Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada kasus ini akan dibahas mengenai manajemen airway (jalan napas)

pada pasien dengan struma bilateral. Pada kasus ini diagnosis pasien adalah PS

ASA I dan Struma non toxic bilateral, didiagnosis dengan PS ASA 1 dikarenakan

dari anamnesis dan pemeriksaan tidak ditemukan penyakit sistemik lain hanyalah

stuma ini yang dikeluhkan. Adanya pertambahan ukuran dari struma dapat

menjadi salah satu penyebab gangguan jalan napas /obstruksi jalan napas.

Pada kasus ini pasien dengan struma bilateral akan dilakukan tindakan

pengangkatan tiroid oleh ahli bedah, sebelum dilakukan tindakan tentunya

dilakukan manajemen airway (jalan napas) agar selama operasi kebutuhan

jaringan oksigen tetap terpenuhi yang dipantau dengan saturasi oksigen yang

cukup selama operasi. Pada penilaian jalan napas dengan klasifikasi mallampti

pasien ini digolongkan pada mallampati 1, dimana saat pasien membuka mulut

dapat terlihat uvula, palatum durum, palatum mole dan pilar laringeal dan ini

menandakan tindakan intubasi dapat dilakukan dengaan mudah.

Manajemen jalan nafas dilakukan dengan intubasi setelah dilakukan

induksi General Anesthesia menggunakan propofool. Setelah pasien tidak sadar

barulah proses intubasi dimulai yang diawali dengan pemberian oksigen.

Pemilihan intubasi endotrakheal dimaksudkan sebagai pemasangan jalan napas

secara definitif, Tujuan pemasangan jalan napas defenitif untuk mempertahankan

jalan napas, pemberian ventilasi, oksigensasi dan pencegahan aspirasi selama

operasi. Pada kasus ini area yang dioperasi merupakan jalan napas sehingga pada

proses operasi akan terjadi gangguan jalan napas selain itu pemberian anastesi

23
general juga dapat mengakibatkan gangguan napas, dengan melakukan intubasi

ini akan menjaga kecukupan oksigen yang diterima tubuh.

Setelah operasi selesai pasien ditranser langsung ke ICU dengan intubasi

yang masih terpasang, hal ini dikarenakan proses operasi yang cukup lama

sehingga ditakutkan akan terjadinya edem laring yang akan mengakibatkan

ternjadinya obstruksi jalan napas. Selama pemasangan intubasi pasien

mendapatkn analgetik opioid yaitu fentamil untuk menghindarkan pasien dari rasa

nyeri selama pemasangan intubasi.

24

Anda mungkin juga menyukai