Anda di halaman 1dari 5

Nomor : 989798769 /SP/B/XXXXX /IX/2090987654

Lampiran : -
Perihal : PermohonanGelarPerkaraLaporan
No. LP : LP/59876765/IIIIII/201973/XXXXX/SPKT

Kepada Yang Terhormat :


KEPALA POLISI RESORT KOTA XXXX
di,
XXXXX

Dengan Hormat,

Bertindak untuk dan atas nama klien kami:


---------, Nyonya HJ. SXXXX, Warga Negara Indonesia, Pemilik Nomor Kartu
Tanda Penduduk XXXXXXX, berkedudukan di Jalan
XXXXXXXX RT. 50 Kelurahan Gunung GUUNG, Kecamatan
XXXXX Selatan, Provinsi XXXXXXX Timuri, dalam perkara
tindak pidana menggunakan surat-surat palsu sebagaimana
dimaksu dalam pasal 263 ayat 2 KUHP berdasarkan laporan
polisi Nomor: 598985/121II/2057/Kaltim/SPKT tanggal 9872
Februari 2013.

---------, Nyonya HJ. DAXXXXX, Warga Negara Indonesia, Pemilik Nomor Kartu
Tanda Penduduk XXXXXXX, berkedudukan di Jalan jend.
XXXXXXXX Kelurahan GUNUNG Gunung, Kecamatan
XXXXXXXXX Selatan, Provinsi XXXXXXXXXXXX Timuri,
dalam perkara tindak pidana menggunakan surat-surat palsu
sebagaimana dimaksu dalam pasal 263 ayat 1 KUHP
berdasarkan laporan polisi Nomor:
LP/598998755/IIIII124567/2013//SPKT tanggal 12 Februari
2013.

Merujuk pada ketentuah hukum acara pidana dan Peraturan Kepala


Kepolisian Negera Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang
Manajemen Penyidikan tindak pidana, maka melalui surat ini kami sampaikan
permohonan Gelar Perkara dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Bahwa pekara ini bermula dengan adanya laporan saudara XXXXXXX
pada tanggal 12 Pebruari 2013, yang membuat laporan polisi dengan
tanda bukti berupa surat tanda terima laporan Nomor:
LP/59899345/II///SPKT;

2. Berdasarkan Laporan tersebut klien kami telah dimintai keteragan oleh


Penyidik pada Polresta XXXXXXX dalam kedudukannya sebagai
tersangka pada tanggal 18 oktober 2013, terhadap Hj. XXXXXXX
disangkakan telah melakukan pemalsuan surat sebagaimana diatur dalam
Pasal 263 ayat (1) KUHP, sedangkan terhadap HJ. XXXXXXXX
disangkakan telah menggunakan surat Palsu sesebagaimana diatur dalam
Pasal 263 ayat (2) KUHP;

3. Bahwa surat yang diduga palsu tersebut adalah kwitansi jual beli
sebidang tanah yang terletak di Jalan XXXXXXXXX Kelurahan Gunung
XXXX RT. 50 (sekarang menjadi kelurahan XXXXXXXX) denan ukuran
200 x 200 m2 dari H. XXXAbXXX kepada H. XXXXX tertanggal 8797–9877–
1982. Kwitansi tersebut di tandatangani oleh H. XXXXXXXX sebagai
Penjual, Hj. XXXXXX sebagai Pembeli dan Hj. XXSXSER sebagai saksi.

4. Bahwa dalam pemeriksaan Penyidik Polisi menyatakan bahwa kwitansi


yang dimiiki Hj. XXXXXXX untuk menguasai sebidang tanah a quo
sebagai surat palsu karena adanya hasil laboratorium forensic yang dalam
keterangannya ada perbedaan tarikan, dengan membandingkan
tandatangan milik H. XXXXXX pada kwitansi a quo dengan surat lain
yang dimiliki oleh saudara pelapor, sedangkan Hj. XXXXXXXX secara
tegas sebagaimana juga tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan
menyatakan, bahwa kwitansi a quo dibuat atas petunjuk H. XXXXXXX
pada saat jual beli tersebut dilaksanakan yakni pada tanggal 9877–98798–
1982, dan beralihnya kepemilikan tanah a quo kepada Hj. XXXXX
berdasarkan jualbeli tersebut pun diakui oleh seluruh ahli waris H.
XXXXXX;

Bahwa keterangan laboratorium forensic yang menyatakan bahwa terdapat


perbedaan pada tandatangan yang terdapat pada kuitansi dengan yang
terdapat pada berkas lain sebagai pembanding tidak cukup menjadi dasar
yang kuat untuk menyatakan bahwa suatu surat dinyatakan palsu, karena
sangat mungkin tandatanggan seseorang pada beberapa dokumen
memiliki perbedaan, apalagi dipengaruhi oleh factor usia yang terus
bertambah;
5. Bahwa setelah penetapan tersangka terhadap Hj. XXXXX dan Hj. XXXXX
telah terjadi perbuatan-perbuatan oleh pihak lain yang merugikan Hj.
XXXXX, halmana tanah a quo yang sejak dibeli dari H. XXXXXXXXah telah
ditanami dengan tanam tumbuh oleh pihak-pihak tertentu ditebang
kemudian didirikan kendaraan alat berat dengan alasan yang
bersangkutan telah membeli tanah tersebut dari seseorang bernama ……;

