Anda di halaman 1dari 11

Tindakan Sosial dalam Cerita Pendek Kenakalan Remaja Manusia

Karya Eliza Vitri Handayani


Berdasarkan Perspektif Max Weber

Janoval Rizki Aditiya


Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Indonesia
Universitas Pamulang

janovalrizki@gmail.com

Abstrak
Beragamnya keinginan individu akan menyebabkan sebuah hubungan terjadinya interaksi
antar manusia untuk menciptakan pola perilaku yang beraneka ragam, masing-masing
masyarakat memiliki cara sosial yang berbeda-beda akan tetapi memiliki tujuan hidup
bersama dengan bentuk budaya yang mampu menyatukan identitas masyarakat.
Tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok sebagai bentuk interaksi
kebiasaan sehari-hari dalam lingkungan. Rasional menunjukkan bahwa tindakan
masyarakat mengarah pada tujuan absolut, memotivasi dan bersifat khas yang berkaitan
dengan unsur lokal yang terjadi pada masyarakat dengan memegang teguh kepercayaan
suatu kelompok dan menjadi nilai tersendiri bagi individu yang menjalani sistem sosial
masyarakat. Irasional menunjukkan sistem budaya, perilaku sosial akan semata-mata
dikaitkan pada kepentingan ekonomi untuk menjaga arus pengembangan perilaku harus
berdasar nilai. Masyarakat dikatakan irasional apabila di dalam suatu interaksi
masyarakat sosial yang baik dan para warganya bertindak secara baik sesuai dengan
norma yang berlaku. Pemahaman dalam pendekatan sosiologis sebagaimana cenderung
di tekankan adalah salah satu tipe sosiologi sebagai interpretatif atau pemahaman.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data karya sastra
cerita pendek yang berjudul Kenakalan Remaja Manusia Karya Eliza Vitri Handayani.
Data penelitian ini adalah unit teks yang merupakan bukti tindakan sosial dalam cerita
pendek Kenakalan Remaja Manusia Karya Eliza Vitri Handayani. Teknik pengumpulan
data ini menggunakan tiga teknik atau tahapan membaca, mencatat, dan
mengelompokkan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis hermeneutika
dengan cara menafsirkan atau menginterpretasikan data menjadi makna untuk
memperoleh kejelasan, ketepatan dan isi dari objek penelitian. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah, pertama tindakan rasionalitas nilai suatu tindakan yang mutlak dan
sudah ada, aspek yang mendukung data tindakan rasional nilai yakni melapor pada Ibu,
tanggung. Kedua tindakan afektif mengutamakan pertimbangan dasar perasaan (afeksi)
yang mengontrol diri baik perasaan marah, sedih, senang, kasih sayang, aspek yang
mendukung tindakan afketif yakni perilaku patuh, perilaku kasih sayang, perilaku takut,
perilaku marah.

Kata Kunci: Tindakan Sosial, Rasional, Afektif, Kenakalan Remaja Manusia.

PENDAHULUAN
Kehidupan manusia diartikan sebagai bentuk mahluk sosial karena dalam
kehidupannya tidak terlepas dari interaksi, sosialisasi dan komunikasi dengan orang lain sekitar
lingkungannya. Manusia sebagai makhluk individu sekaligus sosial yang hidup secara
berbudaya dan memiliki pola sifat sosial yang berbeda antar masyarakat. Beragamnya
keinginan individu akan meyebabkan sebuah hubungan terjadinya interaksi antar manusia
untuk menciptakan pola perilaku yang beraneka ragam, masing-masing masyarakat memiliki
cara sosial yang berbeda-beda akan tetapi memiliki tujuan hidup bersama dengan bentuk
budaya yang mampu menyatukan identitas masyarakat.
Tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok sebagai bentuk
interaksi kebiasaan seharihari dalam lingkungan. Masyarakat sosial lebih mementingkan pola
kehidupan yang sudah di sepakati bersama tentunya dengan norma dan aturan yang berlaku,
kelangsungan dalam setiap tindakan ditandai dalam lingkup rasional dan irasional dapat di ukur
oleh kemampuan manusia secara individu. Kehidupan sosial bisa dikatakan tindakan subjektif
karena ada pengaruh dari lingkungan masyarakat sekitar sebagai bagian dari komunikasi
publik, perilaku tersebut sejatinya dibentuk oleh sikap yang dijalani seseorang karena
kebiasaan, tindakan itu dapat terbuka dan tertutup tergantung masing-masing individu.
Tindakan sosial membentuk pola perilaku bukan hanya kebetulan, tetapi sudah memilik
struktur untuk menyampaikan makna kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan sebagai
bentuk kehidupan manusia.
Rasional menunjukkan bahwa tindakan masyarakat mengarah pada tujuan
absolut, memotivasi dan bersifat khas yang berkaitan dengan unsur lokal yang terjadi
pada masyarakat dengan memegang teguh kepercayaan suatu kelompok dan menjadi
nilai tersendiri bagi individu yang menjalani sistem sosial masyarakat. Irasional
menunjukkan sistem budaya, perilaku sosial akan semata-mata dikaitkan pada
kepentingan ekonomi untuk menjaga arus pengembangan perilaku harus berdasar nilai.
Masyarakat dikatakan irasional apabila di dalam suatu interaksi masyarakat sosial yang
baik dan para warganya bertindak secara baik sesuai dengan norma yang berlaku.
Kisah dalam cerpen Kenakalan Remaja Manusia karya Eliza Vitri Handayani
menceritakan tentang seorang gadis dan kegiatannya selama bersekolah. Mula-mulanya gadis
itu dihukum oleh guru ekonominya, karena ia tak memperhatikan apa yang diterangkan oleh
guru ekonominya itu. Ia pun lantas menerima teguran dan hukuman, tas gadis itu pun dibalik
dan seluruh isinya berhamburan ke lantai. setelah pelajaran di sekolah usai, Ia pulang dan
menemui ibunya, melepaskan emosinya tentang bagaimana perilaku Pak Firadus yang telah
membuatnya malu di depan teman-temannya.
Orangtua gadis itu tentunya mempunyai sifat protektif kepada anaknya. Demi
menjauhkannya dari godaan setan, tawuran, dan kenalalan remaja lainnya, ia dipindahkan ke
sekolah swasta islam. Didalam dirinya ia menolak keputusan yang dibuat orangtuanya, tetapi
sebagai anak ia hanya bisa menerima.
Sekolah yang terbilang cukup elit itu memiliki fasilitas belajar yang lengkap, seperti lab,
perpustakaan, kamar mandi yang lega dan bersih, bahkan guru-guru yang mengajar minimal
harus bergelar S1. Sekolah yang bernapaskan islam itu memiliki halaman belakang dan
dipenuhi kebun kosong. Disitu pula, ia kerap kali melihat anak-anak memanjat pagar belakang
ketika mereka terlambat datang. Sebab, jam 8 gerbang biasanya sudah ditutup oleh satpam.
Di sekolah barunya, gadis ini memiliki teman kelas yang cukup solid dalam melakukan
apapun. Kardus adalah geng yang paling disegani di sekolah. Hingga, akhirnya gadis itu
bertemu dengan Revo, salah satu laki-laki kuat yang memimpin geng kardus. Disini, Revo dan
teman sekelasnya merumuskan tuntutan yang disambut baik teman-teman sekelasnya.
Cerpen yang berjudul Kenakalan Remaja Manusia karya Eliza Vitri Handayani akan
dikaji dengan teori tindakan sosial Max Weber. Menurut (Weber, 2009; 66-67) dalam
mempertimbangkan kemungkinan adanya tujuan proses sosial dengan cara atau alat yang
efektif, adapun caranya melalui empat tipe tindakan yakni tindakan instrumental nilai, tindakan
rasional nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif.
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a. Bagaimana tindakan rasional nilai pada cerpen Kenakalan Remaja Manusia karya
Eliza Vitri Handayani
b. Bagaiman tindakan afektif pada cerpen Kenakalan Remaja Manusia karya Eliza Vitri
Handayani

Teori Tindakan Sosial Max Weber


Menurut (Weber, 2009: 65) refleksi metodologis Weber jelas berkaitan dengan filsafat
pencerahan. Titik tolak dan unit analisis paling utamanya adalah sosok individual. Sosiologi
interpretatif memandang individu (Einselindividuum) dan tindakannya sebagai satuan dasar,
sebagai “atom”nya sekiranya perbandingan yang diperdebatkan bisa diterima.
Manusia dalam masyarakat merupakan pelaku yang kreatif dan realitas sosial bukan
merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial. Tindakan manusia tidak
sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang ada pada fakta
sosial (Weber, 2009: 66). Mengenai tipe tindakan sosial sangat penting dalam teori sosial,
Weber beranggapan bahwa bangunan sosial secara keseluruhan tidak dapat dilepaskan dari
tindakan-tindakan sosial masyarakatnya dan pemaknaan yang diberikan oleh masyarakat atas
tindakan itu. Kelompok masyarakat dikatakan rasional apabila di dalamnya terbangun institusi
sosial yang rasional dan para masyarakatnya bertindak secara rasional pula.
Menurut (Weber, 2009: 67) weber memilih berbagai “tipe” aneka tindakan bermotivasi.
Tindakantindakan yang tercakup dalam sifat kelaziman rasional ia menilai secara khas tipe
yang paling “bisa dipahami” dan perbuatan “manusia ekonomis” adalah contoh utamanya.
tindakan-tindakan yang kurang “rasional” oleh weber digolongkan, kaitannya dengan pencarian
“tujuan-tujuan absolut”, sebagai berasal dari sentimen berpengaruh (affectual sentiments), atau
sebagai “tradisional”. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiolog sebagai data yang
“terberi” (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana
yang digunakan, tetapi “irasional” jika dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai. Tindakan
“afektual”, yang murni berasal dari sentimen, adalah tipe perbuatan yang kurang rasional. Dan
akhirnya, mendekati level “instinktual”, adalah perbuatan “tradisional”: tidak reflektif dan
bersifat kebiasaan, tipe ini dikeramatkan karena “selalu dilakukan” dan karena itu
dipandang tepat. Tipe-tipe tindakan ini dibentuk secara operasional kaitanya dengan
sebuah skala rasionalitas dan irasionalitas, tipe tindakan yang disebut Max Weber antara
lain:

1. Tindakan Instrumental Nilai


Tindakan instrumental nilai meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar
berhubungan dengan tujuan tindakan dan alat yang dipergunakan untuk
mencapainya. Individu selalu memiliki tujuan yang beragam, maka individu dituntut
untuk memilih. Syarat memenuhi tujuan itu individu harus memiliki alat yang
mendukung. Tindakan rasional intrumental menggambarkan pada tujuan-tujuan yang
lain dan alatalat atau cara yang dianggap paling efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan.
Tindakan instrumental lebih mengedepankan sebuah tindakan yang memiliki
manfaat setelah melakukan nilai-nilai tertentu, di samping tujuan dan manfaat
tindakan rasional instrumental juga memerlukan cara sebagai aktualisasi dalam
mencapai inti dari persoalan yang lebih spesifik dan terstruktur.

