Anda di halaman 1dari 184

pu

st
ak
a-
in
do
.b
lo
gs
po
t.c
om
001/I/15 MC
Konflik Bersejarah

a bridge too far


neraka Pasukan linud Inggris di arnhem

om
t.c
po
gs
lo
.b
do
in
a-
ak
st
pu

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd i 7/24/2014 3:06:47 AM


Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

om
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
t.c
Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2)
po
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
gs

singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit


Rp.1.000.000 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
lo
.b

paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling


banyak Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah).
do
in

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


a-

mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan


ak

atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait


sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan
st

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau


pu

denda paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta


rupiah).
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd ii 7/24/2014 3:09:31 AM


Konflik Bersejarah

a bridge too far


neraka Pasukan linud Inggris di arnhem

Nino Oktorino

Penerbit PT Elex Media Komputindo


001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd iii 7/24/2014 3:09:31 AM


Konflik Bersejarah – A Bridge Too Far – Neraka Pasukan Linud
Inggris di Arnhem
Oleh: Nino Oktorino

©2014 Penerbit PT Elex Media Komputindo


Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh:
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

777141875
ISBN: 978-602-02-4779-3

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta


Isi diluar tanggung jawab percetakan
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd iv 7/24/2014 3:09:31 AM


daftar isi

om
t.c
po
gs
lo
.b
do
in
a-
ak

Ucapan Terima Kasih ............................................... vii


st
pu

Pendahuluan ............................................................ 1
1. Perjudian Montgomery ......................................... 5
2. Pasukan Jerman di Belanda ................................ 33
3. Go, Go, Go ............................................................ 67
4. Jalan Raya Neraka ............................................... 101
5. Jembatan yang Berdarah ..................................... 123
6. Makam Pasukan Lintas Udara Inggris .................. 147
Daftar Pustaka ......................................................... 167

v
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd v 7/24/2014 3:09:31 AM


Buku ini merupakan salah satu judul dari seri ”Konflik
Bersejarah”. Judul buku lainnya dari seri ini adalah:

Neraka di Normandia
Legiun Arya Kehormatan
Runtuhnya Hindia Belanda
Singa Bosnia: Sejarah Divisi SS Handschar
Neraka di Front Timur
Dalam Cengkeraman Dai Nippon
Greatest Raids: Kisah-kisah Operasi Pembebasan Sandera
Waffen-SS: Pasukan Elit Pengawal Hitler
Perang yang Tidak Boleh Dimenangkan: Kisah Perang Korea,
1950–1953
Luftwaffe: Kisah Angkatan Udara Jerman Nazi, 1935–1945
Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia
Enam Hari yang Mengguncang Dunia: Kisah Perang Arab-
Israel 1967
Bebaskan Mussolini!
Meine Ehre heißt Treue: Kisah Divisi SS Leibstandarte
Sieg Heil! Kisah Pendirian Reich Ketiga
Perang Demi Perdamaian: Kisah Perang Yom Kippur 1973
Target Tito: Kisah Operasi Militer Jerman Menyingkirkan Sang
Pemimpin Partisan Yugoslavia
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd vi 7/24/2014 3:09:31 AM


pendahuluan

etelah Normandia, serangan Sekutu yang paling spek-


S takuler dalam Perang Dunia II adalah Operasi Market-
Garden. Rencana berani yang disusun oleh Marsekal
Bernard L. Montgomery ini adalah menerjunkan tiga divisi
lintas udara Sekutu di belakang garis pertahanan Jerman,
yang menurut rencana akan diperkuat oleh pasukan la-
pis baja yang akan menerobos garis depan pertahanan
lawan—sebuah operasi berisiko tinggi bagi semua unit
yang terlibat. Bahaya itu sangat besar, terutama bagi Divisi
Lintas Udara ke-1 Inggris, yang diterjunkan di Arnhem,
183 km di belakang garis pertahanan Jerman, karena na-
sib mereka sangat bergantung pada keberhasilan pasukan

1
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 1 7/24/2014 3:09:31 AM


2A
BR IDG E TOO
FAR

om
t.c
po
gs
lo
.b
do
in
a-
ak
st
pu

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 2 7/24/2014 3:09:31 AM


3

P E NDA H UL UA N
yang lain. Jika sekutu Amerika mereka, yang diterjunkan
lebih ke selatan, gagal merebut satu pun jembatan maka
seluruh divisi Inggris itu kemungkinan besar akan terpo-
tong dari rekan-rekannya dan ditangkap atau dihancurkan
lawan. Bahkan penundaan kedatangan pasukan darat
juga akan menimbulkan hasil serupa karena, sekalipun
pasukan lintas udara terlatih dengan sangat baik, mereka
kekurangan senjata pendukung dasar bagi sebuah unit
infanteri, seperti tank dan artileri berat, sehingga tidak
bisa diharapkan dapat bertahan lama menghadapi musuh
yang memiliki banyak perlengkapan seperti itu.
Sekalipun demikian, Operasi Market-Garden adalah
rencana kesayangan Montgomey, pahlawan perang Inggris
yang belum pernah terkalahkan. Bahkan sekalipun beri-
siko, rencana ini cukup masuk akal dan ambisius: sa-
saran akhir dari operasi nekad ini adalah merebut se-
buah jembatan yang melintang di atas Sungai Rhein
untuk mengapit jantung Reich Ketiga dan berusaha mem-
percepat berakhirnya perang di Eropa. Apalagi musuh
yang diperkirakan harus dihadapi di kawasan penerjunan
hanya garnisun setempat yang terutama terdiri atas orang-
orang tua veteran Perang Dunia I dan remaja tanggung
dari barisan Pemuda Hitler, serta pasukan yang compang-
camping setelah bencana besar yang menimpa tentara
Jerman di Normandia, sama sekali bukan lawan dari se-
buah divisi elite lintas udara—paling tidak, demikianlah
opini Sekutu.
Namun pandangan Sekutu bahwa tidak akan ada per-
lawanan berarti lawan di Arnhem ternyata meleset jauh.
Apalagi, tanpa sepengetahuan mereka, sebuah korps
panzer Waffen-SS yang tangguh tengah berada di daerah
tersebut untuk beristirahat dan diperkuat kembali. Bah-
kan sekalipun telah diluluhlantakkan di Normandia dan
jauh lebih lemah daripada Divisi Lintas Udara ke-1 Ing-
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 3 7/24/2014 3:09:32 AM


4A

gris, kedua divisi Waffen-SS yang ada masih memiliki


BR IDG E TOO

kendaraan lapis baja dan artileri, yang tidak dimiliki


pasukan penyerbu. Terlebih lagi, seluruh prajurit Waffen-
SS itu benar-benar terlatih dan telah tertempa kerasnya
pertempuran. Kehadiran mereka di Arnhem segera menjadi
mimpi buruk bagi Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris.
FAR

Inilah kisah tentang pertempuran di Arnhem, sebuah


”kemenangan terakhir Hitler di Front Barat” sekaligus
”kekalahan pertama yang diderita oleh Montgomery”.

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 4 7/24/2014 3:09:32 AM


Bab 1

perjudian
montgomery

ayor Jenderal Robert E. ”Roy” Urquhart memperhati-


M kan jari-jari komandan korpsnya, Letnan Jenderal
Frederick A.M. ”Boy” Browning, yang menunjuk ke peta
di meja. Dengan matanya yang bersorot tajam, Browning
berkata: ”Jembatan Arnhem, rebut dan pertahankan!”
Pasukan lintas udara Inggris direncanakan akan men-
dukung gerakan Marsekal Sir Bernard ”Monty” Mont-
gomery, Panglima Grup Satuan Darat ke-21 Inggris, untuk
menyerang Jerman dari perbatasan Belanda-Belgia mela-
lui Belanda ke Zuider Zee, 149 km jaraknya. Rencana ini
boleh dikatakan gila, tetapi bisa dicoba. Monty mempunyai
dua sasaran, yakni menembus dinding Rhein dan merebut

5
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 5 7/24/2014 3:09:32 AM


6A

kawasan Ruhr. Selanjutnya, dia mempunyai rencana un-


BR IDG E TOO

tuk memotong jalur yang akan digunakan oleh pasukan


Jerman untuk kembali ke negaranya apabila terdesak.
Pasukan Jerman ini berada di bagian barat Belanda, di
antaranya terdapat unit-unit yang menangani roket V-2
yang menyerang Inggris.
FAR

Rencana serangan besar-besaran itu juga dimaksud


untuk menembus lambung pasukan Jerman di barat, se-
hingga akan memberikan kesempatan bagi Sekutu untuk
mendesak lawannya dari arah utara Jerman.
Browning adalah wakil dari Jenderal Lewis Brereton,
panglima pasukan lintas udara Sekutu, yang bertanggung
jawab akan jalannya operasi. Dengan cermat Urquhart
memperhatikan dua rekannya yang berasal dari Amerika
Serikat. Mayor Jenderal Max Taylor yang membawahi
Divisi Lintas Udara ke-101 bertugas untuk mengamankan
kawasan antara Eindhoven dan Grave, termasuk sungai
di daerah tersebut. Sedangkan Jenderal James M. ”Jim”
Gavin, komandan Divisi Lintas Udara ke-82, mendapat
tugas yang lebih rumit dan sulit, yaitu merebut dua
jembatan besar di atas Sungai Maas di Grave dan Sungai
Waal di Nijmegen serta empat jembatan sekunder di atas
terusan yang saling menghubungkan kedua sungai ter-
sebut.
Jauh sebelumnya, rencana serangan ke Arnhem ini
sendiri telah menimbulkan perdebatan yang cukup
keras antara Montgomery dan Jenderal Dwight D. ”Ike”
Eisenhower, panglima tertinggi pasukan Sekutu di
Eropa. Ketika tentara Jerman mengalami keruntuhan
di Normandia dan mengundurkan diri dalam keadaan
kacau balau dari utara Prancis menuju negeri mereka
sendiri pada akhir musim panas 1944, kedua jenderal itu
mempunyai pandangan tersendiri dalam usahanya untuk
mengalahkan Jerman.
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 6 7/24/2014 3:09:32 AM


7

M O N T G O M E RY
Sekalipun keduanya sepakat untuk mendesak terus
pasukan Jerman guna mencegah musuh menyusun kem-
bali kekuatannya dan mendirikan suatu garis pertahanan
baru di sebelah timurlaut Prancis, Eisenhower ingin men-
desak Jerman setapak demi setapak dengan membuka

P E R J U D I AN
front yang lebih luas. Namun Monty melihat suatu ke-
sempatan besar untuk meng-KO pasukan Jeman dengan
menyerangnya dari utara. Dalam perintahnya untuk aksi
tersebut, secara antusias dia mengatakan: ”Sasaran kita
sebenarnya adalah kawasan Ruhr.” Apabila kawasan in-
dustri utama Jerman ini berhasil direbut, Hitler bukan ha-
nya akan kehilangan sebagian besar pabrik dan tambang

om
batu bara yang penting dan melumpuhkan mesin militer
Nazi tetapi juga membuat wilayah barat Jerman terbuka
t.c
po
gs
lo
.b
do
in
a-
ak
st
pu

Letnan Jenderal Frederick


A.M. Browning dan Jenderal
James M. Gavin, panglima
Divisi Lintas Udara ke-82
Amerika Serikat. (Sumber:
Airborne)
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 7 7/24/2014 3:09:32 AM


8A
BR IDG E TOO
FAR

Jenderal Dwight D. Eisenhower dan Marsekal Sir Bernard Montgomery. Operasi


Market-Garden lahir dari keinginan Sekutu untuk mempercepat berakhirnya pe-
rang di Eropa. (Sumber: After the Battle)

untuk ditaklukkan musuh. Bagi Monty, ini adalah kesem-


patan terakhir untuk mengakhiri perang dalam tahun
1944.
Pada tanggal 23 Agustus, saat ujung tombak pasukan
Sekutu membangun landas serbu di atas Sungai Seine,
kedua panglima itu bertemu. Monty menyampaikan pe-
nentangannya terhadap rencana Eisenhower untuk me-
mecah dua pasukan Sekutu setelah penyeberangan Su-
ngai Seine, di mana Grup Satuan Darat ke-21 Inggris akan
menyerang Ruhr lewat Belgia sementara Grup Satuan
Darat ke-12 Amerika pimpinan Jenderal Omar N. Bradley
akan bergerak dari Prancis untuk menyerbu Saar—sebuah
kawasan industri Jerman lainnya. Berargumentasi bahwa
serangan semacam itu hanya akan menimbulkan beban
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 8 7/24/2014 3:09:32 AM


9

M O N T G O M E RY
bagi suplai Sekutu, Monty mendesak agar tusukan pa-
sukan Sekutu hanya ditujukan ke Ruhr saja untuk me-
mastikan kekalahan Jerman dan mengakhiri peperangan
di Eropa secepat mungkin. Dia memperingatkan bahwa,
dengan mendekatnya musim dingin, strategi lainnya hanya

P E R J U D I AN
akan membuat peperangan menjadi mandek karena front
akan melemah akibat tersebarnya suplai dan pasukan.
Eisenhower menolak menerima argumentasi Monty.
Membatasi kedua kelompok satuan darat Sekutu di satu
sektor saja, demikian menurutnya, akan mengundang
Jerman melancarkan serangan balasan di sektor lainnya.
Apalagi menurutnya, jalur yang dipilihnya untuk dilewati

om
pasukan Inggris bukan hanya akan merebut situs-situs
peluncur roket V-2 yang membomi Inggris tetapi juga akan
t.c
memotong jalur pelarian Satuan Darat ke-15 Jerman, yang
po

masih berada di kawasan Pas-de-Calais di Prancis untuk


gs

menunggu serangan Sekutu yang tidak pernah datang


lo
.b

di daerah itu. Namun, yang lebih penting lagi, serangan


do

tersebut akan mengamankan pelabuhan besar Antwerp


in

di Belgia, yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis


a-

logistik yang saat itu dihadapi oleh pasukan Sekutu.


ak

Dengan pemikiran seperti itu, Eisenhower memutuskan


st
pu

suatu pemecahan yang bersifat kompromi. Dia akan


memecah Grup Satuan Darat ke-12 Amerika dan mengi-
rimkan Satuan Darat ke-1 pimpinan Jenderal Hodges
ke Belgia untuk mendukung pasukan Montgomery. Hal
itu akan membuat Satuan Darat ke-3 Amerika pimpinan
Jenderal George S. Patton, Jr. bergerak maju sendiri ke
Saar, sekalipun kemudian dia diperkuat oleh pasukan
Sekutu yang telah didaratkan di selatan Prancis dan maju
ke utara. Oleh karena itu, Eisenhower memperioritaskan
pengiriman suplai ke Belgia.
Konsesi yang diberikan Eisenhower kepada Montgomery
tidak disukai oleh para jenderal Amerika. Bradley me-
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 9 7/24/2014 3:09:32 AM


10
A

nentangnya dengan mengatakan bahwa marsekal Inggris


BR IDG E TOO

itu tidak perlu didukung oleh sebuah satuan darat Amerika


di bagian lambungnya—sebuah korps saja sudah cukup.
Patton yang berangasan sesumbar bahwa tentaranya
dapat menyeberangi perbatasan Jerman dalam waktu 10
hari jika diberikan cukup suplai. Namun Eisenhower tetap
FAR

pada keputusannya, dan Patton menyebutnya sebagai


”kesalahan paling besar dalam perang.”
Sekalipun demikian, Montgomery belum puas. Pada
tanggal 10 September 1944, setelah Brussels direbut Se-
kutu, dia menemui Eisenhower kembali di ibu kota Belgia
tersebut dan meminta sekali lagi agar Sekutu melancarkan
sebuah tusukan besar-besaran ke Jerman. Sekalipun
berhasil merebut pelabuhan Antwerp secara utuh, Sekutu
kesulitan mengirimkan kapal untuk menurunkan per-
bekalan yang vital di sana karena pasukan Jerman masih

Seorang polisi militer


Amerika berjaga di Red Ball
Highway, sebuah jalur satu
arah dari Normandia ke
divisi-divisi terdepan Sekutu
yang dilewati oleh iringan-
iringan konvoi perbekalan
yang dinamakan Red Ball
Express. (Sumber: U.S. Army)
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 10 7/24/2014 3:09:32 AM


11

M O N T G O M E RY
menguasai pintu masuk ke pelabuhan utama Belgia ter-
sebut. Melihat keadaan suplai yang kritis, demikian argu-
mentasi Monty, sulit sekali untuk memenuhi kebutuhan
seluruh kesatuan Sekutu agar dapat mendesak maju di
suatu front yang luas. Jauh lebih masuk akal, demikian

P E R J U D I AN
desaknya, untuk menghentikan Satuan Darat ke-3 Ame-
rika maupun Satuan Darat ke-1 Kanada, memberikan
mereka cukup perbekalan untuk bersikap bertahan, dan
mengerahkan seluruh usaha di belakang Satuan Darat
ke-2 Inggris dan Satuan Darat ke-1 Amerika. Kedua sa-
tuan darat ini akan melancarkan serangan besar-besaran
melalui Belanda dan merebut Ruhr. Sebagai pendahuluan
serangan itu, Montgomery menyampaikan kepada Eisen-
hower sebuah rencana yang berani, dikenal dengan nama
Operasi Market-Garden.
Montgomery menyarankan penerjunan tiga divisi dari
Satuan Lintas Udara ke-1 Sekutu, pasukan cadangan
strategis Sekutu, di sepanjang jalan raya yang menghu-
bungkan tiga kota Belanda, yaitu Eindhoven, Nijmegen,
dan Arnhem. Pasukan lintas udara akan merebut serang-
kaian jembatan yang melintang di atas terusan serta ti-
ga sungai besar, membersihkan jalan dari musuh dan
mempertahankannya agar tetap terbuka. Tahap operasi
ini dinamakan Market. Kemudian, dalam suatu gerakan
berisiko yang terkoordinasi yang disebut Garden, unit-unit
lapis baja Inggris akan menerobos melewati jembatan-
jembatan itu dan kota-kota di sepanjang jalur tersebut
guna bergabung dengan pasukan lintas udara. Tank-tank
Inggris akan melaju sejauh 159 km menuju Zuider Zee,
kemudian berbelok ke timur, mengapit Tembok Barat
Jerman, dan bergerak untuk merebut Ruhr.
Rencana berani ini sangat mengejutkan rekan-rekan
sejawat Montgomery, yang mengenalnya sebagai orang
yang hati-hati dan sangat teliti. ”Petualangan yang begitu
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 11 7/24/2014 3:09:32 AM


12
A

berani yang diajukannya sama mengejutkannya dengan


BR IDG E TOO

jika Montgomery yang saleh dan tidak suka menenggak


minuman keras itu muncul dalam keadaan terhuyung-
huyung akibat mabuk di SHAEF (Supreme Headquarters,
Allied Expeditionary Force—Markas Besar Tertinggi Pa-
sukan Ekspedisi Sekutu),” demikian kenang Jenderal
FAR

Bradley di kemudian hari.


Namun minat Eisenhower bangkit. Bahkan sejak per-
tengahan Juli dia telah gatal untuk mengerahkan pasu-
kan cadangan lintas udaranya, kebanyakan pernah di-
terjunkan di Normandia selama D-Day tetapi kemudian
telah dikembalikan ke Inggris. Tiga setengah divisi pa-
sukan payung dengan infanteri yang diangkut pesawat
layang—Divisi Lintas Udara ke-82 dan ke-101 Amerika,
Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris dan sebuah brigade
Polandia—telah diistirahatkan, dilatih kembali dan siap
untuk dikerahkan lagi. Eisenhower telah sering meminta
para perencana perangnya untuk menemukan suatu
tugas bagi pasukan lintas udaranya, sesuatu yang menu-
rutnya ”berimajinasi dan berani.” Antara akhir Agustus
dan awal September, para perencana militernya telah
menyarankan tidak kurang dari 18 operasi lintas udara
yang berbeda. Tidak satu pun yang dijalankan, biasanya
karena pasukan darat, dalam gerakan maju mereka yang
cepat di Prancis, telah merebut sasaran-sasaran ba-
gi pasukan lintas udara sebelum operasi dilaksanakan.
Market-Garden kelihatannya merupakan operasi yang di-
idam-idamkannya.
Lebih dari itu, Eisenhower melihat Market-Garden dapat
memberikan daya dorong bagi Sekutu untuk menyeberangi
Rhein sebelum keadaan suplai akan memaksa Sekutu
berhenti lagi dan memampukan pasukan musuh me-
nyusun pertahanan di belakang sungai tersebut. Ike sekali
lagi menolak tuntutan Montgomery untuk menghentikan
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 12 7/24/2014 3:09:32 AM


13

M O N T G O M E RY
pasukan Kanada dan Satuan Darat ke-3 Amerika demi
mengutamakan sebuah tusukan oleh pasukan Inggris dan
Satuan Darat ke-1 Amerika, tetapi dia menyetujui Market-
Garden dan menjanjikan Montgomery bahwa dia akan
memperoleh suplai yang memadai untuk melancarkan

P E R J U D I AN
operasi tersebut.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Eisenhower,
Montgomery ingin segera memulai operasi itu sebelum
cuaca yang buruk maupun pulihnya kekuatan Jerman
mengurangi kesempatannya untuk meraih keberhasilan.
Dia memilih tanggal 17 September sebagai Hari H, sebuah
tenggat waktu yang hanya memberikan waktu tujuh hari
bagi stafnya untuk menyusun rencana—waktu yang
benar-benar tidak memadai untuk merencanakan suatu
operasi yang rumit secara menyeluruh.

Barisan infanteri Sekutu melewati sebuah meriam 88 mm Jerman yang ditinggalkan


di dekat perbatasan Belanda-Belgia. (Sumber: Arnhem)

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 13 7/24/2014 3:09:32 AM


14
A

Menurut rencana dasar Sekutu, Divisi Lintas Udara


BR IDG E TOO

ke-101 Amerika ditugaskan untuk merebut beberapa


jembatan dan membersihkan jalur antara Eindhoven dan
Grave. Divisi Lintas Udara ke-82 harus merebut tem-
pat penyeberangan yang melintang di atas Sungai Maas
di Grave, paling tidak satu dari empat jembatan yang
FAR

berada di atas terusan Maas-Waal dan kemudian, setelah


mengamankan dataran tinggi antara Nijmegen dan
Groesbeen, merebut jembatan jalan besar Waal di Nijmegen.
Pada saat yang bersamaan, Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris,
yang kemudian dibantu oleh Brigade Para Independen
ke-1 Polandia, harus merebut tiga jembatan yang berada
di Rhine Hilir dengan landas serbu yang memadai guna
memampukan terobosan Korps XXX. Instruksi Operasi
Korps XXX menyatakan dengan jelas bahwa gerakan
mereka (Operasi Garden), harus dilaksanakan ”dengan
kecepatan maksimal” dan mencantumkan kata-kata yang
mengandung ramalan: ”keberhasilan operasi ini sangat
bergantung pada kecepatan gerakan.”
Jadi, keberhasilan Operasi Market-Garden sangat ber-
gantung pada dua hal: direbutnya ketujuh jembatan kun-
ci yang berada di koridor sepanjang 105 km di sebelah
tenggara Belanda oleh pasukan payung dan pasukan yang
didaratkan dengan pesawat layang, serta diperkuatnya
pasukan ini oleh sebuah barisan pasukan lapis baja Ing-
gris yang mendesak dari selatan. Apabila koridor sempit
yang akan digunakan oleh barisan pasukan lapis baja
ditutup di titik mana pun di sepanjang garis itu, tank-tank
Sekutu dapat dihentikan dan pasukan lintas udara yang
berada jauh dari mereka akan terpotong dan terancam
dihancurkan.
Jelas bagi para perencana bahwa Market-Garden memi-
liki potensi besar untuk gagal. Browning, yang dalam peng-
arahannya bersikap optimis, saat bertemu muka dengan
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 14 7/24/2014 3:09:32 AM


15

M O N T G O M E RY
PETA RENCANA SERANGAN DALAM
OPERASI MARKET-GARDEN

Ijs
sel
Zwolle

P E R J U D I AN
Zuider Zee

AMSTERDAM

Deventer
Hilversum Apeldoorn
Rencana serangan
dari Arnhem
BELANDA Divisi
Linud ke-1
Zutphen
Inggris
Utrecht Deelen
Ede
Rhine Hilir Oosterbeek
Ke Rotterdam
ARNHEM
Driel
Waal

NIJMEGEN
Hatert Rhine
Divisi
Linud
JER

ke-82 AS Grave
Teru
MA

san W Uden
ilhe
lmi
N

na Veghal
Divisi
Tilburg St. Oedeenrode Linud
Zon ke-101 AS

EINDHOVEN Sasaran
Aalst
Turnhout Valkenswaard
Gerakan Korps XXX

Ke Antwerp
Terusan Meuse-Escaut Roermond
Gheel
Leopoldsburg Hechtel
Garis depan 17
September

BELGIA
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 15 7/24/2014 3:09:32 AM


16
A
BR IDG E TOO

Airspeed Horsa
FAR

Awak : 2 orang
Kapasitas Angkut : 25 orang prajurit
Berat : - kosong 3,804 ton
- penuh 7,045 ton
Panjang : 20,43 meter
Lebar : 3,65 meter
Tinggi : 5,95 meter
Rentang sayap : 26,83 meter
Kecepatan : - ditarik 242 km/jam
- melayang 160 km/jam

Ketika Perdana Menteri Winston Churchill memutuskan untuk mendiri-


kan sebuah pasukan lintas udara Inggris pada bulan Juni 1940, diputuskan
pula untuk membuat pesawat layang yang dapat digunakan untuk meng-
angkut pasukan dan peralatan berat mereka. Salah satu hasilnya adalah
Airspeed AS.51 Horsa buatan General Aircraft Hotspur.
Horsa dapat membawa 25 prajurit bersenjata lengkap atau sebuah jip
atau sepucuk meriam anti-tank 6 pounder. Pesawat layang ini dapat di-
tarik oleh berbagai pesawat terbang, seperti pesawat pembom bermesin
empat Short Stirling dan Handley Page Halifax, pesawat pembom berme-
sin ganda Armstrong Whitworth Albemarle dan Armstrong Whitworth
Whitley, maupun pesawat angkut Douglas C-47 Skytrain/Dakota serta
Curtiss C-46 Commando.
Pesawat layang ini ditarik dengan tali kekang yang diikatkan di sejum-
lah titik di kedua sayapnya. Pesawat ini juga memiliki intercom sebagai
alat komunikasi antara pilot pesawat penarik dan pilot pesawat layang.
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 16 7/24/2014 3:09:33 AM


17

M O N T G O M E RY
Urquhart di Moor Park tidak memperlihatkan sikap yang
sama. Dia telah bertemu Montgomery dan saat melihat
rencana yang dibuat bagi Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris
di Arnhem, Browning mengatakan kepada marsekal itu:
”Kukira kita menyasar sebuah jembatan yang terlalu

P E R J U D I AN
jauh.”
Montgomery mengabaikan perkataan bawahannya itu.
Ketika ditanyai untuk berapa lama pasukan lintas uda-
ra diizinkan bertahan di jembatan Arnhem, Marsekal ter-
sebut menjawab dengan enteng, ”Dua hari sudah cukup.
Pasukanku akan segera bergabung dengan anak-anak
lintas udara …!”
Namun sikap percaya diri Montgomery tersebut tidak
dimiliki oleh Browning. Menurut Browning, waktu yang
ideal adalah empat hari. Dia khawatir akan keberadaan
Satuan Darat ke-2. Pasukan ini masih terlalu jauh untuk
segera tiba di kawasan Arnhem. Pasukan Inggris itu ter-
diri atas Korps XXX pimpinan Jenderal Horrocks. Di lam-

Jenderal Horrocks, panglima Korps XXX Inggris yang menjadi ujung tombak
pasukan darat dalam Operasi Garden. (Sumber: Axis History Forum)

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 17 7/24/2014 3:09:33 AM


18
A
BR IDG E TOO

Divisi Lintas Udara ke-82


’All American’
FAR

Divisi Lintas Udara ke-82 dibentuk pada bulan Agustus 1942 dari sebuah
divisi infanteri dengan nomor yang serupa. Pada bulan April 1943, mereka
diterjunkan di Afrika Utara sebelum kemudian dikirimkan untuk menyerang
Sisilia di Italia. Ketangguhan anggotanya membuat divisi ini dijuluki pasukan
Jerman sebagai ”Devils in Baggy Pants”, yang kemudian digunakan sebagai
nama tidak resmi divisi Amerika tersebut.
Divisi lintas udara ini kemudian ikut serta dalam penerjunan untuk mem-
bangun landas serbu Sekutu di Normandia sebelum pendaratan pasukan da-
ratnya. Setelah menyelesaikan misinya, mereka kemudian kembali ke Inggris
dan, pada bulan Agustus 1944, dihimpun ke dalam Satuan Lintas Udara ke-1
Sekutu. Pada pertengahan September, bersama dua divisi lintas udara Sekutu
lainnya, Divisi ke-82 diikutsertakan dalam Operasi Market-Garden dan ber-
hasil merebut sasaran-sasarannya yang berada di antara Grave dan Nijmegen.
Namun kemenangannya berusia pendek karena kekalahan pasukan Sekutu
dalam pertempuran di Arnhem.
Divisi Lintas Udara ke-82 kemudian memainkan peranan penting dalam
menghadang serangan terakhir Hitler di Ardennes dalam Pertempuran Ton-
jolan. Mereka kemudian diikutsertakan dalam serangan Sekutu ke Ruhr, di
mana mereka berhasil menangkap 100.000 prajurit Jerman dalam waktu satu
hari. Setelah penyerahan Nazi, Divisi ke-82 ditugaskan sebagai bagian pasu-
kan pendudukan Sekutu di Jerman.
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 18 7/24/2014 3:09:33 AM


19

M O N T G O M E RY
P E R J U D I AN
▲ Para prajurit dari sebuah peleton Divisi Lintas Udara ke-82 berpose sebelum
memasuki pesawat terbang yang akan mengangkut mereka ke sasaran.

▼ Anggota Divisi Lintas Udara ke-82 memamerkan bendera Nazi yang berhasil
mereka rampas.

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 19 7/24/2014 3:09:33 AM


20
A

bungnya bergerak Korps VIII dan Korps XII. Gerakan awal


BR IDG E TOO

bermula di landas serbu Kanal Meuse-Escaut di sebelah


selatan Eindhoven.
Sebagaimana pasukan Sekutu lainnya, anak buah
Montgomery sendiri telah mengalami kesulitan karena
alur penyampaian suplai sudah terlalu melebar. Kota pe-
FAR

labuhan Antwerp belum bisa digunakan sebagai depot


logistik, sehingga suplai harus didatangkan dengan konvoi
truk dari Prancis! Monty jelas melihat hal ini sebagai
hambatan. Dia membutuhkan banyak transportasi agar
dapat segera mendatangkan Korps VIII. Untuk mengatasi
hal ini, Montgomery secara sengaja memberitahu Eisen-
hower pada tanggal 11 September bahwa dia tidak akan
menyerang pasukan Jerman sebelum 23 September. Tak-

Mayor Jenderal R.E. Urquhart, panglima Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris berdiri di
depan markas besarnya. (Sumber: After the Battle)

001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 20 7/24/2014 3:09:33 AM


21

M O N T G O M E RY
tiknya mengena. Bantuan segera dikirimkan oleh pihak
Amerika melalui jalan darat dan udara. Setiap hari ribuan
ton dikirimkan untuk pasukan Inggris. Ini berlangsung
hingga tanggal 1 Oktober. Adanya bantuan logistik yang
besar ini membuat Montgomery akhirnya menetapkan se-

P E R J U D I AN
rangannya sesuai jadwal, 17 September 1944.
Jenderal Browning memberitahukan Urquhart bahwa
dia telah menyarankan kepada RAF agar menyetujui ada-
nya operasi penerjunan di siang hari. Karena terbatasnya
pesawat angkut, maka akan dilakukan tiga kali peng-
angkutan. Dalam Perang Dunia II, pasukan lintas udara
selalu mendapat kesulitan jika dibutuhkan karena jumlah
pesawat angkut kurang sekali.
Mayor Jenderal Urquhart menyarankan agar pihak
Amerika, yang memiliki banyak pesawat pengangkut, me-
ngerahkan pasukannya dalam kekuatan penuh. Mayor
Jenderal Taylor dan Divisi Lintas Udara ke-101 harus
terjun dengan kekuatan penuh. Demikian pula harus
diusahakan menerjunkan Divisi Lintas Udara ke-82 di
bawah Gavin dengan sekali angkut. Pasukan Urquhart
sendiri terpaksa harus diterjunkan tiga kali.
Untuk operasi tersebut, Urquhart membutuhkan 130
pesawat terbang untuk setiap brigade Para. Divisi Lintas
Udara ke-1 Inggris meliputi Brigade ke-1 dan ke-4 Para
serta Brigade Pendaratan Udara ke-1 yang diterjunkan
dengan pesawat layang. Pasukan ini diperkuat oleh
Brigade Para Independen ke-1 Polandia di bawah Mayor
Jenderal Stanislaw Sosabowski, di mana sebagian dari
pasukan ini juga diterjunkan dengan pesawat layang.
Kesulitan utama yang dihadapi oleh Urquhart adalah
dia harus menyerang sasaran melalui penerjunan terpisah.
Dia memerlukan tenaga yang banyak untuk merebut jem-
batan yang berada di kota Arnhem. Selain itu, dia juga
memerlukan kekuatan penuh untuk mengamankan zona
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 21 7/24/2014 3:09:33 AM


22
A

penerjunan untuk digunakan oleh pasukan berikutnya.


BR IDG E TOO

Artinya di sini bahwa serangan yang efektif dari divisi di


hari pertama untuk mencapai sasaran utama, berkurang
dengan satu brigade Para. Namun Urquhart tidak mem-
punyai pilihan lain!
Perencanaan operasi itu ternyata juga tidak didukung
FAR

oleh laporan intelijen yang akurat. Sebenarnya, sejumlah


laporan mengenai gerakan pasukan Jerman telah men-
capai komando tertinggi Sekutu, termasuk rincian menge-
nai identitas dan lokasi unit-unit lapis baja Jerman. Sta-
siun X di Bletchley Park menyadap dan menguraikan
laporan intelijen Ultra yang disadap dari lalu lintas sandi
Jerman. Hasilnya dikirimkan kepada para panglima se-
nior Sekutu tetapi hanya mencapai tingkat markas be-
sar satuan darat dan tidak disampaikan ke komando
di bawahnya. Pada tanggal 16 September, uraian Ultra
yang menyebutkan gerakan Divisi Panzer SS ke-9 dan ke-
10 ke Nijmegen dan Arnhem membuat khawatir Eisen-
hower, yang kemudian mengirimkan kepala stafnya,
Letnan Jenderal Walter Bedell Smith, untuk membahas
masalah itu dengan Montgomery. Namun Montgomery
mengabaikan peringatan Smith dan menolak mengubah
rencana pendaratan Divisi Lintas Udara ke-1 di Arnhem.
Dia tetap yakin bahwa Jerman hanya memiliki pasukan
cadangan infanteri yang didukung oleh sekitar 50 sampai
100 tank di Belanda. Laporan yang menyatakan bahwa
Jerman memperkuat pertahanannya di Nijmegen dan
Arnhem dianggap sepele karena bantuan itu terdiri dari
pasukan Jerman yang berkualitas rendah.
Informasi lebih lanjut mengenai lokasi divisi-divisi pan-
zer Jerman diperoleh dari foto-foto pengintaian udara
maupun informasi dari gerakan perlawanan Belanda.
Khawatir bahwa Divisi Lintas Udara ke-1 akan menghadapi
bahaya besar jika didaratkan di Arnhem, kepala perwira
001/I/15 MC

A BRIDGE TOO FAR.indd 22 7/24/2014 3:09:33 AM


23

M O N T G O M E RY
Ultra

P E R J U D I AN
Mesin Colossus adalah komputer elektronik pertama yang dapat diprogram dan
digunakan untuk menguraikan komunikasi Jerman selama Perang Dunia II.

Ultra adalah proyek intelijen Sekutu yang menyadap dan memecahkan sandi
komunikasi angkatan bersenjata Jerman, maupun Italia dan Jepang, yang
memberikan sumbangan besar bagi kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia
II. Bermarkas di Bletchley Park, di sebelah utara London, sekelompok ke-
cil pemecah sandi mengembangkan teknik untuk menguraikan pesan-pesan
sadapan yang disandikan oleh para operator Jerman yang menggunakan mesin
elektronik pembuat sandi, di mana yang paling penting adalah mesin Enigma
dan, kemudian, mesin Tunny yang lebih canggih. Aliran bahan intelijen mili-
ter tingkat tinggu itu kemudian diolah di Bletchley Park. Hasil penguraiannya
diteruskan kepada unit-unit militer Sekutu di lapangan, yang boleh dikatakan
mengetahui hampir seluruh detil operasi militer lawan bahkan sebelum para
komandan Jerman yang dihadapinya memperoleh rencana operasional itu.
Menurut sejumlah ahli sejarah, boleh jadi keberadaan Ultra mempercepat
kekalahan Jerman hingga sebanyak dua tahun lebih awal.

A BRIDGE TOO FAR.indd 23 7/24/2014 3:09:33 AM


24
A

Mayor Brian Urquhart, kepala


BR IDG E TOO

intelijen Browning yang


memergoki tank-tank Jerman
dari foto-foto pengintaian
udara RAF di Arnhem.
Namun peringatan yang
diberikannya diabaikan. (Sum-
FAR

ber: A Bridge Too Far)

intelijen divisi itu, Mayor Brian Urquhart, mengadakan


suatu pertemuan dengan Browning dan memberitahukan
kepadanya mengenai kehadiran pasukan lapis baja
Jerman di Arnhem. Browning mengabaikan peringatan itu,
bahkan memerintahkan agar perwira medis senior divisi
itu untuk memberikan cuti sakit kepada Mayor Urquhart
dengan alasan dia mengalami ”stres dan kelelahan.”
Selain informasi yang disampaikan oleh Browning,
yang menyatakan bahwa di sekitar Arnhem hanya ada
satu brigade tentara Jeman yang didukung oleh satuan
tank, Mayor Jenderal Urquhart tidak tahu banyak tentang
keadaan Arnhem dan sekelilingnya. Dia hanya tahu bahwa
laporan intelijen dari seberang Selat Inggris tidak berlaku
lagi. Apalagi laporan intelijen itu harus melalui Satuan
Darat ke-2 dan unit-unit lainnya sebelum tiba pada Divisi
Lintas Udara ke-1. Namun, sekalipun belum mendapat
gambaran yang pasti mengenai pasukan Jerman yang
bercokol di Belanda, jenderal itu memperhitungkan bah-
wa pada menit-menit pertama, pasukan Jerman akan

A BRIDGE TOO FAR.indd 24 7/24/2014 3:09:33 AM


25

M O N T G O M E RY
mengadakan perlawanan yang sengit. Bala bantuan pa-
sukan Jerman akan lebih cepat tiba dan semakin kuat
untuk menangkal serbuan lawan. Keunggulan mereka
terletak dengan adanya senjata-senjata berat untuk
menghancurkan Sekutu. Hal inilah yang menjadi pikiran

P E R J U D I AN
Urquhart. Memang risiko besar yang harus dihadapi
dalam setiap serbuan lintas udara adalah tidak adanya
dukungan tembakan senjata-senjata berat. Urquhart pun
terpaksa menggantungkan diri pada satuan artileri berat
pasukan payung yang hanya memiliki meriam kaliber 75
mm.
Mayor Jenderal Urquhart dan stafnya mempersiap-
kan daerah penerjunan, tiga tempat di utara jalur kereta
api Arnhem-Utrecht. Kawasan itu pada peta diberi tanda
L, S, dan Y. Dua tempat lainnya di selatan rel kereta api
dan utara desa Heelsum ditandai dengan huruf X dan Z.
Pasukan Polandia akan didaratkan di selatan sungai yang
berhadapan dengan kota Arnhem. Apabila kota ini jatuh
ke tangan Sekutu, artileri penangkis serangan udaranya
harus dibungkam terlebih dahulu karena mereka ini telah
banyak mengambil korban di pihak RAF.
Urquhart memutuskan untuk menerjunkan terlebih
dahulu Brigade Para ke-1 dan sebagian dari Brigade Pen-
daratan Udara ke-1. Ini termasuk anggota Markas dan
beberapa unit divisi infanteri. Sebelum pasukan induk
diterjunkan, Kompi Independen ditugaskan memper-
siapkan zona penerjunan. Akan dikerahkan 12 pesawat
pemandu ditambah 143 pesawat Dakota dari Komando
Udara-9 Amerika untuk mengangkut Brigade Para ke-
1. Sisanya diangkut dengan pesawat layang. Pener-
junan kedua akan berlangsung 24 jam kemudian, di
mana induk pasukan dari Brigade Para ke-4 akan di-
terjunkan dengan 126 Dakota. Sisanya, termasuk Brigade
Pendaratan Udara, akan mendarat dengan 301 pesawat

A BRIDGE TOO FAR.indd 25 7/24/2014 3:09:33 AM


26
A

layang. Di hari ketiga, giliran Brigade Para ke-1 Polandia


BR IDG E TOO

yang diterjunkan dengan 114 pesawat angkut Dakota dan


35 pesawat layang.
Pada tanggal 12 September 1944, sekitar pukul 17.00,
Urquhart memanggil anggota stafnya untuk sebuah per-
temuan. Kelompok staf ini adalah Grup-O, termasuk para
FAR

komandan brigade, brigade mayor, komandan artileri, ko-


mandan zeni, komandan unit-unit kesehatan dan seba-
gainya. Pertemuan sudah berjalan beberapa saat ketika
Freddie Gough memasuki ruangan. Mayor berambut pe-
rak ini adalah komandan satuan perintis. Seorang yang
humoris, berlaku santai dan selalu tidak tepat waktu saat
menghadiri pertemuan penting!
Rencana Urquhart agar Brigade Para ke-1 merebut ja-
lur penting yang melalui jembatan Arnhem dan jembatan
ponton di sebelah barat. Kedua sasaran ini harus diper-
tahankan. Brigade Pendaratan Udara ke-1 bertugas un-
tuk melindungi zona penerjunan sampai kelompok kedua
diterjunkan. Setelah itu mereka harus bergerak ke timur
untuk bertahan di sektor kiri bagian barat Arnhem.
Brigade Para ke-4 diperintahkan untuk bergerak ke timur
dan membentuk pertahanan sepanjang dataran tinggi di
timur Arnhem. Dengan demikian, garis pertahanan bri-
gade ini menyambung dengan Brigade Para ke-1 di jalur
Arnhem-Appeldoorn. Brigade Para ke-1 Polandia di bawah
Sosabowski akan langsung mendarat di selatan kota,
menyeberangi jembatan yang telah dikuasai dan bertahan
di timur Arnhem.
Di hadapan Urquhart terdapat tiga komandan brigade
dan komandan satuan artileri, yang pangkatnya dinaikkan
menjadi brigadir jenderal. Ketiga komandan brigade itu
mempunyai watak yang berlainan. Misalnya Gerald Lath-
bury, komandan Brigade Para ke-1. Seorang yang ber-
tubuh tinggi dan atletis, dia mempunyai cara tersendiri

A BRIDGE TOO FAR.indd 26 7/24/2014 3:09:33 AM


27

M O N T G O M E RY
C-47 Skytrain

P E R J U D I AN
Awak : 4 orang
Kapasitas : 28 orang prajurit
Berat : - kosong 8,226 ton
- penuh 11,793 ton
Panjang : 19,43 m
Tinggi : 5,18 m
Rentang sayap : 29,41 m
Kecepatan : 360 km/jam
Jarak Tempuh : 2.575 km
Persenjataan :-

Douglas C-47 Skytrain merupakan versi militer dari pesawat angkut sipil
Douglas DC-3. Pesawat terbang yang banyak digunakan oleh Sekutu pada
masa Perang Dunia II ini memiliki banyak perbedaan dari versi sipilnya, di
antaranya diperlengkapi dengan sebuah pintu kargo dan lantai pesawat yang
diperkuat.
Di medan perang Eropa, C-47 dan variannya yang khusus dibuat untuk
pasukan payung, C-53 Skytrooper, digunakan dalam jumlah besar, terutama
untuk menarik pesawat layang dan menerjunkan pasukan payung. Sekitar
2.000 pesawat pengangkut C-47 diberikan kepada Inggris dan negara-negara
Persemakmurannya dalam kerangka program bantuan Lend-Lease, di mana
pesawat tersebut mendapat nama Dakota—yang berasal dari singkatan nama
”DACoTA” (Douglas Aircraft Company Transport Aircraft). Selama Perang
Dunia II, C-47 dan DC-3 yang dimodifikasi digunakan oleh Sekutu sebagai
pesawat angkut pasukan, barang maupun ambulans terbang.
Dalam Perang Dunia II, pesawat angkut ini terkenal karena digunakan
untuk melewati ”Si Ponok”, puncak pegunungan Himalaya, guna mengang-
kut perbekalan dari India ke Cina. Pesawat C-47 tetap dioperasikan banyak
negara hingga dasawarsa 1950-an.

A BRIDGE TOO FAR.indd 27 7/24/2014 3:09:33 AM


28
A
BR IDG E TOO
FAR

▲ Brigadir Jenderal Pip Hicks. (Sumber: A


Bridge Too Far)

▲► Brigadir Jenderal Shan Hackett (Sum-


ber: A Bridge Too Far)

► Brigadir Jenderal Gerald Lathbury. (Sum-


ber: A Bridge Too Far)

untuk menyembunyikan kecemerlangan otaknya. Sebelum


perang pecah, dia berhasil lulus dengan baik dari Sekolah
Staf. Pada tahun 1941, saat pasukan lintas udara mulai
dibentuk, dia bertugas sebagai komandan Brigade Para
ke-1. Ketika memimpin serangan di Sisilia, dia terluka
namun berhasil merebut sasaran. Kini dia membawahi
Batalyon Para ke-1, ke-2 dan ke-3.
Pip Hicks, komandan Brigade Pendaratan Udara ke-1,
adalah seorang infanteri tulen yang berasal dari Resimen
Royal Warwickshire. Dia telah memimpin anak buahnya
di Afrika Utara dan Sisilia. Ketika menyerang pulau

A BRIDGE TOO FAR.indd 28 7/24/2014 3:09:33 AM


29

M O N T G O M E RY
Italia itu, pesawat layangnya ”mendarat” di laut sekitar
satu kilometer lebih dari pantai. Hicks harus berenang
ke pantai bersama dengan anak buahnya, namun masih
kebagian tembak-menembak dengan lawan. Pengalaman
di Sisilia membuatnya berhati-hati, tetapi dia disegani

P E R J U D I AN
sebagai komandan yang baik. Dia termasuk ”orang tua”
dalam divisi. Serangan ke Arnhem bertepatan dengan
hari ulang tahunnya yang ke-49. Brigadenya terdiri atas
batalyon-batalyon dari Resimen South Staffords dan
Guard Frontiers.
Brigade ke-4 mempunyai komandan bernama Shan
Hackett. Bertubuh kecil, berhidung besar, bermata jeli,
dan bersemangat tinggi, dia memiliki pribadi yang menye-
nangkan. Sebelum ditunjuk menjadi komandan pasukan
brigade para itu, Hackett berpengalaman dengan pasukan
khusus yang bertugas di padang pasir. Pada mulanya,
kesulitan muncul saat Hackett mengambil alih komando
itu. Batalyon ke-11 dibentuk dari sukarelawan yang pernah
bertempur di Timur Tengah, Batalyon ke-10 dibentuk dari
anggota Resimen Royal Sussex, sementara Batalyon ke-
156 telah terbentuk di India. Hackett sendiri berasal dari
kesatuan Hussar ke-8 dan tidak memiliki pengalaman
seperti halnya kedua komandan brigade lainnya di bidang
infanteri. Sekalipun demikian, dia sanggup memimpin
anak buahnya dengan baik. Urquhart kagum akan orang
ini.
Komandan artileri mempunyai ciri khas, berpengalaman
di padang pasir dan mendapatkan anugerah dua medali
DSO. Namanya Robert Loder-Symonds. Pernah terluka
dan terpaksa berjalan timpang, perwira ini memiliki
disiplin dan semangat yang tinggi, serta selalu berada
dekat dengan anak buahnya. Di kemudian hari dia ter-
bunuh di Pulau Jawa saat ikut dalam pesawat terbang
yang melakukan misi pengintaian.

A BRIDGE TOO FAR.indd 29 7/24/2014 3:09:33 AM


30
A

Lathbury, maklum bahwa serangan yang dilakukan oleh


BR IDG E TOO

Inggris harus dimulai dengan serangan yang baik. Serang-


an tersebut tergantung pada brigadenya. Dia memutuskan
bahwa Skwadron Perintis yang dipimpin oleh Gough harus
mampu merebut jembatan dari arah kota (baratlaut).
Batalyon ke-2 ditugaskan untuk mendesak melalui selatan
FAR

Heelsum, sejajar dengan zona penerjunan dekat sungai.


Di dekat jembatan, batalyon itu harus bertahan pada ke-
dua tepi sungai. Batalyon ke-3 harus mengambil daerah
yang agak tinggi dari Heelsum ke Arnhem, bergerak ke
jembatan dari utara. Tugasnya memperkuat pertahanan
di sektor timurlaut. Batalyon ke-1 tidak ditugaskan untuk
merebut jembatan, tetapi harus menguasai dataran tinggi
di sebelah utara kota. Diharapkan batalyon ini dapat
membangun garis pertahanan yang ketat bersama-sama
dengan Batalyon ke-2 dan Batalyon ke-3. Rencana ini
diteruskan ke divisi.
Mengenai Mayor Jenderal Urquhart sendiri ada cerita
yang menarik. Seorang komandan Brigade Independen ke-
231 di Sisilia dan Italia, dia pernah bertugas pada Divisi
Highland dalam pertempuran di padang pasir. Urquhart
diangkat menjadi brigadir jenderal setelah mengalami
luka-luka di Italia.
Di suatu petang bulan Desember 1943, dia dipanggil
oleh komandan korpsnya, Jenderal Sir Neil Ritchie, untuk
ditunjuk sebagai komandan Divisi Lintas Udara ke-1.
Penunjukan itu mengejutkan Urquhart karena dia tidak
mempunyai pengalaman sebagai penerjun dan juga tidak
punya pengalaman dalam operasi-operasi yang melibatkan
pasukan payung. Uniknya, apabila naik pesawat terbang,
Urquhart sendiri selalu mabuk udara!
Urquhart tidak tahu bahwa saat itu ada perkembangan
yang menarik. Mayor Jenderal Eric Down, seorang per-
wira berpengalaman dan penerbang yang baik, yang saat

A BRIDGE TOO FAR.indd 30 7/24/2014 3:09:33 AM


31

M O N T G O M E RY
P E R J U D I AN
Sebuah jip dimasukkan ke dalam pesawat layang Waco yang akan dilibatkan dalam
Operasi Market-Garden. (Sumber: A Bridge Too Far)

itu memimpin Divisi Lintas Udara ke-1, dipindahkan ke


Timur Jauh untuk membentuk divisi lintas udara dalam
Tentara India Inggris. Jenderal Boy Browning tidak setuju
dengan pengangkatan Down itu, tetapi dia kalah suara.
Akhirnya, Browning ditawari tenaga lain yang bukan
berasal dari Divisi Lintas Udara ke-1. Jenderal Browning
mau menerimanya dengan syarat orang itu harus berasal
dari front dan memiliki banyak pengalaman. Pada Tahun
Baru 1944, Urquhart melapor kepada Browning. Perwira
tersebut masih mengenakan seragam dan pangkat seorang
brigadir jenderal. Seragamnya menarik perhatian karena
berupa kilt (rok) pasukan Skotlandia. Oleh Browning,
Urquhart disarankan untuk berganti seragam.
Urquhart maklum bahwa dia tidak mempunyai peng-
alaman di bidang operasi pasukan para. Dia tidak pernah
diterjunkan dari pesawat apalagi pesawat layang, namun

A BRIDGE TOO FAR.indd 31 7/24/2014 3:09:34 AM


32
A

tahu bahwa peraturannya sama. Divisi lintas udara me-


BR IDG E TOO

rupakan suatu kekuatan yang terdiri atas infanteri yang


terlatih serta didukung oleh satuan-satuan artileri dan
zeni. Dengan cepat Urquhart menyesuaikan diri, berlatih
terjun payung, mengenali anggota staf dan anak buahnya.
Pada hari Jumat, 15 September, Urquhart menyem-
FAR

patkan diri untuk rileks dan bermain golf. Anak buahnya


sedang mengikuti pengarahan di lapangan terbang. Pada
kesempatan yang sama, pesawat-pesawat pesawat layang
diperiksa sekali lagi. Urquhart tidak sadar bahwa salah satu
perwiranya, yaitu Mackenzie, sedang memperhatikannya
dari tepi lapangan. Perwira itu menunggu atasannya ka-
rena dia membawa berita yang harus segera ditanggapi.
Mackenzie melapor bahwa jumlah pesawat pesawat la-
yang dikurangi sehingga gelombang pertama tidak akan
membawa perlengkapan yang banyak. Sekalipun kecewa,
Urquhart minta agar pengorbanan itu tidak akan mengu-
rangi jumlah senjata anti-tank yang sangat diperlukan
untuk menghadapi pasukan Jerman.

A BRIDGE TOO FAR.indd 32 7/24/2014 3:09:34 AM


Bab 2

kekuatan
jerman di
arnhem

ptimisme awal Marsekal Montgomery bahwa serangan


O gabungan pasukan darat dan lintas udaranya akan
meraih kemenangan mudah dapat dimaklumi apabila
melihat keadaan militer Jerman Nazi yang terhuyung-
huyung setelah bencana besar yang mereka derita dalam
Pertempuran di Prancis pada musim panas 1944. Tentara
Sekutu telah menerobos keluar dari landas serbu mereka
di wilayah pantai dan menghancurleburkan dua satuan
darat Jerman dalam pertempuran di Normandia. Antara
tanggal 6 Juni hingga 31 Agustus 1944, pasukan Jerman
di Barat telah menderita korban sebanyak 23.019 prajurit
yang tewas, 198.616 orang yang hilang atau ditawan,

33

A BRIDGE TOO FAR.indd 33 7/24/2014 3:09:34 AM


34
A
BR IDG E TOO
FAR

Beberapa prajurit Jerman menyerah kepada pasukan Sekutu di Normandia, Juni


1944. (Sumber: Operacija Market Garden)

dan 67.240 terluka. Pada tanggal 29 Agustus, dari 50


divisi infanteri dan 12 divisi panzer yang dimiliki Markas
Besar Tertinggi Jerman di Barat sebelumnya, hanya ting-
gal tersisa 24 divisi infanteri dan 11 divisi panzer yang
compang camping. Generalfeldmarschall Walther Model,
yang baru diangkat untuk memimpin Satuan Darat Grup
B Jerman sekaligus menjadi panglima Front Barat yang
telah hancur berantakan, merasa bahwa ke-11 divisi yang
dimilikinya hanya tinggal nama belaka dan harus disusun
ulang menjadi empat divisi infanteri penuh. Divisi-divisi
panzernya sendiri telah menyusut menjadi gugus-gugus
tugas berukuran satu resimen, yang rata-rata hanya
memiliki 5 hingga 10 tank saja.
Dalam keadaan seperti itu, Montgomery mengundang
Browning untuk mengunjunginya di daratan Eropa. Jende-
ral tersebut pergi ke daratan Eropa dengan menumpang
sebuah pesawat Mosquito. Setelah mendapatkan infor-

A BRIDGE TOO FAR.indd 34 7/24/2014 3:09:34 AM


35

DI A R N H EM
masi di mana Markas Besar Montgomery terletak,
Browning pergi menuju ke tempat itu dengan sebuah jip.
Pada saat itu, Divisi Lapis Baja Guards Inggris sedang
melaju ke arah Brussels. Browning terhalang oleh iringan

J E R M AN
truk yang panjang. Dengan kesal dia membunyikan
klakson. Dari jendela truk yang paling akhir muncul
kepala yang mengenakan topi baja. Yang mengejutkan
jenderal Sekutu itu adalah topi baja tersebut karena dia

K E K UATA N
ternyata berada di belakang iringan truk Jerman. Dengan
sigap Jenderal Browning melarikan diri setelah melewati
sebuah tikungan!
Sementara itu, unit-unit Jerman yang berantakan ini
berusaha mati-matian untuk meloloskan diri ke negerinya
sendiri di bawah pengejaran musuh. Kepanikan dan ke-
kacauan kelihatannya menjadi ciri khas pelarian orang
Jerman. Semua jenis kendaraan digunakan. Jalan-jalan
dari perbatasan Belgia hingga Arnhem dan terus ke utara
dipadati oleh truk, bus, mobil staf, kendaraan half-track,
kendaraan lapis baja, kereta gerobak dan mobil sipil yang
menggunakan arang atau kayu bakar sebagai bahan
bakarnya. Bahkan ada sejumlah kasus menggelikan, di
mana sejumlah prajurit yang berambut kusut dan kele-
lahan melarikan diri dengan sepeda anak-anak dan mo-
bil jenazah besar yang ditarik oleh dua kuda hela yang
lamban.
Di mana-mana, konvoi yang kacau balau ini diiikuti
oleh para prajurit yang berjalan terseok-seok, kelelahan
dan kotor. Di antara mereka terdapat para prajurit panzer,
tanpa tanknya, dalam seragam tempur hitam mereka;
anggota Luftwaffe, sisa-sisa dari angkatan udara Jerman
yang telah dihancurkan di Prancis atau Belgia; dan para
prajurit Waffen SS, yang dapat dikenali dari lambang ke-
pala tengkoraknya. Tanpa pemimpin dan tanpa tujuan,
beberapa prajurit begitu kehilangan arah sehingga secara

A BRIDGE TOO FAR.indd 35 7/24/2014 3:09:34 AM


36
A

mengejutkan menanyakan arah ke perbatasan Jerman


BR IDG E TOO

kepada penduduk sipil Belanda yang menonton barisan


menyedihkan itu.
Di antara para pelarian itu, yang paling kalut dan ke-
bingungan adalah orang-orang sipil, baik Jerman mau-
pun kaum Nazi Belanda, Belgia dan Prancis. Namun pen-
FAR

duduk Belanda yang menonton pelarian mereka sama


sekali tidak bersimpati dengan para kaki tangan Nazi
itu. Para pengkhianat itu sendiri tahu bahwa kedatangan
Sekutu akan berarti suatu Bijltjesdag, ”Hari Pembalasan”,
bagi mereka.
Pelarian yang kalut di antara kaum Nazi Belanda dan
penduduk sipil Jerman dipicu oleh Reichskommissar di
Belanda, Dr. Arthur Seyss-Inquart yang terkenal kejam,
dan pemimpin Nazi Belanda yang ambisius dan brutal,
Anton Mussert. Gugup melihat nasib orang Jerman di
Prancis dan Belgia, pada tanggal 1 September Seyss-
Inquart memerintahkan evakuasi orang sipil Jerman ke
timur Belanda, yang berada dekat dengan perbatasan
Reich. Mussert mengikuti contoh itu, meminta anggota NSB
(Nationaal Socialistische Beweging) pimpinannya untuk
meloloskan diri. Seyss-Inquart dan Mussert ada di antara
orang-orang pertama yang pergi: mereka meninggalkan
Den Haag dan pergi ke Apeldoorn di sebelah timur negeri
itu, sekitar 24 km di utara Arnhem.
Dalam kekacaubalauan itu, para perwira Jerman ke-
hilangan kendali atas anak buahnya. Beberapa prajurit
membuang senapannya, sementara yang lainnya bahkan
mencoba menjual senjatanya kepada orang Belanda. Ba-
nyak pula yang melakukan desersi, menukar seragamnya
dengan pakaian sipil yang dirampas dari orang Belanda
dengan todongan senjata lalu berjalan kaki menuju per-
batasan Jerman. Gerombolan-gerombolan prajurit yang
tidak berdisiplin lagi juga mencuri kuda, gerobak, mobil

A BRIDGE TOO FAR.indd 36 7/24/2014 3:09:34 AM


37

DI A R N H EM
dan sepeda. Bahkan ada yang memaksa para petani Be-
landa di bawah todongan senjata untuk membawa mere-
ka ke arah Jerman.
Kelelahan, tidak memiliki semangat tempur ataupun

J E R M AN
kebanggaan diri lagi, para prajurit Jerman itu tidak la-
gi mengindahkan para perwiranya yang berusaha me-
mulihkan ketertiban di antara mereka. Bahkan mereka
tidak memedulikan orang Belanda, yang berteriak, ”Pu-

K E K UATA N
lang sana! Orang Inggris dan Amerika akan berada di sini
dalam waktu beberapa jam.”
Para pemimpin perlawanan Belanda sendiri tahu bahwa
Jerman boleh dikatakan tidak memiliki pasukan tempur
yang mampu menghentikan gerakan Sekutu, yang telah
membuka sebuah lubang besar di front Barat Jerman,

Para wanita Belanda yang dicap sebagai kolaborator karena mengencani prajurit
Jerman segera ditangkapi oleh anggota gerakan perlawanan dan digunduli. (Sum-
ber: A Bridge Too Far)

A BRIDGE TOO FAR.indd 37 7/24/2014 3:09:34 AM


38
A
BR IDG E TOO

Kaki Tangan Hitler di Belanda

Sebelum Perang Dunia II, beberapa gerakan yang pro-Nazi/Fasis juga tumbuh
di Belanda. Di antara mereka terdapat Algemeene Nederlandsche Fascisten
Bond (Serikat Umum Fasis Belanda), Troelstra Beweging (Gerakan Troelstra),
FAR

Zwart Front (Front Hitam), Nationaal Socialistische Nederlandsche Arbeider-


partij (Partai Buruh Nasional Sosialis Belanda), dan Nationaal-Socialistische
Beweging (Gerakan Nasional Sosialis, lebih dikenal dengan singkatan NSB).
Di antara gerakan-gerakan pro-Nazi/Fasis tersebut, NSB pimpinan Anton
Mussert adalah yang paling kuat dan terkenal.
Didirikan di Utrecht pada tahun 1931, NSB merupakan satu-satunya par-
tai yang diizinkan berdiri di Belanda pada masa pendudukan Nazi. Kelompok
NSB sendiri berkolaborasi secara terbuka dengan pemerintahan pendudu-
kan, di mana lebih dari setengah walikota dan 70 persen pejabat propinsi
diduduki oleh orang-orang NSB. Namun, sekalipun Mussert menginginkan
sebuah negara Belanda yang merdeka dan bersekutu dengan Jerman, Hitler
menentang keinginan pemimpin NSB itu karena ingin menggabungkan Be-
landa ke dalam Reich Jerman Raya. Mussert sendiri hanya diberikan jabatan
sebagai penasihat bagi Reichskommissar Arthur Seyss-Inquart, wakil Hitler
yang memerintah Belanda.
Pada awal musim panas 1943, banyak anggota NSB yang digabungkan ke
dalam Landwacht, unit keamanan yang membantu pemerintahan pendudu-
kan untuk mengontrol penduduk. Bersama-sama dengan para penjahat dan
orang-orang yang ingin menghindari wajib militer, orang-orang NSB ini ke-
mudian digabungkan ke dalam berbagai formasi militer dan paramiliter Jer-
man. Beberapa di antara mereka ikut bertempur melawan Sekutu yang beru-
saha membebaskan Belanda. Di Arnhem, sebagian dari SS Wachbattalion 3
ditempatkan di bawah Kampfgruppe Von Tettau sementara Batalyon III dari
Resimen Grenadier SS Landstorm Nederland, yang sedang berlatih di dekat
Hoogeveen, digabungkan ke dalam Divisi Panzer SS ke-9.
Ketika Sekutu bergerak ke perbatasan Belanda, kebanyakan pemimpin
NSB melarikan diri ke Jerman dan organisasi partai itu pun berantakan. Se-
telah Jerman menyerah. NSB dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Banyak
dari sekitar 100.000 anggota NSB yang ditangkap, tetapi hanya sedikit yang
diadili. Di antara mereka terdapat Mussert, yang dieksekusi pada tanggal 7
Mei 1946.
Dalam bahasa Belanda sendiri, istilah ”NSB'er” menjadi sama dengan kata
pengkhianat dan digunakan sebagai suatu celaan.

A BRIDGE TOO FAR.indd 38 7/24/2014 3:09:34 AM


39

DI A R N H EM
◄ Seorang anggota Ger-
maansche SS en Nederland
(SS Jermanik Belanda).
berlatih melempar granat.

J E R M AN
▼ Anton Mussert (berse-
ragam hitam) dan Reichs-
kommissar Dr. Arthur
Seyss-Inquart menginspeksi

K E K UATA N
barisan sukarelawan SS
Belanda dari Brigade
Grenadier SS ’Landstorm
Nederland’.

A BRIDGE TOO FAR.indd 39 7/24/2014 3:09:34 AM


40
A

membentang sejauh 120 km dari Laut Utara di Antwerp


BR IDG E TOO

hingga Maastricht. Jerman hanya memiliki Divisi Infanteri


ke-719, sebuah divisi yang lemah dan kekurangan pra-
jurit, untuk menghadang lawan. Divisi pimpinan General-
leutnant Karl Sievers ini terdiri atas orang-orang yang
dianggap terlalu tua untuk bertempur dan hanya bertugas
FAR

menjaga pertahanan pantai (mereka hanya duduk-


duduk di bunker-bunker beton sejak tahun 1940 tanpa
melepaskan satu pun tembakan). Selain itu, ada pula
sejumlah unit kelas dua yang kemampuan tempurnya sa-
ngat diragukan, di mana di antaranya terdapat sebuah
batalyon SS Belanda, para prajurit garnisun, orang-orang
yang sedang dalam tahap pemulihan dan para prajurit
yang secara medis dianggap tidak fit—di mana yang ter-
akhir ini dikenal dengan julukan batalyon ”perut” dan

Sekelompok prajurit payung Jerman, kemungkinan dari Divisi Fallschirmjäger


ke-6, yang mundur ke Nijmegen dari selatan. Sekalipun mengalami berbagai
penderitaan selama pertempuran di Normandia, para prajurit elite ini masih
berusaha tersenyum kepada juru foto dari Kompi Propaganda Jerman. (Sumber:
Fallschirmjäger)

A BRIDGE TOO FAR.indd 40 7/24/2014 3:09:34 AM


41

DI A R N H EM
”telinga”, karena kebanyakan anggotanya menderita ma-
salah pencernaan maupun masalah pendengaran.
Namun, sekalipun tampaknya pembebasan Belanda
dari pendudukan Jerman terlihat tidak terelakkan, hingga

J E R M AN
tanggal 5 September—puncak dari penarikan pasukan
Jerman melalui negeri mereka—tidak seorang pun Belan-
da yang melihat pasukan Sekutu yang menyeberangi
perbatasan Belgia-Belanda. Pada kenyataannya, setelah

K E K UATA N
usaha Divisi Lapis Baja ke-11 Inggris untuk menyeberangi
terusan Albert dan maju ke ‘s-Hertogenbosch digagalkan
oleh pasukan Jerman yang meledakkan seluruh jembatan
yang melintang di atas terusan itu, gerakan pasukan
darat Sekutu ke utara dihentikan. Operasi lebih lanjut
dihentikan sambil menunggu pengiriman suplai sebagai
persiapan dilancarkannya Operasi Market-Garden.
Sementara itu, berita kejatuhan Antwerp menimbulkan
kekhawatiran dan keterkejutan di markas besar Hitler
di Rastenburg, Prusia Timur. Sebelumnya, terlalu sibuk
mengurus kehancuran yang menimpa Satuan Darat
Grup Tengah Jerman di Front Timur, bencana serupa
yang terjadi dalam waktu yang bersamaan yang menimpa
Satuan Darat Grup B kini mendapatkan perhatian penuh
Hitler. Diktator Jerman itu mengambil langkah-langkah
penting untuk menyelamatkan front Jerman.
Selain kekurangan prajurit dan persenjataan, masa-
lah besar lainnya yang melanda tentara Jerman adalah
penurunan semangat juang. Keadaan ini hampir tidak
tertahankan lagi sehingga seorang tokoh yang memiliki
kharisma sangat dibutuhkan untuk menanggulangi ke-
adaan di garis depan, dan tidak ada sosok yang lebih tepat
daripada Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt.
Sebenarnya, Rundstedt bukanlah jenderal kesayangan
Hitler. Faktanya, di belakang punggung sang Führer, mar-
sekal tersebut sering kali meremehkan kemampuan militer

A BRIDGE TOO FAR.indd 41 7/24/2014 3:09:34 AM


42
A
BR IDG E TOO

Divisi Lintas Udara ke-1


’Red Devils’
FAR

Divisi Lintas Udara ke-1 dibentuk pada tahun 1941, setelah Perdana Men-
teri Inggris Winston Churchill, yang terkesan dengan penampilan pasukan
payung Jerman, menuntut dibentuknya sebuah pasukan lintas udara. Inti unit
ini adalah sebuah batalyon pasukan khusus SAS, yang diperkuat oleh sejumlah
batalyon infanteri yang dilatih ulang menjadi unit-unit pasukan payung dan
pesawat layang.
Pada bulan Juli 1942, Brigade Lintas Udara pertama Inggris itu dikembang-
kan menjadi sebuah divisi dengan merekrut lebih banyak sukarelawan. Me-
reka kemudian dilibatkan dalam Operasi Torch, pendaratan Sekutu di Afrika
Utara. Divisi Lintas Udara ke-1 juga dilibatkan dalam penyerbuan ke Sisilia
maupun operasi lintas laut ke Taranto, di Italia. Dalam pertempuran ini, ko-
mandan divisi, Mayor Jenderal George F. Hopkinson, terbunuh.
Setelah bertugas di Italia, divisi ini ditarik ke Inggris untuk diperkuat kem-
bali. Mereka kemudian diterjunkan dalam pertempuran di Arnhem, di mana
divisi ini babak belur dan gagal merebut jembatan kota itu yang disasar me-
reka.
Setelah kekalahan di Arnhem, Divisi Lintas Udara ke-1 disusun kembali,
di mana brigade keempatnya dibubarkan dan sisa anggotanya digabungkan
ke dalam brigade pertamanya. Pada bulan Mei 1945, divisi yang belum pulih
kekuatannya ini dikirimkan ke Denmark untuk menerima penyerahan Jer-
man di sana. Mereka kembali ke Inggris pada bulan November 1945, di mana
kesatuan ini kemudian dibubarkan.

A BRIDGE TOO FAR.indd 42 7/24/2014 3:09:34 AM


43

DI A R N H EM
Foto profil seorang
prajurit Lin-
tas Udara Inggris
dalam seragam
lengkap.

J E R M AN
K E K UATA N

A BRIDGE TOO FAR.indd 43 7/24/2014 3:09:34 AM


44
A

Hitler dan menghinanya sebagai ”ahli strategi amatiran"


BR IDG E TOO

atau ”kopral Bohemia”. Hitler sendiri dua kali memecat


Rundstedt karena berani menentang perintahnya, yaitu
dari jabatannya sebagai panglima Satuan Darat Grup
Selatan di Front Timur pada tahun 1941 dan dari jabatan
Panglima Wehrmacht di Barat selama pertempuran di
FAR

Normandia beberapa bulan sebelumnya.1 Meskipun


demikian, perwira yang telah berusia 69 tahun ini
dihormati bukan hanya karena keseniorannya tetapi juga
dikenal sebagai seorang jenderal yang tidak pernah kalah.
Sekalipun enggan, Hitler mengakui ketokohan mar-
sekal tua itu, yang dipanggil dari masa pensiunnya
untuk memegang kembali jabatan terakhirnya. Dalam
pertemuan di markas besar Hitler di Wolfsschanze,
Rastenburg, di Prusia Timur, pada akhir bulan Agustus,
sang Führer menyambut Rundstedt dengan sikap malu-
malu tetapi hormat. Namun, selama taklimat sendiri,
Rundstedt praktis tidak berkata apa-apa karena terpukul
melihat situasi yang dihadapi Jerman.
Di front Timur, Tentara Merah telah mencapai perba-
tasan Prusia Timur, hanya 161 km jauhnya dari markas
besar Führer. Dan di Barat, Rundstedt melihat bahwa
taktik Blitzkrieg, yang disempurnakan oleh dirinya sen-
diri dan rekan-rekannya, telah diambil alih dengan akibat
yang menghancurkan bagi tentara Jerman di Barat oleh
pasukan Sekutu. Tank-tank Sekutu telah mengancam
daerah industri Jerman di Ruhr dan Saar.
Laporan intelijen Jerman memperhitungkan bahwa Se-
kutu memiliki 53 divisi yang berhadapan dengan mereka
di Barat, sementara masih memiliki lima divisi lain di
Brittany dan Pantai Selat Inggris. Selain itu, Sekutu masih

1
Lihat Nino Oktorino, Neraka di Normandia (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2013) untuk mengetahui alasan pencopotan Marsekal von
Rundstedt oleh Hitler selama Pertempuran di Normandia.

A BRIDGE TOO FAR.indd 44 7/24/2014 3:09:34 AM


45

DI A R N H EM
”menyimpan” 34 divisi, termasuk beberapa divisi lintas
udara di Inggris. Secara teoritis, kekuatan Sekutu hampir
seimbang dengan kekuatan pasukan Jerman di Barat.
Namun, dalam hal kekuatan tempur, mereka masih lebih

J E R M AN
unggul. Kekuatan lapis baja Jerman rendah. Selain itu,
Jerman hanya memiliki 27 divisi yang siap tempur, se-
mentara Sekutu mempunyai 53 divisi.
Namun, yang lebih mencemaskan Rundstedt, Führer

K E K UATA N
menekankan ketangguhan Tembok Barat, atau Garis
Siegfried, bahkan sekalipun garis pertahanan di perbatasan
barat Jerman itu telah lama diabaikan dan tidak memiliki
cukup personel untuk mempertahankannya. Seperti pe-
rintahnya kepada para jenderalnya yang lain, Hitler me-
merintahkan agar Rundstedt mempertahankan ”setiap

Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt menginspeksi sebuah unit panzer


Jerman di Front Barat. Seorang perwira tinggi yang dihormati karena senioritas
dan kemampuan militernya, Rundstedt bersikap skeptis terhadap rencana perang
Hitler sehingga selama kariernya dalam Perang Dunia II, dia tiga kali dicopot dari
komandonya oleh sang Führer. (Sumber:The 12th SS Panzer Division -HJ-)

A BRIDGE TOO FAR.indd 45 7/24/2014 3:09:34 AM


46
A

jengkal tanah” dan ”terus bertahan dalam keadaan apa


BR IDG E TOO

pun juga.”
Bagi von Rundstedt, situasi jelas benar-benar tidak ada
harapan lagi, kekalahan Reich sudah tidak terelakkan.
Pada sore hari pada tanggal 4 September, saat dia pergi
ke markas besarnya di dekat Koblenz, von Rundstedt
FAR

tidak melihat kemungkinan untuk menghentikan invasi


Sekutu ke Jerman, menyeberangi Rhine, dan mengakhiri
peperangan dalam waktu hitungan minggu. Sekalipun
demikian, dia segera mulai membuat rencana pertahanan
untuk menghadapi sekutu di Eropa Barat.
Langkah pertama yang diambilnya adalah mengeluar-
kan perintah harian untuk memperkuat tekad para pra-
jurit yang terdesak.

PARA PRAJURIT DI FRONT BARAT

... Aku mengharapkan kalian mempertahankan tanah


Jerman yang suci ... hingga titik darah yang penghabisan! ...

Heil Führer!
VON RUNDSTEDT
Marsekal

Dengan diangkatnya Rundstedt, Generalfeldmarschall


Walter Model, yang telah memegang jabatan Panglima
Front Barat hanya 18 hari sebelumnya, kemudian hanya
memimpin Satuan Darat Grup B. Model mulai berusaha
membendung gerakan Sekutu. Divisi Infanteri ke-719
Jerman, yang berada di bawah Korps LXXXVIII, dikirimkan
ke selatan Terusan Albert dan Model meminta pengiriman
bala bantuan dari Jerman. Menyatakan bahwa dia hanya
memerlukan 25 divisi infanteri dan enam divisi lapis
baja untuk bertahan di Front Barat; dia ingin menyusun

A BRIDGE TOO FAR.indd 46 7/24/2014 3:09:34 AM


47

DI A R N H EM
sebuah garis pertahanan yang membentang dari Antwerp
lewat Maastricht ke Metz dan dari sana mengikuti garis
dari Terusan Albert ke Meuse dan Garis Siegfried.
Sementara itu, pada hari yang sama dengan kedatangan

J E R M AN
Rundstedt ke markas besarnya yang baru dan jatuhnya
Antwerp ke tangan Inggris, Generaloberst Kurt Student,
panglima Kesatuan Pasukan Payung Jerman, ditelepon di
kantornya di Berlin oleh Generaloberst Alfred Jodl. Kepala

K E K UATA N
staf operasi OKW (Oberkommando der Wehrmacht,
atau Komando Tertinggi Angkatan Bersenjata Jerman)
itu memberikan taklimat mengenai keadaan di Belgia
dan Belanda. Dia diberitahu bahwa Satuan Darat ke-15
pimpinan General der Infanterie Gustav-Adolf von Zangen
yang berkekuatan lebih dari 80.000 prajurit kini terisolasi
di timurlaut Belgia dan hanya bisa meloloskan diri dari

Generaloberst Kurst
Student. Berasal
dari sebuah keluarga
bangsawan rendahan
Prusia, dia dikenal
sebagai Bapak Pasukan
Payung Jerman. (Sumber:
Sons of the Reich)

A BRIDGE TOO FAR.indd 47 7/24/2014 3:09:34 AM


48
A
BR IDG E TOO
FAR

Pasukan payung Jerman mengawaki sepucuk senapan mesin Browning kal. .30
buatan Amerika di dekat Arnhem. Penggunaan senjata rampasan dari musuh lazim
dilakukan pasukan Jerman, terutama ketika suplai mereka sendiri tidak memadai.
(Sumber: Fallschirmjäger)

sana lewat laut dengan menyeberangi muara Sungai


Scheldt. Sisa-sisa Satuan Darat ke-7 yang mundur dari
Normandia terdesak dengan cepat ke arah Ardennes dan
satu-satunya pasukan yang tersedia untuk dikerahkan ke
celah sepanjang 120 km antara Antwerp dan Maastricht
adalah sebuah divisi yang berantakan di Normandia dan
sebuah divisi ”perbentengan” yang telah menjaga kawasan
pantai Belanda. Divisi ”Kranken” lainnya, yang terdiri
atas orang-orang yang baru keluar dari rumah sakit dan
maupun yang telah dikeluarkan dari militer karena cacat
tetapi kemudian dipanggil kembali, sedang dikumpulkan
di Aachen dan akan tersedia sekitar tiga hari kemudian.
Student kemudian diberitahu bahwa dia telah ditunjuk
untuk memimpin sebuah kesatuan baru, yang akan di-
tempatkan di bawah komando Satuan Darat Grup B
pimpinan Model. Mereka dikenal sebagai Satuan Pasukan
Payung ke-1 dan ditugaskan untuk mendirikan dan
mempertahankan suatu garis pertahanan baru di sepan-

A BRIDGE TOO FAR.indd 48 7/24/2014 3:09:34 AM


49

DI A R N H EM
jang Terusan Albert. Jodl mengakhiri teleponnya dengan
kata-kata ”Front ini harus dipertahankan dengan segala
cara.”
Sebuah kesatuan yang hanya ada di atas kertas, unit-

J E R M AN
unit Satuan Pasukan Payung ke-1 tersebar di Jerman dan
Belanda, terdiri entah dari kesatuan yang sedang disusun
atau sisa-sisa dari kesatuan yang ada sebelumnya. Namun,
sekalipun keadaan terlihat menakutkan, kepemimpinan,

K E K UATA N
inisiatif dan suatu sistem staf yang baik di pihak Jerman
mulai menghasilkan suatu pertahanan dari kekalutan
yang terjadi. Pada tanggal 4 September, Divisi Infanteri
ke-719 mulai menggali parit pertahanan di Terusan Albert
dan segera diperkuat oleh pasukan yang berada di bawah
komando Generalleutnant Kurt Chill. Meskipun secara
resmi Chill hanya memimpin Divisi Infanteri ke-85, yang
telah menderita kerugian besar selama penarikan mundur
dari Normandia, dalam perjalanan dia juga mengambil
alih sisa-sisa dari Divisi Infanteri ke-84 dan ke-89. Pada
mulanya diperintahkan untuk membawa pasukannya
ke Rhineland untuk diistirahatkan dan diperkuat, Chill
mengabaikan perintah itu dan membawa pasukannya
ke Terusan Albert, bergabung dengan Divisi ke-719. Dia
juga mendirikan ”pusat-pusat penerimaan” di jembatan-
jembatan yang melintang di atas Terusan Albert, di mana
kelompok-kelompok kecil prajurit yang mengundurkan
diri diambil dan dihimpun menjadi unit-unit darurat.
Pada tanggal 7 September, Divisi Infanteri ke-176,
sebuah divisi ”Kranken” yang terdiri atas orang-orang yang
sudah tua atau prajurit yang memiliki masalah kesehatan,
telah tiba dari Garis Siegfried. Unsur-unsur Satuan Payung
ke-1 pun telah mulai tiba. Pada saat itu, satuan tersebut
terdiri atas sekitar tujuh resimen Fallschirmjäger, yang
beranggotakan sekitar 20.000 prajurit lintas udara, dan
sekumpulan baterai penangkis serangan udara maupun

A BRIDGE TOO FAR.indd 49 7/24/2014 3:09:35 AM


50
A
BR IDG E TOO
FAR

Generalfeldmarschall Walter Model. Sekalipun dijuluki ”Pemadam Kebakaran


Führer” karena kemampuannya menstabilkan front Jerman yang terguncang di
Rusia, jenderal kesayangan Hitler ini tidak mampu melakukan hal yang sama di
Front Barat. Seorang pendukung Hitler yang fanatik, dia kemudian menjadi satu-
satunya marsekal Jerman yang bunuh diri dalam Perang Dunia II ketika tentaranya
dihancurkan di Ruhr pada musim semi 1945. (Sumber: A Bridge Too Far)

25 meriam swagerak dan penghancur tank. Unit-unit


Kriegsmarine dan SS juga ditempakan di bawah komando
Student.
Hitler sendiri telah menjanjikan kepada Model bahwa
200 tank Panther akan langsung dikirimkan kepadanya,
langsung dari pabrik. Selain itu, dia juga memerintahkan
agar semua tank Tiger, meriam swagerak Jagdpanther
dan meriam-meriam 88 mm yang tersedia di Jerman di-
pindahkan ke Barat.
Kini, di bawah komando Student terdapat Korps In-
fanteri LXXXVIII di bawah General der Infanterie Hans-

A BRIDGE TOO FAR.indd 50 7/24/2014 3:09:35 AM


51

DI A R N H EM
Wolfgang Reinhard dan Divisi Infanteri-719 di bawah Ge-
neralleutnant Karl Sievers. Reinhard membuat perkiraan
bahwa Inggris akan menyerbu bagian barat Terusan
Albert, lalu menempatkan pasukannya di tempat tersebut.

J E R M AN
Dia juga memperhitungkan bahwa Inggris akan mendesak
ke utara untuk menutup jalur sekitar Walcheren-Zuid
Beveland. Dengan demikian, gerakan pasukan Inggris itu
akan menjebak Satuan Darat ke-15 Jerman yang berusaha

K E K UATA N
untuk melarikan diri melalui muara Sungai Scheldt. De-
ngan cara itu, Inggris juga berusaha untuk membuka
lebar jalur ke pelabuhan Antwerpen.
Reinhard tidak memperhitungkan jalan pikiran Mont-
gomery yang lebih ambisius. Marsekal Inggris itu hendak
memukul posisi Jerman yang paling lemah. Sementara
itu, gerakan mundur Divisi Infanteri ke-85 Jerman di-
hentikan oleh Generalleutnant Chill, komandan divisi
tersebut. Kesatuan ini diperintahkan untuk bertahan di
sepanjang Terusan Albert. Saat Korps XXX Inggris muncul
di Beeringen, Chill ditugaskan untuk menahan mereka.
Student sendiri kini mempunyai pasukan yang memadai,
yang dikumpulkan dari kawasan lain. Dalam waktu 24
jam kemudian Divisi-176 Jerman tiba dan menempati
garis pertahanan. Dengan demikian, pasukan pimpinan
Student telah siap menangkal serbuan Inggris.
Pada pertengahan bulan September itu, ketika Satu-
an Darat ke-2 Inggris sedang mempersiapkan diri untuk
mengikuti Operasi Market-Garden, lawan yang siap me-
nahannya adalah Satuan Pasukan Payung ke-1 Jerman!
Kekuatan Jerman bertambah dengan tibanya Satuan Darat
ke-15. Satuan tersebut berhasil menghindari jebakan yang
dipasang oleh pihak Inggris dengan mengangkut mereka
melalui laut dan masuk Sungai Scheldt. Dari markas
besarnya di sebuah hotel di Oosterbeek dekat Arnhem,
Model mengontrol pasukan-pasukan ini.

A BRIDGE TOO FAR.indd 51 7/24/2014 3:09:35 AM


52
A

Jerman juga berhasil menarik pasukan lain untuk


BR IDG E TOO

memperkuat pertahanannya, yakni satuan-satuan da-


ri Wehrkreis VI. Unit-unit lain juga muncul untuk mem-
perkuat pertahanan Jerman. Antara tanggal 16 dan 17
September, dua divisi infanteri dari Satuan Darat ke-15
dikumpulkan di Brabant, memiliki kekuatan di bawah
FAR

standar tetapi berperlengkapan baik dan dapat dijadikan


kekuatan cadangan. Di dekat Eindhoven dan Arnhem se-
jumlah unit yang berantakan dikumpulkan. Beberapa
unit SS, termasuk sebuah batalyon pelatihan bintara dan
sebuah batalyon cadangan panzergrenadier, dipersiapkan
untuk bertempur sementara para personel Luftwaffe dan

om
Kriegsmarine dikelompokkan ke dalam unit Fliegerhorst
dan Schiffstammabteilung. Ada juga sejumlah batalyon
t.c
pelatihan yang sedang diperlengkapi, beberapa batalyon
po

depot dari Divisi Panzer ’Hermann Göring’ dan berbagai


gs

unit artileri, penangkis serangan udara dan polisi lapangan


lo
.b

yang bertebaran di seluruh utara Belanda.


do

General Friedrich Christiansen dari Luftwaffe ditu-


in

gaskan sebagai penghubung dengan Wehrmacht. Dia juga


a-

bertanggung jawab untuk melindungi instalasi militer,


ak

jalur kereta api dan depot logistik. Perwira tinggi Luftwaffe


st
pu

ini juga bertanggung jawab atas pertahanan bagian uta-


ra Sungai Maas. Di bawah komandonya terdapat satuan-
satuan dari Waffen-SS, Heer, Kriegsmarine, dan Luftwaffe.
Sementara itu, Generalfeldmarschall Walter Model
telah memindahkan markas besarnya ke Arnhem dan
menyusun kembali pertahanan di kawasan itu serta
mengoordinasikan reorganisasi unit-unit yang bertebaran
sehingga pada saat Sekutu melancarkan Operasi Market-
Garden ada beberapa unit yang mereka hadapi. Di sebelah
barat Arnhem terdapat Kampfgruppe Von Tettau, sebuah
pasukan yang memiliki kekuatan sekitar tujuh batalyon
yang terdiri atas berbagai kesatuan Jerman (termasuk para

A BRIDGE TOO FAR.indd 52 7/24/2014 3:09:35 AM


53

DI A R N H EM
prajurit Heer, Luftwaffe, Kriegsmarine, eselon belakang
dan Waffen-SS) di bawah komando Generalleutnant Hans
von Tettau di Grebbeberg. Termasuk di dalamnya adalah
SS Unteroffizierschule (Sekolah Bintara SS) Arnhem

J E R M AN
dan Batalyon Pelatihan SS ke-16 di bawah pimpinan SS
Sturmbannführer Sepp Krafft, yang unitnya akan me-
mainkan suatu peranan penting dalam tahap awal per-
tempuran. Di Arnhem sendiri terdapat sebuah garnisun

K E K UATA N
kota di bawah Generalmajor Friedrich Kussin
Pada tanggal 5 September, pasukan Model diperkuat
dengan kedatangan Korps Panzer SS II, yang terdiri
atas Divisi Panzer SS ke-9 ’Hohenstaufen’ dan Divisi
Panzer SS ke-10 ’Frundsberg’, di bawah komando SS-
Obergruppenführer Wilhelm Bittrich. Korps yang telah
dipukul mundur dari Normandia tersebut tinggal memi-
liki 6.000–7.000 prajurit, 20–30% dari kekuatan awalnya;

Tiga orang prajurit dari Divisi SS ’Frundsberg’ bersantai sejenak di suatu tempat
di garis pertahanan Arnhem-Milingen. Kehadiran Korps Panzer SS II di Arnhem
kemudian menentukan hasil akhir pertempuran di kota itu. (Sumber: Die 10. SS-
Panzer-Division Frundsberg)

A BRIDGE TOO FAR.indd 53 7/24/2014 3:09:35 AM


54
A
BR IDG E TOO

Divisi Panzer SS ke-9


’Hohenstaufen’
FAR

Pembentukan Divisi SS ’Hohenstaufen’ diperintahkan pada bulan Desember


1942. Unit ini kemudian disusun pada musim semi 1943 di Prancis. Anggota-
nya direkrut dari para sukarelawan asal RAD (Reichsarbeitsdienst, atau Jawat-
an Pekerja Jerman) serta para wajib militer. Pada mulanya, divisi ini dibentuk
sebagai sebuah divisi panzergrenadier, sebelum akhirnya dijadikan sebuah di-
visi panzer pada tanggal 22 Oktober 1943.
Pada bulan Maret 1944, diatur dalam Korps Panzer SS II bersama Di-
visi SS ’Frundsberg’, ’Hohenstaufen’ dikirimkan ke Galicia di Ukraina. Se-
telah terlibat pertempuran sengit pada bulan April 1944, divisi ini kemudian
dicadangkan. Ketika Sekutu mendarat di Normandia, divisi ini dikirimkan
untuk membantu pasukan Jerman menghalau lawan kembali ke pantai. Mer-
eka terlibat dalam pertempuran sengit di Lembah Odon. Lolos dari Kantong
Falaise dengan kekuatan yang menyusut hingga tinggal seukuran sebuah re-
simen infanteri, ’Hohenstaufen’ kemudian mundur melalui Belgia. Mereka
kemudian diistirahatkan di Arnhem dalam perjalanannya menuju ke Jerman
dan ikut berpartisipasi dalam mengamankan Arnhem dari serangan pasukan
Sekutu selama Operasi Market-Garden.
Setelah keberhasilannya di Arnhem, ’Hohenstaufen’ disusun kembali
kekuatannya di Jerman. Mereka berpartisipasi dalam Pertempuran Tonjolan
di Ardennes, terutama di sektor St. Vith dan Bastogne. Ditarik dari sana pada
bulan Januari 1945, mereka kemudian ikut dalam serangan besar-besaran ter-
akhir Jerman di Hongaria pada pertengahan Maret 1945. Dipukul mundur
ke Austria, mereka menyerah kepada pasukan Amerika pada bulan Mei 1945.

A BRIDGE TOO FAR.indd 54 7/24/2014 3:09:35 AM


55

DI A R N H EM
◄ Para prajurit dari Divisi
SS ke-9 mempersiapkan diri
untuk mempertahankan se-
buah garis di dekat museum
kota Arnhem.

J E R M AN
▼ Anggota dari sebuah unit
flak Divisi SS ke-9 bersantai

K E K UATA N
di dekat barisan kendaraan
lapis mereka yang berhenti di
sebuah jalan. .

A BRIDGE TOO FAR.indd 55 7/24/2014 3:09:35 AM


56
A

kerugian di antara para perwira dan bintaranya sangat


BR IDG E TOO

tinggi. Model memerintahkan kedua divisi untuk ber-


istirahat dan memulihkan diri di wilayah ”aman” di bela-
kang garis pertahanan baru Jerman; secara tidak terduga
daerah itu terletak di Eindhoven dan Arnhem. Divisi
Panzer SS ke-10 dipulihkan kekuatannya secara penuh
FAR

agar dapat dijadikan sebuah divisi lapis baja cadangan


sementara Divisi Panzer SS ke-9 diperintahkan untuk
menyerahkan seluruh peralatan beratnya kepada divisi
kembarannya itu. Menurut rencana, Divisi SS ke-9 akan
diperkuat kembali di Aachen, Jerman. Pada saat Operasi
Market-Garden, Divisi Panzer SS ke-10 berkekuatan sekitar
3.000 prajurit: sebuah resimen panzergrenadier, sebuah

SS-Obergeruppenführer
Wilhelm Bittrich,
komandan Korps Panzer
SS II. (Sumber:Waffen-SS)

A BRIDGE TOO FAR.indd 56 7/24/2014 3:09:35 AM


57

DI A R N H EM
batalyon perintis, dua baterai artileri berat dan sebuah
batalyon zeni, semuanya sebagian telah dimotorisasi.
Sekalipun menderita kerugian besar setelah lolos dari
Kantong Falaise, Korps Panzer SS II terdiri atas para

J E R M AN
veteran berpengalaman. Divisi-divisinya juga mendapatkan
pelatihan khusus dalam operasi-operasi anti-serangan
lintas udara: selama pembentukannya, kedua divisi dilatih
sebulan lamanya untuk menghadapi ancaman serangan

K E K UATA N
lintas udara saat menunggu pengiriman peralatan mereka,
dan juga telah menghabiskan waktu 15 bulan terakhir
untuk mempelajari reaksi yang paling ampuh terhadap
suatu serangan pasukan payung baik di kelas maupun
latihan lapangan.
Untuk mendapatkan gambaran posisi Korps Panzer
SS II di Belanda dapat dilihat dari invasi Sekutu di
Normandia. Pada bulan Juni yang mengejutkan Jerman
itu, Bittrich memimpin Divisi Panzer SS ke-9 dan ke-
10. Kedua divisi itu diakui sebagai pasukan elite yang
berpengalaman. Pada tanggal 10 Juni, kedua divisi itu
terlibat dalam pertempuran seru dan berusaha mendesak
Sekutu ke laut. Kedua divisi itu terhenti gerakannya oleh
artileri Sekutu yang sangat rapat. Sejak saat itu, bah-
kan para perwira Jerman merasa bahwa Sekutu akan
memenangkan perang. Ini terutama anggapan dari para
perwira kedua divisi tersebut. Mereka tidak termakan pro-
paganda mengenai munculnya senjata rahasia Jerman
yang lebih modern untuk menghancurkan Sekutu. Bah-
kan para perwira Waffen-SS yang keras dan berdisiplin
tinggi merasa Jerman tidak akan bertahan lama. Bittrich
yang orang lapangan merasakan hal-hal yang lain ketika
pasukannya dihantam oleh artileri dan roket-roket yang
dilepaskan oleh pesawat pemburu-pembom Typhoon
milik Inggris.

A BRIDGE TOO FAR.indd 57 7/24/2014 3:09:35 AM


58
A
BR IDG E TOO

Hawker Typhoon
FAR

Awak : 1 orang
Panjang : 9,73 m
Tinggi : 4,66 m
Rentang sayap : 12,67 m
Berat : - kosong 4,010 ton
- penuh 5,170 ton
Kecepatan : 663 km/jam
Jangkauan : 821 km
Persenjataan : 4 × kanon Hispano Mk II 20 mm
8 × roket RP-3
2 × bom 227 kg, atau
2 × bom 454 kg
Hawker Typhoon adalah sebuah pesawat pemburu serbaguna buatan
Hawker Aircraft. Pada mulanya dimaksudkan untuk menggantikan pe-
sawat pemburu Hawker Hurricane sebagai pesawat pemburu siang
menengah, Typhoon ternyata dioperasikan sebagai pesawat pemburu di
ketinggian rendah sekaligus pesawat pemburu malam dan pesawat pem-
buru jarak jauh.
Pada akhir tahun 1942, pesawat ini mulai memasuki kariernya yang
paling terkenal sebagai pesawat penyerang darat paling baik dalam Perang
Dunia II. Pesawat ini mampu membawa bom seberat hampir 1.000 kg,
sehingga dijuluki sebagai ”Bombphoon”.
Persenjataannya semakin mematikan ketika Typhoon dipasangi roket.
Sekalipun proyektil roket-roketnya tidak akurat dan memerlukan keah-
lian khusus untuk menyasar dan menembakkannya, daya gempur sebuah
Typhoon yang dahsyat membuatnya disamakan dengan daya gempur se-
buah kapal perusak

A BRIDGE TOO FAR.indd 58 7/24/2014 3:09:35 AM


59

DI A R N H EM
SS-Obergruppenführer Willi Bittrich memerintahkan
anak buahnya segera menyerang posisi pasukan Sekutu.
Mereka berada di baratdaya Caen. Namun serangan ba-
lik itu tidak menguntungkan pasukan Jerman karena

J E R M AN
artileri Sekutu memaksa mereka berlindung. Bittrich,
yang berdiri di luar mobil Volkswagennya, berteriak keras
memberikan aba-aba kepada anak buahnya. Perintahnya
dilaksanakan oleh anak buahnya, yang kemudian kembali

K E K UATA N
melancarkan serangan.
Perwira Jerman yang tinggi dan tampan ini sendiri
sangat disegani oleh anak buahnya. Reputasinya baik,
humoris dan sopan. Faktor-faktor ini yang membuat
anak buahnya selalu menurut dan melaksanakan perin-
tah komandannya. Karier militer Bittrich dimulai ketika
Perang Dunia I meletus, di mana dia bertugas dalam
sebuah resimen. Dia kemudian dipindahkan ke Luftwaffe,
berada dalam unit yang sama dengan Göring. Bittrich

SS-Brigadeführer Heinz Harmel, komandan Divisi Panzer SS ke-10 ’Frundsberg’.


(Sumber: US National Archive and Records Administration [NARA])

A BRIDGE TOO FAR.indd 59 7/24/2014 3:09:35 AM


60
A

SS-Standartenführer Walter
BR IDG E TOO

Harzer, komandan sementara


Divisi Panzer SS ke-9
’Hohenstaufen’. (Sumber:
Airborne Carpet)
FAR

tidak suka dengan orang itu. Pada masa jeda antarperang


dunia, Bittrich pernah melatih orang-orang Luftwaffe da-
lam keadaan rahasia di Rusia.
Jenderal muda ini mengagumi Generalfeldmarschall
Erwin Rommel, komandan Korps Afrika yang legendaris
itu. Bahkan selama pertempuran di Normandia, ketika
Rommel secara tersirat menyatakan keinginannya un-
tuk menentang Hitler kepada jenderal Waffen-SS itu,
Bittrich tanpa ragu menyatakan dukungannya. ”Gene-
ralfeldmarschall,” demikian katanya, ”jika demikian, aku
akan mendukung Anda, demikian pula dengan Korps
Panzer SS II. Para komandanku akan sepikiran denganku.”
Ketika Bittrich, yang telah bekerja sama dengan Rommel,
mendengar lewat radio mengenai kegagalan Komplotan
20 Juli dan bahwa Generaloberst Erich Hoepner, bekas
komandannya di Front Timur yang terlibat dalam usaha
pembunuhan Hitler itu, telah dijatuhi hukuman mati de-
ngan cara digantung, dia melompat dari kursinya dengan

A BRIDGE TOO FAR.indd 60 7/24/2014 3:09:35 AM


61

DI A R N H EM
murka: ”Inilah akhir dari Tentara Jerman! Tidak pernah
dalam sejarah Tentara Jerman menggantung seorang
perwira karena pengkhianatan—mereka selalu ditembak
mati.”

J E R M AN
Kepala Staf Bittrich, seorang perwira Angkatan Darat
yang diperbantukan di Waffen-SS, membisikinya, ”Jen-
deral, aku harus meminta Anda untuk tidak berbicara se-
perti ini secara terbuka.”

K E K UATA N
Namun Bittrich menyuruh perwira itu untuk pergi
dengan kibasan tangannya, ”Ah, tinggalkan aku sendiri!”
Perkataan keras itu dilaporkan kepada pemimpin SS
Heinrich Himmler, yang segera memerintahkan Bittrich
untuk melepaskan komandonya. Namun General Eberbach,
panglima Satuan Panzer ke-5 dan atasan langsung Bittrich,
menolak permintaan itu, beralasan bahwa keadaan di garis
depan terlalu genting. Himmler tidak bisa berbuat apa-apa
karena, saat di garis depan, Waffen-SS berada di bawah
komando Angkatan Darat sehingga kewenangannya atas
anak buahnya terbatas. Sekalipun demikian, Himmler tetap
berusaha menyingkirkan jenderal SS yang membangkang
itu. Selama pertempuran di Arnhem yang terjadi beberapa
minggu setelah itu, Himmler mengirimkan salah satu
tangan kanannya ke tempat Bittrich dengan membawa
perintah agar dia segera melapor kepada Reichsführer-
SS. Namun Model menentang pemanggilan Bittrich itu
dan Himmler pun tidak pernah berhasil mendisiplinkan
jenderalnya yang pembangkang itu.
Apabila menyimak kehidupannya, Bittrich memang
agak aneh. Dalam kariernya dia ternyata bergabung de-
ngan Waffen-SS, yang bertolak belakang dengan prinsip
hidupnya. Namun yang jelas di sini, Bittrich adalah pra-
jurit profesional yang mampu dan dibuktikannya dalam
pertempuran di Arnhem.

A BRIDGE TOO FAR.indd 61 7/24/2014 3:09:35 AM


62
A
BR IDG E TOO

Sd.Kfz. 251
FAR

Awak : 2 + 10 penumpang
Berat : 7,81 ton
Panjang : 5,80 m
Lebar : 2,10 m
Tinggi : 1,75 m
Persenjataan : 2 x senapan mesin MG 34 atau MG 42
Kecepatan : 52,5 km/jam
Jarak jelajah : 300 km

Half-track Sd.Kfz. 251 (Sonderkraftfahrzeug 251) merupakan sebuah kenda-


raan lapis baja pengangkut personel yang dibuat oleh pabrik Hanomag.
Pada awalnya, kendaraan ini dirancang untuk membawa sebuah regu
panzergrenadier ke medan tempur di bawah perlindungan dari tembakan
senjata kecil maupun, hingga tingkat tertentu, tembakan artileri. Selain itu,
biasanya kendaraan ini dilengkapi sepucuk senapan mesin untuk melindungi
diri sekaligus memberikan dukungan tembakan bagi prajurit yang diangkutnya.
Untuk memudahkan para prajurit bergerak keluar dari kendaraan
maupun melempar granat dan menembaki sasaran di luar kendaraan, bagian
atas Sd.Kfz. 251 sengaja dibiarkan terbuka tanpa atap. Namun hal ini juga
membuat para penumpangnya rawan terkena tembakan maupun lemparan
granat dari lawan, khususnya dari atas atau langit.
Half-track paling banyak yang diproduksi Jerman selama Perang Dunia II,
Sd.Kfz. 251 memiliki sejumlah varian yang diproduksi untuk tugas tertentu.
Di antaranya varian yang dipasangi kanon flak, howitzer ringan, meriam anti-
tank, mortir, bahkan peluncur roket.

A BRIDGE TOO FAR.indd 62 7/24/2014 3:09:35 AM


63

DI A R N H EM
Dalam pertempurannya di Normandia terjadi hal-hal
yang unik. Dalam mengisi waktu senggangnya, Bittrich
mempunyai kebiasaan mengajak tiga anggota stafnya
bermain bridge. Mereka biasanya bermain di mobil atau

J E R M AN
di sebuah puri kuno Perancis di bawah keremangan si-
nar lilin. Selain itu, terdapat pula sebotol sampanye di
atas meja. Ketika Sekutu menekan terus posisi Jerman,
Bittrich pernah berkata: ”… Seandainya pihak Inggris

K E K UATA N
akan menangkap kita, saya harap mereka tiba saat kita
sedang bermain bridge .…”
Di Normandia, Satuan Darat ke-2 Inggris nyaris meng-
hancurkan pasukan Jerman pimpinan Bittrich. Para
prajurit SS harus mati-matian bertahan dari desakan
Divisi Lapis Baja Guards, sementara dari udara pesawat-

Sebuah kendaraan semi rantai Sd.Kfz.251 milik Divisi SS ’Hohenstaufen’ di depan


stasiun kereta api Arnhem. Sebenarnya, divisi ini hendak dikirimkan ke Jerman
sehingga diperintahkan untuk menyerahkan sisa-sisa peralatan beratnya kepada
Divisi SS ’Frundsberg’. Namun komandan sementara divisi itu, SS-Standartenführer
Walter Harzer, mengabaikannya. Sikapnya itu memampukan ’Hohenstaufen’
memiliki daya gempur yang ampuh selama pertempuran di Arnhem. (Sumber:
German Armor Units at Arnhem September 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 63 7/24/2014 3:09:36 AM


64
A

pesawat Typhoon RAF yang tergabung dalam Satuan Tem-


BR IDG E TOO

pur Taktis ke-2 menyerang posisi Jerman dengan bom


dan roket.
Bittrich dan pasukannya tunggang langgang mundur.
Komandan Divisi ’Hohenstaufen’ terluka sehingga kepe-
mimpinan divisi diambil alih oleh Oberführer SS Bloch
FAR

dari satuan artileri yang telah kehilangan senjata-senjata


beratnya. Belum pernah pasukan Jerman merasakan
gempuran-gempuran yang hebat dari lawannya. Kini me-
rekalah yang dikejar. Dalam keadaan seperti itu, baik
prajurit maupun perwira Jerman terpaksa harus ber-
tahan. Ransum kadang kala terlambat. Komunikasi me-
reka hancur dan pasukan Jerman pun mundur tanpa
koordinasi.
Ketika Divisi ’Hohenstaufen’ dan ’Frundsberg’ mundur
melalui Belanda, terdengar berita bahwa Heinrich
Himmler telah ditunjuk oleh Hitler sebagai Panglima Ten-
tara Cadangan. Rencana tokoh tersebut selanjutnya mem-
bangun garis pertahanan sepanjang perbatasan Jerman.
Gerakan mundur pasukan Jerman agak mereda.
Sementara itu di jalur yang melebar menuju jembatan
Nijmegen dekat Grave, pasukan Jerman yang mundur
dalam keadaan kacau dihentikan oleh satuan Polisi Mi-
liter dan perwira-perwira Jerman. Unit Waffen-SS mudah
dikenal dengan tanda-tanda khusus mereka, sehingga ti-
dak lama kemudian mereka telah dikumpulkan di sua-
tu tempat. Divisi SS ’Hohenstaufen’ dikonsentrasikan
di Arnhem sedangkan Divisi SS ’Frundsberg’ dekat Nij-
megen. Model kemudian memerintahkan kedua divisi
itu untuk berkumpul di Arnhem. Gerakan ini tidak ter-
pantau Sekutu sehingga ketika pasukan lintas udara
Sekutu diterjunkan, kedua divisi panzer Jerman itu masih
tertahan di Arnhem!

A BRIDGE TOO FAR.indd 64 7/24/2014 3:09:36 AM


65

DI A R N H EM
Bren Gun

J E R M AN
K E K UATA N
Awak : 2 (penembak dan pengganti magazen/laras
senjata)
Berat : 10,35 kg
Panjang : 115,6 cm
Panjang laras : 63,5 cm
Kaliber : .303
Kecepatan tembak : 500–520 peluru/menit
Jangkauan efektif: 550 m

Bren adalah versi modifikasi dari senapan mesin ringan ZB vz. 26 buatan
Cekoslowakia. Dikembangkan sebelum Perang Dunia II, nama Bren berasal
dari Brno, kota di Cekoslowakia di mana Zb vz. 26 awal dirancang, dan
Enfield, lokasi berdirinya pabrik senjata Royal Small Arms Factory di Inggris.
Selama Perang Dunia II, Bren juga diproduksi InglisCo di Kanada.
Bren dioperasikan oleh dua orang prajurit, yang bertugas sebagai
penembak dan pengisi peluru. Dalam tentara Inggris dan Persemakmuran,
pada umumnya setiap regu memiliki sepucuk Bren. Secara umum, Bren
sangat populer di antara para prajurit Inggris karena dianggap sebagai senapan
mesin ringan yang bisa dipercaya dan efektif, sekalipun di Afrika Utara senjata
ini harus sangat dijaga kebersihannya agar pasir dan debu tidak membuatnya
macet.
Meskipun pada awalnya dimaksudkan untuk memainkan peranan sebagai
senapan mesin ringan, Bren juga dapat dioperasikan sebagai senapan mesin
menengah dengan mengubah laras dan magasinnya serta menopangnya
dengan tripod guna mendukung tembakan. Tripod yang sama juga dapat
diadaptasi saat Bren digunakan sebagai senjata penangkis serangan udara. Bren
modifikasi berlaras dua dapat digunakan sebagai senjata penangkis serangan
udara maupun dipasang di atas kendaraan untuk operasi-operasi “pukul dan
lari” Komando Inggris.

A BRIDGE TOO FAR.indd 65 7/24/2014 3:09:36 AM


66
A

Von Rundstedt dan Model sendiri curiga bahwa sua-


BR IDG E TOO

tu serangan besar-besaran Sekutu akan segera terjadi,


setelah mendapatkan banyak laporan intelijen yang
menggambarkan ”aliran terus-menerus” bala bantuan di
lambung kanan Satuan Darat ke-2 Inggris. Perwira in-
telijen senior Satuan Darat Grup B yakin bahwa Satuan
FAR

Darat ke-2 Inggris akan melancarkan serangan ke arah


Nijmegen, Arnhem dan Wesel dengan tujuan utama men-
capai kawasan industri di sepanjang Sungai Ruhr. Dia
yakin bahwa pasukan lintas udara akan dikerahkan
dalam serangan ini tetapi tidak tahu di mana mereka
akan diterjunkan. Dia curiga bahwa mereka akan dike-
rahkan di sepanjang wilayah Garis Siegfried di utara
Aachen atau bahkan dekat Saar. Satuan Darat ke-2 akan
mengumpulkan pasukannya di Maas-Scheldt dan Te-
rusan Albert. Sayap kanan kesatuan itu akan menjadi
pasukan penyerbu, terutama terdiri atas unit-unit lapis
baja, yang akan menyeberangi Maas dan berusaha mene-
robos kawasan industri Ruhr di dekat Roermond. Sayap
kirinya akan melindungi lambung utara Satuan Darat ke-2
dengan maju ke Waal di dekat Nijmegen dan mengisolasi
Satuan Darat ke-15 Jerman yang berada di kawasan pan-
tai Belanda.

A BRIDGE TOO FAR.indd 66 7/24/2014 3:09:36 AM


Bab 3

go,go,go!

ihak Sekutu menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya,


P tetapi laporan intelijen tetap tidak akurat. Hari
Minggu, 17 September 1944, cuaca sangat baik sesudah
musim panas. Dari 24 lapangan terbang di Inggris, 1.545
pesawat angkut C-47 dan 478 pesawat layang, dilindungi
oleh 1.131 pesawat pemburu, lepas landas. Urquhart dan
stafnya berangkat dari lapangan terbang Fairford. Dua
jam setelah itu, pesawat yang mengangkut pasukan telah
melewati pantai Belanda.
Meriam-meriam penangkis serangan udara Jerman
yang biasanya galak sekali, hari itu tidak memuntahkan
pelurunya. Hal ini dimungkinkan oleh bantuan USAAF

67

A BRIDGE TOO FAR.indd 67 7/24/2014 3:09:36 AM


68
A

dan RAF yang menerjang sasaran di siang hari, 24 jam


BR IDG E TOO

sebelum penerjunan pasukan lintas udara Sekutu. Ga-


bungan pesawat-pesawat pembom dan pesawat pemburu
yang berjumlah 1.200 buah telah menyerang pertahanan
penangkis serangan udara Jerman di pulau Walcheren dan
Schouwen, serta kapal-kapal flak di dekatnya. Ed Murrow,
FAR

seorang koresponden Columbia Broadcasting System


yang ikut dengan rombongan pasukan payung Amerika,
mencatat reaksi pilot pesawat yang ditumpanginya saat
selama 20 menit pertama setelah menyeberangi perba-
tasan Belanda mereka tidak menemui perlawanan: ”Jerry
(julukan terhadap orang Jerman—pen.) pasti tidak ada
lagi di sini. Dia tidak menembaki kita.”
Generaloberst Student saat itu sedang berada di sebuah
rumah kecil di Vught, yang disita untuk dijadikan pos
komandonya. ”Menjelang siang, aku terganggu saat duduk
di mejaku oleh suara gemuruh yang semakin meningkat
di langit sehingga aku meninggalkan ruang kerjaku dan
pergi ke balkon. Ke arah manapun aku melihat yang
tampak adalah pesawat terbang; pesawat pengangkut
pasukan dan sejumlah besar pesawat yang menarik pe-
sawat layang. Aku begitu terkesan selama menit-menit
itu sehingga tidak memikirkan situasi yang berbahaya.di
udara.”
Berpaling kepada Major Berlin dari stafnya, Student
berkata, ”Ah, jika saja aku memiliki kekuatan sebesar
itu di bawah komandoku!” Empat tahun sebelumnya, dia
memimpin Fliegerdivision 7 mendarat di Belanda dalam
serangan pertama pasukan lintas udara secara besar-
besaran dalam sejarah. Namun masa jaya pasukan payung
Jerman pimpinan Student berakhir pada tahun 1941 ke-
tika mereka menderita korban besar saat diterjunkan un-
tuk merebut Pulau Kreta di Laut Tengah. Sejak itu, Hitler
melarang penerjunan pasukan payung Jerman secara

A BRIDGE TOO FAR.indd 68 7/24/2014 3:09:36 AM


69

GO, G O, G O !
Pasukan payung dari Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris di pesawat angkut mereka
dalam perjalanan ke Arnhem, 17 September 1944. (Sumber: Arnhem)

besar-besaran lagi dan pasukan kebanggaan Student itu


lebih banyak digunakan sebagai infanteri biasa.
Armada udara tersebut dua kali dihadang oleh pe-
sawat-pesawat pemburu Luftwaffe, 15 pesawat jenis
Messerschmitt-109 dan Focke Wulf-109 di utara kota
Wesel. Namun hal itu sama sekali tidak berarti. Kerugian
yang diderita—18 pesawat layang dan 35 pesawat bermesin
—tetap jauh daripada yang diperkirakan dan kecelakaan-
kecelakaan dapat dihindari. Laporan-laporan yang per-
tama bernada antusias. Musuh tampaknya terkejut; ope-
rasi itu menjanjikan keberhasilan yang cmerlang.
Dekat kota 's-Hertogenbosch, pasukan lintas udara Se-
kutu dipecah. Pasukan lintas udara Inggris menuju timur-
laut Arnhem, sedangkan Divisi Lintas Udara ke-82 dan
ke-101 Amerika Serikat masing-masing menuju Grave
dan Nijmegen.

A BRIDGE TOO FAR.indd 69 7/24/2014 3:09:36 AM


70
A

Dalam waktu beberapa menit, 16.500 prajurit payung


BR IDG E TOO

dan 3.500 prajurit yang diangkut dengan pesawat layang,


mulai terjun ke bumi. Penduduk sipil Belanda baru pu-
lang dari gereja dan sedang berada di luar rumah untuk
menikmati hari Minggu yang indah, meskipun front per-
tempuran dekat dengan mereka. Mereka melihat dengan
FAR

gembira ketika ribuan parasut, warna putih untuk prajurit


dan berwarna-warni untuk perlengkapan, merekah di atas
kepala mereka segera setelah pukul 13.00, sebuah tanda
pembebasan mereka dari pendudukan Jerman yang da-
tang dari langit.
Beberapa orang prajurit payung tersangkut di atas
gedung atau pohon, sejumlah lainnya terluka saat men-
darat. Kebanyakan dari korban awal yang jatuh terbunuh
atau terluka pada tahap akhir penerjunan. Empat prajurit
yang bersiap terjun di depan pintu sebuah pesawat dihabisi
oleh pecahan tembakan penangkis serangan udara atau
peluru senapan mesin. Tiga puluh lima pesawat terbang
hilang, beberapa mendarat darurat setelah menerjunkan
muatannya atau melepaskan pesawat layang yang dita-
riknya. Di atas zona pendaratan Divisi Lintas Udara ke-
101, dua orang prajurit yang parasutnya menyimpang
mengalami nasib mengerikan karena tubuhnya tercincang
oleh baling-baling sebuah pesawat C-47, yang menjadi
kehilangan kontrol dan jatuh bersama mereka ke bumi.
Parasut seorang prajurit Divisi ke-82 gagal membuka.
Lima pesawat layang bertabrakan atau tertembak flak dan
jatuh ke bumi. Patroli-patroli penyelamatan udara-laut
menyelamatkan sejumlah rekan-rekannya dari Laut Utara,
dua kali berada di bawah hujan tembakan pertahanan
pantai Jerman. Namun sekalipun ada kecemasan bahwa
flak mungkin akan menghancurkan hingga 30 persen pe-
sawat angkut, sebagian terbesar unit tiba dengan selamat.
Sebagaimana telah diperkirakan para prajurit, pesawat

A BRIDGE TOO FAR.indd 70 7/24/2014 3:09:36 AM


71

GO, G O, G O !
▲ Penerjunan pasukan payung dari Divisi Lintas Udara ke-101 Amerika Serikat di atas
kota Eindhoven. (Sumber: A Bridge Too Far)

▼ Pasukan payung dari Skwadron Perintis Brigade Pendaratan Udara ke-1 membenahi
parasut mereka setelah mendarat di zona penadaratannya, Arnhem, 17 September.
(Sumber: Arnhem)

A BRIDGE TOO FAR.indd 71 7/24/2014 3:09:36 AM


72
A
BR IDG E TOO

Divisi Lintas Udara ke-101


’Screaming Eagles’
FAR

Divisi Lintas Udara ke-101 ”Screaming Eagles” dibentuk pada bulan Agustus
1942. Intinya adalah sebuah divisi cadangan dengan nomor yang sama. Tugas
pertama divisi ini dilakukan pada malam sebelum D-Day, di mana mereka
diterjunkan di garis belakang Jerman di Normandia. Mereka berhasil men-
jalankan misinya untuk melumpuhkan pertahanan pantai musuh serta meng-
hambat gerakan bala bantuan Jerman ke pantai.
Dalam Operasi Market-Garden, Divisi ke-101 ditugaskan untuk mere-
but jembatan-jembatan penyeberangan di Eindhoven. Hanya mendapatkan
sedikit perlawanan, mereka berhasil merebut kebanyakan dari sasaran mereka
pada hari pertama penerjunan. Namun gerakan mereka tertunda saat sasaran
utamanya, jembatan di atas Terusan Wilhelmina, diledakkan lawan, yang ke-
mudian berakhir dengan kekalahan Sekutu di Arnhem.
Setelah kegagalan di Arnhem, Divisi ke-101 dikirimkan ke Ardennes. Se-
lama Pertempuran Tonjolan, mereka bertahan mati-matian di Bastogne dan
berhasil menghambat kemajuan pasukan Jerman. Dalam pertempuran itu,
pernyataan ”“Nuts!” dari panglima divisi, Jenderal Anthony McAuliffe, men-
jadi penyemangat anak buahnya untuk bertahan hingga kedatangan bala ban-
tuan Sekutu, yang kemudian membuat arah pertempuran berbalik merugikan
Nazi. Setelah perang di Eropa berakhir, Divisi ke-101 melakukan tugas pen-
dudukan di daerah Alpen Austria selama beberapa waktu.

A BRIDGE TOO FAR.indd 72 7/24/2014 3:09:36 AM


73

GO, G O, G O !
◄ Dua orang prajurit Di-
visi ke-101 saling membuat
samaran di muka rekannya
menjelang pemberangkatan
mereka.

▼ Para prajurit dari Divisi


Lintas Udara ke-101 berlari-
an melewati sebuah rongsokan
truk Jerman dalam pertem-
puran di Veghel. .

A BRIDGE TOO FAR.indd 73 7/24/2014 3:09:36 AM


74
A

terbang yang tertembak dan kadang kala terbakar tetap


BR IDG E TOO

diterbangkan dengan mantap oleh para awak udara tanpa


mempertimbangkan keselamatan diri mereka sendiri.
Di Arnhem, Mayor Jenderal Urquhart bersama staf-
nya mendarat dengan selamat. Beberapa pesawat layang
mendarat dengan sayap patah karena menabrak pohon,
FAR

tetapi penumpangnya selamat. Dengan cepat peralatan se-


gera dinaikkan ke atas mobil jip. Saat itu sudah terdengar
tembakan-tembakan dan peluru mortir pun tampak ber-
jatuhan ke arah pasukan Inggris.
Urquhart memperhatikan penerjunan Brigade Para
ke-1 dari pesawat-pesawat Dakota. Langit dipenuhi ang-
gota pasukan payung. Mereka mendarat 366 meter dari
sasaran. Bersamaan dengan mereka, mendarat pula ta-
bung-tabung yang berisikan peluru, ransum serta obat-
obatan. Senapan mesin berat dan mortir yang sangat
diperlukan segera dibuka dari pembungkusnya dan siap

Penduduk sipil Belanda membantu pasukan payung Sekutu mengeluarkan


peralatan perangnya dari sebuah pesawat layang. (Sumber: Airborne Combat)

A BRIDGE TOO FAR.indd 74 7/24/2014 3:09:37 AM


75

GO, G O, G O !
tembak. Mengherankan hingga saat itu pasukan Jerman
belum melakukan reaksi.
Markas Komando sementara Urquhart berada di ping-
gir hutan. Informasi-informasi tentang posisi pasukan
Jerman belum masuk dan ini membuat Urquhart gelisah.
Namun dia masih terhibur dengan mendaratnya Brigade
Para ke-1 di bawah Lathbury dengan sempurna. Hanya
Brigade Pendaratan Udara ke-1 di bawah Hicks yang be-
lum ada beritanya. Mereka direncanakan mendarat di
bagian utara Brigade Para ke-1. Urquhart memutuskan
untuk mencari letak markas Hicks.
Ketika perwira tinggi itu tiba di markas Brigade Penda-
ratan Udara ke-1, Hicks tidak ada di tempat karena sedang
memeriksa batalyon-batalyonnya. Ternyata, brigade ter-
sebut mendarat dengan selamat. Namun Urquhart masih
harus kecewa karena berita tentang Skwadron Pengintai
belum masuk. Pasukan yang merupakan gabungan pasu-
kan payung dan pesawat layang ini bertugas untuk lang-
sung merebut jembatan. Pesawat layang yang mengangkat
sarana transportasi untuk menyerbu jembatan tidak tepat
kedatangannya.
Urquhart memutuskan untuk mengerahkan Batalyon
ke-2 dari Brigade Para ke-1 menyerbu jembatan. Batal-
yon tersebut berada di bawah komando John Frost. Ke-
sulitan masih melanda pauskan payung Inggris itu ka-
rena komunikasi radio tidak sempurna, sehingga Brigade
Para ke-1 tidak bisa melakukan kontak dengan pasukan
lainnya. Urquhart yang sudah berpengalaman pernah me-
rasakan hal itu ketika bertempur di padang pasir. Jadi,
hubungan komunikasi hanya tergantung pada mobilitas
kurir.
Pada saat pendaratan, hanya ada satu unit Jerman yang
terorganisasi dan berada di tempat untuk menghadapi
ancaman pasukan payung Inggris, Batalyon Pelatihan SS

A BRIDGE TOO FAR.indd 75 7/24/2014 3:09:37 AM


76
A

SS-Sturmbannführer
BR IDG E TOO

Sepp Krafft, komandan


Batalyon Pelatihan SS
ke-16. (Sumber: Sons of
the Reich)
FAR

ke-16 yang berkemah di daerah berhutan dan tanah per-


tanian di desa Wolfheze, hampir tepat berada di tengah
zona pendaratan Divisi Lintas Udara ke-1 dan menutup
jalur menuju Arnhem sendiri. Sekalipun batalyon pim-
pinan SS-Sturmbannführer Sepp Krafft itu terdiri atas 13
perwira, 73 bintara dan 349 prajurit, tetapi hanya dua
kompi yang berada di kawasan itu sementara satu kompi
lagi ditempatkan sebagai cadangan di Arnhem.
Krafft, yang selalu percaya bahwa dibutuhkan waktu
berjam-jam bagi pasukan payung untuk menyusun ke-
kuatan setelah mendarat terkejut bukan main dengan
kecepatan pasukan Inggris menghimpun diri dan mem-
persiapkan serangan. Sekalipun tidak tahu alasan menga-
pa pasukan seperti itu diterjunkan di wilayah tersebut,
secara naluriah perwira SS itu menganggap bahwa satu-

A BRIDGE TOO FAR.indd 76 7/24/2014 3:09:37 AM


77

GO, G O, G O !
satunya sasaran militer yang berharga di Arnhem adalah
jembatan kota itu.
Komandan yang cemas itu tahu bahwa tidak ada in-
fanteri Jerman yang berada dekat tempat tersebut selain
batalyonnya yang lemah. Karena itu dia memutuskan un-
tuk menghentikan lawan yang bergerak menuju jembatan
sebisa mungkin hingga bala bantuan datang. Krafft ber-
tindak dengan cepat untuk membuat sebuah tirai peng-
halang di sebelah barat Oosterbeek.
Untungnya, sekalipun kekurangan prajurit, Krafft memi-
liki senjata eksperimen yang baru: sebuah peluncur roket
berlaras banyak yang mampu melontarkan peluru-peluru
mortir berukuran besar. Beberapa unit senjata eksperimen
telah ditinggalkan bersamanya untuk berlatih. Kini dia
berencana menggunakannya untuk membingungkan pa-
sukan Inggris dan memberikan kesan bahwa dia memiliki
kekuatan yang lebih besar. Pada saat yang bersamaan,
dia memberikan perintah kepada kelompok-kelompok pe-
nyerang yang masing-masing berkekuatan 25 orang pra-
jurit untuk melancarkan serangan gencar guna membuat
pasukan payung lawan ketar-ketir.
Saat Krafft memberikan pengarahan, sebuah mobil staf
dengan suara bergemuruh memasuki markas besarnya
dan Generalmajor Kussin, komandan kota Arnhem, cepat-
cepat masuk ke dalam gedung. Jenderal tersebut datang
dari Arnhem untuk melihat sendiri apa yang sedang
terjadi. Melihat besarnya penerjunan pasukan payung
Inggris di dekatnya, Kussin berjanji akan mengirimkan
bala bantuan kepada Krafft. Saat sang jenderal memasuki
mobilnya kembali, Krafft memperingatkannya agar tidak
melewati jalan Utrecht-Arnhem karena pasukan Inggris
telah berada di sana dan menyarankannya untuk meng-
ambil jelan kecil. Sarannya diabaikan dan, sebagaimana
dikhawatirkan perwira SS itu, mobil Kussin disergap oleh

A BRIDGE TOO FAR.indd 77 7/24/2014 3:09:37 AM


78
A
BR IDG E TOO

Waco CG-4
FAR

Awak : 2 orang
Kapasitas angkut : 13 prajurit
Panjang : 14,8 m
Rentang sayap : 25,5 m
Tinggi : 4,7 m
Berat : - kosong 1,769 ton
- penuh 3,402 ton
Kecepatan : - ditarik 241 km/jam
- melayang 96 km/jam

Waco CG-4A, atau dijuluki Hadrian oleh orang Inggris, adalah pesawat
layang yang paling banyak digunakan Amerika Serikat dalam Perang Du-
nia II. Pesawat buatan Waco Aircraft Company yang terbuat dari kerangka
kayu dan logam ini memiliki dua roda utama dan satu roda ekor,
Pesawat layang berawak dua orang ini dapat membawa 13 prajurit ber-
senjata lengkap. Jika diperlukan, muatannya dapat diganti dengan sebuah
truk seberat 1/4 ton, atau sebuah jip, ataupun sepucuk howitzer kaliber
75 mm. Peralatan berat ini dapat dimasukkan ke dalam pesawat layang
tersebut lewat bagian hidung yang dapat dibuka.
Ditarik terutama oleh pesawat angkut C-47, Waco dilibatkan dalam
berbagai operasi lintas udara Sekutu dari Italia ke Eropa Barat hingga Asia
Pasifik. Pesawat layang ini juga digunakan untuk mengangkut senjata dan
perbekalan bagi kaum Partisan Tito di Yugoslavia.

A BRIDGE TOO FAR.indd 78 7/24/2014 3:09:37 AM


79

G O, G O, G O !
pasukan payung Inggris. Jenderal Jerman itu sendiri te-
was diberondong di mobilnya saat mencoba meloloskan
diri.
Hari menjelang siang ketika pasukan Jerman mem-
berikan reaksi. Hujan mortir telah berlangsung, di mana
beberapa peluru meledak dekat markas besar Urquhart.
Parit-parit perlindungan segera digali.
Urquhart dengan beberapa anak buahnya mengejar
batalyon Frost. Mereka bertemu di timur Oosterbeek. Frost
sedang memimpin anak buahnya yang mengalami ke-
sulitan. Namun komandan divisi lintas udara itu tidak me-
nunggu Frost dan berusaha menemui Lathbury. Brigadir
jenderal itu ternyata sedang mengunjungi Batalyon ke-3
yang berusaha memasuki Arnhem.
Penembak jitu Jerman mulai beraksi. Jip Urquhart
menjadi sasaran, tetapi selamat. Hubungan dengan

Sekalipun telah diperingatkan, Generalmajor Kussin mengambil jalan yang salah


dan dibunuh oleh pasukan payung Inggris. (Sumber: After the Battle)

A BRIDGE TOO FAR.indd 79 7/24/2014 3:09:37 AM


80
A

Gough, komandan skwadron pengintai tetap diusahakan,


BR IDG E TOO

namun belum berhasil. Pasukan Inggris saat itu telah ber-


hasil menawan beberapa prajurit Jerman. Beberapa saat
kemudian Urquhart bertemu dengan elemen-elemen Ba-
talyon ke-3. Seorang pembantu letnan memberitahukan
Urquhart bahwa Lathbury berada dekat front.
FAR

Tanpa sepengetahuan pasukan lintas udara Inggris,


zona penerjunan mereka hanya berjarak 3,2 km dari
markas besar Satuan Darat Grup B. Ketika mendengar
gerakan pasukan Sekutu yang cepat itu, Model pada mu-
lanya mengira Inggris melancarkan suatu serangan be-
rani mati untuk menculik dirinya beserta stafnya. Dia
dan stafnya terburu-buru meninggalkan hotel yang digu-

Anggota pasukan payung Inggris bergerak secara hati-hati di dekat desa Wolfhe-
ze. Keputusan para perencana Sekutu untuk tidak menerjunkan anak buahnya
secara langsung di atas sasaran membuat sebagian besar pasukan payung harus
menghabiskan waktu berjam-jam untuk menempuh jarak berkilo-kilometer .
Akibatnya, unsur pendadakan hilang dan dalam keadaan kelelahan mereka harus
menghadapi musuh yang sudah siap mempertahankan sasaran yang dituju. (Sum-
ber: Pictorial History of World War II)

A BRIDGE TOO FAR.indd 80 7/24/2014 3:09:37 AM


81

G O, G O, G O !
nakan sebagai markas di Oosterbek. Dalam perjalanan
keluar hotel, salah satu koper Model terbuka. Seluruh pa-
kaiannya terlempar dan terhampar di jalan. Beberapa di
antara perwira staf bahkan ada yang tidak sempat mem-
benahi dokumen penting dan milik pribadinya.
Di Arnhem dan Oosterbeek sendiri terdapat sekitar
6.ooo prajurit Jerman. Mereka terdiri atas Divisi SS
ke-9 dan ke-10 yang tangguh. Suasana kota tenang dan
orang-orang SS itu pun bersikap santai. Beberapa orang
di antaranya berkeliling kota atau ke hutan sekitarnya
dengan bersepeda. Disiplin agak mengendur. Seorang
anggota SS berpangkat mayor sedang berkeliling dengan
sepedanya. Saat itu dia berada di daerah terbuka. Tiba-
tiba dia mendengar dentuman artileri udara. Dia berhenti
dan mendongak ke atas. Agak terkejut juga sang mayor
karena langit tampak dipenuhi parasut dan pesawat-
pesawat layang! Sebuah pesawat terbang terbakar, agak-
nya terkena telak tembakan penangkis serangan udara
yang berada di jembatan Arnhem.
Mayor SS itu memutar sepedanya dan hendak kembali
ke markasnya. Dia terpaksa berhenti dan meminggirkan
sepedanya saat konvoi mobil menyusulnya. Mobil pertama
berhenti. Seorang perwira berpangkat marsekal memakai
jaket kulit melongok dari jendela dan bertaya: ”Arah ke
mana jalannya ke markas Jenderal Bittrich?”
Sang mayor menghormat dan memberikan arah ke
Doetinchem, yakni Markas Besar SS-Obergruppenführer
Bittrich. Setelah perwira berpangkat marsekal itu berlalu,
sang mayor baru sadar bahwa yang bertanya tadi adalah
Generalfeldmarschall Model! Panglima Satuan Darat Grup
B ini beberapa saat sebelumnya hampir saja tertangkap
oleh pasukan Inggris.
Mayor SS tersebut memasuki Arnhem dan keadaan
sudah kacau! Dia masih sempat meloncat ke mobil staf

A BRIDGE TOO FAR.indd 81 7/24/2014 3:09:37 AM


82
A

yang menuju Markas Besar Bittrich. Transportasi yang


BR IDG E TOO

tidak memadai menyebabkan sebagian besar pasukan


terpaksa menggunakan kendaraan yang tidak lazim da-
lam dunia militer, di antaranya gerobak dan sepeda. Be-
berapa unit kecil dipimpin oleh perwira-perwira muda
atau bintara berpangkat sersan. Tujuan mereka adalah
FAR

daerah penerjunan lawan yang diperkirakan berada di


utara kota.
Pada saat itu juga terjadi kesibukan di Markas Besar
Korps Panzer SS II. Para perwira berusaha menggerakkan
anak buahnya dengan hubungan telepon umum! Korps
tersebut ketika bertempur di Normandia kehilangan
sebagian besar unit PHB-nya, sehingga krisis di atas
menimbulkan banyak kesulitan. Operator telepon di
kota Arnhem melayani orang Jerman dengan santai
saja. Akibatnya, orang Jerman harus mengirimkan kurir
bersepeda untuk menyampaikan perintah.
Bittrich mengetahui adanya serbuan pasukan lintas
udara Sekutu setelah mendapat laporan dari unit Luftwaffe.
Dari sumber yang sama, jenderal SS itu mengetahui ada-
nya penerjunan pasukan payung di Arnhem dan Nij-
megen. Perwira Jerman itu segera memerintahkan Divisi
’Hohenstaufen’ melakukan konsolidasi, karena sebagian
besar sedang bergerak ke Jerman untuk mendapatkan
perbekalan, dan melakukan penangkalan di sebelah barat
Arnhem. Divisi ’Frundsberg’ ditugaskan ke Nijmegen dan
mempertahankan ”pulau”, sebuah polder yang terletak di
antara hilir Sungai Rhein dan Sungai Waal. Komandannya,
SS-Brigadeführer Heinz Harmel, yang sedang berada di
Berlin untuk mendapatkan lebih banyak prajurit dan per-
lengkapan bagi unitnya, segera diperintahkan kembali ke
Arnhem.
Bittrich yang tajam analisisnya itu agaknya sudah ta-
hu pasti bahwa Satuan Darat ke-2 Inggris akan segera

A BRIDGE TOO FAR.indd 82 7/24/2014 3:09:37 AM


83

G O, G O, G O !

Para prajurit SS dengan sepeda mereka di Arnhem. Karena kekurangan kendaraan


bermotor, banyak unit Jerman mengandalkan sepeda untuk digunakan sebagai
kendaraankurir maupun sarana transportasi untuk mengangkut pasukan ke medan laga.
(Sumber: Airborne)

A BRIDGE TOO FAR.indd 83 7/24/2014 3:09:37 AM


84
A
BR IDG E TOO

Pegulat yang
FAR

Menjadi
Agen Ganda

King Kong adalah nama sandi seorang agen ganda Belanda bernama Chris
Lindemans. Awalnya, pegulat yang tampan dan playboy itu bergabung de-
ngan gerakan perlawanan Belanda sebagai seorang patriot. Di antara misi-
nya adalah menyelundupkan seorang pemimpin perlawanan yang penting
ke Spanyol. Pada gilirannya, tokoh itu memberitahu atasannya di London
bahwa Lindemans dapat dipercaya.
Pada awal 1944, Lindemans direkrut oleh Abwehr (jawatan intelijen
militer Jerman).. Kelihatannya dia berkhianat demi menyelamatkan ka-
kaknya yang ditangkap Abwehr dan kekasihnya, seorang penari kabaret.
Dia dengan mudah menyusup ke dalam kelompok perlawanan, bahkan
pergi ke London untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut dari SOE Ing-
gris.
Gerak-gerik Lindemans sebenarnya dicurigai oleh dinas kontrainteli-
jen Sekutu, tetapi dia berhasil mendapat kepercayaan dari staf Pangeran
Bernhard dan dikirim kembali ke Belanda. Dalam sebuah misi, dia ditem-
bak dan ditangkap oleh Gestapo, yang tidak tahu statusnya sebagai agen
ganda. Dengan bantuan kelompok perlawanan, dia meloloskan diri dari
rumah sakit penjara. Sekalipun aksi itu menewaskan 47 patriot, nama Lin-
demans melambung di antara gerakan perlawanan. Lewat kontaknya, dia
berhasil memperoleh rincian Operasi Market-Garden dan menyerahkan
informasi itu kepada Abwehr. Namun info tersebut diabaikan oleh Model.
Setelah perang, seorang pengkhianat Belanda yang ingin menyelamat-
kan diri dari tiang gantungan membocorkan status agen ganda Lindemans.
Bekas pegulat itu kemudian ditangkap. Pada tahun 1946, saat menunggu
diadili di penjara Scheveningen, dia berhasil merayu seorang perawat un-
tuk memberikannya pil obat tidur dan bunuh diri dengan menenggaknya
hingga overdosis.

A BRIDGE TOO FAR.indd 84 7/24/2014 3:09:37 AM


85

G O, G O, G O !
menggantikan tugas pasukan payung Sekutu setelah
jembatan itu direbut. Untuk mencegah gerakan pasukan
Inggris itu, Bittrich menghadangnya di sepanjang jalan
raya yang menuju Nijmegen. Hal ini membuat kejutan ba-
gi Sekutu, yang di kemudian hari menduga bahwa agen
ganda Belanda King Kong, membongkar Operasi Market-
Garden kepada pihak Jerman dan bahwa von Rundstedt
pada saat-saat terakhir mengirim dua divisi dari Bittrich
ke daerah yang terancam. Dokumen-dokumen Jerman
dan penyelidikan yang dilakukan pihak Belanda sesudah
perang, menunjukkan ketidakbenaran versi itu.
Rincian Operasi Market-Garden sendiri memang telah
bocor dan diketahui oleh pihak Jerman, sekalipun hal
itu terjadi secara kebetulan. Selama penerjunan pasu-
kan payung Sekutu, sebuah pesawat layang Amerika ke-

Seorang anggota pasukan


payung Jerman memeriksa
sebuah rongsokan
pesawat layang Sekutu
yang rusak di Arnhem.
Selain mencari dokumen
atau senjata, mereka juga
mencari kemewahan
yang jarang mereka miliki,
yaitu ransum Sekutu yang
memiliki kualitas lebih
baik dibandingkan yang
diperoleh prajurit Jerman.
(Sumber: Fallschirmjäger)

A BRIDGE TOO FAR.indd 85 7/24/2014 3:09:37 AM


86
A

hilangan sayapnya akibat tembakan penangkis serangan


BR IDG E TOO

udara Jerman dan jatuh ke bumi di sekitar Vught. Sebuah


peleton prajurit Jerman kemudian berlari mendekati
rongsokan pesawat itu dan menemukan seluruh penum-
pangnya terbunuh. Saat menggeledah mayat-mayat ter-
sebut, seorang prajurit bernama Koch menemukan seber-
FAR

kas dokumen di saku seorang perwira Amerika. Sersannya


mengambil dokumen penting itu dan segera menyam-
paikannya ke markas besarnya. Pihak Jerman sangat
beruntung oleh adanya keteledoran orang Amerika. Daya
kejut serangan pasukan gabungan Amerika-Inggris pun
ditangkal dengan tenang oleh Jerman.
Dua jam setelah penerjunan, rencana operasi pener-
junan Sekutu itu telah berada di markas besar Student
di Vught. Dengan rahasia yang sudah dimilikinya, jen-
deral tersebut segera memerintahkan agar menahan ge-

Generalfeldmarschall Model, Generaloberst Student, SS-Obergruppenführer


Bittrich, Major Knaust, dan SS-Brigadeführer Harmel menyusun strategi untuk
menghadapi serangan Sekutu selama pertempuran di Arnhem. (Sumber: Operacija
Market Garden)

A BRIDGE TOO FAR.indd 86 7/24/2014 3:09:37 AM


87

G O, G O, G O !
rakan Satuan Darat ke-2 dan Divisi Lintas Udara ke-
101. Rahasia itu pun kemudian disebarkan kepada para
komandan lapangan agar siaga. Bittrich menyatakan,
”Ketika memerintahkan sebuah batalyon dari Divisi Panzer
SS ke-9, jenderal itu tampak tertekan karena dialah satu-
satunya yang mempunyai pasukan yang tangguh dan
harus berhasil memorakporandakan lawan. Pertahanan
yang dibangunnya berdasarkan teori bahwa Divisi Lintas
Udara ke-1 akan menyerang posisi yang sudah ditentukan.
Tempat-tempat tersebut jelas. Tinggal menunggu bantuan
dari Satuan Darat Grup B. Di Arnhem, Jerman tidak akan
mempertahankan daerah yang tidak diserang lawan!”
Konsep Bittrich sangat berani.
Segera pasukan Jerman mengorganisasikan pertahan-
annya, lengkap dengan senjata-senjata beratnya. Patroli
segera dikirimkan ke jembatan Arnhem yang menuju
Nijmegen. SS-Obersturmbannführer Ludwig Spindler—
komandan Resimen Artileri Berlapis Baja SS ke-9—segera
menyusun sebuah gugus tugas kecil (pada mulanya
Kampfgruppe Spindler hanya beranggotakan 120 orang
prajurit tetapi kemudian diperkuat oleh 16 unit terpisah
selama pertempuran). Menjelang sore, dia diperintahkan
bergerak ke barat menuju Oosterbeek dan membuat suatu
rintangan untuk mencegah pasukan Inggris mencapai pu-
sat kota Arnhem. Sementara itu, Batalyon Perintis dari
Divisi SS ke-9 yang dipimpin oleh SS-Hauptsturmführer
Viktor Gräbner diperintahkan ke selatan menuju Nijmegen,
menyeberangi jembatan Arnhem menjelang malam.
Namun, pada awalnya tidak ada unit yang diperintah-
kan untuk mengamankan jembatan di Arnhem sendiri.
Kematian komandan garnisun Arnhem, Generalmajor
Friedrich Kussin, menimbulkan kekacauan di bidang ko-
mando dan wewenang. Baru pada saat menjelang sore
Batalyon Perintis dari ’Frundsberg’ diperintahkan untuk

A BRIDGE TOO FAR.indd 87 7/24/2014 3:09:37 AM


88
A
BR IDG E TOO

Divisi Panzer SS ke-10


’Frundsberg’
FAR

Perintah pembentukan divisi ini dikeluarkan pada bulan Januari 1943, dan
mulai disusun pada musim semi dari para sukarelawan RAD dan wajib mi-
liter. Pada mulanya, divisi ini mendapatkan nama kehormatan ’Karl der
Grosse’ (Karel Agung) dan dibentuk sebagai sebuah divisi panzergrenadier.
Pada tanggal 22 Oktober 1943, divisi itu dinamakan kembali sebagai Divisi
Panzer SS ke-10 ’Frundsberg’.
Ditempatkan bersama Divisi ’Hohenstaufen’ di bawah Korps Panzer SS
II, ’Frundsberg’ dikirim ke Galicia pada bulan Maret 1944, di mana mereka
terlibat pertempuran sengit di sana hingga kemudian dicadangkan. Dipindah-
kan ke Front Barat pada bulan Juni 1944, mereka diikutsertakan dalam per-
tempuran di Normandia. Sekalipun menderita kerugian besar selama pertem-
puran di Lembah Odon, tetapi divisi tersebut tidak terjebak di Kantong
Falaise dan berhasil mundur ke kawasan Arnhem pada bulan September 1944.
Selama pertempuran untuk membendung Operasi Market-Garden, ’Fr-
undsberg’ berhasil melakukan pertempuran pertahanan di kawasan Nijme-
gen. Divisi itu kemudian diperkuat kembali di Jerman antara bulan Novem-
ber hingga Desember 1944. Mereka kemudian ikut serta dalam pertempuran
di Alsace, sebelum kemudian dikirimkan ke Front Timur pada bulan Januari
1945.
Divisi ini bertempur di kawasan Pomerania, Polandia, selama bulan
Februari 1945. Dipukul mundur Tentara Merah, mereka menarik diri ke lan-
das serbu Altdamm. Mereka kemudian dikirimkan ke Saxony, dan ikut ber-
tempur di kawasan Dresden. Sebagian besar divisi ini hancur pada saat perang
berakhir.

A BRIDGE TOO FAR.indd 88 7/24/2014 3:09:37 AM


89

G O, G O, G O !
◄ Karena kekurangan
kendaraan bermotor, seba-
gian prajurit dari Divisi SS
’Frundsberg’ bersepeda untuk
mencapai garis depan selama
pertempuran di Nijmegen-
Arnhem.

▼ Sebuah Sd.Kfz 250/3 dari


Batalyon Perintis Divisi SS
’Frundsberg’ di dekat jem-
batan Arnhem.

A BRIDGE TOO FAR.indd 89 7/24/2014 3:09:37 AM


90
A

Letnan Kolonel John Frost. Seorang


BR IDG E TOO

veteran pasukan lintas udara dalam


pertempuran di Afrika Utara dan
Sisilia, perwira yang semarak ini
mengumpulkan pasukannya setelah
pendaratan di Arnhem dengan
meniupkan sebuah terompet
FAR

berburu. (Sumber: Arnhem)

mengamankan jembatan tersebut. Seandainya pasukan


Inggris tiba lebih awal, lawannya akan mudah ditaklukkan
karena ke-25 penjaganya adalah anggota veteran dari
Wehrmacht.
Beberapa waktu setelah pukul 18.00, John Frost dan
Batalyon ke-2 memperhatikan sasaran pertamanya, jem-
batan rel kereta yang melintang di atas Rhein Hilir di se-
belah tenggara Oosterbek. Sesuai rencana, Kompi C pim-
pinan Mayor Victor Dover mendekati sasaran. Dengan
hati-hati mereka bergerak sejajar dengan stasiun, lorong
sempit dan waspada terhadap para penembak jitu Jer-
man.
Salah satu peletonnya, yang dipimpin oleh Letnan Peter
Barry, berhasil mencapai jarak sekitar 274 meter dari jem-
batan ketika sang letnan melihat ”seorang Jerman berlari

A BRIDGE TOO FAR.indd 90 7/24/2014 3:09:38 AM


91

G O, G O, G O !
ke jembatan dari sisi lain. Dia sampai di tengah, berlutut,
dan melakukan sesuatu.” Barry memerintahkan sebuah
regunya untuk membuka tembakan dan regu lainnya ber-
lari ke jembatan. Pada saat itu, orang Jerman tersebut
telah menghilang.
Pasukan Barry berhasil mencapai jembatan dan mulai
berlari dengan kecepatan penuh ketika tiba-tiba salah
satu rintangan jembatan meledak. Mereka kemudian di-
berondongi tembakan dari posisi-posisi pasukan Jerman
yang tersembunyi di seberang sungai. Sekalipun Barry dan
dua anak buahnya terluka, tetapi tidak ada korban jiwa
di pihak pasukan Inggris. Demikianlah sasaran pertama
pasukan payung Inggris terlepas dari genggaman mereka.
Pada saat itu, jam menunjukkan pukul 18.30 dan masih
ada dua jembatan lainnya yang harus diamankan oleh
anak buah Frost.
Kini Kompi C harus menyelesaikan tugas kedua, yak-
ni menyerang markas besar Jerman di Arnhem. Kompi
B ditugaskan untuk menghadang pasukan Jerman yang
akan menyerang dari daerah tinggi di Den Brink sementara
Kompi A dan Detasemen Markas di bawah komando Frost
melaju ke dalam kota Arnhem.
Sementara itu, hujan mortir berpelontar roket dan tem-
bakan senapan mesin yang dilancarkan batalyon Krafft
semakin meningkat di antara jalan Utrecht-Arnhem,. Ber-
untung bagi pasukan Inggris karena di kawasan tersebut
terdapat parit-parit pertahanan buatan Jerman. Mereka
berlindung dalam parit itu. Lathbury dan Urquhart men-
diskusikan kemajuan pasukan yang lamban. Pagar yang
mengelilingi setiap rumah penduduk Belanda merupakan
hambatan. Upaya untuk menghindari pagar-pagar itu
akan menimbulkan risiko. Hambatan lain adalah sikap
tentara Inggris yang walaupun dalam keadaan bertempur
masih menghormati milik orang lain. Untuk menggeledah

A BRIDGE TOO FAR.indd 91 7/24/2014 3:09:38 AM


92
A

rumah saja mereka masih sempat mengetuk pintu! Akhir-


BR IDG E TOO

nya, mereka kehilangan sikap hormat itu. Serangan mor-


tir Jerman masih diteruskan. Kapten Thesigger, orang ke-
dua pada salah satu kompi, terkena serpihan mortir dan
terkulai. Perutnya terluka.
Berita tentang Mayor Freddie Gough belum tiba dan
FAR

sangat mengkhawatirkan Urquhart. Lathbury sendiri ma-


sih kecewa dengan gerakan pasukannya, terutama pada
tingkat brigade. Pada saat itu dia tidak bisa berhubungan
dengan Batalyon ke-1 karena diperkirakan unit ini telah
bergerak ke arah utara. Sekalipun demikian, Batalyon ke-1
masih tetap melakukan kontak dengan Batalyon ke-2.
Lathbury menuju jipnya. Demikian pula Urquhart. Dia
ingin melakukan hubungan dengan Markas Besar. Namun
apa yang diihatnya membuatnya terkejut. Kendaraan
itu terkena tembakan mortir! Petugas radio terluka dan

Para prajurit dari South Staffords ke-2 bergerak di sepanjang Utrechtseweg di


dekat Oosterbeek untuk memperkuat Brigade Para ke-1 di Arnhem. Peralatan
berat dibawa dengan gerobak dorong yang dimiliki setiap peleton unit Pendaratan
dari Udara. Pagar kawat yang lazim digunakan di Belanda yang terlihat di sisi
jalan sering kali menyulitkan pasukan untuk berlindung dari tembakan. (Sumber:
Arnhem 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 92 7/24/2014 3:09:38 AM


93

G O, G O, G O !
Sten Gun

Berat : 3,2 kg
Panjang : 760 mm
Panjang laras : 196 mm
Kaliber : 9x19mm Parabellum
Kecepatan menembak : 500 peluru/menit
Jangkauan efektif : 100 meter

Ketika dipaksa mundur dari daratan Eropa pada musim panas 1940 dan harus
meninggalkan banyak perlengkapan mereka di belakang, Inggris dipaksa un-
tuk segera memperlengkapi tentaranya guna menghadapi ancaman invasi Na-
zi. Di antara kebutuhan yang mendesak adalah pengadaan senjata otomatis
perorangan yang dapat diproduksi secara massal dalam waktu singkat dan mu-
rah. Hasilnya adalah Sten gun.
Sten adalah nama singkatan dari perancang senjata itu, Mayor Reginald
V. Shepherd dan Harold Turpin, serta Enfield. Senapan ini menggunakan
komponen logam tempaan sederhana dan sedikit pengelasan, sehingga hanya
memerlukan sedikit proses perakitan. Kebanyakan proses produksinya dapat
dilakukan di bengkel-bengkel kecil, setelah itu baru dirakit di pabrik Enfield.
Sekalipun memiliki daya berondong mematikan dalam pertempuran ja-
rak dekat, Sten, terutama model-model awalnya, memiliki banyak masalah.
Misalnya, ketika distel untuk menembak satu-satu, senapan otomatis itu
malah memuntahkan peluru secara otomatis, demikian pula sebaliknya.
Akibatnya, banyak pemakainya yang menjulukinya sebagai ”Mimpi Buruk
Tukang Ledeng”, ”Penggugur Tukang Ledeng,” atau bahkan ”Stench Gun”
(Senapan Busuk).
Meskipun demikian, Sten banyak digunakan pasukan Inggris. Karena ram-
ping dan mudah dibongkar pasang sehingga mudah disembunyikan, Sten juga
banyak dikirimkan kepada kaum gerilyawan di seluruh daerah pendudukan
di Eropa. Apabila dibungkus dengan kain basah, Sten mengeluarkan suara
seperti senjata berat sehingga banyak prajurit lawan yang mengira berhadapan
dengan senapan mesin.

A BRIDGE TOO FAR.indd 93 7/24/2014 3:09:38 AM


94
A

diungsikan oleh unit kesehatan ke tempat aman. Radio


BR IDG E TOO

tidak begitu rusak, tetapi sulit untuk digunakan. Usaha


Lathbury untuk berhubungan dengan unit-unit lainnya
juga gagal.
Laporan-laporan yang diterima Urquhart sendiri tidak
menggembirakan. Kompi terdepan melakukan kontak
FAR

senjata dengan lawan. Mereka terhadang di dekat Hotel


Hartenstein sedikit di luar Oosterbeek. Laporan itu mem-
buat Urquhart agak frustrasi. Dia sendiri tidak bisa ber-
hubungan dengan anak buahnya serta terhalang untuk
kembali ke markas komando.
Tanpa sepengetahuan pasukan Inggris, Batalyon Pe-
latihan SS ke-16, yang berada di Oosterbeek dan ter-
nyata menghadang gerakan pasukan Inggris, telah
mendapatkan bantuan dari sebuah unit dari Divisi SS
’Hohenstaufen’. Kedudukan Krafft sendiri sebenarnya ter-
ancam oleh Batalyon Para ke-2 Inggris yang bergerak dari
arah selatan. Dia takut batalyonnya terkepung. Namun
dengan kedatangan salah satu unit dari Divisi Panzer SS
ke-9, dia bisa bernapas lega. Dengan nada gembira, Krafft
mengatakan: ”Pertahananku di antara daerah Wolfhezen-
Oosterbeek hampir saja ambruk. Kedatangan rekan-rekan
dari Divisi Panzer SS ke-9 sangat membantuku …”
Perwira SS ini sendiri mempunyai resep ampuh dalam
menghadapi kekuatan yang lebih besar, terutama dari pa-
sukan payung. Caranya menyerbu langsung lawannya yang
sedang mendarat. Resep ini telah dilaksanakannya. Salah
satu kompinya menyerang dan sebagian bertahan. Dalam
bertahan, Krafft berusaha keras untuk mengoordinasikan
setiap tank dan meriam artileri yang ada. Unit ini me-
rupakan penghalang utama bagi pasukan Inggris.
Unit lain dari Divisi ’Hohenstaufen’, batalyon perintis
di bawah SS-Hauptsturmführer Paul Gräbner, juga telah
diperintahkan untuk melakukan sapuan di wilayah an-

A BRIDGE TOO FAR.indd 94 7/24/2014 3:09:38 AM


95

G O, G O, G O !
tara Arnhem dan Nijmegen untuk memeriksa kekuatan
pasukan lintas udara Sekutu di sana. Beberapa saat
menjelang pukul 19.00, unit Gräbner menyeberangi jem-
batan besar jalan raya di Arnhem. Kira-kira satu kilometer
dari ujung selatan jembatan, dia menghentikan dan mela-
porkan ke markas besar divisi: ”Tidak ada musuh. Tidak
ada pasukan payung.” Kendaraan-kendaraan lapis baja
ringannya berpatroli sejauh beberapa kilometer di kedua
sisi jalan raya. Setelah mendengar laporan tersebut, ba-
talyon Gräbner akhirnya diperintahkan atasannya untuk
kembali ke markas besarnya di sebelah utara Arnhem.
Waktu menunjukkan pukul 20.00 ketika, tanpa sepe-
ngetahuan Jerman, anak buah Frost memasuki Arnhem
dan secara diam-diam mendekati sasaran mereka yang
tersisa, sasaran utama dari rencana nekat Montgomery.
Ketika melihat truk-truk Jerman bergerak melewati jem-
batan itu ke arah selatan, wajah anggota pasukan lintas

Dua kendaraan lapis baja half-track Sd. Kfz. 251 milik Batalyon Perintis SS ke-9
pimpinan SS-Hauptsturmführer Paul Gräbner bergerak melalui Oosterbek.
Foto ini diambil oleh seorang sipil Belanda dari balik jendela rumahnya. (Sumber:
German Armored Units at Arnhem, September 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 95 7/24/2014 3:09:38 AM


96
A
BR IDG E TOO
FAR

Beberapa prajurit Jerman yang ditawan oleh pasukan Sekutu selama pertempuran
sengit di pinggiran kota Arnhem. Di antara mereka terdapat para remaja yang
direkrut untuk menghimpun pertahanan terakhir bagi Reich Ketiga. (Sumber:
Feldgrau)

udara Inggis itu pun menjadi cerah: jembatan itu tam-


paknya masih utuh.
Di balik keremangan malam, bergerak dari rumah ke
rumah, mereka dengan hati-hati melanjutkan perjalanan
mendekati jembatan. Dari atas sebuah gedung dekat jem-
batan yang telah direbut oleh anak buahnya, Frost mem-
perhatikan sekitar jembatan. Lawan tidak melakukan reak-
si. Anak buah Frost sendiri berjumlah sekitar 500 orang
dan tersebar di sekitar rumah-rumah dekat jembatan,
meskipun hal itu mendapat protes dari penduduk setem-
pat. Di antara mereka terdapat unit zeni.
Sementara itu Mayor Gough dan anak buahnya yang
dianggap ”hilang” oleh Urquhart ternyata telah bergabung
dengan Frost di sekitar jembatan. Gough kehilangan sa-
rana transportasinya sehingga gerakannya lamban. Mobil-
mobil jip yang berada di depan telah dijebak oleh lawan di

A BRIDGE TOO FAR.indd 96 7/24/2014 3:09:38 AM


97

G O, G O, G O !
sekitar stasiun Wolfhezen. Mereka diserang dengan tem-
bakan senapan mesin. Akibatnya, skwadron perintis itu
terpaksa bertempur sambil berlari untuk secepatnya tiba
di jembatan. Beberapa tawanan Jerman diperiksa oleh
Gough. Mereka menyatakan bahwa pasukan Inggris itu
dihadang oleh Batalyon Pelatihan ke-16 pimpinan Krafft.
Dan mereka ini bertempur mati-matian untuk menahan
gerakan pasukan Inggris.
Mayor Gough dan beberapa anak buahnya berhasil
melepaskan diri dengan perlindungan Batalyon ke-1. Dia
berusaha menghubungi Lathbury dengan radio, tetapi ga-
gal. Akhirnya, Gough, didampingi oleh Pip Hicks, mencapai
Markas Besar Divisi. Dia bertemu Charles MacKenzie yang
menyarankan agar mayor itu melakukan kontak dengan
Urquhart.
Gough dengan beberapa kendaraan jip berusaha me-
nemukan Urquhart. Di tengah perjalanan mereka ber-
temu dengan pasukan dari Baterai Ringan ke-3 pimpinan
Mayor Dennis Mumford, yang menyarankan agar Gough
tidak meneruskan perjalanan karena pasukan Jerman
melakukan pagar betis di kawasan yang akan dilalui.
Mereka berbalik dan melakukan perjalanan melingkar
ke desa Renkum. Gough memacu anak buahnya. Ketika
mencapai markas Brigade ke-1 di dekat sungai, mereka
mendapat keterangan bahwa Lathbury dan Urquhart telah
pergi dengan Batalyon ke-3. Gough berusaha mengontak
Markas Besar Divisi tetapi gagal. Sekalipun demikian,
Gough tidak putus asa dan kemudian bergabung dengan
Frost.
Pada saat itu, di bawah perlindungan kegelapan ma-
lam, para prajurit payung Inggris dari Kompi A berusaha
menyerang kubu Jerman yang bertahan di jembatan secara
diam-diam. Mereka didukung oleh pasukan penjinak ran-
jau pimpinan Eric Mackay, yang membawa senjata pe-

A BRIDGE TOO FAR.indd 97 7/24/2014 3:09:38 AM


98
A

nyembur api. Tiba-tiba kegelapan malam dirobek oleh


BR IDG E TOO

tembakan pasukan Jerman yang telah membarikade diri


dalam rumah-rumah di pinggiran sungai sebelah kiri. Sa-
lah satu kereta dorong berisi bahan peledak yang dibawa
pasukan zeni Inggris meledak dan cahayanya membuat
para prajurit terlihat jelas.
FAR

”Langit menjadi terang benderang,” demikian tulis


Frost di kemudian hari, ”dan terdengar suara tembakan
senapan mesin, ledakan yang terjadi berturut-turut,
gemercik amunsi yang terbakar dan bunyi dentuman
meriam.”
Mengabaikan tembakan lawan, anak buah Frost terus
berlari dan, tanpa kehilangan satu pun prajurit, berhasil

Anggota Red Devils bergerak secara hati-hati melalui reruntuhan sebuah rumah.
Dalam pertempuran di Arnhem, kedua belah pihak yang bermusuhan sering kali
terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan satu lawan satu yang sengit. (Sumber:
Airborne)

A BRIDGE TOO FAR.indd 98 7/24/2014 3:09:38 AM


99

G O, G O, G O !
mencapai jembatan. Dalam pertempuran sengit, mereka
berhasil menguasai ujung utara jembatan. Namun usaha
pasukan payung Inggris untuk terus bergerak maju diha-
dang oleh sekelompok prajurit Panzergrenadier SS yang
bertahan di bagian selatan jembatan.
Dari jendela, Frost melihat adanya seseorang menye-
linap di antara gedung. Jalan sepi dan gelap. Frost me-
merintahkan salah seorang anak buahnya untuk melacak
orang tersebut. Tidak berapa lama kemudian prajurit
itu kembali. Dia melapor bahwa orang itu bukan ang-
gota Perlawanan Belanda melainkan anggota pasukan
Panzer SS. Frost tertawa terbahak-bahak mendengar la-
poran anak buahnya. Dia kemudian membuat rencana
untuk menyerang orang Jerman yang bertahan di selatan
jembatan.
Frost memerintahkan seorang perwira untuk meng-
hubungi pasukannya yang berada di sekitar jembatan.
Akan tetapi Kompi B, yang diperintahkan untuk meng-
ambil posisi di sebelah jembatan dan menempatkan
meriam-meriam anti-tanknya guna melindungi lambung
kiri batalyon, ternyata sedang bertempur dengan Jerman
di Den Brink dalam usahanya untuk mencapai sasaran.
Mereka baru bisa tiba setelah pukul 03.00. Sebuah patroli
juga dikirimkan untuk mengetahui lokasi Kompi C, yang
diperkirakan berada di sekitar Arnhem. Ternyata, kompi itu
juga belum bisa bergerak karena dikepung oleh pasukan
Jerman. Lebih parah lagi, perwira yang bertugas untuk
melakukan kontak dengan Lathbury membawa berita
buruk: pasukan Jerman telah memotong jalur selatan
di belakang batalyon. Frost memerintahkan agar Mayor
Gough tetap berada di jembatan dan siap menangkal se-
rangan Jerman.
Aksi pasukan payung Inggris menyerang Arnhem sen-
diri membuat pusing SS-Obergruppenführer Bittrich:

A BRIDGE TOO FAR.indd 99 7/24/2014 3:09:38 AM


100
A

rencananya yang brilian terpaksa harus mengikuti tak-


BR IDG E TOO

tik Frost. Pada saat itu, batalion perintis dari Divisi ’Ho-
henstaufen’ telah melewati jembatan sebelum kedatangan
Frost dan pasukannya, sementara Divisi ’Frundsberg’ ber-
ada di sekitar Sungai Rhine.
Bittrich bertindak cepat. Divisi ’Frundsberg’ diperin-
FAR

tahkan untuk menyeberang dengan menggunakan perahu-


perahu bermotor. Penyeberangan dilakukan di Huissen.
Selanjutnya, mereka harus membuat landas serbu di se-
latan Nijmegen. Sementara itu, Divisi ’Hohenstaufen’ di-
tugaskan untuk merebut jembatan Arnhem dari tangan
Inggris, secepatnya. Tugas lain adalah mencegah tibanya
bala bantuan untuk pasukan Inggris dari Oosterbeek.
Rencana Bittrich selanjutnya agar ’Hohenstaufen’
menghancurkan seluruh Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris,
begitu mereka telah mendapat bantuan dari Model. Divisi
pimpinan SS-Standartenführer Harzer itu sendiri terdiri
atas sebuah resimen panzergrenadier, sebuah detasemen
artileri, dua baterai meriam berat, unit pengintai lapis
baja, sebuah kompi tank, sebagian unit perintis dan satu
detasemen artileri penangkis serangan udara. Sebagian
besar dari unit itu telah bertempur sebagai infanteri.
Untungnya, sekalipun sebelumnya telah diperintahkan
untuk menyerahkan kendaraan-kendaraan lapis bajanya
kepada Divisi ’Frundsberg’, Harzer tetap menahan per-
alatan yang berharga itu dengan cara mempreteli sebagian
suku cadangnya. Kini, dia dapat menggunakan kembali
kendaraan-kendaraan lapis bajanya guna memenuhi tu-
gas yang diberikan kepadanya untuk menghancurkan pa-
sukan Inggris di Arnhem.
Sementara pasukan Jerman dan Inggris sama-sama
menghimpun diri untuk memperebutkan jembatan di
Arnhem, berbagai pertempuran yang menentukan berko-
bar di zona operasi Operasi Market-Garden lainnya.

A BRIDGE TOO FAR.indd 100 7/24/2014 3:09:38 AM


Bab 4

jalan raya
neraka

ebih ke selatan dari Arnhem, Divisi Lintas Udara


L ke-82 Amerika Serikat, yang mendarat di sektor
tengah Market-Garden, bergerak dengan cepat untuk
merebut sejumlah jembatan yang berada di tengah dan
sekitar kota Nijmegen. Secara kebetulan, rentang jem-
batan yang berada di desa Grave dengan cepat jatuh ke
tangan pasukan Amerika. Di atas zona penerjunan di
dekat jembatan Sungai Maas yang berada di selatan Nij-
megen, lampu hijau di sebuah pesawat angkut—sinyal
untuk melompat—terlambat berkedip. Ketika ke-16 pra-
jurit payung dari pesawat tersebut mendarat, mereka me-
nemukan dirinya hanya berada sekitar 549 meter dari

101

A BRIDGE TOO FAR.indd 101 7/24/2014 3:09:38 AM


102
A

jembatan. Sekalipun sisa kompi mereka tidak mendarat


BR IDG E TOO

di dekat tempat itu, para prajurit tersebut, di bawah ko-


mando Letnan John S. Thompson, menyerang jembatan,
memberondonginya dengan tembakan senapan mesin.
Anak buah Thompson menaklukkan sejumlah prajurit
Jerman yang menjaganya, merebut sebuah menara flak
FAR

yang melindungi jembatan dan kemudian menggunakan


senjata penangkis serangan udara yang mereka rebut
untuk berduel dengan meriam-meriam lawan yang berada
di ujung sisi jembatan.
Sekitar 9,6 km di sebelah timurlaut, pasukan payung
lainnya dari Divisi ke-82 merebut dua jembatan lain, dan
pada akhir hari itu, hanya satu sasaran penting yang
masih dikuasai oleh pasukan Jerman—jembatan jalan
raya di atas Sungai Waal di kota Nijmegen. Serangan ke
tempat itu ditunda oleh misi lainnya. Sebelum memimpin
pasukannya ke Nijmegen, Brigadir Jenderal James M.
Gavin, komandan divisi, memerintahkan mereka untuk
merebut dan mempertahankan suatu punggung bukit di
sebelah timur kota, satu-satunya dataran tinggi yang ada
di wilayah datar itu. Tanah yang tinggi itu dapat mengamati
jalan raya dan jembatan-jembatan yang harus dilalui oleh
pasukan darat Inggris. Apabila pasukan Jerman mengua-
sainya, mereka dapat menutup jalan raya dan menghen-
tikan serangan darat yang datang dari selatan.
Perebutan dataran tinggi itu menghabiskan waktu se-
harian penuh. Baru pada waktu tengah malam Gavin da-
pat membebaskan sebuah batalyon untuk dikerahkan ke
Nijmegen dan sasaran paling penting yang harus direbut
divisinya, jembatan sepanjang 600 meter di atas Waal.
Apabila Divisi Lintas Udara ke-82 menyerang jembatan
itu sejak awal, para prajurit hanya akan mendapatkan
sedikit perlawanan. Namun saat hari mulai gelap dan
kompi terdepannya maju dengan cepat melewati jalan-

A BRIDGE TOO FAR.indd 102 7/24/2014 3:09:38 AM


103

N ER A K A
jalan Nijmegen menuju jembatan sasarannya, kontingen
pertama dari Divisi SS ’Frundsberg’ telah bergerak dari
seberang sungai dan menyusun pertahanan di ujung se-

R AYA
latan jembatan tersebut. Baik Model maupun Bittrich
sepakat bahwa kunci dari pertempuran yang mereka

J AL AN
hadapi bukanlah Arnhem, melainkan jembatan jalan raya
di Nijmegen. Apabila gerakan Sekutu dapat dihentikan di
Waal, keberhasilan apa pun yang diraih pasukan payung
Inggris di utara tidak akan berarti apa-apa.
Suatu serangan Amerika terhadap jembatan tersebut
pada malam itu berakhir dengan kegagalan. Pada pagi
berikutnya, 18 September, para prajurit Divisi ke-82 me-
lancarkan serangan lainnya. Sebuah kompi pasukan
payung bergerak membelakangi jalanan, disambut de-
ngan sorak sorai penduduk Belanda yang melemparkan
buah-buahan dan bunga bagi para pembebasnya. Saat

Penduduk Belanda berderet menonton pasukan payung Amerika dari Divisi Lin-
tas Udara ke-82 yang bergerak melewati pinggiran Nijmegen untuk merebut jem-
batan jalan raya yang melintang di atas Sungai Waal. (Sumber: A Bridge Too Far)

A BRIDGE TOO FAR.indd 103 7/24/2014 3:09:38 AM


104
A
BR IDG E TOO
FAR

Sejumlah prajurit dari Divisi SS ’Frundsberg’ mengawasi keadaan di suatu tempat


di garis pertahanan Arnhem-Milingen. (Sumber: Die 10. SS-Panzer-Division Frunds-
berg)

para prajurit mendekati jembatan, kerumunan orang itu


menjadi terdiam seribu bahasa dan diliputi ketegangan.
Sepanjang malam sebelumnya, pasukan yang memper-
tahankan jembatan itu telah diperkuat oleh kontingen
tambahan Divisi ’Frundsberg’ lainnya: beberapa dida-
tangkan dengan kapal feri Pannerden sedangkan sisanya
menggunakan truk atau sepeda. SS-Hauptsturmführer
Karl Heinz Euling kemudian memegang komando atas
pertahanan jembatan tersebut. Tidak lama kemudian,
kendaraan-kendaraan lapis baja half-track, mortir-mortir
dan empat Panzerjäger IV bergemuruh di atas jembatan
Nijmegen. Baterai-baterai artileri juga mengambil posisi di
tepi utara Waal untuk memberikan dukungan tembakan
sementara pasukan zeni Waffen-SS kemudian segera me-
masang bahan peledak di jembatan Nijmegen.
Berlindung di parit-parit di sekitar suatu perempatan
lampu merah di sebuah taman berumput di kaki jembatan,

A BRIDGE TOO FAR.indd 104 7/24/2014 3:09:38 AM


105

N ER A K A
pasukan Jerman bertiarap menunggu lawan. Mereka
membiarkan pasukan Amerika bergerak sejauh dua blok
dari jembatan dan kemudian membuka tembakan dengan

R AYA
sepucuk senapan mesin dan sejumlah senjata penangkis
serangan udara. Pasukan payung, yang berlarian dari ja-

J AL AN
lan ke jalan, mendekat hingga sejauh satu blok dari jem-
batan sebelum akhirnya dihentikan.
Pasukan Jerman mati-matian mempertahankan jembat-
an tersebut, membuat pihak Sekutu gagal menguasai
saluran vital yang menghubungkan pasukan daratnya
dengan pasukan payung yang terpotong di Arnhem, sekitar
18 km di sebelah utara. Pasukan payung Amerika di
Nijmegen terpaksa harus menunggu kedatangan pasukan
darat yang bergerak maju menyusuri koridor tersebut.
Keadaan itu dipakai oleh anak buah Euling untuk
menanam ranjau dan kawat berduri serta mendirikan
perbentengan lapangan. Lebih banyak lagi prajurit Di-
visi ’Frundsberg’ yang berdatangan. Bahkan, Harmel, ko-
mandan divisi itu, mendirikan pos komandonya di tepi
utara Waal. Dari sana dia dapat mengamati jembatan
kunci itu. Sebenarnya, Model telah mengirimkan pesan
kepadanya yang berisi perintah Führer yang melarang
peledakan jembatan-jembatan yang diserang Sekutu.
Sebaliknya, perintah yang sama memerintahkan pasukan
Jerman untuk mempertahankannya sebagai persiapan
bagi suatu serangan balasan guna memulihkan garis
depan di sepanjang perbatasan Belanda-Belgia. Akan
tetapi Harmel tidak memedulikan perintah yang di-
anggapnya sebagai omong kosong itu, dan memutuskan
untuk meledakkan jembatan apabila tank-tank Inggris
berusaha menyeberanginya.
Sementara itu, di sektor paling selatan Market-Garden,
Divisi Lintas Udara ke-101 Amerika telah mendarat di
sebelah utara Eindhoven dan, dengan cepat dan relatif

A BRIDGE TOO FAR.indd 105 7/24/2014 3:09:38 AM


106
A
BR IDG E TOO

Seorang
FAR

Sukarelawan
Indonesia dalam
Waffen-SS?

