Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1. UMUM
Pada dasarnya kewajiban utama konsultan adalah melakukan pengawasan pengendalian
terutama mutu, waktu, dan biaya. Pengendalian tidak hanya sekedar melakukan upaya agar
kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan teknis dan persyaratan
lain yang ditentukan dalam kontrak, tetapi termasuk juga upaya pencegahan agar kontraktor
tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan permasalahan, yaitu permasalahan yang berkaitan
dengan mutu, waktu, volume pekerjaan dan biaya.

Agar konsultan dapat melakukan pengawasan pengendalian dengan baik, maka


dilapangan harus mampu menciptakan sistem pengawasan pengendalian yang baik. Caranya,
sebagaimana diuraikan juga dalam Kerangka Acuan Kerja, yang utama adalah bahwa setiap
kegiatan yang akan dilakukan oleh kontraktor harus seijin konsultan. Artinya bahwa konsultan
harus selalu mengawasi dan menyetujui setiap kegiatan di lapangan (konsultan selaku “Task
Concept”). Dan system pengawasan pengendalian oleh konsultan harus bias dituangkan dalam
rencana kerja kontraktor.
Agar pengawasan dan pengecekan, sebagai bagian dari system pengendalian yang
dilakukan oleh konsultan, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka untuk setiap
langkah- langkah penting pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Kontraktor
mengajukan gambar kerja rencana untuk disetujui konsultan dan dibuat beriata acaranya.
Prosedur pengajuan gambar kerja dan berita acara tersebut dilengkapi dengan data teknis
yang diperlukan sebagai kelengkapan informasinya.

2. ALUR PIKIR DAN BAGAN ALIR KEGIATAN


Sebagaimana ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja, bahwa untuk mencapai tujuan
pekerjaan yang ditargetkan, perlu disusun tahap-tahap kegiatan yang simultan dan
berkesinambungan.
3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Konsultan secara sistematis mengelompokkan kegiatan supervisi sebagai berikut :

1. Kegiatan pada tahap pra konstruksi (persiapan);


2. Kegiatan pada tahap konstruksi;
3. Kegiatan pada tahapn konstruksi.

3.1 Tahap persiapan


Jenis kegiatan pada tahap ini meliputi :
1. Mobilisasi tim konsultan;
2. Serah terima lapangan;
3. Review data dan dokumen kontrak kontraktor;
4. Pemeriksaan lokasi;
5. Pemeriksaan program mobilisasi kontraktor;
6. Pemeriksaan rencana kerja dan rencana mutu kontrak;
7. Rencana pengaturan kerja;

Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak pemberi tugas dalam menyiapkan
aktifitas selama pelaksanaan konstruksi agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
rencana baik segi khusus maupun kuantitas.

Setelah menerima SPK dari pemilik pekerjaan maka pihak konsultan harus sudah
segera melakukan persiapan, mengurus masalah administrasi surat izin dan surat
pengantar dari pemilik pekerjaan. Kegiatan lainnya yaitu meliputi perbuatan jadwal
kerja, peta kerja dan pengumpulan dokumen tender, laporan terdahulu. Perbuatan jadwal
kerja dimaksudkan sebagai pedoman dan kendali dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
jalannya pelaksanaan pekerjaan dapat terarah dan dapat diantisipasi terjadi
penyimpangan.

Untuk pekerjaan di kantor meliputi pemahaman dokumen tender, dokumen teknis


perencanaan, prosedur administrasi maupun prosedur keuangan yang ada. Selain dari pada
itu juga menyampaikan gambar maupun spesifikasi tambahan kepada kontraktor setelah
terlebih dahulu didiskusikan dengan pihak PPK, dan juga menyetujui usulan rencana kerja
dari kontraktor dalam bentuk bar chart diagram dan rencana lokasi kegiatan pekerjaan,
yang sebelumnya harus dilakukan analisa terlebih dahulu yang meliputi aspek tenaga
kerja, material atau bahan peralatan serta aspek lain yang dinilai perlu.

Juga dalam pekerjaan persiapan ini konsultan bertugas memeriksa dan memberi
pendapat tentang rencana kerja dan jadwal pelaksanaan untuk mencapai cara kerja yang
efektif dan efisien serta menerjemahkan rencana keja kontraktor yang telah disetujui ke
dalam komputer sebagai alat pengendalian. Dalam setiap langkah pekerjaan harus selalu
berkoordinasi dan berkonsultasi dengan jajaranyang terkait.

1. Mobilisasi Tim Konsultan


Mobilisasi tim konsultan segera dilakukan segera setelah SPK diterima. Ketua tim
segera membahas dengan Direksi/PPK tentang rencana kerja konsultan, rencana
koordinasi dengan kontraktor pelaksana dan membicarakan konsep alur
koordinasi antar Direksi/PPK, kontraktor dan konsultan supervise.

2. Serah Terima Lapangan


Agar pelaksanaan pekerjaan kontraktor dapat dimulai segera dan kegiatan
konsultan juga mulai efektif, ketua tim konsultan dengan Direksi/PPK untuk
melaksanakan serah terima lapangan yang dituangkan dala suatu berita acara.
Sebaiknya berita acara ini dilengkapi foto dokumentasi fisik lapangan saat
progress kerja masih nol.

3. Review Data dan Dokumen Kontrak Kontraktor


Berbagai data dan laporan perencanaan yang terkait dengan pekerjaan supervise
disiapkan oleh pemberi tugas, dikumpulkan, direview oleh konsultan. Konsultan
akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh kelengkapan data yang
ada dan akan dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi, antara lain :

- Persyaratan kontrak
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana
Dalam hal ini konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin masih
diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
konstruksi.

4. Pemeriksaan Lokasi
Segera setelah review data perencanaan dan laporan teknis lainnya, ketua tim
konsultan bersama tim lapangan (pengawas utama) bersama juga dengan tim
kontraktor mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
- Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar remcana
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data dan perencanaan detail
tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan sesuai yang diperlukan.
- Identifikasi atas masalah yang diperkirakan akan dihadapi
dalampelaksanaan pekerjaan fisik.
- Masalah tersebut seperti masalah sosial yang perlu diperhatikan.

5. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor


Sebelum melakukan mobolisasi kontraktor, konsultan akan
memeriksaprogram mobilisasi kontraktor guna meyakinkan :
- Program kontraktor tersebut cukup praktis
- Program kontraktor tersebut cukup memadai

6. Pemeriksaan Rencana Kerja dan Rencana Mutu Kontrak Kontraktor


Rencana kerja dan rencana mutu kerja merupakan langkah awal untuk
terlaksananya pekerjaan secara detail, tepat waktu dan tepat biaya.

Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan oleh
kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek, antara lain :
- Waktu pelaksanaan
- Metode konstruksi
- Mobilisasi dan penggunaan peralatan
- Pengadaan dan persiapan material
- Organisasi kerja
- System dokumentasi Dan lain-lain.

Hasil evaluasi rencana kerja dan rencana mutu kontrak yang telah dibahas dan di
evaluasi konsultan, kontraktor diminta melakukan perbaikan dari rencana kerjanya.

7. Rencana Pengaturan Kerja


Konsultan akan memeriksa dan menyusun bersama kontraktor, rencana pengaturan
kerja dilapangan agar pelaksanaan efisien dan efektif agar tidak mengganggu
kepentingan umum. Tanda pemberitahuan adanya kegiatan proyek, kegiatan alat
berat dan lain-lain agar terlihat jelas sehingga masyarakat mengetahuinya.

8. Pre Construction Meeting (Rapat Persiapan Pekerjaan)


Rapat persiapan pekerjaan harus dihadiri unsur PPK , kontraktor, konsultan, dan
unsur lain yang dianggap perlu untuk memperlancar pelaksanaan di
lapangan. Hasil rapat ini harus dicatat dan dituangkan dalam berita acara rapat
persiapan pekerjaan dan harus ditanda tangani oleh semua peserta rapat untuk
kemudian menjadi pegangan pihak- pihak terkait.

Hal-hal yang perlu dibahas pada rapat ini sekurang-kurangnya meliputi :

a) Organisasi kerja,
b) Tata cara pengaturan pelaksana pekerjaan,
c) Master schedule,
d) Manpower schedule, material schedule,
e) Rncana dan pemeriksaan lapangan (mutual check) dan
reviewterhadap simplified design,
f) Material and equipment handing,
g) Pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja dan
h) Dokumen quality assurance.
Rapat persiapan pekerjaan ini harus sudah terselenggara paling lama 14 hari
terhitung dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PPK, dengan
ini konsultan harus berusaha untuk dapat terpenuhinya batas waktu ini serta
melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam proyek untuk sesegera mungkin
melakukan rapat, ini akan mempengaruhi pekerjaan secara keseluruhan. Pada rapat
ini juga peran konsultan harus optimal dalam memberikan masukan, mengoreksi
dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pihak
proyek.

9. Rencana Pengaturan Kerja


Konsultan akan memeriksa dan menyusun bersama kontraktor, rencana pengaturan
kerja dilapangan agar pelaksanaan efisien dan efektif agar tidak mengganggu
kepentingan umum. Tanda pemberitahuan adanya kegiatan proyek, kegiatan alat
berat dan lain-lain agar terlihat jelas sehingga masyarakat mengetahuinya.

10. Pre Construction Meeting (Rapat Persiapan Pekerjaan)


Rapat persiapan pekerjaan harus dihadiri unsur PPK , kontraktor, konsultan, dan
unsur lain yang dianggap perlu untuk memperlancar pelaksanaan di
lapangan. Hasil rapat ini harus dicatat dan dituangkan dalam berita acara rapat
persiapan pekerjaan dan harus ditanda tangani oleh semua peserta rapat untuk
kemudian menjadi pegangan pihak- pihak terkait.

Hal-hal yang perlu dibahas pada rapat ini sekurang-kurangnya meliputi :

i) Organisasi kerja,
j) Tata cara pengaturan pelaksana pekerjaan,
k) Master schedule,
l) Manpower schedule, material schedule,
m) Rncana dan pemeriksaan lapangan (mutual check) dan
reviewterhadap simplified design,
n) Material and equipment handing,
o) Pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja dan
p) Dokumen quality assurance.

Rapat persiapan pekerjaan ini harus sudah terselenggara paling lama 14 hari
terhitung dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PPK, dengan
ini konsultan harus berusaha untuk dapat terpenuhinya batas waktu ini serta
melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam proyek untuk sesegera mungkin
melakukan rapat, ini akan mempengaruhi pekerjaan secara keseluruhan. Pada rapat
ini juga peran konsultan harus optimal dalam memberikan masukan, mengoreksi
dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pihak
proyek.

3.2 Tahap Konstruksi


Dalam tahap ini konsultan akan melakukan kegiatan pengawasan teknik dan
pengendalian terhadap pekerjaan kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
baik dengan hasil yang sesuai dengan rencana yang meliputi aspek mutu, wakti dan
biaya, yang terdiri atas :

1. Pemeriksaan Lembar Kerja


Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi kontraktor harus menyiapkan gambar
kerja pelaksanaan secara detail bardasarkan gambar rencana yang telah dikaji ulang
konsultan. Gambar kerja tersebut akan memuat semua informasi yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Konsultan akan memeriksa secara cermat gambar
kerja tersebut untuk dilakukan koreksi yang diperlukan. Hasil koreksi yang
merupakan revisi gambar kerja oleh konsultan, akan dilaksanakan oleh kontraktor.

2. Survey dan Pengukuran


Dalam pekerjaan supervisi pekerjaan survey dan pengukuran meliputi :
a. Pengecekan design
Diharapkan tim survey kontraktor sudah dimobilisasi ke lokasi terlebih dahulu
sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya, dan mereka dapat segera memulai
aktifitasnya di lokasi.
b. Pengukuran Pre Construction
Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada kontraktor dihitung
berdasarkan kuantitas dari pada pekerjaan yang diselesaikan. Untuk ini
diperlukan sejumlah pengukuran yang meliputi pengukuran kondisi existing dan
lain-lainnya, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai sehingga kuantitas pekerjaan
dapat dihitung dari survey selanjutnya yang akan diadakan setelah pekerjaan
yang dimaksud selesai.
c. Pengukuran Pekerjaan Sedang Berjalan
Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan guna :
- Tersedianya catatan yang lengkap tentang kamajuan pekerjaan
- Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidaksepakatan
d. Pengukuran Pekerjaan yang Telah Selesai
Pengukura ini diperlukan sebagai data penunjang dalam penagihankontraktor atas
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.

e. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan


Kontraktor akan diminta untuk menyerahkan daftar kuantitas pekerjaan dan
bahan yang digunakan selama bulan bersangkutan. Daftar tersebut akan diterima
oleh inspector untuk diperiksa dan diminta persetujuan proyek.
Pemeriksaan lapangan akan dilakukan secara bersamaan antara kontraktor dan
konsultan dalam pekerjaan galian, timbunan, saluran dan lain-lain. Quality
control akan memastikan kualitas pekerjaan dan bahan berdasarkan pengamatan
lapangan, gambar rencana dan hasil pengukuran dan mengacu kepada
dokumenkontrak dan menyetujui nilai yang diajukan kontraktor.
Atas dasar kuantitas yang telah disetujui antara konsultan dan kontraktor, maka
sertifikat pembayaran bulanan (MC) ditandatangani.
f. Pemantauan Kemajuan Pekerjaan
Kemajuan semua pekerjaan konstruksi akan dimonitoring terus menerus. Begitu
terjadi keterlambatan, kontraktor diingatkan untuk memperbaiki jadwal kerjanya
dan konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang baru tersebut. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah tanggal penyelesaian yang
diajukan cukup masuk akal dan akan tepat waktu atau mungkin sebelum jadwal
utama pemberi tugas akan selalu diberi tahu mengenai kemajuan pekerjaan dan
langkah-langkah yang telah dilakukan untuk memastikan proyek selesai tepat
waktu.

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam pekerjaan pengawasan untuk


pekerjaan sejenis, pengamatan secara continue dan perubahan secara periodic
jadwal kerja kontraktor hamper selalu perlu dilakukan. Selain itu dibutuhkan pula
identifikasi hal-hal yang memungkinkan terjadinya keterlambatan pekerjaan yang
dilakukan konsultan. Karena itu konsultan akan secara teratur mereview jadwal
kerja kontraktor sesuai dengan urutan pekerjaan yang benar.

Konsultan mengusulkan untuk mengajukan beberapa metode penjadwalan yang


sudah umum digunakan yaitu CPM, diagram ruang waktu dan bar chart.
Penampilan ketiga metode tersebut secara grafis akan sangat mudah dipahami.
Sedangkan penggunaan komputer akan sangat membantu untuk mengetahui
secara cepat daftar pekerjaan kritis, dan juga untuk membantu

menganalisa kondisi : “jika maka” dari suatu pekerjaan yang mengalami


keterlambatan.

Dalam melaksanakan teknik-teknik penjadwalan di atas, konsultan akan selalu


berkoordinasi dengan kontraktor untuk membahasnya secara lebih lengkap, antara
lain melalui rapat secara periodik, yaitu rapat mingguan dan rapat bulanan.

g. Pengendalian Biaya Konstruksi


Pengendalian biaya akan dilakukan oleh konsultan agar biaya konstruksi yang
ada tidak mengalami perubahan dan tetap sesuai dengan harga kontrak yang ada.
Pengendalian tersebut meliputi :
h. Mencatat semua volume pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kontraktor
i. Melakukan change order untuk mempertahankan harga kontrak pekerjaan

Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan oleh konsultan agar harga
kontrak tidak melampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah tertentu
yaitu antara lain melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan dan
perubahan-perubahan pekerjaan yang terjadi dan tidak diduga sebelumnya.

- Monitoring kuantitas pekerjaan


Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah kuantitas
prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui apakah kuantitas
pekerjaan tersebut mencukupi atau tidak.

- Change order
dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik karena
keadaan lapangan ataupun untuk mempertahankan biaya keseluruhan proyek,
maka change order dapat dilakukan.

Konsultan atas masukan dari kontraktor akan memberitahukan terlebih


dahulu kepada pemberi tugas tentang adanya change order yang harus
dilakukan disertai alat dan personil, waktu yang dibutuhkan, prakiraan biaya
dan lain-lain. Change order sedapat mungkin dihindari karena dapat
mengakibatkan perubahan harga satuan atau tambahan waktu yang dapat
dituntut oleh kontraktor.

Data-data tersebut diatas akan diserahkan kepada pemberi tugas untuk dapat
disetujui dan dilaksanakan perubahannya.
3. Pengendalian Proyek

Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan


proyek actual di lapangan kepada pihak pemberi tugas/pemilik proyek untuk
mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut
memperhatikan hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek.
Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dan terbagi menjadi
pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan proyek secara
bar chart, serta dalam bentuk S-Curve, yang membandingkan pencapaian actual
dangan baseline proyek.

4. Rapat Koordinasi

Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam penanganan


pekerjaan ini, suatu system komunikasi yang efektif harus tetap dijaga.
Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam permasalahan
membutuhkan sejumlah kontrak-kontrak baik formal maupun informal,
khususnya antara anggota dari tim survey lapangan, antara chief inspector
dengan kontraktor dan pemberi tugas.
Suatu regular meeting yang terencana dengan agenda dan catatan (minute) akan
merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya catatan dari setiap diskusi,
kesepakatan ataupun keputusan.
Konsultan berpendapat bahwa rapat-rapat / pertemuan yang diperlukan antara
lain adalah :
- Rapat mingguan intern antara tim supervise lapangan;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan kontraktor;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan pemberi tugas;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan pemberi tugas dan kontraktor.

Frekuansi rapat yang diusulkan di atas temtunya dapat disesuaikan dengan


kondisi setempat.
5. System Pencatatan
Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan :
- menunjang system pelaporan;
- sebagai dasar perhitungan kualitas;
- sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan;
- sebagai dasar perhitungan pembayaran.

Jenis-jenis pembayaran yang diperlukan antara lain adalah :


- buku harian;
- catatan pengujian;
- catatan pengukuran;
- korenponden;
- notulen rapat-rapat koordinasi;
- data teknik lapangan;
- permohonan kerja konstruksi;
- gambar kerja;
- jadwal pelaksanaan konstruksi;
- daftar peralatan kontraktor;
- data perhitungan kuantitas;
- pengukuran material on site;
- daftar pekerjaan tambahan;
- progress pekerjaan tambahan;
- progress pekerjaan bulanan;
- perintah perubahan;
- agenda;
- perpanjangan waktu yang disetujui;
- klaim;
- catatan keterlambatan;
- catatan kecelakaan kerja;
- kondisi cuaca;
- foto;
- dan lain-lain.

3.3 Tahap Pasca Konstruksi

Pada tahap ini konsultan akan membantu pemberi tugas dala seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari kontraktor kepada
pemberi tugas.
1. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan

Bilamana pihak kontraktor sudah menganggap pekerjaannya telah selesai


keseluruhannya, kontraktor dapat mengajukan permohonan tertulis untuk proses
Professional Hand Over (PHO) seperti yang telah diatur dalam dokumen
kontrak kontraktor. Ketua tim konsultan akan membantu tim PPTK Dinas
Pengairan Aceh memeriksa dokumen PHO dan bersama panitia menerima hasil
pekerjaan memeriksa pekerjaan yang telah dinyatakan selesai keseluruhannya.
Segala temuan lapangan, dimasukkan ke dalam berita acara PHO. Konsultan
harus memperbaiki dan memenuhi kekurangan tersebut selama masa
pemeliharaan berakhir, maka pengawas utama membuatkan berita acara
penyelesaian akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO berdasarkan surat
permohonan dari kontraktor.

2. Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar (As Built Drawing)

Selama masa pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan memeriksa persetujuan as


built drawing yang dibuat kontraktor. Hasil as built drawing diserahkan
konsultan kepada pemberi tugas lengkap denagn informasi tentang pekerjaan
yang telah dilaksanakan dan selesai di lapangan, termasuk keseluruhan revisi dan
perubahan yang ada dan dilaksanakan selama masa konstruksi.
4. DISKUSI DAN ASISTENSI

Kegiatan diskusi dan asistensi dilakukan dalam rangka memperoleh hasil/produk


pekerjaan yang optimal dan memenuhi standar yang ditentukan dalam Kerangka
Acuan Kerja. Keiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan laporan yang
telah selesai dibuat dan diserahkan ke proyek. Adapuntahapan diskusi adalah
sebagai berikut :

Diskusi

1. Diskusi, dilaksanakan dalam rangka pembahasan laporan pendahuluan. Jadual


pelaksanaannya ditargetkan pada akhir bulan pertama setelah SPMK
diterbitkan. Pembahasan dilakukan dikantor PPK

2. Diskusi selanjutnya, dilaksanakan dalam rangka pembahasan laporan akhir


sementara. Jadual pelaksanaannya ditargetkan pada akhir bulan kedua setelah
SPK diterbitkan.

Asistensi

Kegiatan sisten dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan untuk


konsultasi dan koordinasi dengan pihak Direksi Pekerjaan.
Pertemuan (rapat) akan dilaksanakan dengan jelas dan tingkatannya dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a. Rapat Koordinasi, yang bertujuan untuk membahas masalah-masalah yang


timbul setelah pekerjaan berlangsung dan untuk dicarikan solusi
pengatasannya, yang menyangkut rencana kerja pelaksanaan, sasran proyek
dan program kerja. Rapat ini dihadiri oleh pihak pemberi tugas, konsultan
pengawas, kontraktor, supplier dan pihak lain yang terkait dengan pekerjaan
dilaksanakan secara periodic dan kadang-kadang insidentil apabila ada
penanganan mendesak yang harus segeradilaksanakan di lapangan.
b. Rapat Lapangan, yang bertujuan untuk membahas semua masalah teknis
yang timbul selama pekerjaan berlangsung dan dihadiri wakil pemberi tugas,
konsultan pengawas yang bertugas di lapangan, kontraktor, supplier dan pihak
lain yang terkait dengan pekerjaan dilaksanakan secara periodik dan kadang-
kadang insidentil apabila ada penanganan mendesak yang harus segera
dilaksanakan.

Rapat Intern Konsultan, yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mencari


pemecahan atas penyimpangan/perubahan dari perencanaan semula yang
munkin terjadi di lapangan menyangkut subtitusi bahan, metode pelaksanaan,
serta untuk melengkapi kekurangan detail perencanaan, dilaksanakan secara
rutin dengan melibatkan personil yang terkain baik yang ada di kantor
maupun ada di lapangan.

Selain itu diskusi dan asistensi akan selalu intens dilakukan setiap saat, terlebih
apabila muncul suatu masalah yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pekerjaan
dihadiri oleh segala pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan meteri
diskusi/asistensi melupiti program/perbaikan program yang berisi rencana pelaksaan ke
depan, progress yang berarti pencapaian yang bias didapatkan, dan inventarisasi
problem atau masalah kendala yang timbul sehingga progress tidak bias mencapai
program yang telah dibuat kemudian dicarikan solusi penanganannya, sehingga sebagai
masukan perbaikan program pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

5. Organisasi dan Personil


Konsultan menyusun organisasi pelaksanaan pekerjaan, yang bertujuan untuk
mengatur organisasi keseluruhan personil yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini
mulai dari tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan staf pendukung.

Sasaran dari penyusunan organisasi kerja antara lain adalah sebagai berikut :
1. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara Tim Konsultan dengan Pemberi
Tugas.

2. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara semua personil konsultan yang
terlibat dalam penanganan pekerjaan ini guna menjamin keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan.

3. Terciptanya pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian dan posisi
dari

Anda mungkin juga menyukai