Oleh:
Eko Budianto, S.T., M.T.
NIDN: 0029078905
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesakan Tugas Akhir Pendidikan dan
Pelatihan AA (APPLIED APPOROACH). Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
2. Bapak Prof. DR. Sumaryanto, M.Kes., AIFO, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
akhir
Tugas akhir ini penulis susun untuk mlengkapi persyaratan pelatihan AA yang telah
dilaksanakan sejak tanggal 05-08 Desember 2022 di Universitas Musamus yang dilakukan secara
Luring.
iii
DAFTAR ISI
iv
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
Alamat: JalanKamizaun, Merauke 99600
Telp. (0274) 586168, Psw. 263. Fax. (0274) 550838
email:infounmus@unmus.ac.id
1
II. HASIL ANALISIS REKONSTRUKSI MATA KULIAH
EVALUASI / REFLEKSI RENCANA/ RANCANGAN
Aspek-aspek SEBELUM REKONSTRUKSI
No (Acuan minimal : Permendikbud REKONSTRUKSI MATA
Rekonstruksi MATA KULIAH
No.3 / Tahun 2020) KULIAH
Rencana
A
RPS/Silabus
Format RPS mata kuliah, sudah
Format RPS Format RPS : ...
sesuaiTIDAK DIREKONSTRUKSI
2. Deskripsi mata kuliah Deskripsi mata kuliah memuat
Mata kuliah Pengantar Geologi sekurang-kurangnya 4 aspek rumusan:
dan Morfologi Tanah ini selain tujuan, materi, metode, penilaian.
bertujuan untuk TIDAK DIREKONSTRUKSI
mengembangkan sikap dan
karakter mahasiswa (religius,
kerjasama, peduli dan
menghargai orang lain) juga
memberikan pengalaman belajar
mahasiswa agar mampu bukan
hanya memahami konsep dan
teori dasar kebumian tetapi juga
mampu melakukan penyelidikan
tanah dan batuan serta
mengklasifikannya sesuai
dengan konsep teoritiknya. Oleh
karena itu, materi yang dibahas
dalam pertemuan perkuliahan
antara lain adalah dasar-dasar
geologi, mineral, batuan,
taxonomi dan klasifikasi tanah,
deskripsi, sifat dan perilaku
tanah/ batuandan metode
investigasi lapangan.
Perkuliahan ini dirancang
2
menggunakan metode
Contextual Learning Model,
Cooperative Learning Model
dan Problem based Learning
Model serta menggunakan
metode ceramah dalam rangka
memperkaya pengalaman
belajarnya. Penilaian
dilaksanakan baik terhadap
aktivitas proses proses
perkuliahan maupun produk-
produk hasil praktik
penyelidikan tanah maupun
batuan serta Penilaian tes
berupa pelaksanaan tes dalam
beberapa tatap muka, Ujian
Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS).
3. Rumusan CP (MK) Rumusan Capaian Pembelajaran MK MEREKONSTRUKSI
• Mahasiswa mampu Sudah memenuhi kriteria, namun ada rumusan capaian pembelajaran
memahami prinsip dasar beberapa perubahan kaitanya dengan MK dengan melakukan
geologi dan morfologi tanah bahan kajian maka,PERLU penyesuaian pembahasan pada
yang berkaitan dengan DIREKONSTRUKSI bahan kajian yang ada, dan ada
struktur geologi, batuan rencana perubahan nama mata
serta bahan induk tanah. kuliah
• Mahasiswa mampu
menganalisis karakteristek
dan jenis batuan serta
mengklasifikasikan tanah
sesuai dengan bahan induk.
• Mahasiswa mampu
melakukan penyelidiki
tanah, batuan dan
3
menyusun hasil
penyelidikan tanah, batuan.
4. Pertemuan ke (kolom 1) : ... Menginformasikan pertemuan ke
berapa dan disesuaikan dengan urutan
dalam Peta ACP. Sudah sesuai aturan
yaitu 16 kali pertemuan dengan 1 kali
UTS dan 1 kali UAS,
TIDAK DIREKONSTRUKSI
5. Rumusan Sub CPMK (Tatap Rumusan KAD/Sub-CPMK telah MEREKONSTRUKSI
Muka) atau Kompetensi Akhir sesuai Peta ACP namun rumusannya rumusan Sub-CPMK/KAD
yang Diharapkan (KAD) belum SMART (verb belum dengan mengganti kata kerja
(kolom 2): ... operasional), dan baru di level C-2 (verb-nya) supaya lebih
(kurang HOTS), tetapi sudah holistik SMART dan HOTS (dari level
(mengandung S, P, dan KU), sehingga C-2: menjelaskan, ke
PERLU DIREKONSTRUKSI level C-4/C6: menganalisis)
6. Bahan Kajian (Kolom 3) : .... Kriteria: bahan kajian RELEVAN MEREKONSTRUKSI Bahan
dan CUKUP kedalaman dan Kajian dengan menambahkan
keluasannya untuk mencapai tugas-tugas mandiri untuk
KAD/Sub-CPMK. pendalaman materi
Evaluasi/Refleksi: Bahan kajian
relevan dan cukup kedalaman dan
keluasannya, namun belum dilengkapi
dengan tugas-tugas pendalaman kajian
(terstruktur dan/atau mandiri),
sehingga Perlu DIREKONSTRUKSI
8. Pengalaman Belajar (kolom Pengalaman belajar yang didapatkan
5): .... mahasiswa sudah sesuai dengan
metode pembelajaran sehingga
TIDAK
DIREKONSTRUKSI
9. Indikator Penilaian (kolom 6): Sudah memenuhi seluruh standar
.... penilian yang berdasar pada Peraturan
yang ada sehingga TIDAK
4
DIREKONSTRUKSI
10. Teknik Penilaian (kolom 7): Teknik penilaian dalam RPS sudah
... sesuai dengan peraturan yang ada
TIDAK DIREKONSTRUKSI
11. Bobot (kolom 8): .... Setiap pertemuan sudah ditentukan
bobotnya dan disesuaikan dengan
kebutuhan. sehingga TIDAK
DIREKONSTRUKSI
12. Waktu (kolom 9): .... Bobot Mata Kuliah Pengantar Geologi
dan Morfologi Tanah adalah 2 SKS,
Bobot ini di rasa cukup untuk MK ini
sehingga TIDAK
DIREKONSTRUKSI
13. Referensi (kolom 10): ... Referensi sudah sesuai dengan materi Perlu menambahkan referensi
dan relevan dengan tujuan, namun lain seperti jurnal-jurnal
hanya bersumber dari buku, sehingga
PERLU DIREKONSTRUKSI
5
menggunakan berbagai dimulai. Berdasarkan uraian
model, strategi, dan metode reflektif di atas maka evaluasi poin
pembelajaran yang 2 TIDAK PERLU
bervariasi?) REKONTRUKSI
5. Apakah model/strategi 3. Uraian Materi: Selain penyampaian
pembelajaran yang dipakai materi yang disampaikan oleh
dosen mengaktifkan dan dosen, pembelajaran melalui media
menggairahkan belajar video animasi maupun video
mahasiswa tutorial juga dilakukan guna
6. Apakah strategi meningkatkan pemahaman
pembelajaran yang mahasiswa dalam belajar.
diterapkan mampu relevan Berdasarkan uraian reflektif di atas
untuk mencapai Capaian maka evaluasi poin 3 TIDAK
Pembelajaran tatap muka? PERLU DIREKONSTRUKSI
7. Apakah pengalaman belajar 4. Dalam proses perkuliahan dosen
yang diberikan kepada telah menggunakan berbagai
mahasiswa mampu variasi model seperti ceramah,
mengembangkan seluruh diskusi, presentasi kelompok, tugas
aspek (sikap, pengetahuan, individu sehingga
dan keterampilan)? TIDAK PERLU
8. Apakah tugas-tugas DIREKONSTRUKSI
terstruktur dan mandiri sudah 5. Model atau strategi pembelajaran
diberikan dengan jelas dan yang digunakan dosen sudah cukup
terencana? membuat mahasiswa aktif dalam
perkuliahan dan menjadi kritis
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI.
6. Model atau strategi pembelajaran
bisa dikatakan relevan untuk
mencapai capaian pembelajaran
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI.
7. Pengalaman belajar sudah mampu
6
mengembangkan seluruh aspek
sehingga TIDAK PERLU
DIREKONSTRUKSI.
8. Tugas-tugas sudah terstruktur, jelas
dan terencana sehingga TIDAK
PERLU DIREKONSTRUKSI.
7
memberikan referensi yang cukup
banyak dengan berbagai sumber
yaitu buku - buku, artikel, jurnal
nasional maupun jurnal
internasional, dan panduan
pembelajaran online.
8
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPMK LAMA DAN BARU)
CPL- Keterangan
Prodi
S.09 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri
P.03 Menguasai prinsip dan metode aplikasi peraturan, standar,
pedoman dan manual di bidang rekayasa struktur, rekayasa
sumber daya air, rekayasa geoteknik, rekayasa transportasi, dan
manajemen konstruksi
KU.03 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya
berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun
deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau
Capaian laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan
Pembelajaran tinggi;
KK.02 Mampu menyelesaikan masalah rekayasa sipil yang berkaitan
dengan struktur, sumber daya air, geoteknik, dan transportasi
KK.06 Mampu mendiagnosa dampak proses rekayasa ketekniksipilan
secara komprehensif dalam konteks ekonomi, lingkungan,
peraturan dan sosial kemasyarakatan.
CP-MK Keterangan
M1 Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar geologi dan
morfologi tanah yang berkaitan dengan struktur geologi, batuan
serta bahan induk tanah.
M2 Mahasiswa mampu melakukan penyelidikan tanah, batuan dan
menyusun hasil penyelidikan tanah, batuan.
M3 Mahasiswa mampu menganalisis karakteristek dan jenis batuan
serta mengklasifikasikan tanah sesuai dengan tujuan konstruksi.
Analisis Deskriptif : Telah dilakukan Rekonstruksi pada CP-MK lama dengan melakukan
perubahan pada susunan CP-MK serta merubah arah pemahaman mahasiswa.
9
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
Mata kuliah Pengantar Geologi dan Morfologi Tanah ini selain bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan karakter mahasiswa (religius, kerjasama, peduli dan menghargai
orang lain) juga memberikan pengalaman belajar mahasiswa agar mampu bukan hanya
memahami konsep dan teori dasar kebumian tetapi juga mampu melakukan penyelidikan
tanah dan batuan serta mengklasifikannya sesuai dengan konsep teoritiknya. Oleh karena
itu, materi yang dibahas dalam pertemuan perkuliahan antara lain adalah dasar-dasar
geologi, mineral, batuan, taxonomi dan klasifikasi tanah, deskripsi, sifat dan perilaku tanah/
batuandan metode investigasi lapangan. Perkuliahan ini dirancang menggunakan metode
Contextual Learning Model, Cooperative Learning Model dan Problem based Learning
Model serta menggunakan metode ceramah dalam rangka memperkaya pengalaman
belajarnya. Penilaian dilaksanakan baik terhadap aktivitas proses proses perkuliahan
maupun produk-produk hasil praktik penyelidikan tanah maupun batuan serta Penilaian tes
berupa pelaksanaan tes dalam beberapa tatap muka, Ujian Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS).
12
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) LAMA
Perte- Capaian Bahan Kajian Model/ Metode Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Teknik Bobot Waktu Ref.
muan Pembelajaran (Sub Pembelajaran Mahasiswa Penilaian Tagihan
ke CPMK)
1 Mahasiswa Rencana Ceramah Diskusi gambaran Mahasiswa mampu - - (TM:1x RPS
memahami materi Pembelajaran Sumbang perkuliahanPengantar memahami kontrak (3x50)
perkuliahan dan Semester saran (brain Geologi dan Morfologi perkuliahan =150
kontrak perkuliahan storming) Tanah serta memberikan menit
yang akan ditempuh motivasi perkuliahan.
dalam satu
semester(M1)
2-3 Mahasiswa Pengertian Contextual Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
memahami dasar- Roman learning kegiatan literasi mampu: Kemampuan (2x50))
dasar Geologi dan muka bumi model (membaca materi) Menjelaskan menggambar +{BT+
mampu menggambar Proses Coorporativ Mahasiswa aktif Proses garis kontur BM;
garis kontur (M1) pembentuk e learning melakukan tanya jawab pembentukan permukaan (2+2)x
an model saat pembahasan permukaan bumi bumi (2x60”)
permukaan Mahasiswa Menggambar } =680
bumi menggambar garis garis kontur Bentuk: menit
Pengertian kontur seseuai dengan Tugas
garis permukaan bumi Mandiri
kontur Peta
topografi
4-5 Mahasiswa mampu Mineral Contextual Mahasiswa aktif Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
menjelaskan serta (mencakup learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
memberikan jenis dan model saat pembahasan Menjelaskan dan +{BT+
gambaran tentang fungsinya Small group Mahasiswa gambaran penguasaan BM;
sifat material tanah dalam discussion berkelompok kecil mineral dan material (2+2)x
13
dan batuan (M1) kehidupan) untuk berdiskusi dan memberikan batuan dan (2x60”)
Batuan(me melakukan presentasi contoh fungsinya mineral } =680
ncakup terhadap kelompok lain Menjelaskan menit
batuan dengan sub judul gambaran batuan Bentuk:
beku, berbeda dan memberikan Tugas
batuan contohnya Kelompok
sedimen, (presentasi)
dan batuan
metamorph
)
6 Mahasiswa mampu Bahan Coorporativ Mahasiswa aktif Mahasiswa Kriteria: 10 % (TM:1x 3
menjelaskan bahan induk e learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
induk pembentuk pembentuk model saat pembahasan materi Menjelaskan dan = 100
tanah dan taxonomy tanah Contextual Mahasiswa bersama pembetukan penguasaan menit
tanah (M1) Horizon learning dosen menganalisis tanah sesuai material
tanah mode garis horizon tanah dengan bahan bahan induk
Taxonomy Field Base induk dan
tanah Learning Menunjukan taxonomy
model perbedaan garis tanah
horizon tanah
Menjelaskan Bentuk:
taxonomy tanah Tugas
Kelompok
(pengamatan
horizon
tanah di
lapangan)
7 Mahasiswa mampu Klasifikasi Contextual Mahasiswa aktif Mahasiswa mampu: Kriteria: 10 % (TM:1x 2,3
menjelaskan tanah learning melakukan tanya jawab Menerapka Penguasaan (2x50))
klasifikasi tanah dan (mencakup model saat pembahasan materi metode metode = 100
14
Batuan (M1) metode Coorporativ Mahasiswa melakukan klasifikasi tanah klasifikasi menit
klasifikasi e learning klasifikasi tanah tanah
dan model berdasarkan metode
analisis) yang di pelajari Bentuk:
Tugas
mandiri
(TM:1x
(2x50))
8 Evaluasi Tengah Semester 20%
= 100
menit
9-10 Mahasiwa Mampu Menganali Contextual Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 2,3,4
Menganalisis sis learning kegiatan literasi mampu: Penguasaan (2x50))
Deskripsi, Sifat Dan deskripsi, model (membaca materi) Menganalisis analisis +{BT+
Perilaku Tanah Dan sifat dan Small group Mahasiswa melakukan deskripsi, sifat deskripsi, BM;
Batuan (M2) perilaku discussion diskusi terkait deskripsi, dan perilaku sifat dan (2+2)x
tanah sifat perilaku tanah dan tanah perilaku (2x60”)
Menganali batuan Menganalisis tanah dan } =680
sis deskripsi, sifat batuan menit
deskripsi, dan perilaku
sifat dan tanah Bentuk:
perilaku Diskusi
batuan kelompok
11-12 Mahasiswa Mampu Penangan Field Base Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 10% (TM:2x 2,3,4
Menganalisis dan sample Learning kegiatan diskusi tentang mampu: Penguasaan (2x50))
melakukan Tes dan model metode pengambilan Melakukan penanganan +{BT+
investigasi tanah dan pengukura Small group sampel dan Teknik sampling sample dan BM;
batuan (M2) n discussion Mahasiswa Menganalisis tes (2+2)x
Lapangan menganalisis hasil tes hasil tes pengukuran (2x60”)
dan pengukuran pengukuran lapangan } =680
15
lapangan lapangan menit
Bentuk:
Tugas
mandiri
13-15 Mahasiswa Mampu Log Field Base Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 15% (TM:3x 4,5
Menerapkan pengujian Learning penyelidikan dilapangan mampu: Penguasaan (2x50))
Penyelidikan Tanah tanah dan model dengan pembagian Menerapkan penerapan +{BT+
Dan Batuan (M3) batuan Study Tour daerah yang memiliki penyelidikan pada BM;
Pedoman Small group keunikan masing- lapangan dengan penyelidikan (3+3)x
untuk discussion masing dan membuat alat sederhana tanah dan (2x60”)
penyelidik laporan hasil Menganalisis batuan }=
an bor inti penyelidikan. penyelidikan 1.020
Mahasiswa melakukan lapangan Bentuk: menit
presentasi hasil analisis Tugas
penyelidikan Kelompok
16 (TM:1x
(2x50))
Evaluasi Akhir Semester 30%
= 100
menit
16
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
II. Referensi
1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
4. David George Price, Engineering Geology Principles and Practice; Springer, 2009.
5. Tony Waltham, Foundations of Engineering Geology; second edition, Taylor and
Francis, 2002.
Catatan:
1. TM= Tatap Muka, BT= Belajar Terstruktur, BM=Belajar Mandiri.
2. {TM : 1x(3x50”)} kuliah tatap muka 1 kali (minggu) x 3 sks x 50 menit = 150
menit
3. {(BT+BM;l)x(3x60")} dibaca = belajar terstruktur 1 kali (minggu) dan belajar
mandiri 1 kali (minggu) x 3 sks x 60 menit = 360 menit
Cara Penilaian:
Nilai = Nilai Kehadiran + Nilai Tugas +Nilai UTS + Nilai UAS
1. Nilai sikap, partisipasi dan kehadiran = ( x 10%) x 100
17
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BARU
Perte- Capaian Bahan Kajian Model/ Metode Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Teknik Bobot Waktu Ref.
muan Pembelajaran (Sub Pembelajaran Mahasiswa Penilaian Tagihan
ke CPMK)
1 Mahasiswa Rencana Ceramah Diskusi gambaran Mahasiswa mampu - - (TM:1x RPS
memahami materi Pembelajaran Sumbang perkuliahanPengantar memahami kontrak (3x50)
perkuliahan dan Semester saran (brain Geologi dan Morfologi perkuliahan =150
kontrak perkuliahan storming) Tanah serta memberikan menit
yang akan ditempuh motivasi perkuliahan.
dalam satu
semester(M1)
2-3 Mahasiswa Pengertian Contextual Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
menganalisis dasar- Roman learning kegiatan literasi mampu: Kemampuan (2x50))
dasar Geologi dan muka bumi model (membaca materi) Menjelaskan menggambar +{BT+
mampu Proses Coorporativ Mahasiswa aktif Proses garis kontur BM;
menggambar garis pembentuk e learning melakukan tanya jawab pembentukan permukaan (2+2)x
kontur (M1) C4 an model saat pembahasan permukaan bumi bumi (2x60”)
permukaan Mahasiswa Menggambar } =680
bumi menggambar garis garis kontur Bentuk: menit
Pengertian kontur seseuai dengan Tugas
garis permukaan bumi Mandiri
kontur Peta
topografi
4-5 Mahasiswa mampu Mineral Contextual Mahasiswa aktif Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 1,2,4
menganalisis serta (mencakup learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
memberikan jenis dan model saat pembahasan Menjelaskan dan +{BT+
gambaran tentang fungsinya Small group Mahasiswa gambaran penguasaan BM;
sifat material tanah dalam discussion berkelompok kecil mineral dan material (2+2)x
dan batuan (M1) C4 kehidupan) untuk berdiskusi dan memberikan batuan dan (2x60”)
18
Batuan(me melakukan presentasi contoh fungsinya mineral } =680
ncakup terhadap kelompok lain Menjelaskan menit
batuan dengan sub judul gambaran batuan Bentuk:
beku, berbeda dan memberikan Tugas
batuan contohnya Kelompok
sedimen, (presentasi)
dan batuan
metamorph
)
6 Mahasiswa mampu Bahan Coorporativ Mahasiswa aktif Mahasiswa Kriteria: 10 % (TM:1x 3
menganalisis bahan induk e learning melakukan tanya jawab mampu: Ketatapan (2x50))
induk pembentuk pembentuk model saat pembahasan materi Menjelaskan dan = 100
tanah dan tanah Contextual Mahasiswa bersama pembetukan penguasaan menit
taxonomy tanah Horizon learning dosen menganalisis tanah sesuai material
(M1) C4 tanah mode garis horizon tanah dengan bahan bahan induk
Taxonomy Field Base induk dan
tanah Learning Menunjukan taxonomy
model perbedaan garis tanah
horizon tanah
Menjelaskan Bentuk:
taxonomy tanah Tugas
Kelompok
(pengamatan
horizon
tanah di
lapangan)
7 Mahasiswa mampu Klasifikasi Contextual Mahasiswa aktif Mahasiswa mampu: Kriteria: 10 % (TM:1x 2,3
menganalisis tanah learning melakukan tanya jawab Menerapka Penguasaan (2x50))
klasifikasi tanah dan (mencakup model saat pembahasan materi metode metode = 100
Batuan (M1) C4 metode Coorporativ Mahasiswa melakukan klasifikasi tanah klasifikasi menit
19
klasifikasi e learning klasifikasi tanah tanah
dan model berdasarkan metode
analisis) yang di pelajari Bentuk:
Tugas
mandiri
(TM:1x
(2x50))
8 Evaluasi Tengah Semester 20%
= 100
menit
9-10 Mahasiswa Mampu Menganali Contextual Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 5% (TM:2x 2,3,4
Menerapkan dan sis learning kegiatan literasi mampu: Penguasaan (2x50))
menganalisis deskripsi, model (membaca materi) Menganalisis analisis +{BT+
Penyelidikan Tanah
sifat dan Small group Mahasiswa melakukan deskripsi, sifat deskripsi, BM;
Dan Batuan
(M2) C3, C4 perilaku discussion diskusi terkait deskripsi, dan perilaku sifat dan (2+2)x
tanah sifat perilaku tanah dan tanah perilaku (2x60”)
Menganali batuan Menganalisis tanah dan } =680
sis deskripsi, sifat batuan menit
deskripsi, dan perilaku
sifat dan tanah Bentuk:
perilaku Diskusi
batuan kelompok
11-12 Mahasiwa Mampu Penangan Field Base Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 10% (TM:2x 2,3,4
mengevaluasi sample Learning kegiatan diskusi tentang mampu: Penguasaan (2x50))
Deskripsi, Sifat Dan Tes dan model metode pengambilan Melakukan penanganan +{BT+
Perilaku Tanah Dan
pengukura Small group sampel dan Teknik sampling sample dan BM;
Batuan (M2) C5
n discussion Mahasiswa Menganalisis tes (2+2)x
Lapangan menganalisis hasil tes hasil tes pengukuran (2x60”)
dan pengukuran pengukuran lapangan } =680
lapangan lapangan menit
20
Bentuk:
Tugas
mandiri
13-15 Mahasiswa mampu Log Field Base Mahasiswa melakukan Mahasiswa Kriteria: 15% (TM:3x 4,5
menganalisis dan pengujian Learning penyelidikan dilapangan mampu: Penguasaan (2x50))
mengevaluasi tanah dan model dengan pembagian Menerapkan penerapan +{BT+
investigasi tanah batuan Study Tour daerah yang memiliki penyelidikan pada BM;
Pedoman Small group keunikan masing- lapangan dengan penyelidikan (3+3)x
dan batuan (M3)
untuk discussion masing dan membuat alat sederhana tanah dan (2x60”)
C5
penyelidik laporan hasil Menganalisis batuan }=
an bor inti penyelidikan. penyelidikan 1.020
Mahasiswa melakukan lapangan Bentuk: menit
presentasi hasil analisis Tugas
penyelidikan Kelompok
16 (TM:1x
(2x50))
Evaluasi Akhir Semester 30%
= 100
menit
21
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
II. Referensi
1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
4. David George Price, Engineering Geology Principles and Practice; Springer, 2009.
5. Tony Waltham, Foundations of Engineering Geology; second edition, Taylor and
Francis, 2002.
22
Catatan:
4. TM= Tatap Muka, BT= Belajar Terstruktur, BM=Belajar Mandiri.
5. {TM : 1x(3x50”)} kuliah tatap muka 1 kali (minggu) x 3 sks x 50 menit = 150
menit
6. {(BT+BM;l)x(3x60")} dibaca = belajar terstruktur 1 kali (minggu) dan belajar
mandiri 1 kali (minggu) x 3 sks x 60 menit = 360 menit
Cara Penilaian:
Nilai = Nilai Kehadiran + Nilai Tugas +Nilai UTS + Nilai UAS
5. Nilai sikap, partisipasi dan kehadiran = ( x 10%) x 100
23
HASIL ANALISIS RPS YANG DI REKONSTRUKSI
24
dengan tugas-tugas pendalaman mandiri), sehingga
kajian (terstruktur dan/atau mandiri), Perlu
sehingga Perlu DIREKONSTRUKSI
DIREKONSTRUKSI
3 Referensi (kolom 10): ... 1. P.N.W. Verhoef, 1. P.N.W. Verhoef, Drs;
Deskripsi : Drs; Geologi untuk Geologi untuk Teknik
Referensi sudah sesuai dengan materi Teknik Sipil; Sipil; Cetakan Ketiga,
dan relevan dengan tujuan, namun Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
hanya bersumber dari buku, sehingga Erlangga, 1994. 2. F.G Bell Engineering
PERLU DIREKONSTRUKSI 2. F.G Bell Engineering Geology; Second
Geology; Second edition, Elsevier,
edition, Elsevier, 2007.
2007. 3. Henry D. Foth
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil
Fundamentals of Soil Science; eighth
Science; eighth edition, John Wiley
edition, John Wiley and Sons, 1990.
and Sons, 1990. 4. David George Price,
4. David George Price, Engineering Geology
Engineering Geology Principles and
Principles and Practice; Springer,
Practice; Springer, 2009.
2009. 5. Tony Waltham,
5. Tony Waltham, Foundations of
Foundations of Engineering Geology;
Engineering second edition, Taylor
Geology; second and Francis, 2002.
edition, Taylor and 6. Jurnal-jurnal terkait
Francis, 2002. dengan parameter
tanah hasil
penyelidikan, Geologi
25
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
Capaian Pembelajaran:
CPL – Prodi
S.09 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri
P.03 Menguasai prinsip dan metode aplikasi peraturan, standar, pedoman dan manual di
bidang rekayasa struktur, rekayasa sumber daya air, rekayasa geoteknik, rekayasa
transportasi, dan manajemen konstruksi
KU.03 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik
26
hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya
dalam laman perguruan tinggi;
KK.02 Mampu menyelesaikan masalah rekayasa sipil yang berkaitan dengan struktur,
sumber daya air, geoteknik, dan transportasi
KK.06 Mampu mendiagnosa dampak proses rekayasa ketekniksipilan secara komprehensif
dalam konteks ekonomi, lingkungan, peraturan dan sosial kemasyarakatan.
CP-MK
M1 Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar geologi dan morfologi tanah yang
berkaitan dengan struktur geologi, batuan serta bahan induk tanah.(S.09, P.03,
KU.03, KK.02, KK.06)
SubCPMK
Mahasiswa mampu Memahami dasar-dasar Geologi dan mampu menggambar garis kontur.
(M1)
Indikator Percapaian
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Proses pembentukan permukaan bumi
Materi Perkuliahan
Minggu ke 2 :
1. Roman muka bumi
2. Proses pembentukan permukaan bumi
Metode Perkuliahan
Contextual learning model dan Coorporative learning model
(TM: 100 menit x 1)
Media Perkuliahan
Bahan ajar, Whiteboard, LCD dan proyektor
27
Skenario Kegiatan Perkuliahan:
Tahap Kegiatan Pembelajaran Metode & Media Estimasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Mahasiswa dan dosen saling memberi Metode : 20 Menit
salam - Ceramah
Menunjukkan capaianPembelajaran. Media :
Menunjukkan relevansi - Ms.Powerpoint
capaianpembelajaran terhadap
perkuliahan.
Menyampaikan apersepsi dengan
kegiatan tanya jawab terkait dengan
materi yang akan disampaikan
Penyajian Mahasiswa diberikan kesempatan untuk Metode : 40 Menit
berfikir tentang roman muka bumi dan - Diskusi
manfaatnya bagi teknik sipil Media :
Menyampaikan hubungan roman muka - Ms.Powerpoint
bumi keterkaitanya dengan bidang ilmu
teknik sipil
Berdiskus tentang bagaiman
pembentukan permukaan bumi serta
bagaimana hubunganya dengan bidang
konstruksi
Penutup & Metode : 40 Menit
Tindak Menanyakan inti materi yang telah - Ceramah
Lanjut dijelaskan dalam tahap penyajian. Media :
Memberikan rangkuman tentang materi - Ms.Powerpoint
pembentukan roman muka bumi.
Membuat umpan balik pertanyaan
tentang materi yang telah dijelaskan.
Memberikan tugas
Sumber Belajar:
1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
28
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
Penilaian
1. Jenis Penilaian : Tes dan Non Tes
2. Bentuk:
a. Tes : Essay Test (Tes Uraian)
b. Non-Tes : Pengamatan (Observasi)
3. Instrumen :
1. Tes Uraian (untuk mengukur aspek pengetahuan-terlampir)
2. Lembar Observasi (untuk mengukur aspek sikap dan
keterampilan-terlampir)
29
KISI-KISI PENGEMBANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR (UAS)
Strategi Asesmen
CPMK Sub CPMK Indikator Pencapaian Bentuk Nomor Butir
Metode
Instrumen Instrumen
Mahasiswa mampu Mahasiswa memahami Mahasiswa mampu Menjelaskan Tes Tes Uraian 1
memahami prinsip dasar dasar-dasar Geologi dan Proses pembentukan permukaan
geologi dan morfologi mampu menggambar bumi
tanah yang berkaitan garis kontur Menggambar garis kontur
dengan struktur geologi, seseuai dengan permukaan bumi
batuan serta bahan induk Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu menjelaskan Tes Tes Uraian 2
tanah. menjelaskan serta gambaran mineral dan
memberikan gambaran memberikan contoh fungsinya
tentang mineral dan
batuan
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Menjelaskan Tes Tes Uraian 3
menjelaskan bahan induk pembetukan tanah sesuai dengan
pembentuk tanah dan bahan induk, menunjukan
taxonomy tanah perbedaan garis horizon tanah
dan menjelaskan taxonomy
tanah
Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Menerapka Tes Tes Uraian 3
menjelaskan metode klasifikasi tanah
klasifikasi tanah
Mahasiswa mampu Mahasiwa Mampu Mahasiswa mampu Tes Tes Uraian 4
menganalisis Menganalisis Deskripsi, Menganalisis deskripsi, sifat dan
karakteristek dan jenis Sifat Dan Perilaku Tanah perilaku tanah, Menganalisis
batuan serta Dan Batuan serta deskripsi, sifat dan perilaku
30
mengklasifikasikan melakukan investigasi tanah, Melakukan Teknik
tanah sesuai dengan tanah dan batuan sampling, Menganalisis hasil tes
bahan induk. pengukuran lapangan
Mahasiswa mampu Mahasiswa Mampu Mahasiswa mampu Menerapkan Tes Tes Uraian 5
melakukan Menerapkan penyelidikan lapangan dengan
penyelidikitanah, batuan Penyelidikan Tanah Dan alat sederhana, menganalisis
dan menyusun hasil Batuan penyelidikan lapangan
penyelidikan tanah,
batuan
31
TES URAIAN( 5 BUTIR SOAL) TES OBYEKTIF (20 BUTIR SOAL)
DAN KUNCI JAWABAN
A. TES URAIAN
Petunjuk Pengisian
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan didasari kajian teori danatau praktik keilmuan yang
memadai!
1. Jelaskanapa yang dimaksud denganGeologi, Geodesi, Geografi, Mineral,
Batuan!(20)
2. Sebutkan mineral-mineral penyusun:
a. Batuan beku
b.Batuan sedimen
c. Batuan metamorf(20)
3. Jelaskan pengertian klasifikasi tanah dan sebutkan metode-metode klasifikasi tanah!(20)
4. Sebutkan 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA dan berikan penjelasan
dari setiap ordo! (20)
5. Gambarkanbagian-bagian horizon tanah serta berikan penjelasan! (20)
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, yang meliputi material
penyusun bumi, asal, struktur, komposisi, sejarah terbentuknya bumi, serta proses-
proses yang terjadi pada bumi sehingga keadaan bumi menjadi seperti saat ini.
Geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran (dimensi) bumi.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan lingkungannya, serta
hubungan timbal balik antara keduanya.
32
Mineral adalah materi penyusun kerak bumi yang terbentuk secara alami, anorganik,
memiliki sifat kimia dan fisik tertentu, dan struktur dalam berbentuk kristalin.
Mineral pada umumnya berwujud padat.
Batuan adalah massa materi mineral pembentuk kerak bumi, baik yang kompak dan
keras maupun ti9dak, yang terdiir dari satu atau banyak mineral.
3. Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari cara membedakan sifat- sifat tanah satu
sama lain, dan mengelompokkan tanah ke dalam kelas- kelas tertentu berdasarkan atas
kesamaan sifat yang dimiliki dan ada beberapa metode yang lazim digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah yaitu:
Unified Soil Clasification System (USCS)
American Association of State Highway Transportation Officials System (AASHTO)
Metode Textrual Soil Classification System (USDA)
Agronomic Soil Classification System
Geologic Soil Classification System
American Society for Testing and Materials System (ASTM)
Federal Aviation Agency System (FAA)
ALFISOL
33
ARIDISOL
ENTISOL
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda
yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain
kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol
HISTOSOL
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah
bertekstur liat) atau biasa disebut tanah gambut. Lapisan yang mengandung bahan
organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan
tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau
Organosol
INCEPTISOL
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol.Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti
permulaan.Umumnya mempunyai horison kambik.Tanah ini belum berkembang
lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll
MOLLISOL
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih
dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahanorganik lebih dari 1%,
kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila
kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan
sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.
OXISOL
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah
lapuk tinggal sedikit.Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar
kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat.Banyak mengandung oksida-
oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini
menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning),
Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning
34
SPODOSOL
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi
penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus(horison spodik) sedang, dilapisan atas
terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol
ULTISOL
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan
liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cmdari
permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu
VERTISOL
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi
(lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut.
Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah
mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Grumusol atau Margalit
35
B. TES OBJECTIF
36
7. Di bawah ini merupakan mineral yang banyak terdapat pada batuan kecuali .....
a. Olivine
b. Calcite
c. Pyroxcene
d. Semua benar
8. Mineral quartz biasa digunakan untuk ?
a. Logam Tembaga
b. Kikir Baja
c. Gelas
d. Mata Bor
9. Berikut ini adalah ciri-ciri aliran lava, yang manakah yang merupakan ciri-ciri dari
lava pahoehoe flow?
a. Kental
b. Lava Tebal
c. Lava Tipis
d. Gerak berlahan
10. Sebutkan ciri-ciri yang paling menonjol dari batuan sedimen ?
a. Berundak-undak
b. Berlapis-lapis
c. Mendatar
d. Bergerigi
11. Pelapukan, pengangkutan, deposisi, dan pembatuan merupakan proses dari batuan?
a. Batuan piroklastik
b. Batuan sedimen
c. Batuan beku
d. Batuan metamorf
12. Berikut ini adalah penyebab dalam proses batuan metamorf, kecuali ...
a. Komposisi
b. Temperatur
c. Deposisi
d. Tekanan
37
13. Tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat
mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan
keras. Ciri-ciri ini merupakan jenis tanah apa?
a. Spodosol
b. Ultisol
c. Vertisol
d. Litosol
14. Ada berapa ordo tanah dalam sistem klasifikasi tanah USDA 1975?
a. 9
b. 12
c. 11
d. 10
15. Pada metode klasifikasi tanah dibawah ini manakah metode yang biasa digunakan
dalam bidang konstruksi?
a. USCS dan AASHTO
b. USCS dan USDA
c. USCS dan ASTM
d. ASTM dan FAA
16. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir)
atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat) merupakan tanah dalam ordo?
a. Vertisol
b. Ultisol
c. Litosol
d. Histosol
17. Material silikat pijar dibawah permukaan bumi disebut?
a. Lava pijar
b. Magma
c. Inti bumi
d. Core
18. Sedimen yang berubah menjadi batu sedimen dikarenakan beberapa faktor dibawah ini
kecuali?
a. Litification
b. Compaction
c. Cementation
d. Deposition
38
19. Penanganan sample tanah biasa di sebut juga dengan?
a. Core drill
b. Core log
c. Soil log
d. Loging soil
20. Apa yang di maksud dengan ordo pada sistem klasifikasi tanah USDA?
a. Faktor pembeda
b. Faktor pemilah
c. Faktor penguji
d. Faktor pengikat
1. A 11. B
2. B 12. C
3. A 13. C
4. B 14. D
5. C 15. A
6. D 16. D
7. D 17. B
8. B 18. D
9. C 19. C
10. B 20. A
39
PEDOMAN PENSKORAN
1. Tes Uraian
Format penilaian tes uraian didasarkan atas jawaban yang diberikan mahasiswa dalam
menjawab soal. Untuk menghitung skor/ nilai yang diperoleh mahasiswa dari soal
uraian berdasarkan pada pedoman penskoran tes uraian berikut.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. P.N.W. Verhoef, Drs; Geologi untuk Teknik Sipil; Cetakan Ketiga, Erlangga, 1994.
2. F.G Bell Engineering Geology; Second edition, Elsevier, 2007.
3. Henry D. Foth Fundamentals of Soil Science; eighth edition, John Wiley and Sons,
1990.
4. David George Price, Engineering Geology Principles and Practice; Springer, 2009.
5. Tony Waltham, Foundations of Engineering Geology; second edition, Taylor and
Francis, 2002.
41
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, RISET,TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
LAMPIRAN PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
Penilaian Bentuk Instrumen
Sikap Observasi Rubrik untuk penilaian proses
Keterampilan Umum Observasi, partisipasi,
Keterampilan Khusus unjuk kerja, tes tertulis,
Penguasaan Pengetahuan tes lisan dan angket
2. Penilaian Kompetensi
a. Penilaian Sikap, Partisipasi dan Kehadiran
1) Penilaian Sikap dan Partisipasi
a) Format Penilaian Sikap dan Partisipasi
Format Penilaian Sikap dan Partisipasi
Identitas : …………………………
Kelas/Prodi : …………./ Teknik Sipil
Nama Nilai
No NIM Ket.
Mahasiswa Sikap Partisipasi
1
2
3
Dst.
1
2
3
Dst.
42
Deskriptor Disiplin
(a) Tertib mengikuti instruksi dosen
(b) Mengerjakan tugas tepat waktu
(c) Mengikuti kegiatan perkuliahan sesuai instruksi dosen
(d) Menjaga kelas kondusif
Jujur
(a) Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
(b) Tidak melakukan manipulasi kehadiran, tanda tangan dan berbohong dalam
kaitannya dengan pelaksanaan tugas yang telah disepakati Bersama
(c) Tidak menyontek atau melihat data/tugas pekerjaan yang lain
(d) Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
Tanggung Jawab
(a) Tanggap terhadap respon
(b) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
(c) Mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi
(d) Merapikan kembali ruang, alat dan peralatan belajar yang telah dipergunakan
Santun
(a) Berinteraksi dengan pimpiuan, dosen, staff, tamu dan teman mahasiswa
secara ramah baik dalam ruang kelas maupun diluar ruangan
(b) Berkomunikasi dengan Bahasa yang tidak menyinggung perasaan
(c) Menggunakan Bahasa tubuh (body language) yang bersahabat
(d) Berperilaku sopan
Keterangan Nilai
4 = memenuhi semua indikator pada setiap kriteria
3 = memenuhi 3 indikator pada setiap kriteria
2 = memenuhi 2 indikator pada setiap kriteria
1 = memenuhi 1 indikator pada setiap kriteria
0 = tidak memenuhi semua indikator pada setiap kriteria
43
Rubrik Penialaian Keaktifan
Skor
No. Deskriptor
Nilai
Mahasiswa sangat aktif (bertanya, menjelaskan, dll)
1 80
dalam nerkuliahan
Mahasiswa aktif (bertanya, menjelaskan, dll) dalam
2 70
perkuliahan
Mahasiswa kurang aktif (bertanya, menjelaskan, dll)
3 60
dalam perkuliahan
2) Penilaian Kehadiran
a) Format Penilaian Kehadiran
Format Penilaian Sikap dan Partisipasi
Identitas : …………………………
Kelas/Prodi : …………./ Teknik Sipil
Nama Nilai
No NIM Ket.
Mahasiswa Sikap Partisipasi
1
2
3
Dst.
b. Penilaian Pengetahuan
1) Format Penilaian Pengetahuan
Penilaian Portofolio Tugas 1 s/d 5
ldentitas
Nama Mahasiswa : ………………………...
NIM/ Prodi : …………./ Teknik Sipil
Kelas : ………………………...
44
Perolehan
No. Aspek Bobot Ket.
Nilai
1. Bahasa Ilmiah 10
2. Sistematika Penulisan 10
4. Kutipan 10
Skor Aspek I
Nilai I =
II ISI 60%
1) Pendahuluan 20
3) Penutup 10
4) Daftar Pustaka 10
Skor Aspek II
Nilai II =
Nilai Akhir =
45
(2) Sistematika Penulisan
Skor
No. Deskriptor
Nilai
1. Sistematika penulisan secara keseluruhan sudah sesuai 7 - 10
dengan yang ditetapkan
(4) Kutipan
Skor
No. Deskriptor
Nilai
b) Isi
(1) Pendahuluan
Skor
No. Deskriptor
Nilai
46
(2) Pembahasan/ Kajian Pustaka
Skor
No. Deskriptor
Nilai
1. Kajian pustaka secara keseluruhan sesuai dengan topik 14 - 20
yang dibahas
(3) Penutup
Skor
No. Deskriptor
Nilai
2. Referensi hanya dari buku saja dan jurnal saja dengan 4–6
penulisan daftar pustaka yang tepat
47
c. Penilaian Keterampilan
1) Format Penilaian Presentasi
2. Sistematika presentasi
3. Penggunaan bahasa
Total
48
2) Rubrik Deskriptif untuk Penilaian Presentasi Makalah
No Aspek Kriteria Skor
1 Penguasaan Menunjukan penguasaan materi
3
materi yang presentasi dengan baik didukung referensi
dipresentasika Menunjukan penguasaan materi
n presentasi dengan baik, tidak didukung 2
referensi terbaru
Menunjukan penguasaan materi
1
presentasi dengan tidak baik
2 Sistematika Materi presentasi disajikan secara runtut
3
Presentasi dan sistematis
Materi presentasi disajikan secara runtut
2
tetapi tidak sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak
1
runtut dan tidak sistematis
3 Penggunaan Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3
Bahasa dan komunikatif
Bahasa yang digunakan mudah dipahami,
2
tidak komunikatif
Bahasa yang digunakan sulit dipahami,
1
tidak komunikatif
4 Ketepatan Penyampaian materi disajikan dengan
Intonasi dan intonasi yang tepat dan artikulasi /lafal 3
kejelasan yang jelas
artikulasi Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal 2
yang tidak jelas
Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi tidak tepat dan artikulasi/lafal 1
yang tidak jelas
5 Kemampuan Media yang dimanfaatkan sangat jelas,
3
Memanfaatkan menarik, dan menunjang seluruh sajian
Media Media yang dimanfaatkan sangat jelas
2
Presentasi tetapi kurang menarik
Media yang dimanfaatkan kurang jelas
1
dan tidak menarik
6 Kemampuan Mampu mempertahankan dan
Mempertahan- menanggapi pertanyaan/sanggahan 3
kan dan dengan arif dan bijaksana
menanggapi Mampu mempertahankan dan
Pernyataan menanggapi pertanyaan/sanggahan 2
atau dengan cukup baik
Sanggahan Tidak mampu mempertahankan dan
1
menanggapi pertanyaan atau sanggahan
Jumlah Skor
Nilai = ( Jumlah Skor : 18) x 100
49
3) Format Penilaian Makalah
Nama : ……………………………………….
NIM : …………………………………….....
Judul : ……………………………………….
Tanggal Presentasi : ……………………………………….
B. Aspek Penilaian
Perolehan
No. Aspek Yang Dinilai Ket.
Skor
1 Isi
Pendahuluan
Pembahasan materi
Simpulan
Daftar pustaka
2 Umum
SistematikalLaporan
Isi laporan
Total
50
4) Format Penilaian Makalah
Kriteria
Laporan Aspek
4 3 2 1
A. Isi 60% 1. pendahuluan Sistematis. Tidak Sistematik. Tidak
Latar sistematis. Latar sistematis.
belakang Latar belakang Latar
dan tujuan belakang dan tujuan belakang
penullisan dan tujuan penulisan dan tujuan
sesuai penulisan tidak sesuai. penulisan
sesuai. tidak sesuai.
51
Kriteria
Laporan Aspek
4 3 2 1
B. Umum 1. Sistematika Sistematik Lengkap, Sistematik, Tidak
40% Laporan dan lengkap tidak tidak sistematik,
sistematik lengkap tidak
lengkap
Skor B
Nilai B (40%) = Skor B x 40%
Nilai akhir = (( Nilai A + Nilai B)/ 14,4) x 100
52
MODUL
1.1 Tanah
1.1.1 Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan yang ada baik berupa batuan sedimen,
batuan metamorf atau batuan beku. Pelapukan dianggap bagian yang sangat penting dari
proses degradasi. Secara umum tanah terbentuk akibat proses pelapukan /penguraian batuan
secara kimia, fisik dan biologi.
Pelapukan adalah perubahan fisik atau kimiawi batuan yang disebabkan karena berhuhungan
dengan udara, air, dan organisme. Pelapukan digolongkan sebagai pelapukan fisika, pelapukan
kimiawi, dan pelapukan biologis tergantung kepada penyebab utamanya. Pada pelapukan fisik,
tenaga yang berupa tekanan dan temperatur memegang peranan yang sangat penting,
sedangkan pada pelapukan kimiawi reaksi kimia menyebabkan parubahan pada komposisi
kimia batuan. Pelapukan fisik menyebabkan batuan berubah ukuran menjadi lebih kecil yaitu
dengan pemecahan atau desintegrasi. Penyebab terjadinya disintegrasi dapat berupa
pengembangan karena berkurangnya tekanan, pertumbuhan kristal, pengembangan dan
pengerutan karena pemanasan dan pendinginan, serta pengisian koloid.
53
gamping akan mengalami proses karbonasi ini. Asam karbonat terbentuk karena udara yang
mempunyai kandungan CO2 bereaksi dengan adanya air.
Pelapukan organik sebenarnya merupakan kombinasi antara kedua jenis pelapukan yang telah
diuraikan sebelumnya, disebabkan karena tumbuh-tumbuhan atau pun makhluk hidup,
misalnya akar pepohonan, cacing, dsb. Baik larutan kimia maupun energi yang dihasilkan oleh
organisme, dapat mempercepat proses pelapukan batuan.
Pelapukan batuan disatu sisi memiliki peran yang menguntungkan bagi umat manusia. Akibat
proses pelapukan, batuan yang keras menjadi lunak sehingga memudahkan umat manusia
untuk mengelola suatu bentang alam tertentu menjadi lahan budidaya (misalnya tahan
pertanian). Gambar di bawah menunjukkan proses pembentukan tanah akibat adanya
pelapukan batuan.
Gambar I.1- Pembentukan tanah akibat proses pelapukan batuan (Strahler &
Strahler, 1984)
Pelapukan kimia umumnya terjadi didaerah yang memiliki curah hujan tinggi, mengandung
asam yang tinggi dan suhu yang tinggi. Proses pelapukan terjadi karena reaksi batuan dengan
asam, basa, oksigen dan karbon dioksida, yang hasil akhirnya akan berupa partikel/butiran
54
cristalin berukuran colloid (<0,002 MM) yang dikenal sebagai mineral lempung yang memiliki
komposisi yang berbeda dengan batuan induknya.
Pelapukan secara fisik atau mekanik terjadi akibat erosi oleh angin, air, perubahan suhu atau
cuaca. Hasil pelapukan berupa partikel-partikel kecil yang masih memiliki komposisi yang
sama dengan batuan induk, dapat berupa lanau, pasir,kerikil dan boulder.
Yang dimaksud dengan tanah (soil), adalah: campuran atau himpunan partikel / butiran mineral
tanah dari berbagai ukuran yang relatif lepas (uncemented / partially cemented) yang dapat
berupa lempung, lanau, pasir, kerikil, boulder atau campuran diantara material-material
tersebut. Diantara butir-butir tanah terdapat ruang / pori-pori yang dapat berisi udara atau air,
lihat gambar I.1.
Hasil pelapukan batuan induk yang masih ditempat asal, disebut residual soil, yang ditandai
dengan warna merah atau cokelat yang umumnya dijumpai di daerah pegunungan atau
perbukitan.
Bila hasil pelapukan terangkut oleh air, es atau angin, kemudian diendapkan didaerah lain,
disebut tanah angkutan (transported soil).
Tanah juga dapat berasal dari hasil pelapukan material organik seperti tumbuhan yang
membusuk. Yang disebut tanah organik, biasanya berupa tanah angkutan hasil pelapukan
yang bercampur dengan tanaman yang membusuk.
air
udara
Tanah dibagi menjadi butir kasar dan butir halus oleh saringan No.200. Bila lebih dari
50% terhadap berat kering tertinggal diatas saringan No.200, material tersebut adalah
material berbutir kasar. Bila 50% atau lebih lolos saringan 200, material tersebut
disebut sebagai material berbutir halus.
56
Gambar I.3-Grafik pembagian ukuran butir
Dalam hal ini, hanya sifat tanah berbutir kasar yang merupakan hal yang penting dan
bagian tanah yang berbutir halus dapat diabaikan dalam melakukan klasifikasi tanah.
Klasifikasi sebagai pasir atau kerikil adalah merupakan sifat utama dari material.
Karakteristik sekunder dari butiran yang mempunyai butir halus kurang dari 5%
adalah gradasi tanahnya sendiri. Butiran tanah mungkin hanya terdiri dari satu ukuran
butiran yang dominan ;campuran dari butiran kasar dan halus dengan ukuran
diantaranya hilang; atau suatu campuran yang terdiri dari berbagai macam ukuran
partikel. Material dalam dua kelompok pertama diklasifikasikan sebagai gradasi
buruk. Kelompok yang terakhir adalah butiran yang bergradasi baik. Batas (range)
dari ukuran partikel dapat diperoleh dengan cara mengoyang-goyang kan saringan.
Hasilnya diplotkan dalam grafik pembagian butiran tanah dan dianalisis untuk
memperoleh kriteria berikut bila material bergradasi baik.
57
Gambar I.4 -Grafik pembagian ukuran butir berbagai jenis tanah
58
D60 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen
yang lolos =60%
D30 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen
yang lolos=30%
D10 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen
yang lolos = 10%
Kedua kondisi (Cudan Cc) harus dipenuhi untuk mendapatkan tanah yang bergradasi
baik. Bila salah satu kondisi tidak terpenuhi tanah tersebut dimasukkan sebagai
material bergradasi buruk.
Beberapa material dapat ditentukan klasifikasinya dengan memeriksa secara visual
terhadap grafik. Bila hasil plotting membuat kurva yang baik dan membentuk kurva
cekung dengan kecenderungan naik diantara garis10% dan 60% dalam grafik
distribusi ukuran butiran, berarti tanah bergradasi baik. Semua kombinasi dari tanah
dengan butiran halus kurang dari 5%, termasuk tanah bergradasi buruk.
Terdapat empat klasifikasi tanah dimana persentase butiran halus kurang dari 5
persen, yaitu kerikil bergradasi baik (GW), kerikil bergradasi buruk (GP), pasir
bergradasi baik (SW) dan pasir bergradasi buruk (SP). Klasifikasi butiran kasar seperti
yang diatas hanya berdasarkan hasil analisis saringan.
Ada empat kelompok dari butiran kasar dimana persentase tanah berbutir halus
melebihi 12 % . Empat kelompok tersebut adalah kerikil mengandung butiran halus
lempung (GC), kerikil mengandung butiran halus lanau (GM), pasir mengandung
butiran halus lempung (SC),dan pasir butiran halus lanau (SM).
59
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah:
W : well graded (tanah dengan gradasi baik)
P : poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
L : low plasticity (plastisitas rendah) (LL < 50)
H : high plasticity (plastisitas tinggi) (LL > 50)
Tanah berbutir kasar ditandai dengan symbol kelompok seperti:GW, GP, GM, GC,
SW, SP, SM, dan SC. Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut ini perlu
diperhatikan:
a) Persentase butiran yang lolos ayakan No.200 ( fraksi halus).
b) Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan No.40.
c) Koefisien keseragaman (uniformity coeffisien, Cu) dan koefisien gradasi
(gradation coefficient, Cc) untuk tanah dimana 0-12% lolos ayakan No.200.
d) Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos ayakan
No.40 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos ayakan No.200).
Bilamana persentase butiran yang lolos ayakan No. 200 antara 5 sampai dengan 12
%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM,GW-GC,SW-SM,SW-SC, SP-SM,dan SP-
SC diperlukan.
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, ME, CH, dan OH
diperoleh dengan cara menggambar batas cair dan indeks plastisitas tanah yang
bersangkutan pada bagan plastisitas (Casagrande, 1948).
60
b. Tanah Berbutir Halus
Material tanah ditentukan sebagai material halus, bila tanah tersebut mengandung
butiran halus 50% atau lebih yang lolos saringan No. 200.
1. Lempung dan lanau
Plastisitas adalah sifat teknis yang paling penting dari tanah berbutir halus.
Oleh karena itu tanah berbutir halus diklasifikasikan berdasarkan sifat
plastisitasnya. Plastisitas dari tanah berbutir halus ditentukan banyaknya
butiran tanah yang lolos saringan no 40. Material tanah yang terletak diatas garis
"A" pada gambar di atas dapat dikelompokkan kedalam tanah berbutir halus
berlempung. Bila terletak dibawah garis A tanah tersebut dapat dikelompokkan
kedalam tanah berbutir halus berlanau.
Didalam sistem klasifikasi unified, "lempung' atau "berlempung" dikelompokkan
sebagai tanah yang terletak diatas garis A. "Lanau" atau "berlanau" adalah material
yang terletak dibawah garis "A". Sebagai garis batas adalah "Garis A" berdasarkan
indeks plastisitas PI.
Tanah yang mempunyai batas cair diatas 50% merupakan tanah lempungan atau
lanauan dengan batas cair yang tinggi. Tanah yang mempunyai batas cair dibawah
50% adalah tanah lempungan atau lanauan yang mempunyai batas cairr endah.
Terdapat empat kelompok tanah berbutir halus, yaitu tanah berlempung dengan
berbatas cair rendah (CL), tanah berlempung dengan berbatas cair tinggi (CH), tanah
berlanau dengan berbatas cair rendah (ML) dan tanah berlanau dengan batas cair
tinggi (MH).
3. Material organik
Tanah mengandung sejumlah besar bahan organik dapat dikenali dari warna dan
baunya. Karakteristik tanah organik tidak mempunyai batasan-batasan yang jelas.
Jenis tanah ini tidak dapat digunakan dalam kontruksi dan memerlukan pengarahan
khusus dari tenaga ahli,bila digunakan dalam konstruksi. Beberapa jenis dari tanah
ini dapat dikelompokkan sebagai tanah organik dengan batas cair tinggi dan tanah
61
organik dengan batas cair rendah, bila diuji dilaboratorium. Tanah organik
mengandung serat yang tidak dapat diuji di laboratorium dikenal sebagai gambut.
Ada tiga jenis tanah organik, yaitu tanah organik dengan batas cair tingg i(OH),
tanah organik dengan batas cair rendah (OL) dan gambut (Pt).
Hasil dari pada pengklasifikasian tanah tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
antara lain untuk perancangan tubuh embung, rencana teknis serta pelaksanaan pembangunan
guna memperoleh gambaran kemampuan adaptasi material tersebut untuk tubuh embung,
pemilihan peralatan yang paling sesuai untuk pelaksanaan pembangunan tubuh embung,
penentuan kelayakan (adequacy) pondasi yang akan mendukung dan lain-lain.
Berbagai jenis (sistem) pengklasifikasian dari tanah dibuat oleh para ahli, terutama dari
Amerika Serikat seperti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), American
Assosiation of States Highway Officials US.Dept.of Algriculture, United States Bureau Of
Reclamation dan lain-lain yang semuanya membuat klasifikasi tanah berdasarkan ukuran
butir dengan sedikit perbedaan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Di Indonesia secara umum menggunakan sistim klasifikasi dari USBR yaitu Unified Soil
Classification System (USCS) dalam melakukan klasifikasian tanah untuk keperluan teknik
sipil. Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande pada tahun 1942 untuk
dipergunakan pada pembangunan lapangan terbang yang dilaksanakan oleh The Army Corps
of Engineers. Sistem ini kemudian dengan bekerja sama dengan United States Bureau of
Reclamation tahun 1952, disempurnakan agar dapat terpakai untuk embung dan konstruksi
lainnya.
Sistem Unified Classification mengelompokkan tanah ke dalam 2 kelompok besar, yaitu:
a. Tanah berbutir-kasar (coarse-grained-soil), yaitu: tanah kerikil dan pasir dimana kurang
dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No.200 dari kelompok ini dimulai dengan
huruf awal G atau S. G untuk kerikil kecil (gravel) atau tanah berkerikil, dan S untuk
pasir (sand) atau tanah berpasir.
62
b. Tanah berbutir-halus (fined-grained - soil), yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal
M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay), anorganik, dan 0 untuk lanau-
organik dan lempung-organik. Simbol Pt digunakan untuk tanah gambut (peat), muck,
dan tanah-tanah lain dengan kadar organik yang tinggi. Pada bagian ini, sebuah garis
empiris (garisA) memisahkan lempungan organik (C) dari lanau (M) dan tanah organic
(O), dan garis A tersebut diberikan dalam persamaan:
IP = 0,73(wL–20)
Tanah gambut (peat), merupakan bahan berupa kayu yang berserabut dan hanya
diklasifikasikan lewat penampilan secara visual.
Pada gambar diatas, grafik dibuat dengan wL sebagai absis dan IP sebagai ordinat.
Dalam grafik ini, garis yang dinamakan "Garis A" yang telah diplotkan sedemikian
rupa,sehingga hampir sejajar terhadap plot dari sejumlah material dan bermula pada IP
63
= 4% dan wL = kira-kira 25. Untuk tujuan klasifikasi, semua material yang terletak
diatas garis A dikelompokkan sebagai lempung dan yang terletak dibawah garis A
dikelompokkan sebagai lanau. Daerah tertentu dari grafik yang mempunyai IP antara 4
sampai 7% dari "GarisA" kearah 0% dariwL mempunyai dua penunjuk ganda dan dapat
dianggap sebagai perpanjangan dari garis A untuk memisahkan material.
Bahasa standar sangat penting dalam deskripsi tanah, baik untuk mengenali karakteristik
material tanah maupun massa tanah di lapangan. Karakteristik- karaktcristik tersebut
dapat diperoleh dari contoh tanah tak terganggu (undisturb soil) dan contoh tanah
terganggu (disturb soil). Karakteristik material utama tanah adalah distribusi ukuran
partikel (gradasi) dan plastisitas, yang digunakan sebagai pedoman penamaan.
Sedangkan karakteristik material yang menunjang (sekunder) adalah warna tanah,
tekstur, komposisi partikel tanah. Untuk deskripsi karakteristik massa tanah harus
meliputi taksiran kekerasan dan kekuatannva, rincian tempat, bidang bidang
diskontinuitas, dan batuan asal dari tanah tersebut.
Istilah deskripsi dan klasifikasi tanah perlu dibedakan. Deskripsi tanah sudah termasuk
meliputi baik massa tanah maupun karakteristik material tanah, karena itu tidak ada dua
jenis tanah dengan deskripsi yang benar-benar sama. Pada klasifikasi tanah, sebalikmya,
tanah ditempatkan hanya salah sate dari beberapa kelompok berdasarkan hanya pada
karakteristik material saja.
Sistem klasifikasi tanah USCS dibuat berdasarkan sifat-sifat teknis material, yaitu:
ukuran butiran, gradasi, plastisitas dan kompressibilitas nya. Sifat tanah berbutir kasar
sangat dipengaruhi oleh ukuran butiran dan gradasinya sedang sifat tanah berbutir halus
oleh plastisitasnya oleh karenanya klasifikasi dibuat berdasar ukuran butiran, gradasi
dan palstisitasnya.
Ukuran butir dan gradasi ditentukan dengan analisis saringan sedang batas cair dan
batas plastis ditentukan melalui pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode
standar.
Klasifikasi tanah menurut sistem USCS dibuat untuk tanah dengan diameter butiran
kurang dari 75mm (3 inchi), tanah dibagi menjadi dua, yaitu: berbutir kasar dan
berbutir halus berdasar penyaringan melalui ayakan No.200 (Ø > 0.074mm).
Presentasi kandungan kerikil, pasir dan butiran halus didalam tanah akan menentukan
apakah tanah termasuk kelompok tanah berbutir kasar atau berbutir halus. Disebut tanah
berbutir kasar, bila material yang tertinggal diatas ayakan no.200 lebih dari 50%
terhadap berat kering dan disebut tanah berbutir halus bila material yang lolos ayakan.
No.200 lebih dari 50%.
1. Tanah berbutir kasar, dibedakan menjadi pasir atau kerikil berdasarkan ayakan No.4
atau Ø 4,76mm. Bila material tertahan diatas saringan ≥ 50% atau lebih, digolongkan
sebagai kerikil, Sebaliknya bila yang lolos >50% digolongkan sebagai pasir.
a) Kerikil / gravel diberi simbol ”G”, memiliki ukuran Ø75 ~ 6mm, terdiri dari:
kerikil kasar Ø75 ~ 19mm, kerikil halus Ø19 mm ~ ayakan no.4 atau Ø 4,76 mm
b) Pasir diberi symbol “S”, memiliki ukuran ayakan no.4 ~ no.200, terdiri dari:
1) pasir kasar, ayakan no.4 (4,76mm) ~ no.10 (2,0mm)
2) pasir sedang, (médium) ayakan no.10 (2,0mm) ~ no.40 (0,42 mm)
3) pasir halus, ayakan no.40 (0,42mm) ~ no.200 (0,074mm)
65
2. Tanah berbutir halus, dibagi menjadi dua yaitu:
a) lanau diberi simbol - M”dan
b) lempung diberi simbol –CI
66
Simbol sifat tanah yang digunakan dalam sistem klasifikasi USCS:
G = kerikil(gravel) W = bergradasibaik(wellgraded)
S = pasir(sand) P = bergradasiburuk(poorlygraded)
M = lanau(silt/loam) H = plastisitas tinggi(highliqui dlimit)
C = lempung(clay) L = plastisitasrendah(lowliquid limit)
Pt = gambut(peat) O = organik(organic)
Pembedaan material ini lebih didasarkan pada komposisi partikel dari pada ukurannya,
yang memiliki rentang ukuran dari koloid sampai beberapa inchi yang berupa bagian-
bagian berserat hasil proses dekomposisi tumbuhan. Tanah yang mengandung
sejumlah besar bahan organic dapat dikenali dari warna dan baunya.
1.2 Batuan
1.2.1 Umum
Kerak dan selubung atas bumi terdiri atas batuan yang bermacam-macam usia dan asal
usulnya. Menurut asal-usulnya, batuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok/jenis batuan
utama,yaitu:
a. Batuan beku (igneous),
b. Batuan sedimen / batuan endap, dan
c. Batuan malihan (metamorfik).
Dari ketiga kelompok batuan tersebut (beku, malihan dan sedimen), bagian terbesar dari
batuan yang terbuka dipermukaan tanah adalah batuan sedimen yang mencapai 75%. Dan
dari bagian tersebut yang menonjol adalah batuan serpih (serpihl empung, batu lanau, batu
lumpur dan batu lempung) yang meliputi 50% lebih dari batuan sedimen terbuka
(Foster,1975). Informasi distribusi jenis batuan di Indonesia dapat diperoleh dari peta geologi
yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi.
67
Perbedaan warna terutama disebabkan oleh adanya mineral. Batuan yang mengandung banyak
mineral warna disebut ultramafik, contoh batuan peridotit yang membentuk selubung bumi.
Batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik, contoh: batuan basalt dan gabro. Batuan
yang berwarna muda disebut felsik,contoh:granit.
Perbedaan tekstur terjadi karena perbedaan laju pendinginan magma. Laju pendingan magma,
tergantung pada letak magma nya yang dapat terjadi:di dapur magma, didalam saluran magma
(korok) dan dipermukaan bumi. Umumnya semakin dalam letak magma, semakin lambat
mendinginnya sehingga kristal mineralnya cukup waktu untuk tumbuh sebelum magma
mengeras, dan batuannya akan bertekstur kasar. Misal granit, pendinginannya paling lambat
(batuan beku dalam/plutonik) bertekstur kasar dan sangat kuat, kemudian andesit yang
pendinginannya agak cepat. Batuan yang membeku dibawah permukaan bumi dengan
menjorok kebatuan lain disebut batuan beku intrusi (batuan retas/korok).
Magma yang muncul ke permukaan bumi, proses mendinginnya akan lebih cepat sehingga
kristalnya hanya memiliki sedikit waktu untuk tumbuh. Batuan yang terbentuk berbutir
lembut missal: batu gelas, obsidian, basalt, tufa, batuan vulkanik. Bila magma nya banyak
mengandung unsur gas, hasil pembekuannya adalah batu apung. Batuan yang membeku
dipermukaan bumi disebut batuan beku ekstrusi atau batuan leleran.
Menurut proses terbentuknya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi: aluvium yang
diendapkan oleh sungai-sungai; batuan muda yang lunak dan tidak dipengaruhi oleh
gerakan orogen atau gempa; batuan tua yang keras, telah melengkung atau terlipat, bahkan
retak oleh gaya endogen.
68
Menurut bahan asal pembentukannya, secara garis besar batuan sedimen dikelompokkan
menjadi:sedimen klastik dan sedimen non-klastik.
Batuan sedimen klastik terbentuk oleh disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan,
yang kemudian terangkut dan diendapkan. Proses transportasi oleh air dan angin dapat
mengubah atau memperkecil pecahannya dalam berbagai ukuran dan bentuk. Jenis-jenis
batuan ini dilihat dari aspek butirannya yang berbutir kasar: konglomerat, breksi; berbutir
sedang: batu pasir, batu lanau; berbutir halus: serpih dan batu lumpur.
Batuan sedimen klastik memiliki satu golongan khusus, yaitu batuan sedimen pyroklastik yang
berasal dari erupsi gunung berapi yang keluar berbentuk debu halus, kemudian terbentuk
endapan berlapis-lapis, misal batuan sedimen tuff.
69
batu lumpur menjadi hornfels (karena sentuhan suhu tinggi), batu kapur menjadi batu
marmer, batu serpih menjadi batu sabak, batu bara lunak menjadi grafit, batu pasir menjadi
kuarsa.
Secara garis besar batuan maliha dibedakan menjad dua macam yaitu: foliasi (strukturnya
berlapis) dan masif. Contoh untuk foliasi: gneiss, schist, phyllit, slate / batu sabak, sedang
untuk kelompok masif: marmer, kuarsa, amphibolite.
70
1.2.5 Klasifikasi Teknik Batuan
Langkah awal dalam kegiatan penyelidikan, jenis batuan utama digolongkan sebagai batuan
dasar seperti disajikan pada tabel 1.2. kemudian berdasar hasil uji lapangan dan laboratorium
dilakukan pengklasifikasian lebih rinci berdasar sifat-sifat tekniknya agar dapat dievaluasi
mengenai cocok tidaknya batuan sebagai pondasi dan sebagai bahan bangunan serta agar
dapat diperkirakan perilakunya setelah bangunan dikonstruksi.
Batuan dasar adalah merupakan campuran massa batuan dan/ atau pecahan-pecahan
batuan. Jaringan rekahan membagi massa batuan menjadi blok-blok prismatik atau pecahan-
pecahan yang mempengaruhi respon dan kinerjanya. Pada umumnya sifat teknik batuan
dapat diperkirakan pertama-tamaberdasar:diskontinuitas, rekahan, kekar, celah-celah, retakan
dan bidang perlemahan. Blok batuan utuh diantara diskontinuitas biasanya cukup kuat,
kecuali untuk jenis batuan lunak dan porus serta yang mudah lapuk.
Secara garis besar sistem klasifikasi batuan menggolongkan batuan menjadi dua macam yaitu:
a. Batuan utuh yang padat dan
b. Massa batuan.
Alternatif sistem klasifikasi lain, dibuat berdasarkan aspek-aspek: perilaku atau komposisi dan
tekstur. Banyak ahli yang telah mengusulkan metode klasifikasi teknis untuk massa batuan,
namun masih selalu dibutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan agar dapat diterapkan untuk
semua kondisi lokasi bangunan.
Diantara beberapa metode klasifikasi yang ada, adalah metode klasifikasi yang dikembangkan
oleh: Tanaka; yang biasa digunakan untuk klasifikasi batuan fondasi.
71
b. Klasifikasi batuan menurut Rock Mass Rating = RMR (Bieniawski), memberi nilai
batuan dari yang terjelek = 0 sampai yang terbaik = 100. Sistem ini disusun berdasar
enam parameter umum batuan yaitu:
1. Kekuatan batuan,
2. Kualitas inti pemboran (berdasar RQD),
3. Kondisi air tanah,
4. Jarak diskontinyuitas atau kekar dan rekah (joint and fracture),
5. Karakteristik diskontinyuitas atu kekar, serta
6. Orientasi kekar (yaitu: very favorable, favorable, fair, unfavorable, veri unvaforable)
yang nilai ratingnya berbeda-beda untuk pekerjaan terowong, fondasi dan tambang.
Pada pemetaan geologi permukaan dan pemboran batuan, sering perlu dicatat nama dan
umur satuan batuan untuk membantu pemilahan perlapisan stratigrafi dan perkiraan profil
geoteknik. Pada tabel 1.5 disajikan skala waktu geologi umum dan perioda yang terkait.
Pada umumnya batuan tua mempunya iporositas lebih rendah dan kekuatan lebih tinggi
dari pada batuan muda (Goodman,1989).
Beberapa jenis batuan dapat digunakan untuk menduga beberapa masalah yang mungkin
akan terjadi dalam konstruksi. Misal pada batu gamping sering dijumpai masalah adanya
rongga dan lubang benam; serpentin bersifat licin; serpih bentonit bersifat mengembang
dan bermasalah dengan stabilitas lereng; diabas berbentuk bongkah, dll.
Tabel 1.5 - Klasifikasi batuan untuk fondasi menurut Tanaka
72
Tabel 1.6 - Skala waktu geologi
1.3 Latihan
1. Sebutkan penyebab-penyebab terjadinya pelapukan kimiawi, pelapukan organik dan
pelapukan mekanik!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis batuan utama menurut asal-usulnya!
3. Sebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam klasifikasi batuan menurut
Tanaka!
1.4 Rangkuman
Pelapukan adalah perubahan fisik atau kimiawi batuan yang disebabkan karena
berhuhungan dengan udara, air, dan organisme. Pelapukan digolongkan sebagai pelapukan
fisika, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis tergantung kepada penyebab utamanya.
Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang ada baik batuan sedimen, batuan
metamorf atau batuan beku. Pelapukan dianggap bagian yang sangat penting dari proses
73
degradasi. Secara umum tanah terbentuk akibat proses pelapukan / penguraian batuan secara
kimia, fisik dan biologi.
Tanah dimasukkan kedalam kelompok yang mempunyai sifat teknis serupa, berdasarkan
perilaku dan sifat masing-masing jenis tanah. Menurut asal-usulnya, batuan dapat dibagi
menjadi tiga kelompok/jenis batuan utama, yaitu:
a. Batuan beku (igneous),
b. Batuan sedimen /batuan endap, dan
c. Batuan malihan (metamorfik).
74