Anda di halaman 1dari 78

TUGAS AKHIR

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APPLIED APPROACH


LPPPM
UNIVERSITAS MUSAMUS

REKONSTRUKSI MATA KULIAH


MATA KULIAH : Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah
KODE : A0120702
PRODI/JUR./FAK. : Fakultas Teknik

Oleh:
Eko Budianto, S.T., M.T.
NIDN: 0029078905

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS MUSAMUS
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

REKONSTRUKSI MATA KULIAH

Identitas Mata Kuliah :

Mata Kuliah : Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah


SKS : 2 SKS
Semester :1/2/3/4/5/6/7/8 *(coret yang tidak perlu)
Prodi/Jurusan : Teknik Sipil / Teknik Sipil
Fakultas/PPs : Teknik

Disusun Oleh :

Eko Budianto, ST., MT


NIDN. 0029078905

Merauke, 20 Desember 2022

Kepala LPPPM Ketua Jurusan

Dirwan Muchlis, S.Pt., M.P Ir. Budi Doloksaribu, S.T., M. Eng.


NIPPPK. 19700419 202121 1 003 NIP. 19791106 201504 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesakan Tugas Akhir Pendidikan dan

Pelatihan AA (APPLIED APPOROACH). Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Drs. Beatus Tambaip, M.A, Rektor Universitas Musamus

2. Bapak Prof. DR. Sumaryanto, M.Kes., AIFO, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

3. Seluruh panitia pelatihan AA (APPLIED APPOROACH) yang telah membantu hingga

akhir

Tugas akhir ini penulis susun untuk mlengkapi persyaratan pelatihan AA yang telah

dilaksanakan sejak tanggal 05-08 Desember 2022 di Universitas Musamus yang dilakukan secara

Luring.

Merauke, 20 Desember 2022

Eko Budianto, S.T., M.T

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………… ii


KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iv
RANCANGAN REKONSTRUKSI MATA KULIAH ………………………………….. 1
HASIL ANALISIS REKONSTRUKSI MATA KULIAH ……………………………… 2
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPMK LAMA DAN BARU) …………… 9
PETA ANALISIS CAPAIAN BELAJAR LAMA ………………………………………. 10
PETA ANALISIS CAPAIAN BELAJAR BARU ……………………………………….. 11
DESKRIPSI MATA KULIAH ……….………………………………………………….. 12
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) LAMA …………………………… 13
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BARU .…………………………… 18
HASIL ANALISIS RPS YANG DI REKONSTRUKSI ………………………………… 24
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) ……………………………………………. 26
KISI-KISI PENGEMBANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR (UAS) ……………… 30
TES URAIAN( 5 BUTIR SOAL) TES OBYEKTIF (20 BUTIR SOAL) DAN KUNCI
JAWABAN ………………………………………………………………………………. 32
BAHAN AJAR …………………………………………………………………………… 53

iv
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
Alamat: JalanKamizaun, Merauke 99600
Telp. (0274) 586168, Psw. 263. Fax. (0274) 550838
email:infounmus@unmus.ac.id

REKONSTRUKSI MATA KULIAH


RANCANGAN REKONSTRUKSI MATA KULIAH
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

I. IDENTITAS MATA KULIAH

Mata Kuliah : Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah


SKS : 2 SKS
Semester :1/2/3/4/5/6/7/8 *(coret yang tidak perlu)
Prodi/Jurusan : Teknik Sipil / Teknik Sipil
Fakultas/PPs : Teknik
Nama Dosen : Eko Budianto, ST., MT

1
II. HASIL ANALISIS REKONSTRUKSI MATA KULIAH
EVALUASI / REFLEKSI RENCANA/ RANCANGAN
Aspek-aspek SEBELUM REKONSTRUKSI
No (Acuan minimal : Permendikbud REKONSTRUKSI MATA
Rekonstruksi MATA KULIAH
No.3 / Tahun 2020) KULIAH
Rencana
A
RPS/Silabus
Format RPS mata kuliah, sudah
Format RPS Format RPS : ...
sesuaiTIDAK DIREKONSTRUKSI
2. Deskripsi mata kuliah Deskripsi mata kuliah memuat
Mata kuliah Pengantar Geologi sekurang-kurangnya 4 aspek rumusan:
dan Morfologi Tanah ini selain tujuan, materi, metode, penilaian.
bertujuan untuk TIDAK DIREKONSTRUKSI
mengembangkan sikap dan
karakter mahasiswa (religius,
kerjasama, peduli dan
menghargai orang lain) juga
memberikan pengalaman belajar
mahasiswa agar mampu bukan
hanya memahami konsep dan
teori dasar kebumian tetapi juga
mampu melakukan penyelidikan
tanah dan batuan serta
mengklasifikannya sesuai
dengan konsep teoritiknya. Oleh
karena itu, materi yang dibahas
dalam pertemuan perkuliahan
antara lain adalah dasar-dasar
geologi, mineral, batuan,
taxonomi dan klasifikasi tanah,
deskripsi, sifat dan perilaku
tanah/ batuandan metode
investigasi lapangan.
Perkuliahan ini dirancang

2
menggunakan metode
Contextual Learning Model,
Cooperative Learning Model
dan Problem based Learning
Model serta menggunakan
metode ceramah dalam rangka
memperkaya pengalaman
belajarnya. Penilaian
dilaksanakan baik terhadap
aktivitas proses proses
perkuliahan maupun produk-
produk hasil praktik
penyelidikan tanah maupun
batuan serta Penilaian tes
berupa pelaksanaan tes dalam
beberapa tatap muka, Ujian
Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS).
3. Rumusan CP (MK) Rumusan Capaian Pembelajaran MK MEREKONSTRUKSI
• Mahasiswa mampu Sudah memenuhi kriteria, namun ada rumusan capaian pembelajaran
memahami prinsip dasar beberapa perubahan kaitanya dengan MK dengan melakukan
geologi dan morfologi tanah bahan kajian maka,PERLU penyesuaian pembahasan pada
yang berkaitan dengan DIREKONSTRUKSI bahan kajian yang ada, dan ada
struktur geologi, batuan rencana perubahan nama mata
serta bahan induk tanah. kuliah
• Mahasiswa mampu
menganalisis karakteristek
dan jenis batuan serta
mengklasifikasikan tanah
sesuai dengan bahan induk.
• Mahasiswa mampu
melakukan penyelidiki
tanah, batuan dan

3
menyusun hasil
penyelidikan tanah, batuan.
4. Pertemuan ke (kolom 1) : ... Menginformasikan pertemuan ke
berapa dan disesuaikan dengan urutan
dalam Peta ACP. Sudah sesuai aturan
yaitu 16 kali pertemuan dengan 1 kali
UTS dan 1 kali UAS,
TIDAK DIREKONSTRUKSI
5. Rumusan Sub CPMK (Tatap Rumusan KAD/Sub-CPMK telah MEREKONSTRUKSI
Muka) atau Kompetensi Akhir sesuai Peta ACP namun rumusannya rumusan Sub-CPMK/KAD
yang Diharapkan (KAD) belum SMART (verb belum dengan mengganti kata kerja
(kolom 2): ... operasional), dan baru di level C-2 (verb-nya) supaya lebih
(kurang HOTS), tetapi sudah holistik SMART dan HOTS (dari level
(mengandung S, P, dan KU), sehingga C-2: menjelaskan, ke
PERLU DIREKONSTRUKSI level C-4/C6: menganalisis)
6. Bahan Kajian (Kolom 3) : .... Kriteria: bahan kajian RELEVAN MEREKONSTRUKSI Bahan
dan CUKUP kedalaman dan Kajian dengan menambahkan
keluasannya untuk mencapai tugas-tugas mandiri untuk
KAD/Sub-CPMK. pendalaman materi
Evaluasi/Refleksi: Bahan kajian
relevan dan cukup kedalaman dan
keluasannya, namun belum dilengkapi
dengan tugas-tugas pendalaman kajian
(terstruktur dan/atau mandiri),
sehingga Perlu DIREKONSTRUKSI
8. Pengalaman Belajar (kolom Pengalaman belajar yang didapatkan
5): .... mahasiswa sudah sesuai dengan
metode pembelajaran sehingga
TIDAK
DIREKONSTRUKSI
9. Indikator Penilaian (kolom 6): Sudah memenuhi seluruh standar
.... penilian yang berdasar pada Peraturan
yang ada sehingga TIDAK

4
DIREKONSTRUKSI
10. Teknik Penilaian (kolom 7): Teknik penilaian dalam RPS sudah
... sesuai dengan peraturan yang ada
TIDAK DIREKONSTRUKSI
11. Bobot (kolom 8): .... Setiap pertemuan sudah ditentukan
bobotnya dan disesuaikan dengan
kebutuhan. sehingga TIDAK
DIREKONSTRUKSI
12. Waktu (kolom 9): .... Bobot Mata Kuliah Pengantar Geologi
dan Morfologi Tanah adalah 2 SKS,
Bobot ini di rasa cukup untuk MK ini
sehingga TIDAK
DIREKONSTRUKSI
13. Referensi (kolom 10): ... Referensi sudah sesuai dengan materi Perlu menambahkan referensi
dan relevan dengan tujuan, namun lain seperti jurnal-jurnal
hanya bersumber dari buku, sehingga
PERLU DIREKONSTRUKSI

B Pelaksanaan 1. Apakah mahasiswa terlibat 1. Mahasiswa terlibat aktif dalam


Perkuliahan sangat aktif dalam perkuliahan dengan model dan
perkuliahan (sesuai hasil metode pembelajaran aktif (SCL)
penilaian dosen atau observer yang telah ditetapkan dalam RPS
Mengacu pada lain) sesuai dengan Permendikbud No 3
Permendikbud 2. Capaian Pembelajaran/ Tahun 2020 sehingga poin 1
No.3 tahun Kompetensi Akhir yang TIDAK PERLU
2020: pasal 10- Diharapkan: .... (apakah DIREKONSTRUKSI
20 (standar disampaikan oleh dosen?) 2. Capaian Pembelajaran/ kompetensi
Proses) 3. Uraian Materi (selain uraian akhir yang diharapkan: Dalam
dosen materi disampaikan setiap pelaksanaan kuliah, dosen
dalam berbagai sumber selalu menyampaikan Capaian
belajar lain?: .... pembelajaran Tatap Muka/
4. Jelaskan apakah dalam Kompetensi Akhir yang
proses perkuliahan dosen Diharapkan di setiap perkuliahan

5
menggunakan berbagai dimulai. Berdasarkan uraian
model, strategi, dan metode reflektif di atas maka evaluasi poin
pembelajaran yang 2 TIDAK PERLU
bervariasi?) REKONTRUKSI
5. Apakah model/strategi 3. Uraian Materi: Selain penyampaian
pembelajaran yang dipakai materi yang disampaikan oleh
dosen mengaktifkan dan dosen, pembelajaran melalui media
menggairahkan belajar video animasi maupun video
mahasiswa tutorial juga dilakukan guna
6. Apakah strategi meningkatkan pemahaman
pembelajaran yang mahasiswa dalam belajar.
diterapkan mampu relevan Berdasarkan uraian reflektif di atas
untuk mencapai Capaian maka evaluasi poin 3 TIDAK
Pembelajaran tatap muka? PERLU DIREKONSTRUKSI
7. Apakah pengalaman belajar 4. Dalam proses perkuliahan dosen
yang diberikan kepada telah menggunakan berbagai
mahasiswa mampu variasi model seperti ceramah,
mengembangkan seluruh diskusi, presentasi kelompok, tugas
aspek (sikap, pengetahuan, individu sehingga
dan keterampilan)? TIDAK PERLU
8. Apakah tugas-tugas DIREKONSTRUKSI
terstruktur dan mandiri sudah 5. Model atau strategi pembelajaran
diberikan dengan jelas dan yang digunakan dosen sudah cukup
terencana? membuat mahasiswa aktif dalam
perkuliahan dan menjadi kritis
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI.
6. Model atau strategi pembelajaran
bisa dikatakan relevan untuk
mencapai capaian pembelajaran
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI.
7. Pengalaman belajar sudah mampu

6
mengembangkan seluruh aspek
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI.
8. Tugas-tugas sudah terstruktur, jelas
dan terencana sehingga TIDAK
PERLU DIREKONSTRUKSI.

C Penilaian 1. Apakah evaluasi yang 1. Evaluasi sudah tepat dapat


Perkuliahan diberikan sudah tepat mengukur ketiga aspek tersebut
mengukur aspek sikap, sehingga TIDAK PERLU
pengetahuan, dan DIREKONSTRUKSI.
keterampilan baik umum 2. Tugas-tugas yang diberikan dapat
maupun khusus?) menunjang terpacainya capaian
2. Apakah tugas-tugas yang pembelajaran sehingga TIDAK
diberikan menunjang PERLU DIREKONSTRUKSI.
tercapainya Capaian 3. Tugas-tugas yang diberikan dapat
Pembelajaran? dikerjakan mahasiswa dengan
3. Apakah tugas-tugas yang cukup baik. sehingga TIDAK
diberikan dikerjakan PERLU DIREKONSTRUKSI
mahasiswa

D Komponen Lain 1. Bobot penilaian:.... 1. Bobot penilaian: Bobot nilai sudah


2. Waktu perkuliahan: .... Yaitu absensi 10%, tugas 40%,
3. Referensi/sumber belajar:.... UTS 20% dan UAS 30% sehingga
TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI
2. Bobot Mata Kuliah Pengantar
Geologi dan Morfologi Tanah
adalah 2 SKS, Bobot ini di rasa
cukup untuk MK ini sehingga
TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI
3. Referensi/sumber belajar: Dosen

7
memberikan referensi yang cukup
banyak dengan berbagai sumber
yaitu buku - buku, artikel, jurnal
nasional maupun jurnal
internasional, dan panduan
pembelajaran online.

E Integrasi PPM 1. Memberikan tugas-tugas/ 1. Tugas-tugas/ pengalaman belajar


dan Penelitian pengalaman belajar yang yang merupakan wujud integrasi
dan Perkuliahan merupakan wujud integrasi kegiatan penelitian telah di berikan
kegiatan penelitian sehingga TIDAK PERLU
2. Memberikan tugas-tugas/ DIREKONSTRUKSI
pengalaman belajar yang 2. Tugas-tugas/ pengalaman belajar
merupakan wujud integrasi yang merupakan wujud integrasi
kegiatan penelitian. kegiatan penelitian telah di berikan
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI

8
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPMK LAMA DAN BARU)

CPL- Keterangan
Prodi
S.09 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri
P.03 Menguasai prinsip dan metode aplikasi peraturan, standar,
pedoman dan manual di bidang rekayasa struktur, rekayasa
sumber daya air, rekayasa geoteknik, rekayasa transportasi, dan
manajemen konstruksi
KU.03 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya
berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun
deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau
Capaian laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan
Pembelajaran tinggi;
KK.02 Mampu menyelesaikan masalah rekayasa sipil yang berkaitan
dengan struktur, sumber daya air, geoteknik, dan transportasi
KK.06 Mampu mendiagnosa dampak proses rekayasa ketekniksipilan
secara komprehensif dalam konteks ekonomi, lingkungan,
peraturan dan sosial kemasyarakatan.
CP-MK Keterangan
M1 Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar geologi dan
morfologi tanah yang berkaitan dengan struktur geologi, batuan
serta bahan induk tanah.
M2 Mahasiswa mampu melakukan penyelidikan tanah, batuan dan
menyusun hasil penyelidikan tanah, batuan.
M3 Mahasiswa mampu menganalisis karakteristek dan jenis batuan
serta mengklasifikasikan tanah sesuai dengan tujuan konstruksi.

Analisis Deskriptif : Telah dilakukan Rekonstruksi pada CP-MK lama dengan melakukan
perubahan pada susunan CP-MK serta merubah arah pemahaman mahasiswa.

9
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

PETA ANALISIS CAPAIAN BELAJAR LAMA


Mata kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa Semester III agar mampu
menerapkan prinsip-prinsip dasar geologi dan morfologi tanahsebagai bagian penting dalam
rekayasa di bidang teknik Sipil.Materi yang akan dibahas pada perkuliahan ini difokuskan
pada mineral, batuan, struktur geologi, deskripsi, sifat dan perilaku tanah dan batuan dengan
CPMK sebagai berikut:
M1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar geologi dan morfologi tanah yang berkaitan
dengan struktur geologi, batuan serta bahan induk tanah.
M2. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristek dan jenis batuan serta mengklasifikasikan
tanah sesuai dengan bahan induk.
M3. Mahasiswa mampu melakukan penyelidikitanah, batuan dan menyusun hasil penyelidikan
tanah, batuan.

Ujian Akhir Semester (Minggu ke 16)

Mahasiswa Mampu Melakukan


Penyelidikan Tanah Dan Batuan
(M3)
(minggu ke13- 15)

Mahasiwa Mampu Menganalisis Mahasiswa Mampu


Deskripsi, Sifat Dan Perilaku Menganalisis dan Investigasi
Tanah Dan Batuan ( M2) Lapangan (M2)
(minggu ke 9 -10) (minggu ke 11-12)

Ujuian Tengah Semester (Minggu ke


8)

Mahasiswa Mahasiswa Mampu Mahasiswa Mahasiswa


Mampu Menjelaskan Mampu Mampu
Menjelaskan Mineral Dan Menjelaskan Menjelaskan
Dasar-Dasar Batuan (M1) Bahan Induk Dan Klasifikasi Tanah
Geologi (M1) (minggu ke 4 - 5) Taxonomy (M1) (M1)
(minggu ke 2-3) (minggu ke 6) (minggu ke 7)
Kontrak Kuliah dan Pengantar
PGMT
(minggu ke 1)
10
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

PETA ANALISIS CAPAIAN BELAJAR BARU


Mata kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa Semester III agar mampu
menerapkan prinsip-prinsip dasar geologi dan morfologi tanahsebagai bagian penting dalam
rekayasa di bidang teknik Sipil.Materi yang akan dibahas pada perkuliahan ini difokuskan
pada mineral, batuan, struktur geologi, deskripsi, sifat dan perilaku tanah dan batuan dengan
CPMK sebagai berikut:
M1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar geologi dan morfologi tanah yang berkaitan
dengan struktur geologi, batuan serta bahan induk tanah.
M2. Mahasiswa mampu melakukan penyelidikan tanah, batuan dan menyusun hasil
penyelidikan tanah, batuan.
M3. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristek dan jenis batuan serta mengklasifikasikan
tanah sesuai dengan tujuan konstruksi.

Ujian Akhir Semester (Minggu ke 16)

Mahasiwa Mampu Menganalisis


Deskripsi, Sifat Dan Perilaku Tanah
Dan Batuan (M3)
(minggu ke13- 15)

Mahasiswa Mampu Melakukan Mahasiswa Mampu


Penyelidikan Tanah dan Batuan ( M2) Menganalisis dan Investigasi
(minggu ke 9 -10) Lapangan (M2)
(minggu ke 11-12)

Ujuian Tengah Semester (Minggu ke 8)

Mahasiswa Mahasiswa Mampu Mahasiswa Mampu Mahasiswa Mampu


Mampu Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan
Menjelaskan Mineral Dan Bahan Induk Dan Klasifikasi Tanah
Dasar-Dasar Batuan (M1) Taxonomy (M1) dan Batuan (M1)
Geologi (M1) (minggu ke 4 - 5) (minggu ke 6) (minggu ke 7)
(minggu ke 2-3)
Kontrak Kuliah dan Pengantar
PGMT
(minggu ke 1) 11
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

DESKRIPSI MATA KULIAH


PENGANTAR GEOLOGI DAN MORFOLOGI TANAH

Mata kuliah Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah ini selain bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan karakter mahasiswa (religius, kerjasama, peduli dan menghargai
orang lain) juga memberikan pengalaman belajar mahasiswa agar mampu bukan hanya
memahami konsep dan teori dasar kebumian tetapi juga mampu melakukan penyelidikan
tanah dan batuan serta mengklasifikannya sesuai dengan konsep teoritiknya. Oleh karena
itu, materi yang dibahas dalam pertemuan perkuliahan antara lain adalah dasar-dasar
geologi, mineral, batuan, taxonomi dan klasifikasi tanah, deskripsi, sifat dan perilaku tanah/
batuandan metode investigasi lapangan. Perkuliahan ini dirancang menggunakan metode
Contextual Learning Model, Cooperative Learning Model dan Problem based Learning
Model serta menggunakan metode ceramah dalam rangka memperkaya pengalaman
belajarnya. Penilaian dilaksanakan baik terhadap aktivitas proses proses perkuliahan
maupun produk-produk hasil praktik penyelidikan tanah maupun batuan serta Penilaian tes
berupa pelaksanaan tes dalam beberapa tatap muka, Ujian Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS).

Analisis Deskriptif: Deskripsi mata kuliah memuat sekurang-kurangnya 4 aspek rumusan:


tujuan, materi, metode, penilaian sehingga deskripsi mata kuliah tidak di rekonstruksi
dan masig menggunakan deskripsi mata kuliah yang lama.

12
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) LAMA

Perte- Capaian Bahan Kajian Model/ Metode Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Teknik Bobot Waktu Ref.
muan Pembelajaran (Sub Pembelajaran Mahasiswa Penilaian Tagihan
ke CPMK)
1 Mahasiswa Rencana  Ceramah Diskusi gambaran Mahasiswa mampu - - (TM:1x RPS
memahami materi Pembelajaran  Sumbang perkuliahanPengantar memahami kontrak (3x50)
perkuliahan dan Semester saran (brain Geologi dan Morfologi perkuliahan =150
kontrak perkuliahan storming) Tanah serta memberikan menit
yang akan ditempuh motivasi perkuliahan.
dalam satu
semester(M1)
2-3 Mahasiswa  Pengertian  Contextual  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
memahami dasar- Roman learning kegiatan literasi mampu: Kemampuan (2x50))
dasar Geologi dan muka bumi model (membaca materi)  Menjelaskan menggambar +{BT+
mampu menggambar  Proses  Coorporativ  Mahasiswa aktif Proses garis kontur BM;
garis kontur (M1) pembentuk e learning melakukan tanya jawab pembentukan permukaan (2+2)x
an model saat pembahasan permukaan bumi bumi (2x60”)
permukaan  Mahasiswa  Menggambar } =680
bumi menggambar garis garis kontur Bentuk: menit
 Pengertian kontur seseuai dengan Tugas
garis permukaan bumi Mandiri
kontur Peta
topografi

4-5 Mahasiswa mampu  Mineral  Contextual  Mahasiswa aktif  Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
menjelaskan serta (mencakup learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
memberikan jenis dan model saat pembahasan  Menjelaskan dan +{BT+
gambaran tentang fungsinya  Small group  Mahasiswa gambaran penguasaan BM;
sifat material tanah dalam discussion berkelompok kecil mineral dan material (2+2)x

13
dan batuan (M1) kehidupan) untuk berdiskusi dan memberikan batuan dan (2x60”)
 Batuan(me melakukan presentasi contoh fungsinya mineral } =680
ncakup terhadap kelompok lain  Menjelaskan menit
batuan dengan sub judul gambaran batuan Bentuk:
beku, berbeda dan memberikan Tugas
batuan contohnya Kelompok
sedimen, (presentasi)
dan batuan
metamorph
)
6 Mahasiswa mampu  Bahan  Coorporativ  Mahasiswa aktif  Mahasiswa Kriteria: 10 % (TM:1x 3
menjelaskan bahan induk e learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
induk pembentuk pembentuk model saat pembahasan materi  Menjelaskan dan = 100
tanah dan taxonomy tanah  Contextual  Mahasiswa bersama pembetukan penguasaan menit
tanah (M1)  Horizon learning dosen menganalisis tanah sesuai material
tanah mode garis horizon tanah dengan bahan bahan induk
 Taxonomy  Field Base induk dan
tanah Learning  Menunjukan taxonomy
model perbedaan garis tanah
horizon tanah
 Menjelaskan Bentuk:
taxonomy tanah Tugas
Kelompok
(pengamatan
horizon
tanah di
lapangan)
7 Mahasiswa mampu  Klasifikasi  Contextual  Mahasiswa aktif Mahasiswa mampu: Kriteria: 10 % (TM:1x 2,3
menjelaskan tanah learning melakukan tanya jawab  Menerapka Penguasaan (2x50))
klasifikasi tanah dan (mencakup model saat pembahasan materi metode metode = 100

14
Batuan (M1) metode  Coorporativ  Mahasiswa melakukan klasifikasi tanah klasifikasi menit
klasifikasi e learning klasifikasi tanah tanah
dan model berdasarkan metode
analisis) yang di pelajari Bentuk:
Tugas
mandiri

(TM:1x
(2x50))
8 Evaluasi Tengah Semester 20%
= 100
menit
9-10 Mahasiwa Mampu  Menganali  Contextual  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 2,3,4
Menganalisis sis learning kegiatan literasi mampu: Penguasaan (2x50))
Deskripsi, Sifat Dan deskripsi, model (membaca materi)  Menganalisis analisis +{BT+
Perilaku Tanah Dan sifat dan  Small group  Mahasiswa melakukan deskripsi, sifat deskripsi, BM;
Batuan (M2) perilaku discussion diskusi terkait deskripsi, dan perilaku sifat dan (2+2)x
tanah sifat perilaku tanah dan tanah perilaku (2x60”)
 Menganali batuan  Menganalisis tanah dan } =680
sis deskripsi, sifat batuan menit
deskripsi, dan perilaku
sifat dan tanah Bentuk:
perilaku Diskusi
batuan kelompok
11-12 Mahasiswa Mampu  Penangan  Field Base  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 10% (TM:2x 2,3,4
Menganalisis dan sample Learning kegiatan diskusi tentang mampu: Penguasaan (2x50))
melakukan  Tes dan model metode pengambilan  Melakukan penanganan +{BT+
investigasi tanah dan pengukura  Small group sampel dan Teknik sampling sample dan BM;
batuan (M2) n discussion  Mahasiswa  Menganalisis tes (2+2)x
Lapangan menganalisis hasil tes hasil tes pengukuran (2x60”)
dan pengukuran pengukuran lapangan } =680

15
lapangan lapangan menit
Bentuk:
Tugas
mandiri
13-15 Mahasiswa Mampu  Log  Field Base  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 15% (TM:3x 4,5
Menerapkan pengujian Learning penyelidikan dilapangan mampu: Penguasaan (2x50))
Penyelidikan Tanah tanah dan model dengan pembagian  Menerapkan penerapan +{BT+
Dan Batuan (M3) batuan  Study Tour daerah yang memiliki penyelidikan pada BM;
 Pedoman  Small group keunikan masing- lapangan dengan penyelidikan (3+3)x
untuk discussion masing dan membuat alat sederhana tanah dan (2x60”)
penyelidik laporan hasil  Menganalisis batuan }=
an bor inti penyelidikan. penyelidikan 1.020
 Mahasiswa melakukan lapangan Bentuk: menit
presentasi hasil analisis Tugas
penyelidikan Kelompok

16 (TM:1x
(2x50))
Evaluasi Akhir Semester 30%
= 100
menit

16
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

I. Penetapan Nilai Akhir

No. Penilaian Bobot


1 Sikap, partisipasi dan kehadiran 10%
2 Tugas 40%
3 UTS 20%
4 UAS 30%

II. Referensi

1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
4. David George Price, Engineering Geology Principles and Practice; Springer, 2009.
5. Tony Waltham, Foundations of Engineering Geology; second edition, Taylor and
Francis, 2002.
Catatan:
1. TM= Tatap Muka, BT= Belajar Terstruktur, BM=Belajar Mandiri.
2. {TM : 1x(3x50”)} kuliah tatap muka 1 kali (minggu) x 3 sks x 50 menit = 150
menit
3. {(BT+BM;l)x(3x60")} dibaca = belajar terstruktur 1 kali (minggu) dan belajar
mandiri 1 kali (minggu) x 3 sks x 60 menit = 360 menit
Cara Penilaian:
Nilai = Nilai Kehadiran + Nilai Tugas +Nilai UTS + Nilai UAS
1. Nilai sikap, partisipasi dan kehadiran = ( x 10%) x 100

2. Nilai Tugas = x 40%) x 100

3. Nilai UTS = (Nilai UTS x 20 % ) x 100


4. Nilai UAS = (Nilai UAS x 30 %) x 100

17
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BARU

Perte- Capaian Bahan Kajian Model/ Metode Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Teknik Bobot Waktu Ref.
muan Pembelajaran (Sub Pembelajaran Mahasiswa Penilaian Tagihan
ke CPMK)
1 Mahasiswa Rencana  Ceramah Diskusi gambaran Mahasiswa mampu - - (TM:1x RPS
memahami materi Pembelajaran  Sumbang perkuliahanPengantar memahami kontrak (3x50)
perkuliahan dan Semester saran (brain Geologi dan Morfologi perkuliahan =150
kontrak perkuliahan storming) Tanah serta memberikan menit
yang akan ditempuh motivasi perkuliahan.
dalam satu
semester(M1)
2-3 Mahasiswa  Pengertian  Contextual  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
menganalisis dasar- Roman learning kegiatan literasi mampu: Kemampuan (2x50))
dasar Geologi dan muka bumi model (membaca materi)  Menjelaskan menggambar +{BT+
mampu  Proses  Coorporativ  Mahasiswa aktif Proses garis kontur BM;
menggambar garis pembentuk e learning melakukan tanya jawab pembentukan permukaan (2+2)x
kontur (M1) C4 an model saat pembahasan permukaan bumi bumi (2x60”)
permukaan  Mahasiswa  Menggambar } =680
bumi menggambar garis garis kontur Bentuk: menit
 Pengertian kontur seseuai dengan Tugas
garis permukaan bumi Mandiri
kontur Peta
topografi
4-5 Mahasiswa mampu  Mineral  Contextual  Mahasiswa aktif  Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
menganalisis serta (mencakup learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
memberikan jenis dan model saat pembahasan  Menjelaskan dan +{BT+
gambaran tentang fungsinya  Small group  Mahasiswa gambaran penguasaan BM;
sifat material tanah dalam discussion berkelompok kecil mineral dan material (2+2)x
dan batuan (M1) C4 kehidupan) untuk berdiskusi dan memberikan batuan dan (2x60”)

18
 Batuan(me melakukan presentasi contoh fungsinya mineral } =680
ncakup terhadap kelompok lain  Menjelaskan menit
batuan dengan sub judul gambaran batuan Bentuk:
beku, berbeda dan memberikan Tugas
batuan contohnya Kelompok
sedimen, (presentasi)
dan batuan
metamorph
)
6 Mahasiswa mampu  Bahan  Coorporativ  Mahasiswa aktif  Mahasiswa Kriteria: 10 % (TM:1x 3
menganalisis bahan induk e learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
induk pembentuk pembentuk model saat pembahasan materi  Menjelaskan dan = 100
tanah dan tanah  Contextual  Mahasiswa bersama pembetukan penguasaan menit
taxonomy tanah  Horizon learning dosen menganalisis tanah sesuai material
(M1) C4 tanah mode garis horizon tanah dengan bahan bahan induk
 Taxonomy  Field Base induk dan
tanah Learning  Menunjukan taxonomy
model perbedaan garis tanah
horizon tanah
 Menjelaskan Bentuk:
taxonomy tanah Tugas
Kelompok
(pengamatan
horizon
tanah di
lapangan)
7 Mahasiswa mampu  Klasifikasi  Contextual  Mahasiswa aktif Mahasiswa mampu: Kriteria: 10 % (TM:1x 2,3
menganalisis tanah learning melakukan tanya jawab  Menerapka Penguasaan (2x50))
klasifikasi tanah dan (mencakup model saat pembahasan materi metode metode = 100
Batuan (M1) C4 metode  Coorporativ  Mahasiswa melakukan klasifikasi tanah klasifikasi menit

19
klasifikasi e learning klasifikasi tanah tanah
dan model berdasarkan metode
analisis) yang di pelajari Bentuk:
Tugas
mandiri

(TM:1x
(2x50))
8 Evaluasi Tengah Semester 20%
= 100
menit
9-10 Mahasiswa Mampu  Menganali  Contextual  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 2,3,4
Menerapkan dan sis learning kegiatan literasi mampu: Penguasaan (2x50))
menganalisis deskripsi, model (membaca materi)  Menganalisis analisis +{BT+
Penyelidikan Tanah
sifat dan  Small group  Mahasiswa melakukan deskripsi, sifat deskripsi, BM;
Dan Batuan
(M2) C3, C4 perilaku discussion diskusi terkait deskripsi, dan perilaku sifat dan (2+2)x
tanah sifat perilaku tanah dan tanah perilaku (2x60”)
 Menganali batuan  Menganalisis tanah dan } =680
sis deskripsi, sifat batuan menit
deskripsi, dan perilaku
sifat dan tanah Bentuk:
perilaku Diskusi
batuan kelompok
11-12 Mahasiwa Mampu  Penangan  Field Base  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 10% (TM:2x 2,3,4
mengevaluasi sample Learning kegiatan diskusi tentang mampu: Penguasaan (2x50))
Deskripsi, Sifat Dan  Tes dan model metode pengambilan  Melakukan penanganan +{BT+
Perilaku Tanah Dan
pengukura  Small group sampel dan Teknik sampling sample dan BM;
Batuan (M2) C5
n discussion  Mahasiswa  Menganalisis tes (2+2)x
Lapangan menganalisis hasil tes hasil tes pengukuran (2x60”)
dan pengukuran pengukuran lapangan } =680
lapangan lapangan menit

20
Bentuk:
Tugas
mandiri
13-15 Mahasiswa mampu  Log  Field Base  Mahasiswa melakukan  Mahasiswa Kriteria: 15% (TM:3x 4,5
menganalisis dan pengujian Learning penyelidikan dilapangan mampu: Penguasaan (2x50))
mengevaluasi tanah dan model dengan pembagian  Menerapkan penerapan +{BT+
investigasi tanah batuan  Study Tour daerah yang memiliki penyelidikan pada BM;
 Pedoman  Small group keunikan masing- lapangan dengan penyelidikan (3+3)x
dan batuan (M3)
untuk discussion masing dan membuat alat sederhana tanah dan (2x60”)
C5
penyelidik laporan hasil  Menganalisis batuan }=
an bor inti penyelidikan. penyelidikan 1.020
 Mahasiswa melakukan lapangan Bentuk: menit
presentasi hasil analisis Tugas
penyelidikan Kelompok

16 (TM:1x
(2x50))
Evaluasi Akhir Semester 30%
= 100
menit

21
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

I. Penetapan Nilai Akhir

No. Penilaian Bobot


1 Sikap, partisipasi dan kehadiran 10%
2 Tugas 40%
3 UTS 20%
4 UAS 30%

II. Referensi

1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
4. David George Price, Engineering Geology Principles and Practice; Springer, 2009.
5. Tony Waltham, Foundations of Engineering Geology; second edition, Taylor and
Francis, 2002.

III. Tugas Mahasiswa


Tugas 1 Kemampuan memahami garis kontur bumi dan memahami ketentuan
menggambar garis kontur permukaan bumi
Tugas 2 Penguasaan dalam melakukan klasifikasi tanah tanah dan batuan sesuai
dengan metode yang berlaku
Tugas 3  Pengamatan horizon tanah di lapangan
 Menganalisis dan membuat laporan
 Presentasi hasil pengamatan di lapangan
Tugas 4 Penguasaan dalam melakukan penyelidikan tanah di lapangan sesuai dengan
prosedur yang standar
Tugas 5 Menganalisis data penyelidikan lapangan dan mendapatkan parameter yang
digunakan untuk keperluan konstruksi

22
Catatan:
4. TM= Tatap Muka, BT= Belajar Terstruktur, BM=Belajar Mandiri.
5. {TM : 1x(3x50”)} kuliah tatap muka 1 kali (minggu) x 3 sks x 50 menit = 150
menit
6. {(BT+BM;l)x(3x60")} dibaca = belajar terstruktur 1 kali (minggu) dan belajar
mandiri 1 kali (minggu) x 3 sks x 60 menit = 360 menit
Cara Penilaian:
Nilai = Nilai Kehadiran + Nilai Tugas +Nilai UTS + Nilai UAS
5. Nilai sikap, partisipasi dan kehadiran = ( x 10%) x 100

6. Nilai Tugas = x 40%) x 100

7. Nilai UTS = (Nilai UTS x 20 % ) x 100


8. Nilai UAS = (Nilai UAS x 30 %) x 100

23
HASIL ANALISIS RPS YANG DI REKONSTRUKSI

NO EVALUASI / REFLEKSI RPS LAMA RPS BARU


1 Rumusan Sub CPMK (Tatap  Pertemuan 2&3 :  Pertemuan 2&3 :
Muka) atau Kompetensi Akhir Mahasiswa Mahasiswa
yang Diharapkan (KAD) memahami dasar- menganalisis dasar-
(kolom 2): ... dasar Geologi dan dasar Geologi dan
Deskripsi : mampu menggambar mampu menggambar
Rumusan KAD/Sub-CPMK telah sesuai
garis kontur garis kontur
Peta ACP namun rumusannya belum
SMART (verb belum operasional), dan  Pertemuan 4&5 :  Pertemuan 4&5 :
baru di level C-2 (kurang HOTS), tetapi Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu
sudah holistik (mengandung S, P, dan menjelaskan serta menganalisis serta
KU), sehingga PERLU memberikan memberikan gambaran
DIREKONSTRUKSI gambaran tentang sifat tentang sifat material
material tanah dan tanah dan batuan
batuan
 Pertemuan 6 :  Pertemuan 6 :
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu
menjelaskan bahan menganalisis bahan
induk pembentuk induk pembentuk tanah
tanah dan taxonomy dan taxonomy tanah
tanah
 Pertemuan 7 :  Pertemuan 7 :
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu
menjelaskan menganalisis
klasifikasi tanah dan klasifikasi tanah dan
Batuan Batuan
 Pertemuan 9-10 :  Pertemuan 9-10 :
Mahasiswa Mampu Mahasiswa Mampu
Menerapkan Menerapkan Penyelidikan
Penyelidikan Tanah Dan Tanah Dan Batuan
Batuan
 Pertemuan 11-12 :  Pertemuan 11-12 :
Mahasiwa Mampu Mahasiwa Mampu
Menganalisis Deskripsi, mengevaluasi Deskripsi,
Sifat Dan Perilaku Sifat Dan Perilaku Tanah
Tanah Dan Batuan Dan Batuan
 Pertemuan 13-15 :  Pertemuan 13-15 :
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu
menganalisis dan menganalisis dan
melakukan investigasi mengevaluasi
tanah dan batuan investigasi tanah dan
batuan
2 Bahan Kajian (Kolom 3) : .... Bahan kajian relevan Menambah Pemahaman
Deskripsi : dan cukup kedalaman materi
Kriteria: bahan kajian RELEVAN dan dan keluasannya, dengan mereview jurnal
CUKUP kedalaman dan keluasannya namun belum terkait dengan
untuk mencapai KAD/Sub-CPMK. dilengkapi dengan materi yang di pelajari.
Evaluasi/Refleksi: Bahan kajian tugas-tugas
relevan dan cukup kedalaman dan pendalaman kajian
keluasannya, namun belum dilengkapi (terstruktur dan/atau

24
dengan tugas-tugas pendalaman mandiri), sehingga
kajian (terstruktur dan/atau mandiri), Perlu
sehingga Perlu DIREKONSTRUKSI
DIREKONSTRUKSI
3 Referensi (kolom 10): ... 1. P.N.W. Verhoef, 1. P.N.W. Verhoef, Drs;
Deskripsi : Drs; Geologi untuk Geologi untuk Teknik
Referensi sudah sesuai dengan materi Teknik Sipil; Sipil; Cetakan Ketiga,
dan relevan dengan tujuan, namun Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
hanya bersumber dari buku, sehingga Erlangga, 1994. 2. F.G Bell Engineering
PERLU DIREKONSTRUKSI 2. F.G Bell Engineering Geology; Second
Geology; Second edition, Elsevier,
edition, Elsevier, 2007.
2007. 3. Henry D. Foth
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil
Fundamentals of Soil Science; eighth
Science; eighth edition, John Wiley
edition, John Wiley and Sons, 1990.
and Sons, 1990. 4. David George Price,
4. David George Price, Engineering Geology
Engineering Geology Principles and
Principles and Practice; Springer,
Practice; Springer, 2009.
2009. 5. Tony Waltham,
5. Tony Waltham, Foundations of
Foundations of Engineering Geology;
Engineering second edition, Taylor
Geology; second and Francis, 2002.
edition, Taylor and 6. Jurnal-jurnal terkait
Francis, 2002. dengan parameter
tanah hasil
penyelidikan, Geologi

25
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Program Studi : Teknik Sipil


Matakuliah : Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah
Kode Mata Kuliah : A0120702
Jumlah SKS : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Pertemuan ke :2
Waktu : 1 x 2 x 50 menit
MK Prasyarat : Wajib Lulus
Dosen Pengampu : Eko Budianto, ST., MT.

Tujuan : Mahasiswa mampu Menjelaskandasar-dasar Geologi proses


pembentukan roman muka bumi
Deskripsi : Merupakan perkuliahan yang akan memberi pemahaman kepada
mahasiswa dasar-dasar geologi dan garis kontur dari permukaan
bumi

Capaian Pembelajaran:
CPL – Prodi
S.09 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri
P.03 Menguasai prinsip dan metode aplikasi peraturan, standar, pedoman dan manual di
bidang rekayasa struktur, rekayasa sumber daya air, rekayasa geoteknik, rekayasa
transportasi, dan manajemen konstruksi
KU.03 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik

26
hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya
dalam laman perguruan tinggi;
KK.02 Mampu menyelesaikan masalah rekayasa sipil yang berkaitan dengan struktur,
sumber daya air, geoteknik, dan transportasi
KK.06 Mampu mendiagnosa dampak proses rekayasa ketekniksipilan secara komprehensif
dalam konteks ekonomi, lingkungan, peraturan dan sosial kemasyarakatan.

CP-MK
M1 Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar geologi dan morfologi tanah yang
berkaitan dengan struktur geologi, batuan serta bahan induk tanah.(S.09, P.03,
KU.03, KK.02, KK.06)

SubCPMK
Mahasiswa mampu Memahami dasar-dasar Geologi dan mampu menggambar garis kontur.
(M1)

Indikator Percapaian
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Proses pembentukan permukaan bumi

Materi Perkuliahan
Minggu ke 2 :
1. Roman muka bumi
2. Proses pembentukan permukaan bumi

Metode Perkuliahan
Contextual learning model dan Coorporative learning model
(TM: 100 menit x 1)

Media Perkuliahan
Bahan ajar, Whiteboard, LCD dan proyektor

27
Skenario Kegiatan Perkuliahan:
Tahap Kegiatan Pembelajaran Metode & Media Estimasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan  Mahasiswa dan dosen saling memberi Metode : 20 Menit
salam - Ceramah
 Menunjukkan capaianPembelajaran. Media :
 Menunjukkan relevansi - Ms.Powerpoint
capaianpembelajaran terhadap
perkuliahan.
 Menyampaikan apersepsi dengan
kegiatan tanya jawab terkait dengan
materi yang akan disampaikan
Penyajian  Mahasiswa diberikan kesempatan untuk Metode : 40 Menit
berfikir tentang roman muka bumi dan - Diskusi
manfaatnya bagi teknik sipil Media :
 Menyampaikan hubungan roman muka - Ms.Powerpoint
bumi keterkaitanya dengan bidang ilmu
teknik sipil
 Berdiskus tentang bagaiman
pembentukan permukaan bumi serta
bagaimana hubunganya dengan bidang
konstruksi
Penutup & Metode : 40 Menit
Tindak  Menanyakan inti materi yang telah - Ceramah
Lanjut dijelaskan dalam tahap penyajian. Media :
 Memberikan rangkuman tentang materi - Ms.Powerpoint
pembentukan roman muka bumi.
 Membuat umpan balik pertanyaan
tentang materi yang telah dijelaskan.
 Memberikan tugas

Sumber Belajar:
1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.

28
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.

Penilaian
1. Jenis Penilaian : Tes dan Non Tes
2. Bentuk:
a. Tes : Essay Test (Tes Uraian)
b. Non-Tes : Pengamatan (Observasi)
3. Instrumen :
1. Tes Uraian (untuk mengukur aspek pengetahuan-terlampir)
2. Lembar Observasi (untuk mengukur aspek sikap dan
keterampilan-terlampir)

Merauke, 20 Desember 2022


Penilai/ Dosen Pengampu

Eko Budianto, ST. MT.


NIDN. 0029078905

29
KISI-KISI PENGEMBANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR (UAS)
Strategi Asesmen
CPMK Sub CPMK Indikator Pencapaian Bentuk Nomor Butir
Metode
Instrumen Instrumen
Mahasiswa mampu Mahasiswa memahami Mahasiswa mampu Menjelaskan Tes Tes Uraian 1
memahami prinsip dasar dasar-dasar Geologi dan Proses pembentukan permukaan
geologi dan morfologi mampu menggambar bumi
tanah yang berkaitan garis kontur Menggambar garis kontur
dengan struktur geologi, seseuai dengan permukaan bumi
batuan serta bahan induk Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu menjelaskan Tes Tes Uraian 2
tanah. menjelaskan serta gambaran mineral dan
memberikan gambaran memberikan contoh fungsinya
tentang mineral dan
batuan
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Menjelaskan Tes Tes Uraian 3
menjelaskan bahan induk pembetukan tanah sesuai dengan
pembentuk tanah dan bahan induk, menunjukan
taxonomy tanah perbedaan garis horizon tanah
dan menjelaskan taxonomy
tanah
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Menerapka Tes Tes Uraian 3
menjelaskan metode klasifikasi tanah
klasifikasi tanah
Mahasiswa mampu Mahasiwa Mampu Mahasiswa mampu Tes Tes Uraian 4
menganalisis Menganalisis Deskripsi, Menganalisis deskripsi, sifat dan
karakteristek dan jenis Sifat Dan Perilaku Tanah perilaku tanah, Menganalisis
batuan serta Dan Batuan serta deskripsi, sifat dan perilaku

30
mengklasifikasikan melakukan investigasi tanah, Melakukan Teknik
tanah sesuai dengan tanah dan batuan sampling, Menganalisis hasil tes
bahan induk. pengukuran lapangan

Mahasiswa mampu Mahasiswa Mampu Mahasiswa mampu Menerapkan Tes Tes Uraian 5
melakukan Menerapkan penyelidikan lapangan dengan
penyelidikitanah, batuan Penyelidikan Tanah Dan alat sederhana, menganalisis
dan menyusun hasil Batuan penyelidikan lapangan
penyelidikan tanah,
batuan

31
TES URAIAN( 5 BUTIR SOAL) TES OBYEKTIF (20 BUTIR SOAL)
DAN KUNCI JAWABAN

A. TES URAIAN

Nama Mahasiswa : …………………………….


NIM/ Prodi : ………………/ Teknik Sipil
Kelas : …………………………….

Petunjuk Pengisian
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan didasari kajian teori danatau praktik keilmuan yang
memadai!
1. Jelaskanapa yang dimaksud denganGeologi, Geodesi, Geografi, Mineral,
Batuan!(20)
2. Sebutkan mineral-mineral penyusun:
a. Batuan beku
b.Batuan sedimen
c. Batuan metamorf(20)
3. Jelaskan pengertian klasifikasi tanah dan sebutkan metode-metode klasifikasi tanah!(20)
4. Sebutkan 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA dan berikan penjelasan
dari setiap ordo! (20)
5. Gambarkanbagian-bagian horizon tanah serta berikan penjelasan! (20)

Jawaban Tes Uraian:

1. Yang dimaksud dengan Geologi, Geodesi, Geografi, Mineral, Batuanadalah:

 Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, yang meliputi material
penyusun bumi, asal, struktur, komposisi, sejarah terbentuknya bumi, serta proses-
proses yang terjadi pada bumi sehingga keadaan bumi menjadi seperti saat ini.
 Geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran (dimensi) bumi.
 Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan lingkungannya, serta
hubungan timbal balik antara keduanya.

32
 Mineral adalah materi penyusun kerak bumi yang terbentuk secara alami, anorganik,
memiliki sifat kimia dan fisik tertentu, dan struktur dalam berbentuk kristalin.
Mineral pada umumnya berwujud padat.
 Batuan adalah massa materi mineral pembentuk kerak bumi, baik yang kompak dan
keras maupun ti9dak, yang terdiir dari satu atau banyak mineral.

2. Mineral penyusun batuan yaitu:

 Penyusun batuan beku: Ortoklas, plagioklas, kuarts, muskovit, olivin,piroksen,


hornblende, biotit
 Penyusun batuan sedimen: Kalsit, kuarts, dolomit, gipsum, halit, mineral lempung
 Penyusun batuan metamorf: Kuarts, hornblende, piroksen, kalsit, muskovit,
dolomit.

3. Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari cara membedakan sifat- sifat tanah satu
sama lain, dan mengelompokkan tanah ke dalam kelas- kelas tertentu berdasarkan atas
kesamaan sifat yang dimiliki dan ada beberapa metode yang lazim digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah yaitu:
 Unified Soil Clasification System (USCS)
 American Association of State Highway Transportation Officials System (AASHTO)
 Metode Textrual Soil Classification System (USDA)
 Agronomic Soil Classification System
 Geologic Soil Classification System
 American Society for Testing and Materials System (ASTM)
 Federal Aviation Agency System (FAA)

4. 10 ordo tanah menurut taxonomy USDA yaitu:

 ALFISOL

Yaitu merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah


(terdapat horison argilik) dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35%
pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah
ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air.
Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah
Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning

33
 ARIDISOL

Yaitu merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat


kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain.
Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.

 ENTISOL

Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda
yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain
kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol

 HISTOSOL

Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah
bertekstur liat) atau biasa disebut tanah gambut. Lapisan yang mengandung bahan
organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan
tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau
Organosol

 INCEPTISOL

Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol.Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti
permulaan.Umumnya mempunyai horison kambik.Tanah ini belum berkembang
lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll

 MOLLISOL

Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih
dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahanorganik lebih dari 1%,
kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila
kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan
sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.

 OXISOL

Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah
lapuk tinggal sedikit.Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar
kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat.Banyak mengandung oksida-
oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini
menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning),
Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning

34
 SPODOSOL

Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi
penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus(horison spodik) sedang, dilapisan atas
terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol

 ULTISOL

Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan
liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cmdari
permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu

 VERTISOL

Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi
(lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut.
Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah
mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Grumusol atau Margalit

5. Berikut ini adalah gambar bagian-bagian horizon dan penjelasannya:

O adalah simbol untuk horizon atau lapisan


yang di dominasi dengan bahan organik
A adalah merupakan simbol untuk horizon
tanah mineral yang terbentuk pada tanah atas
atau lapisan atas di bagian bawah lapisan O

E merupakan simbol untuk horizon yang


telah mengalami proses pelindian ( leaching )
maksimal,
B adalah yang simbol yang digunakan untuk
horizon yang terbentuk di bawah horizon A,
E, atau O yang sudah mengalami
perkembangan horizon.

C merupakan simbol-simbol yang digunakan


untuk horizon atau lapisan bahan induk

R adalah simbol untuk lapisan batuan induk


seperti granit, basalt, batugamping , batu
pasir, dan yang lainnya

35
B. TES OBJECTIF

1. Perubahan bentuk konstruksional di pengaruhi oleh?


a. Lempengan
b. Angin
c. Glasier
d. Sungai
2. Di bawah ini merupakan penyebab bentuk destruksional kecuali ....
a. Angin
b. Lempengan
c. Glasier
d. Semua Benar
3. Permukaan bumi juga disebut dengan nama?
a. Relief
b. Refleksi
c. Permukaan
d. Elipse
4. Penggambaran relief dikenal dengan nama?
a. Reliefgraf
b. Topografi
c. Monografi
d. kontugrafi
5. Di bawah ini merupakan ciri-ciri garis kontur kecuali .......
a. Tidak bercabang
b. Garis tertutup
c. Garis lurus
d. Kontur rapat untuk lereng
6. Seberapa keras tingkat kekerasan dari minerla quartz ?
a. 6
b. 9
c. 8
d. 7

36
7. Di bawah ini merupakan mineral yang banyak terdapat pada batuan kecuali .....
a. Olivine
b. Calcite
c. Pyroxcene
d. Semua benar
8. Mineral quartz biasa digunakan untuk ?
a. Logam Tembaga
b. Kikir Baja
c. Gelas
d. Mata Bor
9. Berikut ini adalah ciri-ciri aliran lava, yang manakah yang merupakan ciri-ciri dari
lava pahoehoe flow?
a. Kental
b. Lava Tebal
c. Lava Tipis
d. Gerak berlahan
10. Sebutkan ciri-ciri yang paling menonjol dari batuan sedimen ?
a. Berundak-undak
b. Berlapis-lapis
c. Mendatar
d. Bergerigi
11. Pelapukan, pengangkutan, deposisi, dan pembatuan merupakan proses dari batuan?
a. Batuan piroklastik
b. Batuan sedimen
c. Batuan beku
d. Batuan metamorf
12. Berikut ini adalah penyebab dalam proses batuan metamorf, kecuali ...
a. Komposisi
b. Temperatur
c. Deposisi
d. Tekanan

37
13. Tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat
mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan
keras. Ciri-ciri ini merupakan jenis tanah apa?
a. Spodosol
b. Ultisol
c. Vertisol
d. Litosol
14. Ada berapa ordo tanah dalam sistem klasifikasi tanah USDA 1975?
a. 9
b. 12
c. 11
d. 10
15. Pada metode klasifikasi tanah dibawah ini manakah metode yang biasa digunakan
dalam bidang konstruksi?
a. USCS dan AASHTO
b. USCS dan USDA
c. USCS dan ASTM
d. ASTM dan FAA
16. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir)
atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat) merupakan tanah dalam ordo?
a. Vertisol
b. Ultisol
c. Litosol
d. Histosol
17. Material silikat pijar dibawah permukaan bumi disebut?
a. Lava pijar
b. Magma
c. Inti bumi
d. Core
18. Sedimen yang berubah menjadi batu sedimen dikarenakan beberapa faktor dibawah ini
kecuali?
a. Litification
b. Compaction
c. Cementation
d. Deposition

38
19. Penanganan sample tanah biasa di sebut juga dengan?
a. Core drill
b. Core log
c. Soil log
d. Loging soil
20. Apa yang di maksud dengan ordo pada sistem klasifikasi tanah USDA?
a. Faktor pembeda
b. Faktor pemilah
c. Faktor penguji
d. Faktor pengikat

C. KUNCI JAWABAN TES OBJEKTIF

1. A 11. B
2. B 12. C
3. A 13. C
4. B 14. D
5. C 15. A
6. D 16. D
7. D 17. B
8. B 18. D
9. C 19. C
10. B 20. A

39
PEDOMAN PENSKORAN

1. Tes Uraian
Format penilaian tes uraian didasarkan atas jawaban yang diberikan mahasiswa dalam
menjawab soal. Untuk menghitung skor/ nilai yang diperoleh mahasiswa dari soal
uraian berdasarkan pada pedoman penskoran tes uraian berikut.

Nomor butir soal Skor


1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
2. Tes Objectiv
Format penilaian tes objective didasarkan atas jawaban yang diberikan mahasiswa
dalam menjawab soal. Untuk menghitung skor/ nilai yang diperoleh mahasiswa dari
soal objective berdasarkan pada pedoman penskoran tes objective berikut.

Nomor butir soal Skor


1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
6 5
7 5
8 5
9 5
10 5
11 5
12 5
13 5
14 5
15 5
16 5
17 5
18 5
19 5
20 5

40
DAFTAR PUSTAKA

1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
4. David George Price, Engineering Geology Principles and Practice; Springer, 2009.
5. Tony Waltham, Foundations of Engineering Geology; second edition, Taylor and
Francis, 2002.

41
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS

LAMPIRAN PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
Penilaian Bentuk Instrumen
Sikap Observasi Rubrik untuk penilaian proses
Keterampilan Umum Observasi, partisipasi,
Keterampilan Khusus unjuk kerja, tes tertulis,
Penguasaan Pengetahuan tes lisan dan angket

2. Penilaian Kompetensi
a. Penilaian Sikap, Partisipasi dan Kehadiran
1) Penilaian Sikap dan Partisipasi
a) Format Penilaian Sikap dan Partisipasi
Format Penilaian Sikap dan Partisipasi
Identitas : …………………………
Kelas/Prodi : …………./ Teknik Sipil

Nama Nilai
No NIM Ket.
Mahasiswa Sikap Partisipasi
1

2
3
Dst.

b) Rubrik Penilaian Sikap dan Keaktifan


 Rubrik Penialaian Sikap
Kriteria
Jumlah
No.
Disiplin Jujur Tanggung Santun Penampilan Nilai
Jawab

1
2
3
Dst.

42
Deskriptor Disiplin
(a) Tertib mengikuti instruksi dosen
(b) Mengerjakan tugas tepat waktu
(c) Mengikuti kegiatan perkuliahan sesuai instruksi dosen
(d) Menjaga kelas kondusif
Jujur
(a) Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
(b) Tidak melakukan manipulasi kehadiran, tanda tangan dan berbohong dalam
kaitannya dengan pelaksanaan tugas yang telah disepakati Bersama
(c) Tidak menyontek atau melihat data/tugas pekerjaan yang lain
(d) Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
Tanggung Jawab
(a) Tanggap terhadap respon
(b) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
(c) Mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi
(d) Merapikan kembali ruang, alat dan peralatan belajar yang telah dipergunakan
Santun
(a) Berinteraksi dengan pimpiuan, dosen, staff, tamu dan teman mahasiswa
secara ramah baik dalam ruang kelas maupun diluar ruangan
(b) Berkomunikasi dengan Bahasa yang tidak menyinggung perasaan
(c) Menggunakan Bahasa tubuh (body language) yang bersahabat
(d) Berperilaku sopan

Pakaian dan Penampilan


(a) Berpakaian rapi
(b) Berpakaian sesuai ketentuan
(c) Berpakaian dan berhias diri secara sopan dan tidak berlebihan
(d) Tidak merokok dalam kelas

Keterangan Nilai
4 = memenuhi semua indikator pada setiap kriteria
3 = memenuhi 3 indikator pada setiap kriteria
2 = memenuhi 2 indikator pada setiap kriteria
1 = memenuhi 1 indikator pada setiap kriteria
0 = tidak memenuhi semua indikator pada setiap kriteria

43
 Rubrik Penialaian Keaktifan
Skor
No. Deskriptor
Nilai
Mahasiswa sangat aktif (bertanya, menjelaskan, dll)
1 80
dalam nerkuliahan
Mahasiswa aktif (bertanya, menjelaskan, dll) dalam
2 70
perkuliahan
Mahasiswa kurang aktif (bertanya, menjelaskan, dll)
3 60
dalam perkuliahan

2) Penilaian Kehadiran
a) Format Penilaian Kehadiran
Format Penilaian Sikap dan Partisipasi
Identitas : …………………………
Kelas/Prodi : …………./ Teknik Sipil

Nama Nilai
No NIM Ket.
Mahasiswa Sikap Partisipasi
1
2
3
Dst.

b) Rubrik Penilaian Kehadiran


Skor
No. Deskriptor
Nilai
Kehadiran 91-100% (absesn: 0-1 kali) dari 16 kali
1 3
pertemuan
Kehadiran 81-90% (absesn: 0-1 kali) dari 16 kali
2 2
pertemuan
Kehadiran 71-80% (absesn: 0-1 kali) dari 16 kali
3 1
pertemuan

b. Penilaian Pengetahuan
1) Format Penilaian Pengetahuan
Penilaian Portofolio Tugas 1 s/d 5
ldentitas
Nama Mahasiswa : ………………………...
NIM/ Prodi : …………./ Teknik Sipil
Kelas : ………………………...

44
Perolehan
No. Aspek Bobot Ket.
Nilai

I Bahasa dan Tata Tulis 40%

1. Bahasa Ilmiah 10

2. Sistematika Penulisan 10

3. Logika Susunan isi 10

4. Kutipan 10

Skor Aspek I

Nilai I =

II ISI 60%

1) Pendahuluan 20

2) Pembahasan/ Kajian Pustaka 20

3) Penutup 10

4) Daftar Pustaka 10

Skor Aspek II

Nilai II =

Nilai Akhir =

2) Rubrik Penilaian Tugas


Dalam mengisi format penilaian tugas, maka hasil laporan harus diperiksa dengan
baik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai pedoman pemberikan skor
pada setiap aspek penilaian tugas, maka dapat digunakan rubrik penilaian sebagai
berikut:

a) Bahasa dan Tata Tulis


(1) Bahasa Ilmiah
Skor
No. Deskriptor
Nilai
1. Bahasa yang digunakan secara keseluruhan sesuai 7 – 10
dengan ketentuan EYD
2. Bahasa yang digunakan sebagian besar sesuai 4–6
dengan ketentuan EYD
3. Bahasa yang digunakan secara besar kurang sesuai 1–3
dengan ketentuan EYD

45
(2) Sistematika Penulisan
Skor
No. Deskriptor
Nilai
1. Sistematika penulisan secara keseluruhan sudah sesuai 7 - 10
dengan yang ditetapkan

2. Sistematika penulisan sebagian besar sesuai dengan 4-6


yang ditetapkan

3. Sistematika penulisan sebagian besar kurang sesuai 1-3


dengan yang ditetapkan

(3) Logika Susunan Isi


Skor
No. Deskriptor
Nilai

1. Struktur isi secara keseluruhan logis (menarik dan 7 - 10


konsisten)

2. Struktur isi sebagian besar logis (kurang menarik, 4-6


kurang konsisten)

3. Struktur isi sebagian besar kurang logis (tidak menarik, 1-3


tidak konsisten)

(4) Kutipan
Skor
No. Deskriptor
Nilai

1. Penulisan kutipan secara keseluruhan sudah tepat 7 - 10

2. Penulisan kutipan sebazian besar tepat 4-6

3. Penulisan kutipan sebazian besar kurang tepat 1-3

b) Isi
(1) Pendahuluan
Skor
No. Deskriptor
Nilai

1. Judul, latar belakang, rumusan masalah, dan tuiuan 14 - 20


penulisan sangat sesuai dan rinci

2. Judul, latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan 7 - 13


penulisan sesuai namun belum rinci atau sebaliknya

3. Judul, latar belakang, rumusan masalah, dan tuiuan 1-6


penulisan kurang sesuai dan kuranz rinci

46
(2) Pembahasan/ Kajian Pustaka
Skor
No. Deskriptor
Nilai
1. Kajian pustaka secara keseluruhan sesuai dengan topik 14 - 20
yang dibahas

2. Kajian pustaka sebagian besar sesuai dengan topik yang 7 - 13


dibahas

3. Kajian pustaka sebagian besar kurang sesuai topik yang 1-6


dibahas

(3) Penutup
Skor
No. Deskriptor
Nilai

1. Kesimpulan dan saran dalam bagian penutup sesuai 7 - 10


dengan tujuan penulisan dan sangat lengkap

2. Kesimpulan dan saran dalam bagian penutup sesuai 4–6


dengan tujuan penulisan namun kurang lengkap atau
sebaliknya

3. Kesimpulan dan saran dalam bagian penutup kurang 1–3


sesuai dengan tujuan penulisan dan kurang lengkap

(4) Daftar Pustaka/ Referensi


Skor
No. Deskriptor
Nilai

1. Referensi lengkap dari buku dan jurnal dengan penulisan 7 - 10


daftar pustaka yang tepat

2. Referensi hanya dari buku saja dan jurnal saja dengan 4–6
penulisan daftar pustaka yang tepat

3. Referensi tidak lengkap dengan penulisan daftar pustaka 1–3


yang kurang tepat

47
c. Penilaian Keterampilan
1) Format Penilaian Presentasi

FORMAT PENILAIAN PRESENTASI


A. Identitas
Nama : …………………
NIM : …………………
Judul : …………………
Tanggal Presentasi : …………………
B. Aspek Penilaian
Perolehan
No. Aspek yang dinilai Ket.
skor
1. Penguasaan materi yang
dipresentasikan

2. Sistematika presentasi

3. Penggunaan bahasa

4. Ketepatan intonasi dan kejelasan


artikulasi

5. Kemampuan memanfaatkan media


nresentasi

6. Kemampuan mempertahankan dan


menanggapi pertanyaan atau
sanggahan

Total

Merauke, 20 Desember 2022


Penilai/ Dosen Pengampu

Eko Budianto, ST. MT.


NIDN.0029078905

48
2) Rubrik Deskriptif untuk Penilaian Presentasi Makalah
No Aspek Kriteria Skor
1 Penguasaan Menunjukan penguasaan materi
3
materi yang presentasi dengan baik didukung referensi
dipresentasika Menunjukan penguasaan materi
n presentasi dengan baik, tidak didukung 2
referensi terbaru
Menunjukan penguasaan materi
1
presentasi dengan tidak baik
2 Sistematika Materi presentasi disajikan secara runtut
3
Presentasi dan sistematis
Materi presentasi disajikan secara runtut
2
tetapi tidak sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak
1
runtut dan tidak sistematis
3 Penggunaan Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3
Bahasa dan komunikatif
Bahasa yang digunakan mudah dipahami,
2
tidak komunikatif
Bahasa yang digunakan sulit dipahami,
1
tidak komunikatif
4 Ketepatan Penyampaian materi disajikan dengan
Intonasi dan intonasi yang tepat dan artikulasi /lafal 3
kejelasan yang jelas
artikulasi Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal 2
yang tidak jelas
Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi tidak tepat dan artikulasi/lafal 1
yang tidak jelas
5 Kemampuan Media yang dimanfaatkan sangat jelas,
3
Memanfaatkan menarik, dan menunjang seluruh sajian
Media Media yang dimanfaatkan sangat jelas
2
Presentasi tetapi kurang menarik
Media yang dimanfaatkan kurang jelas
1
dan tidak menarik
6 Kemampuan Mampu mempertahankan dan
Mempertahan- menanggapi pertanyaan/sanggahan 3
kan dan dengan arif dan bijaksana
menanggapi Mampu mempertahankan dan
Pernyataan menanggapi pertanyaan/sanggahan 2
atau dengan cukup baik
Sanggahan Tidak mampu mempertahankan dan
1
menanggapi pertanyaan atau sanggahan
Jumlah Skor
Nilai = ( Jumlah Skor : 18) x 100

49
3) Format Penilaian Makalah

FORMAT PENILAIAN MAKALAH


A. Identitas

Nama : ……………………………………….
NIM : …………………………………….....
Judul : ……………………………………….
Tanggal Presentasi : ……………………………………….

B. Aspek Penilaian
Perolehan
No. Aspek Yang Dinilai Ket.
Skor

1 Isi

Pendahuluan

Pembahasan materi

Simpulan

Daftar pustaka

2 Umum

SistematikalLaporan

Isi laporan

Ketepatan waktu pengumpulan laporan

Total

Merauke, 20 Desember 2022


Penilai/ Dosen Pengampu

Eko Budianto, ST. MT.


NIDN.0029078905

50
4) Format Penilaian Makalah

Kriteria
Laporan Aspek
4 3 2 1
A. Isi 60% 1. pendahuluan Sistematis. Tidak Sistematik. Tidak
Latar sistematis. Latar sistematis.
belakang Latar belakang Latar
dan tujuan belakang dan tujuan belakang
penullisan dan tujuan penulisan dan tujuan
sesuai penulisan tidak sesuai. penulisan
sesuai. tidak sesuai.

2. Pembahasan Lengkap, Lengkap, Tidak Tidak


Materi sesuai dan tidak sesuai, lengkap, lengkap,
menyeluruh. tidak tidak sesuai, tidak sesuai
menyeluruh. menyeluruh. dan tidak
menyeluruh.
3. Simpulan Menjawab Menjawab Tidak Tidak
tujuan, tujuan tidak menjawab menjawab
singkat dan singkat dan tujun, tujuan, tidak
padat padat singkat dan singkat dan
padat. padat.

4. Daftar Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan


Pustaka alfabetis alfabetis tidak tidak
(sistem (sistem alfabetis alfabetis
Havard), Havard), (sistem (sistem
referensi 10 referensi Havard), Havard),
tahun lebih dari referensi 10 referensi
terakhir, 10 tahun tahun lebih dari
disertakan 3 terakhir, terakhir, 10 tahun
jurnal disertakan 2 disertakan 1 terakhir,
jurnal jurnal tidak
disertakan
jurnal
Skor A
Nilai A (60%) = Skor A x 60%

51
Kriteria
Laporan Aspek
4 3 2 1
B. Umum 1. Sistematika Sistematik Lengkap, Sistematik, Tidak
40% Laporan dan lengkap tidak tidak sistematik,
sistematik lengkap tidak
lengkap

2. Isi Laporan Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan


mendetail, mendetail, tidak tidak
bahasa bahasa tidak mendetail, mendetail,
komunikatif. komunikatif. bahasa bahasa tidak
komunikatif. komunikatif.

3. Ketepatan Sesuai Terlambat 1 Terlambat Terlambat


Waktu dengan hari dari 2-3 hari dari >3 hari dari
Pengumpulan waktu yang waktu yang waktu yang waktu yang
Laporan ditentukan ditentukan ditentukan ditentukan
Penelitian

Skor B
Nilai B (40%) = Skor B x 40%
Nilai akhir = (( Nilai A + Nilai B)/ 14,4) x 100

52
MODUL

KLASIFIKASI TANAH DAN BATUAN

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu


menjelaskan dan menerapkan tentang klasifikasi tanah dan batuan.

1.1 Tanah
1.1.1 Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan yang ada baik berupa batuan sedimen,
batuan metamorf atau batuan beku. Pelapukan dianggap bagian yang sangat penting dari
proses degradasi. Secara umum tanah terbentuk akibat proses pelapukan /penguraian batuan
secara kimia, fisik dan biologi.

Pelapukan adalah perubahan fisik atau kimiawi batuan yang disebabkan karena berhuhungan
dengan udara, air, dan organisme. Pelapukan digolongkan sebagai pelapukan fisika, pelapukan
kimiawi, dan pelapukan biologis tergantung kepada penyebab utamanya. Pada pelapukan fisik,
tenaga yang berupa tekanan dan temperatur memegang peranan yang sangat penting,
sedangkan pada pelapukan kimiawi reaksi kimia menyebabkan parubahan pada komposisi
kimia batuan. Pelapukan fisik menyebabkan batuan berubah ukuran menjadi lebih kecil yaitu
dengan pemecahan atau desintegrasi. Penyebab terjadinya disintegrasi dapat berupa
pengembangan karena berkurangnya tekanan, pertumbuhan kristal, pengembangan dan
pengerutan karena pemanasan dan pendinginan, serta pengisian koloid.

Pelapukan kimiawi dapat disebabkan karena oksidasi, hidrasi,dan karbonisasi. Dengan


kemudian mempunyai volume yang lebih basar atau mengembang dan berat jenisnya menjadi
kecil. Oksidasi pada batuan yang mengandung besi menghasilkan hematite yang berwarna
coklat kekuning-kuningan. Hidrasi menghasilkan perubahan volume pada tiap molekul batuan
yang disebabkan oleh masuknya air. Akibat perubahan volume ini maka batuan mengelupas /
menghasilkan keratin yang tipis. Pada proses karbonisasi, terbentuk karbonat sebagai hasil
reaksi asam karbonat dengan mineral pada batuan. Batuan yang mudah larut seperti batu

53
gamping akan mengalami proses karbonasi ini. Asam karbonat terbentuk karena udara yang
mempunyai kandungan CO2 bereaksi dengan adanya air.

Pelapukan organik sebenarnya merupakan kombinasi antara kedua jenis pelapukan yang telah
diuraikan sebelumnya, disebabkan karena tumbuh-tumbuhan atau pun makhluk hidup,
misalnya akar pepohonan, cacing, dsb. Baik larutan kimia maupun energi yang dihasilkan oleh
organisme, dapat mempercepat proses pelapukan batuan.

Pelapukan batuan disatu sisi memiliki peran yang menguntungkan bagi umat manusia. Akibat
proses pelapukan, batuan yang keras menjadi lunak sehingga memudahkan umat manusia
untuk mengelola suatu bentang alam tertentu menjadi lahan budidaya (misalnya tahan
pertanian). Gambar di bawah menunjukkan proses pembentukan tanah akibat adanya
pelapukan batuan.

Gambar I.1- Pembentukan tanah akibat proses pelapukan batuan (Strahler &
Strahler, 1984)

Pelapukan kimia umumnya terjadi didaerah yang memiliki curah hujan tinggi, mengandung
asam yang tinggi dan suhu yang tinggi. Proses pelapukan terjadi karena reaksi batuan dengan
asam, basa, oksigen dan karbon dioksida, yang hasil akhirnya akan berupa partikel/butiran
54
cristalin berukuran colloid (<0,002 MM) yang dikenal sebagai mineral lempung yang memiliki
komposisi yang berbeda dengan batuan induknya.

Pelapukan secara fisik atau mekanik terjadi akibat erosi oleh angin, air, perubahan suhu atau
cuaca. Hasil pelapukan berupa partikel-partikel kecil yang masih memiliki komposisi yang
sama dengan batuan induk, dapat berupa lanau, pasir,kerikil dan boulder.

Yang dimaksud dengan tanah (soil), adalah: campuran atau himpunan partikel / butiran mineral
tanah dari berbagai ukuran yang relatif lepas (uncemented / partially cemented) yang dapat
berupa lempung, lanau, pasir, kerikil, boulder atau campuran diantara material-material
tersebut. Diantara butir-butir tanah terdapat ruang / pori-pori yang dapat berisi udara atau air,
lihat gambar I.1.

Hasil pelapukan batuan induk yang masih ditempat asal, disebut residual soil, yang ditandai
dengan warna merah atau cokelat yang umumnya dijumpai di daerah pegunungan atau
perbukitan.

Bila hasil pelapukan terangkut oleh air, es atau angin, kemudian diendapkan didaerah lain,
disebut tanah angkutan (transported soil).

Tanah juga dapat berasal dari hasil pelapukan material organik seperti tumbuhan yang
membusuk. Yang disebut tanah organik, biasanya berupa tanah angkutan hasil pelapukan
yang bercampur dengan tanaman yang membusuk.

air

udara

Gambar I.2 - Massa tanah jenuh air sebagian


55
Dalam keadaan alami, massa tanah terdiri dari pori-pori diisi oleh cairan atau gas (udara) atau
keduanya dan butiran tanah (solid). Pengisian oleh gas tersebut biasanya berupa udara.

1.1.2 Pembagian Butiran Tanah


Tanah dimasukkan kedalam kelompok yang mempunyai sifat teknis serupa, berdasarkan
perilaku dan sifat masing-masing jenis tanah. Ukuran saringan secara internasional digunakan
untuk memisahkan beberapa kelompok material dengan yang lainnya. Saringan dan ukuran
bukaan yang penting adalah:
Tabel 1.1 - Ukuran saringan dan bukaan
Ukuran Saringan Standar Ukuran Bukaan (mm)
3‖ -
¾‖ -
#4 4.76
#10 2.00
#40 0.42
#200 0.074

Tanah dibagi menjadi butir kasar dan butir halus oleh saringan No.200. Bila lebih dari
50% terhadap berat kering tertinggal diatas saringan No.200, material tersebut adalah
material berbutir kasar. Bila 50% atau lebih lolos saringan 200, material tersebut
disebut sebagai material berbutir halus.

a. Tanah Berbutir Kasar


Tanah berbutir kasar dipisahkan sebagai pasir dan kerikil oleh saringan No.4. Bila 50%
atau lebih dari butir yang kasar tertahan oleh saringan No.4, butir tanah tersebut
digolongkan sebagai kerikil. Bila lebih dari 50% lolos saringan No.4, butiran tersebut
digolongkan sebagai pasir.
1. Butiran dengan kehalusan kurang dari 5 %
Bila kurang dari 5% dari contoh tanah terhadap berat kering berupa butiran halus,
hal tersebut tidak cukup mempengaruhi sifat teknik tanah.

56
Gambar I.3-Grafik pembagian ukuran butir

Dalam hal ini, hanya sifat tanah berbutir kasar yang merupakan hal yang penting dan
bagian tanah yang berbutir halus dapat diabaikan dalam melakukan klasifikasi tanah.
Klasifikasi sebagai pasir atau kerikil adalah merupakan sifat utama dari material.

Karakteristik sekunder dari butiran yang mempunyai butir halus kurang dari 5%
adalah gradasi tanahnya sendiri. Butiran tanah mungkin hanya terdiri dari satu ukuran
butiran yang dominan ;campuran dari butiran kasar dan halus dengan ukuran
diantaranya hilang; atau suatu campuran yang terdiri dari berbagai macam ukuran
partikel. Material dalam dua kelompok pertama diklasifikasikan sebagai gradasi
buruk. Kelompok yang terakhir adalah butiran yang bergradasi baik. Batas (range)
dari ukuran partikel dapat diperoleh dengan cara mengoyang-goyang kan saringan.
Hasilnya diplotkan dalam grafik pembagian butiran tanah dan dianalisis untuk
memperoleh kriteria berikut bila material bergradasi baik.

57
Gambar I.4 -Grafik pembagian ukuran butir berbagai jenis tanah

Kerikil termasuk bergradasi baik menurut sistem klasifikasi Unified, bila :


D60
Cu = lebih dari 4, dan
D10
(D30) 2
Cc = diantara 1 dan 3
D10XD60
Pasir bergradasi baik, bila :
D60
Cu= lebih dari 6, dan
D10
(D 30) 2
Cc= diantara 1 dan 3
D10 XD60
Dimana:
Cu = Koefisien keseragaman
Cc = Koefisien gradasi

58
D60 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen
yang lolos =60%
D30 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen
yang lolos=30%
D10 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen
yang lolos = 10%

Kedua kondisi (Cudan Cc) harus dipenuhi untuk mendapatkan tanah yang bergradasi
baik. Bila salah satu kondisi tidak terpenuhi tanah tersebut dimasukkan sebagai
material bergradasi buruk.
Beberapa material dapat ditentukan klasifikasinya dengan memeriksa secara visual
terhadap grafik. Bila hasil plotting membuat kurva yang baik dan membentuk kurva
cekung dengan kecenderungan naik diantara garis10% dan 60% dalam grafik
distribusi ukuran butiran, berarti tanah bergradasi baik. Semua kombinasi dari tanah
dengan butiran halus kurang dari 5%, termasuk tanah bergradasi buruk.

Terdapat empat klasifikasi tanah dimana persentase butiran halus kurang dari 5
persen, yaitu kerikil bergradasi baik (GW), kerikil bergradasi buruk (GP), pasir
bergradasi baik (SW) dan pasir bergradasi buruk (SP). Klasifikasi butiran kasar seperti
yang diatas hanya berdasarkan hasil analisis saringan.

2. Material dengan butiran halus antara 12 % sampai 50 %


Bila tanah berbutir kasar (baik pasir maupun kerikil) tetapi mengandung butiran halus
antara 12 % sampai 50%, karakteristik dari bagian yang lebih kecil dari saringan no 40
akan menentukan karakteristik sekunder dari tanah. Bila bagian dari material adalah
tanah lempungan, tanah berbutir kasar mengandung butiran halus lempungan. Bila
tidak tanah ini berbutir kasar mengandung butiran halus lanauan. Untuk menentukan
dimana tanah dikelompokkan lempung atau lanau, ditentukan oleh batas plastis dan
batas cairnya.

Ada empat kelompok dari butiran kasar dimana persentase tanah berbutir halus
melebihi 12 % . Empat kelompok tersebut adalah kerikil mengandung butiran halus
lempung (GC), kerikil mengandung butiran halus lanau (GM), pasir mengandung
butiran halus lempung (SC),dan pasir butiran halus lanau (SM).
59
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah:
W : well graded (tanah dengan gradasi baik)
P : poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
L : low plasticity (plastisitas rendah) (LL < 50)
H : high plasticity (plastisitas tinggi) (LL > 50)

Tanah berbutir kasar ditandai dengan symbol kelompok seperti:GW, GP, GM, GC,
SW, SP, SM, dan SC. Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut ini perlu
diperhatikan:
a) Persentase butiran yang lolos ayakan No.200 ( fraksi halus).
b) Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan No.40.
c) Koefisien keseragaman (uniformity coeffisien, Cu) dan koefisien gradasi
(gradation coefficient, Cc) untuk tanah dimana 0-12% lolos ayakan No.200.
d) Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos ayakan
No.40 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos ayakan No.200).

Bilamana persentase butiran yang lolos ayakan No. 200 antara 5 sampai dengan 12
%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM,GW-GC,SW-SM,SW-SC, SP-SM,dan SP-
SC diperlukan.

Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, ME, CH, dan OH
diperoleh dengan cara menggambar batas cair dan indeks plastisitas tanah yang
bersangkutan pada bagan plastisitas (Casagrande, 1948).

3. Material mengandung butiran halus 5 sampai 12 persen


Material mengandung butiran halus antara 5 sampai 12 % tidak dapat dipisahkan
berdasarkan klasifikasi. Material tersebut mempunyai klasifikasi ganda yang terdiri
kelompok tanah dengan butiran halus dari 0 sampai 5 % dan kelompok tanah dengan
butiran halus diatas 12 %. Klasifikasi ganda berarti bahwa material terletak pada
garis batas dari sifat tekniknya yang signifikan.

60
b. Tanah Berbutir Halus
Material tanah ditentukan sebagai material halus, bila tanah tersebut mengandung
butiran halus 50% atau lebih yang lolos saringan No. 200.
1. Lempung dan lanau
Plastisitas adalah sifat teknis yang paling penting dari tanah berbutir halus.
Oleh karena itu tanah berbutir halus diklasifikasikan berdasarkan sifat
plastisitasnya. Plastisitas dari tanah berbutir halus ditentukan banyaknya
butiran tanah yang lolos saringan no 40. Material tanah yang terletak diatas garis
"A" pada gambar di atas dapat dikelompokkan kedalam tanah berbutir halus
berlempung. Bila terletak dibawah garis A tanah tersebut dapat dikelompokkan
kedalam tanah berbutir halus berlanau.
Didalam sistem klasifikasi unified, "lempung' atau "berlempung" dikelompokkan
sebagai tanah yang terletak diatas garis A. "Lanau" atau "berlanau" adalah material
yang terletak dibawah garis "A". Sebagai garis batas adalah "Garis A" berdasarkan
indeks plastisitas PI.

2. Batas cair yang tinggi dan yang rendah


Karakteristik penting kedua dalam kiasifikasi tanah berbutir halus adalah batas cair.

Tanah yang mempunyai batas cair diatas 50% merupakan tanah lempungan atau
lanauan dengan batas cair yang tinggi. Tanah yang mempunyai batas cair dibawah
50% adalah tanah lempungan atau lanauan yang mempunyai batas cairr endah.

Terdapat empat kelompok tanah berbutir halus, yaitu tanah berlempung dengan
berbatas cair rendah (CL), tanah berlempung dengan berbatas cair tinggi (CH), tanah
berlanau dengan berbatas cair rendah (ML) dan tanah berlanau dengan batas cair
tinggi (MH).

3. Material organik
Tanah mengandung sejumlah besar bahan organik dapat dikenali dari warna dan
baunya. Karakteristik tanah organik tidak mempunyai batasan-batasan yang jelas.
Jenis tanah ini tidak dapat digunakan dalam kontruksi dan memerlukan pengarahan
khusus dari tenaga ahli,bila digunakan dalam konstruksi. Beberapa jenis dari tanah
ini dapat dikelompokkan sebagai tanah organik dengan batas cair tinggi dan tanah
61
organik dengan batas cair rendah, bila diuji dilaboratorium. Tanah organik
mengandung serat yang tidak dapat diuji di laboratorium dikenal sebagai gambut.
Ada tiga jenis tanah organik, yaitu tanah organik dengan batas cair tingg i(OH),
tanah organik dengan batas cair rendah (OL) dan gambut (Pt).

1.1.3 Klasifikasi Tanah


Mengklasifikasi tanah adalah melakukan serangkaian pengamatan, pengujian dengan cara
yang relative sederhana memperbandingkan sifat-sifat teknis bahan tanah untuk
pengelompokan bahan-bahan tersebut dalam beberapa golongan tertentu.

Hasil dari pada pengklasifikasian tanah tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
antara lain untuk perancangan tubuh embung, rencana teknis serta pelaksanaan pembangunan
guna memperoleh gambaran kemampuan adaptasi material tersebut untuk tubuh embung,
pemilihan peralatan yang paling sesuai untuk pelaksanaan pembangunan tubuh embung,
penentuan kelayakan (adequacy) pondasi yang akan mendukung dan lain-lain.

Berbagai jenis (sistem) pengklasifikasian dari tanah dibuat oleh para ahli, terutama dari
Amerika Serikat seperti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), American
Assosiation of States Highway Officials US.Dept.of Algriculture, United States Bureau Of
Reclamation dan lain-lain yang semuanya membuat klasifikasi tanah berdasarkan ukuran
butir dengan sedikit perbedaan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Di Indonesia secara umum menggunakan sistim klasifikasi dari USBR yaitu Unified Soil
Classification System (USCS) dalam melakukan klasifikasian tanah untuk keperluan teknik
sipil. Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande pada tahun 1942 untuk
dipergunakan pada pembangunan lapangan terbang yang dilaksanakan oleh The Army Corps
of Engineers. Sistem ini kemudian dengan bekerja sama dengan United States Bureau of
Reclamation tahun 1952, disempurnakan agar dapat terpakai untuk embung dan konstruksi
lainnya.
Sistem Unified Classification mengelompokkan tanah ke dalam 2 kelompok besar, yaitu:
a. Tanah berbutir-kasar (coarse-grained-soil), yaitu: tanah kerikil dan pasir dimana kurang
dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No.200 dari kelompok ini dimulai dengan
huruf awal G atau S. G untuk kerikil kecil (gravel) atau tanah berkerikil, dan S untuk
pasir (sand) atau tanah berpasir.
62
b. Tanah berbutir-halus (fined-grained - soil), yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal
M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay), anorganik, dan 0 untuk lanau-
organik dan lempung-organik. Simbol Pt digunakan untuk tanah gambut (peat), muck,
dan tanah-tanah lain dengan kadar organik yang tinggi. Pada bagian ini, sebuah garis
empiris (garisA) memisahkan lempungan organik (C) dari lanau (M) dan tanah organic
(O), dan garis A tersebut diberikan dalam persamaan:
IP = 0,73(wL–20)
Tanah gambut (peat), merupakan bahan berupa kayu yang berserabut dan hanya
diklasifikasikan lewat penampilan secara visual.

Gambar I.5-Grafik plastisitas

C = Plastic H = High liquid limit = LL above


M = Nonplastic orslightly plastic L= Low liquid limit = Llbelow

Pada gambar diatas, grafik dibuat dengan wL sebagai absis dan IP sebagai ordinat.
Dalam grafik ini, garis yang dinamakan "Garis A" yang telah diplotkan sedemikian
rupa,sehingga hampir sejajar terhadap plot dari sejumlah material dan bermula pada IP

63
= 4% dan wL = kira-kira 25. Untuk tujuan klasifikasi, semua material yang terletak
diatas garis A dikelompokkan sebagai lempung dan yang terletak dibawah garis A
dikelompokkan sebagai lanau. Daerah tertentu dari grafik yang mempunyai IP antara 4
sampai 7% dari "GarisA" kearah 0% dariwL mempunyai dua penunjuk ganda dan dapat
dianggap sebagai perpanjangan dari garis A untuk memisahkan material.

Bahasa standar sangat penting dalam deskripsi tanah, baik untuk mengenali karakteristik
material tanah maupun massa tanah di lapangan. Karakteristik- karaktcristik tersebut
dapat diperoleh dari contoh tanah tak terganggu (undisturb soil) dan contoh tanah
terganggu (disturb soil). Karakteristik material utama tanah adalah distribusi ukuran
partikel (gradasi) dan plastisitas, yang digunakan sebagai pedoman penamaan.
Sedangkan karakteristik material yang menunjang (sekunder) adalah warna tanah,
tekstur, komposisi partikel tanah. Untuk deskripsi karakteristik massa tanah harus
meliputi taksiran kekerasan dan kekuatannva, rincian tempat, bidang bidang
diskontinuitas, dan batuan asal dari tanah tersebut.

Istilah deskripsi dan klasifikasi tanah perlu dibedakan. Deskripsi tanah sudah termasuk
meliputi baik massa tanah maupun karakteristik material tanah, karena itu tidak ada dua
jenis tanah dengan deskripsi yang benar-benar sama. Pada klasifikasi tanah, sebalikmya,
tanah ditempatkan hanya salah sate dari beberapa kelompok berdasarkan hanya pada
karakteristik material saja.

Contoh deskripsi tanah:


1. Pasir Lanauan, coklat keabuan, berukuran pasir halus hingga kasar sedikit kerikilan
(mencapai 5%), membundar tanggung hingga menyudut tanggung, bergradasi baik,
tersusun atas fragmen batuan vulkanik (75%), mineral felsik dan mineral feldspar
(5%), kadang-kadang dijumpai sisa-sisa akar tumbuhan, agak basah, padat,
pemneabilitas sedang hingga tinggi.
2. Tanah Pasir Lempungan, merupakan batuan terlapuk kan tinggi (highly weathered),
dicirikan berwarna abu-abu sampai abu-abu kemerahan, lanau-kerikil, lepas lepas sampai
agak padat, porositas tinggi, lembab, kemas terbuka, mengandung kerikil, kekerasan rendah
(dapat diremas oleh tangan), dan tidak kompak,dijumpai pada kedalaman 1,5 - 5,75m.
3. Tanah Lanau Lempungan, merupakan batuan terlapukan tinggi (higly weathered), dicirikan
berwarna coklat-hitam, lanau-lempung, dijumpai dalam keadaan kering, lembab hingga
64
basah, plastisitas rendah-sedang, konsistensi teguh (firm), kemas terbuka, kekerasan rendah
(lunak) hingga sedang, dijumpai pada kedalaman 3,50 - 8,00 m. Jumlah N-SPT berkisar
antara 1,5-4.

Sistem klasifikasi tanah USCS dibuat berdasarkan sifat-sifat teknis material, yaitu:
ukuran butiran, gradasi, plastisitas dan kompressibilitas nya. Sifat tanah berbutir kasar
sangat dipengaruhi oleh ukuran butiran dan gradasinya sedang sifat tanah berbutir halus
oleh plastisitasnya oleh karenanya klasifikasi dibuat berdasar ukuran butiran, gradasi
dan palstisitasnya.

Ukuran butir dan gradasi ditentukan dengan analisis saringan sedang batas cair dan
batas plastis ditentukan melalui pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode
standar.

Klasifikasi tanah menurut sistem USCS dibuat untuk tanah dengan diameter butiran
kurang dari 75mm (3 inchi), tanah dibagi menjadi dua, yaitu: berbutir kasar dan
berbutir halus berdasar penyaringan melalui ayakan No.200 (Ø > 0.074mm).

Presentasi kandungan kerikil, pasir dan butiran halus didalam tanah akan menentukan
apakah tanah termasuk kelompok tanah berbutir kasar atau berbutir halus. Disebut tanah
berbutir kasar, bila material yang tertinggal diatas ayakan no.200 lebih dari 50%
terhadap berat kering dan disebut tanah berbutir halus bila material yang lolos ayakan.
No.200 lebih dari 50%.
1. Tanah berbutir kasar, dibedakan menjadi pasir atau kerikil berdasarkan ayakan No.4
atau Ø 4,76mm. Bila material tertahan diatas saringan ≥ 50% atau lebih, digolongkan
sebagai kerikil, Sebaliknya bila yang lolos >50% digolongkan sebagai pasir.
a) Kerikil / gravel diberi simbol ”G”, memiliki ukuran Ø75 ~ 6mm, terdiri dari:
kerikil kasar Ø75 ~ 19mm, kerikil halus Ø19 mm ~ ayakan no.4 atau Ø 4,76 mm
b) Pasir diberi symbol “S”, memiliki ukuran ayakan no.4 ~ no.200, terdiri dari:
1) pasir kasar, ayakan no.4 (4,76mm) ~ no.10 (2,0mm)
2) pasir sedang, (médium) ayakan no.10 (2,0mm) ~ no.40 (0,42 mm)
3) pasir halus, ayakan no.40 (0,42mm) ~ no.200 (0,074mm)

65
2. Tanah berbutir halus, dibagi menjadi dua yaitu:
a) lanau diberi simbol - M”dan
b) lempung diberi simbol –CI

Karakteristik lanau dan lempung dibedakan berdasar pada karakteristik plastisitasnya


bukan ukuran butirannya seperti tanah berbutir kasar. Material organik ( diberi
simbol―O”) sering menjadi komponen dari tanah, tetapi tidak memiliki ukuran butiran
secara spesifik.

Tabel dibawah menyajikan klasifikasi tanah menurut system USCS.


Tabel 1.2 - Klasifikasi tanah berdasarkan USCS

66
Simbol sifat tanah yang digunakan dalam sistem klasifikasi USCS:
G = kerikil(gravel) W = bergradasibaik(wellgraded)
S = pasir(sand) P = bergradasiburuk(poorlygraded)
M = lanau(silt/loam) H = plastisitas tinggi(highliqui dlimit)
C = lempung(clay) L = plastisitasrendah(lowliquid limit)
Pt = gambut(peat) O = organik(organic)

Pembedaan material ini lebih didasarkan pada komposisi partikel dari pada ukurannya,
yang memiliki rentang ukuran dari koloid sampai beberapa inchi yang berupa bagian-
bagian berserat hasil proses dekomposisi tumbuhan. Tanah yang mengandung
sejumlah besar bahan organic dapat dikenali dari warna dan baunya.

1.2 Batuan
1.2.1 Umum
Kerak dan selubung atas bumi terdiri atas batuan yang bermacam-macam usia dan asal
usulnya. Menurut asal-usulnya, batuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok/jenis batuan
utama,yaitu:
a. Batuan beku (igneous),
b. Batuan sedimen / batuan endap, dan
c. Batuan malihan (metamorfik).

Dari ketiga kelompok batuan tersebut (beku, malihan dan sedimen), bagian terbesar dari
batuan yang terbuka dipermukaan tanah adalah batuan sedimen yang mencapai 75%. Dan
dari bagian tersebut yang menonjol adalah batuan serpih (serpihl empung, batu lanau, batu
lumpur dan batu lempung) yang meliputi 50% lebih dari batuan sedimen terbuka
(Foster,1975). Informasi distribusi jenis batuan di Indonesia dapat diperoleh dari peta geologi
yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi.

1.2.2 Batuan Beku


Batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, yang sebagian besar
terdiri atas silika (SiO2). Namun tergantung pada komposisi magmanya, batuan beku dapat
berbeda-beda :warnanya, kepadatan, komposisi mineral dan teksturnya. jenis batuan beku di
identifikasi dan diklasifikasi berdasar ciri-ciri tersebut.

67
Perbedaan warna terutama disebabkan oleh adanya mineral. Batuan yang mengandung banyak
mineral warna disebut ultramafik, contoh batuan peridotit yang membentuk selubung bumi.
Batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik, contoh: batuan basalt dan gabro. Batuan
yang berwarna muda disebut felsik,contoh:granit.

Perbedaan tekstur terjadi karena perbedaan laju pendinginan magma. Laju pendingan magma,
tergantung pada letak magma nya yang dapat terjadi:di dapur magma, didalam saluran magma
(korok) dan dipermukaan bumi. Umumnya semakin dalam letak magma, semakin lambat
mendinginnya sehingga kristal mineralnya cukup waktu untuk tumbuh sebelum magma
mengeras, dan batuannya akan bertekstur kasar. Misal granit, pendinginannya paling lambat
(batuan beku dalam/plutonik) bertekstur kasar dan sangat kuat, kemudian andesit yang
pendinginannya agak cepat. Batuan yang membeku dibawah permukaan bumi dengan
menjorok kebatuan lain disebut batuan beku intrusi (batuan retas/korok).

Magma yang muncul ke permukaan bumi, proses mendinginnya akan lebih cepat sehingga
kristalnya hanya memiliki sedikit waktu untuk tumbuh. Batuan yang terbentuk berbutir
lembut missal: batu gelas, obsidian, basalt, tufa, batuan vulkanik. Bila magma nya banyak
mengandung unsur gas, hasil pembekuannya adalah batu apung. Batuan yang membeku
dipermukaan bumi disebut batuan beku ekstrusi atau batuan leleran.

1.2.3 Batuan Sedimen (Batuan Endapan)


Angin dan hujan akan mengikis / merombak batuan menjadi partikel remukan, kerikil,
pasirdan lumpur. Hasil perombakan kemudian terangkut oleh aliran air atau angin kemudian
diendapkan secara berlapis-lapis ditempat lain seperti dataran rendah, muara sungai, dasar
danau dan dasar samudra. Di samudra, lama kelamaan bobot lapisan diatas memadatkan
lapisan dibawahnya membentuk batuan sedimen yang terkonsolidasi (proses lithifikasi). Fosil
akan memberi informasi mengenai lingkungan pada waktu dan tempat terbentuknya batuan
tersebut.

Menurut proses terbentuknya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi: aluvium yang
diendapkan oleh sungai-sungai; batuan muda yang lunak dan tidak dipengaruhi oleh
gerakan orogen atau gempa; batuan tua yang keras, telah melengkung atau terlipat, bahkan
retak oleh gaya endogen.

68
Menurut bahan asal pembentukannya, secara garis besar batuan sedimen dikelompokkan
menjadi:sedimen klastik dan sedimen non-klastik.

Batuan sedimen klastik terbentuk oleh disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan,
yang kemudian terangkut dan diendapkan. Proses transportasi oleh air dan angin dapat
mengubah atau memperkecil pecahannya dalam berbagai ukuran dan bentuk. Jenis-jenis
batuan ini dilihat dari aspek butirannya yang berbutir kasar: konglomerat, breksi; berbutir
sedang: batu pasir, batu lanau; berbutir halus: serpih dan batu lumpur.

Batuan sedimen klastik memiliki satu golongan khusus, yaitu batuan sedimen pyroklastik yang
berasal dari erupsi gunung berapi yang keluar berbentuk debu halus, kemudian terbentuk
endapan berlapis-lapis, misal batuan sedimen tuff.

Batuan sedimen non-klastik dapat berupa:


a. Batuan sedimen karbonat; berasal dari kegiatan binatang dan tumbuhan yang mengalami
karbonatisasi. Batuan jenis ini pada kondisi segar dapat bersifat sangat kuat sampai
sangat lemah. Yang tergolong kuat~sangatkuat misal dolomit (mengandung calsium
magnesium carbonat / CaMg(CO 3)2) dan marble (mengandung crystalline calcite /
CaCO 3), dan yang tergolong lemah~sangat lemah adalah berbagai macam calcarenites
yang loose dan tersementasi lemah. Pada tabel dibawah disajikan klasifikasi batuan
sedimen karbonat menurut Dearman 1981.
b. Batuan sedimen kimiawi; terbentuk dari elemen-elemen hasil pelapukan batuan secara
kimiawi seperti: calcium, sodium, pottasium dan magnesium yang kemudian terlarutkan
dan terbawa aliran air. Bila aliran yang mengandung elemen-elemen tersebut masuk ke
kedaerah rendah dan kemudian terjadi evaporasi yang tinggi, maka akan terbentuk
batuan sedimen epavorit seperti anhydrite (CaSO4), gypsum, halite (NaCl).

1.2.4 Batuan Metamorfik


Ketika gerakan lempeng mendorong batuan beku atau batuan sedimen jauh kedalam bumi,
tekanan dan suhu tinggi memampatkan dan meremukkannya menjadi batuan metamorf.
Perubahan dapat terjadi karena suhu yang tinggi, tekanan yang berat atau gabungan keduanya
yang berlangsung berabad-abad. Contoh granit berubah menjadi geneiss (karena tekanan
yang tinggi dan panas), batu lempung berubah menjadi batu hijau (karena tekanan tinggi),

69
batu lumpur menjadi hornfels (karena sentuhan suhu tinggi), batu kapur menjadi batu
marmer, batu serpih menjadi batu sabak, batu bara lunak menjadi grafit, batu pasir menjadi
kuarsa.

Secara garis besar batuan maliha dibedakan menjad dua macam yaitu: foliasi (strukturnya
berlapis) dan masif. Contoh untuk foliasi: gneiss, schist, phyllit, slate / batu sabak, sedang
untuk kelompok masif: marmer, kuarsa, amphibolite.

Tabel 1.3 - Penggolongan jenis-jenis batuan utama

Sumber : Pedoman Penyelidikan Geoteknik untuk Bangunan Air Dept PU.

Tabel 1.4 - Klasifikasi batuan sedimen karbonat menurut Dearman 1981

70
1.2.5 Klasifikasi Teknik Batuan
Langkah awal dalam kegiatan penyelidikan, jenis batuan utama digolongkan sebagai batuan
dasar seperti disajikan pada tabel 1.2. kemudian berdasar hasil uji lapangan dan laboratorium
dilakukan pengklasifikasian lebih rinci berdasar sifat-sifat tekniknya agar dapat dievaluasi
mengenai cocok tidaknya batuan sebagai pondasi dan sebagai bahan bangunan serta agar
dapat diperkirakan perilakunya setelah bangunan dikonstruksi.

Batuan dasar adalah merupakan campuran massa batuan dan/ atau pecahan-pecahan
batuan. Jaringan rekahan membagi massa batuan menjadi blok-blok prismatik atau pecahan-
pecahan yang mempengaruhi respon dan kinerjanya. Pada umumnya sifat teknik batuan
dapat diperkirakan pertama-tamaberdasar:diskontinuitas, rekahan, kekar, celah-celah, retakan
dan bidang perlemahan. Blok batuan utuh diantara diskontinuitas biasanya cukup kuat,
kecuali untuk jenis batuan lunak dan porus serta yang mudah lapuk.

Secara garis besar sistem klasifikasi batuan menggolongkan batuan menjadi dua macam yaitu:
a. Batuan utuh yang padat dan
b. Massa batuan.

Alternatif sistem klasifikasi lain, dibuat berdasarkan aspek-aspek: perilaku atau komposisi dan
tekstur. Banyak ahli yang telah mengusulkan metode klasifikasi teknis untuk massa batuan,
namun masih selalu dibutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan agar dapat diterapkan untuk
semua kondisi lokasi bangunan.

Diantara beberapa metode klasifikasi yang ada, adalah metode klasifikasi yang dikembangkan
oleh: Tanaka; yang biasa digunakan untuk klasifikasi batuan fondasi.

a. Klasifikasi batuan menurut Tanaka:


Metode Tanaka adalah merupakan metode klasifikasi batuan fondasi yang tertua yang
diterapkan di Jepang. Pada tabel dibawah disajikan klasifikasi menurut Tanaka yang
disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor sbb:
1. Kekerasan dinilai berdasar reaksi bunyi sewaktu di palu dengan palu geologi
2. Tingkat pelapukan mineral/batuan
3. Karakteristik kekar

71
b. Klasifikasi batuan menurut Rock Mass Rating = RMR (Bieniawski), memberi nilai
batuan dari yang terjelek = 0 sampai yang terbaik = 100. Sistem ini disusun berdasar
enam parameter umum batuan yaitu:
1. Kekuatan batuan,
2. Kualitas inti pemboran (berdasar RQD),
3. Kondisi air tanah,
4. Jarak diskontinyuitas atau kekar dan rekah (joint and fracture),
5. Karakteristik diskontinyuitas atu kekar, serta
6. Orientasi kekar (yaitu: very favorable, favorable, fair, unfavorable, veri unvaforable)
yang nilai ratingnya berbeda-beda untuk pekerjaan terowong, fondasi dan tambang.

Pada pemetaan geologi permukaan dan pemboran batuan, sering perlu dicatat nama dan
umur satuan batuan untuk membantu pemilahan perlapisan stratigrafi dan perkiraan profil
geoteknik. Pada tabel 1.5 disajikan skala waktu geologi umum dan perioda yang terkait.
Pada umumnya batuan tua mempunya iporositas lebih rendah dan kekuatan lebih tinggi
dari pada batuan muda (Goodman,1989).

Beberapa jenis batuan dapat digunakan untuk menduga beberapa masalah yang mungkin
akan terjadi dalam konstruksi. Misal pada batu gamping sering dijumpai masalah adanya
rongga dan lubang benam; serpentin bersifat licin; serpih bentonit bersifat mengembang
dan bermasalah dengan stabilitas lereng; diabas berbentuk bongkah, dll.
Tabel 1.5 - Klasifikasi batuan untuk fondasi menurut Tanaka

72
Tabel 1.6 - Skala waktu geologi

1.3 Latihan
1. Sebutkan penyebab-penyebab terjadinya pelapukan kimiawi, pelapukan organik dan
pelapukan mekanik!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis batuan utama menurut asal-usulnya!
3. Sebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam klasifikasi batuan menurut
Tanaka!

1.4 Rangkuman
Pelapukan adalah perubahan fisik atau kimiawi batuan yang disebabkan karena
berhuhungan dengan udara, air, dan organisme. Pelapukan digolongkan sebagai pelapukan
fisika, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis tergantung kepada penyebab utamanya.
Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang ada baik batuan sedimen, batuan
metamorf atau batuan beku. Pelapukan dianggap bagian yang sangat penting dari proses

73
degradasi. Secara umum tanah terbentuk akibat proses pelapukan / penguraian batuan secara
kimia, fisik dan biologi.

Tanah (soil), adalah: campuran atau himpunan partikel/butiranmineraltanah


dariberbagaiukuranyangrelatif lepas (uncemented/partially cemented) yangdapat berupa
lempung, lanau, pasir, kerikil, boulder atau campuran diantara material-material tersebut.

Tanah dimasukkan kedalam kelompok yang mempunyai sifat teknis serupa, berdasarkan
perilaku dan sifat masing-masing jenis tanah. Menurut asal-usulnya, batuan dapat dibagi
menjadi tiga kelompok/jenis batuan utama, yaitu:
a. Batuan beku (igneous),
b. Batuan sedimen /batuan endap, dan
c. Batuan malihan (metamorfik).

74

Anda mungkin juga menyukai