Anda di halaman 1dari 38

Inflasi dan Pengangguran

Definisi Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terus menerus. Dari defenisi ini, ada tiga
komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan dapat
terjadi inflasi:

Kenaikan harga;
Bersifat umum dan
Berlangsung terus-menerus.
Kenaikan Harga

Kenaikan Harga Harga suatu


komoditas dikatakan naik jika
menjadi lebih tinggi daripada harga
periode sebelumnya.
Bersifat umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum


dapat dikatakan inflasi jika kenaikan
tersebut tidak menyebabkan harga-harga
secara umum naik.
Berlangsung
terus-menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum
juga belum akan memunculkan inflasi,
jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu
perhitungan inflasi dilakukan dalam
rentang waktu minimal bulanan, Sebab
dalam sebulan akan terlihat apakah
kenaikan harga bersifat umum dan
terus-menerus. Rentang waktu yang
lebih panjang adalah triwulan dan
tahunan.
Jenis Inflasi
Menurut Sifatnya...
1. RINGAN + Merayap (creeping
inflation) 0-10%

2. Inflasi menengah (galloping inflation)


10-30 %

3. Inflasi tinggi/ berat 30-100%


4. ( hyper inflation) >100%
Jenis Inflasi
Menurut Sebabnya...

Demand-pull
inflation

Cost – push inflation

Imported inflation
Inflasi berdasarkan
sumber atau penyebabnya
1). INFLASI TEKANAN PERMINTAAN (DEMAND-PULL INFLATION)

Inflasi ini terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan


cepat melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pemasaran.
Masalah kekurangan barang akan berlaku dan ini akan mendorong
kepada kenaikan harga – harga. Inflasi ini biasanya berlaku pada ketika
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesan.
 
 Terjadi krn dominannya tekanan permintaan agregat (AD0 geser ke AD1)  output
perekonomian , tetapi disertai inflasi. P0  P1.
2). INFLASI BIAYA PRODUKSI (Cost-push Inflation)

Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga – harga


dalam perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan biaya
produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau
kenaikan upah. Pertambahan biaya produksi akan mendorong
perusahaan-perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus
mengambil resiko akan menghadapi pengurangan dalam
permintaan barang-barang yang diproduksinya.
.  Terjadi krn kenaikan biaya produksi,  AS  ( ASo ke AS1).
Upah  , BBM   biaya produksi   AS , inflasi akan disertai
kontraksi ekonomi,  jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil
( Y1 < Y0 ).

3). Inflasi di impor


Inflasi di impor ini terjadi karena kenaikan harga – harga
yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor
yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam
negeri.
• STAGFLASI  kombinasi dua keadaan buruk, stagnasi & inflasi.
Stagnasi = tingkat pertumbuhan ekonomi = 0% per thn. Jumlah output
relative tdk bertambah. Dan disertai Inflasi. Stagflasi terjadi jika AD 
sedang AS 
Indikator Inflasi

 Indeks Harga Konsumen ( Consumen Price Index)

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukkan


tingkat harga dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu priode
tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan
jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu priode tertentu.
Untuk lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya, perhitungan IHK
dilakukan dengan melihat perkembangan regional, yaitu dengan
mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar.
Indeks Harga Konsumen ( IHK )
Gabungan 27 kota di Indonesia
1994-1998 ( April 1988-Maret 1989= 100)

Akhir Periode IHK Perubahan IHK  Jika angka IHK semakin besar maka terjadilah
Inflasi. Dari tabel disamping untuk menghitung
1994 163,17 9,60
IHK yaitu :
1995 177,83 8,98
Inflasi = ( IHK-IHK-1) X100%
1996 189,62 6,63 IHK-1

1997 211,62 11,60 Inflasi1995 = ( IHK 1995 – IHK 1994) X 100%

IHK1994
1998 375,89 77,63
= ( 177,83 – 163,17) X 100%
163,17
= 8,98 %
Indikator Inflasi

Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga
Perdagangan Besar IHPB melihat inflasi dari sisi produsen. IHPB
menunjukknan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai
tinggkat produksi.
Indeks Harga Perdagangan

Besar
( IHPB ) 1995 – 1998 (1993 = 100)

AKHIR PERIODE IHPB PERUBAHAN IHPB


Prinsip pada perhitungan IHPB sama
(%)
dengan prinsip IHK :
1995 240 11,62
Inflasi = ( IHPB – IHPB-1) X 100%
1996 259 7,92
IHPB-1

Inflasi1996 = (259 – 240) X 100% 1997 282 8,88


240
1998 568 101,42
= 7,91 %
Indeks Harga Implisit
( GDP Deflator)

IHK dan IHPB memberikan gambaran laju Inflasi yang


sangat ternbatas sebab dilihat dari metode
penghitungannya kedua indicator tersebut hanya
melingkupi bebrapa puluh atau beberapa ratus jenis barang
jasa, dibeberapa puluh kota saja.
Indeks Harga Implisit ( IHI )
1990 – 1996 ( 1990 = 100 )

Akhir Periode IHI Perubahan IHI %


Inflasi = ( IHI – IHI-1) X 100%
1990 100 9,05
IHI-1
1991 108,70 8,70
Inflasi1991 = ( 108,70 – 100) X 100%
1992 116,7 7,36
100
1993 139 19,10
= 8,70 %
1994 149,9 7,84
 
1995 163,9 9,34

1996 177,8 8,48


Alternatif dari Indeks Harga Implisit

 Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut X = Q + P


 Jika PDB menurut harga berlaku dinotasikan
Perubahan ketiga Variabel diatas dari waktu ke waktu
PDBN, PDB berdasarkan harga konstan ( berdasarkan fungsi waktu ) adalah :
adalah PDBR dan Deflator PDB adalah D, ∂X= ∂Q+ ∂P
PDBN = PDBR X D ∂ t = ∂t + ∂t
Karena angka PDB sangat besar, diubah dalam  Pertumbuhan ekonomi nominal ( ∂ X / ∂ t ) sama
bentuk logaritma, dimana : dengan pertumbuhan ekonomi rill
( ∂ Q / ∂t ) ditambah dengan tingkat Inflasi ( ∂P / ∂t)
X = log PDBN, Atau dapat dikatakan Inflasi = pertumbuhan nominal-
Q = log PDBR pertumbuhan rill, Karena itu angka inflasi dapat dihitung
dengan menggunakan PDB menurut harga berlaku ( PDB
P = log Deflator ( D ) nominal ) dan PSB berdasarkan harga konstan ( PDB rill ).
 
Cara perhitungan Inflasi 1990 – 1996

TAHUN PDB NORMAL PDB RILL PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN INFLASI


( TN. DASAR NOMINAL RILL RN- RR  

Tahun PDB PDB) Rill


1990 Pertumbuhan
RN Pertumbuhan Inflasi
RR
Normal ( Tn. Dasar Nominal rill RN- RR  
1990 195, 597 195,5971990 ) 17,00
RN RR
7,24 9,76
1990
227,450 195,209,192
597 195,597 17,00
16,29 7,24 6,95 9,76 9,64
1991 1991 227,450 209,192 16,29 6,95 9,64
1992 259,884
1992 222,705222,705
259,884 14,26
14,26 6,46 6,46 7,80 7,80
1993 329,776 237,172 26,89 6,50 10,39
1993 329,776
1994
237,172255,055
382,220
26,89
15,90 7,54
6,50 8,36
10,39
1995
382,220 452,381
255,055276,003 18,36
15,90 8,2 7,54 10,14 8,36
1994 1996 528,956 297,579 16,93 7,82 9,11
1995 452,381 276,003 18,36 8,2 10,14

1996 528,956 297,579 16,93 7,82 9,11


Dampak Inflasi

Dampak
Dampak Inflasi
terhadap Kalkulasi
Inflasi
Harga Pokok terhadap
Pendapatan

Dampak
Dampak Inflasi
Terhadap Minat
Inflasi
Orang untuk Terhadap
Menabung Ekspor
BIAYA SOSIAL DARI INFLASI ( Dampak )

• Sampai tingkat tertentu inflasi dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan penawaran.


• Ekonom sepakat inflasi yg aman sekitar 5% pertahun. Jika terpaksa max= 10% /thn.
• Inflasi >10% sdh mulai sangat mengganggu stabilitas ekonomi.
• menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
• memburuknya distribusi pendapatan
• terganggunya stabilitas ekonomi
• 
• Inflasi yg serius cenderung mengurangi investasi yg produktif, mengurangi Ekspor,
menaikan Impor shg memperlambat pertumbuhan ekonomi (Sadono Sukirno)
Cara Mengatasi Inflasi

Kebijakan Moneter Kebijakan Fiscal

Kebijakan
Kebijakan Kebijakan operasi Menghemat Menaikkan
penetapan diskonto/ pasar pengeluaran penerimaan
persediaan tingkat terbuka pemerintah tarif pajak
kas (GWM↑) bunga ( i ↑) ( Beli surat ( G,Tr) ↓ (Tx) ↑
berharga)
Kebijakan Lain di Luar Kebijakan
Moneter dan Kebijakan Fiskal

Meningkatkan produksi dan


Menetapkan harga
menambah jumlah barang di
maksimum untuk
pasar
beberapa jenis barang :
(Agregt Supply) ↑
Pengangguran (unemployment)

Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari


pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau
penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/
mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja

Tingkat pengangguran =  𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟 𝑋 100 %


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
• PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT) :
• Suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dlm angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi blnm dapat
memperolehnya

• Bukan pengangguran : orang kaya & ibu rumah tangga tergolong


penganggur sukarela
DUA DASAR UTAMA KLASIFIKASI PENGANGGURAN :

1. PENDEKATAN ANGKATAN KERJA/ LABOUR FORCE APPROACH Yaitu


penganggur sebagai angkatan kerja yg tdk bekerja

2. PENDEKATAN PEMANFAATAN TENAGA KERJA/ LABOUR UTILIZATION APP.


• Dalam pendekatan ini angkatan kerja dibedakan 3 kelompok :
• Menganggur ( Unemployed) ; mereka yg sama sekali tdk bekerja/ sedang
mencari pekerjaan = pengangrn terbuka. Relatif rendah 3% - 5% per tahun.
• Setengah Menganggur (Underemployed) : bekerja tapi blm dimanfaatka
secara penuh. Jam Kerja < 35 jam seminggu. Relative tinggi 35% pertahun
• Bekerja Penuh (Employed) : bekerja penuh = 35 jam perminggu
Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Rendahnya laju investasi produktif

Penyebab
Pengangguran Siklus bisnis yang melemah

Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.

Strategi industry yang labor saving


Jenis-jenis Pengangguran

Pengangguran friksional Pengangguran musiman


(frictional unemployment) (seasonal unemployment)

Pengangguran structural
(structural unemployment)
JENIS-JENIS PENGANGGURAN :

• PENGANGGURAN FRIKSIONAL : Bersifat sementara ; gap waktu,


informasi, kondisi geografis antara pencari kerja dengan lowongan .→
Rela menganggur/ voluntary unemployment.
• PENGANGGURAN STRUKTURAL : Sifatnya yg mendasar, tdk memenuhi
syarat. Sulit diatasi, butuh dana besar, waktu lama.
• PENGANGGURAN MUSIMAN → Berkaitan dgn fluktuasi ekonomi
jangka pendek ( sector pertanian )
• Pengangguran : perbedaan antara Angkatan Kerja dgn Penggunaan
Tenaga Kerja yg Sebenarnya.
• 
• * penduduk > 10 thn = penduduk usia kerja
• * pdduk > 10 Thn & tdk ingin bekerja = bukan angkatan kerja ( IRT,
Mhsw, pelajar,
• penganggur sukarela)
• Diketahui : Jumlah pdduk usia kerja = 14.891.761
Angkatan kerja = 9.124.458
Bekerja = 8.528.571……..maka :

• a). tingkat partisipasi Angk.Kj = 9.124.458 x 100 = 61.3 %


14.891.761

• b). Jumlah pengangguran = 9.124.458 - 8.528.571


= 595.887 orang
 
• c). tingkat (%) pengangguran = 595.887 x 100 = 6.5 %
9.124.458
BIAYA SOSIAL DARI PENGANGGURAN

• Terganggunya Stabilitas Perekonomian → AD & AS ↓


Terganggunya Stabilitas Sosial & Politik

Keterangan : AD = Agregat Demad


AS = Agregat Supply
TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH :

• BERSIFAT EKONOMI : Menyediakan lowongan pekerjaan,


meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, memperbaiki
pembagian pendapatan
• BERSIFAT SOSIAL POLITIK : Meningkatkan kemakmuran keluarga &
kestabilan keluarga, menghindari masalah kejahatan, mewujudkan
kestabilan politik.
UNTUK MENGATASI MASALAH PENGANGGURAN :

• KEBIJAKAN FISKAL : Mengurangi pajak & menambah pengeluaran


pemerintah
• KEBIJAKAN MONETER : menambah penawaran uang, menurunkan
suku bunga, menyediakan kredit khusus untuk sector tertentu
• KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN : Mendorong lebih banyak investasi,
mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administrasi
pemrth, member subsidi, mengurangi pajak perusahaan & individu
Strategi mengatasi pengangguran

 Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama dengan swasta


untuk mencari jalan keluar yang lebih baik.
 Pembenahan sektor pendidikan.

 Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai


bidang yang memiliki prospek perkembangan.

 Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya


pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio
yang tinggi pula.
Pengaruh Inflasi terhadap Pengangguran

Para ekonom berpendapat bahwa tingkat inflasi yang


terlalu tinggi merupakan indikasi awal memburuknya
perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi
dapat mendorong Bank Sentral menaikkan tingkat bunga.
Hal ini menyebabkan terjadinya kontraksi atau
pertumbuhan negatif di sektor riil. Dampak yang lebih
jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi.
Dengan demikian, tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran merupakan dua parameter yang dapat
digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan
ekonomi yang dihadapi suatu negara.
Gambar Kurva Philips

A.W. Phillips
menggambarkan bagaimana
sebaran hubungan antara
inflasi dengan tingkat
pengangguran didasarkan
pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari
adanya kenaikan permintaan
agregat.
Gambar Hubungan antara
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran

Dari Gambar 2 diketahui bahwa tingkat


inflasi dan tingkat pengangguran memiliki
hubungan yang negatif. Artinya jika tingkat
inflasi tinggi, maka pengangguran akan
menjadi rendah. Atau sebaliknya,
penganggguran akan menjadi tinggi jika
perekonomian suatu negara mengalami inflasi
yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai