Dosen Pembimbing:
Latri Wihastuti, S.E., M.Sc.
Oleh:
Oscar Nainggolan
17/415305/SV/13170
Penguji I Penguji II
Merangkap Ketua Penguji Merangkap Sekretaris
Penguji III
Merangkap Dosen Pembimbing Tugas
Akhir
Mengetahui,
Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis,
Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
i
UNIVERSITAS GADJAH MADA
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN EKONOMIKA DAN BISNIS SEKOLAH VOKASI
PROGRAM STUDI D4 PEMBANGUNAN EKONOMI KEWILAYAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul:
Oscar Nainggolan
(17/415305/SV/13170)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan dapat
Vokasi Universitas Gadjah Mada. Dengan selesainya laporan Tugas Akhir ini,
tingginya atas budi baik semua pihak yang telah berperan serta dalam proses
1. Bapak Dr. Leo Indra Wardhana, M.Sc., CFP selaku Ketua Departemen
2. Ibu Dr. Laksmi Yustika Devi, S.P., M.Si selaku Ketua Program Studi D4
3. Ibu Latri Wihastuti, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
arahan serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Terima kasih atas setiap ilmu dan pembelajarannya yang telah diberikan
iii
selama kurang lebih 4 (empat) tahun perkuliahan. Semoga penulis dapat
DAFTAR ISI
iv
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 34
4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Skema KPBU untuk Pengembangan
TPA Piyungan ..................................................................................................... 34
4.2 Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) ......................................... 36
4.3 Analisis External Factor Evaluation (EFE) ....................................... 38
4.4 Penentuan Titik Koordinat Kuadran ................................................... 39
4.5 Tahap Pencocokan (The Matching Stage) .......................................... 41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 52
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 52
5.2 Saran ................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
LAMPIRAN .......................................................................................................... 54
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 54
2. Hasil Pengisian Kuesioner .................................................................. 57
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komponen Biaya Pengembangan TPA Piyungan ................................................. 4
Tabel 2 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)............................................................. 13
Tabel 3 Matriks External Factor Evaluation (EFE) .......................................................... 15
Tabel 4 Matrik SWOT ...................................................................................................... 16
Tabel 5 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)............................................................. 37
Tabel 6 Matriks External Factor Evaluation (EFE) .......................................................... 38
Tabel 7 Matriks Analisis SWOT....................................................................................... 41
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DIY ................. 1
Grafik 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi DIY Tahun 2016-2020 ............ 2
Grafik 3. Volume Pertumbuhan Timbulan Sampah TPA Piyungan ....................... 2
Grafik 4 APBD Provinsi DIY Tahun 2017-2020 .................................................... 5
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Penelitian ............................................................................... 7
Gambar 2 Theoretical Framework of PPP Development in Transitional
Economies ............................................................................................................. 10
Gambar 3 Diagram Analisis SWOT ..................................................................... 18
Gambar 4 Tahapan Formulasi Strategi ................................................................. 32
Gambar 5 Diagram Analisis SWOT ..................................................................... 40
viii
INTISARI
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) merupakan salah satu
alternatif yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan
pembangunan infrastruktur yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik,
baik itu ditingkat pemerintah pusat sampai pada tingkat pemerintah daerah. Saat
ini, Pemerintah Provinsi DIY sedang berupaya mengimplementasikan skema
KPBU yang rencananya akan dipergunakan untuk pembangunan keempat
infarstruktur prioritas daerah yang telah tercantum dalam RPJMD tahun 2017-2022,
salah satunya adalah pengembangan TPA Piyungan. Hal ini dilakukan, mengingat
adanya keterbatasan fiskal yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DIY, serta setiap
tahunnya peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY menyebabkan kenikan volume sampah yang
dihasilakan oleh masyarakat. Penelitian ini, ditujukan untuk mengevaluasi jalanya
pelaksanaan skema KPBU untuk pengembangan TPA Piyungan di Provinsi DIY,
serta menyusun altrenatif strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap
permasalahan yang ada dengan menggunakan metode analisis Matriks Internal
Factor Evaluation (IFE), analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE), dan
analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan, terdapat beberapa faktor yang dapat
menghambat capaian dari pelaksanaan skema KPBU untuk pengembangan TPA
Piyungan antara lain, adanya kendalan pendanaan dalam penyusunan kajian Final
Business Case (FBC), adanya kendala dalam penyusunan pencatatan kepemilikan
dan penggunaan barang miliki daerah, masih sedikitnya SDM yang ada di dalam
Pemerintahan Provinsi DIY yang memahami tentang skema KPBU, dan lain
sebagainya. Untuk itu, guna mengatasi permasalahan tersebut dan mengoptimalkan
kembali jalannya pelaksanaan skema KPBU untuk pengembangan TPA Piyungan
disarankan kepada Pemerintah Provinsi DIY untuk menerapkan strategi SO
(Strength-Opportunity) yaitu dengan, meningkatkan kapasitas dan kredibilitas
Pemerintah Daerah untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan KPBU, menyusun
kerangka kerja operasional yang memiliki fleksibilitas tinggi untuk merespon
kejadian ataupun kondisi yang tidak sesuai dengan perencanaan, dan membangun
sistem tata kelola pemerintahan yang baik dengan menerapkan prinsip-prinsip good
governance guna menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk Badan Usaha.
Kata Kunci: Analisis SWOT dan KPBU
ix
ABSTRACT
The Public Private Partnership (PPP) scheme is one alternative that can be
used to meet the funding needs of infrastructure development, both at the central
government level to the local government level. Currently, the DIY Provincial
Government is trying to implement the PPP scheme which is planned to be used for
the construction of four priority regional infrastructures listed in the 2017-2022
RPJMD, one of which is the construction of the Piyungan TPA. This was done,
considering the fiscal limitations of the DIY Provincial Government, and every year
an increase in population growth followed by an increase in economic growth in
the DIY Province led to an increase in the volume of waste generated by the
community. This study aims to evaluate the implementation of the PPP scheme for
the development of the TPA Piyungan in DIY Province, as well as develop
alternative strategies that can be used to overcome existing problems using the
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix analysis method, External Factor
Evaluation (EFE) Matrix Analysis), and SWOT analysis. The results of the study
show that there are several factors that can hinder the achievement of the
implementation of the PPP scheme for the development of the Piyungan TPA,
among others, the existence of funding constraints in the preparation of the Final
Business Case (FBC) study, the existence of obstacles in the preparation of
recording ownership and use of regional property, the lack of human resources
those within the DIY Provincial Government who understand the PPP scheme, and
so on. For this reason, in order to overcome these problems and optimize the
implementation of the PPP scheme for the development of the Piyungan TPA, it is
recommended that the DIY Provincial Government implement the SO (Strength-
Opportunity) strategy, namely by increasing the capacity and credibility of the
Regional Government to support the successful implementation of the PPP,
developing a framework operations that have high flexibility to respond to events
or conditions that are not in accordance with the plan, and build a good governance
system by applying the principles of good governance in order to create a conducive
investment climate for Business Entities.
Key Word: SWOT Analysis and PPP
x
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, permasalahan lingkungan hidup yang disebabkan oleh sampah telah
menjadi permasalahan yang amat mendasar dan semakin sulit untuk diatasi,
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang selalu menjadi tantangan bagi setiap
informasi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY, sejak
3900000
3850000
Jumlah Penduduk
3800000
3750000
3700000
3650000
3600000
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
dilihat pada Grafik 2, sejak tahun 2016-2019 laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi
DIY juga terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menjadikan kebutuhan akan
1
fasilitas sarana dan pransarana infrastruktur dasar, seperti tempat pembuangan dan
pengelolahan sampah yang memadahi, menjadi suatu hal wajib yang harus dimiliki
Laju Pertumbuhan 8
6
Ekonomi (%)
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020
-2
-4
Tahun
Hal ini tidak lain disebabkan karena, peningkatan jumlah penduduk serta
terhadap peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan, seperti yang terlihat pada
Grafik 3
2
Sebagai upaya untuk menjaga lingkungan dari dampak buruk yang bersumber
dari sampah dan limbah industri, Pemerintah Provinsi DIY saat ini berencana untuk
memperbaiki, serta menambah kapasitas daya tampung dari salah satu infrastruktur
pengelolahan sampah terbesar yang ada di Provinsi DIY, yaitu TPA Piyungan.
Rencana ini juga sejalan dengan amanat UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Bantul, merupakan TPA terbesar yang ada di Provinsi DIY saat ini. TPA Piyungan,
kini dipergunakan untuk menampung sampah dari tiga daerah yang ada di Provinsi
DIY, yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta, yang jika
dikalkulasikan total luas wilayah dari ketiga daerah tersebut mencapai 1.114.17
Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi DIY, hampir
setiap harinya jumlah sampah yang diterima oleh TPA Piyungan tercatat mencapai
560-600 ton per hari, kondisi ini menyebabkan TPA Piyungan sering mengalami
overload yang sudah terjadi sejak tahun 2014 lalu (Setiawan, 2020). Hal tersebut,
sangat mungkin terjadi mengingat luas lahan dari TPA Piyungan yang hanya
sebesar 12,5 Ha, yang meliputi 10 Ha untuk area penimbunan sampah dan 2,5 Ha
3
Melihat permasalahan yang terjadi di TPA Piyungan, Pemerintah Provinsi
kapasitas APBD yang dimiliki Provinsi DIY saat ini tidak dapat sepenuhnya
4
6.200.000.000.000,00
6.000.000.000.000,00
5.800.000.000.000,00
5.600.000.000.000,00
5.400.000.000.000,00
5.200.000.000.000,00
5.000.000.000.000,00
4.800.000.000.000,00
4.600.000.000.000,00
4.400.000.000.000,00
2017 2018 2019 2020
PENDAPATAN BELANJA
tersebut, kini Pemerintah Provinsi DIY telah melakukan upaya dengan menerapkan
Bedasarkan Perpres No 38 Tahun 2015 tentang KPBU, terdapat tiga tahap utama
untuk dapat melaksanakan skema KPBU, yaitu tahap perencanaan, penyiapan, dan
transaksi, serta dalam ketiga tahap tersebut terdapat langkah-langkah penting yang
Piyungan telah melalui tahap perencanaan dan tahap penyiapan penyusunan Outline
Business Case (OBC), serta rencananya akan segera memasuki tahap penyusunan
Final Business Case (FBC). Namun, kenyataanya dalam proses pelaksanaan skema
KPBU untuk pengembangan TPA Piyungan masih terdapat beberapa kendala yang
5
belum terselesaikan, sehingga membuat jalannya pelaksanaan KPBU menjadi
Pengembangan TPA Piyungan, saat ini kendala yang dihadapi antara lain adalah
kajian Final Business Case (FBC), dan masih sedikitnya jumlah SDM di dalam
Pemerintahan Provinsi DIY yang memahami tentang skema KPBU. Sebagai upaya
skema KPBU untuk pengembangan TPA Piyungan maka diperlukan suatu kegiatan
pencapaiaanya.
ditujukan untuk:
6
Mengevaluasi jalannya pelaksanaan skema KPBU di Provinsi DIY,
TPA Piyungan.
TPA Piyungan dan menyusun alternatif strategi yang dapat digunakan untuk
7
1.5 Batasan Penelitian
Provinsi DIY.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
yang mendasari pemerintah untuk menerapkan skema KPBU antara lain, Badan
Usaha dinilai memiliki mobilitas yang lebih baik dibandingkan pemerintah, Badan
Usaha dinilai memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola risiko dan imbal
balik dari suatu proyek, dan yang terakhir pemerintah dinilai kurang mampu dalam
dengan skala yang besar (Cheung et al., 2009). Sejatinya terdapat beberapa faktor
yang harus dipenuhi untuk mencapai kesuksesan dari skema KPBU atau Public
9
Penilaian yang kompetitif dan transparan dalam tahap pengadaan, seleksi,
Dalam pelaksanaan skema KPBU, setidaknya terdapat tiga faktor kunci yang
berhasil atau tidaknya pelaksanaan skema KPBU. Faktor-faktor tersebut antara lain
keberadaan pasar, lingkungan operasi, dan kapasitas pemerintah (Yang et al., 2013).
Kapasitas atau ukuran pasar merupakan salah satu faktor yang memiliki peran
profitabiltas yang akan didapat, sehingga semakin besar kapasitas pasar yang ada
akan membuat ketertarikan pihak badan usaha untuk mengambil bagian dalam
10
untuk memastikan bahwa pihak swasta dapat beroperasi dengan tingkat hambatan
yang rendah. Dalam rangka memastikan hal tersebut dibutuhkan adanya perangkat
hukum ataupun regulasi yang jelas. Keberadaan perangkat hukum ataupun regulasi,
dapat memberikan jaminan kepada Badan Usaha untuk dapat menjaga kepentingan
mereka dan mengurangi berbagai ancaman risiko yang ada, serta memastikan
jalanya kemitraan dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sejak
awal. Sementara itu, kapasitas dan kredibilitas pemerintah dalam hal manajerial
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan atau tidak (Michael E. Kraft dan
digolongkan menjadi dua tipe yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi
dan petunjuk teknis (Widodo, 2007). Selain itu, menurut waktu pelaksanaanya
evaluasi kebijakan publik juga digolongkan menjadi dua tipe yaitu evaluasi formatif
dan sumatif. Evaluasi formatif, merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat
evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan atau
11
program telah selesai, evaluasi ini ditujukan untuk menilai hasil pelaksanaan
program (Mardiah & Syarifudin, 2019). Dalam penelitian ini, tipe evaluasi
kebijakan publik yang digunakan adalah evaluasi proses. Hal ini dikarenakan
Dalam penelitian ini, Matriks IFE merupakan alat analisis yang digunakan
melihat besarnya nilai ataupun pengaruh dari setiap faktor-faktor internal (kekuatan
dan kelemahan). Hasil perhitungan Matriks IFE, dapat dijadikan sebagai dasar
yang ada pada lingkungan internal. Dalam rangka menentukan nilai atau pengaruh
berikut ini:
12
nantinya akan dipakai sebagai dasar pertimbangan penting atau tidaknya
Tahap ketiga, memberikan rating dengan skala 1-4 pada setiap faktor-faktor
kelemahan minor (rating 2), kekuatan minor (rating 3), dan kekuatan utama
faktor, untuk menghasilkan nilai dari setiap faktor internal. Setelah itu,
13
2.1.4 Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Dalam penelitian ini, Matriks EFE merupakan alat analisis yang digunakan
EFE peneliti dapat melihat besarnya nilai ataupun pengaruh dari setiap faktor-faktor
eksternal (peluang dan ancaman). Hasil perhitungan Matriks EFE, dapat dijadikan
sebagai dasar untuk melakukan evaluasi setiap ancaman ataupun kendala eksternal
permasalahan yang ada pada lingkungan eksternal. Dalam rangka menentukan nilai
Tahap ketiga, memberikan rating mulai dari 1-4 pada setiap faktor-faktor
14
pemberian rating pada ancaman dapat dilakukan dengan sebaliknya, rating
(threats) serta dapat dijadikan landasan untuk menentukan alternatif strategi yang
dapat digunakan untuk mengatasi setiap kendala maupun permasalahan yang terjadi
dalam suatu program ataupun kebijakan (Freddy Rangkuti, 2016). Menurut (David,
15
2006) analisis SWOT dapat menghasilkan empat kemunginan strategi yang
16
Selain itu, analisis SWOT juga dapat memberikan gambaran terkait posisi
strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, bedasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan dalam Matriks Internal Factor Evaluation untuk
menentukan titik koordinat pada sumbu (X) dan Matriks External Factor
Piyungan, namun dilain hal terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi
yang bersumber dari lingkungan internal. Dalam situasi ini strategi yang
and Oppurtunity).
17
Kuadran IV : menunjukan bahwa penerepan skema KPBU untuk
eksternal dan kelemahan yang ada pada lingkungan internal. Dalam situasi
18
2.2 Tinjauan Pustaka
Metode
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Penelitian
Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa skema kerjasama pemerintah
dengan swasta (KPS) dalam
pengelolaan sampah di TPA
Jatibarang dianggap belum optimal.
Adapun faktor-faktor yang
Implementasi dianggap belum optimal antara lain
Kebijakan adalah ketepatan kebijakan dan
Kerjasama ketepatan proses. Ketepatan
Pemerintah kebijakan dinilai belum optimal
dengan Swasta dikarenakan melihat volume
(Public Private
sampah yang ada sampai saat ini
Partnership)
tidak berkurang secara signifikan
Metode dalam
(Purnaweni, hal ini disebabkan karena PT.
1. deskriptif Pengelolaan
2018) Narapati sebagai pihak pengelolah
kualitatif Sampah di TPA
Jatibarang hanya mampu mengelolah sampah
(Studi Kasus sebanyak (27%-38%) dari total
Kerjasama jumlah keseluruhan sampah yang
Pemerintah masuk ke TPA Jatibarang.
Kota Semarang Sementara itu ketepatan proses
dengan PT dinilai belum optimal dikarenakan
Narpati) PT Narapati tidak dapat memenuhi
kewajiban yang telah tertea dalam
surat perjanjian kerjasama yaitu
memberikan kontribusi sebesar Rp.
580.000.000 per tahunnya kepada
Pemerintah Kota Semarang.
19
Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa terdapat beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dari 19 proyek KPS
Public-Private
terpilih yang ada di beberapa
Partnerships in
negara berkembang antara lain; (1)
Developing
adanya keterbukaan dan praktik
(Kang et al., Metode Countries
2. manajemen yang efektif, (2) adanya
2019) Kualitatif Factors for
lembaga independen yang dapat
Successful
membantu menjalankan proyek
Adoption and
KPS yang pada gilirannya dapat
Implementation
mengarah pada efisiensi dan
fleksibilitas yang lebih besar, dan
(3) adanya dukungan dari pihak
masyarakat.
20
Hasil penelitian yang dilakukan
Factors kepada beberapa responden dari
contributing to tiga negara (Hong Kong, Australia,
successful dan Inggris). Menyimpulkan bahwa
terdapat tiga faktor utama yang
public private
dapat berkontribusi untuk
partnership
(Cheung et Metode meningkatkan keberhasilan dari
6. projects,
al., 2012) Kualitatif pelaksanaan skema Public Private
Comparing
Hong Kong with Partnership (PPP) yaitu, (1)
Australia and komitmen dan tanggung jawab
sektor publik dan swasta, (2)
the United
adanya konsorsium swasta yang
Kingdom
kuat dan baik, (3) serta alokasi dan
pembagian risiko yang sesuai
Hasil Penelitian ini menunjukan,
dalam implementasi skema
kerjasama antara pemerintah
dengan swasta untuk mendirikan
Public Private infrastruktur pengelolahan sampah
Partnership of TPPAS Nambo, terdapat beberapa
(Ferza et al., Metode
7. Waste permasalahan yang menjadi faktor
2019) Kualitatif
Management in penghambat proses kerjasama
West Java tersebut, antara lain permasalahan
pada skema pembiayaannya dan
upaya untuk menetapkan perjanjian
kerja sama antar beberapa
Pemerintah Daerah di Jawa Barat
Hasil Penelitian ini menunjukan,
pada pelaksanaan skema kerjasama
Public-private antara pemerintah dan swasta untuk
Partnerships in membangun infrastruktur
(Siagian et Metode Solid Waste pengelolahan sampah di Indonesia
8.
al., 2019) Kualitatif Management: terdapat beberapa kendala dan
Arrangements in tantangan yang dapat
Indonesia memperlambat laju pembangunan
proyek seperti kapasitas finansial
dan kelembagaan di daerah
Hasil Penelitian ini menunjukan,
dalam pelaksanaan skema
A Best Practice kerjasama pemerintah dengan
Framework for swasta yang dilaksanakan oleh
Public-Private Pemerintah Ghana terdapat lima
Partnership faktor yang menentukan
(Osei-Kyei
Metode Implementation keberhasilan dari skema KPS
9. & Chan,
Kualitatif for Construction tersebut antara lain; adanya
2018)
Projects in komitmen dan dukungan dari
Developing pemerintah, adanya dukungan dari
Countries a masyarakat, keterbukaan dan
Case of Ghana komunikasi, profitabilitas proyek,
dan kapasitas kemampuan sektor
swasta yang baik
21
Hasil Penelitian ini menunjukan,
bahwa kerjasama pemerintah dan
Overview of swasta saat ini berada dalam
public-private perkembangan dan ekspansi yang
partnerships in cepat. Hal ini dikarenakan adanya
the waste-to- potensi pasar yang sangat baik serta
(Cui et al., Metode energy inovasi teknologi yang berkembang
10.
2020) Kualitatif incineration pesat. Namun, , kualitas dan
industry in kuantitas limbah padat kota yang
China: Status, dipasok serta perubahan kebijakan,
opportunities, dan dilema pembangunan menjadi
and challenges tantangan utama bagi pembangunan
berkelanjutan dari industri
insinerasi limbah ke energi di China
Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Swasta untuk
Pembangunan Infrastruktur Sektor
Implementasi Air Minum di Indonesia terus
Kerjasama mengalami perkembangan dimana
Pemerintah dan sudah semakin banyaknya PDAM
Swasta dalam telah melaksanakan kerja sama
Metode
11. (Rifai, 2014) Pembangunan dengan pihak swasta seperti dalam
Kualitatif
Infrastruktur bentuk Independent Water Producer
Sektor Air (IWP) atau B to B salah satunya
Minum di kerja sama antara PAM JAYA
Indonesia (Jakarta Raya) dengan investor
Singapura (PT AETRA) dan
Perancis (PT Lyonnaise Jaya).
Keberhasilan kerjasama ini tidak
terlepas dari adanya
Hasil penelitian menyimpulkan
Studi Deskriptif
bahwa pelaksanaan strategi Public
Strategi Public
Private Partnership antara Dinas
Private
Kebersihan dan Pertamanan Kota
(Kurniawan, Metode Partnership
12. Surabaya dengan PT. Sumber
2016) Kualitatif Pengelolaan
Organik dinilai cukup efektif untuk
Sampah di TPA
menyelesaikan pemasalahan
Benowo Kota
pengolahan sampah di TPA
Surabaya
Benowo Kota Surabaya
22
2.3 Keaslian Penelitian
Tabel berikut, merupakan tabel yang berisi tentang persamaan dan perbedaan
23
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh
(Suhendra, 2017)
menganalisis tentang
pelaksanaan skema
Penyediaan
KPBU di Indonesia
Infrastruktur dengan Metode analisis yang
serta menjelaskan
Skema Kerjasama digunakan sama-
(Suhendra, perbedaan skema
3 Pemerintah dan sama menggunakan
2017) pembiayaan tradisional
Badan Usaha (Public- metode analisis
dengan Skema KPBU
Private Partnership) kualitatif
2.) Metode analisis
di Indonesia
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Kim et
al., 2018) ditujukan
untuk menganalisis
tentang faktor-faktor
Public–Private menentukan
Metode analisis yang
Partnership Systems keberhasilan
digunakan sama-
(Kim et al., in the Republic of pelaksanaan KPBU di
4 sama menggunakan
2018) Korea, the Korea, Philipina, dan
metode analisis
Philippines, and Indonesia.
kualitatif
Indonesia 2.) Metode analisis
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Xiong
et al., 2019) ditujukan
untuk mengidentifikasi
pengaruh tata kelola
Governing Public– Metode analisis yang yang dapat menentukan
Private Partnerships: digunakan sama- keberhasilan dan
(Xiong et al.,
5 A Systematic Review sama menggunakan kegagalan kemitraan
2019)
of Case Study metode analisis publik-swasta (PPP).
Literature kualitatif 2.) Metode analisis
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
24
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh
(Cheung et al., 2012)
ditujukan untuk
menyelidiki faktor-
faktor yang
Factors contributing
Metode analisis yang berkontribusi pada
to successful public
digunakan sama- keberhasilan
private partnership
(Cheung et sama menggunakan pelaksanaan proyek
6 projects, Comparing
al., 2012) metode analisis KPS pada tiga negara
Hong Kong with
kualitatif yaitu Hong Kong,
Australia and the
Australia, dan Inggris.
United Kingdom
2.) Metode analisis
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Ferza
et al., 2019)
menganalisi jalannya
skema kerjasama
antara pemerintah
daerah dan kemitraan
Metode analisis yang
publik-swasta untuk
Public Private digunakan sama-
mendirikan
(Ferza et al., Partnership of Waste sama menggunakan
7 fasilitas pengolahan
2019) Management in West metode analisis
dan pemrosesan
Java kualitatif
limabah TPPAS
Nambo Jawa Barat.
2.) Metode analisis
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Siagian
et al., 2019) ditujukan
Public-private Metode analisis yang untuk menganalis
Partnerships in Solid digunakan sama- secara menyeluruh
(Siagian et al.,
8 Waste Management: sama menggunakan tentang pengalaman
2019)
Arrangements in metode analisis pelaksanaan kerjasama
Indonesia kualitatif antara pemerintah dan
kemitraan publik-
swasta untuk
pembangunan fasilitas
persampahan.
25
2.) Metode analisis
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Osei-
Kyei & Chan, 2018)
ditujukan untuk
A Best Practice
menganalis faktor yang
Framework for
menentukan
Public-Private Metode analisis yang
keberhasilan dari
Partnership digunakan sama-
(Osei-Kyei & skema KPS yang
9 Implementation for sama menggunakan
Chan, 2018) dilaksanakan oleh
Construction Projects metode analisis
Pemerintah Ghana.
in Developing kualitatif
2.) Metode analisis
Countries a Case of
evaluasi kebijakan
Ghana
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Cui et
al., 2020) ditujukan
untuk menganalis
faktor peluang,
tantangan dan
Overview of public-
menyajikan gambaran
private partnerships Metode analisis yang
umum terkait
in the waste-to- digunakan sama-
(Cui et al., implementasi kebijakan
10 energy incineration sama menggunakan
2020) KPS di industri
industry in China: metode analisis
insinerasi WTE di
Status, opportunities, kualitatif
China.
and challenges
2.) Metode analisis
evaluasi kebijakan
KPBU dalam
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
26
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan oleh (Rifai,
2014) ditujukan untuk
1.) Metode analisis
menganalis
Implementasi yang digunakan
pelaksanaan Kerjasama
Kerjasama sama-sama
Pemerintah dan Swasta
Pemerintah dan menggunakan metode
dalam pembangunan
Swasta dalam analisis kualitatif
11 (Rifai, 2014) infrastruktur air minum
Pembangunan 2.) mekanisme
di Indonesia
Infrastruktur Sektor penentuan subjek
2.) Metode analisis
Air Minum di penelitan
evaluasi kebijakan
Indonesia menggunakan teknik
KPBU dalam
purposive sampling
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
1.) Tujuan penelitian,
penelitian yang
dilakukan (Kurniawan,
2016) ditujukan untuk
1.) Metode analisis
menganalis
yang digunakan
pelaksanaan Strategi
Studi Deskriptif sama-sama
Public Private
Strategi Public menggunakan metode
Partnership
(Kurniawan, Private Partnership analisis kualitatif
12 Pengelolaan Sampah di
2016) Pengelolaan Sampah 2.) mekanisme
TPA Benowo
di TPA Benowo Kota penentuan subjek
2.) Metode analisis
Surabaya penelitan
evaluasi kebijakan
menggunakan teknik
KPBU dalam
purposive sampling
penelitian Tugas Akhir
ini, dianalisis
menggunakan metode
analis SWOT
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pelaksanaan skema KPBU untuk pengembangan TPA Piyungan. Oleh karena itu,
desain penelitian yang dipilih adalah desain penelitian kualitatif untuk mendapatkan
kegiatan atau proses menjaring informasi dari kondisi suatu objek, kemudian
dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik itu dari sudut pandang teoritis
maupun praktis (H. M. Martini Hadari dan Hadari Nawawi, 1992). Dalam
kepada narasumber yang memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian. Hal ini
28
3.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Dalam penelitian ini, data sekunder bersumber dari studi kepustakaan atau
menambah informasi dari suatu penelitian dan meningkatkan nilai validasi dari
sebuah penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
(KPBU).
29
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data, teknik pengumpulan data yang
penyebaran kuesioner.
1. Observasi
tidak terlibat secara langsung dengan objek kajian yang diteliti, melainkan
TPA Piyungan.
2. Wawancara
dengan permasalah yang ingin digali dari responden atau narasumber. Teknik
Narasumber yang dipilih dalam penelitian berjumlah enam (6) orang yang
30
berasal dari Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan
3. Kuesioner
yang meliputi peluang dan ancaman dalam pelaksanaan skema KPBU untuk
Piyungan, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi kedalam
tiga tahap, pertama tahap masukan (the input stage), kedua tahap penentuan titik
koordinat kuadran, dan ketiga tahap pencocokan (the matching stage) sebagaimana
31
Sumber: (David, 2011)
Dalam penelitian ini, data yang didapat melalui hasil observasi, wawancara,
dan kuesioner dibedakan menjadi dua, yaitu data faktor-faktor internal (kekuatan
dan kelemahan), serta data faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman). Setelah
itu, data akan disusun dan diolah menggunakan Matriks IFE dan Matriks EFE.
Penggunaan Matriks IFE dalam penelitian ini ditujukan untuk melakukan penilaian
Sementara itu, penggunaan Matriks EFE ditujukan untuk melakukan penilaian dan
32
2. Penentuan Titik Koordinat Kuadran
Langkah kedua dalam teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menentukan
titik koordinat kuadaran melalui diagram analisis SWOT, hal ini ditujukan untuk
mengetahui posisi strategi yang akan digunakan dalam skema KPBU untuk
internal.
Data yang telah diolah dalam Matriks IFE dan Matriks EFE, selanjutnya akan
masing dari faktor eksternal dan internal tersebut akan dibandingkan, kemudian
33
BAB IV
PEMBAHASAN
TPA Piyungan
persoalan terkait dengan pendanaan atau pembiayaan, sering sekali menjadi faktor
2015 tentang KPBU telah memberikan peluang besar bagi pemerintah pusat
infrastruktur melalui partisipasi pihak Badan Usaha. Bentuk kerjasama ini juga
konstruksi, dan pemeliharaan infrastruktur kepada pihak Badan Usaha. Selain itu,
lebih efektif, baik itu dari sisi operasional, risiko, dan keuntungan dibandingkan
APBD atau APBN (Royal Commission into Aged Care Quality, 2019).
34
Sebagai salah satu infrastruktur dasar, infrastruktur pengelolahan sampah
seperti TPA memiliki peran vital dalam menjaga lingkungan dari kerusakan yang
diakibatkan oleh sampah. Saat ini, kondisi TPA Piyungan telah mencapai batas
maksimal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat tumpukan sampah yang
diperparah dengan tidak adanya alat atau teknologi khusus yang dapat
dimanfaatkan untuk memilah dan mengelolah sampah. Luas TPA yang hanya
cukup lama untuk dapat memasukan sampah ke TPA. Kondisi tersebut kerap kali
disekitar tempat tinggal mereka. Selain itu, masyarakat juga mengeluhkan kondisi
drainase dan beberapa alat-alat pendukung oprasional TPA yang dianggap buruk
dan membutuhkan perbaikan segera, agar sampah yang ada di TPA tidak masuk ke
memperluas area TPA sebesar 9,6 Ha dan menambahkan beberapa teknologi yang
dapat dimanfaatkan untuk mengelolah sampah menjadi suatu barang yang memiliki
Provinsi DIY merencanakan agar proyek dibangun melalui skema KPBU, hal ini
35
dikarenakan melihat estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan
pengembangan TPA Piyungan, yang jumlahnya cukup besar. Untuk itu, dalam
Piyungan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, penting untuk
alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap permasalahan yang terjadi.
Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang Tata
dari empat tahap, yakni tahap penyusunan, tahap penetapan, tahap pengendalian,
dan tahap evaluasi. Keempat tahap tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan
dengan ketentuan yang digunakan oleh Fred R. David, yang didasari atas hasil
36
Tabel 5 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strenghts)
Kesesuaian KPBU dengan program prioritas
1 pemerintah daerah 0,18 4 0,65
2 Adanya dukungan kelembagaan yang kuat 0,17 4 0,59
Adanya koordinasi yang baik antar instansi atau
lembaga yang memiliki tanggung jawab terhadap
pelaksanaan skema KPBU untuk pengembangan TPA
3 Piyungan 0,17 4 0,59
4 Adanya dukungan dari pemerintah pusat 0,19 4 0,77
Sub Total 0,70 2,59
Kelemahan (Weaknesses)
Adanya kendala pendaan dalam penyusunan kajian
1 Final Business Case (FBC) 0,07 2 0,11
Adanya kendala dalam penyusunan pencatatan
2 kepemilikan dan penggunaan barang milik daerah 0,08 2 0,13
Masih sedikitnya SDM yang dimiliki oleh Pemerintah
3 Provinsi DIY yang memahami tentang skema KPBU 0,09 2 0,16
Adanya kendala dalam kepastian waktu penyelesaian
proses pelaksanaan skema KPBU yang tidak bisa
4 ditentukan ataupun diperkirakan 0,06 1 0,07
Sub Total 0,30 0,47
Jumlah Total 1,00 3,06
Koordinat Analisis Internal (X) 2,12
Sumber: Data Primer (diolah)
Kategori penilaian skor untuk Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), jika
total skor IFE 3.00-4.00 (kuat), skor IFE 2.00-2.99 (rata-rata), skor IFE 1.00-1.99
(lemah). Total skor dari perhitungan Matriks IFE dapat memperlihatkan bagaimana
Bedasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukan skor total dari
Matriks IFE berada pada posisi kuat (3.06) dari hasil tersebut dapat disimpulkan,
37
4.3 Analisis External Factor Evaluation (EFE)
Hasil analisis EFE, dapat menjadi dasar untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menjadi peluang maupun ancaman pada lingkungan eksternal, yang
sesuai dengan ketentuan yang digunakan oleh Fred R. David, yang didasari atas
hasil wawancara dan pengisian kuisioner oleh narasumber penelitian seperti terlihat
38
Kategori penilaian skor untuk Matriks External Factor Evaluation (EFE), jika
total skor EFE 3.00-4.00 (kuat), skor EFE 2.00-2.99 (rata-rata), skor EFE 1.00-1.99
total dari Matriks EFE berada pada posisi rata-rata (2.99) dari hasil tersebut dapat
disimpulkan, Pemerintah Provinsi DIY sudah relatif kuat untuk menangkap setiap
Evaluation untuk menentukan titik koordinat pada sumbu (X) dan Matriks External
Factor Evaluation untuk menentukan titik koordinat pada sumbu (Y), seperti dapat
39
Sumber: Data Primer (diolah)
penerapan KPBU untuk pengembangan TPA Piyungan berada pada Kuadran I. Hal
pelaksanaan skema KPBU. Dalam kondisi seperti ini, strategi yang harus digunakan
40
4.5 Tahap Pencocokan (The Matching Stage)
dengan cara mencocokan antara faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan
diperkirakan
Eksternal
41
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
pengetahuan dari pihak 3) Membangun sistem tata kelola setingkat Peraturan Daerah atau
swasta kepada pihak pemerintahan yang baik dengan Surat Keterangan (SK)
proyek antara
pemerintah dengan
pihak swasta
42
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
4) Risiko sosial intensif terkait dampak yang akan Pemerintah Provinsi DIY terkait
5) Risiko politik terjadi dari pelaksanaan skema dengan skema KPBU melalui
berlangsungnya pelaksanaan
KPBU
43
1) Strategi SO
internal yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DIY. Adapun strategi-strategi yang
Sebagai salah satu pihak yang memegang peran cukup penting dalam
perencanaan.
KPBU, Pemerintah Provinsi DIY dalam hal ini perlu memastikan tersusunya
skema KPBU. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi DIY perlu menyiapkan
44
beberapa skenario atau langkah-langkah alternatif yang dapat diaplikasikan
telah ditentukan. Salah satu contohnya, saat ini proses pelaksanaan skema
melakukan penyusunan kajian Final Business Case (FBC), hal ini disebabkan
dana yang bersumber dari oleh pemerintah pusat. Jika Pemerintah Provinsi
pinjaman daerah untuk menyusun kajian Final Business Case (FBC) maka
proses pelaksanaan skema KPBU dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
Untuk dapat meningkatkan minat investor ataupun Badan Usaha, agar dapat
45
prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, keterbukaan, dan
kepastian hukum.
2) Strategi WO
memberikan banyak manfaat bagi Pemerintah Provinsi DIY, antara lain dapat
(KPBU Center) atau divisi yang dirancang khusus sebagai wadah untuk
46
b) Diperlukan adanya pembentukan peraturan setingkat Peraturan
(PJPK) yang dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi DIY dapat langsung
47
3) Strategi ST
DIY untuk mengatasi acaman ataupun kendala yang ada dari pelaksanaan skema
Dalam pelaksanaan skema KPBU selain Pemerintah Provinsi DIY dan Badan
dukungan yang kuat dan hubungan yang baik dengan masyarakat menjadi
pada dampak yang akan ditimbulkan atas implementasi skema KPBU, dan
KPBU
48
b) Menciptakan kontrak perjanjian kerja dengan alokasi atau pembagian
risiko yang sesuai dengan imbal balik ataupun keuntungan yang akan
Salah satu peluang yang akan didapat dari implementasi skema KPBU yaitu
DIY dengan Badan Usaha. Untuk itu, perlu diperhatikan dalam penyusunan
Usaha alokasi atau pembagian risiko harus diatur secara seimbang, adil, dan
pelaksanaan KPBU
bentuk kemitraan atau kerjasama dengan jangka waktu yang cukup lama
berksiar 15-30 tahun. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen yang kuat dari
Pembayaran tipping fee merupakan salah satu bentuk keuntungan yang akan
diterima oleh Badan Usaha, yang nantinya akan dibayarkan oleh Pemerintah
49
itu diperlukan adanya penyusunan kontrak pembayaran tipping fee sebagai
4) Strategi WT
untuk menghindari acaman ataupun kendala yang dapat mengancam capaian dari
manusia atau dalam istilah asing disebut capacity building sangat penting
dampak positif dari kebijakan KPBU tersebut, salah satu upaya yang harus
50
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DIY adalah melakukan penilaian secara
transparan dan kompetitif terhadap setiap konsorsium Badan Usaha yang ada
mulai dari tahap pengadaan, pelelangan, dan seleksi. Hal tersebut ditujukan
51
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
beberapa faktor yang menjadi penghambat jalannya proses KPBU antara lain:
1. Strategi S-O
dengan perencanaan.
52
Membangun sistem tata kelola pemerintahan yang baik dengan
2. Strategi W-O
Provinsi DIY
Provinsi DIY
3. Strategi S-T
53
Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman kepada pihak Badan
4. Strategi W-O
5.2 Saran
Evaluation (IFE), analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE), serta analisis
perencanaan.
54
Membangun sistem tata kelola pemerintahan yang baik dengan
55
DAFTAR PUSTAKA
Cheung, E., Chan, A. P. C., & Kajewski, S. (2009). Reasons for implementing
public private partnership projects: Perspective from Hongkong, Australian
and British practitioners. Journal of Property Investment and Finance, 27(1),
81–95. https://doi.org/10.1108/14635780910926685
Cheung, E., Chan, A. P. C., & Kajewski, S. (2012). Factors contributing to
successful public private partnership projects: Comparing Hong Kong with
Australia and the United Kingdom. Journal of Facilities Management, 10(1),
45–58. https://doi.org/10.1108/14725961211200397
Cui, C., Liu, Y., Xia, B., Jiang, X., & Skitmore, M. (2020). Overview of public-
private partnerships in the waste-to-energy incineration industry in China:
Status, opportunities, and challenges. Energy Strategy Reviews, 32(xxxx),
100584. https://doi.org/10.1016/j.esr.2020.100584
David, F. R. (2006). Manajemen Strategis : Konsep (10th ed.). Salemba Empat.
David, F. R. (2011). Strategic Management (12th ed.). Salemba Empat.
Ferza, R., Hamudy, M. I. A., & Rifki, M. S. (2019). Regional Waste Management
Cooperation in West Java. Bisnis & Birokrasi Journal, 26(2).
https://doi.org/10.20476/jbb.v26i2.10019
Freddy Rangkuti. (1997). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Freddy Rangkuti. (2016). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT
(Duapuluh D). PT Gramedia Pustaka Utama.
H. M. Martini Hadari dan Hadari Nawawi. (1992). Instrumen penelitian bidang
sosial. Gadjah Mada Universiti Press.
Kang, S., Mulaphong, D., Hwang, E., & Chang, C. K. (2019). Public-private
partnerships in developing countries: Factors for successful adoption and
implementation. International Journal of Public Sector Management, 32(4),
334–351. https://doi.org/10.1108/IJPSM-01-2018-0001
Kim, K., Jung, M., Park, M., Koh, Y., & Kim, J. (2018). Public – Private
Partnership Systems in the Republic of Korea , the Philippines , and Indonesia
Adb Economics Working Paper Series. 561.
Kurniawan, H. K. (2016). Studi Deskriptif Strategi Public Private Partnership
Pengelolaan Sampah di TPA Benowo Kota Surabaya. Jurnal Kebijakan Dan
Manajemen Publik, 4(2), 210–219.
Mardiah, M., & Syarifudin, S. (2019). Model-Model Evaluasi Pendidikan. MITRA
ASH-SHIBYAN: Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 2(1), 38–50.
https://doi.org/10.46963/mash.v2i1.24
51
Michael E. Kraft dan Scott R. Furlong. (2015). Public Policy: Politics, Analysis,
and Alternatives (5th ed.). Sage Publications.
Osei-Kyei, R., & Chan, A. P. C. (2018). A best practice framework for public-
private partnership implementation for construction projects in developing
countries: A case of Ghana. Benchmarking, 25(8), 2806–2827.
https://doi.org/10.1108/BIJ-05-2017-0105
Pemerintah DIY. (2018). Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( R P J M D ) Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2017-2022. 1–651.
Presiden Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Presiden Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
Presiden Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Presiden Republik Indonesia. (2015). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur.
Purnaweni, D. A. S. dan H. (2018). Implementasi Kebijakan Kerjasama Pemerintah
dengan Swasta (Public Private Partnership) dalam Pengelolaan Sampah di
TPA Jatibarang (Studi Kasus kerjasama Pemerintah Kota Semarang dengan
PT. Narpati). Journal of Public Policy and Management Review, 7.
Rifai, B. (2014). Implementasi Kerja Sama Pemerintah dan Swasta dalam
Pembangunan Infrastruktur Sektor Air Minum di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Dan Pembangunan, 22(2), 165–181.
Royal Commission into Aged Care Quality. (2019). Interim Report Volume 1:
1(September). www.dpmc.gov.au/government/commonwealth
Siagian, E. S., Sumaryana, A., Widianingsih, I., & Nurasa, H. (2019). Public-
private partnerships in solid waste management: arrangements in Indonesia.
Asia Pacific Journal of Public Administration, 41(1), 56–62.
https://doi.org/10.1080/23276665.2019.1592845
Suhendra, M. (2017). Penyediaan Infrastruktur Dengan Skema Kerjasama
Pemerintah Dan Badan Usaha (Public-Private Partnership) Di Indonesia.
Jurnal Manajemen Keuangan Publik, 1(1), 41–46.
https://doi.org/10.31092/jmkp.v1i1.97
Syambudi, I. (2019). Warga Tutup Akses TPST Piyungan, Pemprov DIY Ajak
Warga Negosiasi. https://tirto.id/warga-tutup-akses-tpst-piyungan-pemprov-
diy-ajak-warga-negosiasi-dkjZ
52
V. Cuttaree, M. Humphreys, S. Muzira, and J.-P. S. (2009). Private Participation
in the Transport Sector Lessons from Recent Experience in Europe and Central
Asia. Transport Papers.
Widodo, J. (2007). Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Bayumedia Publishing.
Xiong, W., Chen, B., Wang, H., & Zhu, D. (2019). Governing public–private
partnerships: A systematic review of case study literature. Australian Journal
of Public Administration, 78(1), 95–112. https://doi.org/10.1111/1467-
8500.12343
Yang, Y., Hou, Y., & Wang, Y. (2013). On the Development of Public-Private
Partnerships in Transitional Economies: An Explanatory Framework. Public
Administration Review, 73(2), 301–310. https://doi.org/10.1111/j.1540-
6210.2012.02672.x
Yusuf Imam Santoso. (2020). BKPM gandeng Pemda DIY dorong investasi
pengelolaan TPA Piyungan. https://regional.kontan.co.id/news/bkpm-
gandeng-pemda-diy-dorong-investasi-pengelolaan-tpa-piyungan
53
LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Evaluasi Pelaksanaan Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam
Pengembangan Infrastruktur Pengelolahan Sampah TPA Piyungan Yogyakarta
Yth. Bapak/Ibu,
Saya yang beridentitas berikut: Oscar Nainggolan, mahasiswa D4 Prodi Pembangunan Ekonomi
Kewilayahan, Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
bermaksud melakukan penelitian yang berkaitan dengan Evaluasi Pelaksanaan Skema Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Pengembangan TPA Piyungan Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jalannya skema KPBU
untuk pengembangan infrastruktur pengelolahan sampah TPA Piyungan
2. Menyusun strategi alternatif yang tepat untuk mengoptimalisasikan jalannya skema KPBU
untuk pengembangan TPA Piyungan.
Saya sangat berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Akhir
kata saya mengucapkan terima kasih atas kerja sama Bapak/Ibu dalam meluangkan waktu untuk
membaca dan mengisi kuisioner ini.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap (beserta gelar) : …………………………………………………….
2. Jabatan : …………………………………………………….
3. Unit Kerja/Istansi : …………………………………………………….
Tanda Tangan
………………
54
B. KUISIONER ANALISIS SWOT
Berilah jawaban anda dengan memberikan tanda centang (v), pada kolom yang telah tersedia dengan
ketentuan sebagai berikut:
Nilai
NO Faktor Strategis Internal
1 2 3 4
Kekuatan (Strengths)
Kesesuaian KPBU dengan program prioritas
1 Pemerintah Daerah
2 Adanya dukungan kelembagaan yang kuat
Adanya koordinasi yang baik antar instansi atau
lembaga yang memiliki tanggung jawab terhadap
pelaksanaan skema KPBU untuk pengembangan
3 TPA Piyungan
4 Adanya dukungan dari pemerintah pusat
5
Nilai
NO Faktor Strategis Internal
1 2 3 4
Kelemahan (Weaknes)
Adanya kendala pendaan dalam penyusunan kajian
1
Final Business Case (FBC)
55
Berilah jawaban anda dengan memberikan tanda centang (v), pada kolom yang telah tersedia dengan
ketentuan sebagai berikut:
Pemberian nilai pada peluang dapat dilakukan dengan memeberikan rating (4) kepada
peluang yang dirasa merupakan peluang terbesar, namun jika peluang dirasa kecil dapat
diberi rating (1)
Pemberian nilai pada ancaman dapat dilakukan dengan memberikan rating (1) kepada
ancaman terbesar, namun jika ancaman dirasa kecil dapat diberi rating (4)
Nilai
NO Faktor Strategis Eksternal
1 2 3 4
Peluang (Opportunities)
1 Mengurangi beban APBD
2 Adanya alokasi resiko
3 Adanya transfer pengetahuan
4 Adanya potensi investasi
Percepatan pembangunan infrastruktur untuk
5
meningkatkan pelayanan publik
Nilai
NO Faktor Strategis Eksternal
1 2 3 4
Ancaman (Threat)
1 Risiko Politik
2 Risiko Finansial
3 Risiko Operasional
4 Risiko Legal
5 Risiko Sosial
56
2. Hasil Pengisian Kuesioner
NO KEKUATAN (S) NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6
Kesesuaian KPBU dengan program prioritas
1 Pemerintah Daerah 3 4 4 3 4 4
Adanya dukungan kelembagaan yang kuat
2
4 3 4 3 4 3
Adanya koordinasi yang baik antar instansi
atau lembaga yang memiliki tanggung jawab
3 terhadap pelaksanaan skema KPBU untuk
pengembangan TPA Piyungan
3 4 4 3 3 4
4 Adanya dukungan dari pemerintah pusat 4 4 4 4 4 4
5
NO KELEMAHAN (W) NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6
NO KESEMPATAN (O) NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6
1 Membantu dalam mengurangi beban APBD 3 3 3 3 3 3
57
NO ANCAMAN (T) NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6
1 Risiko politik 2 1 2 2 1 2
2 Risiko Finansial 2 2 2 3 3 3
3
Risiko Operasional 3 3 3 3 4 2
4 Risiko Legal 3 3 2 2 2 3
5 Risiko Sosial 3 3 1 3 2 3
58
3. Hasil Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
NO KEKUATAN (S) NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6 Jumlah Bobot Rating Bobot x Rating
Kesesuaian KPBU dengan program prioritas Pemerintah
1
Daerah
3 4 4 3 4 4 22 0,18 4 0,65
51
5
SUB TOTAL 37 0,3 0,47
JUMLAH TOTAL 125 1 3,06
52