Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

Refaraat Farmakologi

TERAPI PADA SYOK

DISUSUN OLEH:
Nama : Astri Satriani Putri

Stambuk : G 501 09 063

Kelompok : V (Lima)

Dosen Penanggung Jawab : dr. Christin

Program studi Pendidikan Dokter


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako
Palu
2011
BAB I

PENDAHULUAN

Syok adalah menurunnya tekanan darah secara persisten yang menyebabkan perfusi memburuk
serta malfungsi organ vital. Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal
gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa dibuat
berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Langkah kedua
dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien
trauma, pengenalan syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok
dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena perdarahan. Syok
kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok
neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga
harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan
pertolongan.

PENYEBAB SYOK

Tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal:

a. Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.


b. Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler
jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem vena akan mengumpulkan
darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang
maka dapat terjadi syok.
c. Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah kecil, yaitu arteriole-
arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer meningkat, artinya terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi
vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan penurunan
tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga
aliran darah balik ke jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.
Penyebab syok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri): (a) Penyakit jantung iskemik, seperti
infark; (b) Obat-obat yang mendepresi jantung; dan (c) Gangguan irama jantung.
b. Syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah): (a) Kehilangan darah, misalnya
perdarahan; (b) Kehilangan plasma, misalnya luka bakar; dan (c) Dehidrasi: cairan yang masuk
kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah,
fistula, obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).
c. Syok anafilaksis

TANDA DAN GEJALA SYOK

Sistem Kardiovaskuler
 Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih
bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.
 Nadi cepat dan halus.
 Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya mekanisme
kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.
 Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.
 CVP rendah.
Sistem Respirasi
 Pernapasan cepat dan dangkal.
Sistem saraf pusat
 Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai menyebabkan
hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan
diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
Sistem Saluran Cerna
 Bisa terjadi mual dan muntah.
Sistem Saluran Kencing
 Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam (1/5--1
ml/kg/jam).
BAB II

ISI

A. SYOK HIPOVOLEMIK

Syok hipovolemik atau oligemik merupakan pendarahan atau kehilangan cairan yang
banyak akibat sekunder dari muntah, diare, luka bakar, atau dehidrasi menyebabkan pengisian
ventrikel tidak adekuat, seperti penurunan preload berat, direfleksikan pada penurunan volume
dan tekanan end diastolic ventrikel kanan dan kiri. Pada syok ini kekurangan volume darah
menyebabkan mekanisme kompensasi menimbulkan vasokontriksi perifer yang hebat.
Pemberian obat adrenergic yang bekerja pada reseptor akan meningkatkan tekanan darah,
tetapi memperhebat vasokontriksi dan sangat mengurangi aliran darah ke ginjal, hati, dan organ
vital lainnya. Tindakan pertama pada pengobatan syok ini ialah perbaikan volume darah (dengan
darah, plasma, atau air dengan elektrolit) hal ini akan mengurangi tonus simpatis dan
memperbaiki aliran darah ke organ-organ vital.
Manajemen cairan adalah penting dan kekeliruan manajemen ini dapat berakibat fatal.
Untuk mempertahankan keseimbangan cairan maka input cairan harus sama untuk mengganti
cairan yang hilang. Cairan itu termasuk air dan elektrolit. Tujuan terapi cairan bukan untuk
kesempurnaan keseimbangan cairan, tetapi penyelamatan jiwa dengan menurunkan angka
mortalitas. Pemberian ringer laktat atau NaCl 0,9% 20 ml/kgBB cepat, ulangi 1000-2000 ml
dalam 1 jam. NaCl 0,45% dalam larutan Dextrose 5% digunakan sebagai cairan sementara untuk
mengganti kehilangan cairan insensible (kehilangan kesadaran atau sensibilitas).

B. SYOK KARDIOGENIK

Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang


mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme. Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel, yang
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan.
Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung yang
memadai untuk mempertahankan perfusi jaringan. Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan
mengetahui adanya tanda-tanda syok dan dijumpai adanya penyakit jantung, seperti infark
miokard yang luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru,
tamponade jantung, kelainan katub atau sekat jantung. Beberapa penanganan pada syok ini
adalah:
- Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan
tekanan oksigen 70 – 120 mmHg
- Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.

- Anti ansietas, bila cemas.

- Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.

- Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.

- Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak
adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.

- Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV.

- Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg

- Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan.

- Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

Obat alternatif:
Menurut Dean AJ, Beaver KM (2007):

a. Emergent therapy
Terapi ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien dengan oksigen,
pengaturan jalan nafas (airway control), dan akses intravena. Diperlukan usaha untuk
memaksimalkan fungsi ventrikel kiri.

b. Volume expansion
Jika tidak ada tanda volume overload atau edema paru, volume expansion dengan
100mL bolus dari normal saline setiap 3 menit sebaiknya dicoba; hingga, baik perfusi
yang cukup maupun terjadi kongesti paru. Pasien dengan infark ventrikel kanan
memerlukan peningkatan tekanan untuk mempertahankan atau menjaga kardiak
output.

c. Inotropic support

- Pasien dengan hipotensi ringan (tekanan darah sistolik 80-90 mmHg) dan
kongesti pulmoner, untuk hasil terbaik dirawat dengan dobutamine (2,5
mikrogram/kg berat badan/menit, pada interval 10 menit). Dobutamine
menyediakan dukungan inotropik saat permintaan oksigen miokardium meningkat
secara minimal.

- Pasien dengan hipotensi berat (tekanan darah sistolik kurang dari 75-80 mmHg)
sebaiknya dirawat dengan dopamine. Pada dosis lebih besar dari 5,0
mikrogram/kg berat badan/menit, stimulasi alfa-adrenergik secara bertahap
meningkat, menyebabkan vasokonstriksi perifer. Pada dosis lebih besar dari 20
mikrogram/kg berat badan/menit, dopamine meningkatkan ventricular irritability
tanpa keuntungan tambahan.

- Kombinasi dopamine dan dobutamine merupakan strategi terapeutik yang efektif


untuk syok kardiogenik, meminimalkan berbagai efek samping dopamine dosis
tinggi yang tidak diinginkan dan menyediakan bantuan/dukungan inotropik.

- Jika dukungan tambahan untuk tekanan darah diperlukan, maka dapat dicoba
norepinephrine, yang berefek alfa-adrenergik yang lebih kuat. Dosis awal : 0,5-1
mikrogram/menit.

d. Terapi reperfusi
Reperfusi miokardium iskemik merupakan terapi yang efektif untuk pasien dengan
infark miokard akut dan syok kardiogenik.

C. SYOK ANAFILAKSIS
Syok Anafilaksis terjadi setelah pajanan antigen terhadap system imun yang
menghasilkan degranulasi sel mast dan pelepasan mediator. Aktifitas sel mast dapat terjadi baik
oleh jalur yang dimediasi immunoglobulin E (IgE) (anafilaksis) maupun yang tidak di mediasi
oleh IgE (anafilaktoid). Pencetus syok anafilaksis meliputi gigitan atau sengatan serangga, obat-
obatan dan makanan.

Penanganan Utama dan segera :


1. Hentikan pemberian obat / antigen penyebab.
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.
3. Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml )

- Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 – 0,5 ml (anak : 0,01
ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit, pada tempat suntikan atau sengatan dapat
diberikan 0,1 – 0,3 ml
- Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada pemberian secara IM,
atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5 ml adrenalin
1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan
selama 10 menit.
4. Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok teratasi.
5. Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole kurang dari 100
mmHg.
6. Pemberian oksigen 5-10 L/menit
7. Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga medis.

Penanganan Tambahan :
1. Pemberian Antihistamin :
Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat diberikan bila timbul urtikaria.

2. Pemberian Kortikosteroid :
Hydrokortison injeksi 7 – 10 mg / kg BB, dilanjutkan 5 mg / kg BB setiap 6 jam atau
deksametason 2-6 mg/kgbb. untuk mencegah reaksi berulang.

Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok anafilaktik.


3. Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi tanda – tanda
bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse 0,6 mg /kgbb/jam, atau brokodilatator aerosol
(terbutalin, salbutamo ).

BAB III
KESIMPULAN

1. Syok adalah menurunnya tekanan darah secara persisten yang menyebabkan perfusi memburuk
serta malfungsi organ vital.
2. Klasifikasi syok: syok kardiogenik, syok hipovolemik, syok anafilaksis.
DAFTAR PUSTAKA

Davey Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Erlangga Medical Series. Jakarta

Greenberg. 2007. Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan. Erlangga. Jakarta

Jamal Sarjaini. 2004. Kardiovaskuler. Accessed 19 november 2011. From <http://www.kalbe.co.id/cdk>

Nursing. 2008. Syok Kardiogenik (Penatalaksanaan Syok Kardiogenik). Accessed 19 november 2011.
From <http://www.scrib.co.id>

Parrillo Joseph. 1999. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13. EGC. Jakarta

Syarif, Amir, Dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai