Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN TERSANGKA OLEH PENYIDIK BERDASARKAN

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

DOSEN PENGAJAR:
FAIZIN SULISTIO, S.H., LL.M.

Disusun Oleh:
BINTANG JAYA SAILENDRA
195010107111014

Diajukan untuk memenuhi Nilai T1 mata kuliah Hukum Acara Pidana

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................ 2
RINGKASAN JURNAL ............................................................................ 2
2.1. Identitas Jurnal ................................................................................. 2
2.2. Pendahuluan ..................................................................................... 2
2.3. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
2.4. Metode ............................................................................................. 3
2.5. Pembahasan ..................................................................................... 3
2.6. Kesimpulan ...................................................................................... 5
2.7. Saran ................................................................................................ 5
BAB III .......................................................................................................... 6
PENUTUP .................................................................................................. 6
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 6
3.1. Saran ................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 7
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan penelitian yang berjudul “Pemeriksaan Tersangka Oleh
Penyidik Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana” ini.
Jurnal tersebut menjelaskan beberapa rumusan masalah yang berkaitan
dengan bentuk pemeriksaan tersangka oleh polisi penyidik yang diatur dalam
KUHAP dan faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pemeriksaan
tersangka oleh polisi penyidik dalam KUHAP. Adapun tujuan penelitian
dalam uraian jurnal tersebut sebagai bahan pengetahuan berbagai macam
bentuk pemeriksaan tersangka yang dilakukan oleh polisi penyidik dalam
KUHAP. Selain itu perlindungan terhadap hak tersangka/terdakwa
khususnya dalam pemeriksaan yang sejalan dengan azas hukum acara pidana
yang dikenal dengan azas praduga tak bersalah yang tertulis didalam
KUHAP. Jurnal yang berjudul seperti diatas ini sangat mendukung dengan
tugas untuk mereview jurnal yang berhubungan dengan jurnal yang berkaitan
dengan Hukum Acara Pidana karena pada intinya jurnal ini membahas polisi
sebagai petugas penegakan hukum yang diberi kewenangan sebagai penyidik
terhadap suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana kejahatan dengan
KUHAP sebagai pedomannya.

1
BAB II
RINGKASAN JURNAL

2.1. Identitas Jurnal


1) Judul Artikel : Pemeriksaan Tersangka Oleh Penyidik
Berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana
2) Nama Penulis : Adriyanto S. Kader
3) Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
4) Edisi Terbit : Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014
5) Jumlah Halaman : 11

2.2. Pendahuluan
Perlindungan hak-hak tersangka pidana, terutama dalam proses
pemeriksaannya, sesuai dengan asas hukum acara pidana yang disebut
praduga tak bersalah dalam hukum acara pidana. Artinya, status hukum
tersangka pidana setara dengan penegak hukum. Penilaian penyidik dalam
proses hukum memang membantu menegakkan martabat tujuan hukum,
sehingga mutlak diperlukan tenaga profesional. Namun, penyidik tidak perlu
menilai berlebihan, karena dalam Undang-Undang Acara Pidana sudah diatur
hak-hak tersangka dan penyidik. Keseimbangan antara kewajiban. Oleh
karena itu ada kebebasan, namun ketika menilai dan menentukan fakta hukum
dari suatu perkara atau perbuatan tersangka, rule of law harus dipenuhi.
Dalam rangka menjalankan tugas penegakan hukum, polisi diberi wewenang
untuk bertindak sebagai penyidik dan bertanggung jawab untuk menyelidiki
dan menyelidiki dugaan kejahatan. Saat menjalankan tugas penyidik, polisi
akan selalu berusaha bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku dan
bertindak secara profesional.

2.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk pemeriksaan tersangka oleh polisi penyidik
dalam KUHAP?

2
2. Apa faktor penghambat pemeriksaan tersangka oleh polisi penyidik
dalam KUHAP?

2.4. Metode
Dalam artikel jurnal ini penulis menggunakan metode penelitian
hukum yang dibedakan menjadi 2 yaitu penelitian bersifat normatif dan
doktrinal.

2.5. Pembahasan
Penyidikan berarti seri tindakan yang diambil oleh petugas
penyidikan dengan cara yang ditentukan oleh hukum pencarian dan
pengumpulan bukti, dan dengan mereka membuat atau untuk menjadi
mercusuar kejahatan yang telah terjadi pada saat yang sama menemukan
tersangka atau pidana. Tekanan tindakan penyidikan menempatkan dalam
tindakan "mencari dan temukan acara "sesuatu" dikenali atau dicurigai
melakukan kejahatan. Dalam penyidikan, penekanannya ada pada
dimasukkan ke dalam tindakan "menelusuri dengan". mengumpulkan bukti
"untuk menjadikannya kejahatan yang bisa ditemukan juga bisa ringan untuk
menemukan dan membangun pelaku. Dari penjelasan dimaksud dalam
undang-undang tidak ada perbedaan arti dari keduanya. Hanya hanya secara
bertahap.

