PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pada kasus ini akan dibahas mengenai manajemen airway (jalan napas)
pada pasien dengan struma bilateral. Pada kasus ini diagnosis pasien adalah PS
ASA I dan Struma non toxic bilateral, didiagnosis dengan PS ASA 1 dikarenakan
dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan penyakit sistemik lain hanyalah
stuma ini yang dikeluhkan. Adanya pertambahan ukuran dari struma dapat
menjadi salah satu penyebab gangguan jalan napas /obstruksi jalan napas.
Pada kasus ini pasien dengan struma bilateral akan dilakukan tindakan
jaringan oksigen tetap terpenuhi yang dipantau dengan saturasi oksigen yang
cukup selama operasi. Pada penilaian jalan napas dengan klasifikasi mallampti
pasien ini digolongkan pada mallampati 1, dimana saat pasien membuka mulut
dapat terlihat uvula, palatum durum, palatum mole dan pilar laringeal dan ini
operasi. Pada kasus ini area yang dioperasi merupakan jalan napas sehingga pada
proses operasi akan terjadi gangguan jalan napas selain itu pemberian anastesi
23
general juga dapat mengakibatkan gangguan napas, dengan melakukan intubasi
yang masih terpasang, hal ini dikarenakan proses operasi yang cukup lama
mendapatkn analgetik opioid yaitu fentamil untuk menghindarkan pasien dari rasa
24