Anda di halaman 1dari 6

Bisakah Selingkuhan Suami yang Mengirim Foto

Bugil Dipidana
Pertanyaan
Suami saya berselingkuh selama dua tahun dan saya mempunyai bukti-bukti perselingkuhannya.
Selingkuhan suami saya sering mengirim foto-foto bugilnya ke suami. Kira-kira pasal apa yang
bisa menjerat pelaku selingkuh? Untuk selingkuhan suami saya yang mengirimkan foto-foto
bugilnya, pasal apa yang bisa menjeratnya? Mohon saran. Terima kasih.

Jerat Pidana Bagi Orang yang Selingkuh


Sebelum menjawab pertanyaan Anda, pengertian selingkuh menurut KBBI yaitu
menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, serong,
menggelapkan uang, korup, dan menyeleweng.

Perselingkuhan dapat menjadi pemicu retaknya rumah tangga, jika perselingkuhan telah
mengarah ke perbuatan zina, maka suami/istri yang melakukan zina serta selingkuhannya dapat
dilaporkan oleh pasangan sahnya ke polisi atas dasar perbuatan perzinaan yang diatur dalam
ketentuan KUHP lama yang masih berlaku pada saat artikel ini diterbitkan dan UU 1/2023 yang
mulai berlaku 3 tahun terhitung sejak tanggal diundangkan, yakni pada tahun 2026,[1] yaitu:

Pasal 284 KUHP Pasal 411 UU 1/2023


1. Diancam dengan pidana penjara 1. Setiap orang yang melakukan
paling lama 9 bulan: persetubuhan dengan orang yang
1. a. seorang pria yang telah bukan suami atau istrinya, dipidana
kawin yang melakukan gendak karena perzinaan, dengan pidana
(overspel), padahal diketahui penjara paling lama 1 (satu) tahun
bahwa Pasal 27 BW berlaku atau pidana denda paling banyak
baginya, kategori II, yaitu Rp10 juta.[2]

b. seorang wanita yang telah kawin yang


melakukan gendak, padahal diketahui bahwa
2. Terhadap tindak pidana sebagaimana
Pasal 27 BW berlaku baginya,
dimaksud pada ayat (1) tidak
dilakukan penuntutan kecuali atas
1.
pengaduan:
2. a. seorang pria yang turut
serta melakukan perbuatan
a. suami atau istri bagi orang yang terikat
itu, padahal diketahuinya
perkawinan.
bahwa yang turut bersalah b. orang tua atau anaknya bagi orang
telah kawin; yang tidak terikat perkawinan.

b. seorang wanita yang telah kawin yang


turut serta melakukan perbuatan itu, padahal
3. Terhadap pengaduan sebagaimana
diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah
dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku
telah kawin dan Pasal 27 BW berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud
baginya. dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal
30.
2. Tidak dilakukan penuntutan
melainkan atas pengaduan suami/istri
yang tercemar, dan bilamana bagi
mereka berlaku Pasal 27 BW, dalam 4. Pengaduan dapat ditarik kembali
tenggang waktu 3 bulan diikuti selama pemeriksaan di sidang
dengan permintaan bercerai atau pengadilan belum dimulai.
3. pisah-meja dan ranjang karena alasan
itu juga.
4. Terhadap pengaduan ini tidak berlaku
Pasal 72, 73, dan 75.
5. Pengaduan dapat ditarik kembali
selama pemeriksaan dalam sidang
pengadilan belum dimulai.
6. Jika bagi suami-istri berlaku Pasal 27
BW, pengaduan tidak diindahkan
selama perkawinan belum diputuskan
karena perceraian atau sebelum
putusan yang menyatakan pisah meja
dan tempat tidur menjadi tetap.

R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentarnya


Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 209) menjelaskan mengenai gendak/overspel atau yang disebut
zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang telah kawin dengan
perempuan atau laki-laki yang bukan istri atau suaminya.

