Anda di halaman 1dari 2

KONSEP KUNCI

 Sebuah sel manusia tipikal dibatasi oleh membran sel dengan sitoplasma akuosa yang di
dalamnya mengandung nukleus dan berbagai organel.
 Membran sel memberi bentuk sel dan melekatkan sel pada sel-sel lain. Fungsi membran sel
sebagai pintu gerbang, yang memungkinkan transpor selektif zat-zat makanan dan produk
buangan ke dalam dan ke luar sel, membangkitkan potensial membran, dan bekerja sebagai
saluran komunikasi untuk kontrol sinyal dari sekitar tubuh.
 Nukleus mengandung genom DNA, yang mengode untuk sintesis protein.
 Fungsi retikulum endoplasmik dan aparatus Golgi bersama-sama menyintesis protein di
bawah kontrol RNA di dalam ribosom menurut perintah DNA.
 Mitokondria merupakan organel yang terlibat dalam produksi ATP, sirkulasi energi di dalam
sel.
 Lisosom merupakan kemasan enzim-enzim pencernaan yang dibatasi-membran yang
memecah debris intraselular dan bahan-bahan yang difagositosis.
 Cara cedera pada sel meliputi kekurangan oksigen (hipoksia) atau zat-zat makanan yang
penting, agen-agen fisik (misal, trauma mekanis, panas atau dingin yang jelas, radiasi, syok
listrik), agen-agen kimia dan obat-obatan, agen- agen infeksius, reaksi-reaksi imunologik, dan
kelainan-kelainan genetik (misal, banyaknya kelainan metabolisme bawaan yang berasal dari
kelainan enzimatik).
 Susunan perubahan pada suatu sel yang mengalami cedera, pada awalnya, biokimia,
kemudian fungsional, dan akhirnya perubahan morfologik (lesi).
 Perubahan-perubahan subletal atau reversibel pada sel-sel yang cedera meliputi
pembengkakan selular dan perubahan hidropik (droplet air) di dalam sitoplasma yang
disebabkan oleh kegagalan pompa Na+/K+ di dalam membran sel. Lemak dapat juga
tertimbun di dalam sel (infiltrasi atau degenerasi lemak) dalam keadaan makan berlebihan,
kelaparan, atau alkoholisme.
 Nekrosis merupakan jenis kematian sel ireversibel yang terjadi ketika terdapat cedera berat
atau lama hingga suatu saat sel tidak dapat beradaptasi atau memperbaiki dirinya sendiri. Inti
sel mengalami penghancuran progresif yang diketahui sebagai piknosis, karioreksis, dan
akhirnya kariolisis.
 Jaringan yang berbeda secara tipikal menun- jukkan pola nekrosis morfologis yang berbeda:
koagulatif (jantung, ginjal, limpa); likuefaktif (otak dan medula spinalis); kaseosa (paru);
gangren kering (ekstremitas); gangren basah (usus); dan nekrosis lemak enzimatis (pankreas).
 Indikator lokal dan sistemik pada nekrosis adalah hilangnya fungsi organ (jika cukup luas),
peradangan di sekitar daerah nekrosis, demam, malese, leukositosis, dan peningkatan enzim-
enzim serum.
 Telah dikenal tiga jenis utama kalsifikasi patologik: kalsifikasi distrofik terjadi di daerah
nekrosis walaupun kalsium serum normal dan tidak adanya gangguan metabolisme kalsium;
kalsifikasi metastatik terdiri atas penimbunan garam-garam kalsium di dalam jaringan lunak
pada tubuh dan hampir selalu terjadi pada keadaan adanya gangguan metabolisme kalsium
(misal, hiperparatiroidisme); dan kalkuli adalah batu, biasanya mengandung kalsium, yang
membentuk sistem duktus pada suatu organ.
 Apoptosis (diucapkan ap-a-tow'-sis) adalah jenis kematian atau bunuh diri sel terprogram
yang dimediasi sel yang merupakan bagian pusat perkembangan normal, berbeda dengan
nekrosis, yang tidak terdapat pada perkembangan normal dan merupakan respons terhadap
cedera atau kerusakan toksik. Apoptosis secara khas mengenai sel-sel individu yang tersebar
dan tidak mengakibatkan peradangan, berbeda dengan nekrosis, yang biasanya mengenai
jalur-jalur sel- sel di sebelahnya dengan daerah yang dikeliling oleh peradangan.
 Apoptosis terlibat dalam organogenesis; homeostasis jaringan seperti destruksi sel-sel yang
terinfeksi oleh virus, sel-sel kanker, atau kerusakan DNA; dan perbaikan sistem imun untuk
mengangkat klon-klon autoreaktif.
 Kriteria untuk kematian somatik adalah terhentinya fungsi sirkulasi secara ireversibel (denyut
jantung), fungsi pernapasan (bernapas), dan fungsi otak (tidak ada semua tanda-tanda respons,
termasuk refleks-refleks batang otak dan elektroensefalogram isoelektrik [datar]).
 Perubahan-perubahan postmortem meliputi rigor mortis (kekakuan), livor mortis (warna ungu
kebiruan), algor mortis (pendinginan), dan autolisis (pencairan-diri).
 Penentuan waktu kematian secara pasti oleh dokter secara luas masih fiksi.

Anda mungkin juga menyukai