Anda di halaman 1dari 7

KURVA PENAWARAN AGREGAT NEGARA MALAYSIA PADA PERIODE

TAHUN 1961-2019
Nur Hayati Botutihe
e-mail : 211709915@stis.ac.id
Politeknik Statistika STIS, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan tugas ini adalah untuk memperdalam materi ekonomi makro serta meng-
integrasikan-nya dengan metode statistik dan data official statistic. Materi yang akan
diperdalam yaitu tentang membuktikan teori penyimpangan tingkat harga terhadap
ekspektasi tingkat harga dapat menyebabkan output (GDP) perekonomian berfluktuasi
dalam jangka pendek dengan studi kasus di Negara Malaysia dari tahun 1961-2019.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari WDI (World
Development Indicator) dengan metode estimasi yang digunakan yaitu OLS (Ordinary
Leasr Square). Hasil penelitin dapat disimpulkan bahwa penyimpangan tingkat harga
terhadap ekspektasi harga dapat menyebabkan output perekonomian Negara Malaysia
berfluktuasi. Penyimpangan tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harga
menyebabkan output menyimpang sebesar 33,84 miliar US$ setiap satu satuan dengan
asumsi ceteris paribus
Kata Kunci : ekonomi makro, penawaran agregat, output, tingkat harga, dan ekspektasi
tingkat harga

LATAR BELAKANG
Kurva penawaran agregat menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa yang
diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai produsen. Artinya, dalam
periode satu atau dua tahun, naiknya tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian
cenderung manaikkan jumlah penawaran barang dan jasa dan penurunan tingkat harga
cenderung mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa Model. penawaran agregat
(Aggregate Supply/AS) dan permintaan agregat (Aggregate Demand/AD) sering kali
digunakan untuk membantu menganalisis fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek.
Dalam jangka pendek, harga lebih bersifat sticky atau kaku sehingga kurva penawaran
agregat tidak berbentuk vertikal dan apabila terjadi pergeseran kurva permintaan agregat
menyebabkan output lebih berfluktuasi (Mankiw, 2019:293-304).
Pada kenyataannya, tidak semua harga bersifat sticky price menyebabkan
seringkali terjadi penyimpangan pada output. Penyimpangan output perekonomian dari
tingkat naturalnya disebabkan dari penyimpangan tingkat harga terhadap ekspektasi
tingkat harganya, sehingga kurva penawaran agregat yang terbentuk berfluktuasi.

Untuk membuktikan teori tersebut, dilakukan penelitian dengan mengestimasi


persamaan kurva penawaran agregat dan membuktikan apabila terdapat penyimpangan
tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harga pada Negara Malaysia dari tahun 1961
sampai 2019.

LANDASAN TEORI
Penawaran Agregat (aggregate supply)
Penawaan agregat adalah total pasokan barang dan jasa dalam suatu
perekonomian pada harga keseluruhan tertentu dalam periode tertentu. Penawaran
agregat, juga dikenal sebagai output total. Ini diwakili oleh kurva penawaran agregat,
yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dan jumlah output yang bersedia
disediakan perusahaan. Secara teori ada hubungan positif antara penawaran agregat dan
tingkat harga. Berikut adalah bentuk persamaan penawaran agregat jangka pendek :

̅
Keterangan:
= output
̅ = tingkat output alami
= besar penyimpangan dari ekspektasi tingkat harga
= tingkat harga
= ekspektasi tingkat harga

Output
Output adalah total semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
perekonomian pada periode tertentu. Salah satu ukuran total semua output yang
dihasilkan dalam suatu negara adalah GDP (Gross Domestic Bruto). GDP mengukur
nilai moneter barang dan jasa akhir yaitu barang dan jasa yang dibeli oleh pengguna
akhir yang diproduksi di suatu negara dalam periode waktu tertentu.
Tingkat Harga
Tingkat harga adalah rata-rata harga saat ini untuk barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu perekonomian. Dalam istilah yang lebih umum, tingkat harga
mengacu pada harga atau biaya barang, jasa, atau keamanan dalam perekonomian.
Indeks tingkat harga yang paling umum adalah indeks harga konsumen (CPI). CPI
(consumen price index) merupakan ukuran tingkat harga keseluruhan yang
menunjukkan biaya sekeranjang tetap barang konsumen relatif terhadap biaya keranjang
yang sama pada tahun dasar (Mankiw, 2019)

Ekspektasi Tingkat Harga


Ekspektasi tingkat harga adalah tingkat harga yang diyakini perusahaan akan
ada pada saat kontrak dibuat atau yang diyakini perusahaan akan terjadi pada harga
faktor-faktor produksi. Eskpektasi tingkat harga mencoba mempertimbangkan kisaran
variabel ekonomi yang kemungkinan besar memiliki pengaruh terhadap permintaan
konsumen untuk berbagai produk. Hal ini termasuk mempertimbangkan faktor-faktor
seperti terjadinya periode inflasi atau resesi, pengangguran yang tiba-tiba meningkat,
kelangkaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, dan bahkan perubahan selera
konsumen akibat munculnya teknologi atau baru .

METODE
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari World Bank.
Pada penelitian ini menggunakan data GDP constant, CPI (Consumer price index)
negara Malaysia tahun 1961 sampai 2019. Data diolah memnggunakan software Eviews
10. Analisis yang dilakukan yaitu analisis deskriptif dengan media grafik untuk
menggambarkan fluktuasi naik turun yang terjadi, sedangkan analisis inferensia
menggunkan regresi linier sederhana OLS agar bisa di estimasi persamaan kurva
penawaran agregatnya.

Definisi Variabel

1. Y (pendapatan nasional) adalah besarnya PDB dalam milliar US$ (constant price).
2. (Harga )adalah menggunakan data CPI (Consumer price index), (2010 = 100)
tahun tersebut
3. (ekspektasi harga) adalah menggunakan data CPI (Consumer price index), (2010
= 100) tahun sebelumnya

HASIL

GDP (Y)
450
400
350
300
250
200 Y
150
100
50
0
1973

1994

2018
1961
1964
1967
1970

1976
1979
1982
1985
1988
1991

1997
2000
2003
2006
2009
2012
2015
Grafik 1: Output Perekonomian Negara Malaysia tahun 1979-2010 (dalam miliar
US$)
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa output perekonomian Negara Malaysia
dari tahun 1961-2019 cenderung mengalami peningkatan, namun terjadi penurunan
yang terlihat pada beberapa tahun yaitu tahun 1998 dan tahun 2009.
Kemudian, dilakukan estimasi penawaran kurva penawaran agregat, dengan output
berikut
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 06/03/21 Time: 09:05
Sample: 1961 2019
Included observations: 59

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 69.38307 23.12971 2.999738 0.0040


P_EP 33.84337 11.00218 3.076061 0.0032

R-squared 0.142369 Mean dependent var 126.8330


Adjusted R-squared 0.127323 S.D. dependent var 112.1911
dari hasil output di atas diperoleh persamaan kurva penawaran agregat sebagai berikut:

̂
(23.13) (11,002)
Dari persamaan tersebut dapat dibentuk kurva penawaran agregat sebagai berikut:
300

250

200

150

100

50

0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-50

-100

-150

Grafik 2: kurva penawaran agregat Malaysia

Berdasarkan hasil estimasi persamaan dan kurva penawaran agregat negara USA
yang terbentuk, dapat kita peroleh informasi estimasi output potensial negara Malaysia
sebesar 69,38 miliar US$ dengan asumsi ceteris paribus, yang artinya saat keadaan full-
employement atau pemerintah memanfaatkan semua sumber daya sepenuhnya dan
bekerja di lapangan secara penuh maka negara Malaysia akan menghasilkan output
sebesar output potensial tersebut. Koefisien selisih tingkat harga terhadap ekspektasi
tingkat harga bernilai positif , hal tersebut sudah sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Mankiw.

Jika terjadi penyimpangan tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harga akan
menyebabkan output menyimpang sebesar 33,84 miliar US$ setiap satu satuan selisih
tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harganya dengan asumsi ceteris paribus,
artinya jika tingkat harga lebih tinggi dari ekspektasi tingkat harganya maka akan
menyebabkan output semakin tinggi melebihi output potensialnya dan sebaliknya ketika
tingkat harga lebih rendah dibandingkan ekspektasi tingkat harganya akan
menyebabkan output menurun di bawah output potensialnya, hal tersebut dapat dilihat
dari kurva penawaran agregat yang terbentuk.
Penyimpangan tingkat harga terghadap ekspektasi tingkat harga dapat
mengakibatkan output perekonomian Negara Malaysia berfluktuasi, ditampilkan
hasilnya seperti grafik di bawah:

FITTED
300

250

200

150
FITTED
100

50

0
1997
2000
2003
2006
2009
2012
2015
2018
1961
1964
1967
1970
1973
1976
1979
1982
1985
1988
1991
1994

Grafik 3: Grafik Hasil Estimasi Output Negara Malaysia tahun 1979-2010 (dalam
miliar US$)
Dari grafik 3, dapat kita lihat bahwa hasil estimasi output penawaran agregat pada
negara Malaysia menghasilkan grafik yang berfluktuasi. Hal tersebut dikarenakan
penyimpangan tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harganya memberikan
goncangan jangka pendek terhadap output perekonomian. Sehingga, hal tersebut
membuktikan teori penyimpangan tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harga dapat
menyebabkan output perekonomian berfluktuasi.

KESIMPULAN

1. Dari estimasi kurva penawaran agregat, penyimpangan tingkat harga terhadap


ekspektasi tingkat harga menyebabkan perekonomian di Negara Malaysia
berfluktuasi.
2. Penyimangan tingkat harga terhadap ekspektasi tingkat harga dapat menyebabkan
output menyimpang sebesar 33,84 miliar US$ setiap satu satuan dengan asumsi
ceteris paribus.
DAFTAR PUSTAKA
N. Gregory Mankiw. 2019. Macroeconomics 9th Edition. New York: Worth
Publisher. ISBN-13:978-1-4641-8289-2
World Bank. Diakses pada 2 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai