DISUSUN OLEH:
FERDHI ISWANTO
2020032025
CI LAHAN CI INSTITUSI
2021
BAB I
KONSEP DASAR
A. Laporan Pendahuluan
1. Definisi
terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang
concellous.
pendek.
5) Tulang sesamoid
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-
matriks, dan terdiri dari lebih dari 90 % serat kolagen dan kurang dari 10
kalsium dan fosfat, dengan sedikit natrium, kalium karbonat, dan ion
pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang
yaitu osteoblas.
tulang disebut osteoid. Dalam beberapa hari garam- garam kalsium mulai
dan disebut osteosit atau sel tulang sejati. Seiring dengan terbentuknya
Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasal dari sel-
sebagian kecil dari potongan tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi
dengan tulang baru. Proses ini memungkinkan tulang tua yang telah
pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas osteoblas dan
dirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik yang
b. Fisiologi Tulang
penarikan.
(Oswari E, 1993)
4. Patofisiologi
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkan fraktur.
Jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang mungkin
hanya retak saja bukan patah. jika bayangan sangan eksterm seperti tabrakan mobil,
maka tulang dapat pecah berkeping keping. saat terjadi fraktur, otot yang melekat
pada ujung tulang dapat terganggu.otot dapat mengalami spasme dan menarik
fragmen fraktur keluar posisi. kelomok otot yang besar dapat menciptakan spasme
yang kuat bahkan mampu menggeser tulang besar, seperti femur. walaupun bagian
proksimal dari tulang patah tetap pada tempatnya,namun bagian distal dapar
bergeser karena faktor penyebab patah maupun spasme pada otot otot sekitar.
fragmen fraktur dapat bergeser ke samping , pada suatu sudut (membentuk sudut)
atau menimpah segmen tulang lain. fragmen juga dapat berotasi atau berpindah.
Selain itu, periosteum dan pembuluh darah di korteks serta sumsum dari
tulang yang patah juga terganggu sehingga dapat menyebabkan sering terjadi
cedera jaringan lunak. perdarahan terjadi karena cedra jaringan lunak atau cedera
pada tulang itu sendiri. pada saluran sumsum, hematoma terjadi di antara fragmen-
fragmen tulang dan di bawah periosteum. jaringan tulang di sekitar lokasi fraktur
akan mati dan menciptakan respon peradangan yang hebat sehingga akan terjadi
vasodilatasi, respon patofisiologis juga merupakan tahap penyembuhan tulang.
5. Pathway
FRAKTUR
Pergeseran pragmen
Diskontiunitas tulang
tulang
Kerusakan jaringan
perubahan jaringan sekitar sekitar
Laserasi kulit
Pelepasan mediator nyeri(hista
pergeseran pragmen tulang mine,prostaglandin,dan bradikinin
Kerusakan intergritas Putus vena /arteri
Deformitas
kulit
Di tangkap Reseptor nyeri
perifer
gangguan fungsi perdarahan
Implus ke otak
Kehilangan volume cairan
Hambatan mobilitas
persepsi nyeri
syok hipovolemik
Nyeri akut
9. Komplikasi
a. Komplikasi awal
1) Syok
Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bias menyebabkan menurunnya oksigenasi. Hal ini biasanya
terjadi pada fraktur.Pada beberapa kondisi tertentu, syok neurogenic terjadi
pada fraktur femur karena rasa sakit yang hebat pada pasien.
2) Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma bias ditandai oleh tidak adanya nadi, CRT
menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang lebar, serta dingin pada
ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan emergency pembidaian, perubahan
posisi pada yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan.
3) Syndrome compartemen
Syndrome compartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi terjebaknya otot,
tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan paru akibat suatu
pembengkakan dari edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan
pembuluh darah.Kondisi syndrome kompartemen akibat komplikasi fraktur
hanya terjadi pada frakturyang dekat dengan persendian dan jarang terjadi
pada bagian tengah tulang. Tanda khas untuk sindroma kompartemen adalah
5P, yaitu : Pain (nyeri local), Paralisis (kelumpuhan tungkai), Pallor (pucat
bagian distal), Parestesia (tidak ada sensasi), dan Pulsesessness(tidak ada
denyut nadi, perubahan nadi, perfusi yang tidak baik, dan CRT > 3 detik pada
bagian distal kaki).
4) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.Pada trauma
ortopedik infeksi di mulai pada kulit (supervisial) dan masuk ke dalam. Hal
ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bias juga karena
penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti Pen (ORIF dan OREF)
atau plat.
5) Avascular nekrosis
Avascular nekrosis atau AVN terjadi karena aliran darah ketulang rusak atau
terganggu yang biasa menyebabkan nekrosis tulang dan di awali dengan
adanya volkman’s ischemia.
6) Sindroma emboli lemak
Sindroma emboli lemak (fat embolism syndrome-FES) adalah komplikasi
serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang.FES terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk ke aliran
darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai
dengan gangguan pernapasan, takikardi, hipertensi, takipnea, dan demam.
b. Komplikasi lama
1. Delayed union
Delayed union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan tulang untuk sembuh atau tersambung dengan
baik.Ini disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang.Delayed union
adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan (tiga bulan
untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah).
2. Non union
Disebut non union apabila fraktur tidak smbuh dalam waktu antara 6-8 bulan
dan tidak terjadi konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu).
Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama
infeksi yang disebut sebagai infected pseudoartrosis.
3. Mal union
Mal union adalah keadaan dimana fraktur sembuh pada saatnya tetapi
terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus atau valdus, pemendekan,
atau mennyilang, misalnya pada fraktur radius ulna.
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
medis.
2) Keluhan Utama pada umunya keluhan utama pada kasus fraktur adalah
nyeri, nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya serangan,
digunakan :
persifitasik nyeri
- Region : apakah rasa sakit bisa mereda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi atau lokasi rasa sakit tersebut.
(c) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi
maupun bentuk
(1) Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
(l) Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi : Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba
Perkusi :Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
Auskultasi : Peristaltik usus, normal 20 kali/menit.
(m)Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Evaluasi
1. Klien mengataka nyeri berkurang atau hilang dengan menunjukkan tindakan
santai, mampu berpartisipasi dalam beraktivitaS
2. klien meningkat dalam aktivitas fisik,
3. memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan
berpindah
4. Terjadi keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat(mebran mukosa lembab dan B
5. tidak tanda – tanda infeksi seperti PUS, Menunjukkan penyembuhan luka
(penyatuan kulit, penyatuan ujung luka)
DAFTAR PUSTAKA
Appley dan Salomon 2015 buku ajar ortopedhi dan fraktur sistem aplay, terjemahan edisi
ke tujuh. Jakarta :widya medika
http://stikeswh.ac.id/psik/files/Askep_Fraktur.pdf