Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI DENGAN KEJADIAN ANIMEA PADA IBU

HAMIL DI PUSKESMAS CISAAT TAHUN 2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anemia adalah penyakit yang melemahkan tubuh, yang disebabkan kekurangan sel

darah merah atau hemoglobin, yaitu pigmen pembawa oksigen. Kekurangan ini bisa

disebabkan pengeluaran sel darah merah yang tidak mencukupi oleh sumsum tulang,

kekurangan ferum dan bahan yang pembentuk darah yang lain melalui penyakit

leukemia dan telasemia, kehilangan darah yang berlebihan atau jangkitan.

Karena pentingnya permasalahan anemia banyak yang harus dimengerti tentang

kejadian yang berhubungan dengan anemia. Dengan lebih mengerti tentang kejadian-

kejadian yang berkaitan dengan anemia ini diharapkan bahwa kelainan ini dapat

dideteksi dengan lebih dini sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan yang

dilakukan sejak dini.

Salah satu saat yang paling diwaspadai adalah pada saat ibu sedang hamil, pada saat

itu seorang akan memiliki kecenderungan mendapatkan anemia. Pada masa

kehamilan ibu relative terkena anemia karena pada masa kehamilan mengalami

hemodilusi (pengenceran darah).

Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar

hemoglobinnya dibawah 11 gl/lt. perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan

sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah.

Penurunan kadar Hb ini pada wanita sehat yang hamil disebabkan ekspansi volume

plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan

hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua.

Pada akhir kehamian, ekspansi plasma menurun sementara hemoglobin terus

meningkat. Pada saat nifas, bila tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang

banyak, konsentrasi hemoglobin tidak berbeda pada saat hamil. Biasanya hal ini

bertahan selama beberapa hari sebelum akhirnya meningkat lagi ke nilai sebelum

hamil.

Pentingnya informasi ini maka perlu kiranya dilakukan banyak tindakan yang perlu

untuk memberikan informasi tentang pentingnya pengetahuan tentang anemia pada

ibu hamil. Siklus yang sulit dipahami inilah yang harus diinformasikan kepada ibu

hamil sehingga tidak terjadi kejadian yang merugikan kepadanya.


Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah

sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh pengetahuan ibu

terhadap kehamilannya. Beberapa faktor yang melatarbelakangi resiko kematian ibu

tersebut adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang disebabkan tingkat

pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial

budaya yang tidak mendukung. Jika ditarik lebih jauh beberapa perilaku tidak

mendukung tersebut juga bisa membawa resiko (Sri Astuti, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku dan tindakan seseorang. Dengan memiliki pengetahuan akan mendorong dan

membawa seseorang untuk berpikir menentukan sikap dan penerimaan terhadap

perilaku baru (Notoatmodjo, 2003). Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan

yang baik tentang resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ia akan berfikir

untuk menentukan sikap, berperilaku/melakukan tindakan untuk mencegah,

menghindari atau mengatasi resiko tersebut. Maka dalam hal ini, diharapkan semua

ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik mengenai resiko tinggi kehamilan serta

memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam kunjungan antenatal untuk memeriksakan

kehamilannya, sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat

ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga dimaksudkan

untuk dapat membantu mencegah dan menurunkan angka kematian ibu yang masih

cukup tinggi di Indonesia. Dan diharapkan sesuai target SDGs pada tahun 2030 angka

kematian ibu bisa ditekan hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk meghindari terjadinya perlu kiranya pencegahan yang dilakukan dengan cara

memberikan gizi yang baik kepada ibu hamil, dengan makanan yang memenuhi

standar yang baik diharapkan dapat mengurangi resiko terkena anemia pada saat

wanita mengalami kehamilan. Sehingga pengetahuan gizi memberikan andil yang

positif kepada ibu hamil dalam menjaga kehamilannya sehingga terhindar dari resiko

anemia. Pemberian pengetahuan gizi yang baik akan menekan resiko sekecil mungkin

sehingga ibu hamil dapat mempersiapkan kelahiran bayinya dengan selamat.

Berdasarkan uraian diatas penulis berminat untuk meneliti lebih lanjut sehingga

penulis mencoba menulis skripsi dengan judul : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT

PENGETAHUAN GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

CISAAT.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus pada suatu masalah, maka perlu adanya pembatasan
masalah yaitu :

1. Pada masalah tingkat pengetahuan gizi.

2. Kejadian Anemia pada ibu hamil

3. Ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Cisaat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka disusun perumusan masalah sebagai berikut :

Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Cisaat.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

Ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Cisaat.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia

pendidikan baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. Manfaat-manfaat

tersebut antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan referensi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan

gizi khususnya pada ibu hamil.

b. Sebagai dasar teori bagi pengembangan penelitian lebih lanjut yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi dunia kesehatan khususnya dokter, perawat, dan praktisi di

dunia kesehatan.

b. Sebagai bahan masukan bagi masayarakat luas tentang pentingnya pengetahuan gizi pada

ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai