A. Pengertian Sosiologis
Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata
“socius” yang berarti teman, dan “logos” yang berarti berkata atau berbicara tentang
manusia yang berteman atau bermasyarakat. Secara terminologi, sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-
perubahan sosial. Adapun objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut
hubungan antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam
masyarakat. Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan daya kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Sosiologi adalah kajian ilmiah
tentang kehidupan sosial manusia yang berusaha mencari tahu tentang hakekat dan
sebab-sebab dari berbagai pola pikir dan tindakan manusia yang teratur dapat berulang.
Pendekatan sosiologis ini merupakan pendekatan atau suatu metode yang
pembahasannya atas suatu objek yang dilandaskan pada masyarakat yang ada pada
pembahasan tersebut. ilmu ini digunakan sebagai salah satu metode dalam rangka
memahami dan mengkaji agama. karena agama mempengaruhi individu-individu dan
hubungan-hubungan sosial. Hal ini bertujuan untuk mengimplementasikan pemahaman
ajaran dalam kehidupan yang universal. Pendekatan ini mencoba memahami keagamaan
seseorang. Pendekatan ini menjadi pendekatan penerang bagi masyarakat dalam
menghadapi problematika. Karenanya diperlukan pendekatan sosiologis
(kemasyarakatan) untuk memahami apa yang mereka yakini dari pengetahuan agama
tersebut.
1. Teori Fungsional.
Metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode tersebut
berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat
mempunyai hubungan timbalbalik yang saling pengaruh mempengaruhi,
masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadapa masyarakat. Teori
fungsional memandang masyarakat sebagai satu jaringan kerjasama kelompok
yang saling membutuhkan satu sama lain dalam sebuah system yang harmonis.
Misalnya, fenomena saling ketergantungan anatara “sekolah dengan anak didik,
guru dan orang tua, keluarga berencana dengan usaha meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan serta hubungan dengan mutu pendidikan”, dan sebagainya
2. Teori Konflik
Konflik artinya percekcokan, perselisihan, pertentangan. Dalam hal ini
pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat terjadi antarindividu,
antarakelompok kecil, bahkan antarbangsa dan negara. Dampak konflik pada
umumnya negatif. Misalnya, anak yang mempunyai orang tua yang terus
menerus bertengkar akan berkurang kepekaan afeksinya, tetapi mudah
terpengaruh prilakunya.
3. Pendekatan Interaksionisme-Simbolis.
interaksionisme yakni sebuah pendekatan yang mengkaji hubunganhubungan
yang terjadi di masyarakat. Kemudian pendekatan ini digabungkan dengan
pendekatan simbolisme dengan asumsi bahwa semua interaksi dalam masyarakat
hanya akan terlihat dengan jelas bila dihubungkan dengan simbolsimbol yang
berlaku di kalangan mereka.
2. Kelemahan:
Kelemahan dari pendekatan ilmu sosial adalah kecenderungan mengkaji
manusia dengan cara membagi aktivitas manusia ke dalam bagian-bagian atau
variabel yang deskrit, akibatnya, seperti yang dapat dilihat, terdapat ilmuwan sosial
yang mencurahkan perhatian studinya pada perilaku politik, interksi sosial dan
organisasi sosial, perilaku ekonomi, dan lai sebaginya. Sebagai akibat lebih lanjut
dari kelemahan ini, muncul dan dikembangkan metode masingmasing bidang atau
aspek, kemudian berdirilah fakultas dan jurusan ilmu-sosial di beberapa universitas.
Fakta tersebut membuktikan bahwa telah terjadi fragmentasi pendekatan dan
terkotaknya konsepsi tentang manusia.