Anda di halaman 1dari 48

MENGATASI KURANGNYA KESADARAN SISWA TENTANG

KEBERSIHAN DI SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL

Karya Tulis

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Praktek B.Indonesia

Disusun Oleh :

Kelas IX-B

Ginna Muftyannisa Nis.12137173


Ilham Ahmad Maulana Nis.12137194
M. Andre Ridya P Nis.12137236

SMP NEGERI 2
TAROGONG KIDUL
Jln. Flamboyan

No.23-A Tarogong

Kidul Garut

2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN
MENGATASI KURANGNYA KESADARAN SISWA TENTANG
KEBERSIHAN DI SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Hj.Nurul Latifah,S.Pd.M.Pd Ai Herlina Heryawan,S.Pd


Nip.196704091994122003 Nip.197110051998022005

Mengetahui
Kepala Sekolah SMPN 2 Tarogong Kidul

Muhidin S,Pd.M,Pd
NIP. 1959090719811002

MOTTO
'' Islam itu bersih, maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak

akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.'' (HR.Dailami)

Lingkungan Bersih itu awal dari hidup sehat

Lingkungan Bersih Ok Prestasi Ok

Kebersihan merupakan sebagian dari iman

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan serta rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

karya tulis ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah

limpahkan kepada Rasullullah SAW sampai kepada kita selaku umat-Nya.

Karya tulis yang berjudul “Mengatasi Kurangnya Kesadaran Siswa

Tentang Kebersihan di SMPN 2 Tarogong Kidul” dalam rangka memenuhi tugas

ujian praktek di SMPN 2 Tarogong Kidul tahun ajaran 2014/2015.

Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa masukan dan bantuan, baik moril

maupun materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini

kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, dan kekuatan yang telah diberikan

kepada kami.

2. Ibu Hj.Nurul Latifah,S.Pd.M.Pd selaku pembimbing yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini.

3. Ibu Ai Herlina Heryawan,S.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini.

ii
4. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan

baik berupa moril ataupun materi yang tak ternilai harganya yang sangat

membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan baik dari

segi penulisan maupun dari segi isi materinya. Oleh karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk kami ke arah yang lebih

baik. Harapan kami semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Garut,Maret 2015

Penyusun,

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ........................................................................1


1.2.Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3.Tujuan....................................................................................................3
1.4.Metode Pengumpulan Data....................................................................4
1.5.Sistematika Penulisan.............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebersihan..........................................................................6


2.2 .Macam-macam Kebersihan..................................................................7
2.3. Teori-teori Belajar.................................................................................9
2.4 .Arti Penting Kebersihan.....................................................................16
2.5. Pengaruh Kebersihan terhadap Proses Belajar Mengajar...................20
2.6. Upaya MenciptakanSekolah yang Bersih...........................................21
2.7 . Kondisi Kebersihan Lingkungan SMPN 2 Tarogong Kidul..............22
2.8. Cara memberikan kesadaran..............................................................24
2.9. Peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah
............................................................................................................27
2.10. Motivasi Berprestasi..........................................................................31

iii

iv
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................32
3.2 Saran....................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

LAMPIRAN..........................................................................................................34

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Zaman semakin berubah, berbagai macam perusahaan dan industri rumah

tangga ikut tumbuh dengan pesat. Manusia pun ikut berubah, dari yang dahulunya

memiliki kepedulian terhadap lingkungan, kini sikap seperti itu sangat jarang

dijumpai. Memang, lambat laun manusia di bumi kita ini bersikap sangat egois

dengan lingkungannya. Sikap-sikap seperti itu hendaklah kita jauhi karena dengan

sikap yang sedemikian itu, lama-kelamaan lingkungan yang dahulunya asri, indah,

dan damai ini menjadi sebuah pemandangan yang tidak sedap untuk dipandang.

Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di

sekolah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan

tetapi slogan tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan

belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita.

Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa

kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain itu siswa

juga suka mencoret-coret tembok .

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan

sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat

mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat

menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.

1
2

Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita

dengar selama ini. Maka kita harus selalu menjaga kebersihan dimanapun

kita berada. Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita, karena dalam tubuh

yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Demikian juga dengan lingkungan sekolah.

Kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Konsentrasi

dari otak tidak terlepas dari lingkungan.

Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan konsentrasi kerja otak

sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Begitu juga sebaliknya,

jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga

prestasi belajar akan menurun juga.

Masalah kepedulian terhadap lingkungan juga terjadi di SMPN 2

Tarogong Kidul. Semua guru dan para siswa sibuk dengan urusannya sendiri-

sendiri. Buktinya saja, para guru yang tetap sibuk untuk mengajar, begitu pula

dengan para siswa yang sibuk untuk mengerjakan tugasnya dan dianggapnya lebih

penting daripada mengurusi lingkungan di SMPN 2 Tarogong Kidul.

Padahal, masalah lingkungan sangatlah penting untuk memotivasi para

siswa dan demi kenyamanan kita belajar. Secara logika, apabila lingkungan

sekitar SMPN 2 Tarogong Kidul bersih, penghuninya akan nyaman dalam

menerima pelajaran dan akal pikiran juga menjadi fresh. Dengan kenyataan itu,

hendaknya sebagai pelajar, haruslah memiliki sikap kepedulian terhadap

lingkungan.
3

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan karya tulis ini, masalah yang akan dibahas oleh kami dalam

karya tulis ini, yaitu :

1. Bagaimana kondisi Kebersihan Lingkungan SMPN 2 Tarogong Kidul?

2. Bagaimana cara memberikan kesadaran kepada siswa SMPN 2 Tarogong

kidul untuk menjaga kebersihan sekolah ?

3. Bagaimana peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan

sekolah ?

4. Bagaimana pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap

motivasi belajar siswa SMPN 2 Tarogong Kidul ?

1.3. Tujuan

Suatu penelitian akan berjalan dengan lancar apabila memiliki tujuan yang jelas.

Untuk itu, penelitian yang kami lakukan memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. Untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkungan SMPN 2 Tarogong Kidul.

2. Untuk memberikan kesadaran tentang menjaga kebersihan sekolah kepada

siswa SMPN 2 Tarogong Kidul

3. Untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan

sekolah.

4. Untuk mengetahui pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah

terhadap konsentrasi belajar siswa SMPN 2 Tarogong Kidul.


4

5. Untuk melengkapi salah satu tugas ujian praktek bahasa Indonesia kelas IX

di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul.

1.4 Metode pengumpulan data

Data yang ditulis dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu

buku-buku,wawancara, dan internet. Kami telah mengumpulkan data yang disertai

dokumentasi secara lengkap. Semoga menjadi wawasan dan tambahan ilmu untuk

kelengkapan penyusunan karya tulis ini.

1.5 Sistematika penulisan

Karya tulis ini disusun dengan urutan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebersihan


2.2 .Macam-macam Kebersihan
2.3. Teori-teori Belajar
2.4 .Arti Penting Kebersihan
2.5. Pengaruh Kebersihan terhadap Proses Belajar Mengajar
2.6. Upaya MenciptakanSekolah yang Bersih
2.7 . Kondisi Kebersihan Lingkungan SMPN 2 Tarogong Kidul
2.8. Cara memberikan kesadaran kepada siswa SMPN 2 Tarogong Kidul
2.9. Peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah
5

2.10. Motivasi Berprestasi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1 Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebersihan

Berikut ini beberapa pengertian kebersihan :

a) Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup

dan membawa pengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut.

(Sutarno, 1990:10)

b) Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan

dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan

melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan

syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang

dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak

keindahan tetapi, juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

c) Kebersihan merupakan salah pokok dalam memelihara kelangsungan

eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk

membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai kotor.

Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan

air, tanah, air dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan

tanah dan air tidak cukup, tetapi ditambah dengan menggunakan dedaunan

pewangi, malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun

mandi, bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus dan lain

sebagainya.

6
7

d) Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga

psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati,

kebersihan spiritual dan lain sebagaianya. (Prof .Dr. M. Aburrahman MA)

e) Menurut Undang - Undang RI nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan

lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menebutkan bahwa yang dimaksud

dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan

perilakunya yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

f) Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya

debu,sampah, dan bau.

g) Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.

h) Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja,

dan berbagai sarana umum.

2.2 Macam-macam Kebersihan

1. Kebersihan sebagian dari iman

Kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah motto yang terus didengung-

dengungkan di dalam dunia pendidikan maupun dalam instansi terkait. Tapi

kadang kita selalu bertanya dengan motto di atas jika kita menjumpai kehancuran

lingkungan hidup dan juga menemukan sampah berserakan di mana-mana.

Hampir dijumpai di kota-kota besar sampah berserakan di sudut-sudut kota.


8

Dengan prinsip Kebersihan sebagian dari Iman sebenarnya sudah bisa

diterapkan dalam prilaku manusia orang perorangan. Tapi lucunya kebersihan itu

ibarat simbol belaka tanpa ada tindakan yang nyata.. Untuk memulai prilaku

kebersihan sebagian dari iman memang perlu bekerjasama dengan berbagai pihak.

Menerapkan prilaku ini diperlukan keikut sertaan penegak hukum dan

pembuat kebijakan agar mau mewujudkan cita-cita ini secara bersama-sama.

Semua harus dimulai dalam diri pribadi manusia. Hukum sangat berperan penting

dalam prilaku kehidupan manusia.

2. Kebersihan Rohani dan Jasmani

Kebersihan Jasmani adalah kebersihan yang berkenaan kebersihan tubuh

dan kebersihan lingkungan secara internal ( Tempat tinggal ,sekolah, dll )

maupun secara external ( jalan raya, selokan, sungai , pantai , udara dan air ) yang

diwujudkan pada kesadaran individu ( pribadi ) atau masyarakat ( public ) dalam

mendapatkan kenyamanan secara layak pada kehidupannya.

Kebersihan Rohani adalah kebersihan secara spirirualitas yang ada pada

diri seseorang dari pola pikirnya, kesadarannya , sikap atau prilaku , jiwanya dan

mentalnya tidak ternodai dari hal – hal yang dilarang oleh Islam baik secara

Abstract maupun secara Transparant yang akan menuju kesempurnaan individu

atau seseorang dalam menjalankan agamanya.


9

3. Kebersihan Perilaku

Kebersihan Lingkungan Sekolah Pengetahuan tentang lingkungan perlu

diberikan sejak dini agar dapat memberikan pemahaman yang mendalam akan

pentingnya lingkungan bagi manusia sehingga dapat menghasilkan warga Negara

yang mempunyai perilaku yang bertanggungjawab terhadap lingkungannya dan

menumbuhkan rasa kesadaran lingkungan.

Meskipun sudah mendapat pengetahuan lingkungan di sekolah, realitanya

beberapa SMP di Garut masih banyak siswa yang tidak peduli dengan

lingkungannya. Pengetahuan, sikap dan perilaku mereka tentang kebersihan

lingkungan di sekolah masih rendah.

2.3 Teori-teori Belajar

Menurut Sukmadinata (2004 : 167), teori- teori belajar bersumber dari

teori atau aliran – aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun

besar psikologi yaitu : teori disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt -

field.

1. Teori Disiplin Mental

Menurut rumpun psikologi ini, individu memiliki kekuatan kemampuan, atau

potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan

kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaimana proses pengembangan

kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran atau teori mengemukakan pandangan yang

berbeda
10

2. Teori behaviorisme

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan

perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini

bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-

unsur seperti halnya molekul- molekul.

3. Teori cognitif- gestalt- field

Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun

behaviorisme bersifat molekular (menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini

bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif,

dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda dengan

behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui

(knowing) dan bukan respons.

Namun untuk memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu

bagaimana prinsip pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan

paradigma top-down dan paradigma bottom-up dalam berbagai lapisan.

Diantaranya pada sistem pendidikan pendekatan paradigma top-down berupa

menentukan ketentuan untuk membudayakan peserta didik sedangkan paradigma

bottom-up menjamin aturan pokok dan tersedianya sumber daya.


11

Pada sistem pengelolaan menurut paradigma top-down harus mampu

menunjukkan petunjuk operasional sedangkan paradigma bottom-up hanya

menyediakan informasi yang ada dan mengatur sumber daya yang diperlukan

tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya. Pada paradigma top-down

sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan petunjuk dan mengawasi

agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada.

Namun menurut paradigma bottom-up sistem belajar pembelajaran

harus bisa merancang terlebih dahulu pedoman yang akan dilaksanakan dan

mengelola sumber belajar agar dapat menarik minat siswa sehingga pengalaman

belajar siswa yaitu mampu memecahkan masalah belajar. Berbeda dengan

paradigma top-down dimana pengalaman belajar siswa hanya merespon pelajaran.

Setelah memahami mengenai paradigma top-down dan bottom-up maka

seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, harus memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan atau

pengajaran.

Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik (1985: 16), dalam Asnawir &

Usman (2002: 18):

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar,

2. Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

3. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar


12

4. Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan,

5. Nilai dan manfaat media pendidikan,

6. Memilih dan menggunakan media pendidikan,

7. Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,

8. Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang

diajarkan,

9. Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu media

pendidikan sangat penting sekali untuk menungjang pencapaian tujuan dari

pendidikian itu sendiri.

Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana

terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup).

Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya

individu memberikan respons terhadap lingkungan.

Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu

berupa perubahan tingkah laku.

Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan

betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurut

Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran

adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan

merupakan faktor belajar yang penting.


13

Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber

belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik

disekitar sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan

bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam

belajar; dan Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala

atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu

yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah

menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan

dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.

Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini

guru berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan

rasa cinta akan lingkungan sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan

(Asnawir & Usman, 2002: 109):

1. Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga,

2. Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas,

3. Mengusahakan mengoleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium),

serangga (insektarium), ikan dan binatang air (aquarium),

4. Menggunakan batu-batuan dan kerang-kerangan, semua ini dapat dijadikan

sebagai sumber pelajaran.


14

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna

disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang

sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya

dapat dipertanggung jawabkan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan

mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar ( Sudjana & Rivai, 2002:

208):

1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di

kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi,

2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung

dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,

3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga

kebenarannya lebih akurat,

4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan

dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,

membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta,

5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari

bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan

buatan, dan lain-lain, dan siswa dapat memahami dan menghayati aspek-

aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk

pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat

memupuk rasa cinta akan lingkungan.


15

Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi beberapa

syarat tertentu diantaranya :

1. Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran,

2. Dapat menarik perhatian siswa,

3. Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,

4. Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,

5. Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan

6. Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.

Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan

mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap

perkembangan siswa.

Kemudian informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar

serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator yang telah ditetapkan, oleh

peserta didik informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk

memotivasi peserta didik dalam pencapaian pembelajaran, agar dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil penilaian proses dan

hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati (2007 :115).
16

Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil

belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar

guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti.

Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil

belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya.

Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil

belajar harus nampak dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-

mengajar.

2.4. Arti Penting Kebersihan Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, sekolah merupakan

tempat kita memperoleh berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk bertahan

hidup di kemudian hari.Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak

terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental

dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan

lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah

terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini

dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan

nyaman.
17

Di agama Islam juga diajarkan mengenai kebersihan lingkungan

mencangkup kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan

sumber air, pekarangan dan jalan. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi

Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman.

Kebersihan akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan.

Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar

lingkungan tetep sehat terawat. Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika

melihat tempat yang tidak bersih perlu segera kita bersihkan agar hilang dari

pandangan mata. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk semakin

tidak baik untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai

penyakit atau wabah di sekitarnya.

Dalam hubungan ini umat beragama dan masyarakat sekitar mutlak

diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Kondisi

bersih sangat mendukung kenyamanan dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor

menjadikan kondisi suram dan menjengkelkan.

Renungkanlah sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya ” islam

itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk

surga kecuali orang-orang yang bersih.” (HR.Dailami)


18

Cara – cara yang perlu dilakukan untuk memelihara lingkungan sekolah antara

lain sebagai berikut.

a. Menyusun dan memasyarakatkan perogram sekolah hijau.

b. Mendaftar atau menginvestasikan dan melaksanakan perogram sekolah

hijau, yaitu :

1. Melaksanakan tata tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan

sekolah.

2. Mengembangkan kecintaan dan kepedulian siswa terhadap

lingkungan sekolah melalui berbagai loba peduli lingkungan,

seperti lomba kebersihan antar kelas, menulis, menggambar, atau

aneka kreativitas lain yang bersifat ramah lingkungan.

3. Mengadakan pengawasan dan penegakan kedisiplinan.

4. Mengadakan gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan

sekolah

5. Memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk gerak peduli

lingkungan
19

Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung

jawab bersama dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa, pemeliharaan

dan perwujudan lingkungan sekolah yang bersihm sehat dan asri tidak lepas dari

peran orang tua, swasta lembaga swadaya masyarakat mapupun pemerintah.

Kondisi demikian akan melahirkan siswa yang cerdas, bermutu, berwawasan

lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli lingkungannya di

lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan, karena

menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat

menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.Manfaat menjaga

kebersihan lingkungan antara lain :

1.Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.

2.Lingkungan menjadi lebih sejuk.

3.Bebas dari polusi udara.

4.Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.

5. Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.


20

Masih banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan, maka dari

itu kita harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah

kita sendiri misalnya rajin menyapu halaman rumah, rajin membersihkan selokan

rumah kita, membuang sampah pada tempatnya, pokoknya masih banyak lagi.

Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan

bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan

sejak dini, di sekolah pun kita diajarkan untuk selalu hidup bersih. Di agama

islam pun kita di ajarkan untuk selalu hidup bersih, karena kebersihan adalah

sebagaian dari iman.

2.5. Pengaruh Kebersihan terhadap Proses Belajar Mengajar

Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar

yang produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun

untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga

proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat

digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi juga

mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat

mendukung sehingga timbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar

mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah

lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan

membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar.
21

2.6. Upaya Menciptakan Sekolah yang Bersih

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh

dengan sampah. Di samping itu, sampah yang sering kita buang dengan

sembarangan dapat mencemari lingkungan, baik didalam maupun di luar kelas

dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi

terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya kita

melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya

yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:

 Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.

 Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda setiap

membuang sampah tidak pada tempatnya.

 Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk

menjagakebersihan sekolah.

 Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan

sekitar.

 Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.

 Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau

lingkungan sekitar dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.


22

2.7. Kondisi Kebersihan Lingkungan SMPN 2 Tarogong Kidul

Kondisi kebersihan SMPN 2 Tarogong Kidul saat ini belum menunjukkan

lingkungan sekolah yang bersih. Masih banyak kita jumpai sampah-sampah yang

dibuang sembarangan. Misalnya di kolong meja, kantin, dan tempat-tempat yang

tidak terlihat oleh mata (tersembunyi). Padahal, tempat-tempat tersebut bukanlah

tempat sampah.

Banyak murid-murid yang tahu kalau KEBERSIHAN itu adalah sebagian

dari iman, tapi kenapa banyak anak-anak di sekolah SMPN 2 tarogong kidul ini

banyak yang tidak menyadari semua itu, padahal di sekolah kita mempunyai

bimbingan khusus dalam adanya kebersihan.

Sampah-sampah tersebut berupa sampah sisa makanan, bungkus plastik

makanan, dan lain-lain. Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap hari

senin, pihak sekolah selalu mengingatkan para siswa-siswi SMPN 2 Tarogong

Kidul untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Tetapi, tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja mengotori

lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk

tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman. Demi

tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar kita, perlu sekali

dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk menjaga

kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas.


23

Tindakan-tindakan tersebut antara lain:

1. Para siswa di harap kan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya untuk

menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya.

2. Petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitarnya.

3. Guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.

4. Mencatat pada buku pelanggaran.

5. Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran

terutama membuang sampah sembarangan.

Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa

untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dapat menciptakan kondisi

lingkungan sekolah yang bersih, bebas dari sampah, indah, sehat, dan dapat

mendukung kegiatan proses belajar mengajar (KBM). Tetapi masih saja bisa kita

jumpai tulisan-tulisan kecil di meja-meja kelas yang baru saja dicat ulang,

sampah- sampah kertas di kolong meja.

Hal tersebut menunjukkan betapa rendahnya tingkat kesadaran siswa dan

siswi SMPN 2 Tarogong Kidul dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Meskipun pihak sekolah sudah melakukan upaya-upaya untuk menciptakan

kebersihan tetapi jika siswa dan siswinya tidak mempunyai rasa memiliki

terhadap fasilitas-fasilitas yang ada, maka semua tindakan tersebut menjadi sia-

sia.
24

2.8. Cara memberikan kesadaran kepada siswa SMPN 2 Tarogong Kidul

Kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMPN 2

Tarrogoong Kidulmasih kurang. Terbukti dengan keadaan lingkungan masih

terlihat kurang bersih, masih banyak sampah di sembarang tempat. Minimnya

kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga

kelestarian tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas,

WC, kantin sekolah, dan lain lain.

Hal tersebut mendorong kami untuk melakukan penelitian terhadap

kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMPN 2 Tarogong

Kidul. Agar para pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam

menjaga kebersihan lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan

negative lingkungan bersih, dan dapat menerapkan kebiasaan dalam menjaga

kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Beatrice Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas

kehidupan kita, dan menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang

penuh polusi ini bersama dengan Oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak

bahan yang mengiritasi dan merusak paru-paru serta organ lain. Polutan udara ini

sangat beragam dan mencakup asap kendaraan bermotor, jegala, debu, asap rokok,

kabut asap, senyawa organik yang mudah menguap, pengusir serangga, serta

masih banyak lagi.


25

Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang

lebih serius daripada polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita

menghabiskan 75% dari waktu kita didalam ruangan. Bagi sebagian kelompok

persentasi waktu yang dihabiskan didalam ruangan bahkan mungkin lebih tinggi

kemungkinan efek kesehatan akibat pajanan pada polutan dalam ruangan yang

berbahaya.

Karena masalah tersebut maka, kami ingin membahas lebih dalam secara

keseluruhan mengenai penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah

tersebut. Karena menurut kami, masalah tersebut masih menjadi momok besar

yang melanda masyarakat seluruhnya, terutama para remaja.

Kami menganggap bahwa remaja masih enggan untuk melakukan

kewajibannya. Di sini kami lebih menekankan pada membuang sampah di

tempatnya. Karena mereka masih menganggap bahwa sampah adalah hal yang

sepele. Sehingga mereka tidak memperdulikan hal tersebut, padahal jika ditelisik

lebih dalam sampah dapat berakibat besar bagi kehidupan kita.

Kebersihan itu sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena

kebersihan merupakan dasar dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan

hal-hal yang positif. Seperti halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman

bila dilakukan secara bersih.


26

Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam masyarakat

harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih

setiap individu maupun masyarakat akan menderita sebab sebuah faktor yang

merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu mahal harganya. Sehingga

semuanya harus di olah dengan baik . Lingkungan yang kotor berarti penganggu

kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit.

Namun segala sesuatu ada kata perubahan hanya saja dalam segala

persoalan-persoalan, semua ini tidak dapat dijalankan tanpa sebuah kesadaran dari

setiap individu masyarakat maupun kelompok masyarakat untuk menjaga

kebersihan, Maka Kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak

kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat tentang sadar

lingkungan sangatlah minim/kurang.

Kesadaran murid dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah berasal

dari hati nuraninya masing-masing. Untuk menimbulkan kesadaran itu, dapat

ditempuh dengan cara-cara berikut:

 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.

 Merasa malu jika membuang sampah sembarangan.

 Melakukan piket kelas secara teratur.

 Melaksanakan gotong royong rutin setiap hari jum’at


27

Dengan melakukan hal-hal diatas, diharapkan nantinya akan

menumbuhkan rasa sadar terhadap para siswa SMPN 2 Tarogong Kidul dalam

menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

2.9. Peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah

Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga

kebersihan lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah

sembarangan, selain itu siswa juga bisa memungut sampah yang berserakan dan

membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada sampah

yang berserakan di lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan tidak mencorat-

coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran, dengan begitu,

bangku dan tembok akan tetap terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang

dibuat oleh siswa dan siswi.

Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku

dan tembok, siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah

menjadi ketentuan . Dan juga bisa dijadikan lomba kebersihan kelas induk untuk

masing-masing kelas, agar siswa dan siswi dapat menjaga kebersihan kelas

induknya masing-masing.
28

Diluar lomba kebersihan kelas induk tersebut, juga pihak sekolah

membuat satu peraturan yang didalamnya berisi anjuran bagi siswa dan siswi

untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan memberi sanksi yang tegas

bagi siswa dan siswi yang melanggarnya.

Hal yang paling pokok untuk peran siswa dan siswi dalam menjaga

kebersihan ini adalah, kesadaran diri masing-masing individu untuk menjaga

kebersihan sekolahnya agar sekolah tetap dalam keadaan bersih dan nyaman

untuk proses kegiatan belajar mengajar.

2.10. Motivasi Berprestasi

Motivasi berperstasi adalah dorongan untuk selalu berjuang, bekerja

habis-habisan untuk mencapai sukses, adalah suatu motivasi untuk berkinerja atau

berprestasi lebih baik, lebih efisien, berkualitas dari hari ke hari.Motivasi tiap

orang kadang pada puncaknya ia sangat rajin belajar, bekerja dengan sangat

bersemangat dan tanpa lelah.

Tetapi pada kesempatan lain, ia kurang termotivasi, malas belajar dan

bekerja atau ia gagal mencapai prestasi yang baik. Motivasi sangat dipengaruhi

oleh keadaan kematangan pribadi dan lingkungan.


29

Orang yang punya kemauan kuat dan kematangan pribadi dalam kondisi

apa pun ia akan tetap rajin dan dari hari ke hari semakin baik. Ini perlu tahapn-

tahapan, latihan-latihan yang efektif untuk menerima diri apa adanya, dalam

suasana apa pun akan tegar dan terus memotivasi diri.

Ciri-ciri orang bermotivasi prestasi tinggi :

1. Orang yang tinggi motivasi berprestasinya, selalu lebih suka dan puas dengan

prestasi hasil usaha sendiri. Ia memahami benar bahwa sukses itu bukan sekedar

nasib mujur, tetapi hasil perjuangan. Jika menemui kegagalan, bukan berarti sial

namun memang volume usahanya masih kurang.

2. Senantiasa berusaha mencari umpan balik dan evaluasi guna memperoleh

masukan untuk berusaha lebih keras lagi.

3. Suka tantangan dan memilih tugas atau pekerjaan yang resikonya realistis, yaitu

yang didukung kemampuan nyata. Yang resiko gagalnya sama dengan resiko

berhasilnya, berarti berbanding 50% : 50%. Orang yang rendah motivasi

berprestasinya hanya memilih pekerjaan lunak, kecil resikonya sehingga tidak

perlu banyak usaha, atau sebaliknya memilih resiko super tinggi tanpa

perhitungan sehingga jika gagal bisa cari-cari alasan atau malah lari dari tanggung

jawab.

4. Mereka kreatif, lebih gigih, enerjik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri,

produktif dan penuh inisiatif. Mereka mampu mengukur atau mengelola

kemampuan secara realistik (masuk akal), cermat dan bertujuan jangka panjang.
30

Mereka sungguh-sungguh terlibat dengan usahanya, bekerja atau belajar selalu

tuntas. Mereka sadar bahwa berprestasi besar itu tidak bisa diraih dalam waktu

singkat dan mudah.

Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi untuk berprsetasi :

1. Faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar,

2. Kebutuhan,

3. Kemampuan,

4. Kesenangan,

5. Pelaksanaan kegiatan belajar,

6. Hasil belajar,

7. Kepuasan,

8. Karakteristik pribadi dan lingkungan.

Pengaruh Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Siswa

Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi

siswa. Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada

lingkungan kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.

Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan

dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih

fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat.


31

Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor

dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit

diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi

kelas yang tidak nyaman.

Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau

mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa

meningkatkan prestasinya.

Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa,

guru,dan petugas kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung

kebersihan sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan

dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ tinggi pasti memiliki

kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir.

Maka jika diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan

ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata

lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori lingkungan

sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber-IQ rendah.


BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Kondisi kebersihan SMPN 2 Tarogong Kidul masih tergolong belum bersih,

karena masih ditemukan sampah-sampah di sepanjang lingkungan SMPN 2

Tarogong Kidul.

2. Kebanyakan siswa masih berlaku acuh-tak acuh terhadap kebersihan lingkungan

sekolah. Hal ini bisa dilihat dari coretan-coretan di bangku sekolah, dan dinding-

dinding sekolah.

3. Siswa yang memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan

dalam berfikir. Maka jika diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan

ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata

lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori

lingkungansekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber-IQ rendah.

3.2. SARAN

1. Menegakkan kembali peraturan piket di kelas masing-masing.

2. Tata tertib yang lebih tegas lagi untuk menindak siswa dan siswi yang

mengotori lingkungan sekolah.

3. Penyediaan sarana kebersihan (sapu, kemoceng, lap) di setiap kelas.

Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik,

perlu dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak

lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga

kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arijati, Nur. 2010. Modul Bimbingan Konseling. Surakarta: CV Hayati Tumbuh


Subur.

http://restorasibumi.blogspot.com/2011/02/kebersihan-sebagian-dari-iman.html
http://kajianislamsumenep.blogspot.com/2010/10/kebersihan-jasmani-dan-rohani-
dalam.html
http://lib.unnes.ac.id/10989/

Indonesia.1997.Undang – Undang R.I. No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolahan


Lingkungan Hidup.Jakarta:Inyan Pariwara.

Sutarno. 1990. Biologi SMP1. Surakarta: Wudya duta.

33
LAMPIRAN

Lampiran Wawancara

Dalam membahas tentang MENGATASI KURANGNYA KESADARAN SISWA

TENTANG KEBERSIHAN DI SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL kami juga

melakukan wawancara kepada beberapa narasumber :

Pertanyaan :

1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan kebersihan ?

2. Menurut anda, apakah penting kebersihan itu ? Jelaskan !

3. Dimana biasanya siswa membuang sampah sembarangan ?

4. Bagaimana cara menyadari siswa akan kebersihan ?

5. Apakah kebersihan sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar ?

6. Bagaimana pendapatmu tentang kondisi kebersihan di SMPN 2 Tarogong

Kidul ?

7. Bagaimana upaya menciptakan sekolah bersih ?

 Narasumber : Poppy Sopianti, IX A

1. Kebersihan merupakan salah satu cerminan atau indikator untuk

mementukan seberapa sehat suatu daerah atau tempat.

34
35

2. Sangatlah penting, karena jika suatu tempat memiliki tingkat kebersihan

yang tinggi, kita akan nyaman jika berada di tempat tersebut. Selain itu,

kebersihan juga merupakan sebagian dari iman. Jadi, selain untuk

kenyamanan, kebersihan, juga menunjukan bahwa jika seseorang menjaga

kebersihan menunjukan bahwa dirinya memiliki kualitas iman yang baik.

3. Mereka biasanya membuang sampah sembarangan di kantin, selokan kecil

dekat lapangan volly, dan di kelas (biasanya di kolong bangku/bawah

meja).

4. Itu kembali pada diri sendiri. Jika siswa menyadari betapa pentingnya

menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, siswa juga akan menjaga

kebersihan dengan sendirinya tanpa ada yang menyuruh atau

menyadarkannya. Tetapi jika belum, sebaiknya diberitahu akan arti

penting menjaga kebersihan.

5. Sangat, karena jika ruangan kelas kotor, kegiatan belajar mengajar pun

akan terganggu dan siswa menjadi kurang nyaman jika berada/belajar

ruangan kelas yang kurang bersih. Dari ketidaknyamanan tersebut bisa

menjadikan siswa kurang berkonsentrasi/fokus dalam menyerap pelajaran

apa yang sedang diajarkan oleh guru di dalam kelas.


36

6. Kurang baik, karena masih banyak sampah berserakan,jikan kita melihat

kantin seusai istirahat dan banyak siswa yang jika sesudah piket kelas,

sampahnya tidak dimasukan ke dalam tempat sampah dan itu sangat tidak

enak dipandang.

7. Untuk siswa, biasakan membuang sampah di tempat sampah, kerena

banyak tempat sampah yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah.

Untuk pihak sekolah, diusahakan untuk ada kegiatan kebersihan rutin

setiap minggunya, seperti jum’at bersih.

 Narasumber : Shafa Astari, IX A

1. Kebersihan adalah bebas dari kotor.

2. Sangat penting, karena terbebas dari penyakit.

3. Di solokan dan di taman.

4. Memberikan nasehat kepada siswa yang kurang sadar akan kebersihan.

5. Iya berpengaruh, karena membuat nyaman belajar.

6. Masih kurang, karena masih banyak yang membuang sampah

sembarangan.

7. Jum’at bersih dan mengerjakan jadwal piket kelas.


37

 Narasumber : Tia, IX A

1. Kebersihan adalah sesuatu yang bersih entah itu tempat atau apa.

2. Sangat penting, karena

a. Terhadap belajar, jika kelas kita bersih maka kita akan nyaman dalam

belajar.

b. Dan terdapat dalil yaitu kebersihan adalah sebagian dari iman.

3. Dimana – mana.

4. Dengan memberi peringatan, menegurnya dan menasehati.

5. Berpengaruh, karena kalau kelas kita kotor maka tidak akan nyaman

dalam belajar.

6. Sangat kurang, karena siswanya kurang sadar akan kebersihan.

7. Dengan melaksanakan piket dengan rutin.

 Narasumber : Anggia Nastya,IX B

1. Kebersihan yaitu dimana lingkungan sekitar kita terbebas dari sampah dan

kotoran.

2. Iya, karena kalau lingkungan kotor tubuh kita akan mudah terserang oleh

penyakit-penyakit.

3. Di kelas, di halaman, dan di kantin

4. Dengan menyadarkannya bahwa kebersihan itu sangat penting bagi

kehidupan kita
38

5. Sangat berpengaruh, karena jika kelas kita kotor kita tidak nyaman dalam

belajar dan tidak akan berkonsentrasi.

6. Menurut saya, kebersihan di SMPN 2 Tarogong Kidul kurang terjaga

kebersihannnya, karena masih banyak siswa yang buang sampah di kelas.

7. Dengan mengadakan jum’at bersih dan menerapkan sanki yang cukup

berat kepada pelaku agar tidak akan berani lagi membuang sampah

sembarangan sehingga terciptalah lingkungan yang bersih.

 Narasumber : Friska Rinalda, IX B

1. Kebersihan itu adalah dimana tidak adanya kotoran dan sampah yang

berserakan baik itu sampah organik maupun non organik.

2. Ya, karena jika lingkungan sekitar tidak bersih dan tercemar maka akan

sangat berpengaruh pada kesehatan kita.

3. Di kantin dan di kelas yaitu di kolong meja

4. Dengan cara memberitahu siswa bahwa kebersihan lingkungan itu

sangatlah penting dan dimulai dari diri sendiri.

5. Ya, karena jika lingkungan sekitar kotor kita tidak akan merasa nyaman

dalam belajar dan tidak berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran.

6. Kurang bersih, karena masih banyaknya sampah yang berserakan di

sekitar lingkungan sekolah dan banyaknya coretan-coretan di tembok dan

di meja.
39

7. Dengan cara memperbanyak tong sampah dan menghimbau para siswa

agar tidak membuang sampah sembarangan.

 Narasumber : Eka, IX E

1. Kebersihan adalah sebagian dari iman yang harus kita amalkan.

2. Penting, karena kalau lingkungan kita kotor otomatis segala hal akan

terganggu.

3. Di luar kelas dan di dalam kelas.

4. Dengan cara menegurnya.

5. Sangat berpengaruh, karena jika kelas kita bersih maka kita pun akan

nyaman dan berkonsentrasi.

6. Kurang bersih, karena siswa kurang menyadari bahwa kebersihan adalah

sebagian dari iman.

7. Menyadarkan siswa bahwa kebersihan sangat penting.

 Narasumber : Ardhalila, IX J

1. Kebersihan yaitu suatu kondisi dimana lingkungan kita bersih.

2. Penting, agar tidak tercemar.

3. Di kelas dan di WC.

4. Kembali kepada kesadaran diri sendiri.


40

5. Iya, karena kalau ada sampah siswa merasa tidak nyaman dan

menimbulkan bau.

6. Masih kotor, karena banyak siswa yang membuang sampah sembarangan.

7. Mengerjakan piket dan buang sampah pada tempatnya.

 Narasumber : Rizkia Amalia, IX J

1. Kebersihan merupakan sesuatu yang harus dijaga.

2. Penting, karena apabila kebersihan tidak terjaga bisa memengaruhi

kesehatn.

3. Di lantai dan di kolong meja.

4. Membuat slogan dan poster.

5. Berpengaruh, karena faktor external dari belajar salah satunya di

lingkungan belajar.

6. Kurang terjaga, karena para siswa yang kurang memerhatikan.

7. Saling bekerja sama untuk membuat sekolah lebih baik dalam bidang

kebersihan.

 Narasumber : Mathin, IX J

1. Kebersihan merupakan sebagian dari iman.

2. Penting, karena selain terhindar dari penyakit kita akan merasa nyaman.

3. Di kelas yaitu di kolong meja dan di lantai.


41

4. Dinasehati oleh orang tuanya.

5. Berpengaruh, karena kalau ada sampah menjadi tidak nyaman dan bau.

6. Kurang bersih, karena kurang dibersihkan.

7. Diadakan gotong royong.

 Narasumber : Mulka Sri Wijaya Kusuma, IX K

1. Kebersihan adalah keindahan.

2. Penting, karena kebersihan adalah kesehatan.

3. Di kantin dan di gor.

4. Kesadaran diri sendiri dan menasehatinya.

5. Sangat berpengaruh, karena kalau belajar itu membutuhkan kenyamanan

supaya belajar kita masuk dalam otak.

6. Tidak terawat, karena tidak ada kesadaran siswa.

7. Diadaka lomba daur ulang plastik.

Anda mungkin juga menyukai