Audit RM Anni
Audit RM Anni
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Oleh :
ANNI
N 111 14 019
Pembimbing :
dr. Annisa Anwar M., S.H., M.kes., Sp.F
Bronkopneumonia + Gastroenteritis
2. DIAGNOSA KELUAR dehidrasi berat
4. RINGKASAN RIWAYAT PENEMUAN FISIK PENTING:
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis. Pada bab II pasal 3 dijelaskan mengenai
isi dari rekam medis dalam hal ini isi dari rekam medis pada pasien rawat inap dan perawatan
satu hari sekurang-kurangnya memuat:
Identitas pasien
Tanggal dan waktu
Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
Diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan/atau tindakan
Persetujuan tindakan bila diperlukan
Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
Ringkasan pulang
Nama dan tandatagan dokter, dokter gigi , atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, dan
Untuk kasus pasien gigi harus dilengkapi dengan odontogram klinik.
Berdasarkan hal tersebut diatas, isi dari rekam medis pada pasien ini sudah sesuai
standar ketentuan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis.
Pneumonia adalah inflamasi dari parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial. Bila parenkim paru terkena infeksi dan mengalami inflamasi hingga meliputi
seluruh alveolus suatu lobus paru maka disebut pneumonia lobaris atau pneumonia klasik.
Bila proses tersebut tidak mencakup satu lobus dan hanya di bronkiolus dengan pola bercak-
bercak yang tersebar bersebelahan disebut bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan
jenis pneumonia yang sering dijumpai pada anak-anak.
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung berat ringannya infeksi,
tetapi secara umum adalah sebagai berikut.
Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran napas bagian atas selama
beberapa hari. Batuk mungkin tidak dijumpai pada anak-anak. Bila terdapat batuk, batuk
berawal kering lalu berdahak.
a. Pada setiap napas terdapat retraksi otot epigastrik, intra kostal, suprasternal, dan
pernapasan cuping hidung yang merefleksikan adanya distress pernapasan.
b. Pada palpasi ditemukan vocal fremitus yang simetris
c. Pada perkusi tidak terdapat kelainan
d. Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. Infeksi virus
leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan)
dan bakteri leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3 dengan neutrofil yang predominan.
a. Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
b. Demam
c. Rhonki basah sedang nyaring (crackles)
d. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrate difus
e. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit
predominan, dan bakteri meningkat 15.000-40.000/mm3 dengan neutrofil yang
predominan
Pada kasus ini, anamnesis yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada.
Namun, pada pemeriksaan fisik terdapat beberapa pemeriksaan yang tidak dilakukan yaitu
inspeksi yang menunjukkan penggunaan otot bantu napas (distress pernapasan) dan palpasi
vokal fremitus, serta tidak didapatkan peningkatan leukosit pada pemeriksaan laboratorium.
Pada kasus ini juga tidak dilakukan pemeriksaan foto thorax yang merupakan dasar diagnosis
dari bronkopneumonia.
Dasar tatalaksana pada pneumonia rawat inap adalah pengobatan causal dengan
antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi pemberian cairan
intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit,
dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan analgetik/antipiretik. Penggunaan
antibiotik yang tepat merupakan kunci utama keberhasilan pengobatan.
Pada kasus ini, pemberian antibiotik sebagai pengobatan causal dan antipiretik serta
obat batuk sebagai simptomatik sudah sesuai dengan teori. Namun, pada kasus ini pasien juga
mendapatkan kortikosteroid yang berdasarkan teori tidak diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA