Dosen pengampuh:
Nuryati Djihadah, M.pd, M.A
Kelompok 1:
Maulida Rahmadia
Muhamad Erlangga
Sagito Puan Agustio
Sayyid Syawaludin Husein
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Telaah prosa merupakan mata kuliah yang menelaah, meneliti, dan mengkaji lebih karya
sastra tentang karya sastra prosa. Prosa terbagi menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa baru.
Prosa juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu ; naratif, deskriptif, eksposisi, argumentatif, dan
persuasi. Karya prosa lama contohnya hikayat, sejarah, kisah, dongeng, dan cerita berbingkai.
Sedangkan karya prosa baru contohnya seperti novel, puisi, cerpen, riwayat, kritik, resensi dan
essai.
1.2 Rumusan Masalah
Apa sinopsis novel azab dan sengsara?
Analisis novel azab dan sengsara?
BAB II
PEMBAHASAN
Dulu ayah Mariamin juga merupakan seorang yang kaya raya tapi akibat tabiatnya yang suka
menghambur-hamburkan uang, judi, malas, tamak dan kasar akhirnya ia menjadi orang yang
miskin. Suatu ketika Mariamin terpeleset di jembatan bambu dan Aminuddin terjun ke sungai
untuk menyelamatkan Mariamin dan akhirnya jiwanya terselamatkan. Karena kejadian itu
Mariamin merasa memiliki hutang budi terhadap Aminuddin. Saat Aminuddin sudah
mengumpulkan uang ia ingin orangtuanya menjemput Mariamin karena ingin menikahinya. Tapi
yang orang tua Aminuddin bawa adalah gadis lain dan itu membuatnya kecewa tapi tidak bisa
menolak permintaan orang tuanya. Begitu pun Mariamin merasa kecewa akan tetapi ia juga tak
bisa berbuat banyak. Hingga akhirnya ia sakit. Dan orang tua Aminuddin akhirnya meminta
maaf secara langsung dan Mariamin memaafkannya.
Hingga suatu ketika ia dilamar oleh seorang lelaki bernama Kasibun. Dan mereka akhirnya
menikah. Tapi Mariamin tidak bisa melayani Kasibun karena Kasibun memiliki penyakit
menular. Dan akhirnya Kasibun membawa Mariamin ke Medan. Disana ia bisa bertemu kembali
dengan mantan kekasihnya yaitu Aminuddin. Dan Mariamin dan Aminuddin pernah bertemu dan
membuat Kasibun cemburu hingga sering menyiksa Mariamin.
Fokus utama permasalah dalam novel Azab dan Sengsara ini bagaimana fenomena
realitas sosial yang terjadi di dalam novel dengan pendekatan mimetik pada aspek realitas
sosial yang dialami oleh para tokohnya. Realitas sosial tersebut mengacu pada masalah-
masalah sosial. Masalah-masalah sosial dalam novel tersebut disebabkan oleh faktor
ekonomi, kebudayaan, dan psikologis yang dialami oleh para tokoh dalam Azab dan
Sengsara Karya Murari Siregar.
Dalam membuat kritik ini, kami akan menggunakan teori mimetik. Sistem pembahasan
dengan teori mimetik pada novel azab dan sengsara karyya mirari siregar ini akan kita susun
sebagai berikut. Pertama, Mengidentifikasi aspek sosial budaya dalam novel ini. Kedua,
Menganalisis aspek sosial budaya yang ada dalam novel. Ketiga, Mnganaisis dan membuktikan
aspek sosial budaya dalam novel azab dan sengsara tersebut sebagiai bentuk peniruan dari
kehidupan nyata. Keempat, Menghubungkan aspek sosial budaya dalam novel azab dan sengsara
dengan dunia nyata.
Aspek budaya dalam novel azab dan sengsara sangat bisa dilihat dalam novel ini, novel ini
mengangkat budaya, adat dan kebiasaan yang kurang baik dan sempurna di tengah-tengah suku
[Batak], lebih-lebih di antara orang berlaki-laki. Novel ini dibuat berdasarkan pengalaman
pribadi penulis, jadi lebih real dan mendalam. Sehinngga ini bukan hanya gambaran, melainkan
memang kejadian nyata di batak pada tahun tersebut. Berikut budaya dan kebiasaan yang
diangkat pada novel ini.
C. Perjodohan
Selain itu terdapat adat yang berlaku dimasyarakat Sipirok Tapanuli yaitu Perjodohan, Seperti
dalam novel Azab dan Sengsara antara Aminuddin dengan Gadis lain yang ber-marga Siregar
atas dasar kehendak ayahnya, dalam masyarakat Batak Angkola yang meng-anut sistem, baik
pemuda maupun pemudi tidak berhak mencari siapa yang menjadi pendamping hidupnya, dan
tidak berhak pula menentukan siapa pasangan hidupnya. Orang yang berhak dalam menentukan
siapa yang menjadi calon suami ataupun calon isteri adalah orang tua. Hal ini dialami oleh
Aminuddin sebagai tokoh utama dalam Novel Azab dan Sengsara, tidak dapat menentukan
pilihannya namun harus menuruti kehendak orang tua. Perasaannya terpaksa dijodohkan dengan
orang yang tidak dicintainya.
Dibuktikan dalam kutipan di halaman 166
D. Perkawinan Kekerabatan
Adat yang berlaku dalam masyarakat Batak Angkola yaitu perkawinan kekerabatan, contohnya
dalam novel Azab dan Sengsara hubungan Aminuddin dengan Mariamin merupakan hubungan
yang didasari oleh kedekatan keluarga. Ayah Mariamin adalah kakak dari ibunda Aminuddin
sehingga meski Mariamin sepupu Aminuddin, tetapi marga mereka berbeda. Jadi mengacu pada
adat yang berlaku, orangtua Aminuddin tidak boleh menggagalkan hubungan anaknya dengan
Mariamin. Bahkan harus menikahi keduanya. Pernikahan semacam ini disebut perkawinan
menyonduti (kembali ke pangkal keluarga). Tujuannya yaitu “Tali perkauman bertambah kuat.
Namun, karena persoalan material Baginda Di atas tidak mengindahkan adat tersebut, ia malah
memilih gadis kaya dari keluarga Siregar.
Dibuktikan dalam kutipan di halaman 135
G. Tradisi Martandang
Martandang adalah kunjungan pemuda ke rumah (tempat di mana saja) pemudi baik sebagai
teman biasa maupun sudah menjadi kekasih baginya. Dalam pergaulan pemuda- pemudi,
Martandang ini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Batak Angkola baik dulu dan juga
sekarang. Kebiasaan seperti ini mengisyaratkan bagi pemuda-pemudi agar dapat berkenalan
dengan baik dan dapat pula memilih calon teman hidup masing–masing.
Dibuktikan ketika Aminuddin sedang mendatangi Mariamin dalam halaman 4-6 dan 136-137.
Kesimpulan
Novel Azab Dan Sengsara ini merupakan karya terpenting Merari Siregar yang menggunakan
bahasa indonesia pertama yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1920. Di dalamnya
mengandung asek-aspek kemasyarakatan yang pernah, sedang, dan terjadi sampai saat ini.
Budaya Batak Angkola begitu kental terkandung pada novel Azab Dan Sengsara tersebut dimana
mengisahkan kebiasaan yang kurang baik dan sempurna ditengah-tengah bangsa seorang
pengarang yaitu Merari Siregar. Azab Dan Sengsara mengemukakan fakta-fakta tentang sistem
perkawinan dengan cara paksa, perjodohan, peranan dan kedudukan marga, pengaturan harta
warisan, adat-istiadat, dan tradisi-tradisi lainnya yang terdapat dalam masyarakat Batak Angkola,
khususnya daerah Sipirok Tapanuli Sumatera Utara. Saya menganalisis novel ini menggunakan
pendekatan sosiologi yaitu mengaitkan karya sastra dengan masyarakat. Kehidupan masyarakat
yang berada di Sipirok Tapanuli yang menganut sistem adat yang berlaku.Selain pendekatan
sosiologi, cerita dalam novel ini bisa menggunakan pendekatan mimetik yaitu mengaitkan karya
sastra dengan kenyataan-kenyataan yang berada pada masyarakat Sipirok Tapanuli tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Bambang dan Lina M. Jannah. 2008.
Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lexy J, Moleong. 2013.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010.
Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siregar, Merari. 2010. Azab Dan Sengsara. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
WikiPedia ; Azab dan Sengsara
Fajrin, Jurnal Membaca. 2019.