Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT ISLAM DAN FILSAFAT DAKWAH

Makalah Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Drs. Study Rizal LK, M.Ag

Disusun Oleh :

Almas Jhoung Asri 11220530000102


Yaya Fitria 11220530000104

MANAJEMEN DAKWAH 3 C
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023/2024
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
Latar belakang.............................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Filsafat Islam...................................................................................................2
B. Pengertian Filsafat Dakwah..............................................................................................3
C. Hubungan Filsafat Islam Dan Filsafat Dakwah………………………………………….5
BAB III............................................................................................................................................7
PENUTUP.......................................................................................................................................7
KESIMPULAN............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
Latar belakang
Filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan dan prinsip-prinsip mencari
kebenaran. Berfilsafat berarti berpikir rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan
tradisi, dogma agama) untuk memperoleh kebenaran. Kata ini berasal dari Yunani, Philos yang
berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom).
Filsafat Islam merupakan suatu kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta,
etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan dalam peradaban
umat Muslim, yang berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Dalam Islam, terdapat dua istilah
yang erat kaitannya dengan pengertian filsafat: falsafa, (secara harfiah berarti "filsafat") yang
merujuk pada kajian filosofi, ilmu pengetahuan alam, dan logika; dan kalam (secara harfiah
berarti "berbicara") yang merujuk pada kajian teologi keagamaan.
Filsafat dakwah adalah ilmu yang mempelajari secara kritis dan mendalam tentang
dakwah (tujuan dakwah, mengapa dakwah diperlukan proses komunikasi dan transformasi ajaran
dan nilai-nilai Islam untuk mengubah keyakinan, sikap dan prilaku seseorang) dan respons
seseorang terhadap dakwah yang disampaikan
Sehingga antara filsafat islam dan filsafat dakwah itu sanga erat hubungannya. Yang
mana menurut Sulisyanto filsafat dakwah adalah subdisiplin (cabang) dari filsafat Islam yang
secara khusus membahas membicarakan diskursus dakwah dari sudut pandang filosofis Islam,
yakni membicarakan hakikat dakwah dan tujuan dakwah, epistimologi, dan aksiologi dakwah.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Islam
Filsafat Islam merupakan suatu kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika,
moralitas, pengetahuan, pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan dalam peradaban
umat Muslim, yang berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Dalam Islam, terdapat dua istilah
yang erat kaitannya dengan pengertian filsafat: falsafa, (secara harfiah berarti "filsafat") yang
merujuk pada kajian filosofi, ilmu pengetahuan alam, dan logika; dan kalam (secara harfiah
berarti "berbicara") yang merujuk pada kajian teologi keagamaan. Merujuk pada periodisasi yang
dicetuskan Harun Nasution, perkembangan kajian filsafat Islam dapat dibagi ke dalam tiga
periode yaitu periode klasik, periode pertengahan,dan periode modern. Periode klasik dari
filsafat Islam diperhitungkan sejak wafatnya Nabi Muhammad hingga pertengahan abad ke 13,
yaitu antara 650-1250 M. Periode selanjutnya disebut periode pertengahan yakni antara kurun
tahun 1250-1800 M. Periode terakhir yaitu periode modern atau kontemporer berlangsung sejak
kurun tahun 1800an hingga saat ini.
Aktifitas yang berhubungan dengan kajian filsafat Islam kemudian mulai berkurang
pascakematian Ibnu Rusyd pada abad ke-12 M. Terdapat banyak pendapat yang menganggap Al-
Ghazali sebagai sosok utama dibalik kemunduran kajian filsafat Islam. Gagasan-gagasan Al-
Ghazali yang diterbitkan dalam bukunya Tahafut al-Falasifa dipandang sebagai pelopor lahirnya
kalangan Islam konservatif yang menolak kajian filsafat dalam Islam. Buku ini memuat kritik
terhadap kajian filsafat yang ditawarkan oleh filsuf seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi yang
dianggap mulai menjauhi nilai-nilai keislaman. Namun, pandangan ini kemudian menjadi
perdebatan dikarenakan Al-Ghazali juga dikenal secara luas oleh pemikir-pemikir Islam sebagai
seorang filsuf. Bahkan, dalam pendahuluan di buku tersebut Al-Ghazali menuliskan
bahwasannya, kaum fundamentalis adalah "kaum yang beriman lewat contekan, yang menerima
kebohongan tanpa verifikasi". Ketertarikan dalam kajian filsafat Islam dapat dikatakan mulai
hidup kembali saat berlangsungnya pergerakan Al-Nahda pada akhir abad ke-19 di Timur
Tengah yang kemudian berlanjut hingga kini. Beberapa tokoh yang dianggap berpengaruh dalam
kajian filsafat Islam kontemporer diantaranya Muhammad Iqbal, Fazlur Rahman, Syed
Muhammad Naquib al-Attas, dan Buya Hamka.
Islam merupakan agama yang rasional, agama yang sejalan dengan akal, bahkan agama yang
didasari atas akal.1Akal membuat manusia mempunyai kebudayaan dan peradaban yang tinggi,
akal manusialah yang mewujudkan ilmu pengetahuan dan teknologi.2

1
Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah (Jakarta : UI-Press, 1987) h. 45.
2
Harun Nasution, Islam Rasional : Gagasan dan Pemikiran (Bandung : Mizan, 1996) h. 139.

2
B. Pengertian Filsafat Dakwah

Secara etimologi, Filsafat berasal dari bahasa inggris philosophy; Yunani


philosophia, yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Philos (cinta) atau Philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, intelegensi.3 Filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab
masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-
masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil daya
upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan
integral serta sistematis hakikat yang ada.4
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab da‟a-yaduu‟u-da‟watan
yang berarti seruan, ajakan, panggilan, undangan atau doa. Dengan demikian, dakwah
adalah upaya memanggil, menyeru dan mengajak manusia menuju Allah. Pemahamn ini
sejalan dengan penjelasan Allah dalam surah Yusuf ayat 108. Sedangkan yang dimaksud
ajakan kepada Allah berarti ajakan kepada agama-Nya yaitu Islam. Dari pemahamn
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah proses islamisasi, yaitu upaya
mempertahankan keislaman setiap manusia yang sudah berislam jauh sebelum lahir ke
dunia, dan mengupayakan orang yang ingkar terhadap islam agar kembali meyakini dan
mengamalkan ajaran islam.5
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Filsafat Dakwah adalah Ilmu
pengetahuan yang mempelajari secara kritis dan mendalam tentang dakwah (tujuan
dakwah, mengapa diperlukan proses komunikasi dan transformasi ajaran dan nilai-nilai
islam dan untuk mengubah keyakinan, sikap dan perilaku) dan respon terhadap dakwah
yang dilakukan oleh para da‟I dan mubaligh, sehingga orang yang didakwahi dapat
menjadi manusia yang baik dalam arti beriman, berakhlak mulia seperti yang diajarakan
oleh Islam.
Filsafat dakwah meliputi dari objek dan tujuan filsafat dakwah yaitu :
a. Objek Filsafat Dakwah
Membahas objek filsafat dakwah berarti membahas fokus yang akan menjadi
kajian dalam filsafat dakwah. Secara objek meterial, filsafat dakwah akan mengkaji
tentang Tuhan, manusia, lingkungan dan ajaran Islam. Tuhan yang menurunkan
ajaran kepada Rasulullah merupan sumber kebeneran dan sumber tujuan yang akan
diraih oleh manusia. Karenanya Tuhan perlu dikenal, dihayati dan dipahami sehingga
manusia dapat mengabdi dan berterimakasih kepada-Nya. Untuk tujuan tersebut,
maka dalam aktivitas dakwah tidak terlepas dengan pembahasan Tuhan dan relasinya
dengan kemanusiaan.
Kemudian dakwah tidak akan berhasil apabila tidak ada manusia, karena itu
pembahasan tentang manusia masuk dalam material dakwah. Siapa manusia, apa
hakikat manusia, apa tugas manusia, bagaimana manusia mengembangkan dirinya
dan sebagainya. Dakwah juga perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai tempat

3
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2002, hlm. 242.
4
Mustofa A, Filsafat Islam, Bandung:Pustaka Setia, 1997, hlm. 11.
5
Tata Sukayat, Quantum Dakwah, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 1-2

