Disusun oleh:
Tuah Rangga Kusuma
NIM: 22101010061
Dosen Pengampu
M. Salwa Arraid, M.Hum.
NIP: 19880821 202012 1 002
BAB I
KATA PENGANTAR
Penulis
II
BAB II
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................................I
BAB II..................................................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................II
BAB III................................................................................................................................III
LATAR BELAKANG......................................................................................................III
BAB IV................................................................................................................................1
ISI.....................................................................................................................................1
A. DISKURSUS ZIARAH KUBUR..........................................................................1
B. TAKHRIJ HADITS-HADITS ZIARAH KUBUR................................................2
C. ANALISIS PENDEKATAN HISTORIS...............................................................3
BAB V..................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................4
III
BAB III
LATAR BELAKANG
BAB IV
ISI
Ziarah kubur adalah ibadah yang termasuk mulia di sisi Allah SWT dengan
dilandasi prinsip wasath (totalitas terhadap syari’at Allah SWT) yaitu tidak
ifrath(sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan syari’at agama) dan tidak pula
tafrith(sikap meremehkan dalam menjalankan syari’at agama).
Teori dan metologi, fiqh sosisal, fiqh lintas agama, Islam kiri, Pergulatan pemikiran
dikalangan NU dan Muhammadiyah.
Tradisi ziarah adalah sebuah acara keagamaan yang sudah ada turun-
temurun bahkan sejak zaman Nabi. Masyarakat Betawi setiap sebelum puasa atau
sebelum lebaran Idul Fithri/Adha mereka melaksanakan nyekar atau tabur bunga.
Di daerah Indramayu disebut sebagai tradisi ngunjung, di daerah Lampung disebut
sebagai tradisi ngejalang. Nyekar, tabur bunga, ngunjung, ngejalang merupakan
istilah dari tradisi ziarah kubur yang berasal dari berbagai daerah. Tidak ada
anjuran khusus dalam berziarah untuk menyebarkan bunga di atas makam namun
terdapat akulturasi dari barat yang menaburkan bunga di atas kuburan kerabat, hal
ini merupakan pencampuran budaya timur dan barat, sehingga menciptakan kultur
budaya yang dinamis. Ummat beragama melakukan ritual atau tradisi atas dasar
menghormati leluhur pada zaman dahulu, seperti membuka warung makan, dan
lain-lain.
َدI ب قااَل َح َّدثـنا ُم َّم ُد بِ ُن عبـ ْي ٍد ع َْن يزي ٍ زَهيْـ ُر ب ُْن َح َّدثـنا َأبو بَ ْك ِر ب ُْن أبى َشيـبةَ َو ِحر
َ لَّ َم قَـبI صلى هُلَّلا َعلَ ْي ِه َو َس
ْـر َ ال زا َر النَّبُّى َ َان ع َْن ِأبى َحازم ع َْن َأبى هُريْـ َرة ق ِ بْن َك ْي َس
ا فَـلَ ِم يُـْؤ ِذ ْن لىIت َربّ فى َأ ْن َأ ْستَـ ْغفِ َر لَه ْأ َ َُأ ِم ِه فـب َكى َوَأب َكى َم ْن َحوْ لهُ فَـق
ُ تَ َذ ْنIال اِ ْس
أزو َر قـبْـرهَا فَأذنَ لى فَـزوروا ْالقُب َو َر ِفإنَّـهَا تُ َذ ِّك ُر ْال َموْ ت َ َوا ْستَْأ َذ ْنـتُهُ فى َأ ْن
Dari Abu Hurairah berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menziarahi kubur
ibunya, lalu beliau menangis sehingga orang yang berada di sekelilingnya pun ikut
menangis. Kemudian beliau bersabda: “Saya memohon izin kepada Rabb-ku untuk
memintakan ampunan baginya, namun tidak diperkenankan oleh-Nya, dan saya
meminta izin untuk menziarahi kuburnya lalu diperkenankan olehNya. Karena itu,
berziarahlah kubur karena ia akan mengingatkan kalian akan kematian.”
ِ َب ْب ِن ِدث
ار ع َْن اب ِْن بـر ْي َد ِة ِ ص ِل ع َْن ُمحار ِ رف ب ُْن َوا َ َُح َّدثـنا َأ َحم ُد ب ُْن ي ُون
ُ س َح َّدثـنا ُم َع
ورIIرة ْالقُبIIَل َم نَـهَيْـتُ ُك ْم ع َْن زيIIه َو َسIIْلَّى هُلَّلا عَليIIو ُل هلَّلا صIIال رسII
َ َال قII َ َه قIIع َْن َأبي
ًإن فى زيَرتِا تَذكرة َّ َفَـزوروهَا ف
3
Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya berkata, Rasulullah Saw. berkata: ”Aku telah
melarang kalian untuk berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah. Karena
sesungguhnya ketika meziarahinya adalah sebuah pengingat (kematian).”
3. Hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah
Salah satu kelompok Islam di Indonesia yang memakai hadis ini sebagai
dalil melakukan amaln ziarah kubur adalah kelompok Nahdiyin. Jika terdapat
pernyataan bahwasanya ziarah kubur tidak ada dalilnya, maka kurang tepat. Jika
terdapat pernyataan bahwa ziarah kubur tidak ada manfaatnya dan doa atau amal
yang ditunjukkan untuk mayit tidak sampai, maka hal tersebut dapat dibantah. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan hadits Nabi Muhammad artinya: dari ‘Aisyah
radliallahu ‘anha bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
Shallallahu’alaihiwasallam: ”Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku
menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia
akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)?”.
Beliau menjawab: ”Ya, benar”.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA