Olah TKP, Pemeriksaan Otopsi Medikolegal Dan Klaim Asuransi Kematian
Olah TKP, Pemeriksaan Otopsi Medikolegal Dan Klaim Asuransi Kematian
Oleh :
KELOMPOK V
KELOMPOK VIII
KELOMPOK IX
Pembimbing :
dr. ANNISA ANWAR MUTHAHER, SH, M.Kes, Sp. F
Seorang mayat di bawah ke RS, menurut penyidik identitas mayat tersebut Tn.H laki-laki
Kegagalan pernapasan akibat perdarahan yang banyak pada daerah otak dan
Ditemukan lilitan tali rotan pada daerah kedua kaki yg melingkar penuh, setelah luka
dibuka tampak luka dibawah kulit berwarna putih dan tidak ada resapan darah. Pada
pemeriksaan luar tampak luka lecet yg melingkar pada kedua kaki. Kesimpulan luka
a. Hati : Warna coklat kemerahan, permukaan rata, perabaan kenyal, tepi tajam, berat
enam ratus lima puluh gram, dengan ukuran panjang dua puluh empat koma lima
sentimeter, lebar lima belas sentimeter, tinggi tiga sentimeter, pada pengirisan tidak
ada kelainan.
b. Limpa : Warna merah gelap, berat seratus gram, dengan ukuran panjang sebelas
sentimeter, lebar tujuh sentimeter, tinggi satu sentimeter, pada pengirisan tidak ada
kelainan.
c. Lambung : Warna kecoklatan, berat beserta isinya tiga ratus lima puluh gram, dengan
ukuran panjang lengkung besar enam puluh satu sentimeter, ukuran panjang lengkung
kecil dua puluh enam sentimeter, tampak isi lambung berupa air kurang lebih empat
puluh mililiter.
d. Usus halus : tidak ada kelainan-
e. Usus besar : tidak ada kelainan
f. Ginjal:
o Kanan : Selaput ginjal mudah dilepas, permukaan licin, perabaan kenyal, berat
seratus gram, panjang sebelas sentimeter, lebar enam sentimeter, tinggi satu
koma lima sentimeter. Pada pengirisan tidak tampak kelainan
o Kiri : Selaput ginjal mudah dilepas, permukaan licin, perabaan kenyal, berat
seratus lima puluh gram, panjang sebelas sentimeter, lebar enam sentimeter,
tinggi satu koma tiga sentimeter. Pada pengirisan tidak tampak kelainan. (RSUD
dr.Kariadi, 2016)
g. Pankreas : warna putih kekuningan, berat seratus gram, panjang lima belas sentimeter,
lebar enam sentimeter, tinggi satu sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan.
(RSUD dr.Kariadi, 2016)
Pada kasus ini, berdasarkan hasil olah TKP dan hasil autopsi disimpulkan bahwa
kematian pasien tidak wajar. Oleh karena itu, sesuai dengan prosedur klaim asuransi jiwa
kematian jika ditemukan jenazah di TKP atau keluarga jenazah meminta dokter untuk
memeriksa jenazah dengan hasil kematian tidak wajar maka kasus ini harus dilaporkan ke
penyidik untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya penyidik akan mengeluarkan
surat permintaan visum kepada dokter dan dokter akan mengeluarkan laporan Visum et
Repertum kepada pihak penyidik.
Dari penjelasan tentang aspek medikolegal dan alur klaim asuransi jiwa kematian maka
jika keluarga ingin melakukan klaim untuk asuransi jiwa kematian, keluarga langsung
datang ke dokter untuk meminta dokter melakukan pemeriksaan di TKP tentang cara
kematian, sebab kematian dan mekanisme kematian. Setelah itu akan ditentukan apakah
kematian tersebut wajar atau tidak. Jika kematiannya wajar maka dokter dapat langsung
memberikan surat keterangan medik yakni surat keterangan kematian tanpa harus ada ijin
dari penyidik. Seperti yang diatur dalam peraturan pemerintah No.10 tahun 1966 dengan
sanksi hukum seperti dalam pasal 322 KUHAP. Dokter boleh membuka isi catatan medik
kepada pihak ketiga, misalnya dalam bentuk keterangan medik, hanya setelah memperoleh
izin dari pasien, baik berupa izin langsung maupun berupa perjanjian yang dibuat
sebelumnya antara pasien dengan pihak ketiga tertentu (misalnya perusahaan asuransi).
Sebaliknya, jika kematian tidak wajar maka dokter harus ke pihak penyidik untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Penyidik akan mengeluarkan surat permintaan visum
kepada dokter dan dokter akan mengeluarkan laporan Visum et Repertum kepada pihak
penyidik. (Hanafiah, 2007).
Dokter dalam hal menyangkut surat kematian berperan dalam menentukan seseorang
telah meninggal dunia (berhenti secara permanen, sirkulasi, respirasi, dan neurologi),
melengkapi surat keterangan kematian bagian medis (menuliskan sebab kematian, jika
diperlukan dilakukan autopsi) (Hoediyanto, haryadi. 2010).
D. DAFTAR PUSTAKA
Nelwan Berti, 2014. Slide Lecture : Tenggelam. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.
Putra, I.B.G. 2014. Kuliah Pakar : Pemeriksaan di TKP (Tempat Kejadian Perkara).
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Iswari, D.I. 2014. Odontologi Forensik. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret RSUD DR. MOEWARDI.
Surakarta.
Suwandono, Adji. 2015. Scene : Tempat Kejadian Perkara. Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hamdani, Njowito. Autopsi. Dalam: Ilmu Kedokteran Kehakiman. Edisi Kedua. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 2000 : 48-59.
Hanafiah, J Dan Amir, A. Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan Ed 4. 2007. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hoediyanto, haryadi. 2010. Buku ajar ilmu kedokteran forensik dan medikolegal.
Surabaya: departemen ilmu kedokteran forensik dan medikolegal DK UNAIR