Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT ISLAM : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER DAN

TELAAH PEMIKIRAN DARI BEBERAPA TOKOH

Nurul Hidayatullah Samsiah_1214030089


Email : nurulhts33@gmail.com

Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Prodi Manajemen Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung

Abstrak

Pendidikan Islam saat ini, dihadapkan pada berbagai perkembangan yang meniscayakan
untuk melakukan perubahan dan perbaikan sehingga mampu melakukan penyesuaian
terhadap perubahan tersebut. Namun perlu diketahui bahwa sistem pendidikan saat ini
cenderung berorientasi pada bidang kajian umum, sehingga pendidikan ini merupakan
pendidikan sekuler-materialistik. Para intelektual muslim atau pemikir Islam dalam
menyikapi kondisi umat Islam berpandangan bahwa hanya pembebasan dirilah dapat
mengeluarkan diri dari kondisi tersebut. Oleh karena itu, beberapa tokoh memberikan
pemikiran, selaku pemikir kontemporer dalam upaya mencari solusi terhadap masalah-
masalah keislaman dalam merespon kemajuan modern. Tokoh-tokoh tersebut adalah seperti
Harun Nasution, Sayyid Naquib Al Attas, dan Buya Hamka. Jurnal ini membahas bagaimana
konsep filsafat islam kontemporer dan bagaimana telaah pemikiran mengenai islam
kontemporer dilihat dari pandangan tokoh-tokoh tersebut.

Kata Kunci : Filsafat, Islam Kontemporer, Harun Nasution, Sayyid Naquib Al Attas, Buya
Hamka

Abstract

Islamic education today, is faced with various developments that necessitate making changes
and improvements so as to be able to make adjustments to these changes. However, it should
be noted that the current education system tends to be oriented towards the field of general
study, so that this education is a materialistic-secular education. Muslim intellectuals or
Islamic thinkers in responding to the conditions of Muslims are of the view that only self-
liberation can get themselves out of these conditions. Therefore, several figures give their
thoughts, as contemporary thinkers in an effort to find solutions to Islamic problems in
responding to modern progress. These figures are Harun Nasution, Sayyid Naquib Al Attas,
and Buya Hamka. This journal discusses how the concept of contemporary Islamic
philosophy is and how it examines thoughts about contemporary Islam from the perspective
of these figures.
Keywords: Philosophy, Contemporary Islam, Harun Nasution, Sayyid Naquib Al Attas, Buya
Hamka

1
PENDAHULUAN

Pendidikan Islam saat ini, dihadapkan terfokus dalam bidang pendidikan.


pada berbagai perkembangan yang Perlunya mengadakan penataan kembali
meniscayakan untuk melakukan perubahan dalam pendidikan Islam dari segi
dan perbaikan sehingga mampu melakukan konseptual, sebenarnya telah lama disadari
penyesuaian terhadap perubahan tersebut. dan diupayakan oleh umat Islam.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan Namun perlu diketahui bahwa sistem
teknologi (iptek) menjadi tantangan bagi pendidikan saat ini cenderung berorientasi
pendidikan Islam, terutama dalam pada bidang kajian umum, sehingga
menghadapi era globalisasi yang telah pendidikan ini merupakan pendidikan
mampu mengsistematisasikan jarak dan sekuler-materialistik. Hal ini dapat terlihat
waktu antar berbagai negara dalam pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
pertukaran informasi dan pengetahuan, Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis
khususnya dalam bidang pendidikan Islam. pendidikan umum pasal 15 yang berbunyi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan “Jenis pendidikan mencakup pendidikan
teknologi itu, telah melahirkan aneka umum, kejuruan, akademik, profesi,
media yang dapat difungsikan untuk vokasi, keagamaan dan khusus. Dari sini
mengembangkan pendidikan Islam terlihat jelas dalam pasal ini terdapat
dimaksud. dikotomi pendidikan, yakni pendidikan
Berbagai isu tentang krisis pendidikan umum dan agama. Pendekatan yang
Islam serta problem lainnya yang sangat diambil pada sisitem pendidikan terkesan
mendesak dan menuntut pemecahan, telah masih berorientasi pada kajian ilmu eksak
lama muncul di kalangan dunia Islam. dan sosial, serta kurang melakukan
Bahkan dalam aspek pendidikan tersebut apresiasi dengan ilmu-ilmu agama.
sebagaimana disinyalir oleh Al-Faruqi Para intelektual muslim atau pemikir
didapati krisis yang terburuk. Hal ini Islam dalam menyikapi kondisi umat Islam
semestinya tidak terjadi karena semangat berpandangan bahwa hanya pembebasan
pembaharuan dalam Islam tidak hanya dirilah dapat mengeluarkan diri dari
menyentuh bidang- bidang politik, militer kondisi tersebut. Pembebasan ini harus
dan ekonomi saja, melainkan juga lebih dimulai dengan membuka pintu ijtihad

2
seluas-luasnya. Memberikan kebebasan etimologi, kata filsafat berasal dari bahasa
penafsiran terhadap doktrin agama dan Yunani yang berakar dari kata philo dan
mengkaji ulang tradisi keagamaan kaum shophia, philo berarti cinta (usaha yang
muslimin. Gagasan untuk mengkaji Islam sungguh-sungguh untuk menemukan dan
secara metodologis memberikan solusi memiliki sesuatu) dan shopia berarti
baru kepada temuan-temuan dimensi bijaksana (pemahaman yang mendalam).
kehidupan para pemikir Islam ini Jadi, secara etimologi kata filsafat
dipengaruhi oleh latar belakang bermakna usaha yang sugguh-sungguh
pendidikan, ekonomi dan sosial mereka. untuk memahami sesuatu secara radikal
sehingga tidak menutup dari kehidupan dengan mendayagunakan akal. Namun,
mereka banyaknya kecenderungan dan tidak semua orang yang berpikir
aliran-aliran Islam atau boleh dikatakan mendayagunakan akalnya dapat
sebagai hasil ijtihad mereka. dikategorikan berfilsafat, karena berfilsafat
Oleh karena itu, beberapa tokoh adalah berpikir secara radikal, universal
memberikan pemikiran, selaku pemikir dan integral terhadap sesuatu.
kontemporer dalam upaya mencari solusi
Keberadaan filsafat telah melahirkan
terhadap masalah-masalah keislaman
berbagai ta’rif atau definisi yang didasari
dalam merespon kemajuan modern.
oleh keyakinan atau pola berpikir para
Tokoh-tokoh tersebut adalah seperti Harun
pakar yang merumuskan terminologi
Nasution, Sayyid Naquib Al Attas, dan
tersebut. Olehnya itu, terjadi perbedaan
Buya Hamka. Dalam jurnal ini ingin
corak atau orientasi pemikiran. Sehingga
membahas bagaimana konsep filsafat
tidak menutup kemungkinan terjadi
islam kontemporer dan bagaimana telaah
perbedaan warna dikalangan filosof,
pemikiran mengenai islam kontemporer
khususnya antara filosof Yunani dengan
dilihat dari pandangan beberapa tokoh
filosof Muslim, walaupun lebih besar
yang telah disebutkan di atas.
persamaannya. Seperti batasan filsafat
yang telah dikemukakan oleh pemikir atau
Pembahasan filosof berikut ini:
Pengertian Filsafat
1. Plato memberikan batasan filsafat
Untuk memahami apa sesungguhnya bahwa ‘Filsafat adalah semacam ilmu
filsafat, penulis mendeskripsikan pengetahuan yang ingin menemukan
pengertian filsafat baik secara etimologi hakikat kebenaran yang asli. Dalam hal
maupun secara terminologi. Secara ini, Plato memposisikan dirinya sebagai

3
orang yang sedang mencari kebenaran mencakup ilmu pengetahuan secara
hakiki, atau hakikat dari segala yang total.
ada (sesuatu).
Filsafat Islam
2. Aristoteles menerangkan bahwa filsafat
Muhammad ‘Athif al-‘Iraqi dalam
adalah semacam ilmu pengetahuan
bukunya alFalsafah al-Islâmiyah (1978:
yang mengandung kebenaran mengenai:
19-20) mengatakan bahwa: filsafat Islam
ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
secara umum meliputi Ilmu Kalam, Ilmu
ekonomi, politik dan estetika. Lebih
Ushul al-Fiqh, Ilmu Tasawuf dan Ilmu
lanjut, Aristoteles mengatakan bahwa
Pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh
ilmu filsafat adalah ilmu yang
ahli pikir Islam. Sedangkan pengertiannya
mempelajari kebenaran pertama, ilmu
secara khusus adalah dasar-dasar
tentang yang maujud yang diciptakan
pemikiran yang dikemukakan para filosof
oleh yang maujud, ilmu tentang segala
Islam. Dalam konteks ini, penulis adalah:
yang ada yang menunjukkan ada yang
(1) Salah seorang yang secara formal,
mengadakan sebagai pengada pertama
walaupun kompetensi belum meyakinkan,
sebagai sumber adanya sesuatu. Aristo
adalah seorang Guru Besar Ilmu Ushul al-
belum sampai kepada konsepsi adanya
Fiqh yang oleh al- ‘Iraqi dan diperkuat
Tuhan sebagai pencipta dari segala
oleh Al-Ahwani dan Mushthafa
yang ada.
‘AbdurRaziq, dikategorikan sebagai
3. Al Farabi mengemukakan bahwa
bagian dari filsafat Islam; (2) Ilmu Ushul
filsafat adalah ilmu pengetahuan
al-fiqh itu, kata al-‘Iraqi yang diperkuat
tentang alam maujud yang bertujuan
oleh Ben’Umar, diciptakan oleh ahli pikir
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Islam, dengan memanfaatkan akal atau
Pandangan Al Farabi menggambarkan
pemikiran, dimana akal itulah yang
bahwa dirinya adalah seorang muslim
menjadi andalan para filosof. Ben’Umar
yang menyelami filsafat, kemudian
mengatakan: Ilmu Ushul al-Fiqh adalah
berusaha mengintegrasikan antara
metodologi dan perangkat utama hukum
kebenaran agama dengan kebenaran
Islam yang murni dihasilkan oleh
yang ditemukan oleh filosof.
peradaban Islam, yang salah satu
4. Dr. A. Vloemans dalam Abu Bakar
bagiannya yang paling menonjol adalah
Atjeh mendefinisikan bahwa ‘filsafat
ijtihad. Ijthad adalah suatu pengerahan
adalah induk dari segala pengetahuan’.
kemampuan intelektual pemikir hukum
Definisi ini menunjukkan bahwa filsafat
Islam secara khusus dan pemikir Islam

4
secara umum, artinya berijihad sama berupa Pondok Pesantren, Sekolah Islam
dengan berfilsafat. Terpadu, dan Madrasah.

Filsafat Islam Kontemporer Telaah pemikiran Harun Nasution


Pendidikan Islam adalah pendidikan Harun Nasution, lahir di Pematang
yang dipahami dan dikembangkan dari Siantar Sumatra Utara, 23 September
ajaran dan nilai-nilai fundamental yang 1919. Setelah menyelesaikan pendidikan
terkandung dalam sumber dasarnya yaitu tingkat dasar, Hollandge Islandsche
Al-Qur’an dan As-sunah. Menurut Scchool (HIS), ia melanjutkan studi
Mohammad Hamid an- Nasyir dan Kulah ketingkat menengah yang bersemangat
Abd Al-Qadir Darwis mendefinisikan modernis, Moderne Islamictische
pendidikan Islam sebagai proses Kweekshool (MIK). Karena desakan orang
pengarahan perkembangan manusia tua, ia meninggalkan MIK dan pergi
(ri’ayah) pada sisi jasmani, akal, bahasa, belajar di Arap Saudi. Di negeri gurun
tingkah laku,kehidupan social dan pasir, ia tidak tahan lama dan menuntut
keagamaan yang diharapkan pada orang tuanya agar bisa pindah studi ke
kebaikan menuju Mesir. Di negeri sungai Nil ini, Harun
kesempurnaan.Pendidikan Islam Nasution mula-mula mendalami Islam di
Kontemporer adalah kegiatan yang Fakultas Ushuluddin Universitas Al-
dilaksanakan secara terencana dan Azhar. Namun, ia merasa tidak puas dan
sistematis untuk mengembangkan potensi kemudian pindah ke Universitas Amerika
anak didik berdasarkan pada kaidah-kaidah (Kairo) mengambil ilmu-ilmu sosial.
agama Islam pada masa sekarang. Selama beberapa tahun beliau sempat
bekerja di perusahaan swasta dan
Tujuan Pendidikan Islam
kemudian di konsultan Indonesia di Kairo.
Kontemporer harus sesuai dengan tujuan
Setelah tamat dari universitas tersebut
pendidikan Nasional yang sesuai dengan
dengan ijazah BA diraihnya. Dari
UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat (2) yakni
konsultan itulah, putra Batak yang
pendidikan yang berdasarkan Pancasila
mempersunting seorang putri dari Mesir
dan Undang-undang Dasar Negara
ini melalui karier diplomatiknya. Dari
Republik Indonesia Tahun 1945 yang
Mesir ia ditarik ke Jakarta dan kemudian
berakar pada nilai-nilai agama,
ditempatkan sebagai sekretaris pada
kebudayaan nasional dan tanggap terhadap
kedutaan Indonesia di Brussel.
tuntutan perubahan zaman. Model
Pendidikan Islam Kontemporer dapat

5
Menurut Harun Nasution, pandangan maupun dari Nabi berupa hadis
sempit dan tradisional tak dapat berjalan mutawatir.
sejajar dengan modernisme bahkan (2) Qath’i al-dalalah, yakni ajaran yang
bertentangan. Dikalangan umat Islam pasti maknanya karena suatu teks (nash)
terdapat perasaan antipati dan takut hanya memiliki satu arti, baik dari ayat-
terhadap pemikiran para pemikir ayat Al Qur’an maupun hadis
khususnya pemikiran para filosof (filsafat). mutawatir. Ajaran seperti ini sangat
Ada yang beranggapan bahwa filsafat akan kurang.
menggoyahkan iman, lebih dari itu (3) Qath’i al-tanfidh, yakni ajaran mesti
terdapat paham yangemandang bahwa diperlukan dan bila tidak dilaksanakan
filsafat membawa kepada kekafiran, seseorang dapat dikatakan melakukan
sehingga tidak kurang orang yang alergi pelanggaran, seperti salat dan puasa.
terhadap filsafat. Hal ini melatari Ajaran non-dasar adalah ajaran
munculnya keyakinan dikalangan umat yang nisbi, relatif, tidak tetap, boleh
Islam yang beranggapan bahwa berubah-ubah dan tidak mengikat,
mempelajari filsafat adalah haram. Untuk biasanya disebut kelompok “dhanni”
itu, menurut Harun Nasution, perlu Ajaran ini mencakup tiga bentuk yaitu:
dijelaskan lebih awal apa sesungguhnya (1) Zhanni al-wurud, adalah semua
filsafat itu. ajaran Islam selain Al Qur’an dan Hadis
Pemikiran Harun Nasution tentang mutawatir atau biasa disebut ajaran
Ajaran Islam terbagi menjadi dua bagian, yang tidak pasti kedatangannya.
yakni : Ketidakpastian ajaran tersebut terjadi
a. Ajaran Dasar dan Non-Dasar karena hanya dikemukakan oleh orang
Ajaran Islam terdiri atas dua perorang atau pendapat dari ijtihad
bentuk ajaran yakni ajaran dasar dan pribadi.
nondasar (qath’i dan dhanni). Ajaran (2) Dhanni al-dalalah, yakni ajaran
dasar adalah ajaran yang bersifat tetap, yang tidak pasti maknanya, karena
absolut, tidak berubah, mutlak dan makna yang dikandung suatu teks
bersifat dogmatis. Ajaran ini biasa (nash) lebih dari satu arti, baik dari Al
disebut ajaran yang pasti (qath’i), dan Qur’an maupun dari hadis mutawatir.
mencakup tiga bentuk yaitu: (3) Zhanni al-tanfizh, yakni ajaran yang
(1) Qath’i al-wurud, yakni ajaran yang tidak pasti diperlakukan, misalnya soal
pasti sumber keterangannya baik dari waris, sekalipun ayat yang memuat
Allah berupa ayat-ayat suci Al Qur’an, tentang waris termasuk pasti maknanya.

6
Mengenai kedua ajaran tersebut, dari perbuatan buruk, yang dianggap
Harun Nasution mengemukakan kalau sebagai syariat waktu itu. Hal ini,
ingin mengadakan pembaharuan dalam Harun Nasution sering membandingkan
Islam, kuncinya adalah membedakan dengan aliran Asy'ariyah, yang hanya
antara ajaran yang absolut dengan mengakui akal dapat mengetahui
ajaran yang relatif. Itulah sebabnya perbuatan baik dan buruk. Namun, tidak
menurut Harun Nasution, untuk dapat mewajibkan atau melarang
mengadakan pembaharuan dalam Islam manusia tentang hal itu. Karena itu,
harus dibedakan antara ajaran yang Harun Nasution menegaskan bahwa
qath’i dan dhanni, antara absolut dan Muktazilah lebih menghargai
relatif. Ajaran absolut tidak bisa kemampuan akal ketimbang Asy'ariyah.
dikembangkan sesuai dengan Sehingga pendapat-pendapat
perkembangan. Muktazilah bersifat lebih rasional
b. Akal dan Wahyu ketimbang pendapat-pendapat lainnya
Menurut Harun Nasution Al dalam menanggapi masalah-masalah
Qur’an dan hadis nabi sangat teologi Islam.
menghargai akal sehingga tidak kurang Dengan penemuannya ini, Harun
ayat-ayat Al Qur’an yang merangsang Nasution sering mengungkapkan, Islam
manusia untuk mendayagunakan sebagai agama yang sangat menghargai
akalnya. Dalam berbagai tulisannya akal, dengan menjadikan Muktazilah
Harun Nasution mengutip beberapa sebagai prototipenya. Dia memandang
ayat Al Qur’an yang mengharuskan umat Islam bisa maju karena
umat Islam menggunakan akal. Begitu menggunakan akalnya secara rasional
pula dengan hadis nabi. Selanjutnya, dalam segala bidang, karena pada masa
dalam sejarah pemikiran Islam, Dia berkembangnya Muktazilah itu umat
menemukan suatu aliran teologi yang Islam sedang mengalami masa
sangat menghargai akal dalam segala keemasan dalam sejarah. Begitu pula di
pendapatnya, yaitu Muktazilah. Barat, orang sudah maju, karena
Muktazilah beranggapan bahwa mereka bersikap rasional dalam
sebelum wahyu diturunkan, akal kehidupan.
manusia dapat mengetahui baik dan Sikap Muktazilah yang juga
buruk suatu perbuatan dan akal dapat sangat dihargai Harun Nasution adalah
mewajibkan manusia mengikuti sikapnya yang terbuka. Aliran yang
perbuatan baik dan menjauhkan dirinya dianggap sebagai pendiri hakiki ilmu

7
kalam ini memang selalu mengadopsi berhasil mengesampingkan hawa
berbagai hasil pemikiran asing, seperti nafsunya untuk memperoleh jati diri
filsafat Yunani, yang waktu itu dapat yang lebih tinggi. Bahkan pada tahap
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan ini pun, ia masih terikat dengan
umum bagi umat Islam. Mereka kewajiban untuk menghambakan diri
gunakan unsur-unsur pengetahuan itu kepada Tuhan (‘Ubudiyah). Artinya
dalam memformulasikan ajaran Islam, orang yang dapat mengutamakan Allah
terutama di bidang teologi. Hampir di atas segalanya dialah orang yang
semua tema-tema yang digunakan sungguh-sungguh merdeka atau
dalam teologi Islam sampai sekarang mencapai kebebasan. Ia dapat
ini, berasal dari Muktazilah yang telah melepaskan dirinya dari segala sesuatu
menjadikan filsafat Yunani itu sebagai yang menghalanginya untuk mencapai
salah satu referensi mereka. kesempurnaan eksistensinya sebagai
Telaah pemikiran Sayyid Naquib Al manusia.
Attas Kebebasan Manusia dalam
Pemikiran Syed Naquib Al-Attas Pendidikan Islam dapat dilihat dari
tentang konsep pendidikan Islam konsep tujuan pendidikan Islam Al
kontemporer dapat dilihat dari 3 poin, Attas, yaitu membentuk manusia yang
yakni : baik. Dengan tujuan akhir pendidikan
a. Manusia adalah mengidealkan manusia yang
Konsep kebebasan manusia Al sempurna (insan al kamil).
Attas dilandasi oleh konsep metafisika b. Islamisasi Ilmu
yang cukup kuat. Menurutnya pencarian Secara lebih tegas kebebasan
manusia akan kehidupan beragama manusia Al-Attas dapat dilihat dari
yang benar hanya akan dapat ditemukan konsep Islamisasi Ilmunya yang
dengan cara kembali kepada fitrah yang didefinisikan sebagai berikut:
asal, karena baginya keinginan dan “Pembebasan manusia, pertama dari
pengetahuan mengenai penyerahan diri tradisi magis, mitos, animis dan faham
kepada Tuhanlah yang sebenarnya kebangsaan dan kebudayaan pra-Islam,
disebut dengan kebebasan manusia kemudian dari kendali sekuler atas nalar
sejati. Baginya kebebasan manusia dan bahasanya.”
sejati hanya bisa dicapai ketika manusia Gagasan Islamisasi Ilmu yang
telah memperoleh illuminasi spiritual menurutnya merupakan bagian dari
atau gnosis (ma’rifah), yaitu ketika ia “revolusi epistemologis”. Karena

8
menurut Al-Attas sejarah epistemologis Al-attas ketika mendeskripsikan
Islamisasi Ilmu adalah berkaitan dengan suatu ilmu, atau ta‘rif dari ilmu, maka
pembebasan akal manusia dari dia akan membahas secara detail
keraguan, prasangka, dan argumentasi sampai keakarakarnya, seperti
kosong menuju pencampaian keyakinan pembahasan tentang manusia, dia tidak
dan kebenaran mengenai realitasrealitas hanya mendevinisikan manusia adalah
spiritual, penalaran dan material hayawanu natiq, akan tetpi banyak
c. Konsep Pendidikan Islam sudut bandang yang harus dibahas
Naquib Al-Attas mendefinisikan seperti fungsi, tujuan dan lain
pendidikan Islam sebagaimana sebagainya. Menurut Al-Attas manusia
berikut:”Pengenalan dan pengakuan, adalah jiwa sekaligus jasad, sekaligus
yang secara berangsur-angsur wujud jasmaniah dan ruhaniah; dan
ditanamkan di dalam diri manusia, jiwanya mesti mengatur jasadnya
mengenai tempat-tempat yang tepat dari sebagaimana Allah mengatur jagad. Dia
segala sesuatu kedalam tatanan terpadukan sebagai satu kesatuan, dan
penciptaan, sedemikian rupa sehingga dengan adanya saling keterkaitan antara
membimbing ke arah pengenalan dan fakultas ruhaniah dengan fakultas
pengakuan akan kedudukan Tuhan yang jasmaniah serta inderanya, ia
tepat dalam tatanan wujud dan membimbing dan memelihara
kepribadian.” kehidupannya di dalam dunia ini.
Menurut Al-Attas, ada beberapa Sehingga dia mendefinisikan manusia
kosa kata yang merupakan konsep sebagai “al-Hayawanun Nathiq” yang
kunci untuk membangun konsep dalam hal ini Nathiq diartikan rasional
pendidikan yaitu: makna (ma’na), ilmu sehingga manusia sering disebut
(‘ilm), keadilan ‘adl), kebijaksanaan ―binatang rasional”. Manusia
(hikmah), tindakan (‘amal), kebenaran mempunyai fakultas batin yang
atau ketepatan sesuai dengan fakta merumuskan maknamakna dan
(haqq), nalar (Nathiq), jiwa (nafs), hati Perumusan makna yang melibatkan
(qalb), pikiran ‘aql), tatanan hirarkhis penilaian, pembedaan, dan penjelasan
dalam penciptaan (maratib dan darajat), inilah menurut Al-Attas yang
kata-kata, tandatanda dan simbol- membentuk rasionalitas.
simbol (ayat) dan interpretasi (tafsir dan Dari segi Islamisasi Ilmu, lagi-lagi
ta’wil). Al-Attas mendeskripsikan dengan
begitu detail, lingkup sasarannya makro

9
yaitu Islamisasi ilmu secara universal, istimewa seperti panca indera dan hati.
dan tidak hanya dalam suatu Negara Hal ini agar manusia bersyukur kepada
saja melainkan menyeluruh. Gagasan Allah yang telah menganugerahi
Islamisasi Ilmu menurutnya merupakan keistimewaan- keistimewaan itu.
bagian dari “revolusi epistemologis”. Secara lebih rinci keistimewaan-
Karena menurut Al-Attas sejarah keistimewaan yang dianugerahkan
epistemologis Islamisasi Ilmu adalah Allah kepada manusia antara lain
berkaitan dengan pembebasan akal adalah kemampuan berfikir untuk
manusia dari keraguan, prasangka, dan memahami alam semesta, dirinya
argumentasi kosong menuju pencapaian sendiri, dan memahami tanda-tanda
keyakinan dan kebenaran mengenai keagungan Allah. Keistimewaan-
realitas-realitas spiritual, penalaran dan keistimewaan ini diberikan bukan tanpa
material. tujuan, karena seperti yang tersinyalir
Dari segi konsep pendidikan Islam, dalam Al-Qur‘an, Allah SWT
tentu ini yang membuat berbeda dengan menciptakan manusia bukan secara
tokoh-tokoh Islam lainnya, karena main-main melainkan dengan suatu
beliau mempunya konsep yang berbeda tujuan dan fungsi tertentu.
yaitu dengan konsep ta‘dibnya. b. Islamisasi Ilmu
menggunakan istilah tarbiyah, ta‟lim Para ilmuan memulai pokok
dan ta‟dib. Menurut Syed Muhammad pikirannya tentang Islamisasi ilmu
Naquib Al-Attas Istilah ta‟dib lebih pengetahuan dengan mengaitkan
tepat untuk mengartikan pendidikan pertama kali dengan kekalahan dan
Islam dari pada menggunakan istilah keterbelakangan umat Islam dalam
tarbiyah atau ta‟lim. menghadapi dominasi dan kemajuan
Telaah pemikiran Buya Hamka dunia Barat. Kekalahan-kekalahan itu
Pemikiran Buya Hamka tentang mengakibatkan kaum muslimin
konsep pendidikan Islam kontemporer dibantai, dirampas kekayaannya,
dapat dilihat dari 3 poin, yakni : dirampas hak-hak dan kehidupannya.
a. Manusia Mereka disekulerkan,
Manusia merupakan makhluk diwesternisasikan, dijauhkan dari
Tuhan yang diciptakan dengan bentuk agamanya oleh agen-agen musuh
raga yang sebaik-baiknya dan rupa yang mereka. Sebagai kelanjutan dari
seindah-indahnya dengan dilengkapi kemalangan itu, umat Islam dijelek-
berbagai organ psikofisik yang jelekkan, difitnah, dalam pandangan

10
bangsa-bangsa di dunia, sehingga pada di negara-negara muslim tidak
masa itu umat Islam menjadi umat yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
mempunyai citra terjelek. umat Islam, tapi untuk kepentingan
Sementara dalam kehidupan politik advertising kaum kolonial. Dalam
umat Islam terjadi perpecahan dan bidang keagamaan dan budaya, umat
pertikaian yang memang sengaja Islam semakin terseret dengan
diciptakan oleh negara-negara Barat, propaganda asing yang mengarah
sehingga umat Islam terpecah menjadi kepada westernisasi, tanpa disadari
lebih dari lima puluh negara yang bahwa itu akan membawa kepada
berdiri sendiri. Untuk lebih kehancuran budaya bangsanya dan
menciptakan ketidakstabilan di negara- ajaran Islam.
negara Islam mereka memasukkan Berbarengan dengan itu
orang-orang asing ke negara-negara dibangunlah berbagai sekolah-sekolah
Islam. Dengan demikian di seluruh yang menggunakan sistem dan
dunia Islam terjadi ketidakstabilan, kurikulum Barat, yang selanjutnya
perpecahan dan pertikaian antara umat melahirkan kesenjangan diantara umat
Islam. Kondisi ini disebabkan oleh Islam, yaitu mereka yang terlalu
usaha kaum kolonial dan terbaratkan dan sekuler dan mereka
menghancurkan seluruh institusi politik yang tetap menentang sekularisme.
di negara-negara Islam. Pemerintah kolonial selalu berusaha
Kekalahan di bidang politik agar golongan umat Islam yang pertama
berimbas pada kekalahan dan unggul dan menjadi penentu dalam
ketebelakangan di bidang ekonomi. pengambilan kebijakan umat Islam.
Kehidupan ekonomi umat Islam Sebagai jawaban atas persoalan-
menglami kehancuran dengan persoalan umat Islam sebagaimana di
banyaknya kelaparan dan atas, penting adanya langkah-langah
ketidakberdayaan ekonomi umat. perbaikan. AlFaruqi merekomendasikan
Kebutuhan-kebutuhan ekonomis umat pentingnya pemaduan pendidikan yang
Islam dikesampingkan hanya untuk bersifat sekuler/profan dengan
kepentingan-kepentingan kaum pendidikan Islam. Dualisme pendidikan
kolonial. Keadaan ini menimbulkan yang terjadi di kalangan umat Islam
ketergantungan yang luar biasa kaum pada saat ini harus ditiadakan
muslim kepada pihak-pihak asing. setuntasnya. Kedua sistem pendidikan
Industri-industri yang diselenggarakan tersebut harus dipadukan dan

11
diintegrasikan, sehingga dapat pengetahuan adalah Syed Naquib Al-
melengkapi dan menutupi kekurangan Attas termasuk juga HAMKA. Al-Attas
masing-masing. Integrasi pendidikan memberikan pengertian Islamisasi
sekuler dan pendidikan Islam harus pengetahuan sebagai pembebasan
menghasilkan sebuah sistem pendidikan manusia dari magic, mitos, animisme,
yang sesuai dengan visi agama Islam. dan tradisi kebudayaan kebangsaan dan
Secara terinci al-Faruqi selanjutnya dominannya sekurlarisme
memberikan langkah-langkah teknis atas pikiran dan bahasanya.
dalam upaya Islamisasi pengetahuan, HAMKA memandang bahwa umat
yaitu: Islam menghadapi tantangan terbesar
a. Penguasan disiplin ilmu modern: saat ini, yaitu dengan berkembanganya
penguraian kategoris. ilmu pengetahuan yang telah salah
b. Survei disiplin ilmu. dalam memahami ilmu dan keluar dari
c. Penguasaan khazanah Islam: sebuah maksud dan tujuan ilmu itu sendiri.
antologi. Meskipun ilmu pengetahuan yang
d. Penguasaan khazanah ilmiah Islam : dikembangkan oleh peradaban Barat
tahap analisa. telah memberikan manfaat dan
e. Penentuan relevansi Islam yang khas kemakmuran kepada manusia, namun
terhadap disiplin ilmu. ilmu pengetahuan itu juga telah
Penilaian kritis terhadap ilmu menimbulkan kerusakan dan
pengetahuan modern; Tingkat kehancuran di muka bumi.
perkembangannnya di masa kini. Ilmu pengetahuan modern yang
a. Survei permasalahan yang dihadapi dikembangkan di atas pandangan hidup,
umat Islam. budaya dan peradaban Barat, menurut
b. Survei permasalahan yang dihadapi HAMKA dipengaruhi oleh lima fakor,
oleh umat manusia. yaitu: 1) mengandalkan akal untuk
c. Analisa kreatif dan sintesa. membimbing kehidupan manusia, 2)
d. Penuangan kembali disiplin ilmu bersikap dualistik terhadap realitas dan
modern ke dalam kerangkan Islam: kebenaran, 3) menegaskan aspek
Buku-buku daras tingkat universitas. eksistensi yang memproyeksikan
e. Penyebarluasan ilmu yang telah di- kehidupan sekular, 4) membela doktrin
Islamisasikan humanisme, dan 5) menjadikan drama
Selain al-Faruqi, tokoh yang dan tragedi sebagai unsurunsur yang
mengemukakan pentingnya Islamisasi
12
dominan dalam fitrah dan eksistensi dimiliki setiap orang, tanpa
manusia. menyinggung kemerdekaan yang lain.
c. Konsep Pendidikan Islam Kelebihan konsep pemikiran Buya
Hamka tidak merumuskan Hamka dari pada tokohtokoh Islam
pengertian pendidik secara utuh, namun yang lain, yaitu buya hamka adalah
pandangannya mengenai hal ini dapat tokoh pendidikan modern sama halnya
dilihat dari ia mengungkapkan dengan nourcholis madjid, mereka
pendapatnya tentang tugas seorang adalah tokoh pembaharuan pendidikan
pendidik, yaitu sosok yang membantu Islam terutama di Indonesia, sehingga
mempersiapkan dan mengantarkan setiap pemikirannya beliau fakus
peserta didik untuk memiliki ilmu kepada kemajuan pendidikan Indonesia,
pengetahuan yang luas, berakhlak baik ketika membahas manusia,
mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan Islamisasi ilmu, maupun konsep
masyarakat secara luas. pemikirannya tentang pendidikan Islam,
Hamka menegaskan bahwa, untuk Islamisasi ilmu, buya hamka
eksistensi adat dalam sebuah komunitas mendirikan sekolah yang dikasih nama
sosial dan kebijakan politik negara, al-azhar dan aktif sampai sekarang
cukup berpengaruh bagi proses bahkan menjadi sekolah unggulan dan
perkembangan kepribadian peserta sekolah model.
didik pada masa selanjutnya. Oleh
karena itu, seluruh sistim sosial di mana Kesimpulan
peserta didik itu berada hendaknya
Pemikiran Harun Nasution tentang
bersifat kondusif dan proporsional bagi
ajaran Islam dalam makalah ini secara
menopang perkembangan dinamika
garis besarnya dapat dipilah dalam dua hal:
fitrah yang dimiliki setiap anak didik.
Masyarakat maupun negara seyogyanya a. Ajaran dasar Islam (qath’i) yang
melihat adat dan kebijaksanaan terdiri atas qath’i al-wurud, qath’i
pemerintah sebagai sesuatu yang ltanfizh, perlu dibedakan dengan
fleksibel, serta menghargai setiap ajaran non-dasar (dhanni) yang terdiri
pendapat sebagai sebuah keberagaman. atas dhanni al-wurud, dhanni al-
Sikap yang demikian akan dalalah, dan dhanni al-tanfizh. Hal
menumbuhkan dinamika berpikir kritis tersebut dilakukan dalam rangka
dan menghargai kemerdekaan yang pembaharuan pemikiran dalam Islam,
karena yang dapat diadakan

13
pembaharuan hanya ajaran non-dasar, Menurutnya pendidikan adalah
sedangkan ajaran dasar tidak dapat serangkaian upaya yang dilakukan
diadakan pembaharuan karena mutlak pendidik untuk mendidik membantu
kebenarannya. membentuk watak budi akhlak dan
b. Akal dan wahyu, menurut Harun kepribadian peserta didik,sedangkan
Nasution, tidak perlu dipertentangkan pengajaran yaitu upaya untuk mengisi
karena cukup banyak ayat-ayat Al intelektual peserta didik dengan sejumlah
Qur’an yang menganjurkan manusia ilmu pengetahuan. Keduanya memuat
untuk berfilsafat. Sehingga filsafat makna yang integral dan saling
merupakan suatu keharusan dalam melengkapi dalam rangka mencapai tujuan
Islam. Akal dan wahyu keduanya yang sama,sebab setiap proses pendidikan
bersumber dari Tuhan. Jadi, akal dan didalamnya terdapat proses pengajaran.
wahyu bagaikan saudara kembar yang Demikian sebaliknya proses pengajaran
saling membutuhkan. Wahyu tidak akan banyak berarti apabila tidak
membutuhkan akal untuk memahami dibarengi dengan proses pendidikan.
kebenaran yang terkandung di
Beberapa saran yang dapat
dalamnya. Demikian pula akal
disampaikan dalam makalah ini adalah
membutuhkan wahyu sebagai kendali
sebagai berikut:
dari kesesatan berpikir.
1. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal
Menurut Al-Attas, ada beberapa kosa
tersebut adalah pendidikan yang
kata yang merupakan konsep kunci untuk
membekali peserta didik dengan nilai-
membangun konsep pendidikan yaitu:
nilai karakter yang mulia melalui
makna (ma’na), ilmu (‘ilm), keadilan ‘adl),
konsep yang berbeda sesuai dengan apa
kebijaksanaan (hikmah), tindakan (‘amal),
yang disampaikan oleh kedua tokoh
kebenaran atau ketepatan sesuai dengan
tersebut. Pendidikan nasional
fakta (haqq), nalar (Nathiq), jiwa (nafs),
mengemban misi untuk membangun
hati (qalb), pikiran ‘aql), tatanan hirarkhis
manusia sempurna (insan kamil).
dalam penciptaan (maratib dan darajat),
Membangun bangsa dengan jati diri
kata-kata, tandatanda dan simbol-simbol
yang utuh, dibutuhkan sistem
(ayat) dan interpretasi (tafsir dan ta’wil).
pendidikan yang memiliki materi yang
Konsep yang disampaikan oleh Buya holistik, serta ditopang oleh
Hamka adalah Hamka membedakan pengelolaan dan pelaksanaan yang baik.
makna pendidikan dan pengajaran.

14
2. Sebagai figur guru Pendidikan Agama karena metode internalisasi nilai-nilai
Islam, hendaknya mampu mengajarkan pendidikan akhlak yang baik
dan menanamkan pendidikan akhlak 3. Penelitian ini dapat dijadikan acuan
pada peserta didik, sesuai dengan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti
hakikat pendidikan yaitu help student konsep pendidikan Islam kontemporer.
become smart and good, yaitu selain
transfer of knowledge juga harus
member uswah kepada peserta didik,

Daftar Pustaka Muslih, Mohammad. 2012. Pemikiran


Islam Kontemporer, Antara Mode
Anwar, Khairil. 2018. Pendidikan Islam
Pemikiran dan Model Pembacaan.
Kontemporer: Antara Konsepsi dan
Jurnal TSAQAFAH Vol. 8, No. 2, hal
Aplikasi. Tesis. Lampung: Program
347-368
Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung Noer, Syaifudin. 2017. Aktualisasi Konsep
Pendidikan Islam Kontemporer
Ibrahim. 2016. Pemikiran Islam
(Telaah Pemikiran Sayyid Naquib Al
Kontemporer (Studi Kritis terhadap
Attas dan Buya Hamka). Tesis.
Pemikiran Harun Nasution). Jurnal
Surabaya: Pascasarjana Universitas
Aqidah-Ta Vol. II No. 2, hal.99-110
Islam Negeri Sunan Ampel
Ibrahim, Duski. 20017. Filsafat Ilmu –
dari Penumpang Asing untuk Para
Tamu. Palembang: NoerFikri Offset

15

Anda mungkin juga menyukai