Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 4

PEDAGOGI
PENDIDIKAN KESENIAN
(LANJUTAN)

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Herman Nirwana, M.Pd, Kons.


Dr. Dina Sukma, S.Psi, S.Pd. M.Pd

Oleh

Indra Geni
21151015

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
PENDIDIKAN KESENIAN
(LANJUTAN)

A. Hubungan pendidikan dan kultur


Pendidikan dan pengajaran itulah yang semata-mata bersifat kultur, karena
itulah patut agaknya orang memahami arti perkataan kultur dan bagaimanakah
hubungan pendidikan itu dengan kultur, agar keterangan tentang soal itu hendaknya
nanti dapat berguna bagi mereka, yang belum tahu benar atau belum insyaf tentang
kewajiban perguruan atau sekolah didalam masyarakat.Tentang perkataan kultur itu
tentu sekalian pembaca telah sering mendengar.

Pengertian kultur terhadap hidupnya manusia barangtentu ada juga bedanya


dengan plantencultuur atau agricultuur (agri = tanah, jadi agricultuur = usaha
memperbaiki hasil tanah). Menschencultuur (adab) itu lebih terang artinya dijika
diterjemahkan kedalam bahasa kita dengan perkataan, kebudayaan. Perkataan ini
berasal dari budaya dan ini berarti buah dari budi manusia. Lalu teranglah sekarang,
bahwa arti kebudayaan atau kultur kemanusiaan itu ialah semua benda buatannya
manusia, baik benda batin maupun benda jahir, yang dapat timbul karena kemasakan
budi manusia. Dan pekerjaan kulturil yaitu semua usaha untuk mempertinggi derajat
kemanusiaan, sedangkan pokoknya ialah veredelen budi manusia. Menurut
pengertian wetenschap, maka kultur itu dibagi menjadi tiga jenis: ke-I, yang
mengenai rasa-kebatinan atau moral, agama, adat- istiadat, tatanegara, kesosialan dan
sebagainya yang bermaksud memberi hidup jang tertib serta damai.ke-II, yang
mengenai kemajuan angan-angan, pengajaran, ilmu bahasa.ke-III, yang mengenai
kepandaian pertanian, industri, perniagaan, pelajaran, kesenian dan lain-lain, pendek
kata segala perbuatan manusia yang berguna atau bersifat indah serta dapat
bermanfaat bagi hidupnya manusia bersama.
Didalam perkataan kultur itu dengan sendiri sudah terkandung pengertian,
bahwa hidup manusia itu selalu maju. Manusia pada jaman sekarang berbeda sekali
sifatnya dengan nenek-moyang kita pada jaman purbakala. Disinilah bedanya hidup
manusia yang berkultur dengan hewan yang tidak mempunyai kultur. Anjing, ayam,
kerbau, kera pada jaman purbakala sungguh sama sifatnyadengan jenis-jenis hewan
itu pada jaman ini. Karena itulah perkataan kultur itu boleh juga diterjemahkan
dengan perkataan adab.Setelah mengetahui perbedaan antara hewan yang tidak
beradab dan manusia yang berkultur, maka haruslah kita mengetahui juga, bahwa
diantara gerombolan-gerombolan manusia yang hidup didunia ini terdapatlah
tingkatan-tingkatan derajat kemanusiaan.

Dalam hidupnya orang-orang yang tergolong pada belum nampaklah


kebudayaannya, karena hidupnya masih amat primitif, tidak banyak bedanya dengan
hidupnya hewan. Mereka belum mengerti tentang bercocok tanam. sebagian harinja
mereka hanya makan apa yang didalam hutan-hutan itu terdapat: buah-buahan,
macam-macam daging hewan, lain tidak. Jadi mereka itu amat bergantung pada
keadaan didalam kodrat-alam. Orang-orang hutan itu tidak membutuhkan pakaian,
pun karena itu. mereka tidak cakap membuat pakaian juga. Rumahnya cukup suatu
gubug yang dibuat dari daun-daun atau dari batu batu, kayu yang amat sederhana.
Seringkali mereka itu bertempat didalam lubang-lubang atau gua dibawah tanah.
Barangtentu dalam keadaan yang sedemikian itu orang-orang hutan itu belum dapat
merupakan masyarakat belum mempunyai cara hidup tertib dan damai. Belum
mempunyai peraturan hidup. Itulah sifatnya orang-orang yang disebut ,natuurvolk.
yang karena belum mempunyai adab atau kultur.Apakah tingkatan kemanusiaan yang
hampir sama dengan tingkatan hidupnya hewan itu akan tak berubah selama-
lamanya? Tentu tidak. Orang-orang hutan itu boleh disamakan dengan anak-anak
yang tak pernah mendapat pendidikan serta pengajaran.
B. Kultur Dan Kunst Didalam Perguruan
Perkataan kulturitu berasal dari bahasa Latin “colere”, yang artinya:
mengusahakan, memelihara dan menjunjung tinggi segala barang lahir dan benda
batin. Adapun maksudnya ialah “cultiveren”, yaitu memperbaiki misalnya, “agri-
cultuur” itu bermaksud memperbaiki tanah dan tanaman-tanamannya
lichaamscultuur” berarti mengusahakan kemajuan kesehatan badan geestelijke cultuur
berartiupaya menyempurnakan hidup kebatinan, yaitu kemajuannya fikiran, rasa dan
kemauan.Seringkali kultur itu diterjemahkan dengan peradaban. Ini sebetulnya hanya
sedikit saja ada persamaannya, sebab “beschaving” itu berarti kehalusan.

Menurut ilmu pengetahuan usaha kulturil ita mempunyai

a. Yang mengenai moril atau kebatinan, yakni agama, hidupnya rakyat didalam,
aturan peri-kehidupan (sosial), cara-caranya hidup (adat-istiadat), semuanya
itu yang dapat menimbulkan tertib dan damai.
b. Yang mengenai kemajuannya angan-angan, yakni: pengajaran, bahasa,
kesusasteraan dan pengetahuan lain-lainnya.
c. Yang mengenai kepandaian atau kecakapan manusia, yaitu: bercocok tanam,
pekerjaan tangan, industri, perdagangan, pelajaran, kesenian dan lain-lain.

Teranglah disini, bahwa maksud kultur yaitu berdaya upaya untuk memperbaiki
segala dasar-dasar kebatinan, (bakat), segala kekuasaan atau kepandaian dan segala
kekuatan yang ada dalam hidup manusia, perbaikan mana harus harmonis (patut,
runtut, laras) dan sempurna, matang atau masak. Menurut’ keterangan diatas, bahwa
pekerjaan kita, yaitu.pengajaran itu semata-mata suatupekerjaan kulturil. Didalam
daftar-pengajaran kita ada tersebut perkataan secara kebudayaan kemajuan hidupnya
rakyat mulai dari zaman purbakala hingga kini. Perlu sekali kita mengetahui sejarah
kebudayaan bangsa kita, oleh karena bangsa kita bukan “natuurvolk” (rakyat yang
hidupnya masih amat primitif) akan tetapi adalah suatu “cultuurvolk”, yakni rakyat
yang sudah mempunyai kultur atau keadaban dan juga sudah turut berusaha
memajukan peri-keadaban.
Dimana sejarah kebudayaan itu menceriterakan kemajuan rakyat tentang asal-
usulnya, adat-istiadatnya, kejadian-kejadian didalam masyarakatnya, segala peralatan
hidupnya baik lahir maupun batin, maka sejarah biasa atau sejarah politik itu hanya
menjadi bagian dari pengetahuan sejarah kebudayaan, yaitu suatu peralatan, yang
memang sangat pentingnya. Sekarang orang dapat lebih mengerti, apakah sebabnya
saja pernah, bahkan sering memakai perkataan garis hidup untuk menterjemahkan
perkataan “cultuurgeschiedenis” atau “cultuur”.

Didalam program kita ada tersebut tentang maksud kita harus

.berkebudayaan-kemasyarakatan dalam pembatasan mana teranglah, bahwa kita harus


berusaha memasakkan badan dan dijiwanja anak-anak (pendidikan kulturil) dan
berusaha sesuai atau larasnya pendidikan itu dengan keadaannya masyarakat
(pendidikan sosial). Lagi pula haruslah diingat, bahwa tujuan kulturil dari pekerjaan
kita telah sering diterangkan dengan beberapa macam keterangan yang populer, agar
rakyat dapat mengerti betul akan maksudnya. Umpama saja keterangan tentang harus
berbedanya sistim pendidikan dari “itik yang biasa menyosor dan berenang” dengan
cara pendidikannya.

Sesudah kita memberi pandangan tersebut diatas, perlulah sekarang kita cari,
apakah sebabnya ada beberapa orang mencela pekerdjaan kulturil itu. Diatas telah
diterangkan, bahwa dalam hal itu ada beberapa kesalahan yang harus kita benarkan.
Yang pertama, orang mengira bahwa kebudayaan dan kesenian itu sama, bahkan kita
dengar gabungan perkataan kebudayaan dan kesenian. Adapun sebenarnya kesenian
itu hanya salah suatu wujud lahir dari kemasakan kulturil, seperti juga kesusasteraan,
agama, atau politik dsb. Seringkali orang yang menyerang pekerjaan kulturil itu
malah sedang giat-giatnya melakukan pekerjaan kulturil. sendiri, sebab politik adalah
semata-mata usaha kulturil, Yang kedua harus kita cari, apakah sebabnya orang
menyerang kebudayaan dan kesenian itu mungkin oleh karena kultur dianggap sama
dengan kesenian (dan ini salah besar) dan oleh karena orang mengira, bahwa kesenian
itu melemahkan tentang hal ini haruslah kita memberi keterangan sebagai
berikut:Kesenian itu salah suatu dari perujudan lahir dari jiwa kita, yang timbul dari
kemauan jiwa kita sendiri dan harus terbatas oleh rasa keindahan kita (perasaan
aesthetis). Rasa ini dimiliki oleh tiap-tiap manusia, meskipun bertingkat-tingkat
kwalitasnya dan bermacam-macam wujudnya. Misalnya: ada orang yang tebal rasa
aesthetisnya, tetapi tidak suka kepada musik boleh jadi orang itu mewudjudkan jiwa
keseniannya dalam bentuk lain, umpamanya dalam caranya berpakaian yang serba
indah, atau dalam cara melahirkan angan-angannya dengan kata-kata indah. Ada pula
yang tidak mempunyai dasar kebudayaan, tetapi oleh karena dalam dan tebal rasa
keseniannya, orang itu misalnya memperlihatkan yang menak jubkan dalam hal seni
bangun atau menggambar dan sebagainja.

C. Kesenian Didalam Pendidikan.


Apakah kesenian itu ? Lahirnya perasaan yang bersifat indah. Meskipun arti
perkataan seniitu berjenis-jenis menurut anggapan para ahli, akan tetapi pada
umumnya bolehlah ringkasan pendapat ahli-ahli itu kita simpulkan demikian. Seni
yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat
indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. yang pertama kali
haruslah kita kemukakan bahwa seni itu keindahan yang dibuat oleh manusia, jadi
keindahan dari alam itu tidak termasuk didalamnya, walaupun ada juga hubungannya,
bahkan bolehlah kita tetapkan, bahwa keindahan alam itu selalu mempengaruhi rasa
keindahan manusia dan senantiasa menjadi sumber keindahan.

Oleh karena membuat kesenian itu bukan tenaga yang berlaku seketika, maka
teranglah kesenian itu bukannya hawa-nafsu, akan tetapi buah dari kehendak yang
pasti, serta sudah difikir-fikirkan dengan masak. Disini teranglah pula, bahwa-
kesenian itu tidak hanya timbul dari perasaan saja. (dasarna memang perasaan), akan
tetapi juga bertali dengan fikiran. Itulah sebab-sebab yang menentukan rendah
tingginya kesenian. Halus dan jernihnya perasaan, fikiran serta kehendak, itulah
syarat-syarat yang akan dapat menimbulkan kesenian yang luhur. dalam soal ini
janganlah kita lalu salah faham, mengira, bahwa fikiran boleh berbuat lebih dari
kewajibannya, misalnya lalu menuntun geraknyaperasaan dalam mewujudkan
kesenian itu. Fikiran kita tak akan dapat menimbulkan kesenian, karena fikiran hanya
dapat menetapkan benar atau salahnya keadaan, tetapi sama sekali tidak cakap
menentukan bagus atau jeleknya perwudjudan.
D. Pendidikan Dan Kebudayaan
Pendidikan, yang dalam hidup segala makhluk terdapat sebagai laku kodrat
(instinct); dalam. hidup manusia jang beradab bersifat usaha kebudayaan. Sebagai
laku-kodrat, maka pendidikan itu masih bersifat laku atau kejadian sebelum
merupakan perbuatan berdasarkan kemauan jadi masih sangat sederhana dan hanya
mengenai pokok-pokok keperluannya. Pendidikan yang berlaku sebagai instinct itu
berupa pemeliharaan. terhadap kanak-kanak, serta latihan-latihan tingkah laku yang
kelak perlu untuk hidup dan penghidupannya. Sebagai usaha kebudayaan, maka
pendidikan itu bermaksud memberi tuntunan didalam hidup tumbuhnya tubuh dan
jiwa kanak-kanak, agar kelak dalam garis-garis kodrat pribadinya dan pengaruh
segala keadaan yang mengelilingi dirinya kanak-kanak dapat kemajuan dalam
kehidupannya lahir dan batin, menuju kearah adab kemanusiaan.

Adab kemanusiaan, yang berarti keluhuran serta kehalusan budi manusia,


mengandung arti kesanggupan dan kemampuan manusia serta keinsyafan akan
keharusannya manusia menuntut kecerdasan, keluhuran dan kehalusan budi pekerti
bagi dirinya, lagi pula bersama-sama dengan masyarakatnya yang berada didalam
satu lingkungan alam dan jaman menimbulkan kebudayaan bersama, yang bercorak
khusus dan pasti, akan tetapi berdasar satu, yakni dasar adab kemanusiaan
demikianlah dengan sendiri berwudjudlah alam-diri, alam kebangsaan.dan alam
kemanusiaan, yang ketiga-tiganya saling berhubungan mengenal sifat kodrat dan sifat
dan kebudayaan dari pada pendidikan itu perlu, karena kadang-kadang terdapat
kesalahan-kesalahan dalam manusia melakukan usaha-kebudayaan, yakni menjalahi
kodrat hidup manusia, hingga tersesat lakunya, dan untuk memperbaikinya perlulah
dalam melakukan segala usaha-kebudayaan manusia selalu mengingat tuntutan
kodrat.
Kebudayaan yang berarti buah budi manusia, adalah hasil penggabungan
manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan
masyarakat), dalam mana terbukti kejajaran hidup manusia untuk mengatasi berbagai
bagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya, guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan, yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Maksud
kebudayaan ialah memilahara serta memajukan hidup manusia kearah keadaban,
dalam pada itu termasuk pula pengertian memuja-muja dan kerap kali nampak hidup
beku dari pada kebudayaan karena itu harus selalu diingat: Pemeliharaan kebudajaan
harus bermaksud memajukan dan menyesuaikan kebudayaan dengan tiap-tiap
pergantian alam dan jaman.

Kebudayaan Indonesia, yang sekarang masih berupa kumpulnya segala


kebudayaan daerah, harus mulai sekarang kita galang menjadi kesatuan kebudayaan
untuk seluruh rakjat. Berhubung dengan kesatuan alam, kesatuan sejarah, kesatuan
masyarakat. dan kesatuan jaman, maka. kesatuan kebudajaan Indonesia hanya soal
waktu. Sebagai bahan-bahan untuk membangun kebudayaan kebangsaan itu, perlulah
segala puncak kebudayaan yang terdapat disegenap daerah Indonesia, dipergunakan
untuk menjadi isinya.

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk memberikan segala nilai-nilai


kebatinan, yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan, kepada tiap-tiap
turunan baru (penjerahan kultur) tidak hanya berupa “pemeliharaan” akan tetapi juga
dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan, menuju kearah
keluhuran hidup kemanusiaan. Perlu adanya “Paedagogis Instituut”, untuk
mempelajari segala nilai kebatinan pada umumnya dan nilai-nilai pendidikan”
khususnya yang ada dalam hidup kebudayaan rakjat diseluruh Indonesia, mulai
jaman-jaman yang silam hingga djaman sekarang. Bentuklah. sistim pengajaran baru,
yang berdasarkan hidup kebangsaan didalam garis-garis adab kemanusiaan, lepas dan
bebas dari kebekuan kebudayaan atau ikatan adat yang mati. lebih-lebih lepas dari
adat penjajahan (tradisi kolonial). Dalam usaha_ pendidikan yang berdasarkan
kebudayaan, termasuk usaha untuk mempertinggi hidup kemasyarakatan.
E. Pendidikan Didalam Sandiwara.

Sandiwara didalam hidup kebangsaan kita pada pokoknya adalah kesenian


gerak wirama atau solah bawa dalam mana kesenian sastera dan atau lagu mendapat
peranan yang amat penting. Seni sastra disitu diwudjudkan secara percakapan atau
ucapan ucapan baik sebagai ganjaran atau proza maupun sebagai syair yang
dinyanyikan ataupun diucapkan secara biasa. Adapun lagu didalam sandiwara itu
digunakan sebagai pengantar ucapan-ucapan, yang berbentuk syair, sebagai alat untuk
menimbulkan rasa yang sesuai dengan suasana, yang berkenaan dengan apa yang
sedang dipertunjukkan. Dalam pada itu segala kata-kata dan nyanjian nyanjian serta
gerak-gerik dan lagu lagu seutuhnya harus dapat menggambarkan ceritanya sebagai
keadaan yang nyata atau benar-benar kejadian nyata Asalnya kesenian sandiwara itu
ialah keinginan manusia untuk mewudjudkan berbagai peristiwa, pendirian atau
pelajaran dalam alam kebatinan.

Mulanya kesenian sandiwara ditanah Eropa. Dalam perkembangannja, baik di


Eropa maupun di Asia, pada pokok-pokoknya senantiasa ada kesamaan dalam
berbagai sifat dan bentuk-bentuknya pertumbuhan kesenian sandiwara tadi. sandiwara
di Eropa yang bersifat opera, operette, komedi, tragedi, drama, pantomime dll.
sebagainya. Dalam kesenian sandiwara bangsa kita jenis- jenis seperti tersebut tadi
yaitu misalnya: Dalam pada itu wajang oranglah yang paling terkemuka sebagai
sandiwara yang bersandar pada kesenian sastra dan lagu, beserta gerak wirama,
sekalipun hanya sebagai pengantar.

Jaman sekarang dinegeri kita timbul sandiwara baru yang berkembang


sejajar, yaitu sandiwara yang mengutamakan realitet secara kebudayaan Barat.
Sebetulnya sandiwara yang sedemikian itu dahulu kala terdapat juga dalam alam
kebudayaan kita, namun lambat laun terdesak oleh sandiwara jang mengutamakan
seni lagu. Dalam berkembangnya sandiwara baru dalam jaman kita sekarang ini
nampak adanya pengaruh kebudayaan Barat, yang sangat mementingkan realitet
dalam arti kelahiran itu.
Manfaat dari pada pembaharuan tersebut boleh dipastikan akan mengenai tiga
pokok, yaitu :

a. sandiwara baru tersebut dapat mudah dilakukan oleh setiap orang jaman kini
orang tidak puas dengan hanya menonton saja orang ingin ikut serta ini sesuai
dengan jiwa baru yang dinamis dan demokratis
b. macam-macam cerita dari berbagai kejadian atau keadaan jaman sekarang kini
dapat mudah dipertunjukkan
c. sandiwara baru dapat dipakai untuk mempertunjukkan segala pengajaran adab
dan kesusilaan baru (modern) yang dapat mudah diterima oleh rakyat.

Dapat dimengerti, bahwa sandiwara baru tadi akan besar pengaruhnya


terhadap perkembangan kesenian lain-lainnya: sastra, lagu, kata, lukis dll. yang
berhubungan dengan kesenian sandiwara. Sebagai diketahui sandiwara itu dalam
kebudayaan nasional kita dianggap sebagai kesenian yang diperuntukkan guna
penyiaran pendidikan dan pengajaran. Pengajaran apakah yang ada didalam
sandiwara itu? yang pokok yaitu dasar-dasar pendidikan yang bersifat kesenian
(aesthetis) dan kebajikan (ethis) “Aesthetika” dan “ethika” dengan sendiri meliputi
segala pengajaran dan pendidikan, baik yang mengenai hidup lahir maupun hidup
batin.
F. Hubungan Kesenian Dengan Pendidikan.
Manusia adalah makhluk yang beradab dan berbudaya. Sebagai manusia adab maka
segala gerak raga dan jiwanya menunjukkan . corak-corak keluhuran dan kehalusan,
sedangkan sebagai manusia budaya ia sanggup dan mampu untuk mencipta atau
membuat segala apa yang mengandung corak keluhuran dan keindahan, yakni yang biasa
disebut kebudayaan Dengan begitu maka dalam hidup lahir dan hidup batin manusia
selalu nampak sifat sifatnya: Iuhur, halus dan indah. Lihatlah caranya manusia
memelihara hidup lahirnya: makan, minum, berpakaian, menghibur diri, berobat,
menolak berbagai penyakit, mengatur rumah tangganya, membangun perumahannya,
menanam tumbuh-tumbuhan untuk bahan makanan dan
pakaiannya. Lihatlah. bagaimana ia memelihara anak-anaknya, menertibkan
hubungannya dengan manusia-manusia lain, mengatur perkawinannya, pendek kata
mengadakan berjenis-jenis peraturan hidup dan penghidupannya dalam lingkungan
kemasyarakatan dan kenegaraan.

Bukan maksud saja meninjau sifat-sifat hidup dan penghidupan manusia


seutuhnya kali ini saja. hanya akan membicarakan soal Kesenian pada umumnya dan
khususnya dalam hubungannya dengan soal Pendidikan. Sistim pendidikan didalam
Taman Siswa memakai Kebudajaan sebagai salah satu dasarnya yang pokok. Karena
,Kesenian itu merupakan satu bagian yang penting dalam hidup kebudayaan, maka
dengan sendiri dalam mendidik dan mengajar anak-anak kita seharusnyalah kesenian
tadi mempunyai peranan yang istimewa. Tidak saja sebagai cita-cita, namun pula
diwudjudkan sebagai usaha yang konkrit. Barang tentu dengan pengertian, bahwa
bukannya maksud kita mendidik anak-anak kita untuk kita dijadikan seniman dan
seniwati. Perguruan kita tetap memberi pendidikan dan pengajaran umum.
Pendidikan dan pengajaran kesenian didalam Taman Siswa kita pakai sebagai salah
satu usaha, yang dapat memberi pengaruh yang baik terhadap perkembangan hidup
anak-anak kita, tidak saja dalam arti rohani namun juga jasmani pada umumnya.

Pendidikan dan pengajaran kesenian. sungguh perlu, tidak saja untuk


mendampingi pengaruh-pengaruh yang tersebut tadi, namun sebenarnya untuk
melengkapkan perkembangan jiwa manusia, yang tidak hanya terdiri atas intellek
atau fikiran namun juga meliputi perasaan serta kemauan yang ketiga-tiganya harus
cerdas dan bersatu, hingga merupakan budi. Perkembangan kekuatan berfikir harus
kita pelihara baik-baik, namun jangan sampai kita mengadakan perkembangan
kekuatan jiwa lain-lainnya, yaitu kesanggupan manusia untuk berperasaan dan
berkemauan. Sebelum menetapkan, kesenian-kesenian apa kiranya yang dapat atau
perlu kita hubungkan dengan pendidikan dan pengajaran didalam perguruan, lebih
dahulu kita harus mengetahui akan kedudukan dan peranan kesenian didalam hidup
dan penghidupan manusia pada umumnya.
Kesenian adalah apa yang diciptakan atau dibuat oleh manusia dan
mengandung sifat-sifat keindahan. Sebenarnya segala ciptaan atau buatan manusia itu
dengan sendiri . (sebagai buah budi) sudah menunjukkan dasar-dasar atau corak-
corak yang luhur, halus atau indah, namun dalam pada itu yang disebut kesenian
ialah yang oleh manusia dengan sengaja diwudjudkan untuk keindahannya. Lihatlah
bagaimana manusia membuat rumahnya Ia bermaksud melindungi dirinya terhadap
gangguan-gangguan dari alam yang mengelilingi, seperti angin dan hujan, air bah dan
teriknya sinar matahari. juga ia bermaksud menghalang halangi serangan serangan
dari binatang-binatang buas atau. manusia-manusia lain yang jahat. Karenanya
kokoh kuatnya rumahlah yang dipentingkannya. Tetapi dalam pada itu rasa
keindahannya tak suka ketinggalan: bentuk atapnya, kamar-kamarnja, pintu-pintunja,
lantainja, dindingnja dan segala bagian Jain-lainnja diberi sifat yang sebagus-
bagusnya.

Bagi kita kaum Taman Siswa dapatlah pada umumnja ditarik kesimpulan,
bahwa sudah selayaknya soal kesenian itu kita tempatkan didalam lingkaran.
Kesenian yang kita pakai sebagai alat pendidikan didalam Taman Siswa tetap
bermaksud mempengaruhi perkembangan djiwa anak-anak kita kearah Keindahan
pada khususnya, namun keindahan didalam rangkaiannya dengan keluhuran dan
kehalusan, hingga lajak bagi hidup manusia yang beradab dan berbudaya. Soal
kesenian-kesenian apa yang perlu dan dapat kita masukkan kedalam rencana
pengajaran dalam lingkungan perguruan Taman Siswa, sebenarnja adalah soal teknik
mengenai pelaksanaannya. jangan pula dilupakan, bahwa bangsa kita memiliki
kebudajaan. yang tidak rendah nilainja dan beraneka warna isinya, diantaranya
berbagai kesenian yang berderajat, juga diukur dengan ukuran internasional. kita
Indonesia, seni suara, . seni sastera, seni lukis atau sungging, seni sandiwara,
semuanya itu hingga jaman sekarang .masih dapat kita saksikan sendiri. janganlah
dalam pada itu dilupakan, bahwa dalam kesenian kesenian tersebut. Sebetulnya masih
banyak kesenian-kesenian kebangsaan kita yang hingga kini masih patut dipelihara,
dimana perlu dengan diperbaharui lebih dahulu: Disamping pemeliharaan kesenian-
kesenian . yang merupakan peninggalan dari nenek-moyang kita yang bermutu. tinggi
itu, hendaknja kita berikan.pula kepada anak-anak kita segala apa yang baru, yang
dapat memperkaya atau memperkembang hidup. kesenian rakjat kita, sekalipun
dengan menggunakan bahan-bahan berasal dari kebudayaan bangsa-bangsa lain.
G. Dasar – Dasar Umum Dan Garis- Garis Besar Pendidikan Kesenian Di Taman
Siswa.
Adanya hubungan kesenian dengan pendidikan dan bahwa kedudukan
kesenian didalam Taman Siswa memang istimewa. Kita memulai pendidikan dengan
mengutamakan pelajaran kesenian Pendidikan sastra dan gending adalah pendidikan
intellek dan perasaan, dan karenanya merupakan pendidikan budi pekerti. Kalau
sastra dan gending dipisahkan satu dengan yang lain. ada lagi pengajaran, yang
disesuaikan dengan kepribadian yang satu mementingkan dengan cuma pikiran saja,
harus juga dengan gending yang lain. jangan cuma gending saja, tapi harus juga
dengan pikiran. Tanda kalau kedua-duanja dianggap perlu. Ada pokok lain yang
perlu kita pahami, yaitu untuk menyelidiki sesuatu, mengetahui baik atau tidak
baiknya didalam kita membanding-banding, haruslah kita mengingat adanya
kepentingan atau _ pengertian yaitu : sifat pokoknya, bentuknya, isinya Artinya agar
jangan sampai kita hanya meniru belaka, maka janganlah kita didalam memahami
atau mengertikan sesuatu kenjataan itu kita cuma memandangnya dari satu sudut saja,
tapi harus keempat sudut tadi kita ingat. Sifatnya berarti pokoknya, apakah sifatnya?
Lalu bagaimanakah bentuknya? Kalau sifatnya sudah sama, maka tentang bentuknya,
itu sudah seharusnya ada pengaruh dari suasananya orang masing-masing.

Sekarang tentang isinya. Isi itu sudah kemasukan pengaruh dari suasana,
orang-orangnya yang melakukan. Misalnya permainan anak-anak sudah sejak dulu
kita pelajarkan untuk keperluan kontinuitet, tapi Pak Katno lalu memberi isi baru jang
sesuai dengan suasana sekarang, jadi tidak usah sama dengan permainan-permainan
anak-anak dijaman dulu. Nyanyian-nyanyian yang dulu. Kini kembalilah kita kepada
soal sastera dan gending atau bahasa dan seni-suara. Seni suara disini tidak hanja
jang berupa. tapi hendaknya diartikan juga bahasa sebagai seni. Misalnya kita
mendekatkan anak-anak dengan keindahan dari syair-syair misalnya dari Chairil Anwar
dan lain-lain orang seniman sastera yang terkenal agar supaya anak-anak kita bisa
menghargai nilai seni atau keindahannya.

Negara kita sudah merdeka, bangsa kita sudah merdeka, tetapi banjak orang- orang
yang sesungguhnya belum berjiwa merdeka; masih terikat oleh konsepsi- konsepsi dan
tradisi-tradisi lama belum berani memperbaharui. Dijaman dulu yang berani
memperbaharui itu, biasanya para wali. Kalau sekarang, hendaknyalah mereka yang
sungguh-sungguh faham didalam sesuatu bagian hidup dan penghidupan manusia,
misalnja didalam usaha kesenian, seni bahasa, seni lagu, seni pahat, seni lukis dan
sebagainya; mereka itu berani meniru para wali tadi, sekalipun hanya dalam hal
menciptakan sesuatu bentuk kesenian. Itulah yang kita harap-harap. jadi memperbaharui
dalam arti membuang apa yang tidak baik, dan kita gantinya dengan apa yang baik. Apa
yang baik kita teruskan. Barangkali disinilah letak pokoknya maksud Taman Siswa dalam
usaha keseniannya: memperbaharui hingga sesuai dengan alam dan jamannya yang baru.
jangan segan-segan meneruskan apa yang baik, dan jangan segan-segan pula
memasukkan bahan-bahan kesenian dari Juar. Dulu ketika kita masih belum merdeka.

KEPUSTAKAAN

Dewantara, K. H. (1962). Bagian Pertama : Pendidikan. Yogyakarta : Taman Siswa.

Tambahan :

Bapak herman :karakter yang dapat dikembangankan dalam sandiwara percaya diri,
kekompakan, kerjasama, komunikasi, pemilihhan bahasa, saling menghargai, keuletan,
bersungguh-sungguh, kesabaran

Anda mungkin juga menyukai