LP Trimester 1
LP Trimester 1
ANC TRIMESTER I
Oleh :
NAMA : Muhammad Farid Ariful Hadi
NIM : 20020059
1.2 Etiologi
Faktor penyebab kehamilan trimester pertama adalah sel sperma yang
berhasil membuahi sel telur sehingga menjadi zigot, morula, blastosit, embrio, dan
janin.
c) Tes HIV
Infeksi HIV penyebab AIDS pada ibu hamil bisa menular ke janin selama
kehamilan, saat melahirkan, atau selama menyusui, di Indonesia semua ibu
hamil diwilayah dengan angka kasus HIV yang tinggi atau ibu hamil
dengan perilaku berisiko dianjurkan untuk menjalani tes HIV. Tujuannya
untuk memberikan pelayanan VCT. Bila ternyata ibu hamil positif HIV,
penanganan medis akan dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV
kepada bayi dan mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih
berat.
d) Tes Sifilis
Semua ibu hamil disarankan untuk menjalani skrining sifilis, terutama bagi
yang memiliki perilaku seks berisiko atau tanda gejala penyakit menular
seksual. Sifilis yang tidak ditangani dapat menyebabkan cacat berat pada
bayi, bahkan pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan
meninggal. Bila ibu hamil didiagnosis memiliki sifilis, dokter akan
memberikan antibiotik penisilin untuk mengobati penyakit tersebut dan
mencegah penularan sifilis pada janin.
e) Pemeriksaan HBSAG
Tes heatitis B biasanya dilakukan dengan rapid Diagnostic Test (RDT).
Hepatitis B surface Antigen (HBsAG) akan mendeteksi keberadaan virus
hepatitis B dalam darah. Tes ini juga mampu mendeteksi hepatitis B lebih
awal sebelum gejala muncul. Jika hasilnya positif, ibu telah terinfeksi dan
berisiko menularkan pada janin dalam kandungan.
f) Pemeriksaan urine
1. Protein urine
Pemeriksaan protein urine perlu dilakukan pada kehamilan
trimester I untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda pre-
eklampsia pada ibu. Carakerja pemeriksaan nya adalah:
Pertama isi urine ibu yang telah ditampung tadi kedalam tabung
reaksisebanyak 3cc lalu miringkan tabung, panaskan bagian atas
urinhingga mendidih. Pehatikan apakah terjadi keruhan dibagian
atas urin, jika urindalam tabung tidak ada keruhan maka hasilnya
negatif, namun bila urindalam tabung terjadi keruhan maka
tambahkan Asam Asetat 6% sebanyak3-5 tetes, panaskan kembali
hingga mendidih jika urin kembali beningmaka hasilnya negatif
namun jika keruhan urin tetap ada maka hasilnya positif.
Hasilpemeriksaan:
a) Negatif (-) larutan tidak keruh/jernih
b) Positif1 (+) larutan keruh
c) Positif 2(++) larutan keruh berbutir
d) Positif 3(+++) larutan membentuk awan
e) Positif 4(++++) larutan menggumpal
2. Glukosa urine
Untuk mengetahui kadar gula dalam urine. Langkah kerjanya
adalah, pertama sekali masukkan larutan benedict kedalam tabung
reaksi sebanyak 5cc, lalu campurkan urin ibu yang ditampung tadi
sebanyak 3-5tetes saja kedalam tabung reaksi yang berisikan
benedict, panaskan tabung diatas spritus/Bunsen dan sambil
digoyang kan pelan-pelan sampai mendidih. Dinginkan dan amati
hasil terjadi perubahan warna atau tidak.
Hasilnya:
a) Negatif(-) :larutan tetap biru
b) Positif1(+) :larutan berwarna hijau dan endapan kuning
c) Positif2(++) :larutan berwarna kuning
d) Positif3(+++) :larutan berwarna orange endapan kuning
e) Positif4(++++):larutan berwarna merah bata
g) Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui diameter biparietal, gerakan janin, ketuban , tafsiran
Berat Badan Janin (TBJ), tafsiran persalinan, denyut jantung janin(DJJ).
a. Usg awal kehanilan
Pemeriksaan USG di awal kehamilan penting dilakukan bila ibu
mengalami nyeri, pendarahan atau pernah mengalami keguguran atau
kehamilan ectopic pada kehamilan 6-10 minggu.
b. Dating SCAN
Scan ini dilakukan pada kehamilan 6-12 minggu kebanyakan rumah sakit
menawarkan scan ini untuk mengetahui beberapa hal penting seperti usia
janin, apakah terdapat lebih dari 1 bayi, aakah ada kelainan yang jelas,
apakah ovarium ibu dalam kondisi sehat.
c. Scan Nuchal Translucency
Scan ini dilakukan untuk mengetahui apakah janin mengalami Down
Syndrome atau kelainan kromosom lainnya. Biasanya scan ini dilakukan
pada ibu hamil berisiko tinggi atau berusia di atas 35 tahun. Scan ini
dilakukan saat usia kehamilan antara 11 sampai 14 minggu.
1.9 Penatalaksanaan
Proses pemeriksaan terjadi sepanjang periode prenatal.proses dimulai saat
wanita bertemu dengan tenaga kesehatan karena ia menduga dirinya hamil.
Teknik pengkajian meliputi wawancara, pemeriksaan fisik dan tes
laboratorium.Kunjungan Prenatal Pertama.
Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memastikan kehamilan
2. Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil.
3. Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan keluarganya 5. Untuk
mengkaji kebutuhan konseling dan pembelajaran
6. untuk menyusun rencana perawatan guna meningkatkan kesehatan ibu dan
bayi.
1.10 Komplikasi
1. Perdarahan Pervagina
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan
dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan
ektopik.
2. Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering
kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus
inkompletus, atau mioma uteri. Penanganan umum: jika diagnosis
kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan
evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung
berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan
preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi
terhadap pengosongan uterus secara cepat).
3. Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala
– gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan
muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan
mualini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan
ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum.
Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya
penyakit.
4. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit
kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan
gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang
maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
5. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi
tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan
yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang- kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda- tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat
yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
6. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan.
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan
dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat
atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema
yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi
menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika
muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat,
bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang
hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda
anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
7. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
8. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala – gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran
menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan
gejala dari eklamsia.
9. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
10. Selaput Kelopak Mata Pucat.
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita
hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel
ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh
bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah
meningkat kira –k ira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari
cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada
sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume,
jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat
mengakibatkan anemia.
b) Data objektif
Pentingnya melakukan pemeriksaan fisik pada kunjungan awal wanita
hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai
abnormalitas media atau penyakit.
Berikut adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan:
a. Keadaan umum dan kesadaran penderita
Composmentis (kesadaranbaik), gangguan kesadaran meliputi apatis
(masabodoh),samnolen(kesadaranmenurun),spoor(mengantuk), koma.
Pengukuran tanda-tanda vital.
1. Tekanan darah: Tekanan darah yang normal adalah 110/80mmHg
sampai 140/90mmHg. Bila >140/90mmHg hati-hati adanya
hipertensi / preeklamsi.
2. Nadi: Nadi normal adalah 60-100menit. Bila nadi tidak normal
mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung.
3. Pernapasan: Pernapasan normal adalah 18-24kali/menit.
4. SuhuBadan: Suhu badan normal adalah 36,5-37,5. Bila suhu lebih
tinggi dari 37,5 kemungkinan adainfeksi.
5.Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila
hasil pengukuran <145 cm.
6. BeratBadan : Pada kehamilan peningkatan berat badan sektar 25 %
dari sebelum hamil(9,5 - 12,5 kg). Selama TM I kisaran pertambahan
berat badan sebaiknya1-2 kg (350-500 gr/minggu).
b. Kepala dan Leher
1. Apakah ada edema pada wajah, adakah cloasma gravidarium
2. Pada mata : adakah pucat pada konjungtiva,adakah ikhterus pada
sclera dan oedem pada palpebra
3. Pada hidung : adakah pengeluaran cairan atau polip
4. Pada mulut : adakah gigi yang berlubang,lihat keadaan lidah
5. Telinga : adakah pengeluaran dari saluran luar telinga.
6. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe.
c. Payudara
1. Memeriksa bentuk,ukuran dan simestris atau tidak
2. Puting payudara menonjol,datar,atau masuk ke dalam.
3. Ada colostrum atau cairan lain dari putting susu.
4. Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis dari
arah payudara dan aksila, kemungkinan terdapat massa atau
pembesaran pembuluh limfe dan benjolan.
d. Abdomen
1. Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada
bagian fundus dan mengukur tinggi fundus uteri menggunakan
pitacm(Mc.Donald).
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada UK (usia kehamilan)
24minggu (4bulan) ketika semua bagian janin sudah dapat diraba
2. Leopold II
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan bagian
yang teraba disebelah kiri atau kanan.
3. Leopold III
Untuk menetukan bagian terbawah janin (presentasi).
4. Leopold IV
Untuk menetukan bagian terbawah janin apakah sudah memasuki
PAP(divergen)atau belummemasuki PAP(convergen).
5. Denyut jantung janin biasa di dengar pada kuadran bagian
punggung, 3 jari dibawah pusat ibu. Denyut jantung janin yang
normal 130-160kali/menit.
6. Tafsiran berat badan janin (TBJ) untuk mengetahui tafsiran berat
badan janin saat usia kehamilan trimesterIII. Dengan rumus:
(TFUn)x155 = ...gram n=13 jika kepala belum masuk pintu atas
panggul (PAP) n= 12 jika kepala berada diatas PAP
n=11 jika kepala sudah masuk PAP
7. Pemeriksaan panggul,ukuran panggul luar meliputi:
(1)Distansi aspinarum : jarak antara spinailiaka anterior superior kiri
dan kanan (23cm-26cm).
(2)Distansi acristarum : jarak antara cristailiaka kiri dan kanan (26cm-
29cm).
(3)Conjugata eksterna : jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung
prosessus spina
e. Ekstremitas : apakah ada edema, apakah kuku pucat, apakah ada
varices dan bagaimana refleks patella
f. GenetaliaLihat adanya luka, varices, atau pengeluaran cairan.
a. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (D.0019)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(D.0023)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
(D.0111)
b. Intervensi
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menalan
makanan (D.0019)
Tujuan: diharapkan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh
Intervensi:
1.Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dengan
mengunakan batasan 24 jam.
Rasional : kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu
selama kehamilan.
2. Dapatkan riwayat kesehatan, catat usia khususnya kurang dari 17
tahun dan lebih dari 35 tahun.
Rasional : remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dank lien
lansia mungkin cenderung obesitas
3. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.
Rasional: menentukan kebutuhan belajar khususnya pada periode
prenatal mencegah terjandinya resiko klien dengan nutrisi buruk
dan diet yang seimbang dapat meningkatkan kebutuhan kalori yang
adekuat.
4. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepap tentang diet pranatal
dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari
Rasional:materi referensi yang dapat dipelajari dirumah,
meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
5. Evaluasi/motivasi sikap dengan mendengar keterangan klien
dengan umpan balik tentang informasi yang telah diberikan.
Rasional: bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet,
evaluasi lanjut atau intervensi lain mungkin dapat di indikasikan.
DAFTAR PUSTAKA