Bahwa status tersangka pada seseorang bukanlah sebuah vonis yang


menyatakan bahwa seseorang dinyatakan bersalah atas satu perbuatan
pidana yang disangkakan terhadapnya, karena boleh jadi sangkaan
tersebut tidak dapat dibuktikan dan yang bersangkutan dinyatakan bebas;

6. Bahwa penetapan tersangka terhadap diri klien kami telah melegitimasi


kepada pihak tertentu yang selama ini tidak memiliki keberanian
melakukan jualbeli atas tanah a quo untuk melakukan jualbeli hak atas
tanah tersebut kepada pihak lain, kemudian oleh pihak-pihak baru yang
menguasai tanah tersebut dengan alasan jualbeli telah melakukan
pengrusakan dengan menebang tanam tumbuh dan membangun rumah
di atas tanah a quo, keadaan ini akan melahirkan resiko hukum yang besar
apabila sebaliknya terdapat putusan yang berkekuatan hukum tetap yang
menyatakan klien kami bebas dari segala tuntutan, dengand emikian
Klien Kami akan berhadapan denga nsituasi hukum yang merugikannya
karena harus berhadapan dengan pihak-pihak yang menguasai tanah a
quo;

7. Berdasarkan hal-hal yang telah kami kemukakan di atas dapat diduga,


bahwa penetapan tersangka terhadap diri Klien Kami merupakan bentuk
mall praktek pihak kepolisian dalam penegakan hukum, dalam rangka
mendelegitimasi hak-hak keperdataan diri Klien Kami atas tanah a quo,
dan menjerumuskan diri klien kami dalam situasi hukum yang berat
apabila sangkaan terhadap dirinya tidak dapat dibuktikan di Pengadilan;

8. Bahwa kami juga meragukan kualifikasi XXXXXXXXXX sebagai Pelapor


terhadap perbuatan pidana yang dilakukan oleh Diri Klien Kami.
Pelaporan dalam hukum acara pidana adalah seseorang yang karena hak
atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang
tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana (Vide
Pasal 1 angka 24 KUHAP), apabila benar kedudukan yang bersangkutan
adalah pelapor maka terhadapnya wajib membuktikan kapan
berlangsungnya perbuatan pidana yang disangkakan kepada klien kami
dilakukan.
Sebaliknya apabila kedudukan yang bersangkutan dalam laporan ini
sebagai orang yang dirugikan sebagaimana pasal 1 angka 25 KUHAP,
maka terhadap hal tersebut perlu diurai apa yang menjadi dasar hak-hak
yang bersangkutan, sehingga surat yang ada pada diri klien kami telah
menyebabkan sdr. XXXXXXX dirugikan. Dan apabila laporan yang
disampaikan Sdr. XXXXXXXXX berdasarkan surat kuasa dari seseorang
maka terhadap laporan yang disampaikanya haruslah ditolak karena
kedudukan kuasa hukum dalam pidana adalah tidak bertindak sebagai
wakil dari pemberi kuasa melainkan sebagai pendamping/penasihat;

9. Bahwa permohonan ini kami ajukan untuk menghindari Tindakan


sewenang-wenang dalam penegakan hukum ataupun Tindakan
sewenang-wenang pihak tertentu, yang ingin menggunakan status
tersangka pada diri klien kami. Kami sangat berharap agar dalam Gelar
Perkara tersebut klien kami Hj. XXXXXX dan Hj. XXXXXX dapat
dihadirkan begitu juga dengan Pelapor dalam hal ini adalah saudara
XXXXXX dan Pihak-pihak lain yang telah dimintai keterangan sebagai
saksi dalam dugaan tindak pidana ini.

Demikian permohonan ini kami buat untuk dapat ditindaklanjuti.

Balikpapan, 11 Pebruari 2014

Hormat Kami Kuasa Hukum XXXi

Lampiran
1. Foto Copy Surat Kuasa Khusus yang diberikan oleh HJ. XXXXX untuk
mendampingi yang bersangkutan terkait dengan laporan laporan polisi
Nomor: LP/5987985/IIIIIIII/2013/SPKT tanggal 90 Februari 2013 atas
nama XXX;
2. Foto Copy Surat Kuasa Khusus yang diberikan oleh HJ. XXXXXX untuk
mendampingi yang bersangkutan terkait dengan laporan laporan polisi
Nomor: LP/5989765/II/2013//SPKT tanggal 129876 Februari 2013 atas
nama XXXXXXX;
3. Foto Copy Kwitansi jual beli tanah yang terletak di Jalan XXXX belakang
kantor Koramil Kelurahan Gn. Gn RT. 01 (sebelumnya kelurahan gunung
gunug) kecamatan XXXXXXX selatan dengan luas tanahnya 200m x 200m
(40.000 m2);
4. Pernyataan dan kesaksian HJ.XXXXXXXXX atas jual beli yang dilakukan
H. XXX dengan HJ.XXXXX atas objek yang dimaksud;
5. Berita Acara Pemeriksaan terhadap Hj. XXXXX tanggal 189765 Oktober
2098

Anda mungkin juga menyukai