumbuhsuburkan kapitalisme. yang ada sekarang. Penganut kaum
Liberalisme ekonomi ini harus dilawan liberalisme metodis, mengambil sikap
karena dalam prakteknya telah bahwa metode-metode pengajaran
mengorbankan rakyat demi (cara-cara belajar-mengajar) harus
keuntungan yang besar bagi pribadi dan disesuaikan dengan zaman supaya
kelompoknya. Jangan sampai mencakup renungan-renungan
kehilangan semangat untuk melawan psikologis baru dan hakikat belajar
ketidakadilan dan penindasan terhadap manusia.
masyarakat karena kapitalisme tersebut. b. Liberalisme direktif (liberalisme
Manusia sebagai makhluk yang terstruktur), pada dasarnya kaum liberal
bebas untuk menggunakan akal direktif menginginkan pembaharuan
pikirnya tidak boleh dilarang. Larangan mendasar dalam tujuan sekaligus dalam
yang tak beralasan sangat menciderai hal cara kerja sekolah-sekolah
rasa kemanusiaan. Sejarah sebagaimana ada sekarang. Mereka
membuktikan kemajuan berbagai menganggap bahwa wajib belajar
bidang keilmuan Islam disebabkan adalah perlu. Kemudian juga
umat Islam merdeka dalam diperlukan kepiawaian memilih
memanfaatkan potensi akal namun beberapa keperluan mendasar tertentu
tetap berpegang teguh dengan sumber serta mengajukan penetapan lebih dulu
ajaran Islam. Guna membekali output tentang isi pelajaran-pelajaran yang
pendidikan Islam yang “liberal” atau akan diberikan pada siswa.
berpikir bebas tersebut agar memiliki c. Liberalisme non-direktif
kekokohan aqidah dan akhlak sekaligus (libealisasi pasar bebas). Kaum
berpegang teguh dengan sumber ajaran liberalisme non-direktif sepakat dengan
Islam Al-Qur’an & Hadis maka peran pandangan bahwa tujuan dan cara-cara
guru agama Islam sangat diharapkan pelaksanaan pendidikan perlu
untuk mengembangkan sistem diarahkan kembali secara radikal dari
pembelajaran yang humanis. Sebuah orientasi orotiratian tradisional ke arah
sistem yang memahami peserta didik sasaran pendidikan yang mengajar
sebagai individu. Secara individu siswa untuk memecahkan masalah-
peserta didik itu merupakan pribadi masalah sendiri secara efektif.
yang unik, memiliki kecepatan belajar 4. Prinsip Ideologi Pendidikan Liberal
yang berbeda-beda dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip dasar ideologi
Jauh sebelumnya para pakar pendidikan liberal menurut O’neill23
pendidikan telah berupaya guna meliputi:
mengembangkan sistem belajar yang
membebaskan. Upaya tersebut sebagai 23
O’neill, William F, Ideologi-
ikhtiar menggali kecerdasan otak ideologi Pendidikan. (Yogyakarta: Penerbit
sebagai sumber akal pikiran. Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 355-356.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
81
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

a. Seluruh hasil kegiatan belajar j.Penyelidikan kritis dari jenis yang


adalah pengetahuan personal punya arti penting hanya bisa
melalui pengalaman personal berlangsung dalam masyarakat
(relatifisme psikologis). yang terbuka dan demokratis yang
b. Seluruh hasil kegiatan belajar memiliki komitmen terhadap
bersifat subyektif dan selektif ungkapan umum pemikiran dan
(subyektifisme). perasaan individual (demokrasi
c. eluruh hasil kegiatan belajar sosial).
bersifat subyektif dan selektif k. Jika dalam kondisi-kondisi yang
(subyektifisme). optimal, anak yang berpotensi
d. Seluruh hasil kegiatan belajar rata-rata bisa menjadi efektif
berakar pada keterlibatan secara personal dan
pengertian inderawi (empirisme, bertanggungjawab secara sosial.
behaviorisme, materialisme dan Prinsip-prinsip dasar tersebut diatas,
empirisme biologis). secara ringkas, dapat dikatakan bahwa
e. Seluruh hasil kegiatan belajar manusia dalam mencari
didasari proses pemecahan kesenangan/kenikmatan dan kebahagiaan
masalah secara aktif dalam pola menuntut adanya perilaku efektif. Perilaku
coba dan salah (trial and error) efektif menuntut adanya pemikiran efektif,
atau (programatisme dan dengan menggunakan kecerdasan terlatih
instrumentalisme) yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
f. Cara belajar terbaik diatur oleh serta nalar. Ilmu dan nalar menuntut
penyelidikan kritis yang diarahkan adanya kebudayaan yang mendukung.
oleh perintah-perintah Sedangkan budaya yang mendukung harus
eksperimental yang mencirikan disertai nilai-nilai moral kemanusiaan
metoda ilmiah, dan pengetahuan (kebebasan berbicara, kebebasan beragama,
terbaik adalah yang paling selaras kebebasan berserikat, dan semacamnya).
dengan (atau yang paling mungkin Semua itu akan menimbulkan kenikmatan
berdasarkan) pembuktian ilmiah dan kebahagiaan dalam sebuah pola
yang sudah dianggap sahih sinergisme positif.
sebelumnya (eksperimentalisme 5. Implikasi Liberalisme Terhadap
filosofis dan eksperimentalisme Perbaikan Sistem Pembelajaran
ilmiah). Agama Islam
g. Pengalaman paling dini adalah a. Teori Sistem
yang paling berpengaruh terhadap Istilah sistem dapat dimaknai
perkembangan selanjutnya dan sebagai suatu entity24 atau keseluruhan
karena itu juga paling penting yang memiliki komponen-komponen
artinya (psikologis saling berinterfungsi untuk mencapai
developmentalistis). suatu tujuan yang telah ditetapkan.
h. Kegiatan belajar diarahkan dan Komponen-komponen yang terdapat
dikendalikan oleh konsekuensi- dalam sebuah sistem saling bersinergi
konsekuensi emosional dari untuk mencapai sebuah tujuan.
perilaku (hedonisme psikologis). Memandang aktivitas
i. Sifat-sifat hakiki dan isi pembelajaran sebagai sebuah sistem
pengalaman sosial mengarahkan dikenal dengan istilah system approach.
dan mengendalikan sifat-sifat Melalui pendekatan sistem, kita dapat
hakiki dan isi pengalaman memahami proses pembelajaran
personal, dan dengan begitu juga sebagau suatu hal yang perlu dirancang
mengarahkan dan mengendalikan secara sitematik dan sistemik. Isitilah
pengetahuan personal (relatifisme pendekatan sistem sendiri dapat
budaya). diartikan sebagai sebuah proses yang

24
Rusadi Kantaprawira, Pendekatan Sistem
dalam Ilmu-ilmu Sosial (Bandung: Penerbit Sinar Baru,
1990), hlm. 5.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
82
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

logis dan berulang yang dapat pembelajaran akan mampu melihat


digunakan untuk memperbaiki dan keterkaitan antar sub-sistem atau
mengingatkan mutu program komponen dalam sebuah sistem.26
25
pembelajaran. Melalui mekanisme umpan balik,
Menurut Dick dkk juga perancang desain sistem pembelajaran
berpendapat bahwa pendekatan sistem dapat melakukan revisi yang diperlukan
adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk meningkatkan kinerja.
oleh perancang desain sistem b. Implikasi Liberalisme
pembelajaran utnuk menciptakan Terhadap Perbaikan Sistem
sebuah pembelajaran yang efektif dan Pembelajaran Agama Islam
efisien. Dalam menggunakan
pendekatan sistem, setiap langkah yang Sistem pembelajaran Agama
dilakukan harus memperoleh input dari Islam (PAI) akhir-akhir ini menjadi
langkah sebelumnya. Dengan sorotan. Pembelajaran sebagai sebuah
menerapkan pendekatan sistem, kita sistem, maka saat satu dari komponen
dapat melakukan langkah atau proses sistem tersebut tidak berjalan dengan
secara sistemik dan sistematik. baik maka akan mengganggu
Cara sistemik adalah cara pandang komponen lainnya. Bila diperhatikan
yang menganggap sebuah sistem kembali sistem pembelajaran yang
sebagai suatu kesatuan yang utuh tidak sinergi, seperti di sekolah, di
dengan komponen-komponen yang sana terdapat guru yang terkesan
berinterfungsi. Istilah sistematik sentralistik dan diperparah ketika si
merujuk kepada suatu upaya untuk guru gagal memilih dan menggunakan
melakukan tindakan secara terarah dan metode, strategi serta media dan
langkah demi langkah untuk mencapai evaluasi belajar.
suatu tujuan yang telah digariskan. Suatu sistem ialah keseluruhan
Implementasi pendekatan sistem bagian yang bekerjasama untuk
telah memungkinkan perancang sistem mencapai hasil yang diharapkan.27
pembelajaran melakukan proses Sistem merupakan seperangkat
evaluasi untuk memperoleh umpan komponen atau unsur-unsur yang
balik. Umpan balik sangat diperlukan saling berinteraksi untuk mencapai
untuk melakukan revisi dan koreksi tujuan. Misalnya mobil adalah suatu
terhadap penyelenggaraan sistem sistem, yang meliputi komponen-
pembelajaran. komponen seperti roda, rem, kemudi,
Masih menurut Dick dkk, ia mesin dan lain sebagainya.28 Sistem
mengemukakan dua keuntungan yang (proses pembelajaran) terdiri dari
akan diperoleh perancang dalam beberapa komponen yang satu sama
mendesain sebuah aktivitas lain saling berinteraksi dan
pembelajaran dengan menggunakan berinterelasi.
pendekatan sistem. Pertama, melalui
pendekatan sistem, perancang akan Adapun komponen-komponen
berfokus atau memusatkan perhatian dasar sistem instrusional
pada tujuan pembelajaran yang akan (pembelajaran) ialah peserta didik,
dicapai. Setiap langkah yang dilakukan lulusan yang berkompetensi, proses
dalam sebuah sistem akan diarahkan
pada upaya untuk mencapai tujuan. 26
Baca juga, Pertimbangan diperlukannya
Kedua, dengan menerapkan berpikir sistem dan Pendekatan sistem; Nasuka, Teori
pendekatan sistem, perancang sistem Sistem Sebagai Salah Satu Alternatif Pendekatan dalam
Ilmu-Ilmu Agama Islam (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.
39.
25 27
Dick, W. Carey, L & Carey, J.O, The A. Tresna Sastrawijaya, Pengembangan
systematic Design of Instruction (New York: Pearson, Program Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991),
2005), hlm. 367. Baca Dasar Sistem Pengajaran, Oemar hlm. 1.
28
Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran
Pendekatan Sistem (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT Bumi
1990), hlm. 1-20. Aksara, 2002), hlm. 1.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
83
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