Selanjutnya dalam menjalankan kewajibannya penyidik mempunyai


wewenang seperti yang ditentukan dalam pasal 7 KUHAP yaitu:

 menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya


tindak pidana
 melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian
 menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal tersangka
 melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
 melakukan pemeriksaan dan pemeriksaan surat
 mengambil sidik jari dan memotret seseorang

3
 memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi

Kedudukan tersangka dan terdakwa dalam KUHAP dibicarakan


secara khusus dalam satu bab yakni Bab VI yang terdiri dari Pasal 50 sampai
dengan 68. Pengertian tersangka dirumuskan pada Pasal 1 butir 14 dan 15,
yang menjelaskan:

 Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau


keadaannya, berdasarkan bukti permulaan yang cukup patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana
 Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan
diadili di sidang pengadilan

Titik awal ujian penyidik adalah tersangka, tersangka informasi


tentang insiden kriminal diperoleh yang diperiksa. Tapi tersangka adalah titik
awal ujian terhadapnya harus dilakukan prinsip akusatoir. Tersangka harus
ditempatkan dalam situasi orang yang memiliki martabat. Harus dianggap
sebagai subjek, bukan objek. Dicentang dia bukan orang yang mencurigakan.
tindakan kejahatan yang dilakukannya menjadi subjek penelitian. Menuju
kesalahan mengikuti pelaku yang diselidiki sedang ditangani. Oleh karena itu,
tersangka harus dianggap tidak bersalah dengan prinsip hukum "praduga
tidak bersalah" (praduga tidak bersalah) sampai diperoleh keputusan
pengadilan yang menentukan diperbaiki 4

Polisi sebagai penegak hukum, tidak sendiri, gugatan dimulai dengan


selama pemeriksaan awal di Kepolisian untuk melakukan pelanggaran dalam
pendirian masyarakat dikenal sebagai pemahaman tentang sistem peradilan
pidana (Criminal Sistem Peradilan) dalam arti sempit. Polisi sebagai bagian
integral dari sistem peradilan pidana adalah mata panah dari pada penegakan
hukum. Jika dibandingkan dengan pasukan yang akan maju Perang polisi
berada di garis depan Anda bisa membayangkan lawan Anda diusir jika ada
lebih banyak lawan di medan perang itu lawannya lebih tangguh modern
dalam persenjataan dan tekniknya.

4
2.6. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Hukum Acara Pidana, bentuk penyidikan
yang dilakukan oleh polisi penyidik terhadap tersangka adalah dengan
menggunakan sistem "Akuisatur", di mana tersangka pidana dianggap
sebagai subjek hukum dan bukan sebagai subjek pemeriksaan. Tersangka
harus ditempatkan dalam posisi manusia yang bermartabat. Kejahatan yang
dilakukannya adalah objek peninjauan, bukan tersangkanya, yaitu perilaku
tidak pantas yang diarahkan pada kejahatan yang sedang diselidiki.

Hambatan dalam ujian Diduga oleh penyidik polisi di dalam KUHAP


adalah peraturan terkait Periksa tersangka Bermaksud untuk melindungi hak
asasi manusia Manusia, tapi ini menjadi Tidak ada penyidik polisi Aplikasi
yang Sangat Jujur Ketentuan diskresioner dari Hukum Acara Pidana Untuk
menjelaskannya sesuai Keinginan dan kepentingan penyidik. Oleh karena itu,
sulit untuk dicapai berdasarkan Sistem inspeksi yang diperlukan KUHAP,
sistem ujian "Akuisatur", tersangka Merencanakan sebagai subjek hukum,
dan Tidak tunduk pada pemeriksaan.

2.7. Saran
Penerapan KUHAP ke dalam pelaksaan penyidikan mengharuskan
adanya perubahan sikap mental dan dedikasi penyidik sesuai dengan jiwa dan
materi KUHAP. Selain itu diperlukan peningkatan personal, peralatan, dana,
dan sarana-sarana lainnya baik kualitatif maupun kuantitatif guna
kepentingan pelaksanaan tugas polri pada umumnya, terutama pelaksanaan
tugas reserse yang mengemban fungsi penyidikan berdasarkan KUHAP.

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
penyidikan mengacu pada serangkaian tindakan yang diambil oleh
penyidik dengan cara yang ditentukan oleh hukum untuk mencari dan
mengumpulkan bukti. Melalui tindakan ini, mereka menciptakan atau
menjadi mercusuar kejahatan yang secara bersamaan menemukan tersangka
atau penjahat. "Mengumpulkan bukti" menjadikannya kejahatan yang dapat
dideteksi dan mudah untuk menemukan serta memperkuat pelakunya. Titik
awal penyidikan oleh penyidik adalah tersangka, dan tersangka telah
memperoleh informasi tentang tindak pidana yang sedang diselidiki.
Tersangka kriminal harus ditempatkan dengan seseorang yang bermartabat.
Pastikan dia bukan orang yang mencurigakan. Kejahatan yang dia lakukan
adalah subjek penelitian. Memecahkan kesalahan mengikuti penyidik.
Dibandingkan dengan pasukan maju, pertempuran polisi berada di garis
depan, bisa dibayangkan jika lebih banyak lawan di medan perang, lawan
akan diusir, dan lawan akan lebih maju dalam senjata dan teknologi.

3.1. Saran
Dalam penulisannya sudah bagus dan mudah dipahami. Akan tetapi
materi dalam penyampainnya sedikit kurang lengkap.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kader, Adriyanto. 2014. Pemeriksaan Tersangka Oleh Penyidik


Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Palu : Adriyanto
S. Kader. Di akses pada (07/11/2020).
https://media.neliti.com/media/publications/146074-ID-pemeriksaan-
tersangka-oleh-penyidik-berd.pdf

Anda mungkin juga menyukai