Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Suku Jawa (Yogyakarta)

Oleh : Alya Azizah Dewi Nugroho

MENGENAL TRADISI SUKU JAWA DI YOGYAKARTA

Jawa/Java adalah suku bangsa terbesar yang ada di Indonesia. Suku Jawa tersebar
di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta dan di penjuru tanah air lainnya
bahkan hingga ke mancanegar.Jumlahnya mencapai 41,7 persen dari populasi
bangsa Indonesia.

Yogyakarta terletak di bagian selatan pulau Jawa, tepatnya di bagian selatan tengah
pulau Jawa. Namun Yogyakarta tidak masuk dalam wilayah
administrasi Jawa tengah.Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, mayoritas
penduduk suku bangsa di DIY, yakni Suku Jawa (96,53%) dari 3.451.006 jiwa
penduduk.

Lantas,Mari kita mengenal tradisi yang ada di Yogyakarta

TRADISI SUKU JAWA DI YOGYAKARTA HINGGA SAAT INI


1.Tumplak Wajik

Tumplak Wajik merupakan upacara yang menandai dimulainya proses merangkai


gunungan atau simbol sedekah raja kepada rakyat. Nantinya, gunungan tersebut
akan dibagikan kepada warga pada upacara Garebeg.Dalam setahun sendiri
Keraton Yogyakarta menggelar tiga kali upacara Garebeg yaitu Garebeg Mulud
untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, Garebeg Sawal menandai akhir
bulan puasa, dan Garebeg Besar untuk memperingati hari raya Idul Adha.

2.Saparan

Saparan atau biasa disebut dengan istilah bekakak adalah tradisi Jawa yang
dilaksanakan untuk mengenang jasa seorang abdi dalem kesayangan Sri Sultan
Hamengkubuwono I, yakni Ki Wirosuto. Dalam upacara ini, biasanya
menggunakan sesuatu yang akan digunakan sebagai persembahan. Persembahan
dalam upacara ini berupa replika sepasang pengantin yang terbuat dari tepung
ketan dan cairan gula jawa sebagai bentuk pengorbanan warga sekitar terhadap
penunggu Gunung Gamping.

3.Sekaten

Sekaten merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang umumnya diadakan oleh


umat Islam sebagai peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini
sudah berlangsung sejak lama, yakni sejak masa pemerintahan Kerajaan Demak.
Sekaten biasa diadakan setiap tanggal 5 bulan Rabiul Awal tahun hijriah di alun
alun utara Yogyakarta.

4.Labuhan Parangkusumo

Upacara Labuhan Parangkusumo sering diidentikkan dengan legenda Ratu Pantai


Selatan dan Panembahan Senopati. Labuhan sendiri memiliki makna membuang,
meletakkan, atau menghanyutkan.Dalam pelaksanaannya, pihak Keraton
Yogyakarya melabuh/menghanyutkan benda-benda tertentu yang disebut uba
rampe labuhan di tempat-tempat tertentu atau yang disebut dengan petilasan.

5.Siraman Pusaka

Siraman pusaka adalah tradisi memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem atau milik
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tradisi upacara ini diselenggarakan setiap
bulan Sura yang diselenggarakan secara tertutup.Upacara ini bertujuan untuk
menghormati dan merawat pusaka-pusaka yang ada.

Anda mungkin juga menyukai