3
berlangsungnya dakwah. Kesuksesan dan kegagalan dakwah salah satunya ditentukan
oleh faktor lingkungan. Jika masyarakat di lingkungan tertentu tidak mendukung
aktivitas dakwah, maka dakwah tidak bis dilaksanakaan dan akan mengalami
kegagalan.
Begitu juga ajaran Islam sebagai pesan kebenaran yang akan disampaikan
menjadi bahasan dalam filsafat dakwah. Pesan kebenaran perlu disampaikan dengan
menggunakan berbagai strategi, metode dan media yang di sesuaikan dengan
kebutuhan dan tingkat pengetahuan masyarakat.
Untuk membedakan filsafat dakwah dengan ilmu lainnya, maka perlu dirumuskan
objek formal filsafat dakwah. Menurut Sukriyanto, objek formal filsafat dakwah
adalah mempelajari bagaimana hakikat dakwah6 . Sedangkan Suisyanto mengatakan
bahwa objek formal filsafat dakwah adalah usaha untuk mendapatkan pengetahuan
yang sedalam – dalamnya tentang proses penyampaian ajaran islam. Berbeda dengan
kedua pendapat tersebut, menurut penulis, objek formal filsafat dakwah adalah
membahas ontologi, epistimologi, dan aksiologi dakwah.

b. Tujuan Filsafat Dakwah


Secara umum tujun mempelajari filsafat dakwah adalah membekal para da‟i
untuk berfikir kritis, analitis, dan sistematis dalam mengembangkan kegiatan dakwah
dan dalam menghadapi berbagai macam persoalan keumatan serta dapat memberikan
solusi alternatif dalam memecahkan persoalan tersebut.
Adapun tujuan dari mempelajari filsafat dakwah adalah :
1. Mahasiswa memahami bahwa Islam adalah agama dakwah yang harus
ditransformasikan kepada seluruh umat manusia.
2. Mahasiswa atau da‟i mampu menjelaskan tentang dakwah Islam sebagai
bagian dari sistem kehidupan manusia.
3. Mahasiswa atau da‟i dapat memanfaatkan semaksimal mungkin akal yang
diberikan oleh Allah dalam pengembangan dakwah Islam.
4. Mahasiswa atau da‟i dapat memahami ontologi, epistimologi dan aksiologi
dakwah. Dapat disimpulkan dari tujun diatas bahwa kegiatan dakwah merupakan
fenomena sosial yang dapat diteliti dan dianalisis menjadi teori-teori dakwah yang
dapat digunakan dalam pengembangan keilmuan dakwah. Untuk itu filsafat dakwah
menjadi ilmu dasar yang mampu memberikan bekal bagi para peneliti dan ilmu yang
memiliki concern dalam pengembangan keilmuan dakwah dan sekaligus sebagai
bekal dalam menggerakkan aktivitas dakwahdi masyarakat.7

