DISUSUN
O
L
E
H
Yohana ( 5193530006 )
Pita Elisa Pratiwi ( 5192530004)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama sekali kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah matakuliah
Perancangan Energi Terbarukan ini dengan judul “Sistem Gasifikasi Dan Perancangan Sistem
Gasifikasi”.
Selama penyusunan laporan Makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak terutama Bapak dosen pengampu mata kuliah
Perancangan Energi Terbarukan yaitu Bapak Ir. Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.Eng. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan,
dorongan serta motivasi dari bapak dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan
ini dimasa mendatang. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi
para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari mulai dari kebutuhan
rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Energi biomassa adalah energi
yang bersumber dari bahan biologis dari tumbuh-tumbuhan seperti kayu, sekam padi,
bongkol jagung, dan lain sebagainya.
Gasifikasi merupakan salah satu proses pemanfaatan energi biomassa yaitu dengan
mengkoversi energi dari bahan padat (Biomassa) menjadi sintetis gas (sebagai bahan bakar
gas) dengan pasokan udara terbatas yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Proses gasifikasi memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan
kandungan syngas yang dihasilkkannya. Untuk agen gasifikasinya yang sudah pernah
digunakan adalah udara, oksigen, dan steam. Pada umumnya proses gasifikasi menggunakan
udara sebagai agennya, namun gas yang dihasilkan tentunya tidak sebagus jika menggunakan
oksigen murni, karena dalam udara terdapat berbagai unsur lain yang tidak dibutuhkan dalam
proses pembakaran seperti kandungan nitrogen. Untuk proses kontrol biasanya yang
menentukan performa dari proses gasifikasi adalah volume dari reaktor tersebut dan laju
aliran massa agen gasifikasi yang digunakan. Kebutuhan oksigen sebagai agen pada proses
gasifikasi berada di antara batas konversi energi pirolisis dan pembakaran, karena itu
dibutuhkan rasio yang tepat jika menginginkan hasil syngas yang maksimal. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah perancangan sistem gasifikasi yang ideal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya produk proses pembakaran beserta kalor yang dihasilkan dapat diarahkan
sedemikian rupa sehingga menjalani proses gasifikasi. Persamaan proses reaksi gasifikasi
adalah
CO2 + C (arang) + kalor → 2CO
H2O + C (arang) + kalor → H2 + CO
Arang yang dihasilkan dari hasil reaksi pembakaran, dimanfaatkan dalam reaksi gasifikasi
dengan antara arang, karbon dioksida dan uap air. Sisa produk dalam proses ini berupa abu
bersifat ringan dan akan terhisap mengikuti aliran sintetis gas. Sintetis gas, terutama
campuran CO dan H2, adalah komponen utama untuk mensintesis berbagai bahan bakar dan
bahan kimia, terutama mengubah sintetis gas menjadi bahan bakar dan menghasilkan
biopower.
2
menghasilkan temperatur tinggi yang tinggi 800 °C - 1000 °C dibandingkan reaktor gasifikasi
arus berlawanan yang menghasilkan temperatur lebih rendah (sekitar 500 °C)[5]. Reaktor
gasifikasi arus searah yaitu jenis reaktor dengan cara aliran bahan bakar biomassa searah
aliran udara. Syarat utama reaktor gasifikasi adalah aman, karena proses yang membuat
bahan bakar yang rentan terbakar atau meledak sehingga sistem digunakan dengan tekanan
rendah.
Spesifikasi teknis khusus dalam desain reaktor gasifikasi jenis reaktor gasifikasi aliran
searah yang dikembangkan dengan baik adalah reaktor terisolasi dengan laju perpindahan
panas dibawah 2 Watt/cm2 , laju pemakanan biomassa 10 kg/jam, kecepatan biomassa yang
diproduksi minimal 0,105 cm/s, waktu reaksi tahap pembakaran 656 detik, panjang minimal
reaktor mengakomodir reaksi pembakaran 20,33 cm, waktu reaksi gasifikasi 10,50 detik,
panjang minimal reaktor mengakomodir reaksi gasifikasi 10,50 cm, dengan suhu reaktor
harus dijaga pada 800 °C ke atas. Sintetis gas yang diproduksi oleh reaktor selanjutnya akan
melalui beberapa tahapan proses sebelum masuk ke dalam motor bakar dan di ubah menjadi
energi listrik. Sintetis gas akan melalui beberapa proses pada sistem gasifikasi seperti
didinginkan pada alat penukar kalor agar uap-uap yang terbawa terkondesatkan dan
selanjutnya sintetis gas disaring dari partikel kecil dan ringan agar bersih, baru kemudian
sintetis gas digunakan sebagai bahan bakar genset. Genset adalah akronim dari generator set,
yaitu suatu mesin atau perangkat yang terdiri dari pembangkit listrik (generator) dengan
mesin penggerak yang disusun menajdi satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik
dengan besaran tertentu. Mesin pembangkit kerja pada genset biasanya berupa motor yang
melakukan pembakaran internal, atau mesin diesel yang bekerja dengan bahan bakar solar
atau bensin.
3
2.4 Perancangan Sistem Gasifikasi
Perancangan gasifikasi Downdraft dengan variasi laju aliran oksigen sebagai agen
gasifikasi.
Kandungan utama biomassa adalah carbon, oksigen, dan hidrogen. Rumus kimia dari
biomassa umumnya diwakili oleh CxHyOz nilai koefisien dari x, y dan z ditentukan oleh
masing-masing biomassa. Berdasarkan tabel 1 maka bisa dihitung kebutuhan oksigen
pembakaran serutan kayu dengan persamaan:
Sementara itu kebutuhan oksigen untuk sistem gasifikasi adalah 25% dari kebutuhan
stoikiometri pembakaran. Jadi kebutuhan oksigen serbuk kayu adalah:
4
Untuk menentukan air fuel rate perlu dihitung terlebih dahulu FCR. FCR adalah laju
konsumsi bahan bakar. Dalam penelitian ini nilai kalor dari serut kayu ditentukan
berdasarkan tabel 1 yaitu 19,78 MJ/kg. Direncanakan energi yang dibutuhkan untuk
mendidihkan 10 kg air yang bertemperatur rata – rata 27°c adalah dalam waktu 30 menit
adalah:
Q = Cp ΔT
Q = Cp (T2 – T1)
Kemudian dihitung nilai kalor bahan bakar yang diperlukan dengan persamaan:
Dimana :
ξg = Efisiensi tungku, efisiensi tungku digunakan 0,1 sesuai dengan perancangan reaktor
sebelumnya.
Kemudian menghitung dimensi gasifier yang diperlukan dalam penelitian jika diasumsikan
bahan bakar akan habis total setelah proses gasifikasi berlangsung selama 30 menit, dimana
dari tabel 1 diketahui massa jenis untuk serutan kayu adalah 259 kg/m3 , maka besarnya
dimensi gasifikasi yang dibutuhkan adalah:
Jika menggunakan gasifier dengan bahan pipa black stell diameter 6” maka tinggi minimum
gasifier yang dibutuhkan adalah:
dimana:
5
MFCR= Massa bahan bakar yang dibutuhkan untuk proses gasifikasi selama 30 menit
d = Diameter gasifier
OFR adalah tingkat aliran oksigen primer yang masuk ke reaktor. Untuk menentukan
kapasitas aliran udara primer, kapasitas udara (OFR) dapat dihitung dengan persamaan:
Dimana :
Dari perhitungan di atas maka desain reaktor downdraft untuk memanaskan air sebanyak 10
kg dalam waktu 30 menit, diperlukan diameter reaktor gasifier downdraft sebesar diameter
6’’dengan tinggi reaktor 1 meter. Selain itu laju aliran oksigen menimal dibutuhkan sebesar 2
lpm ( liter permenit ) sehingga perlu dilakukan penelitian secara langsung dengan variasi laju
aliran oksigen sebesar 2 lpm, 4 lpm, dan 6 lpm untuk memperoleh effisiensi aktual reaktor
gasifikasi downdraft. Pembuatan Reaktor Gasifier terbuat dari bahan-bahan yang mudah
diperoleh. Bagian dalam reaktor gasifier terbuat dari pipa black stell diameter 6” dengan tipe
SCH40, yang dibungkus dengan glass woll setebal 2cm, kemudian ditambah selubung
alumunium foil disekelilingnya (gambar 1). Reaktor gasifikasi sendiri memiliki tinggi 100cm,
dengan dua sumber input agen gasifikasi dengan pipa black stell diameter 1/2”. Laju oksigen
sebagai agen gasifikasi diatur melalui valve dan diukur menggunakan flow meter gas. Semua
zona gasifikasi temperatur tertinggi terjadi pada laju aliranan oksigen sebesar 6 lpm,
kemudian 4 lpm, dan terendah pada 2 lpm. Hal ini terjadi karena saat laju aliran oksigen 6
lpm, bahan bakar yang terbakar lebih banyak, sehingga mengakibatkan luasnya ruang
pembakaran (zona oksidasi) yang tentunya akan mengakibatkan temperatur menjadi lebih
tinggi.
6
Gambar 1 menunjukkan sesain reaktor yang telah diuji. Gambar 2 menunjukkan gambar
sistem gasifikasi keseluruhan, termasuk penempatan untuk tabung oksigen, gasifier
downdraft, alat ukut termokopel, cyclone, pendingin, dan gas output.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gasifikasi adalah salah satu proses thermal konversi biomassa menjadi energi menawarkan
efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan proses pembakaran, sedangkan pirolisis saat ini
masih dalam proses pengembangan lanjut. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perancangan sistem gasifikasi dan kandungan syngas yang dihasilkannya.
Faktor–faktor tersebut berkaitan dengan karakteristik biomassa, desain gasifier, jenis agen
gasifikasinya, dan air-fuel ratio (AFR).
8
DAFTAR PUSTAKA
Sucipta Made,Dkk. 2015. Perancangan Gasifikasi Downdraft dengan Variasi Laju Aliran
Oksigen sebagai Agen Gasifikasi. Jurnal METTEK. Vol.1[No.2][Hal.1-
8].