Anda di halaman 1dari 23

CRYPTO CURRENCY

MATA UANG KRYPTO


UANG DALAM PERSPEKTIF SYARIAH
Fungsi Uang:

Sebagai alat tukar

Sebagai satuan hitung atau pengukur nilai, dan

Sebagai penyimpan nilai apabila vang terbuat dari emas dan perak

Menurut Al-Ghazali, vang adalah apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai harga,
mediatransaksi pertukaran, dan media simpanan.

Sementara menurut Ibnu Taimiyah, vang dalam Islam hanya sebagai alat tukar dan alat ukur nilai.
PENYEBUTAN UANG DALAM AL-QUR’AN
Al-Qur’an menyebutkan dinar untuk menunjukan mata uang yang terbuat dari emas dan
dirham untuk menunjukan alat tukar yang terbuat dari perak
QS. Ali 'Imran : 75 (Dinar)
Dan di antara Ahli Kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya
kepadamu. Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya
kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka berkata, “Tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang buta huruf.” Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.

QS. Yusuf : 20 (Dirham)


Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya.

QS. At-Taubah : 34 (Emas & Perak)


Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan
harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) azab yang pedih.
PENGGUNAAN UANG ZAMAN RASULULLOH
‫ﷺ‬
Rasululloh ‫ ﷺ‬menggunakan dinar dan dirham sebagai alat bertransaksi menggantikan cara lama, yakni barter
(tukar menukar barang)

Rasululloh ‫ ﷺ‬menetapkan Dinar dan Dirham sebagai alat tukar yang sah dengan standar:

. 1 Dinar = 4,25 gram Emas

. 1 Dirham = 2,975 gram Perak

. 1 Diinar = 10 Dirham

Rasululloh ‫ ﷺ‬bersabda “Akan datang kepada manusia, suatu masa yang mana tidak
bermanfaat di masa itu kecuali Dinar dan Dirham.”

(HR. Ahmad : 16569 dari Miqdam bin Madikarib G‫ عنه‬GGG‫)رضيهللا‬.


Seiring menyebarnya Islam, maka penggunaan Dinar & Dirham semakin meluas
sampai ke syam, romawi, mesir hingga Andalusia
UANG KERTAS
Uang kertas pertama di Dunia adalah “Jiaozi”. Ditemukan di
daratan cina pada tahun 997 Masehi. Disebut juga “uang
terbang”. Uang ini digunakan oleh pedagang kaya dan pejabat
pemerintahan pada masa Dinasti Tang

Rupiah Indonesia pertamakali dikeluarkan 3 Oktober 1946.


Satu rupiah itu nilainya setara dengan 0,5 gram Emas.
PERJANJIAN BRETTON WOODS
UANG KERTAS BERBASIS EMAS
Perjanjian Bretton Woods (1944-1976), sebuah sistem di mana mata uang dolar AS akan menggunakan standar emas sementara
nilai mata uang lainnya akan ditautkan ke nilai dolar AS. 730 delegasi dari 44 negara.

Nilai tukar yang diterapkan pada saat itu menetapkan harga emas pada US$35 per ons. Implementasi tahun 1958.

The Fed kemudian menerbitkan dollar melebihi kapasitas emas yang dimiliki. Akibatnya, terjadi krisis kepercayaan
masyarakat dunia terhadap dolar AS.

"Hal tersebut ditandai dengan peristiwa penukaran dollar secara besar-besaran oleh negara-negara Eropa. Presiden Perancis
Charles de Gaule, negara yang pertama kali menentang hegemoni dollar dengan menukaran sejumlah 150 juta dollar AS dengan
emas. Tindakan Prancis ini kemudian diikuti oleh Spanyol yang menarik sejumlah 60 juta dollar AS dengan emas. Sehingga
cadangan emas di Fort Knox berkurang secara drastis.

"Secara sepihak Amerika Serikat membatalkan Bretton Woods System melalui Dekrit Presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus
1971, yang isinya antara lain, USD tidak lagi dijamin dengan emas.

"Sistem Bretton Woods berakhir pada tahun 1976 setelah beberapa negara di Eropa mengalami kehancuran ekonomi sehingga
tidak lagi bisa menjadi partner perdagangan Amerika Serikat dan terjadi resesi ekonomi dunia.
MUNCULNYA CRYPTO CURRENCY
Sentralisasi

Mahalnya Biaya Transfer dan Susahnya Transfer ke Luar Negri

Krisis Ekonomi
APAKAH BOLEH SECARA SYARIAH
BERINVESTASI DI MATA UANG KRYPTO
FATWA MUI TENTANG MATA UANG KRIPTO

1. Penggunaan cryptocurrency sebagai mata uang hukumnya haram, karena


mengandung gharar, dharar dan bertentangan dengan Undang-Undang nomor 7
tahun 2011 dan Peraturan Bank Indonesia nomor 17 tahun 2015.

2. Cryptocurrency sebagai komoditi/aset digital tidak sah diperjualbelikan karena


mengandung gharar, dharar, qimar dan tidak memenuhi syarat sil’ah secara syar’i,
yaitu: ada wujud fisik, memiliki nilai, diketahui jumlahnya secara pasti, hak milik
dan bisa diserahkan ke pembeli.

3. Cryptocurrency sebagai komoditi/aset yang memenuhi syarat sebagai sil’ah dan


memiliki underlying serta memiliki manfaat yang jelas hukumnya sah untuk
diperjualbelikan.
AKTUAL TENTANG CRYPTOCURRENCY
1. Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappebti) menerbitkan
Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto

(“Peraturan Bappebti 7/2020”).

2. Cryptocurrency walau tidak ada wujud fisik. Akan tetapi memiliki nilai, diketahui
jumlahnya secara pasti, hak milik dan bisa diserahkan kepada siapapun, kapan
saja 24 jam tanpa pembatasan waktu dan tanpa perantara

3. Cryptocurrency seperti halnya mata uang kertas, tidak memiliki underlying akan
tetapi bisa ditukarkan ke mata uang fiat, dollar, rupiah dlsb. Persis seperti saat kita
memegang uang Riyal, di Indonesia kita tidak bisa membeli barang secara
langsung, melainkan kita harus menukarkan terlebih dahulu ke rupiah
DAFTAR PERUSAHAAN PEDAGANG ASET
KRIPTO YANG TERDAFTAR DI BAPPEBTI
Per tanggal 9 Maret 2022, dilansir dari situs resmi BAPPEBTI, maka berikut daftar
perusahaan pedagang aset Kripto yang terdaftar di Bappebti :
1. PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax)

2. PT Crypto Indonesia Berkat (Tokocrypto)

3. PT Zipmex Exchange Indonesia (Zipmex)

4. PT Indonesia Digital Exchange (Idex)

5. PT Pintu Kemana Saja (Pintu)

6. PT Luno Indonesia LTD (Luno)

7. PT Cipta Koin Digital (Koinku)

8. PT Tiga Inti Utama

9. PT Upbit Exchange Indonesia

10. PT Rekeningku Dotcom Indonesia

11. PT Triniti Investama Berkat


PENDAPAT ULAMA / SCHOLAR YANG
MENGHARAMKAN
Syaikh Assim Al-Hakeem
Mufti Taqi Usmani, Pakistan Jeddah-Saudi Arabia

"Mata uang pada mulanya adalah Fatwa tentang Bitcoin: Assim a-Hakeem.
media alat tukar, dan menjadikannya
komoditas yang dapat Ulama yang berbasis di Jeddah mengejutkan semua orang dengan fatwanya tentang
cryptocurrency.
diperdagangkan untuk mendapatkan
keuntungan bertentangan dengan Dalam programnya 'Tanya Zaad', Assim al-Hakeem berbicara tentang bitcoin dan
filosofi ekonomi Islam. Dalam mengatakan bahwa bitcoin dilarang menurut Hukum Islam.
Syariah, tidak ada alasan yang sah
untuk menerima Bitcoin atau Dia mengatakan bahwa ada berbagai alasan mengapa bitcoin dilarang, yang
pertama dan terutama adalah anonimitas mata uang. Currencv tidak diawasi dan
Cryptocurrency lainnya sebagai kami tidak tahu di mana ia digunakan. Ini berarti bahwa itu dapat digunakan untuk
mata uang. Itu hanya angka tujuan ilegal seperti pencucian uang dan uang narkoba dll.
imajiner, yang dihasilkan melalui
proses matematika yang kompleks. Banyak atau ketidakpastian: Al-Hakeem mengatakan bahwa bitcoin adalah mata
Itu dibeli untuk Perjudian atau uang modern dan karena itu belum pernah dibahas oleh para sarjana di masa lalu.
Spekulasi, dan digunakan dalam
Mata uang memiliki banyak ketidakpastian seperti keamanan dan keberlanjutan.
transaksi ilegal atau melanggar Ulama itu juga mengatakan, peningkatan nilai perdagangan yang pesat saat ini
hukum" sangat mencurigakan.
PENDAPAT UST ADI HIDAYAT
Sumber: https://youtu.be/2ai0qf24d88

Islam tidak menghambat kemajuan zaman dan bahkan diapresiasi.


Ulama memberikan hukum yang ketat untuk memberikan kepastian
dan Menjamin kemaslahatan untuk banyak pihak.

Problem dengan cryptocurrency adalah tidak ada wujud Fisik.


Menukarkan sesuatu dengan wujud tidak ada.

Problem lainnya adalah tidak ada pihak yang menjamin didunia


nyata (desentralisasi). Sementara untuk membuat riil di Dunia
nyata, dengan menukarkan ke uang seperti Dollar atau Rupiah.

Kalau Cryptocurrency bisa menyelesaikan isu underlying/padanan


Fisik yang bernilai di Dunia nyata termasuk gharar (ketidakjelasan)
dan qimar (manifulatif), maka cryptocurrency tidak bermasalah.

Ust Adi menyarankan Cryptocurrency berbasis underlying Emas riil


di dunia nyata
PENDAPAT ULAMA / SCHOLAR YANG
MEMBOLEHKAN

Dr. Daud Bakar Prof. Dr. Monzer Kahf Mufti Muhammad Abu Bakar
Malaysia Syria & USA Pakistan
Dalam kasus cryptocurrency, tidak benar untuk Seperti mata uang lainnya, itu adalah uang Bitcoin halal karena merupakan
menyatakannya haram berdasarkan argumen dalam komunitasnya dan menukarnya dengan penyimpan nilai yang diterima orang. IS
bahwa itu spekulatif. Dari sudut pandang mata uang lain pasti tunduk, Menurut pendapat
tersedia di bursa, dan bertindak sebagai
syariah, suatu transaksi yang haram memiliki saya, kondisi yang sama untuk pertukaran mata
unsur riba (bunga), perjudian dan gharar uang yaitu: alat transaksi antara orang dan bisnis.
(ketidakpastian). Selama mata uang legal di suatu negara,
1. Memiliki pengiriman keduanya pada saat Islam juga menerimanya, menurutnya.
Ketika kita berbicara tentang nilai, semua mata pertukaran, tidak ada leverage dan tidak ada Namun, ia juga memperingatkan bahwa
uang serta emas dan minyak berfluktuasi. futures sebagai industri dalam masa pertumbuhan,
Apakah perubahan harga itu drastis atau sedang, harga cryptocurrency sangat fluktuatif
itu tidak berpengaruh secara syariah. 2. Tidak ada spekulasi tentang mata uang yang dengan elemen risiko. Sementara crypto
Cryptocurrency adalah bentuk aset baru yang berarti orang yang menukarnya harus bersifat spekulatif, semua mata uang
tidak dapat dibandingkan dengan yang lain, memiliki alasan untuk membeli atau menjual
menambahkan bahwa banyak yang lebih
memiliki elemen spekulatif, menurutnya.
selain gagasan mata uang untuk mata uang
menyukainya karena ketidakpercayaan pada (membeli untuk menggunakannya atau Ini tidak menganggap mereka haram.
mata uang yang ada, selain dari faktor-faktor menjual karena Anda mendapatkannya tetapi
seperti kemudahan dan kecepatan penggunaan. membutuhkan mata uang lain)
PENDAPAT ULAMA / SCHOLAR YANG
MEMBOLEHKAN
Mufti Faraz Adam adalah konsultan Fintech & Keuangan Islam terkenal yang berbasis di Inggris dan
mengepalai firma penasihat Syariah global Amanah Advisors. Dia memberi nasihat kepada beberapa
lembaga keuangan Islam global yang tersebar di Inggris, AS, Kanada, Malaysia, Singapura, UEA, dan
negara-negara lain. Dia bersemangat tentang pengembangan ekonomi Islam dan melayani di berbagai
sektor seperti perbankan syariah, pasar modal syariah, Takaful, pembiayaan UKM dan keuangan sosial
Islam.

Mufti Faraz menyelesaikan program Alimiyyah (Studi Islam) enam tahun di Inggris, setelah itu ia
mengambil spesialisasi dalam hukum Islam dan menyelesaikan kursus Mufti di Durban, Afrika
Selatan. Beliau meraih gelar Master di bidang Keuangan Islam, Perbankan dan Manajemen dari
Newman University, Inggris. Dia memenuhi syarat dengan gelar MBA Diploma dari International
Business Management Institute dan berhasil menyelesaikan kursus Spesialisasi Fintech dari University
of Michigan. Dia baru-baru ini mencapai Kualifikasi Level 4 ACCA di bidang Akuntansi dan Bisnis.

Selain di atas, ia telah mencapai berbagai kualifikasi industri Keuangan Islam seperti IFQ, CIFE dan
Mufti Faraz Adam Certified Shariah Advisor and Auditor (CSAA).
Syariah Advisors-UK
Dia memiliki minat dalam menulis, meneliti dan membaca. Dia baru-baru ini menulis sebuah buku
tentang Fintech Islam yang disebut 'Pengantar Fintech Islam', dan telah menulis beberapa makalah
penelitian tentang Keuangan Islam dan produk kompleks.
PENDAPAT ULAMA / SCHOLAR YANG
MEMBOLEHKAN
Sifat Aset Kripto

Aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa memiliki potensi untuk diakui
sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto jelas tidak akurat; keberadaan
dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan entitas fisik. Cendekiawan
Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-hasilnya. Ini meningkatkan
pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat menjalani evaluasi serupa di
mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.

Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan dalam ekosistemnya. Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak dianggap sebagai mata uang, itu masih dapat digunakan sebagai alat
Mufti Faraz Adam tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
Syariah Advisors-UK mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.
INDIKATOR TRADING
BOLLINGER BAND
Sifat Aset Kripto

Pandangan pribadi saya tentang aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa
memiliki potensi untuk diakui sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto
jelas tidak akurat; keberadaan dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan
entitas fisik. Cendekiawan Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-
hasilnya. Ini meningkatkan pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat
menjalani evaluasi serupa di mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.

Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan dalam ekosistemnya. Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak dianggap sebagai mata uang, itu masih dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.
MA 21 & EMA 21
(EXPONENTIAL MOVING AVERAGE)
Sifat Aset Kripto

Pandangan pribadi saya tentang aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa
memiliki potensi untuk diakui sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto
jelas tidak akurat; keberadaan dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan
entitas fisik. Cendekiawan Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-
hasilnya. Ini meningkatkan pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat
menjalani evaluasi serupa di mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.

Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan dalam ekosistemnya. Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak dianggap sebagai mata uang, itu masih dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.
RSI (RELATIVE STRENGTH INDEX)
Sifat Aset Kripto

Pandangan pribadi saya tentang aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa
memiliki potensi untuk diakui sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto
jelas tidak akurat; keberadaan dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan
entitas fisik. Cendekiawan Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-
hasilnya. Ini meningkatkan pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat
menjalani evaluasi serupa di mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.

Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan dalam ekosistemnya. Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak dianggap sebagai mata uang, itu masih dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.
NINEBOT TRADING
Sifat Aset Kripto

Pandangan pribadi saya tentang aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa
memiliki potensi untuk diakui sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto
jelas tidak akurat; keberadaan dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan
entitas fisik. Cendekiawan Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-
hasilnya. Ini meningkatkan pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat
menjalani evaluasi serupa di mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.

Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan dalam ekosistemnya. Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak dianggap sebagai mata uang, itu masih dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.
NINEBOT TRADING
1. Cara Registrasi NINEBOT 2. Cara Login Web Trading NINEBOT
Sifat Aset Kripto
https://www.youtube.com/watch?v=bXxkQZnwlN8 https://www.youtube.com/watch?v=umNFpQExAVY
Pandangan pribadi saya tentang aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa
memiliki potensi untuk diakui sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto
jelas tidak akurat; keberadaan dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan
entitas fisik. Cendekiawan Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-
hasilnya. Ini meningkatkan pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat
menjalani evaluasi serupa di mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.
3. Cara Deposit Koin NBG Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan4.dalamCaraekosistemnya.
Aktifasi NINEBOT
Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
https://www.youtube.com/watch?v=3-awXUu7ulQ https://www.youtube.com/watch?v=IMa5_v3FO7o&t=29s
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
5. Cara Isi Gas di NIENEBOT tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak6. Cara Beli &
dianggap Jual Token
sebagai NBG itu masih dapat digunakan sebagai alat
mata uang,
https://www.youtube.com/watch?v=ZsiPKFGVDfA https://www.youtube.com/watch?v=E8Vd3CS_y1Y
tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.
Sifat Aset Kripto

Pandangan pribadi saya tentang aset kripto adalah bahwa banyak yang dapat dianggap sebagai aset digital, sementara beberapa
memiliki potensi untuk diakui sebagai media pertukaran untuk jaringan spesifik mereka saja. Menolak keberadaan aset kripto
jelas tidak akurat; keberadaan dalam jaringan digital tidak dapat diukur atau dikualifikasikan dengan metrik yang sama dengan

INSYAALLOH
entitas fisik. Cendekiawan Islam klasik sering mengevaluasi sifat segala sesuatu dengan menganalisis akibat-akibat dan hasil-
hasilnya. Ini meningkatkan pemahaman tentang realitas hal itu sebelum mengembangkan hukum Syariah. Aset kripto dapat
menjalani evaluasi serupa di mana utilitas setiap kripto dapat ditinjau untuk memahami sifat aset kripto.

CUAN BERJAMAAH
Banyak aset kripto jelas memiliki beberapa kegunaan dalam ekosistemnya. Banyak token memberi pemilik hak untuk 'sesuatu',
kepemilikan aset, lisensi, atau akses ke platform. Nilai apa pun dapat diintegrasikan ke dalam token. Oleh karena itu, sangat sulit

BERSAMA
untuk memperdebatkan tidak adanya aset kripto. Memiliki kegunaan yang halal sudah cukup untuk menganggap sesuatu sebagai
Māl (properti). Dengan demikian, aset kripto yang memiliki kegunaan yang sah dapat dianggap sebagai Māl dan properti dari
perspektif Syariah.

NINEBOT TRADING
Bisakah Cryptos berfungsi sebagai Mata Uang?

Mengenai apakah aset kripto dapat menjadi mata uang, yang sangat jelas adalah bahwa apa pun dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran. Jika aset kripto tertentu tidak dianggap sebagai mata uang, itu masih dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran karena itu adalah Māl. Tidaklah berlebihan untuk mempertimbangkan token pembayaran dan token
mata uang yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran untuk secara eksklusif berfungsi sebagai mekanisme
pertukaran nilai dalam jaringan tertentu. Berdasarkan prinsip al-Urf al-Khass (praktik kebiasaan kelompok tertentu), ada
kemungkinan untuk mempertimbangkan sesuatu sebagai alat tukar dan alat pembayaran dalam jaringan tertentu saja. Dengan
demikian, aset kripto tersebut – yang telah dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran – berpotensi dapat dianggap
sebagai media pertukaran dalam ekosistem khusus mereka tetapi tidak di luarnya. Mereka hanyalah cara pembayaran dilakukan
di jaringan itu. Mungkin terlalu dini untuk mempertimbangkan aset kripto sebagai mata uang universal saat ini.

Anda mungkin juga menyukai