Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN TENTANG HADIS MAUDHU’

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah studi hadist

Disusun Oleh:

Akhmad Fatkhur Rizqi

Program Studi Perbandingan Madzhab


Fakultas Hukum dan Syariah
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat berkumpul dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari
makalah ini adalah yang berjudul pandangan orientalisme terhadap Al-Qur’an. Tujuannya
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pak Fathoni Zakka pada mata
kuliah Studi Hadist serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada pak Fathoni zakka yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu. Kami menyadari, makalah yang kamu buat jauh dari kata sempurna
baik dari segi bahasa, penyusunan, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan krtik dan saran dari teman-teman untuk melengkapi dari kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini semga bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuannya.

Sidoarjo, 25 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadis Mawdu’................................................................6
B. Ciri-Ciri Hadis Mawdu’ ................................................................. 7
C. Faktor Munculnya Hadis Mawdu’...................................................8
D. Penanggulan Hadis Mawdu’............................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................11
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1...............................................................................................................................................5

Gambar 1. 1...........................................................................................................................................8
s
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Hadits telah diterima oleh para cendekiawan Muslim sebagai sumber hukum Islam
kedua setelah Al-Qur'an. Umat muslim harus mengikuti petunjuk untuk setiap tindakan
dalam hadits dan Al-Qur'an. Jadi Selain itu, jika masalah berkembang dan tentu saja ketika
anda berada di tengah peradaban dan resolusi ditemukan. Metode Pilihan dan resolusi terbaik
adalah dengan memanfaatkan Al-Qur'an dan Hadits. Dengan adanya hadis maudhu’ sangat
disayangkan, karena munculnya hadis mawdhu mencemari hadis otentik yang sebenarnya
berasal dari nabi Muhammad saw. Hadis mawdhu diciptakan secara sengaja oleh
individu-individu yang mempunyai motif beragam. Kemudian disebarkan di masyarakat
dengan alasan yang banyak juga.

kesalahan besar untuk meyakini dan mengamalkan hadis mawdhu. meskipun


beberapa di antaranya mengandung nilai baik, namun sebagian besar hadits palsu tidak
koheren. Bagaimanapun pembuatan Hadis Mawdhu adalah Perbuatan berbohong kepada
Nabi Muhammad.1 Para pemalsu ini biasanya disebut dengan bid’ah dan pelakunya sendiri
orang islam, biasanya orang yang bid’ah itu adalah hal kebodohan dan kurangnya
pengetahuan dalam agama Islam. Dan biasanya orang Islam itu dinilai baik dalam apapun
tapi mereka tidak tau caranya ataupun metode yang diajarkan islam dalam melaksanakan
tujuan baik.

Oleh karena itu janganlah kita mengarang hadist yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Belajarlah sesuai apa yang ada dalam agama islam, karena itu akan mengandung
bid’ah yang dilarang dalam agama islam. Dan banyaknya lebih membaca lagi untuk bisa
memperdalam agama islam.

1
Rabiatul Aslamiah, “Hadis Maudhu Dan Akibatnya,” Alhiwar Jurnal Ilmu teknik dan Dakwah 4, no. 7 (2016).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hadist Maudhu’?
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri Hadist Maudhu’?
3. Sebutkan dan jelaskan faktor pendorong Hadis Maudhu’?
4. Sebutkan penanggulan Hadis Maudhu’?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Hadis Maudhu’.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Hadist Maudhu’.
3. Untuk mengetahui faktor pendorong Hadis Maudhu’.
4. Untuk mengetahui penanggulan Hadis Maudhu’
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadis Maudhu’

Hadis maudhu’ ialah suatu kenyataan atau fakta. Adanya orang-orang yang selalu
berusaha atau bersih keras memalsukan sesuatu yang berharga dan otentik seperti
memalsukan berlian, emas, permata atau karya seni dan sebagainya. Menurut kaum muslim
setelah Al-Qur’an hadist atau sunnah menjadi peninggalan yang paling berharga dan dijaga
oleh Rasulullah SAW, sebagai landasan hidup di muka bumi Allah SWT. Maka dari itu
dilandasi oleh berbagai dorongan dan untuk meraih tujuan- tujuan yang bermacam-macam,
sekumpulan orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda telah melakukan pemalsuan
hadist ini. Sebagian dari mereka selaku para pemalsu hadist tersebut, memang tergolong pada
pelaku bid’ah dan munafik, Sebagian lagi karna didorong faktor kehilangan negerinya karena
telah dikuasai oleh islam. Dan sebagiannya lagi adalah mereka yang masih gelap, masih
diselimuti kebodohan serta kurangnya pengetahuan tentang ajaran islam. Bahkan kadang-
kadang ada dari umat islam itu sendiri yang memiliki niat dan tujuan yang baik namun, tidak
memahami prosedur yang benar yang sesuai dengan ajaran islam dalam menjalani niat dan
tujuan tersebut.

Secara etimologi kata Maudhu’ merupakan isim maf’ul berasal dari kata wadha’a yang
bermakna Al- Isqath (menggugurkan), Al- Tark (meninggalkan), Al- Iftira wa Al-ikhtilaq
(membuat- buat atau mengada- ngada). Namun, secara terminology menurut Ibn Al shalah
ُ ْ‫ ه َُو ْالم ُْخ َتلَ ُق ْال َمصْ نُو‬yaitu suatu hadist
dan di ikuti oleh Al Nawawi, hadist Mawdhu yang berarti : ‫ع‬
atau sunnah yang diciptakan dan dibuat-buat.2 Berdasarkan pengertian pengertian yang telah
dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa hadist mawdhu’ ialah hadist yang di ada-ada
dengan memakai nama Rasulullah. hadist mawdhu, disini menurut opini mayoritas ulama
tidak termasuk kedalam kategori hadist karena tidak bersumber dari realitas atau benar-benar
ada di kehidupaan Rasul dan bahkan haram hukumnya untuk meriwayatkannya. Apabila
isinya baik maka lebih baik dikategorikan sebagai kata-kata hikmah untuk mendorong,
memotivasi. Yang salah ialah mengatasnamakan nabi untuk melegalitas kebaikan yang
terkandung matannya. Para ulama memutuskan agar menaruh hadist mawdhu’ ini pada

2
Dr. Nawir Yuslem, MA, Ulumul Hadis (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001).
kategori hadist yang mardud (ditolak), disebabkan rusak pada segi perawinya serta
kandungan hadistnya.

Perawinya berdusta dengan mengatasnamakan nabi, sedangkan kandungannya memang


bukan berasal dari nabi.3

B. Ciri-ciri Hadis Mawdhu’

A. Ciri-ciri yang terdapat pada sanad

Pengakuan dari si pendusta atau pembuat hadis palsu, Pemalsu Hadits Ini secara
terbuka mengakui pemalsuan hadits. Abu 'lshmah Nuh ibn Abi Maryam' yang
melakukan ini telah mengarang sejumlah hadits tentang pentingnya surat al-Qur'an.4

B. Ciri-ciri yang terdapat pada matan

Adanya kejanggalan redaksi, kekacauan makna, bertentangan dengan al-qur’an, hadis


dan ijma’, bertentangan dengan realitas sejarah.

berdasarkan maknanya, berarti hadis itu berlawanan dengan al-qur’an, hadis mutawatir, dan
ijma’, beserta logika yang masuk akal.5

contoh hadis mawdhu’ yang bertentangan dengan al-qur’an:

‫َولَ ُد ال ِّزنَا اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ِإلَى َس ْب َع ِة َأ ْبنَا ٍء‬

"Anak zina itu, tidak dapat masuk surga, sampai tujuh keturunan"

Penjelasan hadis ini berlawanan terhadap kandungan surat al-an'am ayat 164:

‫ر ُأ ْخ َرى‬iَ ‫از َرةٌ ِو ْز‬


ِ ‫َواَل ت َِز ُر َو‬
"Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain"

Kandungan ayat ini mengartikan bahwasannya dosa seseorang tidak dapat dibebankan kepada
orang lain, sampai seorang anak sekalipun tidak dapat dibebani dosa orang tuanya.

3
Fitriyani, “Hadits Maudhu’,” Al-Furqan Jurnal studi Pendidikan Islam 2, no. 1 (2013).
4
Ibid.
5
Drs. Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits (Bandung: PT Alma’arif, 1974).
selain itu terdapat ciri-ciri lain seperti;

1. kerancuan lafal dan makna


2. isinya bertentangan dengan hukum-hukum akal yang pasti, berlawanan dengan fakta
yang dapat diindera manusia
3. berlawanan dengan al-qur’an, as-sunnah, dan ijma’
4. berlawanan dengan fakta sejarah yang pasti kebenarannya
5. menyebutkan pahala yang terlalu besar untuk amal yang terlalu ringan atau ancaman
yang terlalu besar untuk perkara yang sepele

C. Faktor-faktor munculnya Hadis Mawdhu’

1. Faktor Politik

membuat hadis palsu demi mempertahankan pemikiran suatu golongan dan


menyerang golongan lainnya. Umat Islam saat itu terpecah menjadi beberapa
kelompok, seperti kelompok yang ingin membela dari wafatnya khalifah Utsman dan
kelompok yang mendukung khalifah Ali(Syi’ah) karena adanya pertentangan di
kalangan umat Islam yang bangkit setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan
oleh para pemberontak dan kekhilafahan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib. setelah
perang shiffin muncul juga golongan pendukung mu’awiyah, dan khawarij. dan
mereka para golongan ini mencari massa atau anggota dengan cara ijtihad tetapi tetap
berdasar pada al-qur’an dan hadis. namun, jika mereka tidak menemukan dalam al-
qur’an dan hadis mereka berani untuk memberikan penafsiran yang tidak bagus. jadi,
mereka membuat hadis palsu terkait para khalifah, pimpinan kelompok, dan lain
sebagainya.6 golongan syi’ah yang bernama rafidlah adalah yang paling banyak
membuat hadis mawdhu’.

6
Rabiatul Aslamiah, “Hadis Maudhu Dan Akibatnya.”
Tabel 1. 1
2. Propaganda kaum zindiq
3.
4.

Kaum zindiq adalah orang-orang yang jengkel perasaanya bila melihat kepesatan
tersebarnya agama islam dan kejayaan pemerintahannya. Mereka tidak suka melihat
banyak orang masuk islam. Dan mereka mempunyai niat untuk merusak atau
mengruhkan agama islam dengan cara membuat hadis mawdhu’. Tokoh yang terkenal
dalam membuat hadis mawdhu’ yaitu abdul karim bin abi’l-auja’, yang akhirnya
dibunuh oleh Muhammad bin sulaiman, walikota basrah. Ketika ia dikerek di tiang
gantungan untuk dipenggal kepalanya, mengaku telah membuat hadis mawdhu’
sebanyak 4000 buah.

5. Fanatisme golongan

Mengunggulkan golongan masing-masing dengan cara membuat hadis mawdhu’

6. Pembuat kisaah-kisah palsu

Para perawi dan pendongeng mengarang Hadits untuk mendapatkan simpati khalayak
luas, untuk memukau pendengarnya dengan kisah-kisah yang mereka ceritakan, atau
bahkan untuk menciptakan ketidakseimbangan materi (rizki). Hadits yang mereka
sajikan biasanya dibesar-besarkan atau tidak rasional.7

7. Perbedaan pendapat dalam bidang ilmu fiqh atau ilmu kalam

Baik dalam bidang Kalam maupun Fiqh, tindakan tersebut biasanya berasal dari
penganut mazhab tertentu. Mereka memalsukan Hadits untuk mendukung atau
memvalidasi keyakinan, kesimpulan ijtihad, dan perilaku Imam mereka.

8. Menarik perhatian penguasa

Seperti yang dilakukan Ghiyats bin Ibrahim di bawah al-rule, Mahdi menjilat otoritas.
Untuk menenangkan khalifah, dia hanya menambahkan kata-katanya sendiri pada
hadits Nabi.8

7
Dr. Nawir Yuslem, MA, Ulumul Hadis.
8
Khusniati Rofiah, M.Si, Studi Ilmu Hadis, kedua. (Ponorogo: IAIN PO Press, 2018).
D. Penanggulangan Hadis Mawdhu’
1. Memelihara sanad hadis
Pahami sanadnya atau orang yang membawa berita.
2. Meningkatkan keseriusan dalam meneliti hadis
Dilihat dari sanad. Matan, dan rawinya.
3. Menyelidiki dan membasmi kebohongan yang dilakukan terhadap hadis
4. Menerangkan keadaan para perawi
5. Membuat kaida-kaidah untuk mengetahui hadis mawdhu
Kitab-kitab Yang Memuat Hadis Maudhu’
Para muhadittsin mengumpulkan hadis-hadis maudhu’ dalam sejumlah karya-karya
yang cukup banyak diantaranya adalah:
1. Al-Maudhu’ al-Kubra ibn al-Jauzi.
2. Al-La’ali Al-Masnu;ah fi al-Ahadits al-Maudhu’, karya As-Suyuri.
3. Tanzihu Asy-Syariah Al-Marfu’ah an Al-Hadits Asy-Sya’niyah Al-Maudhu’ah, karya
Ibnu Iraq Al-Kittani.
4. Silsilah Al-Hadits Adh-Dhaifak, karya Al-Abani.

Gambar 1. 1
BAB III

PENUTUP

Hadis Mawdhu adalah hadis palsu yang diciptakan oleh alas an tertentu salah satunya
yaitu faktor politik. Ciri-ciri hadis mawdhu’ bisa diketahui dari sanad dan matannya. Jika dari
sanad biasanya sang pembuat hadis palsu mengaku sendiri bahwa dirinya telah membuat
hadis mawdhu’ atau palsu. Jika dari matannya bisa diketahui dengan missal isi hadis
berlawanan dengan al-qur’an atau bertentangan dengan al-qur’an. Dan karena terkadang
hadis mawdhu’ tersebar di masyarakat dan tanpa masyarakat ketahui bahwa itu hadis palsu,
maka perlu adanya penanggulangan hadis mawdhu’ salah satunya dengan cara memelihara
sanad hadis.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nawir Yuslem, MA. Ulumul Hadis. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001.

Fitriyani. “Hadits Maudhu’.” Al-Furqan Jurnal studi Pendidikan Islam 2, no. 1 (2013).

Khusniati Rofiah, M.Si. Studi Ilmu Hadis. Kedua. Ponorogo: IAIN PO Press, 2018.

Rabiatul Aslamiah. “Hadis Maudhu Dan Akibatnya.” Alhiwar Jurnal Ilmu teknik dan
Dakwah 4, no. 7 (2016).

Anda mungkin juga menyukai