Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH

RISET AKUNTANSI MANAJEMEN

VALUE – BASED MANAGEMENT CONTROL SYSTEMS AND THE DYNAMICS


OF WORKING CAPITAL: EMPIRICAL EVIDENCE
(Olena Mavropulo, Marc Steffen Rapp, Iuliia A. Udoieva)

Dosen Pengampu: Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si. CMA

Oleh:
KELOMPOK 7

Kadek Mitananda Pradnya Nugraha (2181611041 / 13)


Ni Nyoman Dita Mutiasari (2181611042 / 14)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
1. ABSTRAK
Peneliti menguji hubungan antara penggunaan indikator kunci kinerja berbasis nilai
dalam sistem pengendalian manajemen perusahaan dan dinamika modal kerja (Working
Capital). Peneliti berhipotesis bahwa perusahaan dengan sistem kontrol manajemen
berbasis nilai (Value-Based Management Control Systems) mengelola modal kerja lebih
hati-hati, khususnya mengenai modal kerja yang berlebihan. Secara teoritis, peneliti
menghubungkan ini dengan argumen bahwa ukuran kinerja berbasis nilai secara eksplisit
memperhitungkan biaya ekonomi modal kerja dengan mempertimbangkan biaya peluang
modal. Peneliti secara empiris mengkonfirmasi hipotesis dengan menganalisis kumpulan
data yang dikumpulkan secara ekstensif dari perusahaan non-keuangan Jerman yang
terdaftar antara tahun 2002 dan 2014. Peneliti mendokumentasikan bahwa perusahaan
dengan sistem kontrol manajemen berbasis nilai beroperasi pada tingkat modal kerja yang
lebih rendah dan, meskipun tampaknya kurang bersedia untuk menyelesaikan kekurangan
modal kerja, mengurangi modal kerja berlebih secara lebih cepat. Yang terakhir tampaknya
tidak menghasilkan kegiatan investasi berlebih, menunjukkan bahwa sistem kontrol
manajemen berbasis nilai sangat berharga di perusahaan yang beroperasi di lingkungan
modal kerja yang tinggi. Konsisten dengan gagasan ini, peneliti menemukan bahwa
perusahaan yang beroperasi di industri modal kerja yang tinggi lebih diuntungkan dari
penerapan sistem kontrol manajemen berbasis nilai, ketika peneliti memeriksa hubungan
antara nilai perusahaan dan penerapan sistem kontrol manajemen berbasis nilai. Studi ini
menambah pemahaman tentang pengaruh pengukuran kinerja dalam sistem pengendalian
manajemen perusahaan pada perilaku perusahaan.

2. KATA KUNCI
Sistem pengendalian manajemen, manajemen berbasis nilai, manajemen modal kerja,
kecepatan penyesuaian, dan analisis empiris.

3. TOPIK RISET
Topik dalam penelitian ini berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen. Dimana
peneliti menguji hubungan antara penggunaan indikator kunci kinerja berbasis nilai dalam
sistem pengendalian manajemen perusahaan dan dinamika modal kerja.

4. FENOMENA
Sistem kontrol manajemen berbasis nilai didefinisikan sebagai sistem kontrol
manajemen dimana (setidaknya) satu indikator kinerja utama (Key Performance Indicator)

1
tingkat atas adalah berbasis nilai. Indikator kinerja utama dianggap berbasis nilai jika
membandingkan hasil operasional dari laporan laba rugi perusahaan (misalnya laba sebelum
bunga dan pajak atau laba bersih) atau ukuran terkait arus kas (misalnya arus kas kotor)
dengan biaya peluang dari modal yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil. Dengan
demikian ide utama dari metrik kinerja berbasis nilai adalah untuk mempertimbangkan
biaya peluang modal dalam pengukuran kinerja. Dengan dibangunnya pendekatan nilai
pemegang saham oleh Rappaport (1986) dan didorong oleh karya Copeland et al. (1994)
dan Stewart (1991), peneliti mengamati difusi yang berkembang dari sistem kontrol
manajemen berbasis nilai di seluruh perusahaan AS dan Eropa. Perkembangan ini telah
menarik minat banyak peneliti. Pengaruh kinerja menggunakan sistem kontrol manajemen
berbasis nilai memang telah diteliti secara ekstensi, namun hanya beberapa peneliti yang
meneliti pengaruhnya terhadap perilaku perusahaan. Sehingga konsekuensi dari
mengadopsi sistem kontrol manajemen berbasis nilai untuk perilaku perusahaan masih
belum sepenuhnya dipahami. Hal inilah yang melatarbelakangi perlunya dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai efek langsung sistem kontrol manajemen berbasis nilai
pada pengambilan keputusan manajerial, yang dianggap sebagai mekanisme yang
mendasari hubungan kinerja sistem kontrol manajemen berbasis nilai.

5. TUJUAN RISET
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan sistem kontrol
manajemen berbasis nilai pada dinamika manajemen modal kerja (Working Capital
Management) dan implikasinya terhadap hubungan kinerja sistem kontrol manajemen
berbasis nilai.

6. TEORI
Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori keagenan. Dalam penelitian ini, pada
situasi modal kerja yang kurang yaitu ketika modal kerja aktual perusahaan berada di bawah
tingkat modal kerja target, maka akan muncul masalah keagenan. Pemegang saham ingin
manajemen meningkatkan modal kerja, ukuran kinerja manajer mendorong pengurangan
modal kerja lebih lanjut. Dalam situasi ini, fungsi tujuan prinsipal dan ukuran kinerja tidak
sama-sama merespons tindakan agen dan dengan demikian sistem kontrol manajemen
berbasis nilai tidak dapat menyelesaikan masalah insentif. Singkatnya, penggunaan
indikator kinerja utama berbasis nilai dalam sistem kontrol manajemen berbasis nilai
bertindak sebagai pedang bermata dua. Dalam hal manajemen modal kerja, ini memotivasi

2
manajer untuk mengambil tindakan yang "benar" ketika modal kerja berlebihan, tetapi
mengurangi insentif manajerial untuk usaha ketika modal kerja kurang.

7. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Perusahaan dengan sistem kontrol manajemen berbasis nilai memiliki modal kerja yang
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan tanpa sistem kontrol manajemen
berbasis nilai.
H2a: Perusahaan dengan sistem kontrol manajemen berbasis nilai menyesuaikan modal kerja
yang berlebihan lebih cepat daripada perusahaan tanpa sistem kontrol manajemen
berbasis nilai.
H2b: Perusahaan dengan sistem kontrol manajemen berbasis nilai menyesuaikan kekurangan
modal kerja lebih lambat daripada perusahaan tanpa sistem kontrol manajemen berbasis
nilai.

8. PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk
meneliti pada sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.

9. UNIT ANALISIS
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan non-keuangan Jerman yang terdaftar di empat
indeks pasar saham utama Jerman (DAX®, MDAX®, SDAX® atau TecDAX®) pada
periode 2002-2014. Berdasarkan peraturan pasar saham lokal, perusahaan-perusahaan ini
terdaftar di segmen Standar Utama Bursa Efek Frankfurt, yang berarti bahwa emiten harus
mematuhi persyaratan transparansi tertinggi.

10. DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data longitudinal komprehensif yang
dikumpulkan dari perusahaan non keuangan Jerman yang terdaftar.

3
11. JENIS DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data
longitudinal pada perusahaan non keuangan Jerman. Data kuantitatif adalah jenis data yang
dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.

12. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang
meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.

13. VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini value based management control systems
(VBMCS) dan dynamics of working capital (WC). Value based management adalah
pendekatan kepemimpinan organisasi dalam bekerja. Dikatakan bahwa organisasi harus
mendefinisikan apa yang mereka anggap sebagai nilai, kemudian fokus untuk
memaksimalkannya. VBMCS didefinisikan sebagai sistem kontrol manajemen dimana
setidaknya satu indikator kinerja tingkat atas adalah berbasis nilai. Sementara itu WC
disebut juga dengan modal kerja bersih, artinya perbedaan antara jumlah aset perusahaan
dengan liabilitas dalam periode waktu saat ini.

14. TEKNIK ANALISIS DAN ALAT ANALISIS DATA


Pada awalnya dilakukan uji-t univariat sederhana yang memberikan bukti awal tentang
hubungan statistik antara penggunaan VBMCS dan WCM perusahaan. Kemudian peneliti
melanjutkan beberapa langkah untuk menguji hipotesis dan menjelaskan pertanyaan apakah
penggunaan VBMCS mempengaruhi WCM perusahaan. Pada langkah pertama, peneliti
mulai dengan regresi cross sectional standar untuk mengeksplorasi data. Pada langkah
berikutnya, peneliti mempertimbangkan sampel yang cocok dan fokus pada periode
peralihan. Akhirnya peneliti berakhir dengan analisis difference in difference (DID), di
mana efek VBMCS diidentifikasi menggunakan variasi antarwaktu dalam implementasi
VBMCS yang dihasilkan.

4
15. HASIL PENELITIAN
a. Menganalisis Tingkat WC
Hasil penelitian menunjukkan bahwa WC median industri adalah penentu urutan
pertama WC perusahaan. Seperti yang diperkirakan peneliti menemukan bahwa WC
perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan arus kas operasi dan usia
perusahaan, sedangkan WC perusahaan secara signifikan berhubungan negatif dengan
volatilitas penjualan, leverage keuangan, profitabilitas, ukuran dan ketidakseimbangan
arus kas. Mendukung H1, koefisien pada VBMCS secara negatif signifikan menunjukkan
bahwa pengguna VBMCS memiliki lebih sedikit WC dibandingkan non pengguna.
b. Menganalisis SOA WC
Hipotesis H2a(b) menyatakan bahwa pengguna VBMCS menyesuaikan WC yang
berlebihan (kurang) lebih cepat (kurang) daripada pengguna. Hasil pengujian
menujukkan koefisien dari istilah interaksi signifikan untuk pengguna VBMCS tetapi
tidak untuk non pengguna. Perbedaan antara kedua perkiraan tersebut signifikan pada
tingkat 5%. Hasil ini memberikan dukungan awal untuk H2a yang menunjukkan bahwa
pengguna VBMCS menyesuaikan WC yang berlebihan lebih cepat dari non pengguna.
Penyesuaian lebih cepat konsisten dengan hipotesis H2a dan pandangan bahwa VBMCS
memberikan insentif tambahan bagi manajer untuk mengurangi WC bila berlebihan.

16. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan VBMCS beroperasi pada
tingkat WC yang lebih rendah dan meskipun tampaknya kurang bersedia untuk
menyesuaikan kekurangan WC, mengurangi WC berlebih lebih cepat. Konsisten dengan
gagasan ini, kami menemukan bahwa perusahaan yang beroperasi di industri WC tinggi
lebih diuntungkan dari penerapan VBMCS ketika peneliti memeriksa hubungan antara nilai
perusahaan dengan penerapan VBMCS.

17. KETERBATASAN
Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini diantaranya (1) analisis peneliti
tunduk pada batasan tertentu yang sebagian besar merupakan jalan yang memungkinkan
untuk penelitian lebih lanjut, (2) sampel penelitian hanya mencakup perusahaan terdaftar
yang relatif besar yang beroperasi di industri yang tidak diatur dan yang didirikan di Jerman,
dan (3) penelitian hanya berfokus pada dinamika WCM perusahaan.

5
18. SARAN
Pengaruh VBMCS yang lebih luas dari kebijakan pembiayaan, pembayaran, dan
investasi tetap menjadi isu terbuka dan jalan yang menjanjikan untuk penelitian masa depan.
Secara khusus penelitian masa depan mungkin ingin memeriksa potensi VBMCS untuk
konsekuensi yang merugikan. Secara eksplisit peneliti fokus pada VBMCS. Studi tindak
lanjut mungkin mempertimbangkan peran paket sistem kontrol yang lebih komprehensif
atau teknik akuntansi manajemen alternatif ke VBM. Studi lebih lanjut mungkin
memanfaatkan lingkungan organisasi yang berubah dengan cepat untuk memberikan lebih
banyak wawasan tentang kemungkinan yang memfasilitasi difusi dan efisiensi VBMCS.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mavropulo, O., Rapp, M. S., & Udoieva, I. A. (2021). Value-based management control
systems and the dynamics of working capital: Empirical evidence. Management
Accounting Research, 52, 100740.

Anda mungkin juga menyukai