Anda di halaman 1dari 7

Fungsi Sistem Pencernaan

Sumber : Sherwood oleh : dr. JM

Faktor yang berperan mengatur fungsi sistem pencernaan :

1. Fungsi otonom otot polos

2. Pleksus saraf intrinsik

3. Saraf ekstrinsik

4. Hormon pencernaan

1. Fungsi otonom otot polos

Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan adalah (potensial

gelombang lambat) atau basic electrical rhythm/irama listrik dasar saluran cerna.

Sel-sel mitip sel otot tetapi tidak berkontraksi yang dikenal sebagai sel interstitium

Cajal adalah sel pemacu yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik.

Sel-sel pemacu ini terletak dibatas antara lapisan otot polos longitudinal dan

sirkular.

Gelombang lambat tidak sama dengan potensial aksi, dan tidak secara

langsung memicu kontraksi otot; gelombang ini adalah fluktuasi potensial aksi ritmik

beralun yang secara siklis membawa membran mendekati atau menjauhi potensial

ambang. Alunan gelombang lambat ini disebabkan oleh variasi siklik pelepasan Ca2+

dari retikulum endoplasma dan penyerapan Ca2+oleh mitokondria sel pemacu.

Jika gelombang lambat ini mencapai ambang di puncak depolarisasi maka di

setiap puncak terpicu potensial aksi sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang

berirama.
Lembaran sel otot polos tersebut dihubungkan oleh taut celah yang dapat

dialiri oleh ion-ion bermuatan listrik. Dengan cara ini, aktivitas listrik yang tadinya

dimulai di sel pemacu saluran cerna menyebar ke sel-sel otot polos kontraktil di

sampingnya.

2. Pleksus saraf intrinsik

Pleksus saraf intrinsik adalah dua anyaman utama serat saraf-pleksus submukosa

dan pleksus mienterikus, yang bersama-sama disebut SISTEM SARAF

ENTERIK.

Sebagian pleksus intrinsik adalah neuron sensorik, yang mempunyai reseptor yang

berespons terhadap rangsangan lokal tertentu di saluran cerna. Neuron lokal lain

mempersarafi sel otot polos serta kelenjar eksokrin dan endokrin saluran cerna

untuk secara langsung mempengaruhi motilitas, sekresi getah pencernaan dan

hormon pencernaan.

Sebagian dari neuron motorik bersifat eksitatorik dan inhibitorik.

3. Saraf Ekstrinsik

Saraf Ekstrinsik adalah serat-serat saraf dari kedua cabang sistem saraf otonom

yang berasal dari luar saluran cerna dan menyarafi berbagai organ pencernaan.

Saraf otonom juga mempengaruhi motilitas dan sekresi saluran cerna, dengan

memodifikasi aktivitas yang berlangsung di pleksus intrinsik, mengubah tingkat

sekresi hormon pencernaan, atau pada beberapa kasus, bekerja langsung pada otot

polos dan kelenjar.

Secara umum, saraf simpatis dan parasimpatis menimbulkan efek berlawanan di

jaringan yang dipersarafi. Sistem simpatis, yang mendominasi pada situasi “Fight

or flight” cenderung menghambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi


saluran cerna. Sementara sistem saraf parasimpatis, mendominasi pada situasi

tenang “Rest and Digest”, saat berbagai aktivitas pemeliharaan umum misalnya

pencernaan dapat berlangsung optimal. Karena itu, serat saraf parasimpatis yang

mempersarafi saluran cerna, terutama yang datang melalui saraf vagus, cenderung

meningkatkan motilitas otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon

pencernaan.

Hormon pencernaan

Di dalam mukosa bagian-bagian tertentu saluran cerna terdapat sel-sel kelenjar

endokrin yang pada stimulasi yang sesuai, mengeluarkan hormon ke dalam darah.

Hormon-hormon pencernaan dibawa darah ke bagian lain saluran cerna dimana

hormon-hormon tersebut menimbulkan efek eksitatorik atau inhibitorik pada otot

polos dan kelenjar eksokrin. Banyak dari hormon yang sama ini dibebaskan dari

neuron di otak, tempatnya bekerja sebagai neurotransmitter dan neuromodulator.

Selama perkembangan janin, sel-sel tertentu di jaringan saraf yang sedang

berkembang bermigrasi ke sistem pencernaan, tempat sel-sel tersebut menjadi sel

endokrin.

Dinding saluran cerna mengandung tiga jenis reseptor sensorik

1. Kemoreseptor yang peka terhadap komponen kimiawi di dalam lumen

2. Mekanoreseptor (reseptor tekanan) yang peka terhadap peregangan atau

tegangan di dinding

3. Osmoreseptor yang peka terhadap osmolaritas isi lumen


Perangsangan terhadap tiga reseptor tadi memicu refleks saraf atau sekresi hormon

yang mengubah tingkat aktivitas sel efektor sistem pencernaan.

Sel efektor ini mencakup :

1. Sel otot polos (untuk modifikasi motilitas)

2. Sel kelenjar eksokrin (untuk kontrol sekresi getah pencernaan)

3. Sel kelenjar endokrin (untuk mengubah sekresi hormon pencernaan)

Ketika jaringan saraf intrinsik mempengaruhi motilitas lokal atau sekresi sebagai

respons dari stimulasi lokal spesifik maka semua elemen refleks terletak di dalam

dinding saluran cerna itu sendiri sehigga terjadilah refleks pendek.

Aktivitas saraf otonom ekstrinsik dapat berjalan diatas kontrol lokal untuk

memodifikasi respons otot polos dan kelenjar. Karena refleks otonom mencakup jalur

panjang antara ssp dan sistem pencernaan maka refleks tersebut disebut refleks

panjang.

Anda mungkin juga menyukai