Evaluasi Dampak Jagung Jarwo Mas Arip
Evaluasi Dampak Jagung Jarwo Mas Arip
HASIL EVALUASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN
DI KELOMPOK TANI “TANI MAKMUR BANYUASIN”
DESA SELOREJO KECAMATAN SAMBENG
TAHUN 2019
OLEH :
M.ARIF FIRDAUS
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan petani mengenai sistem legowo di
Kelompok Tani “Tani Makmur Banyuasin”
2. Untuk mengetahui tingkat adopsi petani mengenai sistem legowo di Kelompok Tani “Tani
Makmur Banyuasin”
3. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan adopsi sistem legowo di Kelompok
Tani “Tani Makmur Banyuasin”
4. Untuk mengetahui produksi Jagung di kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa
SELOREJO Kecamatan Sambeng
II. METODE KAJIAN EVALUASI
Skala Pengukuran
Skala pengukuran menggunakan skala likert dengan skor nilai :
- 4 : sangat meningkat
- 3 : meningkat
- 2 : tetap
- 1 : menurun
Metode Before and After Evaluation merupakan salah satu metode evaluasi yang didasarkan
pada perbandingan variabel antara sebelum dan sesudah kegiatan atau program dilaksanakan. Hasil
analisa data yang dilakukan dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
Pertanyaan Kategori Penilaian Jawaban Presentase
Responden (%)
(Orang)
Pengetahuan tentang tanam Sangat meningkat - -
Jagung jajar legowo Meningkat 6 60
Tetap 4 40
Menurun - -
Tingkat penambahan produksi Sangat meningkat - -
jagung Meningkat 6 60
Tetap 4 40
Menurun - -
Peningkatan kualitas jagung Sangat meningkat - -
Meningkat 6 60
Tetap 4 40
Menurun - -
Jumlah petani yang mengadopsi Sangat meningkat - -
jajar legowo Meningkat 5 50
Tetap 5 50
Menurun - -
Berdasarkan pada tabel di atas kita dapat melihat bahwa dengan melakukan sistem tanam
Jagung jajar legowo dapat meningkatkan baik pengetahuan petani, produksi maupun adopsi jajar
legowo. Pengetahuan petani menjadi meningkat setelah petani menerapkan jajar legowo dalam
budidaya Jagung sebelumnya petani hanya sekedar tahu saja tentang jajar legowo untuk
menerapkannya masih kurang paham caranya. Sistem jajar legowo juga berpengaruh pada
peningkatan produksi dan kualitas produksi. Enam dari sepuluh responden yang diambil secara acak
menyatakan bahwa mereka mengalami peningkatan produksi dan peningkatan kualitas produksi.
Anggota kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa SELOREJO banyak yang
mengikuti atau menerapkan sistem tanam jajar legowo setelah adanya program tanam Jagung jajar
legowo di kelompok tani mereka. enam dari sepuluh responden menyatakan bahwa setelah adanya
program jajar legowo terlihat benar hasilnya, maka mereka kemudian mengikuti pola yang diterapkan
dalam kegiatan tersebut.
Namun sistem jajar legowo ini masih belum diterima di semua kalangan petani Jagung di
kelompok tani “Tani Makmur Banyuasin” Desa SELOREJO disebabkan karena beberapa kendala
diantaranya kurangnya sumber daya manusia pada awal tanam, tanam jajar legowo membutuhkan
tenaga waktu penanaman yang banyak, sedangkan di Desa SELOREJO sendiri sangat susah mencari
tenaga tanam. Dan sistem tanam ini membutuhkan waktu yang lama karena masih dilakukan secara
manual belum menggunakan alat tanam.
IV. KESIMPULAN
1. Kegiatan tanam Jagung jajar legowo berpengaruh pada tingkat pengetahuan petani dalam
usahatani Jagung sehingga dapat diperoleh peningkatan kuantitas dan kualitas jagung.
2. Tingkat adopsi khususnya dalam kelompok tani meningkat.
3. Kendala sistem jajar legowo adalah membutuhkan tenaga yang banyak dalam penanaman dan
membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding sistem tanam biasa ataupun acak karena
dilakukan secara manual.