Menjawab pertanyaan Anda, apabila dalam suatu perbuatan selingkuh telah terjadi perbuatan
zina dapat dikenakan Pasal 284 KUHP atau Pasal 411 UU 1/2023. Namun, untuk dikenai pasal
tersebut, persetubuhan itu harus dilakukan atas dasar suka sama suka, tidak boleh ada paksaan
dari salah satu pihak.

R. Soesilo lebih lanjut dalam halaman yang sama pun menambahkan bahwa pengaduan ini tidak
boleh dibelah. Artinya apabila Anda mengadukan bahwa suami Anda telah berzina dengan
perempuan lain, maka suami Anda maupun perempuan tersebut yang turut melakukan
perzinaan, kedua-duanya harus dituntut.

Masih dari buku yang sama, R. Soesilo menegaskan tindak pidana perzinaan merupakan suatu
delik aduan yang absolut, artinya tidak dapat dituntut apabila tidak ada pengaduan dari pihak
suami atau istri yang dirugikan.
Jerat Pidana Bagi Orang yang Mengirim Foto Telanjang

Perbuatan perempuan yang mengirimkan foto bugil (telanjang) kepada suami Anda dapat
dikatakan merupakan perbuatan yang menimbulkan kerugian (imateriel) yakni menimbulkan
keretakan dalam rumah tangga Anda.

Lantas, adakah jerat pidana mengirim foto telanjang?


Pasal 27 ayat (1) UU ITE jo. Pasal 45 ayat (1) UU 19/2016 mengatur setiap orang dengan sengaja
dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan, dapat dipidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1 miliar.[3]

Yang dimaksud dengan “mentransmisikan” adalah mengirimkan informasi elektronik dan/atau


dokumen elektronik yang ditujukan kepada satu pihak lain melalui sistem elektronik.[4] SKB UU
ITE secara lebih lanjut menjelaskan konten melanggar kesusilaan yang ditransmisikan dan/atau
didistribusikan atau disebarkan dapat dilakukan dengan cara pengiriman tunggal ke orang
perseorangan maupun kepada banyak orang (dibagikan, disiarkan, diunggah, atau diposting).[5]

Selain dijerat dengan ketentuan UU ITE, pelaku pengirim foto telanjang juga dapat dijerat Pasal
4 ayat (1) UU Pornografi yang mengatur larangan memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan,
memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat:

a. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang;


b. kekerasan seksual;
c. masturbasi atau onani;
d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;
e. alat kelamin; atau
f. pornografi anak
Ancaman terhadap pasal ini diatur dalam Pasal 29 UU Pornografi dengan pidana penjara paling
singkat 6 bulan dan paling lama 12 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250 juta dan
paling banyak Rp6 miliar.

Jadi, selingkuhan suami Anda yang mengirimkan foto telanjangnya menurut hemat kami dapat
dikenakan jeratan Pasal 27 ayat (1) UU ITE jo. Pasal 45 ayat (1) UU 19/2016 dan/atau Pasal 4 ayat
(1) jo. Pasal 29 UU Pornografi.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar Hukum:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi;
5. Keputusan Bersama Menteri Komunikasi dan Informasitka Republik Indonesia, Jaksa Agung
Republik Indonesia, dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 229, 154,
KB/2/VI/2021 Tahun 2021 tentang Pedoman Implementasi atas Pasal Tertentu dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.

Referensi:
1. R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentarnya Lengkap
Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia, 1991;
2. Selingkuh, yang diakses pada Rabu, 26 April 2023, pukul 11.00 WIB.
[1] Pasal 624 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(“UU 1/2023”)
[2] Pasal 79 ayat (1) huruf b UU 1/2023
[3] Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU 19/2016”)
[4] Penjelasan Pasal 27 ayat (1) UU 19/2016
[5] Lampiran Keputusan Bersama Menteri Komunikasi dan Informasitka Republik Indonesia, Jaksa
Agung Republik Indonesia, dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 229, 154,
KB/2/VI/2021 Tahun 2021 tentang Pedoman Implementasi atas Pasal Tertentu dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah
Diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, hal. 7

SUMBER : HUKUM ONLINE

Anda mungkin juga menyukai