2. Tindakan Rasionalitas Nilai


Tindakan rasional nilai berorientasi pada satu tujuan yang mutlak dan sudah
ada, yang tidak lagi dapat dipilih misalnya nilai keagamaan. Akan tetapi yang dipilih
dalam nilai keagamaan hanyalah alat atau cara, seperti sembayang atau meditasi
(Faruk, 2017: 32). Tindakan rasional nilai menjelaskan tentang tindakan yang
didasarkan atas nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, tindakan ini dilakukan
dengan memperhitungkan manfaatnya namun tujuan dari tindakan tersebut tidak
terlalu dipertimbangkan. Tindakan sosial rasional nilai semata tidak untuk
mendapatkan kriteria baik dan benar dalam masyarakat. Tercapai atau tidaknya
tujuan bukan menjadi problem utama, yang penting adalah kesesuain tindakan
dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.
3. Tindakan Tradisional Nilai
Tindakan tradisional menjadi salah satu tindakan pelestaraian budaya dari
orang terdahulu yang sudah dilakukan berulang-ulang kali oleh masyarakat sekarang
dengan alasan penghormatan kepada nenek moyang terdahulu, pada umumnya
kegiatan ini ditandai sebagai peristiwa abadi yang menjadi pantangan generasi
modern untuk mengikuti tradisi tersebut. Tindakan ini bisa di sebut sebagai non-
rasional karena dalam tindakanya yang tidak memerlukan kesadaran akan alasan
tindakan dan penjelasannya mengapa harus dilakukan tradisi ini secara turun-temurun
(Faruk, 2017: 32). Tindakan tradisional yaitu perilaku yang muncul karena kebiasaan
yang diperoleh dari nenek moyang tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan sudah
tergambar dalam memori.
Tindakan tradisional ini biasanya dilakukan dengan senang hati tanpa
mengajukan pertanyaanpertanyaan kritis mengenai alasan di balik mengikuti
kebiasaan atau tradisi pendahulunya. Budaya yang dilakukan individu atau kelompok
tergolong sebatas mengikuti apa yang sudah dipraktikan oleh orang terdahulu atau
biasa disebut nenek moyang sebagai pelestari budaya.

4. Tindakan Afektif
Tindakan afektif merupakan tindakan non-rasional karena perspektif yang
timbul dari gejolak dalam diri untuk melakukan sebuah tindakan-tindakan yang
berawal dari apa yang dilihat sehingga tindakan itu dikuasai oleh emosi batin, golakan
emosi akan seketika menguasai keadaan tubuh untuk ikut berinteraksi dengan orang
disekitar yang terlihat membutuhkan bantuan, tindakannya termasuk tidak reflektif dan
terencana secara sadar karena semua bisa terjadi sesuai dengan apa yang dilihat
atau dirasakan (Faruk, 2017: 32). Tindakan afektif juga tidak mengutamakan
pertimbangan rasional, tindakan afektif dilakukan akibat atas dasar perasaan (afeksi)
yang mengontrol diri baik atas dasar perasaan marah, sedih, senang, cinta atau
perasaan lainnya. Tindakan ini muncul tidak berdasarkan rencana, tidak pula atas
dasar penyesuaian dengan tujuan yang mungkin akan dilakukan, dan tidak pula atas
dasar kewajiban atau adat istiadat. Tindakan ini terjadi atas dasar perasaan apa yang
kita lihat pada situasi atau keadaan yang terjadi pada orang lain.

METODE
Pendekatan objektif memusatkan pada tipe kajian tindakan sosial yaitu tindakan
instrumental nilai, tindakan rasional nilai, tindakan tradisional, tindakan afektif. Identifikasi
tindakan sosial dalam penelitian ini membahas latar belakang kehidupan sosial atau
lokalitas kehidupan masyarakat dengan study ilmu sosiologi sastra. Rancangan penelitian
ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk menganalisis Kenakalan Remaja Manusia
karya Eliza Vitri Handayani, identifikasi masalah dilakukan dengan cara menafsirkan pada
data yang berupa kalimat atau penggalan paragraf dalam bentuk deskripsi. Analisis data
dilakukan menggunakan teknik analisis isi (content analysis) Langkah-langkah dalam
menganalis data sebagai berikut:
1. Mengetik data yang ditemukan secara rinci dan urut dari halaman buku yang
terkecil.
2. Memasukkan data yang diketik pada tabel klasifikasi.
3. Mengaitkan data yang ditemukan dengan buku penunjang yang memaparkan teori
tindakan sosial Max Weber dan sumber data lain berupa jurnal ilmiah, dan artikel.
4. Menganalisis dengan mendeskripsikan data yang diklasifikasikan menggunakan
teori tindakan sosial Max Weber dan sumber data lain berupa jurnal ilmiah, dan
artikel.
5. Menyimpulkan hasil analisis data yang dilakukan berdasarkan penggunaan teori
tindakan sosial Max Weber.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinjauan Sosiologi akan menganalisis motivasi dan tujuan seorang aktor dalam
melakukan kegiatan sosial dalam cerita pendek. Analisis dalam penelitian ini
menggunakan teori tindakan sosial Weber. Dalam pandangan Weber, ketika seseorang
bertindak, dia tidak hanya melakukan, tetapi juga menempatkan dirinya dalam lingkungan
pikiran dan perilaku orang lain. Maka dari pembahasan ini, perlu dipahami motif dan
tujuan para pelaku aksi sosial dalam cerita pendek Kenakalan Remaja Manusia karya
Eliza Vitri Handayani melalui kerangka ideologis yang mereka pertimbangkan atau belum
pertimbangkan. Selain itu, kita juga dapat melihat bagaimana tindakan orang lain
mempengaruhi individu (I.B Wirawan, 2012: 134). Berikut ini akan dipaparkan data-data
dari cerita pendek Kenakalan Remaja Manusia karya Eliza Vitri Handayani..

1. Tindakan Rasionalitas Nilai


Tindakan rasional nilai-nilai dalam tindakan sosial adalah jenis tindakan sosial, di
mana menurut motif dan tujuan pelaku tindakan sosial, diharapkan ada elemen respons
dari individu lain, dan lebih berfokus pada fenomena yang ada dan terjadi karena gejala
karena ada potensi respon dan ada beberapa nilai sejarah yang bisa dijadikan nilai moral
bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu, jika gejala yang ada di
lapangan dapat ditemukan dalam teks yang mendasarinya, maka reaksi tersebut dapat
digolongkan sebagai perilaku sosial (Bryan Tuner, 2012: 79). Tindakan rasionalitas nilai
berbeda dengan tindakan rasionalitas instrumental, karena tindakan rasionalitas nilai
hanya memiliki satu tujuan yang mutlak (Faruk, 2012:32). Cerita pendek Kenakalan
Remaja Manusia mengandung beberapa tindakan rasionalitas nilai, seperti dibawah ini:

Di rumah aku langsung lapor.


“Enggak pantas kan, Ma. Guru ngorek-ngorek barang pribadi orang? Itu kan beri contoh
yang buruk, Ma.”
“Mungkin dia pikir kamu nyimpen roko atau obat,”
“Tapi kan gak harus dikeluarin semuanya di depan kelas, Ma. Itu kan bikin malu!”
“Udah ah, turuti aja maunya. Jangan pikir bagaimana gurunya, serap ilmunya.”

Kutipan diatas termasuk dalam tindakan rasionalitas nilai. Hal ini ditunjukan pada
rangkaian dialog dan tururan yang disampaikan oleh tokoh “Ibu” kepada anaknya (gadis).
Adapun tindakan rasionalitas nilai yang dilakukan oleh tokoh “Ibu” tergambar pada
tindakan yang dilakukan oleh “Ibu” dengan menenangkan anaknya (gadis) agar tidak
bersedih, dan mengajaknya untuk tetap berpikir positif. Penggalan dialog antara Ibu dan
Anaknya menunjukan adanya tindakan rasionalitas nilai . selain itu, dalam penggalan
tersebut mengandung maksud atau tujuan yang ingin dicapai oleh Ibu. Tindakan yang
dilakukan oleh “Ibu” bermotif agar anaknya menjadi tenang. Motif yang dilakukan tokoh
“Ibu” sangat rasional, terlebih didukung dengan adanya perasaan berpikir positif dari Ibu
untuk selalu patuh pada guru. Adapun motif atau tujuan yang terkandung dalam
penggalan dialog diatas yaitu nilai moral untuk membahagiakan sesama, karena
membahagiakan sesama merupakan sikap terpuji. Berikut contoh kutipannya.

Demi menjauhkanku dari godaan setan, tawuran, dan kenakalan remaja lainnya, dua tahun
lalu orangtuaku melumerkan tabungan mereka untuk menyelundupkanku ke sebuah sekolah swasta
Islam di Tangerang. Mereka cemas melihat berita-berita tentang “geng” anak-anak SMA baku
hantam di jalan raya, saling melempar batu, dan menjarah bus dengan cutter atau pisau lipat;
perempuan-perempuan ABG memamerkan paha di mal-mal mewah demi uang, cari pengalaman,
atau sekadar senang-senang.
Kutipan diatas termasuk dalam tindakan rasionalitas nilai yang ditunjukan oleh
sikap yang dilakukan oleh tokoh “Ibu” dengan mencegah rasa khawatirnya dari perilaku
kenakalan remaja yang berada di lingkungannya. Tindakan yang dilakukan oleh “Ibu” ini
mempunyai sebuah tujuan atau motif tertentu berupa menjaga masa depan anaknya
untuk tetap teguh kepada sebuah kepercayaan. Tujuan yang dimaksudkan oleh “Ibu” ini
sangatlah berharga bagi anaknya, sebagai orangtua yang baik ia rela melakukan tindakan
apapun demi anaknya, termasuk dengan mengambil uang tabungan agar anaknya
mampu belajar dengan baik, dan tidak terjerumus oleh kenakalan remaja. Oleh karena itu,
dalam penggalan teks cerita pendek diatas mengandung nilai moral berupa menjauhi
anaknya dari kenakalan remaja.

Pada penghujung hari pertama ujian, Bu Kepala Sekolah menjulurkan kepalanya yang
berkacamata tebal ke kelas kami dan berkata,
“kalian gausah bilang-bilang sama orangtua kalau gurunya baik-baik!”
Tapi tentu saja aku bilang.
Kata Mama: “Ya, enggak apa-apa, kan? Kalau kamu dapat nilai bagus, kamu juga yang
untung.”
“kalau begitu aku main aja ya, Ma? Buat apa belajar?”
“jangan! Kamu tetap belajar, jadi ilmu dapat, nilai juga dapat,”
Setelah itu aku setuju dimasukkan ke sekolah Islam.

Kutipan diatas termasuk dalam tindakan rasionalitas nilai. Hal ini ditunjukkan dari
sikap yang terdapat dalam dialog diatas yang menggambarkan bahwa tokoh “Aku”
merasa kesal dengan apa yang disampaikan Bu Kepala Sekolah yang memberi perintah
untuk berbohong kepada orangtuanya. Namun, tokoh “Aku” memberitahu orangtuanya,
kalau banyak dari gurunya memberi contekan saat ujian tengah berlangsung. rasa kesal
yang dialami tokoh “Aku” ini pun mencuat, dia menyadari bahwa ada yang aneh pada
sekolah tersebut. Hal ini termasuk dalam tindakan rasionalitas nilai karena tindakan yang
dilakukan oleh oleh tokoh “Aku” diliputi oleh perasaan bersalah, sehingga ia memilih untuk
berkata jujur kepada ibunya

2. Tindakan Afektif
Tindakan afektif merupakan salah satu tindakan yang muncul berdasarkan pada
suatu perasaan, seperti menangis, marah, jatuh cinta, dan lain sebagainya. Tindakan ini
termasuk dalam tindakan non rasional karena terjadi tanpa adanya kesadaran dari pelaku
(Pujianti, 2018:4). Dalam cerita pendek Kenakalan Remaja Manusia karya Eliza Vitri
Handayani juga mengandung tindakan afektif, seperti dibawah ini;

a. perilaku berempati dan saling merhormati

Bu aliya tengah berusaha keras menarik perhatian kami , minggu lalu dengan teka-
teki silang, dan sekarang dengan mengadakan kuis seperti televisi. Tetapi sama saja, tidak
ada yang memedulikan, kecuali lima kutu buku yang duduk di baris depan. Aku
sebenarnya bersimpati kepada Bu Aliya, sebab meskipun ia sangat membosankan dan
bersuara parau seperti gagak, dia bukannya tidak berusaha.

Kutipan diatas termasuk dalam kategori tindakan afektif. Hal ini


digambarkan dari tuturan suara hati yang disampaikan oleh “Aku”. Dalam
rangkaian tuturan tersebut “Aku” sangat bersimpati kepada jerih payah yang
dilakukan Bu Aliya, yang telah berusaha keras membuat para siswanya agar
belajar dengan metode kuis televisi. Perilaku yang ditunjukan tokoh “Aku” memiliki
motif untuk lebih menghormati Bu Aliya. Adapun perilaku atau tujuan yang
terkandung dalam penggalan narasi tokoh “Aku” diatas yaitu nilai moral yang
berupa untuk bersikap simpati dan saling menghormati. Karena saling
menghormati merupakan sikap yang terpuji.

b. perilaku marah

Pak Bimo guru olahraga, lebih sering kita panggil Bemo atau Bi-Je, sebab tiap
giliran mereka berpraktik—menyervis bola voli, menendang bola ke gawang—dia justru
membuang muka, lalu asal memberi mereka nilai 5, sekalipun servis atau tendangan
mereka sempurna. Suatu kali, saat pelajaran basket, bola yang berat itu menghantam
kepalanya hingga ia tersungkur. Tak ada yang mengaku atau mengadukan siapa yang
melempar bola itu.

pada narasi diatas termasuk kategori tindakan afektif. Hal ini digambarkan pada
narasi tersebut bahwa Pak Bimo selalu saja tidak bertindak dengan objektif dalam
memberikan nilai kepada para siswa. Sehingga para siswa bertindak dengan
memanggil sebutan baru untuk Pak Bimo. Hal ini termasuk dalam tindakan afektif,
karena tindakan yang dilakukan oleh para siswa perihal mengganti nama
panggilan menjadi respon utama. Tindakan tersebut muncul dikarenakan emosi
yang ada didalam diri para siswa yang geram atas sikap Pak Bimo.

C. Perilaku Patuh
Perilaku patuh kepada orang lain tentunya baik dilakukan oleh semua
manusia yang beragama, perilaku tersebut harus diterapkan kepada siapa saja.
Patuh kepada orang tua merupakan hal yang harus diutamakan oleh para
pemuda, kebiasaan seperti itu sering kali disebut sebagai bentuk sopan dan
santun. Ketika kita mendapat perintah atau nasihat orang yang lebih tua harus
menjalankan dengan ikhlas semata bentuk perilaku patuh. Berikut data yang
mejelaskan perilaku patuh antara lain

“Katanya lu udah punya satu buku.”


“Kata siapa?”
“Ada apa nggak?”
“Ada.”
“Ada sekarang?”
“Wah, kalau sekarang enggak.”
“Besok bawa ya.”
“Oke.”
Itulah awalnya aku menjadi penulis lirik lagu-lagu Kardus.

data tersebut menunjukan tokoh utama sangat sangat malu-malu dengan


Revo, saat itu beliau mempersilahkan tokoh utama untuk membawa bukunya.
Tokoh utama sangat menghormati Revo dan teman-temannya, sehingga sikap
selalu berhati-hati agar tidak terjadi sesuatu yang dapat membuatnya rugi. Data
tersebut menunjukan rasa hormat tokoh utama kepada Revo dan teman-temannya
sebagai bentuk keterbukaan dalam pertemanan.

E. SIMPULAN

Setelah dilakukan analisis terhadap kutipan dialog dalam cerpen Kenakalan Remaja
Manusia Karya Eliza Vitri Handayani dengan menggunakan teori tindakan sosial dari Max
Weber. Maka dalam cerpen Kenakalan Remaja Manusia dtemukan dua tindakan sosial,
yaitu:
Pertama, Tindakan Rasionalitas Nilai melaporkan guru yang berbuat semena-mena,
memindahkan ke sekolah dengan basis Islami, melaporkan kebohongan kepala sekolah.
Kedua, Bentuk afektif dibagi menjadi beberapa konsep yang pertama perilaku patuh
seseorang akan melakukan apa saja yang di perintahkan karena bentuk penghornatan
atau patuh, kedua perasaan marah akibat tidak terpenuhinya keinginan yang
mengakibatkan emosi dan dapat memancing kemarahan seseorang, ketiga perilaku
saling menghormati dan berempati Tanggung jawab juga merupakan bentuk perwujudan
kesadaran akan kewajiban bagi semua manusia untuk mencapai harmonisasi dalam
bermasyarakat

F. DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan
Aplikasi. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service).
Faruk. 2017. Pengantar Sosiologi Sastra Dari Struktralisme Genetik Sampai Post-
Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Islami, Diyana Millah. 2014. Yasmin. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Luxemburg, Jan Van, Dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan oleh Dick Hartoko.
Jakarta: PT Gramedia.
Najid, Moh. 2009. Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya: University Press.

Anda mungkin juga menyukai