Anda di halaman 1dari 5

MENDESKRIPSIKAN MODEL MOTIVASI ARCS DAN PENERAPANNYA DALAM

PEMBELAJARAN

Disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Elais Retnowati, M.Si

Disusun Oleh:

Firyaal Ignacia Surahman (1206622017)

Siti Nurhaliza Az Zahra (1206622071)

Suci Sajdah (1206622055)

Puspita Melati (1206622033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Motivasi ARCS


Model motivasi ARCS merupakan suatu pendekatan dari dunia pendidikan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Akronim ARCS mengacu
pada empat komponen utama model ini, yaitu perhatian, relevansi, kepercayaan, dan
kepuasan. Model ini dikembangkan oleh John M. Keller pada tahun 1983 dalam
upaya mengatasi permasalahan motivasi dalam belajar. Dengan mengintegrasikan
keempat komponen desain pembelajaran ini, model ARCS bertujuan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik, relevan, andal, dan bermanfaat
bagi siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar dan mencapai hasil akademik
yang lebih baik.
B. Komponen Model Motivasi ARCS
● Attention
Komponen ini berfokus pada bagaimana menarik perhatian siswa
terhadap materi pembelajaran. Hal ini memerlukan teknik yang menarik
seperti ilustrasi yang menarik, cerita, atau pertanyaan yang menggugah pikiran
atau pendekatan kreatif untuk memulai pelajaran.

● Relevance
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran
dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara
apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan
pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Hal
yang paling penting dalam mendidik anak sesungguhnya adalah
memahami anak itu sendiri, memberi perhatian kepada anak sekaligus
memahami apa yang ada di benak si anak.

● Confidence
Komponen ini berfokus membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam
proses belajar mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru
(teacher’s centered) dan lebih memproduksi menghafal kata-kata bukan pada
kemampuan bagaimana belajar dan akhirnya setelah siswa tamat tidak bisa
berbuat apa-apa dan tidak ada kemampuan “problem solving” di tengah
masyarakat yang plural heterogen dan banyak masalah, maka guru harus
menggunakan strategi yang efektif.
● Satisfaction
Membuat siswa merasa puas dan gembira dengan pencapaian mereka
adalah bagian dari komponen yang penting. Ketika siswa diberitahu tentang
tugas mereka dan apresiasi atas prestasi mereka, maka mereka akan menjadi
lebih yakin dengan diri mereka sendiri.
C. Contoh penerapan Model Motivasi ARCS dalam kegiatan pembelajaran
● Attention
Penerapan komponen “Attention” model motivasi ARCS pada
pembelajaran berfokus pada pembangkitan minat awal dan perhatian siswa
dengan cara:
1. Menggunakan pertanyaan terbuka: Mulailah dengan pertanyaan yang
menarik dan merangsang pemikiran siswa.
2. Penggunaan gambar atau multimedia : Menggunakan gambar, video atau
multimedia lainnya yang berhubungan dengan bahan ajar.
3. Cerita atau peristiwa yang menarik: Menceritakan kisah atau peristiwa yang
berhubungan dengan topik pembelajaran.
4. Memperkenalkan Masalah: Mulailah dengan menyajikan masalah atau
tantangan yang perlu dipecahkan oleh siswa.
5. Aktivitas interaktif: Gunakan aktivitas interaktif, seperti permainan atau
simulasi, yang mendorong partisipasi aktif siswa.
6. Keserbagunaan penyajian: Gunakan keserbagunaan dalam metode
pengajaran dan materi yang disajikan.
7. Humor dan kejutan: Tambahkan unsur humor atau kejutan pada
pembelajaran untuk menghilangkan rasa bosan dan membuat siswa tetap
fokus.
8. Pertanyaan Provokatif: Ajukan pertanyaan yang memancing pemikiran dan
refleksi mendalam. Hal ini dapat membuat siswa tertarik untuk memahami
materi dengan lebih baik.
Dengan menerapkan strategi tersebut, guru dapat menciptakan pengalaman
belajar yang lebih menarik dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
● Relevance
1. Menyampaikan kepada murid apa yang akan dapat mereka lakukan
setelah mempelajari materi tertentu.
2. Menjelaskan manfaat pengetahuan atau keterampilan yang akan
dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam
pekerjaan nanti.
3. Memberikan contoh, latihan, atau tes yang langsung berhubungan
dengan kondisi murid.
4. Menyampaikan isi kandungan materi dengan cara yang mudah
dipahami dan berkaitan dengan pengalaman dan nilai pelajar.
● Confidence
1. Memberikan materi secara sistematis, dari yang mudah ke yang sukar
dan dari yang konkret ke abstrak, sehingga kemampuan siswa
mengikuti pelajaran termotivasi sejak awal kegiatan.
2. Menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk menguasai konsep yang
banyak sekaligus.
3. Menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari
pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas bagi siswa.
4. Menumbuh kembangkan rasa percaya diri pada siswa, dengan tidak
mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, akan tetapi guru dapat
menggunakan kata lain jika jawaban siswa salah dengan “ mungkin
masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dan
sebagainya.
5. Memberikan umpan balik yang membangun selama pembelajaran, agar
siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajarnya.
● Satisfaction
1. Penguatan Intrinsik adalah dukungan dan dorongan terhadap kepuasan
batin yang timbul dari proses pembelajaran. Sebagai contoh, seorang
guru mengundang mantan siswa untuk memberikan testimoni
mengenai manfaat kemampuan belajar dalam tugas rumah dan proyek
kelas.
2. Penguatan Ekstrinsik adalah pemberian penghargaan positif dan
umpan balik yang memberikan motivasi. Sebagai contoh, seorang guru
memberikan sertifikat kepada siswa setelah mereka berhasil menguasai
seperangkat keterampilan.

3. Keadilan adalah memastikan standar dan konsekuensi yang konsisten


untuk mencapai keberhasilan. Sebagai contoh, setelah menyelesaikan
proyek kelompok, guru memberikan umpan balik berdasarkan kriteria
yang telah dibagikan sebelumnya.

Daftar Pustaka

Maidiyah, Erni. 2012. Penerapan Model Pembelajaran ARCS pada Materi Statistika di Kelas
XI SMA 2 RSBI Banda Aceh. Jurnal Peluang, 1(2)

Sammeng, W., & Marsaoly, M. (2022). Pengaruh Pemberian Motivasi Belajar Kepada
Mahasiswa Di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Maluku. Jurnal Gizi Kerja dan
Produktivitas, 3(1), 23-30.

http://eprints.walisongo.ac.id/3185/3/3104175_Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai