Makalah Dasar-Dasar Pendidikan Kelompok 2
Makalah Dasar-Dasar Pendidikan Kelompok 2
TENAGA PENDIDIK
Dosen Pengampu
disusun oleh :
Kelompok 2
TADRIS MATEMATIKA
TULUNGAGUNG
2021/2022
ISI
A. Pengertian
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang
akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan,
dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia.1 Tanpa
adanya Pendidikan manusia tidak akan berbeda dengan manusia zaman lampau.
Pendidikan cakupannya sangat luas. Pendidikan selain mentransfer
pengetahuan juga mentransfer nilai (value), mengajarkan adab dan budi pekerti,
budaya, spiritualitas dan religiusitas. Pendidikan berarti kemampuan diri sendiri
dan juga kekuatan individu yang dikembangkan menuju arah yang lebih baik
lagi. Menurut DiKidalam Undang-Undang
Hajar Dewantara Republik Indonesia
pendidikan nomor 20tuntunan
merupakan Tahun 2003di dalam
tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 disebutkan bahwa tenaga kerja
hidup tumbuhnya anak-anak.
kependidikan adalahPendidikan menuntun
anggota masyarakat segala kekuatan
yang mengabdikan kodrat
diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugas pokok tenaga
yang ada pada anak-anak
kependidikan agar dalam
dijelaskan merekabab dapat
XI pasal mencapai keselamatan
39 ayat 1 yaitu melaksanakandan
2
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
administrasi, Intinya adalah
pengelolaan, pengembangan, selamat dan
pengawasan, bahagia. teknis
dan pelayanan
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.7
Pada era Salah satu tenaga pendidik atau pelaku pendidikan yang mempunyai peran
globalisasi ini, perkembangan dunia pendidikan sangat cepat.
penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru harus mempunyai pemikiran
Sehingga Pendidikan itu harus
logis sehingga dapat dapat
menjadimenjawab tantangandan
guru yang profesional dan tuntutan
dapat zaman
memanusiakan
atau memerdekakan manusia. Menurut Ahmad Tafsir, guru adalah orang yang
juga dapat memenuhi
bertanggung harapan masyarakat.
jawab terhadap Dalam proses
berlangsungnya mencapai hal-haldan
pertumbuhan tersebut
perkembangan
diperlukan adanya peningkatanpotensi peserta
mutu didik, baik potensi
pendidikan. Salah kognitif maupun
satu upaya potensi
pemerintah
psikomotorik.
dalam meningkatkan mutu pendidikan berkaitan dengan faktor guru. Yaitu
lahirnya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan peraturan
pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.3 Guru
merupakan pemegang peran utama dalam pembangunan pendidikan.
2. Sejarah Guru
Pada mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari orang-orang yang tidak
berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru. Dalam buku Sejarah
Pendidikan Indonesia, Nasution (1987) secara jelas melukiskan sejarah
pendidikan di Indonesia terutama dalam zaman kolonial Belanda, termasuk juga
sejarah profesi keguruan. Seiring berjalannya waktu guru-guru tersebut
ditambah dengan guru-guru yang lulus dari sekolah guru (Kweekschool) yang
didirikan di Solo tahun 1852.
Pada masa pendudukan Pemerintah Hindia Belanda, mengangkat lima macam
guru, yakni:
a. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang
penuh
1
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Meretas Pendidikan Berkualitas dalam Pendidikan
Islam, Teras, Yogyakarta, 2012, hlm. 1.
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 4.
3
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Op.Cit., hlm. 4.
b. Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian untuk menjadi guru
c. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu
d. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, merupakan calon guru
e. Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak dari warga yang
pernah mengecap pendidikan
Setelah didirikan sekolah guru dan sekolah normal atau umum didirikan juga
sekolah-sekolah yang lebih tinggi tingkatnya dari sekolah umum seperti
Hollands Inlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO),
Algemene Middelbare School (AMS), dan Hogere Burgeschool (HBS).
Kemudian secara berangsur-angsur didirikan lembaga pendidikan guru atau
kursus-kursus untuk mempersiapkan guru-gurunya, seperti Hogere
Kweekschool (HKS) untuk guru HIS dan kursus Hoofdacte (HA) untuk calon
kepala sekolah.4
Hal demikian berlanjut sampai pada pendudukan Jepang dan awal perang
kemerdekaan. Indonesia mempunyai lembaga pendidikan guru yang tunggal,
yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Sekarang telah ada
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wadah persatuan guru.
4
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 28.
5
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Op.Cit., hlm. 17.
d. Mudarris : orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta
memperbaharui pengetahuan dan keahliannya serta berusaha
mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta
melatih ketrampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
e. Muaddib: orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk
bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di
masa depan.6
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 disebutkan bahwa tenaga kerja
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugas pokok tenaga
kependidikan dijelaskan dalam bab XI pasal 39 ayat 1 yaitu melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.7
Salah satu tenaga pendidik atau pelaku pendidikan yang mempunyai peran
penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru harus mempunyai pemikiran
logis sehingga dapat menjadi guru yang profesional dan dapat memanusiakan
atau memerdekakan manusia. Menurut Ahmad Tafsir, guru adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan dan
perkembangan potensi peserta didik, baik potensi kognitif maupun potensi
psikomotorik.8
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.9
Guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Guru adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. 10 Dengan demikian
guru adalah orang yang bisa menyampaikan atau mentransfer pengetahuannya
baik budi pekerti, spiritualitas maupun norma-norma kepada orang lain.
Kata Guru dalam bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru. Kata Guru
secara etimologi berasal dari kata Gu yang berarti darkness (kegelapan) dan Ru
berarti light (cahaya) atau yang menyibak. 11 Guru adalah sosok yang
6
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Op.Cit., hlm. 40.
7
Rusydi Ananda, Profesi Pendidikan dan Tenaga kependidikan (Medan: LPPPI, 2018), hlm. 16.
8
Ibid., hlm. 20.
9
Ibid., hlm. 19.
10
KBBI, Guru, dari https://kbbi.web.id/guru, pada tanggal 27 Maret 2022, pukul 20.25
11
Wikipedia, Guru,dari https://en.m.wikipedia.org/wiki/Guru, pada tanggal 27 Maret 2022, pukul
20.34
menyibakkan kegelapan sehingga murid-muridnya bisa menemukan cahaya.
Guru ialah orang yang mengusir segala macam kebodohan dan ketidaktahuan.
Dalam paradigma Jawa pendidik diidentikkan dengan guru (gu dan ru) yang
berarti "digugu dan ditiru".
12
Rusydi Ananda, Op.Cit., hlm. 21.
7. Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan
apa yang dilakukan guru akan mendapat perhatian peserta didik serta orang
sekelilingnya. Sehubungan dengan itu beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam menjalankan peran ini adalah:
a. Sikap dasar, postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-
masalah penting seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran,
kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan.
b. Bicara dan gaya bicara, penggunaan bahasa sebagai alat berpikir dan
bertindak.
c. Kebiasaan bekerja, gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja
yang ikut mewarnai kehidupannya.
d. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pengertian hubungan antara
luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari
kesalahan.
e. Pakaian, merupakan perlengkapan pribadi yang penting dan
menampakkan eksistensi seluruh kepribadian.
f. Hubungan kemanusiaan, diwujudkan dalam semua pergaulan manusia,
intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berperilaku.
g. Proses berpikir, cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi
dan memecahkan masalah.
h. Prilaku neurotis, suatu pertahanan yang dipergunakan untuk
melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.
i. Selera, pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki
oleh pribadi yang bersangkutan.
j. Keputusan, keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk
menilai setiap situasi.
k. Kesehatan, kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan
kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup yang
selalu optimis.
l. Gaya hidup secara umum, apa yang dipercaya oleh seseorang tentang
aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.
C. Problematika Guru
1. Problematika Umum
Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu problem yang berasal dari diri guru yang bersangkutan
dan problem yang berasal dari dalam diri guru lazim disebut problem internal,
sedangkan yang berasal dari luar disebut problem eksternal13.
Problem internal yang dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada
kompetensi profesional yang dimilikinya, baik bidang kognitif seperti
penguasaan bahan/materi, bidang sikap seperti mencintai profesinya
(kompetensi kepribadian) dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar,
menilai hasil belajar siswa (kompetensi pedagogis) dan lain-lain. Problem
eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu sendiri. kualitas
pengajaran juga ditentukan oleh karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.
Guru yang profesional harus guru memiliki dua kategori, yaitu capability
dan loyality, artinya guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu
yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik,
dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas
13
Dinas pendidikan, “Problematika profesi guru dan solusinya bagi peningkatan kualitas
pendidikan”, https://disdik.hsu.go.id/2021/10/19/problematika-profesi-guru-dan-solusinya-bagi-
peningkatan-kualitas-pendidikan/ (diakses pada 5 April 2022, pukul 19.15)
keguruan, yakni loyal kepada tugas-tugas keguruan yang tidak semata-mata di
dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah di kelas.
2. Problematika Baru
a. Faktor Internal, merupakan problematika yang berasal dari diri guru itu
sendiri, seperti:
1. Latar Pendidikan Guru, tidak semua guru mengampu mata pelajaran sesuai
dengan kualifikasi akademiknya. Kemendikbud memperbolehkan
perbedaan kualifikasi akademik dengan mata pelajaran yang diajar oleh
guru tersebut dengan syarat mutlak masih serumpun, seperti S1 Pendidikan
Sejarah yang mengajar mata pelajaran IPS Terpadu. Akan tetapi tidak
sedikit S1 Pendidikan Agama Islam mengajar mata pelajaran IPS, hal
tersebut sangat jauh dari kualifikasi akademiknya.
2. Kemampuan Menggunakan Perangkat, kemampuan menggunakan
perangkat yang kurang memadai menyebabkan pembelajaran menjadi
kurang maksimal. Padahal kemampuan menggunakan perangkat termasuk
kewajiban guru sebagai salah satu indikator dari kompetensi professional
yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni Mampu memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran dan juga
pengembangan diri.
3. Kemampuan Menggunakan Media, media memiliki peran yang penting
dalam meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran daring.
Seorang guru yang profesional mampu menggunakan media dengan baik
namun banyak juga guru belum memiliki kemampuan untuk membuat
media atau video pembelajaran secara mandiri. Bahkan guru-guru tersebut
terlanjur pasrah, hanya menggunakan satu media yakni Whatsapp grup
dengan alasan keterbatasan kuota para siswa.
4. Kemampuan Menggunakan Metode, penyajian materi yang menyenangkan,
tidak membosankan, menarik dan mudah dimengerti oleh siswa tentunya
berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar,
5. Penguasaan Materi, pendidikan sangat menentukan kemampuan seorang
guru, oleh karena itulah salah satu indikator dari seorang guru professional
yakni mengajarkan sesuatu yang seuai dengan kualifikasi akdemiknya.
Guru harus menguasai materi bahkan berkomitmen untuk terus
mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar
yang akan dicapai oleh peserta didik. Untuk mengatasi hal tersebut guru
selain mengajar juga harus belajar dan mencari sumber belajar.
b. Faktor Eksternal, merupakan problematika yang berasal dari luar guru seperti:
3. Kualitas Guru
Dapat dirasakan sendiri bahwa kualitas guru di Indonesia saat ini belum bisa
dikatakan baik, masih banyak permasalahan yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Apalagi dengan adanya pandemi covid-19, mau tidak mau
pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang
menyebabkan kualitas pendidikan dan guru di Indonesia makin menurun.
14
Ahmad Ridha Anshari, Skripsi: Problematika guru dalam mengajar siswa selama pandemi
covid-19 di MIN 14 Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Banjarmasin: UIN
Antasari, 2021), Hal 11.
disebabkan oleh pendidikan yang maju. Kualitas guru yang kurang baik dapat
menyebabkan peserta didik maupun lulusan sulit beradaptasi dengan
perkembangan zaman yang begitu cepat karena yang diajarkan di dunia
pendidikan yang ditempuh kurang efektif. Sebaliknya, guru yang baik akan
menghasilkan sumber daya manusia yang baik juga, inovasi-inovasi baru secara
otomatis juga akan bermunculan, masalah demi masalah bangsa Indonesia
sedikit demi sedikit akan teratasi.
Peta skor kompetensi guru tersebut Dipaparkan Sekretaris Ditjen Guru dan
Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani dalam forum
Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) ke-XIII. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Terbuka (UT)
secara virtual Jumat (19/11/2021). ’’Kompetensi guru masih perlu ada
peningkatan,’’ kata Nunuk. Dia mengakui pengukuran kompetensi tersebut
memang bukan benar-benar potret kondisi guru. Skor tersebut merupakan hasil
dari Uji Kompetensi Guru (UKG) yang digelar 2015 lalu. Dia juga mengatakan,
skor itu hanya menilai kompetensi pedagogik guru saja. Sementara itu guru
memiliki kompetensi-kompetensi yang lain. Diantaranya adalah kompetensi
sosial.15 Sekor-sekor tersebut bisa menjadi acuan kualitas guru yang ada di
Indonesia secara akademik, tetapi ada kompetensi-kompetensi lain dari guru
yang tidak bisa diukur skornya seperti kopetensi sosial.
15
Hilmi Setiawan, Kemendikbudristek Ungkap Rata-Rata Skor Kompetensi Guru 50,64 Poin,
diakses dari https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/19/11/2021/kemendikbudristek-
ungkap-rata-rata-skor-kompetensi-guru-5064-poin/, pada tanggal 1 April 2022, pukul 21.56.
D. Hak dan Kewajiban Guru
1. Tri Darma Keguruan16
Etos keguruan menjelma dalam tiga tugas besar yang disebut Tri Darma
Keguruan: pengajaran, pelatihan, dan pendidikan. Tri Darma Keguruan menjadi
tugas pokok dan mulia seorang guru. Berikut penjelasan untuk masing-masing
darma tersebut:
a. Darma 1: Pendidikan
b. Darma 2: Pengajaran
c. Darma 3: Pelatihan
16
Jansen Sinamo, 8 Etos Keguruan, edisi ke-1(Jakarta: Erlangga, 2016)
melaksanakan tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara.
Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik
atau buruk seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan selama menjalankan tugas sebagai seorang pendidik.
Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai
pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat.
b. Fungsi
Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan
norma moral yang mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru
dalam kaitannya dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan
rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama,
pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan.
17
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op.Cit., hlm. 33.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu Profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan maupun didalamhubungan keseluruhan.
8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu
Organisasi Guru Profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
Pemerintah dalam bidang Pendidikan.
Peranan yang sangat penting dari guru bisa menjadi potensi besar dalam
memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan maupun menghancurkannya.
Ketika guru benar-benar profesional dan dapat mengatur segalanya dengan baik,
mereka akan semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya yaitu mendidik
bahkan rela melakukan inovasi-inovasi pembelajaran untuk mewujudkan
keberhasilan peserta didik. Maka dari itu, guru harus memiliki kompetensi-
kompetensi tertentu agar seorang guru mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendidikan Hulu Sungai Utara. (2021). Problematika profesi guru dan
solusinya bagi peningkatan kualitas pendidikan. Diakses 5 April 2022 pukul 19.15
dari https://disdik.hsu.go.id/2021/10/19/problematika-profesi-guru-dan-
solusinya-bagi-peningkatan-kualitas-pendidikan/