Estiaty
ABSTRACT
Indonesia has the abundance potential of zeolites having possibility to be developed as
pharmaceutical grade zeolites. This research aimed to obtain processed zeolite showing
suitable characteristics as a candidate of antidote of lead intoxication. Natural zeolite was
processed by means of washing using dilute HCl, aquabidest and EDTA solutions, respectively
and subsequently followed by heating at 350 oC. Prior and after processing, the zeolite samples
were characterized using various instrumental methods. Furthermore, the processed zeolite
was tested for its ability to adsorb paracetamol and lead. The analysis results confirmed that
the composition of zeolite samples were > 91% of clinoptilolite mainly composed of Si, Al and K.
After washing with 1 M HCl, 0.1 M EDTA and aquabidest, the level of As in each of zeolite
samples were 4.12 ± 0.75 ppm, < 0.1 ppm and 11.8 ± 0.56 ppm and those of Pb were all < 1
ppm, while those of Cd from all samples were < 1 ppm, respectively. No structural changes in
zeolite samples were observed after washing and heating treatment. EDTA treated zeolite was
able to adsorb Pb in artificial gastric fluid without pepsin effectively up to 89% reduction but
failed to adsorb paracetamol effectively. EDTA-treated zeolite was able to adsorb Pb effectively
and hence could be possibly applied as local antidote in the case of acute Pb intoxication.
Keywords: zeolite, clinoptilolite, Pb.
85
Kartasasmita et al.
spatula, krustang, gelas teflon, batang pengaduk, disaring menggunakan kertas saring Whatman.
labu ukur, klem, pipet ukur, pipet tetes, Filtrat diambil untuk pengukuran kadar Pb yang
mikropipet, lemari asam, hot plate. dan peralatan tidak terjerap dengan adsorben (zeolit dan karbon
gelas yang biasa digunakan di Laboratorium. aktif) menggunakan AAS.
86
Acta Pharm. Ind. 2017, 42 (2) : 84-91
dengan dilengkapi dari data difraktogram pada Lampung berjenis klinoptilolit yang kaya akan
analisis XRD. kalium. Selain kalium, dari hasil analisis kimia
didapatkan pula unsur natrium, kalsium dan
magnesium. Unsur logam tersebut selain berasal
dari zeolit, juga dapat terkandung dalam fasa
mineral non zeolit yang terdapat dalam struktur
zeolit dan dapat dipertukarkan.
87
Kartasasmita et al.
berjenis klinoptilolit. Hal ini sesuai dengan hasil meningkatkan kualitas zeolit.
analisis SEM, dan analisis unsur utama dengan
AAS, selain itu zeolit memiliki sedikit kandungan Pada Tabel 2 memperlihatkan zeolit alam yang
clay montmorilonit dan sedikit kuarsa yang umum belum dimurnikan (z-raw) dibandingkan dengan
terdapat pada bahan alam geologis. Sebagaimana zeolit hasil pemurnian dengan berbagai perlakuan
yang tercantum dalam Tabel 3 kuarsa adalah menunjukkan bahwa metode pencucian tidak
senyawa SiO2 yang merupakan mineral oksida mengalami perubahan struktur karena difraksi
yang jumlahnya dibatasi untuk zeolit pada zeolit terlihat tetap dan hanya ada perubahan
penggunaaan farmasi negara Kuba (Fuentes et al. pada intensitas difraktogramnya saja, yang
2006). Berbagai perlakuan pemanasan telah diinterpretasikan sebagai perubahan kuantitas
mengurangi komposisi kuarsa, sehingga dapat fasa mineral klinoptilolit.
3,6
ZL 300 0,8% 95,6%
%
88
Acta Pharm. Ind. 2017, 42 (2) : 84-91
Tabel 3. Syarat Keamanan Bahan Baku Zeolit Untuk Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari keempat
Farmasi Negara Kuba. perlakuan berbeda pada Zeolit Alam Lampung,
Toxic elements NRIB 1152 [ppm] hanya zeolit yang dimurnikan dengan EDTA saja
F < 10
yang memenuhi syarat kandungan logam berat
Pb < 10 dibandingkan dengan persyaratan FDA Kuba yang
As <3 tertera dalam tabel 3 (Fuentes et al. 2006). Kadar
Cd <2 arsen yang tinggi pada zeolit alam membutuhkan
Hg <5 pemurnian atau purifikasi untuk memenuhi
Mineral Phases NRIB 1152 [%] standar kriteria yang telah ditetapkan. EDTA
CLI-HEU > 50.0 ± 10
dapat membentuk ikatan yang kuat dengan
MOR < 20.0 ± 5
Total zeolite > 60 ± 10 logam-logam membentuk kompleks logam-EDTA.
Calcite < 15 ± 5 Uji penjerapan dilakukan untuk menilai potensi
Quartz+ feldspar+ < 25.0 ± 10 manfaat zeolit alam teraktivasi sebagai kandidat
montmorillonite+ Fe oxides antidotum keracunan timbal.
Total non-zeolite 40 ± 10
Sumber: Fuentes et al. 2006. Antacid drug based on purified
natural clinoptilolite
Hasil yang terlihat pada Gambar 3, zeolit yang kemampuan yang signifikan untuk menjerap
dicuci dengan EDTA memiliki kemampuan logam berat Pb padahal karbon aktif umumnya
penjerapan logam berat Pb yang sangat signifikan dapat menjerap logam berat, sehingga perlu dicari
yaitu 89% dengan waktu yang singkat (15 penyebab dari terganggunya penjerapan Pb oleh
menit) pada cairan simulasi asam lambung tanpa karbon aktif di dalam simulasi cairan asam
pepsin dan tidak meningkat drastis lagi lambung.
penjerapannya hingga waktu dua jam. Sementara
untuk zeolit alam Lampung tanpa pemurnian Pada uji simulasi untuk senyawa organik dengan
memiliki kemampuan menjerap logam berat Pb parasetamol, hasil yang terlihat pada Gambar 4
hingga 69%. Mekanisme penjerapannya menunjukkan bahwa zeolit yang dicuci dengan
berdasarkan penarikan kation positif dari Pb EDTA dan zeolit alam raw tidak memiliki daya
untuk memenuhi kekurangan muatan negatif pada jerap terhadap parasetamol. Parasetamol
zeolit dan juga dapat dimungkinkan adanya reaksi memiliki harga yang relatif murah dan
tukar kation antara zeolit dan logam berat yang ketersediaannya yang mudah, sehingga sering
bersifat irreversible karena zeolit diketahui menjadi penyebab keracunan obat (Mafull et al.
memiliki selektivitas tukar kation, sehingga dalam 2014). Karbon aktif memiliki kemampuan
tubuh, zeolit dapat bekerja sebagai antagonis penjerapan parasetamol hingga 78% dalam
kimia untuk beragam senyawa logam berat waktu dua jam, sedangkan zeolit tidak mampu
(Karampahtsis 2012). Sedangkan karbon aktif menjerap molekul parasetamol secara signifikan.
derajat farmasi yang digunakan tidak memiliki Zeolit mempunyai sifat sebagai penyaring
89
Kartasasmita et al.
Konsentrasi (ppm)
2.0 0,12 0,10 0,11 0,12
0,05
1.5 Pb Kontrol
0,07 KA
1.0 0,02
0,04 0,04
Z-EDTA
0.5 0,02
0,02 0,02 0,02 Z-RAW
0.0
0 30 60 90 120
Waktu (menit)
Gambar 3. Penurunan kadar Pb dalam media cairan asam lambung simulasi menggunakan karbon aktif dan zeolit.
600
5,04 9,16 12,97 9,83
16,95 25,2 12,64 25,2
500 10,25 10,44 25,2 15,84
9,04
12,91 26,1
21,7
konsentrasi (ppm)
Pct Kontrol
400
KA
300
Z-EDTA
200 Z-RAW
3,66 6,92 5,96
100 5,50
0
0 30 60 90 120
Waktu (menit)
Gambar 4. Penurunan kadar Parasetamol dalam media cairan asam lambung simulasi menggunakan
karbon aktif dan zeolit.
molekul, tetapi dalam studi ini zeolit tidak mampu Metode pencucian dengan larutan EDTA 0,1 M dan
menjerap molekul parasetamol hal ini disebabkan pemanasan pada 350 oC dapat mengurangi kadar
karena berbagai faktor seperti ukuran molekul, As, Pb, dan Cd secara efektif sebagai kontaminan
pori, dan disosiasi larutan, sehingga zeolit kurang dalam sampel zeolit sehingga memenuhi syarat
sesuai untuk digunakan sebagai penjerap senyawa untuk dipakai sebagai kandidat antidotum
organik parasetamol. keracunan timbal.
90
Acta Pharm. Ind. 2017, 42 (2) : 84-91
91