6
Suisyanto, Filsafat Dakwah, hlm. 4
7
Abdul Basit, Filsafat Dakwah, Jakarta: Raja Grafindo Persad, 2013, hlm.26-28

4
C. Hubungan Filsafat Islam Dan Filsafat Dakwah
Filsafat Islam dan Filsafat Dakwah adalah dua bidang studi yang memiliki hubungan erat
dalam konteks pemikiran dan praktik Islam. Filsafat Islam adalah cabang filsafat yang
menggunakan kerangka pemikiran dan metodologi filsafat untuk memahami, menganalisis, dan
membahas berbagai konsep, doktrin, dan fenomena dalam Islam. Ini mencakup pertanyaan-
pertanyaan tentang eksistensi, alam semesta, tujuan hidup, etika, keadilan, dan relasi manusia
dengan Tuhan.Filsafat Islam mengambil sumber-sumber utamanya dari Al-Qur'an dan Hadis,
tetapi juga memanfaatkan warisan intelektual Yunani kuno dan tradisi filosofis lainnya. Para
filsuf Muslim terkenal seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina (Avicenna), dan Ibn Rushd
(Averroes) berkontribusi besar dalam pengembangan pemikiran filosofis dalam konteks
Islam.Tujuan dari Filsafat Islam adalah untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep-
konsep agama, mengeksplorasi isu-isu teologis, dan mengintegrasikan pemikiran rasional dengan
ajaran agama. Ini juga bertujuan untuk memperluas wawasan tentang relasi manusia dengan
Tuhan dan tugas manusia di dunia.Filsafat Islam menggunakan metode analisis, deduksi,
induksi, dan argumen logis untuk mendekati pertanyaan-pertanyaan filosofis. Ini melibatkan
diskusi, debat, dan refleksi mendalam terhadap konsep-konsep agama dan spiritualitas.
Filsafat Dakwah adalah cabang studi yang mempertimbangkan prinsip-prinsip, tujuan, dan
metodologi dari upaya dakwah dalam Islam. Ini mencakup bagaimana menyampaikan ajaran
Islam kepada masyarakat luas dengan cara yang efektif dan berarti.Sumber utama Filsafat
Dakwah adalah Al-Qur'an dan Hadis, karena instruksi dan pedoman dakwah berasal dari sini.
Selain itu, pengalaman praktis para rasul dan tokoh dakwah dalam sejarah Islam juga menjadi
sumber inspirasi.Tujuan dari Filsafat Dakwah adalah menyebarkan ajaran Islam, mengajak orang
untuk memahami, menerima, dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dakwah juga bertujuan untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat dan
memperjuangkan keadilan sosial.Filsafat Dakwah melibatkan pemahaman mendalam tentang
audiens, komunikasi yang efektif, kesesuaian pesan dengan konteks sosial, dan penggunaan
argumentasi yang kuat untuk membuka pikiran orang terhadap ajaran Islam.

Hubungan Antara Keduanya:


1. Pengkajian Filosofis Dakwah:
Filsafat Islam memungkinkan analisis filosofis terhadap metode dakwah, tujuan dakwah, dan
urgensi dakwah dalam kehidupan manusia.
2. Pembimbing Etika Dakwah:
Filsafat Islam memberikan landasan etika yang kuat untuk dakwah, menggarisbawahi nilai-nilai
kebenaran, keadilan, dan kasih sayang yang harus dijunjung tinggi dalam usaha dakwah.

5
3. Penekanan pada Hikmah Dakwah:
Filsafat Islam menekankan pentingnya menggunakan hikmah (kebijaksanaan) dalam dakwah,
sehingga dakwah bisa dilakukan dengan cara yang bijaksana dan mempertimbangkan konteks
sosial dan budaya.
4. Memperdalam Pemahaman Agama:
Filsafat Islam membantu para da'i (pendakwah) untuk memahami akar ajaran Islam secara
mendalam, yang kemudian dapat disampaikan dengan jelas dan kuat kepada masyarakat.
5. Memberikan Dasar Teoritis:
Filsafat Islam memberikan dasar teoritis yang kuat untuk prinsip-prinsip dakwah, memastikan
bahwa dakwah tidak hanya bersifat ritualistik, tetapi juga terbimbing oleh pemikiran filosofis
yang mendalam.
Dengan mengintegrasikan Filsafat Islam dan Filsafat Dakwah, para pendakwah dapat
mengembangkan pendekatan dakwah yang kuat dan memahami secara lebih mendalam ajaran
Islam yang mereka sampaikan. Ini memungkinkan dakwah untuk menjadi lebih efektif, relevan,
dan bermakna dalam menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.
Filsafat dan dakwah sangat berhubungan, dan untuk lebih lengkap dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Filsafat Sebagai Pembantu Dakwah
Bagaimanakah hubungan antara filsafat dengan dakwah? Filsafat seringkali digunakan oleh para
juru dakwah sebagai alat untuk membela keyakinan agama sendiri. Istilah yang tepat untuk
aktivitas membela keyakinan keagamaan secara filosofis, meminjam istilah John Hick, adalah
“apoologetika”.Dalam artian ini filsafat dakwah adalah bagian dari teologi.
2. Filsafat Sebagai Study Analitik Atas Dakwah
Jika kita memandang hubungan filsafat dengan dakwah dengan melakukan analogi dengan
filsafat ilmu, filsafat seni, dan sebagainya,maka makna yang tepat untuk hubungan filsafat dan
dakwah adalah “pemikiran filosofis tentang dakwah” (Philosophical thinking about dakwah) atau
kajian analitik atas dakwah (analytical of dakwah). Studi analitik bertujuan menganalisa dan
menjelaskan hakikat, kedudukan, fungsi dan tujuan dakwah.

3. Filsafat Sebagai Refleksi atau Studi Dakwah


Filsafat adalah induk segala ilmu, secara historis. Pada awalnya filsafat dan ilmu tidak terpisah.
Setiap ilmu telah dibicarakan dalam filsafat. Para filosof adalah peletak dasar-dasar ilmu
pengetahuan. Namun dikemudian hari, satu persatu ilmu memisahkan diri dari filsafat.dengan
kata lain, ilmu memisahkan diri dari induknya (filsafat) dan menjadi otonom. Misalnya:
Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi dan Sosiologi.8

8
https://rozlenfs.wordpress.com/2016/05/22/hubungan-filsafat-dengan-dakwah/, diakses pada pukul 23.24 WIB,
Tanggal 22 September 2023.

6
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa Hubungan antara Filsafat Islam dan Filsafat Dakwah adalah hubungan yang saling
melengkapi dan memperkaya satu sama lain dalam konteks pemahaman dan praktik Islam:
1. Pemahaman Mendalam Ajaran Islam: Filsafat Islam memberikan landasan filosofis yang
mendalam untuk memahami dan merenungkan ajaran Islam. Ini membantu para pendakwah
memahami esensi dan makna mendalam dari pesan-pesan agama yang mereka sampaikan.
2. Landasan Etika Dakwah: Filsafat Islam menekankan pada nilai-nilai etika yang kuat, seperti
keadilan, kebenaran, dan kasih sayang. Ini menjadi pedoman dalam menyebarkan ajaran Islam
dengan cara yang bermakna dan positif.
3. Penggunaan Hikmah dalam Dakwah: Filsafat Islam menekankan pentingnya menggunakan
hikmah (kebijaksanaan) dalam berdakwah. Hal ini mengajarkan agar dakwah disampaikan
dengan cara yang bijaksana dan sensitif terhadap konteks sosial dan budaya.
4. Penekanan pada Pemahaman Rasionil: Filsafat Islam mendorong pemikiran rasional dan
analitis dalam memahami ajaran agama. Ini memastikan bahwa dakwah tidak hanya bersifat
ritualistik, tetapi juga didasarkan pada pemikiran yang mendalam.
5. Pengembangan Metode Dakwah yang Efektif: Integrasi Filsafat Dakwah dan Filsafat Islam
memungkinkan para pendakwah untuk mengembangkan metode dakwah yang lebih efektif,
mempertimbangkan aspek-aspek filosofis dan etika dari ajaran Islam.
Dengan memadukan aspek-aspek filosofis dari Filsafat Islam dengan prinsip-prinsip dakwah,
para pendakwah dapat memperdalam pemahaman agama dan menyebarkan ajaran Islam dengan
cara yang lebih kuat dan relevan. Ini membantu dalam membentuk masyarakat yang lebih paham
dan berlandaskan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kebijaksanaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Basit, A. (2013). Filsafat dakwah. Rajawali Pers.


Hasanah, U. (2016). Ilmu dan Filsafat Dakwah.
Ismail, I., & Hotman, P. (2013). Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban
Islam. Kencana.
Nasution, H. (1995). Islam rasional: Gagasan dan pemikiran. Mizan.
Ni’amah, L. U. (2016). Filsafat Dakwah Yang Terabaikan. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu
Ushuluddin, 4(1), 74-100.
Nisa, K. (2021). Proses Produksi Program Siaran Dakwah “Quantum” Di Radio Suara
Kudus (Doctoral dissertation, IAIN KUDUS).
Priatna, T. (2003). Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu'tazilah. Artikel Ilmiah, 1-13.
Situmeang, I. R. V. O. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian Filsafat Ilmu
Pengetahuan. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan Humaniora, 5(1), 1-17.

Anda mungkin juga menyukai