1. INFLASI (INFLATION)
1) Permintaan Agregat
Permintaan agregat (aggregate dentand/AD) adalah total permintaan barang
dan jasa dalam suatu perekonomian selama satu periode tertentu. Bentuk kurva
AD adalah sama seperti kurva permintaan terhadap satu komoditas tertentu.
Bedanya adalah tingkat harga merupakan tingkat harga umum yang biasanya
dalam angka indeks. Angka indeks diperoleh melalui penghitungan
dengan menggunakan metode pembobotan(weigthed) tertentu.
Dalam analisis makro dua faktor ceteris paribus yang sangat berpengaruh
terhadap permintaan agregat yaitu kebijakan ekonomi yang diambil
pemerintah: kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
107
subsidi. Jika pemerintah menempuh kebijakan anggaran defisit
(pengeluaran > penerimaan), maka permintaan agregat akan meningkat,
sebab untuk menempuh kebijakan anggaran defisit, pemerintah
harus mengurangi pendapatannya dengan mengurangi pajak dan
atau menambah pengeluaran. Keduanya akan meningkatkan daya
beli masyarakat, sehingga kurva AD bergeser ke kanan. Sebaliknya yang
terjadi, jika pemerintah menempuh kebijakan fiskal surplus. Dampak
kebijakan fiskal pemerintah terhadap permintaan agregat.
Diagram 12.1
2) Penawaran Agregat
108
3) Inflasi dan Keseimbangan Ekonomi
Diagram 12.2
Diagram 12.3
109
5) Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat
harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode
tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa
utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Masing-
masing harga barang dan jasa tersebut diberi bobot (weigthed) berdasarkan
tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi
bobot yang paling besar.
IHK 1 – IHK 0
INFLASI = ---------------- X 100%
IHK 0
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu
THPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen (producer price
index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada
berbagai tingkat produksi.
110
Tabel 12.1 : Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), 1995-1998
(1983–100)
Sumber: Diolah dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Bank Indonesia).
Tabel 12. 2 : Indeks Harga Implisit (IHI), 1990 – 1996 (1990 = 100)
111
Tabel 12.3 : Cara Perhitungan Inflasi, 1990 – 1996
Ada beberapa masalah social ( biaya social ) yang muncul dari inflasi yang tinggi
( 0% per tahun). Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:
112
Tabel 12.5 : Perkirnan dan Realisasi Inflasi Tahun 2003
2. PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT)
Diagram 12. 4
113
a) Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga
pengangguran terbuka (open unemployment).
b) Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja,
tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya jam kerja mereka
dalam seminggu kurang dari 35 jam.
c) Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau
jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
B. Jenis-jenis Pengangguran
Diagram 12. 6
114
C. ADOPSI KAUM KEYNESIAN :
Kurva Phillips Jangka Pendek (Short Run Phillips Curve)
Diagram 12 7
115
Jadi menurut kaum Klasik, dalam jangka panjang tidak ada trade off antara
inflasi dan pengangguran.
Diagram 12.8
116