Anda di halaman 1dari 2

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

FILSAFAT HUKUM
Petunjuk mengerjakan; kerjakan soal dengan berlandaskan pada rujukan buku atau publikasi ilmiah.
Uraian jawaban minimum 1 lebar folio untuk setiap pertanyaan.

Soal :

1. Jelaskan mengapa mahasiswa hukum harus belajar filsafat hukum. (apa tujuan dan manfaatnya)
2. Dari materi kuliah aAda enam aliran hukum/madzhab hukum. Apakah yang menjadi
inti dari masing-masing aliran pemikiran hukum tersebut. Berikan
contoh/tunjukkan peraturan perundangan (UU, PP, dsb) yang menggunakan
dasar pemikiran aliran tersebut.
3. Tuliskan dan jelaskan hubungan antara nilai-nilai hukum yaitu kepastian, kemanfaatan dan
keadilan hukum dalam kaitannya dengan terwujudnya tujuan hukum.
4. Jelaskan konsep-konsep keadilan dengan berdasarkan contohnya a) keadilan distributive; b)
keadilan comumtatif; c) keadilan legal; d) keadilan procedural.
5. Mengapa hukum mempunyai kekuatan mengikat. Jelaskan dengan berdasarkan argumentasi
teoritis dan pragmatis.
6. Tuliskan dan jelaskan hubungan antara hukum dan moral serta perbedaan daya ikatnya.

Selamat mengerjakan

Jawaban dikumpulkan minggu depan pada saat kuliah


5.
Hukum memiliki kekuatan mengikat baik dari segi teoritis maupun pragmatis. Berikut adalah
penjelasan mengenai kedua argumen tersebut:

1. Argumen Teoritis:
Dari segi teoritis, hukum memiliki kekuatan mengikat karena mendasarkan dirinya pada otoritas
dan legitimasi yang diberikan oleh sistem hukum itu sendiri. Hukum dibangun berdasarkan
aturan dan prinsip yang disepakati oleh masyarakat dan diwujudkan dalam undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku. Konsep kedaulatan hukum menyatakan bahwa hukum
berlaku untuk semua individu, termasuk pemerintah dan lembaga-lembaga negara, sehingga
tidak ada yang dikecualikan dari kepatuhan terhadap hukum.

Hukum juga dianggap sebagai cermin moral dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat.
Dengan mengikuti hukum, individu dan lembaga mengakui dan menghormati nilai-nilai yang
terkandung dalam sistem hukum tersebut. Konsep ini mengasumsikan bahwa hukum merupakan
sarana yang mendasar untuk menciptakan tatanan sosial yang adil, harmonis, dan beradab. Oleh
karena itu, hukum memiliki kekuatan moral dan normatif yang mempengaruhi individu untuk
patuh terhadapnya.

2. Argumen Pragmatis:
Dari segi pragmatis, hukum memiliki kekuatan mengikat karena memainkan peran penting
dalam menjaga ketertiban sosial dan memberikan kepastian dalam interaksi antarindividu.
Hukum memberikan aturan yang jelas dan standar yang dapat dipahami oleh semua orang. Hal
ini membantu mencegah konflik, kekacauan, dan ketidakpastian dalam masyarakat.

Hukum juga memiliki sanksi dan mekanisme penegakan yang dapat diterapkan terhadap
pelanggarannya. Sanksi ini dapat berupa hukuman, denda, atau tindakan lain yang ditetapkan
oleh sistem peradilan. Dengan adanya konsekuensi yang jelas dan nyata, hukum menciptakan
insentif bagi individu untuk patuh terhadap aturan-aturan yang ditetapkan.

Lebih lanjut, hukum juga berfungsi sebagai instrumen pengaturan hubungan antara individu dan
lembaga, serta antara individu dengan negara. Hukum memberikan perlindungan terhadap hak-
hak individu, seperti hak atas properti, hak privasi, dan hak sipil lainnya. Dengan adanya hukum
yang melindungi hak-hak ini, individu merasa aman dan terlindungi dalam kehidupan sehari-
hari.

Secara keseluruhan, hukum memiliki kekuatan mengikat karena didasarkan pada otoritas dan
legitimasi, mewakili nilai-nilai moral dan normatif, menjaga ketertiban sosial, memberikan
kepastian, dan memiliki mekanisme penegakan yang nyata. Kombinasi argumen teoritis dan
pragmatis ini menjadikan hukum sebagai instrumen yang kuat dalam mengatur masyarakat dan
mencapai tujuan-tujuan hukum yang diinginkan.

6.
Hubungan antara hukum dan moral melibatkan keterkaitan antara sistem hukum dan nilai-nilai moral
yang dianut oleh suatu masyarakat. Meskipun ada keterkaitan antara keduanya, ada perbedaan dalam
daya ikat dan sifatnya. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara hukum dan moral serta
perbedaan daya ikatnya:

1. Hubungan antara Hukum dan Moral:


Hukum dan moral berhubungan karena keduanya berbagi tujuan yang sama, yaitu mengatur perilaku dan
menciptakan tatanan sosial yang adil dan harmonis. Nilai-nilai moral sering menjadi dasar atau landasan
bagi pembentukan hukum. Misalnya, larangan membunuh dan mencuri merupakan nilai-nilai moral
yang juga diatur dalam sistem hukum.

Selain itu, hukum sering kali mencerminkan dan mengekspresikan nilai-nilai moral yang dianut oleh
suatu masyarakat. Contohnya, hukum yang melarang diskriminasi rasial atau perlakuan tidak adil
didasarkan pada prinsip-prinsip moral kesetaraan dan keadilan.

Namun, perlu diingat bahwa hukum dan moral tidak selalu berjalan seiring. Ada kasus di mana hukum
tidak sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai moral yang diakui oleh individu atau kelompok tertentu.
Selain itu, nilai-nilai moral juga dapat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya,
sementara hukum diatur oleh negara atau entitas yang memiliki yurisdiksi tertentu.

2. Perbedaan Daya Ikat Hukum dan Moral:


Perbedaan utama antara hukum dan moral terletak pada daya ikat dan sifatnya:

a) Daya Ikat Hukum:


Hukum memiliki daya ikat yang lebih kuat dibandingkan dengan moral. Hukum dijalankan oleh
lembaga-lembaga negara yang memiliki otoritas dan mekanisme penegakan yang kuat. Pelanggaran
terhadap hukum dapat mengakibatkan sanksi dan konsekuensi yang jelas, seperti hukuman, denda, atau
penahanan. Daya ikat hukum terkait dengan keharusan patuh dan ketaatan terhadap aturan yang
ditetapkan oleh sistem hukum.

b) Daya Ikat Moral:


Moral, di sisi lain, memiliki daya ikat yang bersifat internal. Moral melibatkan nilai-nilai, prinsip, dan
keyakinan yang diyakini oleh individu atau kelompok. Ketaatan terhadap moral lebih didasarkan pada
kepercayaan dan keyakinan pribadi, serta perasaan tanggung jawab terhadap nilai-nilai etis yang dianut.
Pelanggaran terhadap moral mungkin tidak menghasilkan sanksi hukum yang langsung, tetapi bisa
menghasilkan rasa bersalah atau ketidakpatuhan internal.

Dalam beberapa kasus, hukum dan moral dapat tumpang tindih, di mana aturan hukum didasarkan pada
nilai-nilai moral yang meluas di masyarakat. Namun, penting untuk diingat bahwa hukum dan moral
adalah dua hal yang saling terhubung.

Anda mungkin juga menyukai