instruksional, pengajar, kurikulum, yang pernah dilontarkan oleh Siti


dan bahan instruksional.29 Lebih Musda Mulia, seorang aktivis
spesifiknya, Paling sedikit, perempuan, penulis, konselor, dan
Komponen-komponen tersebut penulis di bidang keagamaan (Islam)
menurut Wina Wijaya adalah tujuan, menyerukan agar pelajaran agama di
materi pelajaran, metode atau strategi sekolah dihapus.
pembelajaran, media dan evaluasi.30
Musdah menganggap bahwa
Jika pembelajaran agama Islam di ketika pelajaran agama dihapus dari
kelas tidak tersistem dengan baik akan sistem pembelajaran maka suatu
menimbulkan berbagai masalah yakni, negara itu akan bisa lebih maju, ia
seperti kejenuhan31 pada para peserta memberikan contoh negara Singapura
didik dan ini sangat tidak baik bagi (dalam kesempatan lain menyebut
perkembangan afektif, kognitif dan Australia, 2015) yang telah
psikomotorik mereka32 tidak hanya itu menghapus kurikulum agama di
masalah riskan lain akan ikut semua bangku sekolah, dimana
bermunculan, seperti terjadi prilaku hasilnya, penduduk negeri singapura
kekerasan dari pihak guru dalam dikenal paling tertib, disiplin, dan
proses belajar baik itu berbentuk toleran padahal mereka terdiri dari
verbal maupun non verbal serta fisik beragam etnik, bahasa dan agama.35
maupun psikis ketika peserta didik Bagi penulis, apa yang disampaikan
dirasanya kurang perhatian dalam alumni sekaligus pengajar di kampus
proses belajar kelas.33 Kalau demikian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu,
kenyataanya, alih-alih pelajaran agama tidak sepenuhnya salah, melainkan
Islam memperbaiki karakter bangsa sebuah kritik yang membangun. Ini
malah pelajaran ini kelak tidak bisa menjadi cambukan bagi guru-
diminati lagi kemudian tersingkirkan guru agama agar memperbaiki kualitas
dengan sendirinya.34 Sebagaimana pembelajarannya.
Padahal beberapa tahun
29
M. Atwi Suparman, Desain Instruksional sebelumnya (2013) pemerintah
Modern Panduan Para Pengajar dan Inovator memberlakukan sebuah kurikulum
Pendidikan, Edisi keempat (Jakarta: Erlangga, 2014), yang disebut kurikulum 2013 (K13).
hlm. 41-45.
30
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Kehadiran kurikulum ini pada
Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: hakikatnya memiliki sistem
Kencana, 2007), hlm. 49-51. pembelalajarannya yang sarat nilai-
31
Kejenuhan bisa terjadi manakala guru tidak nilai karakter.
memahami kebutuhan tiap individu dari peserta
Menurut Yunus Abidin, dalam
didiknya. Karena tiap individu tersebut memiliki
kecepatan belajar yang bervariasi. Individu yang
praktiknya K13 harus
kecepatan belajarnya tergolong tinggi mendapati waktu diimplementasikan melalui
tersisah cukup banyak, apabila tidak difahami sang guru pembelajaran berbasis aktivitas yang
bisa mengakibatkan kebosanan, ketersiksaan harus berbasis pendekatan ilmiah dan
menunggu temannya yang lamban dalam belajar. Yang tematik integratif. Hal ini senada
lamban pun begitu ia merasa diseret untuk belajar cepat dengan apa yang dinyatakan dalam
mengikuti irama belajar teman-temannya yang Permendikbud Nomor 65 tentang
tergolong belajar cepat itu tadi. Standar Proses bahwa untuk
32
Baca, Sistem Pendidikan yang Aneh oleh, memperkuat pendekatan ilmiah
Chu-dieL, Sekolah Dibubarkan Saja, (Yogyakarta:
INSISTPress, 2010), hlm. 35.
33
Baca, Menerapkan suatu sistem, W. James
Popham & Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara
Sistematis, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), terj. hlm. Karakter (Yogyakta: Deepublish Publisher, 2016),
103. hlm.57-70.
34 35
Baca, Pendidikan Anti Kekerasan oleh,
Rahmat, PAI Interdisipliner; Layanan khusus CIBI, http://www.kabarmakkah.com/2016/01/oh-tidak-
Kenakalan Remaja, Integrasi IMTAQ & IPTEK, politikus-pdip-ini-ingin-hapus.html. diakses hari
Pendidikan Anti Kekerasan, dan Kurikulum Berbasis Kamis 2 Januari 2017, pukul 10.00 WIB.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
84
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

(scientific),36 tematik terpadu (tematik kesulitan hal itu dikarenakan mereka


antar mata pelajaran), dan tematik dituntut belajar lagi untuk
(dalam suatu mata pelajaran) perlu mengembangkan perangkat
diterapkan pembelajaran berbasis pembelajaran dan konten bahan ajar.
penyingkapan/penulisan Selain itu pada kenyataannya,
(discovery/inquiry learning). Untuk kebutuhan belajar peserta didik
mendorong kemampuan peserta didik tidak sama dan gaya belajarnya
untuk menghasilkan karya berbeda satu sama lain.. Walau
kontekstual, baik individual maupun demikian, sejatinya sang guru mesti
kelompok maka sangat disarankan paham kebutuhan tiap personal
menggunakan pendekatan peserta didiknya dan tidak
pembelajaran yang menghasilkan diperkenankan menyamaratakan
karya berbasis pemecahan masalah kemampuan dan menyeragamkan
(project based learning). Melalui kemampuan belajar mereka. Asumsi
pendekatan itu diharapkan siswa kita penulis, saat seorang guru
memiliki kompetensi sikap, beranggapan bahwa kemampuan
keterampilan, dan pengetahuan jauh tiap individu peserta didik itu sama
lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, maka ia telah merancukan sistem
inovatif, dan lebih produktif, sehingga pembelajar.
nantinya mereka bisa sukses dalam
Sampai detik ini, sadar atau
menghadapi berbagai persoalan dan
tidak, kita sering memaksakan
tantangan di zamannya, memasuki
sebuah materi ajar berikut metode,
masa depan yang lebih baik.37
strategi dan media penyampaian dan
Pendekatan saintifik dalam evaluasi penilaiannya kepada para
pembelajaran agama Islam peserta didik tanpa tahu menahu
seharusnya tidak menimbulkan apakah saat itu mereka bersedia
masalah karena sosialisasi berikut menerima dan berminat belajar
pelatihan-pelatihan dan langkah- sebuah materi ajar dengan metode,
langkah pembelajaran berbasis strategi dan media serta siap
saintifik38 sudah cukup gamblang melakukan evaluasi belajarnya? Ini
dalam bahan ajar distribusi jelas problem yang harus dicarikan
pemerintah pusat. Akan tetapi, solusinya.
dominasi guru (guru banyak
Dari komponen sistem
menjelaskan) dalam sistem
pembelajaran di muka, kita ambil
pembelajaran sangatlah sentral.
satu contoh yaitu metode. Menurut
Pengalaman penulis dan hasil hasil percobaan dengan memberikan
pengamatan kepada beberapa guru pilihan kepada peserta didik atas
PAI SMA selama 6 semester yang metode yang paling serasi bagi
menggunakan kurikulum ini, guru- mereka sendiri, ternyata, 1)
guru tersebut mengalami beberapa Semangat belajar dalam tiap metode
belajar tinggi, mungkin karena
36
Lihat Buku Ajar Siswa edisi revisi oleh Endi
sendiri memilihnya dan karena
Suhendi Zen dan Nelty Khairiyah, Pendidikan Agama pilihan itu memang sesuai dengan
Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Balitbang pribadi mereka, 2) Siswa yang
Kemendikbud, 2014), hlm. 1-192. belajar dalam kelompok kecil
37
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran mencapai angka yang paling tinggi
dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT Refika pada test berbentuk essay yang
Aditama, 2014), hlm. 23. diberikan secara tiba-tiba tanpa
38
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013. diberitahukan lebih dahulu, 3)
Langkah-langkah pembelajaran pendekatan saintifik; 1) Evaluasi sendiri dan oleh teman
Mengamati, 2) Menanya, 3) Eksperimen, 4) lebih banyak terdapat di kalangan
Mengasosiasikan, 5) Mengkomunikasikan. Bandingkan
dengan Muhaimin, Model Pengembangan Kurikulum
mereka yang belajar dalam
dan Pembelajaran (Malang: UIN-Maliki Press, 2016), kelompok kecil, dan 4) Tidak
hlm. 17-18. terdapat perbedaan hasil pada test
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
85
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

akhir murid-murid yang mengikuti Realita sistem transaksi di


metode belajar yang berbeda-beda kedai itu apabila dapat kita adopsi
menurut pilihan masing-masing.39 ke dalam proses belajar mengajar di
kelas maka akan tercipta suasana
Jadi hasil belajar tidak
belajar yang menyenangkan. Guru
ditentukan oleh metode belajar yang
menentukan tujuan belajar,
digunakan. Oleh karenanya,
menyiapkan pembelajaran sesuai
mengatakan bahwa satu metode
minat, bakat serta kesiapan dan
lebih baik daripada metode lainnya,
kecepatan belajar para peserta didik
sukar dipertahankan, bila tidak turut
sehingga mereka merasa bahagia
dipertimbangkan pribadi dan
menuntaskan setiap materi pelajaran
keinginan murid-murid sendiri.
agama Islam. Mendapati kenyataan
Metode apapun mungkin baik, asal
semacam ini sangat diperlukan
sesuai dengan pribadi dan keinginan
sebuah media yang mencakup
murid.
semua komponen sistem
Dalam percobaan itu ternyata pembelajaran.
pula, bahwa murid-murid akan
Pembelajaran sebagai sebuah
merasa beruntung bila terbuka
sistem dengan komponen-komponen
berbagai metode belajar
yang saling berkaitan untuk
(multimetode) yang dapat mereka
melakukan suatu sinergi, yaitu
ikuti menurut pilihan masing-
mencapai tujuan pembelajaran yang
masing. Ternyata bahwa tidak setiap
telah ditetapkan. Robert Heinich dkk
murid menginginkan metode yang
sebagaimana yang dikutip oleh
sama. Ada yang menyukai metode
Benny A. Pribadi40, membuat 7
yang tradisional, ada yang modern,
(tujuh) kategori sistem pembelajaran
ada metode lain atau kombinasi dua
ke dalam beberapa tipe, yaitu: 1)
metode, dan sebagainya. Adapun
Pembelajaran di kelas (tatap muka),
kemungkinan mengadakan
2) Pembelajaran dengan
kombinasi antara dua metode atau
menggunakan siaran radio dan
lebih, tentu saja yang dapat
televisi, 3) Pembelajaran mandiri
dikemukakan sebagai keberatan
dengan menggunakan paket bahan
ialah banyaknya waktu dan tenaga
ajar pada sistem pembelajaran jarak
untuk menyiapkan suatu pelajaran
jauh, 4) Pembelajaran berbasis web,
dengan berbagai metode penyajian.
5) Aktivitas belajar di laboratorium
Malu rasanya terkadang kita dan workshop, 6) Seminar,
kalah dengan juru laden di sebuah simposium dan studi lapangan (field
kedai kopi. Dalam kedai kopi study), dan 7) Pembelajaran dengan
terdapat aneka macam menu kopi memanfaatkan komputer
bahkan camilan tapi tiap kali (multimedia) dan telekonferensi.
pelanggan datang, secara bebas
Dari ketujuh tipe sistem
pelayan kedai pasti menawarkan
pembelajaran di atas, pada point
menu apa yang akan dipesan. Atau
ketiga yakni pembelajaran mandiri
secara sistemik para pelanggan
dengan menggunakan paket bahan
justru menghampiri pemilik kedai
ajar (modul).41
dan memesan lalu membayar menu-
menu tertentu, lantas pulang penuh
kepuasan hingga kemudian hari 40
Baca, Benny A. Pribadi, Model Desain
mereka kembali lagi memesan menu Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2010),
dalam kedai tersebut. hlm. 30-31.
41
Vebriarto, Pengantar Pengajaran Modul,
(Yogyakarta: Pendidikan Paramita, 1981), hlm. 20.
Baca juga, Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe
39
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada
Proses Belajarn & Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Siswa Sekolah Menengah Pertama, Jurnal, Makara,
Aksara, 2006), cet. X, hlm. 74-75. Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1, Juli 2010: 65-74.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
86
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

A module is an instructional guru yang selalu siap menolong


package dealing with a single peserta didik (per-individu) yang
conceptual unit of subject mempunyai kesulitan. Serta
matter. It is attempt to kesempatan membimbing peserta
individualize learning bay didik yang secara personal
enabling the student to master cenderung berpikir dan berperilaku
one unit of content before bebas (liberal) tersebut kemudian
moving to another.42 mendapatkan bimbingan agar
senantiasa menggunakan potensi
Dan menurut penulis modul
dirinya berlandaskan sumber ajaran
dapat digunakan sebagai upaya
Islam yakni Al-Qur’an, Hadis dan
merealisasikan sistem pembelajaran
Ilmu Islam lainnya. Sehingga
yang melayani minat, bakat serta
meskipun sistem pembelajaran
kesiapan dan kecepatan belajar
dirancang mendukung kebebasan
peserta didik. Berikut beberapa
mereka dalam berpikir dan
karakteristik pembelajaran dengan
berprilaku dalam proses belajar
modul yakni, 1) Belajar mandiri
mengajar namun sejatinya dalam
(self instructional), 2) Berdasarkan
praktiknya45 secara mandiri (face to
prinsip perbedaan individual, 3)
face), mereka memperoleh arahan
Asosiasi, strukturisasi, dan urutan
dari guru untuk berkarakter qur’ani,
pengetahuan, 4) Penggunaan
menurut penulis hal demikian lebih
multimedia, artinya kombinasi
efektif dan efisien untuk
bermacam-macam media
memfasilitasi pola pikir dan prilaku
pembelajaran secara bervariasi, 5)
bebas dalam proses belajar mengajar
Partisipasi siswa aktif sesuai dengan
demi layak menyandang title
pendekatan cara belajar siswa aktif,
Abdullah yang khalifah fil ‘ard.
6) Strategi evaluasi berpijak pada
penilaian oleh diri sendiri (self C. Kesimpulan
evaluation) sehingga siswa segera Pada hakikatnya nilai-nilai
memperoleh umpan balik atas hasil liberalisme dalam hal pengembangan
belajarnya.43 akal tidak bertentangan dengan ilai-
nilai ajaran Islam itu sendiri. Sebagai
Melihat karakteristiknya,
manusia, memang dituntut untuk
penyampaian modul dalam proses
mempergunakan akal dengan sebaik-
belajar mengajar telah dijadikan
baiknya. Menggunakan akal dengan
harapan baru untuk mampu
baik tidak perlu dikhawatirkan, asalkan
mengubah keadaan menjadi situasi
tidak serta merta meninggalkan al-
belajar mengajar yang merangsang,
44 Quran sebagai pedoman ajaran Islam.
lebih mengaktifkan peserta didik
Manusia sebagai makhluk yang
untuk membaca dan belajar
bebas untuk menggunakan akal
memecahkan masalah sendiri di
pikirnya tidak boleh dilarang. Larangan
bawah pengawasan dan bimbingan
yang tak beralasan sangat menciderai
rasa kemanusiaan. Sejarah
42
Laboratory Basic Education State University membuktikan kemajuan berbagai
Of Malang (hand book), hlm. 51. Baca Uslifatun bidang keilmuan Islam disebabkan
Musfiroh dkk, Pengembangan Modul Pembelajaran umat Islam merdeka dalam
Beriorientasi Guided Discovery Pada Materi Sistem memanfaatkan potensi akal namun
Peredaran Darah, (BioEdu Vol. 1/No. 2/Oktober
tetap berpegang teguh dengan sumber
2012), hlm. 37
43
Oemar Hamalik, Sistem Pembelajaran Jarak ajaran Islam. Guna membekali output
Jauh dan Pembinaan Ketenagaan, (Bandung: PT pendidikan Islam yang “liberal” atau
Trigenda Karya, 1993), hlm. 146.
44 45
Bandingkan dengan, Heni Mularsih, Strategi Lebih jelas baca, Rahmat, Modular System
Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam untuk Mengembangkan
Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pendidikan Karakter Peserta Didik di Sekolah, Jurnal
Pertama, Jurnal, Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, Tribakti, Volume 27 Nomor 2 September 2016. ISSN:
No. 1, Juli 2010: 65-74. 1411-9919, E-ISSN: 2502-3047, hlm. 356-362.
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
87
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

berpikir bebas tersebut agar memiliki Terdapat 7 (tujuah) sistem


kekokohan aqidah dan akhlak sekaligus pembelajaran yang sesuai dengan
berpegang teguh dengan sumber ajaran karakteristik perbedaan individu yaitu;
Islam Al-Qur’an & Hadis maka peran 1) Pembelajaran di kelas (tatap muka),
guru agama Islam sangat diharapkan 2) Pembelajaran dengan menggunakan
untuk mengembangkan sistem siaran radio dan televisi, 3)
pembelajaran yang humanis. Sebuah Pembelajaran mandiri dengan
sistem yang memahami peserta didik menggunakan paket bahan ajar pada
sebagai individu. Secara individu sistem pembelajaran jarak jauh, 4)
peserta didik itu merupakan pribadi Pembelajaran berbasis web, 5)
yang unik, merdeka serta memiliki Aktivitas belajar di laboratorium dan
kecepatan belajar yang berbeda-beda workshop, 6) Seminar, simposium dan
dan lain sebagainya. studi lapangan (field study), dan 7)
Jauh sebelumnya para pakar Pembelajaran dengan memanfaatkan
pendidikan telah berupaya guna komputer (multimedia) dan
mengembangkan sistem belajar yang telekonferensi. Namun, menurut
membebaskan. Upaya tersebut sebagai penulis, point ketiga yakni pemanfaatan
ikhtiar menggali kecerdasan otak pembelajaran mandiri dengan
sebagai sumber akal pikiran. menggunakan paket bahan ajar (modul)
Diantaranya pengajaran/pembelajaran lebih mudah dijangkau semua kalangan
berbasis individu, dan yang terbaru sebab, bahan ajar modul bisa dibuat
pendidikan berbasis kecerdasan sendiri dan atau bisa dipesan dari
majemuk (multiple intelligences). berbagai penerbit. Tetapi, dengan
Sebab diyakini tiap individu hamba pertimbangan sosiologis, psikologis
Allah Swt merupakan peribadi yang dan kemajuan teknologi tidak menutup
unik dan memiliki kemampuan yang kemungkinan pendidik kemudian
tidak bisa disama ratakan. menggunakan 6 (enam) sistem
pembelajaran sisahnya.
Referensi
Al-Qur’an
Abidin, Yunus, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Bandung: PT Refika Aditama,
2014
Ahmad Patoni, Metode Pembelajaran Agama Islam, Yogyakarta:Gre Publishing, 2012
Att-Toumy Asy-Syaibany, Omar Mohammad, Falsafah At-Tarbiyah Al-Islamiyah, Jakarta: Bulan Bintang,
1979
Aziz, Abd, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras,
2009
Baharuddin dan Moh. Makin, Pendidikan Humanistik: Konsep, Teori, dan Aplikasi Praksis dalam Dunia
Pendidikan Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009
Chu-dieL, Sekolah Dibubarkan Saja, Yogyakarta: INSISTPress, 2010
Daing Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1986
Darajat dkk, Zakiah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1994
Dick, W. Carey, L & Carey, J.O, The systematic Design of Instruction New York: Pearson, 2005
Fadhil Al-Jamali, Muhammad, Filsafat Pendidikan dalam Al-Qur’an. Terj. Judial Falasani, Surabaya: Bina
Ilmu, 1986
Fahmy Zarkasyi, Hamid, “Liberalisme Pemikiran Islam” dalam Jurnal TSAQAFAH Vol. 5, No. 1, Jumadal
Ula 1430
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 1990
--------------------, Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan Ketenagaan, Bandung: PT Trigenda
Karya, 1993
-------------------, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002
Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa
Sekolah Menengah Pertama, Jurnal, Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1, Juli 2010
http://www.kabarmakkah.com/2016/01/oh-tidak-politikus-pdip-ini-ingin-hapus.html
Husaini, Adian, Virus Liberalisme di Perguruan Tinggi Islam Jakarta: Gema Insani Press, 2009
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama Islam
Di Sekolah)
88
Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 Juli 2016

L. Stoddard, The New World of Islam, diterjemahkan oleh M. Muljadi Djojomardjono, dkk., Dunia Baru
Islam Jakarta:t, tp.,1966
Laboratory Basic Education State University Of Malang (hand book)
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988
------------------------, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980
M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987
------------, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta : Bumi Aksara, 1991
M. Chabin Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1996
Muhaimin, Model Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Malang: UIN-Maliki Press, 2016
Musfiroh, Uslifatun dkk, Pengembangan Modul Pembelajaran Beriorientasi Guided Discovery Pada Materi
Sistem Peredaran Darah, BioEdu Vol. 1/No. 2/Oktober 2012
Nasuka, Teori Sistem Sebagai Salah Satu Alternatif Pendekatan dalam Ilmu-Ilmu Agama Islam Jakarta:
Kencana, 2005
Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajarn & Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006,
cet. X
O’neill, William F, Ideologi-ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2008
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013
Popham, W. James & Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005
Pribadi, Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat, 2010
Rahmat, Modular System Pendidikan Agama Islam untuk Mengembangkan Pendidikan Karakter Peserta
Didik di Sekolah, Jurnal Tribakti, Volume 27 Nomor 2 September 2016. ISSN: 1411-9919, E-ISSN:
2502-3047
----------, PAI Interdisipliner; Layanan khusus CIBI, Kenakalan Remaja, Integrasi IMTAQ & IPTEK,
Pendidikan Anti Kekerasan, dan Kurikulum Berbasis Karakter Yogyakta: Deepublish Publisher,
2016
Rusadi Kantaprawira, Pendekatan Sistem dalam Ilmu-ilmu Sosial Bandung: Penerbit Sinar Baru, 1990
Sa’id Isma’il ‘Aly, Usul al-Tarbiyyah al-Islamiyyah, Kairo: Dar al-Salam, 2007
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana, 2007
Sastrawijaya, A. Tresna, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991
Soleh Subagja. Gagasan Liberalisme Pendidikan Islam Malang : Madani, 2010
Suhendi Zen, Endi dan Nelty Khairiyah, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Jakarta: Balitbang
Kemendikbud, 2014
Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional Modern Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan, Edisi
keempat Jakarta: Erlangga, 2014
Vebriarto, Pengantar Pengajaran Modul, Yogyakarta: Pendidikan Paramita, 1981

Rahmat/ Liberalisme Dalam Pendidikan Islam (Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran Agama
Islam Di Sekolah)

Anda mungkin juga menyukai