Anda di halaman 1dari 2

Meniran, Imunomodulator yang Juga Penghancur Batu Ginjal

TANAMAN yang berasal dari hutan Amazon dan kawasan Asia Tenggara itu tak selalu
tumbuh di tanah subur. Di bebatuan, cadas, tanah lapang yang tandus, dan tepian selokan
pun, ia bisa tumbuh. Meskipun begitu, meniran kaya khasiat.

Dalam sistem pengobatan Tiongkok, meniran dipergunakan untuk pengobatan beragam


gangguan kesehatan. Di antaranya, disentri, flu, diabetes, gangguan sulit buang air kecil,
penyakit kuning, batu ginjal, dan gangguan saluran cerna.

Penduduk Spanyol menamainya ’’stone breaker” alias si penghancur batu. Julukan itu
diberikan berkat khasiat meniran yang secara turun-temurun dipergunakan untuk
penghancur batu ginjal dan batu empedu. Di India, meniran dipakai sejak 2.000 tahun lalu,
antara lain, untuk gangguan haid, diabetes, penyakit liver, dan penyakit kelamin.

Di beberapa negara lain, meniran juga dipakai untuk obat luar. Caranya,
daun meniran ditumbuk dan dipakai sebagai kompres pada luka terbuka atau otot yang
terkilir. Pasta meniran yang dibuat dari bagian tanaman yang tumbuh di atas tanah bisa
membantu mengatasi rasa sakit karena pembengkakan payudara pada ibu menyusui.

Dalam ramuan Indonesia, meniran banyak digunakan untuk membantu melindungi fungsi
liver, antivirus, dan antibakteri. Meniran juga punya efek pada imunitas.

Seimbangkan Sistem Imun

Saat ini meniran menarik perhatian masyarakat ilmiah karena terbukti berkhasiat sebagai
imunomodulator. Yakni, bekerja dengan cara mengendalikan sistem imun agar berada
dalam keadaan seimbang.

Khasiat ini sudah diteliti banyak ahli secara ilmiah. Uji praklinis oleh peneliti Indonesia pada
1996 berhasil menunjukkan kemampuan ekstrak meniran dalam menurunkan respons
sistem imun seluler dan humoral yang berlebih. Penelitian pada 2010 oleh peneliti Jerman
dan Nigeria pada hewan percobaan menunjukkan kerja ekstrak air meniran dalam
menstimulasi aktivitas limfosit dan makrofag, yakni dua unsur penting pada sistem imun.

Studi tersebut juga berhasil menunjukkan kemampuan ekstrak secara potensial dalam
menekan pengeluaran sitokin proinflamatori. Sitokin adalah protein yang berperan pada
respons sistem imun melalui pengaruhnya pada sel darah putih atau leukosit dan berperan
dalam proses reaksi peradangan atau inflamasi. Inflamasi sebenarnya adalah respons
jaringan tubuh terhadap rangsangan yang bersifat merusak. Misalnya, sel yang rusak,
kuman penyebab penyakit, atau bahan penyebab iritasi. Dan ini adalah bagian dari respons
sistem imun.

Fungsi radang adalah membuang penyebab awal dari luka atau membuang sel yang rusak
sehingga radang dapat berhenti. Ini penting karena radang yang terjadi terus-menerus
malah bisa menimbulkan efek yang merugikan kesehatan. Dalam hal ini
ekstrak meniran dapat mengendalikan peradangan. Hasil penelitian menunjukkan
kemampuan ekstrak tanaman meningkatkan proliferasi limfosit T dan B, yakni jenis sel
darah putih di dalam sistem imun.

Khasiat yang ditimbulkan meniran merupakan hasil kerja secara sinergi dari zat kandungan,
yakni golongan lignan, flavonoid, terpenoid, alkaloid, kumarin, saponin, dan tannin.
Sementara itu, aktivitas imunomodulator ditunjukkan zat kandungan golongan katekin,
kuersetin, dan astragalin.

Mengobati Infeksi Hepatitis

Meniran juga sudah dipakai dalam pengobatan rakyat untuk sakit liver yang kronis,
termasuk infeksi hepatitis B kronis. Uji klinik untuk mendalami kerja zat
kandungan meniran itu dimulai sejak ’90-an. Bahkan, sudah ditemukan tiga jenis zat aktif
dari tanaman yang menunjukkan aktivitas memperbaiki sistem imun tubuh dan melindungi
liver.
Temuan itu tentu penting. Sebab, kelemahan atau ketidakmampuan sistem imun tubuh
memusnahkan virus hepatitis B akan membuat penderita menjadi ’’carrier’’ infeksi hepatitis
itu. Hasil penelitian juga menunjukkan kemampuan ekstrak meniran dalam menghambat
perbanyakan DNA virus. Dengan demikian, pembiakan virus hepatitis B dapat ditekan.

Oleh karena itu, muncul wacana untuk menggunakan kombinasi obat antiviral dan
ekstrak meniran sebagai imunomodulator pada penanganan infeksi hepatitis B kronis. Untuk
tujuan itu, tentu diperlukan uji lebih jauh lagi. (*)

PENYIAPAN BAHAN

- Seluruh bagian tanaman meniran dapat digunakan untuk kesehatan. Bagian tanaman di
atas tanah disebut herba dapat diolah dalam bentuk kering maupun segar.

- Pengeringan cukup dilakukan dengan cara diangin-anginkan. Tidak perlu pemanasan kuat
yang dikhawatirkan merusak zat kandungan.

- Berdasar Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia, dosis herba kering adalah 10
gram tiga kali sehari.

CARA PENYAJIAN

- Bahan kering dicuci bersih dan dimasukkan ke panci stainless steel. Tambahkan 400 ml
air.

- Rebus dengan api sedang hingga mendidih. Setelah mendidih, kecilkan api, dan lanjutkan
pemanasan selama 10 menit.

- Kemudian saring dan minumlah selagi hangat.

- Untuk menjaga kesehatan, dapat dicoba minum tiga kali seminggu. Sehari sekali saja.

- Perhatian, meniran terlarang bagi ibu hamil.

(Dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai