Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

HASIL EVALUASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN
DI KELOMPOK TANI “TANI MAKMUR BANYUASIN”
DESA SELOREJO KECAMATAN SAMBENG
TAHUN 2019

OLEH :
M.ARIF FIRDAUS

BPP KECAMATAN SAMBENG


KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem tanam Jagung jajar legowo adalah salah satu system penanaman Jagung yang pada
intinya dilakukan dengan mengatur jarak antar benih pada saat penanaman. Legowo berasal dari
bahasa Jawa, yaitu lego : lega/luas dan dowo : memanjang, artinya sistem tanam jajar dimana antara
barisan tanaman Jagung terdapat lorong yang kosong yang lebih lebar dan memanjang sejajar dengan
barisan tanaman Jagung. Sistem tanam jajar legowo memiliki beberapa keuntungan diantaranya
adalah :
a. Dengan adanya ruangan terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman akan
memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman Jagung sehingga
meningkatkan aktifitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktifitas tanaman
b. Dengan sistem tanam bersaf/berbaris ini memberi kemudahan petani dalam pengelolaan
usahataninya seperti : pemupukan susulan, menyiang, pelaksanaan pengendalian hama dan
penyakit (penyemprotan)
c. Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pingggir untuk setiap kelompok tanaman,
akan meningkatkan jumlah populasi tanaman per hektar, sehingga berpeluang untuk
meningkatkan produktifitas tanaman per satuan luas
Evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses yang sistematis untuk memperoleh
informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu wilayah
dapat dicapai dan menafsirkan informasi atau data yang didapat sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan yang kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan
terhadap program penyuluhan yang dilakukan. Tujuannya adalah jika ada kesalahan dapat segera
diperbaiki sehingga dalam penerapan teknologi legowo diperoleh hasil yang optimal.
Di Desa SELOREJO memiliki lahan persil 30 hektar yang terdapat di Kelompok Tani “Tani
Makmur Banyuasin”. Umumnya petani dalam usahatani Jagung masih menerapkan sistem tegel dan
acak, tetapi pada tahun ini mulai diterapkan sistem jajar legowo mulai dari legowo 2:1, 3:1 dan 4:1.
Dalam penerapannya belum dilakukannya evaluasi sehingga perlu adanya evaluasi untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh sistem jajar legowo terhadap pengetahuan petani, tingkat adopsi dan
peningkatan produksi Jagung di Kelompok Tani “Tani Makmur Banyuasin”.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan petani mengenai sistem legowo di
Kelompok Tani “Tani Makmur Banyuasin”
2. Untuk mengetahui tingkat adopsi petani mengenai sistem legowo di Kelompok Tani “Tani
Makmur Banyuasin”
3. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan adopsi sistem legowo di Kelompok
Tani “Tani Makmur Banyuasin”
4. Untuk mengetahui produksi Jagung di kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa
SELOREJO Kecamatan Sambeng
II. METODE KAJIAN EVALUASI

2.1 Model Evaluasi


Motode evaluasi yang digunakan adalah before and after evaluation yang bertujuan untuk
mengetahui dampak sistem jajar legowo terhadap pengetahuan, tingkat adopsi dan peningkatan di
kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” sebelum dan sesudah pelaksanaan jajar legowo.
a. Waktu dan Tempat
Waktu penerapan sistem jajar legowo kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa SELOREJO
Kecamatan Sambeng adalah pada bulan April – Juni 2019.
b. Subjek Evaluasi
Subjek evaluasi adalah anggota kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” yang menerapkan
sistem tanam Jagung jajar legowo.
c. Variabel Evaluasi
Variabel yang dievaluasi adalah pada pengaruh sistem jajar legowo terhadap tingkat pengetahuan
petani untuk meningkatkan produksi Jagung dan tingkat adopsi pada anggota kelompok tani “Tani
Makmur Banyuasin”.
d. Teknik Pengukuran dan Instrumen
Variabel Indikator Alat Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan tentang tanam Jagung Perbandingan persepsi petani
Petani jajar legowo tentang jajar legowo sebelum dan
sesudah penerapan jajar legowo
2. Peningkatan a. Penambahan jumlah hasil Perbandingan jumlah produksi
Produksi sebelum dan sesudah tanam
Jagung jajar legowo
b. Kualitas produksi Perbandingan kualitas sebelum
dan sesudah tanam Jagung jajar
legowo
3. Adopsi Jumlah petani yang mengadopsi jajar Perbandingan jumlah petani yang
legowo menerapkan sistem jajar legowo
sebelum dan sesudah program
jajar legowo

Skala Pengukuran
Skala pengukuran menggunakan skala likert dengan skor nilai :
- 4 : sangat meningkat
- 3 : meningkat
- 2 : tetap
- 1 : menurun

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan menggunakan angket.
Sampel menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel petani adalah 10 orang petani yang
diambil secara acak.
3.3 Teknik Analisis Interpretasi Data
Analisis interpretasi data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu analisis yang
bertujuan untuk menganalisis, mengolah, dan menginterpretasi data mentah menjadi data yang mudah
dipahami dan disajikan lebih praktis. Analisis ini menggunakan statistik non parametrik dan skala
interval.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Before and After Evaluation merupakan salah satu metode evaluasi yang didasarkan
pada perbandingan variabel antara sebelum dan sesudah kegiatan atau program dilaksanakan. Hasil
analisa data yang dilakukan dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
Pertanyaan Kategori Penilaian Jawaban Presentase
Responden (%)
(Orang)
Pengetahuan tentang tanam Sangat meningkat - -
Jagung jajar legowo Meningkat 6 60
Tetap 4 40
Menurun - -
Tingkat penambahan produksi Sangat meningkat - -
jagung Meningkat 6 60
Tetap 4 40
Menurun - -
Peningkatan kualitas jagung Sangat meningkat - -
Meningkat 6 60
Tetap 4 40
Menurun - -
Jumlah petani yang mengadopsi Sangat meningkat - -
jajar legowo Meningkat 5 50
Tetap 5 50
Menurun - -

Berdasarkan pada tabel di atas kita dapat melihat bahwa dengan melakukan sistem tanam
Jagung jajar legowo dapat meningkatkan baik pengetahuan petani, produksi maupun adopsi jajar
legowo. Pengetahuan petani menjadi meningkat setelah petani menerapkan jajar legowo dalam
budidaya Jagung sebelumnya petani hanya sekedar tahu saja tentang jajar legowo untuk
menerapkannya masih kurang paham caranya. Sistem jajar legowo juga berpengaruh pada
peningkatan produksi dan kualitas produksi. Enam dari sepuluh responden yang diambil secara acak
menyatakan bahwa mereka mengalami peningkatan produksi dan peningkatan kualitas produksi.
Anggota kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa SELOREJO banyak yang
mengikuti atau menerapkan sistem tanam jajar legowo setelah adanya program tanam Jagung jajar
legowo di kelompok tani mereka. enam dari sepuluh responden menyatakan bahwa setelah adanya
program jajar legowo terlihat benar hasilnya, maka mereka kemudian mengikuti pola yang diterapkan
dalam kegiatan tersebut.
Namun sistem jajar legowo ini masih belum diterima di semua kalangan petani Jagung di
kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa SELOREJO disebabkan karena beberapa kendala
diantaranya kurangnya sumber daya manusia pada awal tanam, tanam jajar legowo membutuhkan
tenaga waktu penanaman yang banyak, sedangkan di Desa SELOREJO sendiri sangat susah mencari
tenaga tanam. Dan sistem tanam ini membutuhkan waktu yang lama karena masih dilakukan secara
manual belum menggunakan alat tanam.

IV. KESIMPULAN

1. Kegiatan tanam Jagung jajar legowo berpengaruh pada tingkat pengetahuan petani dalam
usahatani Jagung sehingga dapat diperoleh peningkatan kuantitas dan kualitas jagung.
2. Tingkat adopsi khususnya dalam kelompok tani meningkat.
3. Kendala sistem jajar legowo adalah membutuhkan tenaga yang banyak dalam penanaman dan
membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding sistem tanam biasa ataupun acak karena
dilakukan secara manual.

Anda mungkin juga menyukai