Di antara unit Jerman yang dikerahkan untuk menghadapi pasukan Sekutu


selama Operasi Market-Garden terdapat sebuah batalyon Belanda yang berasal
dari Resimen SS ke-1 ’Landstorm Nederland’. Dalam suatu bentrokan, Pra-
jurit Wilson Boback dari Resimen Infanteri Para ke-501, Divisi Lintas Udara
ke-101, berhasil menewaskan seorang prajurit SS Belanda yang sosoknya tidak
lazim. Ketika keadaan terlihat aman, Boback mulai memeriksa tubuh lawan-
nya dan menemukan foto si korban (atas), yang kemudian disimpannya.
Bertahun-tahun kemudian foto itu kemudian diserahkannya kepada se-
orang sejarawan militer bernama Mark Bando, yang pada gilirannya membe-
rikannya kepada Marc J. Rikmenspoel, seorang peminat sejarah Waffen-SS.
Foto itu kemudian diterbitkan Rikmenspoel dalam sebuah buku tentang
Waffen-SS dengan menuliskannya sebagai foto seorang sukarelawan berdarah
Indonesia. Keberadaan foto tersebut menimbulkan kegemparan sekaligus eu-
foria bagi para pecinta sejarah Reich Ketiga di Indonesia, di mana bahkan ada
yang mengklaim sang sukarelawan sebagai seorang Jawa!
Kenyataannya tidak seromantis itu. Orang-orang Indonesia asli di Be-
landa biasanya didiskriminasi dan beberapa di antaranya bahkan dikirimkan
ke kamp konsentrasi karena alasan rasial selama pendudukan Nazi. Kalau-
pun anggota SS di atas berdarah Indonesia, kemungkinan dia adalah seorang
berdarah Indo-Belanda. Ini lebih masuk akal mengingat bukan hanya 70
persen anggota NSB di Hindia Belanda adalah orang Indo, tetapi juga kare-
na orang Indo dianggap sebagai warga negara penuh dari Kerajaan Belanda.
Dokumentasi militer Jerman sendiri mencatat adanya beberapa orang Indo-
Belanda yang bergabung dalam angkatan bersenjata mereka dan unit-unit ko-
laborator Belanda selama perang.

A BRIDGE TOO FAR.indd 106 7/24/2014 3:09:38 AM


107

N ER A K A
mudah, berhasil merebut desa Veghel dan keempat jem-
batannya yang melintang di atas Sungai Aa dan Terusan
Willems. Kemudian mereka memalingkan perhatiannya ke

R AYA
selatan dan jembatan jalan raya yang vital di atas Terusan
Wilhelmina di desa Zon.

J AL AN
Pasukan payung yang bergerak ke desa Zon hanya
sedikit menghadapi perlawanan hingga mereka mencapai
pinggiran kota Eindhoven. Di sana, barisan terdepan
mereka ditembaki oleh sepucuk meriam 88 mm Jerman.
Sebuah tim bazoka kemudian merayap tanpa terlihat
hingga sejauh 45 meter dari meriam tersebut dan

Seorang prajurit
payung Amerika
berlarian menuju
sasaran di bawah
gempuran mematikan
dari meriam 88 mm
Jerman, di mana salah
satu pelurunya jatuh
meledak di dekatnya.
(Sumber: Airborne)

A BRIDGE TOO FAR.indd 107 7/24/2014 3:09:38 AM


108
A

menghancurkannya dengan satu tembakan. Pasukan


BR IDG E TOO

Amerika kemudian maju perlahan-lahan melalui jalanan


desa tersebut, terus-menerus melepaskan tembakan
sambil bergerak. Ketika mereka tinggal sepelemparan
batu lagi dari terusan dan sasaran mereka, suatu ledakan
yang bergemuruh terdengar dan puing-puing menghujani
FAR

mereka. Pasukan Jerman telah meledakkan jembatan.


Tanpa ragu, sejumlah prajurit payung melompat ke
dalam terusan dan berenang menyeberang, di bawah
hujan tembakan dari ujung tepian. Pasukan Amerika
lainnya menemukan sebuah perahu kecil, mendayung
menyeberang, dan menaklukkan perlawanan pasukan
Jerman.
Bekerja mati-matian, pasukan zeni bergerak mengguna-
kan kayu-kayu yang dibawa oleh penduduk sipil Belanda
untuk mendirikan sebuah kaki jembatan di bawah ren-
tangan yang hancur. Sebuah resimen Divisi ke-101 ke-
mudian menyeberanginya dalam suatu barisan. Namun
memperbaiki jembatan itu agar dapat dilewati kendaraan
memerlukan peralatan berat yang tidak dimiliki oleh pa-
sukan payung. Jadi, perbaikan seperti itu harus menung-
gu hingga kedatangan pasukan darat yang menyeberangi
perbatasan Belgia-Belanda.
Sekitar 6 km di selatan Zon, pada hari berikutnya, 18
September, para prajurit Lintas Udara ke-101 berbaris
nyaris tanpa perlawanan ke dalam Eindhoven dan disam-
but hangat oleh penduduk. ”Sambutannya benar-benar
luar biasa,” demikian catat seorang prajurit. ”Sua-
sananya sangat anti-Jerman.” Namun di tengah-tengah
perayaan yang meriah itu, para prajurit Divisi ke-101
tidak bisa menyembunyikan keheranan mereka akan
ketidakhadiran kontingen lain di Eindhoven. Barisan lapis
baja Inggris, yang seharusnya menjadi perekat daerah-
daerah terisolasi yang diperebutkan ketiga divisi lintas

A BRIDGE TOO FAR.indd 108 7/24/2014 3:09:39 AM


109

N ER A K A
udara Sekutu, tidak kelihatan sama sekali. Diperkirakan
harus tiba pada malam hari sebelumnya, pasukan darat
masih belum datang di Eindhoven.

R AYA
Sebenarnya, pada siang tanggal 17 September, bersama-
an dengan pendaratan pasukan payung di sepanjang ko-

J AL AN
ridor Market-Garden, Korps XXX telah bergerak maju dari
landasan serbunya di Terusan Meuse-Escaut dan mulai
bergemuruh ke utara menuju jalan raya yang dijadikan
sasarannya. Panglimanya, Jenderal Horrocks, berharap
dapat tiba sesuai jadwal yang ditentukan: Eindhoven, 21
km jauhnya, pada tengah malam; Nijmegen, 66 km lebih
jauh, pada saat tengah malam tanggal 19 September; dan
Arnhem, 18 km dari sana, pada tanggal 21 September.
Dia menyadari bahwa pasukannya menghadapi rintangan
yang sangat besar. Jalan raya yang sempit hanya dapat

Mayor Jenderal Max Taylor, komandan Divisi Lintas Udara ke-101 Amerika. (Sum-
ber: Airborne)

A BRIDGE TOO FAR.indd 109 7/24/2014 3:09:39 AM


110
A

menampung dua tank berjajar ke samping. Lebih dari itu,


BR IDG E TOO

di sebagian besar rutenya, jalan raya itu menanjak saat


melewati daerah Belanda yang datar sehingga terbuka
bagi pengamatan dan tembakan meriam lawan.
Kekhawatiran besar Horrocks dengan cepat menjadi
kenyataan. Divisi Lapis Baja Guards, barisan terdepan
FAR

Korps XXX, baru saja melewati perbatasan Belgia-Belanda


saat mereka disergap pasukan Jerman. Meriam-meriam
anti-tank Jerman yang disamarkan di hutan-hutan cema-
ra di dekat jalan raya menghancurkan sembilan tank
terdepan Divisi Guards, sehingga membuat gerakan ter-
henti. Sementara para perwira Inggris mengomel karena
gerakannya tertunda, pasukan infanteri mereka mengapit
jalan raya dan bergerak maju. Mereka membersihkan me-
riam-meriam musuh sementara buldozer berlapis baja
menyingkirkan rongsokan kendaraan dari jalan. Sete-

Seorang prajurit Divisi Lintas Udara ke-101 memeriksa sebuah tank M4 Firefly
yang dilumpuhkan meriam Jerman di dekat Eindhoven. (Sumber: US National
Archive and Records Administration [NARA])

A BRIDGE TOO FAR.indd 110 7/24/2014 3:09:39 AM


111

N ER A K A
lah itu, barisan tersebut bergerak maju lagi. Namun per-
jumpaan pertama dengan musuh ini menjadi sebuah
pola yang akan dihadapi terus-menerus oleh Korps XXX

R AYA
hingga hari berikutnya: suatu kemajuan yang tersendat-
sendat yang membuat kesal dan membuat mereka jauh

J AL AN
ketinggalan dari jadwal yang seharusnya.
Pada tengah malam tanggal 17 September, barisan pa-
sukan darat masih berada 9,6 km di selatan Eindhoven,
dan baru pada sore hari berikutnya tank-tank Inggris me-
masuki kota tersebut—terlambat 24 jam dari jadwal semu-
la. Dengan kerumunan orang Belanda yang bergembira
yang menjadi satu-satunya penghalang, mereka bergerak
melalui Eindhoven menuju jembatan yang dihancurkan di
Zon. Bekerja tanpa henti, pasukan zeni Inggris mendirikan
sebuah jembatan ponton untuk menyeberangi terusan,
dan tank-tank pun kemudian bergemuruh melaluinya
pada pagi hari tanggal 19 September, Hari-H plus 2.
Dari Zon, gerakan mereka ke arah utara berlangsung
cepat dan tanpa perlawanan, sehingga tank-tank dapat
mencapai Nijmegen hanya dalam waktu beberapa jam.
Hal itu menyebabkan operasi tersebut terlihat seakan-
akan memiliki kecepatan yang menepati jadwal yang ada.
Namun pasukan dari Divisi Panzer SS ke-10 yang
mempertahankan jembatan jalan raya yang besar di atas
Waal di Nijmegen mengakhiri setiap harapan pasukan
Inggris untuk meraih kembali waktu yang telah terbuang.
Bertahan dengan gigih di belakang gulungan kawat berduri
di sekeliling perempatan lampu merah di kaki jembatan,
para prajurit SS yang ulung itu memukul mundur suatu
serangan di siang itu yang dilancarkan unsur-unsur Divisi
Lapis Baja Guards dan Divisi Lintas Udara ke-82 Amerika.
Jembatan tersebut, rintangan terakhir yang ada untuk
menuju ke Arnhem yang terletak hanya 18 km dari sana,
tetap berada di tangan Jerman.

A BRIDGE TOO FAR.indd 111 7/24/2014 3:09:39 AM


112
A
BR IDG E TOO

Mk IV (A22) Churchill
FAR

Awak : 5 orang
Berat : 38,5 ton
Panjang : 7,44 m
Lebar : 3,25 m
Tinggi : 2,49 m
Persenjataan : - 1 x meriam Ordnance QF 75 mm
- 2 x senapan mesin 7.92 mm Besa
Kecepatan : 24 km/jam
Jarak Tempuh : 90 km

Tank Infantri Mk IV (A22) Churchill adalah sebuah tank berat pendukung


infanteri Inggris dalam Perang Dunia II. Tank ini didesain untuk memiliki
kemampuan menjelajahi medan sulit sebagaimana yang dihadapi pasukan
Inggris dalam Perang Dunia I.
Tank ini mudah dikenali karena lapisan bajanya yang tebal dan kerangka
yang mirip sebuah bujur sangkar besar. Namun, ketebalan lapisan bajanya
membuat tank ini memiliki kecepatan yang lamban sementara turetnya yang
relatif kecil menyulitkan pemakaian meriam yang lebih ampuh. Mesinnya
juga memiliki banyak permasalahan.
Sekalipun demikian, tank Churchill merupakan tank andalan pasukan
Inggris dan Persemakmuran, yang menggunakannya di medan perang Afrika
Utara, Italia dan Eropa Barat. Selain itu, beberapa ratus tank jenis ini juga
dikirimkan ke Uni Soviet dan digunakan di Front Timur. Tank ini sendiri
memiliki banyak variasi, termasuk sejumlah modifikasi untuk tugas-tugas
khusus.

A BRIDGE TOO FAR.indd 112 7/24/2014 3:09:39 AM


113

N ER A K A
Benar-benar memedulikan nasib Divisi Lintas Udara
ke-1 Inggris, Jenderal Gavin menyarankan suatu tindakan
nekat untuk melewati koridor tersebut—suatu serangan

R AYA
amfibi menyeberangi Waal di waktu terang hari. ”Itulah
satu-satunya cara untuk merebut jembatan ini,” demikian

J AL AN
kata sang jenderal kepada stafnya. ”Kita harus merebutnya
secara bersamaan dari kedua ujungnya.” Sementara Gavin
menyusun serangan, pasukan payungnya di tepi selatan
akan menyeberangi hilir sungai dari jembatan. Setelah
merebut tepian utara, mereka akan mengapit posisi Jer-
man di jembatan dan sebuah sasaran yang lebih kecil,
sebuah jembatan kereta api. Pasukan yang bertahan di
kedua jembatan harus ditaklukkan. Pada saat bersamaan,
pasukan lapis baja dari barisan darat Inggris akan terus
menggempur pasukan Jerman yang mempertahankan
ujung selatan jembatan jalan raya itu.
Gavin sadar bahwa penyeberangan sungai itu meru-
pakan suatu pertaruhan besar. Pasukan payungnya tidak

Sebuah konvoi tank dari Divisi Lapis Baja Guards melewati desa Grave dalam
perjalanan mereka menuju Nijmegen. (Sumber: After the Battle)

A BRIDGE TOO FAR.indd 113 7/24/2014 3:09:39 AM


114
A

pernah berlatih melancarkan serangan seperti itu; beberapa


BR IDG E TOO

bahkan tidak pernah menaiki perahu kecil. Namun se-


rangan langsung terhadap jembatan telah dipukul mundur,
dengan korban besar, dan kelihatannya tidak ada cara
lain yang bisa dilakukan untuk menaklukkannya kecuali
dengan cara melancarkan suatu serangan lintas sungai.
FAR

Jenderal Horrocks menyetujui rencana tersebut, dan dia


memberikan perintah agar dikirimkan perahu-perahu
milik Inggris bagi pasukan payung. Serangan itu akan
dilancarkan pada hari berikutnya, tanggal 20 September.
Pada saat itu, bala bantuan Jerman sendiri terus mem-
banjiri wilayah di selatan Nijmegen. Unsur-unsur Satuan
Pasukan Payung ke-1 dan Satuan Darat ke-15, maupun
berbagai unit darurat Jerman lainnya, secara lihai terus-
menerus menusuk barisan pasukan Inggris di koridor
mereka, berusaha untuk memotong jalan yang mengarah

Sebuah truk amunisi Inggris meledak setelah terkena tembakan pasukan payung
Jerman di dekat Koevering yang berada di ”Jalan Raya Neraka” pada tanggal 24
September. Kebanyakan jalan di jalur ini diapit pepohonan sehingga memudahkan
pasukan Jerman melancarkan penyergapan. (Sumber: Arnhem)

A BRIDGE TOO FAR.indd 114 7/24/2014 3:09:39 AM


115

N ER A K A
ke utara. Keadaan itu mengingatkan Mayor Jenderal
Maxwell Taylor akan Old West, ”di mana garnisun kecil
harus berhadapan dengan serangan tiba-tiba orang Indian

R AYA
di setiap titik di sepanjang jalur kereta api penting.” Para
prajurit lintas udaranya memberikan julukan seram ter-

J AL AN
hadap jalan yang membentang sejauh 24 km yang harus
mereka pertahankan: Jalan Raya Neraka.
Para perencana Sekutu telah memperhitungkan bahwa
pasukan di Arnhem hanya dapat bertahan selama empat
hari tanpa dukungan dari pasukan darat. Pada tanggal
20 September, Hari-H plus 4, nasib mereka bergantung
pada hasil serangan lintas sungai Jenderal Gavin yang
menyeberangi Waal. Dijadwalkan akan dilancarkan pada
pukul 13.00, serangan itu ditunda karena perahu-perahu
Inggris, yang tertunda pengirimannya akibat kemacetan
di sepanjang jalan menuju Nijmegen, masih belum tiba.
Perahu-perahu itu akhirnya tiba pada pukul 14.40. Ke-33
perahu campuran kayu tripleks dan kanvas yang susah
dipakai itu harus dipasang kembali oleh pasukan zeni.
Untuk menghadapi serangan itu, Harmel telah meng-
himpun 500 prajurit Waffen-SS di kota Nijmegen, yang
diperkuat oleh unit-unit Luftwaffe, Heer dan Polizei. Meriam-
meriam Flak 88 mm dan 37 mm telah dipasang untuk
melindungi jalan besar yang melandai ke arah jembatan.
Selain itu, dia juga memiliki sejumlah Panzerjäger IV.
Sepanjang hari itu, meriam-meriam Inggris meng-
gempur posisi-posisi pasukan Jerman, sementara pasu-
kan payung Amerika dan prajurit grenadier dari Divisi
Guards menyerang pinggiran Nijmegen. Gempuran itu
membungkam meriam-meriam Flak 88 mm yang me-
nyediakan pertahanan utama pada jalur-jalur yang meng-
arah ke jembatan.
Menjelang sore, sementara artileri dan tank-tank
Inggris menggempur pasukan Jerman yang bertahan di

A BRIDGE TOO FAR.indd 115 7/24/2014 3:09:39 AM


116
A
BR IDG E TOO

8.8cm Flak 18
FAR

Kaliber peluru : 88 mm (8.8 cm)


Berat : 3,7 ton
Panjang : 4,93 m L/56
Tinggi : 2,10 m
Kecepatan tembak : 15-20 peluru/menit
Jangkauan efektif : - 14.810 m sasaran darat
- 7.620 m sasaran udara

Meriam Jerman paling terkenal selama Perang Dunia II adalah meriam berat
’Flak 88’. Ada tiga versi meriam ini, yaitu 8.8cm Flugabwehrkanone (Flak)
18, 36 dan 37.
Meriam kaliber 88 mm pada mulanya dikembangkan sebagai sebuah
meriam berat penangkis serangan udara. Namun dalam uji coba tempurnya
dengan Legiun Kondor Jerman selama Perang Saudara Spanyol (1936-1939),
selain terbukti sebagai meriam penangkis serangan udara yang andal, meriam
ini juga membuktikan diri sebagai meriam penghancur tank yang ampuh.
Hal ini dikarenakan sifat fleksibel meriam tersebut: tidak seperti kebanyakan
meriam penangkis serangan udara yang dipasang vertikal, laras meriam ini
dapat diarahkan secara horizontal.
Beberapa model meriam buatan pabrikan Krupp ini kemudian dipasang
sebagai senjata utama di tank-tank tempur utama Jerman, seperti Tiger I dan
II. Selain itu, meriam 88 mm juga digunakan dipasang di meriam-meriam
swagerak, kereta api lapis baja, kapal selam, dan kapal perang kecil dan
pertahanan pantai.

A BRIDGE TOO FAR.indd 116 7/24/2014 3:09:39 AM


117

N ER A K A
kedua tepi sungai, 40 tank Inggris bergerak mendekati tepi
sungai dan mulai menembakkan peluru asap ke ujung
tepian di sebelah barat jembatan. Kemudian gelombang

R AYA
pertama pasukan payung, 260 orang prajurit di bawah
Mayor Julian Cook, meluncurkan perahu-perahu mereka

J AL AN
ke dalam Sungai Waal yang aliran airnya deras. Sejak
awal, segala sesuatunya bermasalah. Beberapa perahu
yang tipis itu terbalik saat dinaiki para prajurit. Beberapa

Sebuah foto udara


yang menunjukkan dua
jembatan di Nijmegen:
(atas) jembatan kereta
api dan (bawah) jembatan
jalan raya. (Sumber: It
Never Snows in September)

A BRIDGE TOO FAR.indd 117 7/24/2014 3:09:39 AM


118
A

lagi terlalu dipadati sehingga tenggelam. Kurangnya


BR IDG E TOO

dayung membuat sejumlah prajurit harus mendayung


dengan menggunakan gagang senapan mereka. Perahu-
perahu itu, terhempas oleh arus, hanyut berputar-putar
di sungai tanpa bisa dikendalikan.
Saat para prajurit payung berusaha mengendalikan
FAR

perahu mereka, pasukan Jerman memberondong mereka


dengan tembakan senapan mesin, mortir, dan kanon
Flak 20 mm. Dari pos komandonya di sisi selatan sungai,
Letnan Kolonel J.O.E. ”Joe” Vandeleur dari Divisi Lapis
Baja Guards melihat pemandangan itu dengan rasa ngeri.
”Benar-benar pemandangan yang mengerikan,” kenang-
nya. ”Perahu-perahu itu benar-benar dihancurkan di air.
Air mancur panas raksasa menyembur saat peluru-peluru
meriam menghantam dan tembakan senjata yang lebih
kecil dari tepi barat membuat sungai itu tampak seperti
ketel mendidih.”
Dari badai tembakan ini, sekitar setengah perahu akhir-
nya sampai di tepi utara sungai, menurunkan orang-orang
yang selamat dan kembali untuk membawa gelombang
serangan berikutnya. Mayor Cook memimpin sisa-sisa pa-
sukan penyerang menyeberangi sebidang tanah datar dan
mendaki sebuah tanggul yang dipertahankan sekelompok
prajurit lawan yang sudah tua atau masih anak-anak. Me-
reka menaklukkan para prajurit kelas dua Jerman itu lewat
suatu pertempuran satu lawan satu yang ganas. Berlarian
di atas tanggul, mereka kemudian merebut ujung utara
jembatan rel kereta api, memotong sekelompok prajurit
Jerman di tempat itu sendiri. Saat pasukan Jerman yang
berada di jembatan berusaha untuk melarikan diri ke
ujung utara, mereka dihabisi oleh tembakan senapan me-
sin Amerika yang terkonsentrasi.
Ketika jumlah mereka diperkuat oleh pasukan payung
yang diangkut oleh beberapa gelombang penyeberangan

A BRIDGE TOO FAR.indd 118 7/24/2014 3:09:40 AM


119

N ER A K A
berikutnya, orang Amerika bergerak maju ke jembatan
jalan raya, sasaran utama mereka. Pada saat bersamaan,
sebuah serangan pasukan lapis baja Inggris di sisi lain

R AYA
sungai akhirnya menembus perimeter pertahanan Jerman
di sekitar persimpangan lampu merah di kaki jembatan.

J AL AN
Melalui neraka bangunan-bangunan yang terbakar dan
tembakan meriam, empat tank Inggris berpacu mendekati
jembatan dan menyerbu kolongnya. Berduel dengan
meriam-meriam 88 mm Jerman di tepi sungai, tank-
tank itu memberondongi pasukan zeni ’Frundsberg’ yang
bertahan di kolong jembatan dan berusaha memasang
bahan peledak.
Memandang dengan rasa ngeri dari pos komandonya,
Harmel segera memerintahkan agar jembatan itu dile-
dakkan. Perwira zeni yang bertanggung jawab terus me-
nekan tombol. Tetapi tidak terjadi apa-apa. Tembakan

Seorang prajurit zeni Waffen-SS yang terbunuh saat berusaha memasang bahan
peledak untuk menghancurkan jembatan di Nijmegen. (Sumber: Great Battles of
the Waffen-SS)

A BRIDGE TOO FAR.indd 119 7/24/2014 3:09:40 AM


120
A

artileri telah merusak kabel sambungan. Tiga di antara


BR IDG E TOO

empat tank Inggris berhasil menyeberangi jembatan se-


panjang 600 meter itu. Di sisi lain, pada pukul 19.15,
mereka bertemu dengan pasukan Amerika yang bersorak
sorai, yang berhasil selamat dari serangan lintas sungai,
sebuah operasi yang kemudian disebut oleh Jenderal
FAR

Horrocks sebagai ”serangan terberani yang pernah dilan-


carkan” selama Perang.
Pada waktu malam, sisa-sisa pasukan Jerman dari
Kampfgruppe Euling yang telah mengikat pasukan darat
Inggris di Nijmegen berusaha melarikan diri. Sambil
mendengarkan denting lebih banyak lagi tank Inggris
yang melewati jembatan Nijmegen, Euling memimpin anak
buahnya berjalan diam-diam di bawahnya menuju ke tepi
utara dan berhasil selamat. Mereka telah memberikan
perlawanan gigih dan menunda cukup lama kemajuan

SS-Hauptsturmführer Karl
Heinz Euling, komandan
Kampfgruppe Euling dari
Divisi SS ’Frundsberg’. Dia
mendapatkan medali Knight
Cross atas peranannya dalam
mempertahankan jembatan di
Nijmegen. (Sumber: Sons of the
Reichs)

A BRIDGE TOO FAR.indd 120 7/24/2014 3:09:40 AM


121

N ER A K A
pasukan Inggris pada saat-saat yang menentukan dalam
pertempuran. Namun keberhasilan ini harus dibayar
mahal. Lebih dari 260 jenazah prajurit Jerman ditemukan

R AYA
di antara reruntuhan bangunan di Nijmegen.
Kejatuhan jembatan Nijmegen ke tangan Sekutu sendiri

J AL AN
membuat jalan ke Arnhem telah terbuka: jarak antara
mereka dan pasukan payung Inggris yang berantakan ha-
nya tinggal 18 km lagi. Namun yang mengejutkan pasukan
payung Amerika, pasukan lapis baja Inggris berhenti un-
tuk bermalam. Para prajuritnya kelelahan, sementara
amunisi dan bahan bakar unit mereka menipis. Lebih dari
itu, bentangan jalan ke Arnhem menunjukkan daerah
yang buruk hingga saat itu—jalannya mendaki, lurus dan
benar-benar terbuka untuk diserang. Suatu serangan
pasukan lapis baja melewati jalan itu memerlukan pa-
sukan infanteri untuk melindungi lambungnya guna
mengatasi perlawanan pasukan Jerman. Sayangnya, pa-
sukan infanteri Inggris masih belum mencapai ujung tom-
bak serangan Operasi Garden itu.
Dalam keadaan yang memanas itu, orang Amerika ti-
dak habis berpikir mengapa para awak tank Inggris tidak
langsung bergerak untuk menyelamatkan rekan-rekannya
yang terkucil di Arnhem. ”Kami telah melakukan serangan
bunuh diri menyeberangi Waal guna merebut ujung utara
jembatan,” kata Kolonel Reuben H. Tucker, komandan
Resimen ke-504 yang telah melancarkan operasi amfibi
itu. ”Kami hanya berdiri saja dengan darah mendidih, saat
pasukan Inggris bersiap beristirahat di malam itu, gagal
mengambil kesempatan dari situasi yang ada. Kami benar-
benar tidak bisa mengerti. Ini bukanlah hal yang kami
lakukan dalam tentara Amerika—khususnya jika orang-
orang kami sedang terdesak sekitar 18 km jauhnya.”
Jelas keadaan semakin mencekam. Yang lebih meng-
khawatirkan pihak Sekutu, para komandan mereka tidak

A BRIDGE TOO FAR.indd 121 7/24/2014 3:09:40 AM


122
A
BR IDG E TOO
FAR

Dua orang prajurit lintas udara Amerika Serikat mengamati tank-tank Cromwell
Inggris menyeberangi jembatan di Nijmegen. (Sumber: Airborne Carpet)

memperoleh berita apa pun dari Divisi Lintas Udara ke-1


di Arnhem. Karena peralatan radio mereka tidak berfungsi,
pasukan payung Inggris tidak bisa mengirimkan berita.
Seorang perwira intelijen dari Divisi ke-82 Amerika sendiri
menyampaikan sebuah berita tidak menyenangkan dari
gerakan bawah tanah Belanda pada tanggal 18 September:
”Orang Belanda mengabarkan kemenangan Jerman di
Arnhem.” Inilah indikasi pertama yang diterima Komando
Tertinggi Sekutu mengenai krisis yang menimpa Divisi
Lintas Udara ke-1 Inggris.

A BRIDGE TOO FAR.indd 122 7/24/2014 3:09:40 AM


Bab 5

jembatan yang
berdarah

ebelum fajar menyingsing tanggal 18 September, kedua


S pihak yang berhadapan di Arnhem saling melancarkan
serangan. Kampfgruppe von Tettau, yang diperkuat tank-
tank Char B1 buatan Prancis dari Kompi Panzer ke-224,
bergerak menyerang Brigade Pendaratan Udara ke-1 dari
Renkum ke barat. Kampfgruppe itu juga perlahan-lahan
menyerap semua pasukan Jerman lainnya yang berada di
sebelah barat Oosterbek.
Sasaran utama Kampfgruppe von Tettau adalah posisi-
posisi Brigade Pendaratan Udara ke-1 pimpinan Brigadir
Jenderal Hicks yang tetap berada di sekitar zona pen-
daratan untuk melindungi Brigade Para ke-4 pimpinan

123

A BRIDGE TOO FAR.indd 123 7/24/2014 3:09:40 AM


124
A

Brigadir Jenderal Shan Hackett yang menurut rencana


BR IDG E TOO

akan diterjunkan pada pukul 10.00 hari itu. Selain itu,


zona yang dlindungi oleh Hicks juga merupakan tempat
penimbunan perbekalan maupun titik pengiriman tam-
bahan suplai bagi pasukan lintas udara Sekutu. Pihak
Jerman mengetahui hal tersebut, yang merupakan alasan
FAR

gencarnya serangan mereka terhadap perimeter yang


dipertahankan oleh Hicks.
Sejak malam sebelumnya, pasukan Jerman, yang me-
nyerang dari hutan, membakar beberapa tempat di hutan
itu dengan harapan dapat memusnahkan pasukan Inggris
yang mempertahankannya. Para Red Devils segera me-
nanggapinya. Menyelinap di belakang musuh, mereka
menyerang dengan bayonet terhunus dan memaksa pa-
sukan Jerman mundur ke dalam hutan yang mereka ba-
kar sendiri. Prajurit sinyal Graham Marples mengenang
pertempuran sengit di malam itu: ”Kami hanya menghunus
bayonet dan bergerak masuk ke dalam hutan. Kami ke
luar dari sana, sementara para Jerry tidak.”
Namun bentrokan yang tidak ada hentinya itu menelan
korban banyak sehingga beberapa kali Hicks meminta
dukungan artileri divisi dari Letnan Kolonel W.F.K. ”Sheriff”
Thompson untuk memukul mundur serangan gencar mu-
suh. Yang paling ditakutkannya adalah pasukan lapis
baja Jerman. Diserang oleh Kampfgruppe Von Tettau dari
arah barat dan pasukan lapis baja SS pimpinan Harzer
dari timur, pasukan payung pimpinan Hicks yang ber-
senjata ringan tidak memiliki pilihan lain kecuali tetap
bertahan hingga diselamatkan oleh pasukan darat, atau
hingga bala bantuan dan perbekalan tambahan dapat di-
terjunkan dengan selamat.
Sementara itu, dalam usahanya untuk memperkuat
pertahanan Jerman di Nijmegen, Bittrich mengirimkan
sebuah batalyon perintis dari Divisi ’Frundsberg’ dan

A BRIDGE TOO FAR.indd 124 7/24/2014 3:09:40 AM


125

BER DA R A H
J E M B ATA N YA N G
Sebuah foto udara yang menunjukkan ujung utara jembatan jalan raya Arnhem,
tempat berlangsungnya pertempuran sengit antara Batalyon Para ke-2 Inggris dan
pasukan Jerman. (Sumber: Liberation)

sebuah baterai mortir SS untuk merebut kembali jem-


batan Arnhem. Mereka dihimpun dalam Kampfgruppe
Brinkmann di bawah SS-Sturmbannführer Brinkmann.
Pasukan Jerman ini melancarkan serangan ke ujung
utara jembatan segera setelah fajar menyingsing.
Di jembatan Arnhem, Frost dan anak buahnya mem-
perhatikan gerakan pasukan Jerman itu. Tiga truk penuh
dengan pasukan Jerman sedang mendekati posisi Frost.
Pasukan Inggris menunggu dengan sabar sampai ketiga
truk itu tepat berada pada jangkauan tembakan. Ketiga
truk akhirnya ditembusi peluru senjata otomatis dan bom-
bom gammon. Dua orang Jerman berhasil menyelamatkan
diri, meloncat dari truk dan terluka.

A BRIDGE TOO FAR.indd 125 7/24/2014 3:09:40 AM


126
A
BR IDG E TOO

PIAT
FAR

Berat : 15 kg
Panjang : 0,99 m
Kecepatan peluru : 76 m/detik
Jangkauan tembak efektif : 110 m
Jarak tembak maksimal : 320 m
Pembidik : lubang bidik
Isi : bahan peledak cekung
Berat isi : 1,1 kg
Mekanisme ledakan : tumbukan
Projector, Infantry, Anti Tank (PIAT) merupakan sebuah senjata anti-tank
jinjing Inggris dalam Perang Dunia II. Dikembangkan pada tahun 1942, PIAT
merupakan respons terhadap kebutuhan Tentara Inggris untuk memperoleh
senjata anti-tank infanteri yang efektif.
Dibuat berdasarkan sistem mortir klep, PIAT dapat meluncurkan sebuah
bom seberat 1,1, kg dengan menggunakan pegas yang kuat dan patrum tak
berpeluru di ekor proyektil. Senjata ini dapat digunakan secara efektif pada
jarak sekitar 110 meter untuk menghancurkan sebuah tank sementara untuk
peranan tidak langsung sebagai “penghancur rumah” jarak efektifnya adalah
320 meter.
Dibandingkan senjata anti-tank infanteri lainnya pada masa itu, PIAT
memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya mengeluarkan asap yang lebih
sedikit di moncong senjata setelah penembakan sehingga meminimkan
kemungkinan posisi penembaknya diketahui lawan sementara larasnya pun
tidak mahal. Namun PIAT pun memiliki sejumlah kekurangan, seperti
pengokangan senjata yang sulit, luka memar yang dialami penggunanya ketika
menembakkan proyektil, serta daya tembusnya yang lemah.
Mulai dugunakan pada tahun 1943, PIAT merupakan senjata anti tank
infanteri utama yang digunakan pasukan Inggris dan Persemakmuran hingga
awal tahun 1950.

A BRIDGE TOO FAR.indd 126 7/24/2014 3:09:40 AM


127

BER DA R A H
Ketika serangan infanteri ini mengalami kegagalan,
Brinkmann melancarkan serangan lainnya dengan me-
ngerahkan sejumlah kendaraan lapis baja dan kendaraan
pengangkut pasukan. Dua meriam anti-tank 6-pounder

J E M B ATA N YA N G
Inggris memainkan peranan besar dalam melumpuhkan
serangan lapis baja ini dan segera jelas bahwa Divisi
’Frundsberg’ harus mencari jalur lain ke Nijmegen.
Serangan besar Jerman lainnya terhadap jembatan
Arnhem dilancarkan sekitar pukul 09.30. Atas inisiatifnya
sendiri, SS-Hauptsturmführer Paul Gräbner—seorang per-
wira yang agresif dan percaya diri—memutuskan kembali
ke jembatan Arnhem dan membersihkannya dari pasukan
payung Inggris agar pengiriman bala bantuan Jerman ke
Nijmegen tidak terhalang. Iring-iringan kendaraan lapis
baja dan kendaraan bermotor SS pimpinannya dipacu de-
ngan kecepatan 48 km/jam ke arah jembatan Arnhem,
sementara para prajuritnya mengarahkan senapan mesin

SS-Hauptsturmführer Paul Gräbner (kiri) dan SS-Obergruppenführer Bittrich.


Gräbner baru saja dianugerahi medali Knight Cross atas keberaniannya di Nor-
mandia pada saat Operasi Market-Garden dimulai. (Sumber: It Never Snows in Sep-
tember)

A BRIDGE TOO FAR.indd 127 7/24/2014 3:09:40 AM


128
A

dan senapan mereka ke gedung-gedung yang mengawasi


BR IDG E TOO

jalan raya.
Dari rumah yang dijadikan Pos Komando Pasukan, be-
berapa anak buah Frost memperhatikan gerakan pasukan
Jerman itu. Pemandangan sangat jelas di jembatan dan di
jalur Nijmegen. Konvoi Jerman sekarang bergerak ke arah
FAR

jembatan dari selatan.


Kendaraan lapis baja Jerman semakin mendekati sa-
saran. Anggota pasukan payung Inggris dengan tenang
menantikan gerakan mereka selanjutnya. Anak buah
Frost yang berada di posisi menguntungkan, menghitung
bahwa kendaraan lapis baja Jerman berjumlah 16 buah.
Saat kendaraan-kendaraan itu telah berada dalam jarak
tembak, mulailah berledakan bunyi meriam, PIAT dan
senapan mesin pasukan Inggris untuk menghentikan ge-

Sebuah kendaraan half-track Sd.Kfz 250 milik Batalyon Perintis SS ke-9 yang
dilumpuhkan anak buah Frost teronggok di dekat jembatan Arnhem. (Sumber:
German Armored Units at Arnhem September 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 128 7/24/2014 3:09:40 AM


129

BER DA R A H
rakan lawan. Penghadangan berhasil. Enam kendaraan
terbalik dan tercebur ke dalam sungai. Sisanya terbakar,
berhenti, tetapi masih mampu membalas.
Sergapan itu menewaskan Gräbner dan sekitar 70

J E M B ATA N YA N G
anak buahnya. Mereka yang selamat untuk sementara
terdesak ke bangunan sekolah yang dikuasai oleh unit ze-
ni Inggris. Kopral Simpson dan Perry menghujani orang-
orang Jerman itu dengan senjata otomatisnya. Salah satu
kendaraan beroda half-track terkena tembakan, awak
kendaraan itu yang berusaha menyelamatkan diri tewas
ketika berusaha berlindung di semak-semak.
Pihak Jerman kemudian berusaha mengerahkan infan-
teri lewat sungai, tetapi mereka terdesak oleh tembakan
mortir dan artileri pasukan payung Inggris. Tembakan
artileri berasal dari Oosterbeek yang dibimbing oleh Mum-
ford yang berada di Pos Observasi. Pasukan Jerman pun
tidak tinggal diam. Mereka meningkatkan serangan mortir
dan artileri. Anak buah Frost banyak yang menjadi korban
tembakan tersebut.
Orang Jerman dengan sikap percaya diri menempatkan
meriam ukuran sedang di tempat terbuka. Senjata ini
disiapkan untuk menghadapi Batalyon ke-2 Inggris, tetapi
Jerman lengah. Ketika persiapan selesai, para penembak
jitu Inggris mengarahkan senjatanya ke arah awak meriam
Jerman selagi meriam mereka belum bisa digunakan.
Akhirnya pihak Jerman maklum bahwa mereka gagal,
lalu mengirimkan Panzer IV untuk menarik meriam itu ke
tempat yang lebih aman.
Frost melakukan kontak dengan Markas Besar Divisi.
Dia minta segera dikirimkan bantuan dan amunisi. Mar-
kas Besar menyatakan bahwa dua batalyon sedang ber-
usaha mendobrak pertahanan Jerman dan menuju ke
jembatan. Frost berharap bahwa Korps XXX akan segera
tiba untuk membantunya, tetapi mereka masih terlalu jauh

A BRIDGE TOO FAR.indd 129 7/24/2014 3:09:40 AM


130
A

dari sasaran. Tank-tank terdepan korps tersebut harus


BR IDG E TOO

bersabar karena unit zeni masih berusaha membangun


jembatan untuk melewati Terusan Wilhelmina di Zon.
Sementara Frost dan anak buahnya mati-matian ber-
tahan hingga bala bantuan tiba, para prajurit lain dari
Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris menghadapi masalah saat
FAR

bergerak menuju Arnhem. Orang Jerman kelihatannya ada


di mana-mana. Saat mereka menyapu seluruh kawasan
dan mengepung unit-unit pasukan Inggris, tanpa disadari
mereka telah menjebak seorang buruan yang sangat pen-
ting—komandan Divisi Lintas Udara ke-1 sendiri, Mayor
Jenderal Urquhart.
Sang jenderal telah bergabung dengan Batalyon ke-3,
tetapi saat perlawanan musuh meningkat, Urquhart dan
Lathbury, bersama dua orang perwira lainnya, terpotong
dari sisa batalyon. Lathbury kemudian tertembak di bagian
punggung sehingga harus dibawa ke sebuah rumah. Me-
reka nyaris dipergoki oleh seorang prajurit Jerman, yang
kemudian diberondong habis oleh Urquhart.
Sadar bahwa posisinya terjepit, Urquhart dan dua orang
perwira lainnya meninggalkan Lathbury kepada orang Be-
landa pemilik rumah, yang berjanji akan membawanya ke
rumah sakit terdekat. Namun perjalanan ketiga perwira
Inggris itu tidak berlangsung lama karena tembakan gen-
car lawan dan mereka terpaksa bersembunyi lagi di se-
buah rumah penduduk Belanda.
Terjebak di loteng saat pertempuran berkecamuk di
luar, Urquhart dan kedua rekannya menjadi cemas jika
pasukan Jerman mendadak masuk ke dalam. Sebuah me-
riam swagerak Jerman diparkir tepat di depan rumah per-
sembunyiannya sementara para prajurit lawan merokok
dan berbincang-bincang begitu dekat sehingga orang
Inggris itu bisa mendengar suara mereka. Baru setelah
pasukan Inggris bergerak menyusuri jalan di mana rumah

A BRIDGE TOO FAR.indd 130 7/24/2014 3:09:40 AM


131

BER DA R A H
J E M B ATA N YA N G
Letnan Kolonel John Frost (mengenakan topi baja) membahas situasi lapangan
dengan seorang perwira pasukan lintas udara Inggris. (Sumber: A Drop Too Many)

itu berada pada keesokan harinya, ketiganya akhirnya


bisa lolos dari bahaya.
Sementara itu, dari lapangan-lapangan terbang di be-
lakang perbatasan Jerman, sekitar 190 pesawat pemburu
Luftwaffe lepas landas untuk menghancurkan gelombang
penerjunan kedua dari Operasi Market. Dalam usahanya
untuk mengumpulkan dan menyediakan bahan bakar
bagi pesawat-pesawat tersebut, Luftwaffe yang nyaris ke-
habisan tenaga harus bekerja matian-matian. Melihat ke-
sempatan untuk meraih kemenangan besar, skwadron-
skwadron pesawat pemburu itu terbang di atas jalur dan
zona pendaratan pasukan payung Sekutu yang telah me-
reka ketahui dari dokumen rampasan. Sayangnya, pukul
10.00 berlalu tanpa ada tanda-tanda munculnya armada
udara Sekutu.
Pada kenyataannya, gelombang kedua penerjunan pa-
sukan payung di Arnhem tertunda kepergiannya akibat

A BRIDGE TOO FAR.indd 131 7/24/2014 3:09:40 AM


132
A

cuaca berkabut di atas Inggris. Baru menjelang pukul


BR IDG E TOO

14.00 armada udara besar Sekutu yang terdiri atas


1.336 pesawat angkut C-47 dan 340 pesawat pembom
Stirling yang membawa pasukan payung dan menarik
1.205 pesawat layang tiba di atas pantai Belanda. Mereka
didukung oleh 252 pesawat pembom B-24 Liberator yang
FAR

mengangkut perbekalan dan 867 pesawat pemburu.


Gelombang kedua ini membawa 6.674 prajurit payung,
681 kendaraan, 60 pucuk meriam beserta amunisinya
dan hampir 600 ton perbekalan, termasuk dua buldozer.
Kemunculan mereka mengagetkan Luftwaffe, yang
telah menarik lebih dari setengah pesawat pemburu yang
sebelumnya telah mereka terbangkan ke pangkalannya.
Dalam pertempuran yang tidak seimbang di atas kawasan
Arnhem dan Eindhoven, tidak satu pun pesawat pemburu
Jerman yang berhasil menembus tirai pesawat pemburu
Sekutu yang melindungi armada pesawat pengangkut
pasukan. Setelah misi itu, para penerbang Sekutu
mengklaim telah menembak jatuh 29 pesawat pemburu
Messerschmitts sementara hanya kehilangan lima pesawat
pemburu. Flak Jerman lebih beruntung. Mereka berhasil
menembak jatuh 21 pesawat pemburu dan 7 pesawat
pembom serta merusak 130 pesawat pembom lainnya!
Ketika menyentuh darat, para prajurit payung Inggris
dari Brigade Para ke-4 menemukan kejutan yang tidak
menyenangkan. Mengikuti dokumen rampasan mereka,
unit-unit SS dan Flak Jerman dikerahkan ke zona pen-
daratan dengan dukungan 20 pesawat pemburu Luftwaffe.
Mereka memberondongi lawan yang mendarat, menghan-
curkan dan membakar hampir 50 pesawat layang di satu
sisi lapangan. Sekalipun demikian, hanya ada sedikit kor-
ban jiwa di antara pasukan payung gelombang kedua itu.
Akan tetapi, keberhasilan pengiriman pasukan itu ti-
dak diikuti oleh penerjunan perbekalan yang memadai.

A BRIDGE TOO FAR.indd 132 7/24/2014 3:09:40 AM


133

BER DA R A H
◄ Awak sebuah unit
penangkis serangan udara
Luftwaffe mempersiapkan
sepucuk kanon Flak 30
kaliber 20 mm untuk

J E M B ATA N YA N G
menghadapi armada udara
yang membawa pasukan
payung Sekutu. Foto ini
diambil di Dreyenseweg, di
sebelah utara Oosterbek.
(Sumber: German Armored
Units at Arnhem September
1944)

▼ Sebuah pesawat C-47


yang terkena tembakan Flak
Jerman jatuh terbakar. (Sum-
ber: Arnhem)

A BRIDGE TOO FAR.indd 133 7/24/2014 3:09:40 AM


134
A

Beberapa penerbang pesawat layang, yang berusaha me-


BR IDG E TOO

loloskan diri dari tembakan rapat musuh, melepaskan pe-


sawat mereka terlalu dini. Pesawat-pesawat yang rapuh
itu bertabrakan di udara dan berjatuhan menghujam ke
bumi. Pesawat-pesawat angkut meledak dan jatuh.
Kebanyakan suplai jatuh di belakang garis pertahanan
FAR

Jerman. Dalam dua hari penerjunan suplai, pasukan


Jerman merampas hampir 630 dari 690 ton suplai yang
dimaksudkan bagi pasukan yang terkepung. ”Itu pertem-
puran paling murah yang pernah kami lancarkan,” demi-
kian kata seorang kolonel Jerman. ”Kami memperoleh
makanan, rokok dan amunisi secara gratis.”
Terpisah dari keberuntungan yang tidak terduga itu,
SS-Obergruppenführer Wilhelm Bittrich benar-benar ter-
kejut dengan besarnya pasukan yang diterjunkan oleh
gelombang penerjunan kedua. Baginya, peningkatan ke-
kuatan pasukan Sekutu versus kedatangan bala bantuan
Jerman telah menjadi suatu pertandingan maut. Sejauh
ini, dia hanya memperoleh sedikit bala bantuan berupa
prajurit dan peralatan. Sebaliknya, Sekutu kelihatannya
memiliki sumber-sumber yang tidak ada habisnya. Dia
khawatir bahwa mereka mungkin melancarkan suatu pe-
nerjunan pasukan payung lainnya pada hari berikutnya.
Di wilayah Belanda yang sempit, dengan daerahnya yang
sulit, jembatan-jembatan dan kedekatannya dengan per-
batasan Jerman yang kurang terjaga, sebuah pasukan se-
besar itu hanya akan berarti bencana bagi Reich.
Untuk mencegah mimpi buruk itu, Bittrich mengusulkan
kepada Model untuk menghancurkan jembatan-jembatan
di Nijmegen dan Arnhem. Namun atasannya itu menolak
mentah-mentah usul itu. Selain hal itu bertentangan de-
ngan perintah Führer, Model tetap yakin bahwa rawa-rawa,
tanggul, dan rintangan air Belanda dapat memberinya
waktu untuk menghentikan dan mengalahkan serangan

A BRIDGE TOO FAR.indd 134 7/24/2014 3:09:40 AM


135

BER DA R A H
Montgomery. Berkenaan dengan jembatan Arnhem, Model
dengan sikap dingin berkata kepada Bittrich: ”Aku meng-
inginkan jembatan itu.”
Demikianlah sepanjang siang hingga malam 18/19

J E M B ATA N YA N G
September pertempuran di Arnhem berkobar. Tank-tank
Tiger dari Kompi Tank Berat Hummel dikirimkan untuk
menghancurkan pertahanan pasukan payung Inggris di
jembatan Arnhem sementara Brigade Meriam Penyerang
ke-280 tiba untuk mendukung pasukan Jerman yang
berhadapan dengan pasukan utama Inggris. Perlahan-
lahan, serangan Jerman menjadi semakin terorganisasi
dan efektif.
Di pihak lain, Red Devils di Arnhem mengalami ke-
pungan mematikan yang dilakukan pihak Jerman. Pada
akhir hari kedua, 18 September, kawasan kota yang
berada di ujung utara jembatan besar yang melintang
di atas Rhine Hilir dipenuhi dengan rongsokan perang
dan bau tidak sedap pertempuran. Api berkobar tanpa

Sebuah tank Tiger dari Kompi Tank Berat Hummel di dekat jembatan Arnhem
mempersiapkan serangan dengan dengan para prajurit panzergrenadier. (Sumber:
German Armored Units at Arnhem September 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 135 7/24/2014 3:09:40 AM


136
A
BR IDG E TOO

Messerschmitt Bf-109E-7/B
FAR

Awak : 1 orang
Berat : - kosong 2,014 ton
- penuh 2,767 ton
Panjang : 8,74 m
Tinggi : 3,40 m
Rentang sayap : 9.86 m
Kecepatan : 578 km/jam
Jarak Tempuh : 1.094 km
Persenjataan : 1 x kanon MG FF/M 20 mm
4 x senapan mesin MG17 7,92 mm

Salah satu pesawat pemburu terkenal dalam Perang Dunia II, Bf-109 ber-
gabung dengan Luftwaffe pada musim semi 1937. Ketika diuji coba di medan
tempur bersama Legiun Kondor, pesawat pemburu ini dengan cepat mampu
mendominasi udara di atas Spanyol. Hal yang sama juga diraihnya di Polan-
dia, Denmark, Norwegia, dan Eropa Barat ketika Perang Dunia II meletus.
Pesawat Bf-109E sedikit lebih unggul dibandingkan Hawker Hurri-
cane, tetapi memiliki kemampuan berimbang dengan Supermarine Spitfire.
Kelebihan Bf-109 terletak pada kecepatannya di ketinggian yang tinggi, se-
mentara Spitfire unggul pada ketinggian menengah. Membawa satu kanon
20 mm MG FF, pesawat ini memiliki kelebihan lain pada sistem injeksi ba-
han bakarnya, yang memampukannya melakukan manuver negative-G tanpa
membuat arus mesinnya terputus. Namun keterbatasan kapasitas bahan ba-
karnya membuatnya hanya mampu bertempur selama beberapa menit dalam
Pertempuran di Inggris.
Pesawat Bf-109 tetap menjadi pesawat pemburu utama Luftwaffe selama
perang dan menjadi pesawat terbanyak yang pernah diproduksi sepanjang
sejarah, yaitu sekitar 33.000 buah. Tujuh puluh persen di antaranya adalah
model Bf-109G.

A BRIDGE TOO FAR.indd 136 7/24/2014 3:09:41 AM


137

BER DA R A H
PETA PERTEMPURAN DI JEMBATAN ARNHEM

J E M B ATA N YA N G
SUNGAI RHEIN

Keterangan:
Garis pertahanan maksimum wilayah yang dikuasai Inggris
Bangunan-bangunan yang dipertahankan Inggris pada awal pengepungan.

kendali, sementara asap tebal menyelimuti bangunan-


bangunan dengan lapisan minyak yang gelap. Sekalipun
demikian, Frost dan pasukannya yang menyusut
jumlahnya tetap bertahan di rumah-rumah yang berada
di kolong jembatan. Bahkan sekalipun terkepung dan
terus-menerus digempur tembakan meriam, mereka tidak
membiarkan satu pun kendaraan Jerman menyeberangi
bentangan jembatan.
Memeriksa perimeternya sekitar tengah malam tanggal
18, Frost menemukan moril dari pasukannya yang kotor

A BRIDGE TOO FAR.indd 137 7/24/2014 3:09:41 AM


138
A

dan kelelahan masih tinggi. Namun ruang bawah tanah


BR IDG E TOO

dari rumah-rumah yang mereka duduki telah dipenuhi


oleh para prajurit yang terluka. Mereka kekurangan suplai
medis dan amunisi, sementara ransum mereka telah
habis. Para prajurit memakan buah-buahan dan apa pun
yang dapat mereka temui di rumah-rumah.
FAR

Serangan Jerman untuk sementara dapat dihalau. Frost


mendapat kesempatan tidur yang sangat diperlukannya
untuk memulihkan kesegaran. Berita yang diharapkan
dari unit lainnya untuk menggantikan posisinya tidak ju-
ga tiba. Amunisi harus dihemat sehingga Frost melarang
anak buahnya menembak lawan secara diam-diam. La-

Sebuah tim artileri pasukan Lintas Udara ke-1 Inggris yang berada di Oosterbek
menembakkan howitzer 75 mm ke arah pasukan Jerman yang mengepung ba-
talyon Frost di jembatan Arnhem. (Sumber: Airborne Carpet)

A BRIDGE TOO FAR.indd 138 7/24/2014 3:09:41 AM


139

BER DA R A H
rangan ini menguntungkan Jerman karena mereka dapat
memperbaiki posisi dan mendekati sasaran setapak demi
setapak.
Satu-satunya hiburan bagi Frost dan anak buahnya

J E M B ATA N YA N G
adalah tembakan artileri Inggris yang dibimbing oleh
Mumford dari arah Oosterbeek. Tembakan artileri yang
akurat itu membuat resah satuan Panzergrenadier yang
mengepung Frost.
Pasukan Jerman lama-kelamaan mendongkol karena
tidak bisa segera menghalau unit yang lebih kecil itu. Se-
waktu-waktu mereka menggunakan meriam penangkis
serangan udara kaliber 20 mm dan 40 mm untuk meng-
hadapi senapan-senapan mesin Frost. Bahkan gereja-
gereja di dalam kota menjadi sasaran tembakan Jerman.
Mereka mengira bahwa menara gereja itu digunakan
sebagai pos observasi artileri Inggris! Kenyataannya, me-
nara gereja itu sama sekali tidak pernah digunakan oleh
Inggris sebagai pos observasi.
Muncul desas-desus di antara pasukan payung Inggris
yang bertahan di jembatan bahwa mereka akan segera di-
gantikan oleh pasukan lainnya. Mereka mengharapkan
kemunculan Batalyon ke-1 atau ke-3 yang berhasil men-
dobrak pertahanan Jerman. Kadang kala mereka berharap
datangnya satuan-satuan dari South Stafford atau Ba-
talyon ke-11, sementara Jerman semakin meningkatkan
pengepungannya terhadap pasukan payung Inggris yang
keras kepala itu. Tembakan-tembakan tank dan artileri
Jerman merobohkan gedung yang digunakan sebagai
tempat berlindung oleh pasukan Inggris. Usaha seperti itu
ternyata tidak banyak mengambil korban tewas di pihak
Inggris, tetapi banyak jatuh korban yang terluka. Masalah
ini justru semakin mengkhawatirkan dan membuat repot
kedua petugas kesehatan yang ada. Frost, setelah meng-
interogasi seorang tawanan Jerman baru tahu bahwa

A BRIDGE TOO FAR.indd 139 7/24/2014 3:09:41 AM


140
A
BR IDG E TOO

Panzerkampfwagen V Sd.Kfz. 171 Ausf. G Panther


FAR

Awak : 5 orang
Berat : 45,5 ton
Panjang : 8,86 m
Lebar : 3,4 m
Tinggi : 2,98 m
Persenjataan : 1 x meriam KwK 42 L/70 75 mm
2 x senapan mesin MG34 7,92 mm
Kecepatan : 46 km/jam
Jarak Tempuh : 200 km

Panzer V, lebih dikenal dengan nama Panther, adalah tank yang dibuat Jerman
sebagai tanggapan terhadap ancaman T-34 Soviet, yang mengungguli semua
tank Jerman pada awal Operasi Barbarossa. Di antara keistimewaan milik
T-34 yang diserap ke dalam rancangan Panther adalah lapisan baja miring
(yang memberikan kesempatan lebih besar untuk mengelak tembakan serta
meningkatkan ketebalan baja yang lebih efektif untuk menghadapi penetrasi),
rantai yang lebar (yang memampukan tank lebih mudah bermanuver di tanah
yang lunak) serta meriam sekaliber 76,2 mm yang memiliki kemampuan
menembus baja lebih baik dan menembakkan peluru berbahan peledak tinggi
yang lebih efektif.
Sekalipun debut awalnya di Kursk buruk, versi-versi lanjutan Panther
membuktikan ketangguhannya. Kombinasi daya tembak, mobilitas, dan
perlindungan Panther yang hebat membuatnya menjadi tolok ukur desain
tank negara-negara lain, dan dianggap sebagai salah satu tank terbaik dalam
Perang Dunia II.

A BRIDGE TOO FAR.indd 140 7/24/2014 3:09:41 AM


141

BER DA R A H
Model memang memerintahkan untuk tidak meledakkan
jembatan. Apabila hal ini terjadi, akan sia-sia saja serbuan
yang dilakukan oleh pasukan payung Inggris.
Tank-tank dan artileri Jerman terus menggempur secara

J E M B ATA N YA N G
sistematis rumah-rumah yang dihuni pasukan payung
sepanjang hari berikutnya. ”Itulah tembakan paling baik
dan paling efektif yang pernah kulihat,” kenang seorang
prajurit Jerman. ”Dimulai dari atap, gedung-gedung am-
bruk seperti rumah boneka.”
Pada malam tanggal 19 September, hanya setengah dari
ke-500 prajurit awal Frost yang masih mampu bertempur.
Pada akhir hari berikutnya, jumlahnya menyusut menjadi
sekitar 150 hingga 200 orang. Di ruang-ruang bawah ta-
nah dari rumah-rumah yang ditembusi peluru meriam,
orang-orang yang terluka dan dibalut dengan perban ko-

Seorang suster Belanda merawat para prajurit payung Inggris yang terluka di se-
buah pos kesehatan di Oosterbek. Melimpahnya korban luka di antara pasukan
payung sementara minimnya peralatan medis merupakan salah satu alasan banyak
kantong perlawanan Divisi Lintas Udara ke-1 di Arnhem akhirnya jatuh ke tangan
Jerman. (Sumber: http//:saakt.nl)

A BRIDGE TOO FAR.indd 141 7/24/2014 3:09:41 AM


142
A

tor, berdesak-desakan sehingga sulit untuk dirawat oleh


BR IDG E TOO

para tenaga medis. Frost sendiri terbaring di antara me-


reka, terluka berat akibat serpihan peluru meriam.
Pada tanggal 20, pasukan payung Inggris telah diha-
lau dari hampir seluruh rumah. Kebanyakan hanya ting-
gal memiliki amunisi terakhir, sehingga Frost menyim-
FAR

pulkan bahwa perlawanan lebih lanjut sia-sia belaka.


Beberapa saat sebelum fajar menyingsing pada tanggal 21
September, dia memerintahkan sisa-sisa anak buahnya
yang berani untuk berusaha meloloskan diri, dalam ke-
lompok-kelompok yang terdiri atas dua atau tiga orang.
Hanya beberapa dari 50 prajurit yang tersisa yang dapat
meloloskan diri di tengah kegelapan. Kebanyakan tertang-
kap, termasuk Frost.
Saat diangkut keluar dengan usungan, dia berkata ke-
pada prajurit yang berada di sampingnya, ”Ah, kita keli-
hatannya tidak lolos seperti sebelumnya, ya?”
Para prajurit panzergrenadier Jerman bergerak di bawah perlindung sebuah
meriam penyerang StuG III di dekat museum kota Arnhem di kawasan
Utrechtseweg. (Sumber: It Never Snows in September)

A BRIDGE TOO FAR.indd 142 7/24/2014 3:09:41 AM


143

BER DA R A H
”Tidak, Pak,” jawab prajurit itu, ”Namun kita benar-
benar membuat mereka harus membayar mahal.”
Kira-kira 3,2 km dari sana, sisa-sisa Divisi Lintas
Udara ke-1 dipukul mundur ke dalam suatu posisi perta-

J E M B ATA N YA N G
hanan berbentuk U, di mana ujungnya yang terbuka ber-
hadapan dengan tikungan Rhein Hilir. Pada tanggal 21
September, perimeter itu menyusut menjadi sebuah kan-
tong dengan kedalaman 1,6 km dan luas 2,4 km. Ke dalam
kantong tersebut pasukan Jerman melontarkan berton-
ton bahan peledak; begitu sengit gempurannya sehingga
mereka menyebut wilayah yang diperebutkan itu sebagai
Der Hexenkessel—ketel tukang sihir. Namun, sekalipun
digempur tanpa ampun oleh meriam-meriam Jerman dan
diusik oleh para penembak jitu mereka, para prajurit Divisi
Lintas Udara ke-1 tetap bertahan. Kekurangan makanan,
air dan suplai medis, mereka menunggu kedatangan pasu-
kan darat untuk diselamatkan.
Pasukan darat Inggris bergerak dari Nijmegen pada pagi
tanggal 21 September, di mana tank-tanknya melaju ke
arah Arnhem di sepanjang jalan yang mendaki dan terbuka.
Untuk menghadang mereka, Harmel mengerahkan empat
meriam penyerang StuG IIIdan 16 Panzer IV dari Resimen
Panzer ’Frundsberg’ yang diangkut menyeberangi Rhein
sehari sebelumnya. Perwira SS itu kemudian mendirikan
sebuah ”garis pengentian” di sebelah utara Nijmegen. Se-
luruh ”pulau” antara Arnhem dan Nijmegen yang berada
di rawa-rawa tanah rendah dan lunak dibanjiri dengan
air. Akibatnya, setiap gerakan di luar jalan raya mustahil
dilakukan oleh tank-tank dan sukar dijalankan oleh pa-
sukan infanteri.
Harmel dengan terampil menempatkan pasukannya
untuk menguasai jalan dari Nijmegen ke Arnhem. Kekha-
watiran pasukan Inggris untuk dihabisi di jalan yang
mendaki segera terbukti ketika 9,6 km dari Arnhem, se-

A BRIDGE TOO FAR.indd 143 7/24/2014 3:09:41 AM


144
A

buah meriam 75 mm Jerman melumpuhkan tank-tank


BR IDG E TOO

terdepan Divisi Guards dan menghentikan seluruh barisan.


Infanteri Inggris yang berusaha menyerang melewati
ladang-ladang yang terbuka segera dipaksa berlindung
oleh artileri Harmel. Pada waktu tengah hari, delapan tank
Panther memimpin barisan panzergrenadier ’Frundsberg’
FAR

menyeberangi jembatan Arnhem dan memperkuat perta-


hanan Harmel. Dengan kedatangan bala bantuan ini, ope-
rasi darat Sekutu terhenti sekali lagi.
Pada siang di hari yang sama, Sekutu melancarkan
usaha lain untuk memperkuat Divisi Lintas Udara ke-1.
Brigade Para Independen ke-1 Polandia, di bawah komando
Mayor Jenderal Sosabowski menaiki pesawat-pesawat
angkut Inggris untuk diterjunkan di Belanda. Pasukan
Polandia itu seharusnya diterjunkan di Belanda dua hari
sebelumnya, tetapi cuaca yang buruk membuat pesawat-
pesawat angkut mereka tidak bisa terbang. Selama masa
jeda itu, Sosabowski, yang skeptis terhadap keberhasilan
Operasi Market-Garden, menerima laporan yang kurang
lengkap yang mengindikasikan bencana di Arnhem. Di
matanya, kini anak buahnya akan dikerahkan dalam sua-
tu operasi bunuh diri untuk memperbaiki keadaan yang
sudah tidak ada harapan, bukannya memperkuat ke-
berhasilan yang direncanakan sebelumnya.
Kekhawatirannya terbukti. Saat para prajurit Polandia
terjun dari pesawat-pesawat angkut C-47 di kawasan se-
panjang tepi selatan Rhein Hilir yang berada di seberang
perimeter Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris, mereka berayun
turun ke bawah tembakan mematikan Jerman yang berasal
dari meriam-meriam penangkis serangan udara, artileri
dan senjata kecil. Banyak prajurit Polandia yang sedang
melayang turun ke bawah terbunuh atau terluka. Orang-
orang yang selamat dalam keadaan linglung dikumpulkan
dan segera membuat perimeter pertahanan.

A BRIDGE TOO FAR.indd 144 7/24/2014 3:09:41 AM


145

BER DA R A H
J E M B ATA N YA N G
▲ Para prajurit Jerman menembaki pasukan payung Polandia yang diterjunkan di
atas Arnhem. Banyak prajurit Polandia yang terbunuh sebelum mencapai tanah akibat
tembakan mematikan pasukan Jerman yang berada di darat. (Sumber: It Never Snows in
September)

▼ SS-Brigadeführer Heinz Harmel menginterogasi seorang prajurit payung Polandia


yang tertangkap di sektor pertahanannya. (Sumber: Airborne)

A BRIDGE TOO FAR.indd 145 7/24/2014 3:09:41 AM


146
A
BR IDG E TOO
FAR

Dari kiri ke kanan: Letnan Kolonel R. Stevens, Mayor Jenderal Sosabowski, dan
Mayor Jenderal Thomas di Valburg, 24 September. Montgomery kemudian
menjadikan Sosabowski kambing hitam atas kegagalannya menolong Divisi Lintas
Udara ke-1 di Arnhem dan mencopot perwira Polandia itu dari komandonya.
Akibatnya, timbul pemogokan para prajurit dari Brigade Para Polandia. (Sumber:
Arnhem 1944)

Hanya setengah dari pasukan payung Polandia yang


berhasil mencapai Arnhem, dan kedatangan mereka sudah
terlambat untuk mengubah keadaan. Namun, Sosabowski
masih berusaha untuk memperkuat Red Devils. Sesuai
rencana yang dibuat bagi mereka, anak buahnya harus
menyeberangi Rhein Hilir dengan sebuah feri besar yang
berada di tepi selatan di seberang perimeter Inggris. Se-
gera setelah mendarat, dengan kecewa Sosabowski me-
nemukan bahwa kapal itu tidak ada; orang Jerman telah
menghanyutkannya. Sekalipun pasukan Polandia kemu-
dian berusaha menyeberang dengan beberapa perahu
kecil, tembakan Jerman menghentikan gerakan mereka.
Sosabowski tidak bisa berbuat banyak lagi kecuali me-
nunggu kedatangan pasukan darat Inggris dari selatan.

A BRIDGE TOO FAR.indd 146 7/24/2014 3:09:41 AM


Bab 6

makam pasukan
lintas udara
inggris

rquhart dibangunkan di pagi hari yang dingin dan


U berkabut oleh bawahannya. Hari itu tanggal 22 Sep-
tember 1944. Sang jenderal mendapat berita tentang Let-
nan Kolonel Stevens, perwira penghubung dengan pasu-
kan Polandia. Dia berhasil menyeberangi sungai dan
ingin bertemu dengan Urquhart. Stevens ternyata tidak
membawa berita tentang Korps XXX, yang seharusnya
sudah menggantikan posisi Divisi Lintas Udara ke-1 dan
Batalyon ke-2 Inggris yang mulai terdesak oleh gempuran
Jerman. Di pagi itu juga Jerman mulai menghujani posisi
pasukan Inggris dengan tembakan artileri, yang membuat
sebagian pasukan Inggris harus tetap berlindung.

147

A BRIDGE TOO FAR.indd 147 7/24/2014 3:09:41 AM


148
A

Berita radio yang tertangkap menyatakan: ”Divisi ke-43


BR IDG E TOO

ditugaskan untuk mendobrak pertahanan pasukan Jer-


man dan menggantikan posisi Divisi Lintas Udara ke-1
dengan segala risikonya. Pasukan ini akan diangkut de-
ngan kapal-kapal feri. Bila keadaan memungkinkan, Divisi
Lintas Udara ke-1 akan diangkut pula dengan kapal feri
FAR

untuk mundur …!”


Urquhart membalas, ”Kami gembira sekali dengan usa-
ha itu!”
Sepanjang hari itu sendiri berkecamuk pertempuran
sengit di dekat Eindhoven dan Nijmegen untuk mempe-
rebutkan koridor Market-Garden. Pada malam itu, se-
jumlah kendaraan lapis baja dari Korps XXX yang gerak-
annya telah terhambat, bergerak melalui punggung jalan,
berusaha menyelinap melewati garis pertahanan Jerman
dan mencapai kedudukan pasukan Polandia. Mereka di-

Mayor Jenderal Urquhart dan Brigadir Jenderal Hicks menyusun rencana untuk
menghadapi pasukan Jerman di Arnhem di Hotel Hartenstein yang dijadikan mar-
kas besarnya. (Sumber: After the Battle)

A BRIDGE TOO FAR.indd 148 7/24/2014 3:09:41 AM


149

IN G G R IS
Sturmgeschütz III Ausf. G

UDAR A
PA S U K A N L I N TA S
Awak : 4 orang

M A K A M
Berat : 21,6 ton
Panjang : 6,31 m
Lebar : 2,92 m
Tinggi : 2,15 m
Persenjataan : 1 x meriam StuK 40 L/48 75 mm
1 x senapan mesin MG34 7,92 mm
Kecepatan : 40 km/jam
Jarak Tempuh : 155 km

Meriam penyerang Sturmgeschütz III (StuG III) lahir dari pengalaman


Jerman dalam Perang Dunia I ketika pasukan infanteri kesulitan untuk
menghancurkan bunker, kubu kuat dan rintangan kecil lainnya lewat gem-
puran langsung karena meriam pada masa itu sangat berat dan sukar digerak-
kan untuk mengikuti laju pasukan infanteri.
Dibangun di atas chassis tank Panzer III tank yang telah teruji di medan
laga, StuG pada awalnya digunakan sebagai meriam ringan berlapis baja yang
mobil guna mendukung pasukan infanteri. Namun sejumlah versi kemudian
dikembangkan untuk digunakan dalam peranan sebagai penghancur tank,
sebagaimana versi StuG III Aufs. G.
Sekalipun memiliki kekurangan dalam bentuk turret yang tidak bisa
diputar, StuG sangat mudah disamarkan dan sulit ditembak karena siluetnya
yag rendah. Faktanya, lebih banyak tank musuh yang dihancurkan oleh
meriam penyerang dan penghancur tank Jerman daripada tank-tank berat
Panther dan Tiger yang lebih terkenal selama Perang Dunia II.

A BRIDGE TOO FAR.indd 149 7/24/2014 3:09:41 AM


150
A

ikuti oleh sebuah gugus tugas infanteri yang memperkuat


BR IDG E TOO

pasukan Sosabowski yang terdesak.


Pada tanggal 23 September, sekalipun diliputi kabut
pagi dan hujan yang turun pada malam sebelumnya, pada
Hari H plus 6 itu untuk pertama kalinya cuaca membaik
sejak dimulainya Operasi Market-Garden, sehingga Sa-
FAR

tuan Udara Taktis ke-2 boleh dikatakan sangat aktif di


atas Oosterbek. Dengan dukungan artileri dan serangan
udara, Divisi Lintas Udara ke-1 dapat mempertahankan
diri di lubang-lubang perlindungan dan rumah-rumah
yang mereka kuasai, sehingga sekali lagi Harzer dan von
Tettau tidak dapat menerobos perimeter.
Pada sore hari itu, Model yang murka mengunjungi
Markas Besar Korps Panzer SS II dan memberikan Bittrich
waktu tambahan 24 jam lagi untuk menyapu bersih Divisi
Lintas Udara ke-1 Inggris. Model juga mengubah struktur
komando Satuan Darat Grup B, menempatkan semua
pasukan yang berada di sebelah barat tonjolan Market-
Garden di bawah Satuan Darat ke-15, sedangkan yang
berada di sebelah timurnya di bawah Satuan Pasukan
Payung ke-1, yang akhirnya menggantikan Komando
Angkatan Bersenjata Belanda dan Wehrkreiss VI dari
tanggung jawab tempur mereka. Sejauh itu, rencana
pertahanan Model boleh dikatakan berhasil, mampu meng-
hentikan Market-Garden hanya dua pertiga lagi dari jarak
titik tujuannya di Zuider Zee. Kini, dengan cara klasik
serangan balasan Jerman di Front Timur, dia berencana
menghancurkan baik Korps Lintas Udara I dan Korps XXX
di utara Nijmegen dan merebut kembali garis di Waal.
Lebih ke selatan, Jerman memperbarui serangan mereka
terhadap Veghel pada pagi itu dengan mengerahkan Re-
simen Pasukan Payung ke-6 (kini bagian dari Kampf-
gruppe ’Chill’ dari barat dan Kampfgruppe ’Walther’ dari
timur, tetapi kedua serangan itu dapat dihalau pada wak-

A BRIDGE TOO FAR.indd 150 7/24/2014 3:09:42 AM


151

IN G G R IS
tu siang. Tiga jam kemudian, Resimen Infantri Para ke-
506 dan pasukan lapis baja Inggris bergabung dengan
Brigade Guards ke-32 di Uden, membuka kembali Jalan

UDAR A
Raya Neraka.
Namun semua itu tidak banyak meringankan tekanan
bagi Jenderal Urquhart dan anak buahnya, yang terus

PA S U K A N L I N TA S
bertempur dengan gagah berani melawan pasukan
Jerman yang lebih kuat di seberang sungai. Pada tanggal
24 September ada begitu banyak prajurit Inggris yang
terluka sehingga pos-pos perawatan darurat dan rumah-
rumah orang Belanda di pinggiran Oosterbek dipenuhi
para pasien. Karena kehabisan suplai medis dan keadaan
orang-orang yang terluka semakin mengenaskan, Urquhart

M A K A M

Para prajurit yang


terluka dari Skwadron
Para ke-1, Royal
Engineers, di Arnhem.
(Sumber: Arnhem)

A BRIDGE TOO FAR.indd 151 7/24/2014 3:09:42 AM


152
A

mengatur suatu gencatan senjata dan menyerahkan para


BR IDG E TOO

prajurit payung yang terluka kepada pihak Jerman, yang


menguasai rumah sakit utama di Arnhem.
Tawarannya diterima oleh SS-Sturmbannführer Egon
Skalka, perwira medis Divisi ’Hohenstaufen’, yang ke-
mudian membawa Dr. Graeme Warrack, kepala perwira
FAR

medis Divisi Lintas Udara ke-1, untuk membahas masalah


itu dengan atasannya. Di markas besar Harzer, ternyata
pembahasan masalah itu telah diambil alih oleh Bittrich
secara langsung. Setelah mendengarkan rencana evakuasi
Warrack, jenderal SS itu memberikan persetujuannya.
”Aku setuju,” kata Bittrich, ”karena seseorang tidak boleh—
tentu saja jika dia memilikinya—kehilangan seluruh rasa

Prajurit payung Inggris


membawa kawannya
yang terluka ke sebuah
titik pengumpulan
sebelum dikirimkan ke
fasilitas kesehatan yang
dikuasai oleh Jerman.
(Sumber: It Never Snows
in September)

A BRIDGE TOO FAR.indd 152 7/24/2014 3:09:42 AM


153

IN G G R IS
kemanusiaannya, bahkan selama pertempuran yang pa-
ling sengit pun.”
Beberapa gencatan senjata pilihan diumumkan selama

UDAR A
waktu-waktu tertentu di sektor-sektor khusus untuk
memampukan pengambilan orang-orang yang terluka. Ru-
mah Sakit St. Elizabeth kemudian digunakan oleh kedua

PA S U K A N L I N TA S
pihak yang bermusuhan untuk merawat orang-orang
yang terluka. Di antara mereka yang dirawat terdapat
Brigadir Jenderal Lathbury, yang tanda pangkatnya te-
lah disingkirkan dan didaftarkan sebagai ”Kopral Satu
Lathbury”.
Keadaan pasukan payung Inggris yang memburuk
itu perlu diketahui oleh Horrocks dan Browning. Untuk

M A K A M
memberitahukan mereka, Urquhart harus mengirimkan
seorang kurir yang tahu masalahnya. Karena itu dipilihlah
Charles Mackenzie, seorang perwira staf, untuk pergi ke
posisi kedua perwira tinggi tersebut.
Mackenzie mendapat perintah menemui Horrocks dan
Browning untuk meyakinkan mereka bahwa Divisi Lintas
Udara ke-1 sangat membutuhkan obat-obatan, makanan
dan amunisi. Juga beberapa perahu untuk membantu
pasukan Polandia agar bisa menyeberang. Bila suplai itu
terlambat maka anak buah Urquhart akan tamat riwa-
yatnya. Mackenzie akan didampingi oleh Eddie Myers dari
satuan zeni.
Sementara itu, Horrocks bermaksud mendobrak po-
sisi Jerman di Nijmegen dan membuat landas serbu ba-
gi Divisi ke-43 yang dipimpin oleh Mayor Jenderal G.I.
Thomas. Salah satu brigade akan bergerak menembus
Elst ke Arnhem, sementara brigade lain akan bergerak ke
kiri menembus Oosterhout menuju pangkalan feri di He-
veadorp. Horrocks memperkirakan bahwa Thomas akan
menyeberangkan pasukannya ke Sungai Waal di malam
Kamis untuk siaga dan menyerang di pagi hari berikut-

A BRIDGE TOO FAR.indd 153 7/24/2014 3:09:42 AM


154
A
BR IDG E TOO

Jagdpanzer IV
FAR

Awak : 4 orang
Berat : 24-25 ton
Panjang : 6,85 m
Lebar : 3,17 m
Tinggi : 1,85 m
Senjata utama : meriam PaK39 L/48 75mm
Senjata Sekunder : 2×senapan mesin MG42 7,92mm
Kecepatan : 40 km/jam
Jangkauan : 210 km

Sturmgeschütz neuer Art mit 7.5cm PaK L/48 auf Fahrgestell Panzer-
kampfwagen IV (Sd Kfz 162), atau lebih dikenal dengan nama Jagdpanzer
IV, dikembangkan sebagai versi perbaikan dari StuG III dan, akhirnya,
menggantikannya. Pada mulanya, pengembangannya ditentang keras oleh
Kolonel Jenderal Guderian, Inspektur Jenderal Pasukan Lapis Baja, sehingga
Jagdpanzer IV dijuluki ”bebek Guderian” karena pengembangannya yang
bermasalah. Menurut rencana, OKW bermaksud menempatkan 21 Jagdpanzer
IV untuk setiap divisi panzer, tetapi rencana ini terbukti terlalu mengawang-
awang. Hanya 1977 Jagdpanzer IV dari segala model yang diproduksi selama
perang.
Siluetnya yang rendah membuat kendaraan lapis baja ini sulit disasar oleh
lawan. Dengan lekukan bajanya yang baik, mobilitas yang mumpuni dan daya
tembaknya yang mematikan, khususnya setelah meriam utamanya diganti
dengan jenis L/70, Jagdpanzer IV terbukti sebagai sebuah penghancur tank
yang andal dan merupakan musuh yang berbahaya, khususnya saat digunakan
untuk bertahan.

A BRIDGE TOO FAR.indd 154 7/24/2014 3:09:42 AM


155

IN G G R IS
nya. Dalam kenyataannya, hingga hari Jumat tidak ada
pasukan yang digerakkan. Pada waktu itu satuan-satuan
Somerset telah bergerak ke Oosterhout tetapi tertahan

UDAR A
oleh lawan. Di bawah perlindungan kabut, beberapa ken-
daraan lapis baja bergerak cepat ke Oosterhout dan ber-
gabung dengan pasukan Polandia di dekat Driel.

PA S U K A N L I N TA S
Ketika kabut menghilang, Batalyon ke-7 Somersets da-
ri Divisi ke-43 benar-benar terhalang di Oosterhout ber-
sama satuan-satuan artileri serta sebuah skwadron tank.
Pasukan Jerman dengan gigih menghadang pasukan Ing-
gris itu. Gerakan pasukan Inggris lainnya tertahan juga
di Elst.
Pihak Jerman menempatkan para penembak jitu da-

M A K A M
lam perimeter Inggris. Ketika sedang bercakap-cakap de-
ngan Ian Murray, Mayor Jenderal Urquhart terkejut ka-
rena menjadi sasaran penembak jitu Jerman. Dengan
cepat mereka berlindung. Untuk menangkal penembak
jitu Jerman, sebuah unit dibentuk oleh Laurie Hardman,

Seorang prajurit Inggris berusaha membungkam penembak jitu Jerman dari re-
runtuhan Hotel Hartenstein yang telah hancur berantakan akibat gempuran me-
riam. (Sumber: Arnhem)

A BRIDGE TOO FAR.indd 155 7/24/2014 3:09:42 AM


156
A

seorang perwira administrasi yang saat itu memang tidak


BR IDG E TOO

disibukkan oleh masalah administrasi.


Unit Hardman ternyata berhasil meredam para penem-
bak jitu Jerman. Diharapkan orang-orang Jerman itu ti-
dak berani lagi menyusup ke dalam perimeter Inggris.
Sementara itu Mackenzie dan Myers mengendap-endap
FAR

bergerak ke arah sungai dekat gereja Oosterbeek. Myers


ternyata menyembunyikan perahu karet di sela-sela tum-
buhan air. Untuk beberapa saat mereka mendayung
perahu itu sejajar dengan sungai. Tiba-tiba muncul se-
orang prajurit berpangkat sersan mayor yang membawa
sepucuk bren. Dia mengawal kedua perwira itu. Sungai
itu memang lebar dan untuk mendayungnya diserahkan
kepada Mackenzie yang bertubuh kekar. Terjadi kete-
gangan saat mereka menepi karena di sela-sela semak

Para prajurit infanteri Jerman melakukan pembersihan di kawasan museum kota,


titik tertinggi di Utrechsestraat, Arnhem. Mereka dilindungi oleh sebuah meriam
penyerang StuG III Aufs.G dari Sturmgeschütz-Brigade 280. (Sumber: German
Armored Units at Arnhem, September 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 156 7/24/2014 3:09:42 AM


157

IN G G R IS
tampak topi baja. Denyut jantung ketiga orang itu tidak
lama berdebaran karena pemakai topi baja itu adalah
prajurit Polandia. Selain itu, muncul juga sosok tentara

UDAR A
Inggris yang bertugas sebagai perwira penghubung. Me-
reka segera bergegas ke satuan Polandia yang sedang ber-
tempur dengan sengit menghadapi Jerman di Elst.

PA S U K A N L I N TA S
Posisi pasukan Polandia agak sulit. Mereka tampaknya
akan kalah kuat dengan lawan, yang sehari sebelumnya
telah berhasil mendesak mundur Resimen Borders Inggris.
Keberadaan pasukan Polandia di daerah Driel secara tidak
langsung membantu Divisi ke-43 yang berusaha menem-
bus blokade Jerman.
Gerakan Korps XXX tetap lamban karena Jerman mem-

M A K A M
berikan perlawanan yang sengit. Kota Oosterhout sendiri
baru bisa dibersihkan dari unsur-unsur pasukan Jer-
man di pagi hari. Dari pertempuran itu tertangkap 139
prajurit Jerman, lima meriam penangkis serangan udara
dan meriam 88 mm. Salah satu batalyon dari Divisi ke-
43 menderita kerugian 19 orang terluka. Sementara itu
peluru-peluru mortir Jerman dari posisi lainnya masih te-
tap berjatuhan dan menambah korban.
Mackenzie dan Myers berhasil dengan tugasnya. Mereka
membawa satuan Polandia yang tergabung dalam Brigade
ke-1 dengan perahu-perahu karet menyeberangi sungai.
Sasarannya adalah Oosterbeek dan Hotel Hartenstein.
Sementara itu, perimeter pertahanan Divisi Lintas Udara
ke-1 semakin sempit. Mereka telah berada di Arnhem dan
Oosterbeek selama hampir satu minggu. Persediaan air
semakin berkurang. Makanan harus dijatah, berupa ikan
sarden dan sepotong biskuit.
Pada malam 23/24 September, 45 tank Königstiger
Heer tiba untuk membantu Bittrich. Dia mengirimkan
30 di antaranya untuk membantu Harmel menghentikan
Divisi Lapis Baja Guards, sementara sisanya dialihkan

A BRIDGE TOO FAR.indd 157 7/24/2014 3:09:42 AM


158
A
BR IDG E TOO

Panzerkampfwagen Tiger Ausf. B


FAR

Awak : 5 orang
Berat : 68 ton
Panjang keseluruhan : 10,3 m
Lebar : 3,76 m
Tinggi : 3,08 m
Persenjataan : - meriam KwK 43/L71 88mm
- 2 x senapan mesin MG34 7,92mm
Kecepatan : 35 km/jam
Jarak Tempuh : 170 km

Lebih dikenal sebagai Tiger II atau Königstiger (”Macan Bengali” menurut


arti Jermannya, tetapi sering kali disalahartikan sebagai Raja Tiger oleh
prajurit Sekutu), Panzerkampfwagen Tiger Ausf. B Sd.Kfz. 182 ini didesain
menurut contoh Tiger I. Namun, untuk membuatnya lebih tangguh, Tiger II
menggabungkan lapisan baja tebal Tiger I dengan baja miring yang digunakan
tank menengah Panther. Tank ini dilindungi oleh lapisan baja setebal 100
hingga 180 mm di bagian depan serta dipersenjatai dengan meriam laras
panjang 88 mm Kampfwagenkanone 43 L/71.
Tiger II dioperasikan oleh batalyon-batalyon tank berat Angkatan Darat
Jerman maupun Waffen-SS. Penampilan awal Tiger II di Front Timur
mengecewakan, di mana 14 monster baja tersebut berhasil dihancurkan
dalam dua hari pertempuran melawan tank-tank T-34/85 serta IS-2 Soviet di
dekat Sungai Vistula, Polandia. Ini dikarenakan buruknya kualitas baja Tiger
II akibat minimnya kemampuan Jerman untuk memperoleh bahan-bahan
berkualitas pada tahap akhir peperangan, sehingga bila satu titik—betapapun
tebalnya—ditembaki berulang kali maka tank itu pun tidak bisa beroperasi
lagi.

A BRIDGE TOO FAR.indd 158 7/24/2014 3:09:42 AM


159

IN G G R IS
ke barat menuju Oosterbek Kessel. Di sana mereka di-
gunakan untuk menghancurkan kubu-kubu kuat Inggris
dengan akibat yang dahsyat. Namun kelompok-kelompok

UDAR A
pasukan payung Inggris yang bertahan dengan gigih
menghancurkan beberapa monster lapis baja itu dengan
menembakkan bazoka PIAT dari jarak yang begitu dekat.

PA S U K A N L I N TA S
Pada tanggal 25 September, sekitar 110 meriam Jerman
bergemuruh di Oosterbek, menggempur parit-parit perta-
hanan Inggris. Pesawat-pesawat angkut RAF yang ber-
usaha menerjunkan perbekalan kepada pasukan yang
terkepung harus terbang melewati tembok tembakan Flak
yang gencar. Banyak dari perbekalan yang diterjunkan
berakhir di tangan pasukan Jerman yang telah merebut

M A K A M
zona-zona penerjunan Inggris.

Para prajurit Jerman memeriksa ”harta karun” yang dijatuhkan dari langit oleh
misi-misi penyuplaian Inggris. Banyak di antara isinya adalah makanan kalengan
berkualitas baik yang didambakan oleh para prajurit Jerman. (Sumber: It Never
Snows in September)

A BRIDGE TOO FAR.indd 159 7/24/2014 3:09:42 AM


160
A

Suatu ”serangan terakhir” diperintahkan oleh Bittrich


BR IDG E TOO

pada hari itu juga. Empat kampfgruppe ’Hohenstaufen’


membuat kemajuan yang baik, berkat dukungan tank-
tank berat Königstiger, dan salah satu unit berhasil me-
nerobos pertahanan Inggris yang telah berantakan dan
menaklukkan sebuah baterai artileri Inggris. Menyadari
FAR

bahwa Divisi Lintas Udara ke-1 terancam kehancuran,


Montgomery, yang mati-matian berusaha mendukung Red
Devils, akhirnya memerintahkan penarikan mundur un-
tuk menyelamatkan sisa-sisa divisi yang berantakan itu.
Horrocks, yang meninjau Driel dan bertemu dengan
Mayor Jenderal Sosabowski dari pasukan Polandia, me-
mutuskan bahwa akan diadakan penyeberangan dari
arah barat Arnhem. Jenderal Thomas dan Urquhart segera
mempersiapkan segalanya untuk mengungsikan pasukan
yang terjepit. Operasi evakuasi itu menggunakan san-
di Berlin. Hal ini hanya bisa dilakukan pada saat malam
tanggal 25 September dan sambil menunggu divisi lintas
udara itu harus tetap bertempur untuk bisa selamat.
Sementara itu, meninggalkan taktik atrisi berhati-hati
yang mereka gunakan pada hari-hari sebelumnya, pihak
Jerman membentuk dua kampfgruppe SS yang kuat
dan berhasil melakukan suatu tusukan yang penting di
sepanjang front yang sempit di sektor timur. Mereka ber-
hasil menerobos garis depan yang tipis sehingga untuk be-
berapa waktu membuat divisi Inggris itu terancam bahaya.
Serangan tersebut dihadapkan pada perlawanan yang
semakin sengit saat pasukan Jerman berusaha mendesak
lebih jauh ke dalam garis pertahanan Inggris, sebelum
akhirnya dibubarkan oleh suatu gempuran artileri Inggris
yang gencar.
Menggunakan berbagai muslihat untuk mengesankan
kepada pasukan Jerman bahwa posisi mereka tetap tidak
berubah, Divisi Lintas Udara ke-1 mulai melakukan pe-

A BRIDGE TOO FAR.indd 160 7/24/2014 3:09:42 AM


161

IN G G R IS
UDAR A
PA S U K A N L I N TA S
M A K A M
▲Para prajurit Jerman menggeledah anggota pasukan payung Inggris yang menyerah
kepada mereka, 26 September 1944. Banyak di antara tawanan merupakan orang-orang
yang terluka dan terpaksa ditinggalkan oleh rekan-rekannya yang memilih meloloskan
diri dari penawanan. (Sumber: It Never Snows in September)

▼Di bawah pengawalan anggota Luftwaffe, sebuah barisan tawanan yang terdiri atas 100
orang prajurit dari Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris digiring dengan berjalan kaki menuju
Jerman melewati desa Ellecom yang berada beberapa kilometer dari Arnhem. (Sumber:
Arnhem 1944)

A BRIDGE TOO FAR.indd 161 7/24/2014 3:09:42 AM


162
A

narikan mundur pada pukul 22.00. Di bawah hujan deras


BR IDG E TOO

yang menyembunyikan suara gerakan mereka, orang-


orang yang selamat, yang kelelahan dan mati rasa, secara
diam-diam meninggalkan lubang-lubang perlindungan
mereka. Mengikuti panduan-panduan yang dibuat dari
parasut yang diplester, atau bergandengan tangan dalam
FAR

barisan di bawah langit yang gelap gulita, mereka ber-


gerak ke tepi sungai. Saat perimeter mereka perlahan-
lahan menyusut, beberapa rekan mereka tetap tinggal di
belakang sambil melepaskan tembakan untuk menutup-
nutupi pelarian tersebut.
Di tepi utara Rhein Hilir yang berawa, para prajurit pa-
yung Inggris ditemui oleh perahu-perahu yang dikirim-
kan oleh Korps XXX dan didayung oleh para prajurit zeni
Inggris dan Kanada yang pemberani. Mereka dilindungi
oleh Batalyon Payung ke-3 Polandia yang berada di tepi
utara. Sepanjang malam, di bawah tembakan sporadis
Jerman, beberapa di antaranya menggunakan peluru
suar, para prajurit Inggris diungsikan ke tepi selatan su-
ngai. Ketika fajar menyingsing, barulah pasukan Jerman
mengetahui tingkat penarikan pasukan Inggris. Namun,
ratusan prajurit masih berada di tepi sungai. Pasukan
Jerman mulai menembak, dan banyak prajurit Inggris
melompat ke dalam air sungai yang mengalir deras. Be-
berapa tersapu oleh arus atau tenggelam karena berat
seragam mereka. Yang lainnya, saat tank-tank Jerman
menderu tanpa halangan menuju tepi sungai, membuka
pakaian mereka dan berenang ke seberang. Sisanya, yang
terlalu lelah atau terlalu sakit untuk berusaha berenang,
ditangkap.
Beberapa orang yang berjiwa petualang dan berkemau-
an keras yang masih ada di tepi utara sungai menolak
menyerah dan berusaha meloloskan diri dengan bantuan
kesatuan SAS Inggris dan gerakan bawah tanah Belanda.

A BRIDGE TOO FAR.indd 162 7/24/2014 3:09:42 AM


163

IN G G R IS
UDAR A
PA S U K A N L I N TA S
M A K A M
▲Dua orang prajurit
Inggris yang lolos dari
Arnhem melompat ke
tepi selatan Sungai Rhein
Hilir setelah diselamatkan
oleh para prajurit zeni dari
Korps XXX. Di belakang
mereka masih melintang
Jembatan Arnhem yang
gagal mereka rebut.
(Sumber:TSM)

◄Seorang perwira
Divisi Lintas Udara
ke-1 kehilangan celana
panjangnya saat
menyeberangi Sungai
Rhein. (Sumber: Arnhem)

A BRIDGE TOO FAR.indd 163 7/24/2014 3:09:43 AM


164
A
BR IDG E TOO
FAR

Mayat seorang prajurit lintas udara Inggris tergeletak di sebuah lubang perlin-
dungan, kemungkinan di Oosterbeek. Dia memegang pengeras suara sebuah ra-
dio lapangan. (Sumber: Arnhem 1944)

Mayor Anthony Deane-Drummond harus menunggu, ber-


diri di dalam sebuah lemari, dengan kekuatan dan kesa-
baran yang sangat besar selama 14 hari hingga para pra-
jurit Jerman meninggalkan rumah tempat di mana dia
bersembunyi. Brigadir Jenderal Hackett, yang terluka,
dibawa kabur bersama-sama dengan Brigadir Jenderal
Lathbury dan beberapa orang lainnya yang berada di pos
perawatan. Warrack dan beberapa beberapa stafnya juga
melarikan diri.
Evakuasi itu mengakhiri penderitaan Divisi Lintas
Udara ke-1 Inggris. Dari 8.905 prajurit dan perwira yang
mendarat, ditambah 1.100 penerbang pesawat layang,
hanya 2.163 orang yang kembali, ditambah 160 orang Po-

A BRIDGE TOO FAR.indd 164 7/24/2014 3:09:43 AM


165

IN G G R IS
landia. Sejumlah 6.414 prajurit Divisi Lintas Udara ke-1
ditawan musuh. Antara Oosterbeek dan Arnhem, 1.485
orang prajurit dan perwira dari Divisi Lintas Udara ke-1

UDAR A
dan Resimen Penerbang Pesawat Layang tidak akan per-
nah kembali lagi.
Selama Operasi Market-Garden, 29.268 prajurit Ame-

PA S U K A N L I N TA S
rika telah diterjunkan dengan parasut atau pesawat la-
yang di Belanda. Divisi Lintas Udara ke-82 kehilangan 215
orang prajurit yang terbunuh, 790 terluka dan 427 lainnya
hilang. Sementara itu, Divisi ke-101 menderita kerugian
315 orang anggotanya terbunuh, 1.248 terluka dan 547
hilang. Seratus dua puluh dua orang pilot pesawat layang
juga hilang, di mana 12 orang di antaranya tewas.

M A K A M
Di antara kontingen darat Inggris, Korps XXX menderita
kerugian sebesar 1.480 orang. Sementara itu, Korps VIII
dan Korps XII kehilangan 3.874 orang anggotanya.
Tidak diketahui jumlah pasti korban yang diderita
pihak Jerman, tetapi diperkirakan jumlah keseluruhannya
mencapai sekitar 6.400 orang. Menurut sejarawan Robert
Kershaw, selain 2.565 orang yang hilang di utara Rhein
Hilir, termasuk 1.240 orang anggota Divisi ’Hohenstaufen’,
Jerman kemungkinan kehilangan 3,750 orang lagi dalam
pertempuran di sekitar koridor Korps XXX, termasuk 750
orang anggota Divisi ’Frundsberg’.
Bagi orang Belanda, hasil akhir dari pertempuran itu
terasa pahit dan menyakitkan. Selain 500 orang di antara
mereka yang terbunuh dan 500 lainnya terluka, sekitar
100.000 orang dipaksa keluar dari daerah Arnhem dan
Oosterbek. Rumah-rumah mereka dihancurkan dan dija-
rah secara sistematis oleh pasukan Jerman, yang kemu-
dian memotong catu mereka menjadi kurang dari 500
kalori per hari. Selain itu, sebagai balasan dari bantuan
yang diberikan orang Belanda kepada Sekutu selama
Operasi Market-Garden serta pemogokan pekerja kereta

A BRIDGE TOO FAR.indd 165 7/24/2014 3:09:43 AM


166
A
BR IDG E TOO
FAR

Makam para prajurit lintas udara Inggris di sebuah sisi jalan yang terbunuh dalam
pertempuran di Arnhem . (Sumber: After the Battle)

api Belanda pada tanggal 17 September, Jerman meng-


hentikan semua arus pelayaran dan transportasi di daerah
pedalaman. Akibatnya sekitar 25.000 orang Belanda tewas
selama apa yang kemudian dinamakan sebagai peristiwa
”Wabah Kelaparan Musim Dingin”.
Market-Garden sendiri akan tetap menjadi salah satu
kegagalan strategis Sekutu yang paling berdarah pada
tahun 1944. Mereka gagal merebut sebuah landas serbu
di atas Rhein atau mengapit Tembok Barat guna me-
mampukan mereka bergerak maju ke Ruhr dan Berlin
sendiri. Dengan kegagalan operasi itu, prospek Sekutu
yang terlihat cerah untuk mengakhiri Perang dengan ce-
pat pun sirna.

A BRIDGE TOO FAR.indd 166 7/24/2014 3:09:43 AM


ucapan
terima kasih

uku ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya


B dorongan dan dukungan berbagai pihak. Pertama-
tama Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada istri
tercinta, Sharmaya, yang telah dengan sabar mendampingi
dan membantu koreksi saat buku ini diselesaikan. Juga
kepada dua buah hati kami, Ilai dan Gaby, serta Oma Niek
yang terkasih.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Vincentius S. Hardojo dan Bapak Eko Nugroho yang telah
bersedia memberikan kepercayaan kepada Penulis dalam
mengembangkan buku seri ini. Terima kasih banyak juga
Penulis ucapkan kepada Bapak Yudi dan Mas Erson, yang
telah membantu pengerjaan penataan buku serta mem-
buatkan sampul muka yang inovatif dan menarik, serta
Ibu Adriana dan Ibu Erna yang telah membantu kelan-
caran administrasi. Untuk staf Elex lainnya yang telah
membantu penyelesaian buku ini, Penulis ucapkan ba-
nyak terima kasih.

167

A BRIDGE TOO FAR.indd 167 7/24/2014 3:09:43 AM


168
A

Terima kasih juga kepada para pembaca yang budiman,


BR IDG E TOO

yang mau meluangkan waktu untuk membaca buku-buku


ini. Masukan dan kritikan membangun Anda sekalian sa-
ngat diharapkan untuk pengembangan buku seri ini.
Dan ucapan terima kasih terbesar dan terutama Pe-
nulis panjatkan kepada Allah Yang Mahakuasa. Tanpa
FAR

seizin dan penyertaan-Nya, buku ini tidak akan pernah


terselesaikan.

Jakarta, 21 Juli 2014

A BRIDGE TOO FAR.indd 168 7/24/2014 3:09:43 AM


DAFTAR PUSTAKA

Ailsby, Christopher. 2004. Die Geschichte der Waffen-SS. Wina: Tosa Verlag.
———. 2004. Hitler’s Renegades: Foreign Nationals in the Service of the Third
Reich. Dulles: Brassey’s Inc.
———. 2000. Hitler’s Sky Warriors. Virginia: Brassey’s Inc.
———. 1997. Waffen-SS: Hitler's Black Guard at War. London: Brown Pack-
aging Books Ltd.
Ambrose, Stephen. 2001. Band of Brothers. New York: Simon & Schuster.
Anto Dwiastoro Slamet. Mei 1992. ”A Bridge Too Far: Operasi Linud Sekutu
di Negeri Belanda.” TSM, No. 59, Tahun V.
Badsey, Stephen. 1993. Arnhem 1944: Operation Market Garden. Oxford: Os-
prey Publishing Ltd.
Bennett, David. 2001. A Magnificent Disaster. Havertown, PA: Casemate.
Barker, A.J. 1998. Waffen-SS at War. Surrey: Ian Allan Publishing.
Blandford, Edmund L. 1993. Green Devils/Red Devils: Untold Tales of the Air-
borne in World War II. London: Leo Cooper.
Bullock, Alan. 1958. Hitler: A Study in Tyranny. New York: Bantam Books.
Blandford, Edmund L. 1944. Hitler's Second Army: The Waffen SS. Shrews-
bury: Airlife Publishing Ltd.
Blumenson, Martin, dkk. 1978. Liberation. Alexandria: Time-Life Books.
Darman, Peter (peny.). 2004. Great Battles of the Waffen-SS. Kent: Grange
Books.
Evans, Martin. 1998. The Battle for Arnhem. Whitefriars, Norwich: Pitkin.
Farrar-Hockley, Anthony. 1970. Airborne Carpet: Operation Market Garden.
New York: Ballantine Books, Inc.
———. 1973. Student. New York: Ballantine Books, Inc.

169

A BRIDGE TOO FAR.indd 169 7/24/2014 3:09:43 AM


170
A
BR IDG E TOO

Frost, John. 1980. A Drop Too Many. London: Cassell.


Gilbert, Adrian. 1989. Waffen-SS: An Illustrated History. London: Bison Books.
Guard, Julie (peny.). 2007. Airborne: World War II Paratroopers in Combat.
Oxford: Osprey Publishing Ltd.
Höhne, Heinz. 1972. The Order of the Death’s Head: The Story of Hitler’s SS.
London: Pan Books.
FAR

Hook, Patrick. 2003. Hohenstaufen: 9th SS Panzer Division. Surrey: Ian Allan
Publishing.
Irving, David. 2002. Hitler’s War and the War Path. London: Focal Point Pub-
lication.
———. 1982. The War between the Generals. Middlesex: Penguin Books.
Kershaw, Robert. 1996. It Never Snows In September. Cambridge, Massachu-
setts: Da Capo Press.
Liddell Hart, B.H. 1958. The German Generals Talk. New York, Berkley Books.
———. 1983. History of the Second World War. London: Pan Books.
Lucas, James. 2001. Storming Eagles. London: Cassell Military Paperbacks.
MacDonald, Charles. 1970. Airborne. New York: Ballantine Books.
Mellenthin, F.W. von. 1971. Panzer Battles: A Study of the Employment of Ar-
mor in the Second World War. New York: Ballantine Books.
Michaelis, Rolf. 2004. Die 10. SS-Panzer-Division Frundsberg. Erlangen: Mi-
chaelis Verlag.
Middlebrook, Martin. 1994. Arnhem 1944: The Airborne Battle, 17-26 Sep-
tember. Boulder, Colorado: Westview Press.
Militärgeschichtliches Forschungsamt (peny.). 2006. Germany and the Second
World War, jil. 7. Oxford: Clarendon Press.
Mitcham, Samuel W. 2000. Retreat to the Reich: The German Defeat in France,
1944. Westport: Praeger Publishers.
Mrazek, James E. Airborne Combat: The Pesawat layang War/Fighting Pesawat
layang s of World War II. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books.
Nichol, John, dan Tony Rennell. 2011. Arnhem: The Battle for Survival. Lon-
don: Viking.
Ramsey, Winston G. (peny.). 1973. After The Battle Number 2: The Battle
of Arnhem. Battle Of Britain International Ltd.
Reynolds, Michael. 2004. Sons of the Reich: II SS Panzer Corps. Havertown:
Casemate.
Rikmenspoel, Marc J. 2002. Waffen-SS: The Encyclopedia. New York: The
Military Book Club.
Ryan, Cornelius. 1995. A Bridge Too Far. New York: Simon & Schuster.
Saunders, Hillary St. George. 1975. The Red Beret. London: New English
Library Ltd.

A BRIDGE TOO FAR.indd 170 7/24/2014 3:09:43 AM


171

P U S TA K A
Schneider, Wolfgang. 2003. Die Waffen-SS. Hamburg: Rowohlt Taschenbuch
Verlag.
Shirer, William L. 1960. The Rise and Fall of the Third Reich. New York: Simon
and Schuster.

DA F TA R
Simpsons, Keith. 1990. Waffen SS. New York: Gallery Books.
Stern, Robert C. 1978. SS Armor: A Pictorial History of the Armored Formations
of the Waffen-SS. Carrolton: Squadron/Signal Publications, Inc.
Strawson, John. 1973. Hitler as Military Commander. London: Sphere Books.
Time-Life Editors. 1991. The Heel of the Conqueror. Alexandria: Time-Life
Books.
Urquart, Robert E. 2008. Arnhem. Pen & Sword Military Classics.
Whiting, Charles. 1975. Hunter’s from the Sky. London: Corgi Books.
Williamson, Gordon. 2004. The Waffen-SS (2), 6.to 10. Divisions. Oxford:
Osprey Publishing.
———. 2005. Waffen-SS Handbook, 1933-1945. Gloucestershire: Sutton
Publishing.
Windrow, Martin. 1999. Waffen-SS. Oxford: Osprey Publishing.
Zwarts, Marcel. 2001. German Armoured Units at Arnhem. Hongkong: Con-
cord Publications Co.

A BRIDGE TOO FAR.indd 171 7/24/2014 3:09:43 AM


A BRIDGE TOO FAR.indd 172 7/24/2014 3:09:43 AM

Anda mungkin juga menyukai