Pembuktian Keracunan Sianida
Pembuktian Keracunan Sianida
Oleh
Reza Aditya/ Emita Raya
Nurkhalida/ Nur Safitri
Fauzyah Fahma/ Anni
Ince Rizky Amalia/ Sulistyawati
PembimbingKlinik:
dr. ANNISA ANWAR MUTHAHER, S.H., M.Kes, Sp. F
1. Wajah : Tampak buih berwarna Dari hasil pemeriksaan Tanda dan gejala keracunan
putih pada mulut, dagu dan pipi tampak buih berwarna Pada keracunan akut
sebelah kiri. Tampak kebiruan putih pada mulut dan pipi racun yang ditelan cepat
pada bibir dan wajah korban. sebelah kiri korban disertai menyebabkan kegagalan
kebiruan pada bibir dan pernafasan dan kematian dapat
wajah korban, pelebaran timbul dalam beberapa menit.
Foto Regio Kepala
pupil dan lebam mayat Dalam interval waktu yang
berwarna merah terang pendek antara menelan racun
pada punggung korban. sampai kematian, dapat
Berdasarkan hasil ditemukan gejala-gejala
2. pemeriksaan tersebut, dramatis, korban mengeluh
Mata : Tampak pupil melebar diduga penyebab kematian terasa terbakar pada
dengan ukuran …….. mm adalah keracunan sianida. kerongkongan dan lidah, sesak
nafas, hipersalivasi, mual,
Foto Regio Mata kanan muntah, sakit kepala, vertigo,
fotofobia, tinnitus, pusing dan
kelelahan.
Dapat pula ditemukan
sianosis pada muka, busa keluar
dari mulut, nadi cepat dan lemah,
pernapasan cepat dan kadang-
kadang tidak teratur, pupil
3. Punggung : tampak simetris, dilatasi dan reflex melambat,
dengan lebam mayat berwarna udara pernafasan dapat berbau
merah terang, merata pada amandel, juga dari muntahan
punggung bawah hingga bagian tercium bau amandel. Menjelang
bokong. kematian, sianosis lebih nyata
Regio punggung dan timbul kedut otot-otot
kemudian kejang-kejang dengan
inkotinensi urin dan alvi.
Racun yang di diinhalasi
menimbulkan palpitasi,
kesukaran bernapas, mual,
muntah, sakit kepala, salivasi,
lakrimasi, iritasi mulut dan
kerongkongan, pusing, dan
kelemahan ekstremitas cepat
timbul dan kemudian kolaps,
kejang-kejang koma dan
meninggal.
Pada keracunan kronik
korban tampak pucat, berkeringat
dingin, pusing, rasa tidak enak
dalam perut, mual dan kolik, rasa
tertekan pada dada dan sesak
napas. Keracunan kronik CN
dapat menyebabkan goiter dan
hipotiroid, akibat terbentuk
sulfosianat.
Pemeriksaan kedokteran
forensik
Pemeriksaan terhadap
korban mati, pada pemeriksaan
bagian luar jenazah, dapat
tercium bau amandel yang
patognomonik untuk keracunan
CN, dapat tercium dengan cara
menekan dada mayat sehingga
akan keluar gas dari mulut dan
hidung. Bau tersebut harus cepat
dapat di tentukan karena indra
penciuman cepat beradaptasi
sehingga tidak dapat membaui
bau khas tersebut. Harus diingat
bahwa tidak semua orang dapat
mencium bau sianida karena
kemampuan untuk mencium bau
khas tersebut bersifat genetic
sex-linked trait.
Sianosis pada wajah dan
bibir, busa keluar dari mulut, dan
lebam mayat berwarna merah
terang, karena darah vena kaya
akan oksi-Hb. Tetapi ada pula
yang mengatakan karena terdapat
cyan met-Hb.
Warna lebam yang
merah terang tidak selalu
ditemukan pada kasus sianida.
Pada mayat yang keracunan
sianida biasanya berwarna biru-
kemerahan, livid. Hal ini
tergantung dari keadaan dan
derajat keracunan.
Pada pemeriksaan bedah
jenazah, dapat mencium bau
amandel yang khas pada waktu
membuka rongga dada, perut dan
otak serta lambung (bila racun
melalui mulut). Darah, otot dan
penampang organ tubuh dapat
berwarna merah terang.
Selanjutnya hanya ditemukan
tanda-tanda asfiksia pada organ-
organ tersebut.
Pada korban yang
menelan garam alkali sianida,
dapat ditemukan kelainan pada
mukosa lambung berupa korosi
dan berwarna merah kecoklatan
karena terbentuk hematin alkali
dan pada perabaan mukosa licin
seperti sabun, korosi dapat
mengakibatkan perforasi
lambung yang dapat terjadi
antemortal atau postmortal.
(Budiyanto et.all, 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Forensik. Universitas Indonesia).
\