Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG

Stroke adalah suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang mengalami

kelumpuhan atau kematian karena terjadinya gangguan perdarahan di otak yang

menyebabkan kematian jaringan otak (Batticaca, 2008). Stroke adalah suatu sindrom

klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan

kematian (World Health Organization (WHO), 2014). Stroke terjadi akbat pembuluh

darah yang membawa oksigen dan darah ke otak mengalami penyumbatan dan rupture,

kekurangan oksigen menyebabkan fungsi kontrol gerakan tubuh yang dikendalikan otak

tidak berfungsi (American Heart Association (ANA), 2015). Stroke sebagai salah satu

penyakit yang menyebabkan kerusakan pada otak yang muncul mendadak, progresif,

dan cepat akibat gangguan peredaran daraho tak non traumatik.Gangguan yang muncul

akan mengakibatkan gejala antara lain kelumpuhan sesisi wajah atau anggota badan,

bicara tidak lancar, bicara tidakjelas (pelo) perubahan kesadaran, dengan gangguan

penglihatan (Riskesdas, 2018).

Secara garis besar stroke terbagi menjadi dua yaitu stroke hemorragik dan

stroke non hemoragik. Stroke hemorragik merupakan stroke karena pecahnya pembuluh

darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam

suatu daerah otak dan merusaknya, dan stroke non hemoragik merupakan stroke yang

terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak

sebagian atau keseluruhan terhenti (Ratna Dewi P, 2011).

Penderita stroke non hemoragik/iskemik memiliki risiko tinggi untuk

mengalami gangguan fungsi kognitif. Hal ini disebabkan rupturnya plak arteri yang

dapat menimbulkan trombus, sehingga aliran darah menuju otak menurun. Penurunan

aliran darah otak yang berlangsung lama mengakibatkan gangguan kognitif pada

penderita karena rusaknya jaringan otak. Berbagai kondisi yang dapat meningkatkan

risiko stroke non hemoragik seperti hipertensi, riwayat diabetes melitus serta kurangnya
kesadaran untuk melakukan pola hidup yang sehat serta pemeriksaan kesehatan secara

teratur (Ade Putri, 2016; Stebbins, 2008).

Pasien pasca stroke akan mengalami gangguan yang bervariasi,

tergantung pada bagian otak yang terkena. Pasien pasca stroke akan mengalami

kelumpuhan separuh badan, aphasia, facial drop, lengan dan kaki yang lemah,

gangguan koordinasi tubuh, perubahan mental, gangguan emosional, gangguan

komunikasi dan kehilangan indera rasa. Akibat perubahan inilah akan berdampak

negatif terhadap kualitas hidup pasien karena dapat mengganggu aktifitas kehidupan

sehari- hari (Wardhani & Martini, 2015). Individu yang mengalami stroke juga tidak

dapat hidup mandiri karena mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk menjalani

aktivitas sehari-hari (Birtane & Tastekin, 2010). Selain itu, berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Dayapoglu dan Tan (2010) menunjukkan bahwa adanya

kualitas hidup yang buruk pada pasien stroke.

Data World Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap

tahunnya ada 13,7juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat

penyakit stroke. Sekitar 70% penyakit stroke dan 87% kematian dan disabilitas akibat

stroke terjadi pada Negara berpendapatan rendah dan menengah. Jumlah pasien stroke

semakin meningkat setiap tahunnya. Penyakit stroke merupakan salah satu penyakit

atas tropik yang perlu mendapat perhatian serius karena berdampak besar terhadap

perkembangan sosio-ekonomi Negara (Kemenkes RI, 2018). Data riset kesehatan

tahun 2018 prevalensi stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan (17,9%).

Sementara itu di Provinsi Sumatera Utara prevalensi kejadian stroke sebesar (6,3%).

Prevalensi kejadian stroke juga meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus stroke

tertinggi adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan lebih banyak pria (7,1%)

dibandingkan dengan wanita (6,8%) (Depkes, 2018).

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kabupaten Buton

Tengah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah Presentase Standar


Pelayanan Minimum Jumlah Penderita Diabetes Melitus Dilayani sesuai standar

24,67%, Berarti masih ada 75,33% yang tidak mendapatkan Pelayanan Diabetes

Melitus sesuai standar pada tahun 2021. Sedangkan tahun 2022 Presentase Jumlah

Penderita Diabetes Melitus Dilayani sesuai standar 65,97%, Berarti masih ada 34,03%

yang tidak mendapatkan Pelayanan Diabetes Melitus sesuai standar.

Adapun penyebab lainnya dari stroke yang tidak kalah penting peneliti

melakukan survey Pendahuluan yaitu hipertensi Presentase Standar Pelayanan

Minimum Jumlah Penderita Hipertensi Dilayani sesuai standar 42,36%, Berarti masih

ada 57,64% yang tidak mendapatkan Pelayanan Hipertensi sesuai standar pada tahun

2021. Sedangkan tahun 2022 Presentase Jumlah Penderita Hipertensi Dilayani sesuai

standar 63,33%, Berarti masih ada 36,67% yang tidak mendapatkan Pelayanan

Hipertensi sesuai standar.

Karena peneliti akan melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas

Mawasangka Tengah, maka survey pendahuluan yang peneliti lakukan tidak hanya

ditingkat kabupaten, melainkan sampai pada tingkat Wilayah Kerja Puskesmas

tersebut. Adapun hasil suvey pendahuluan penyebab resiko stroke yaitu penyakit

diabetes melitus dan hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Mawasanngka Tengah

tahun 2021 Presentase Standar Pelayanan Minimum Jumlah Penderita Diabetes

Melitus Dilayani sesuai standar 8,86%, berarti masih ada 91,14% yang tidak

mendapatkan Pelayanan Diabetes Melitus sesuai standar. Sedangkan tahun 2022

Presentase Jumlah Penderita Diabetes Melitus Dilayani sesuai standar 81,94%, berarti

masih ada 18,08% yang tidak mendapatkan Pelayanan Diabetes Melitus sesuai standar.

Sedangkan capaian standar pelayanan minimum Jumlah Penderita

Hipertensi pada puskesamas mawasangka Tengah dilayani sesuai standar 31,98%,

Berarti masih ada 68,02% yang tidak mendapatkan Pelayanan Hipertensi sesuai

standar pada tahun 2021. Sedangkan tahun 2022 Presentase Jumlah Penderita
Hipertensi Dilayani sesuai standar 65,84%, Berarti masih ada 34,16% yang tidak

mendapatkan Pelayanan Hipertensi sesuai standar.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dimana masih ada kesenjangan

presentase Standar Pelayanan Minimum pada dua penyakit penyebab stroke maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Fungsi Sosial

Dan Kualitas Hidup Pada Penderita Stroke Non Hemoragi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada peneltian ini adalah :

1.2.1. Apakah ada Hubungan Fungsi Sosial pada Penderita Stroke Non Hemoragi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah ?

1.2.2. Apakah ada Hubungan Kualitas Hidup pada Penderita Stroke Non Hemoragi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Fungsi Sosial dan Kualitas Hidup pada Penderita

Stroke Non Hemoragi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah

Kabupaten Buton Tengah.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1.Mengidentifikasi Hubungan Fungsi Sosial pada Penderita Stroke Non

Hemoragi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten

Buton Tengah.

1.3.2.2.Mengidentifikasi Hubungan Kualitas Hidup pada Penderita Stroke Non

Hemoragi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten

Buton Tengah.

1.3.2.3.Hubungan Fungsi Sosial dan Kualitas Hidup pada Penderita Stroke Non

Hemoragi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten

Buton Tengah.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi ilmu keperawatan

Hasil penelitian diharapkan memperkaya literature untuk ilmu keperawatan

dan mampu dijadikan tambahan referensi penelitian selanjutnya tentang Stroke.

1.4.2. Manfaat bagi peneliti

Memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman dari hasil penelitian yang telah

dilakukan sehingga berguna bagi pekerja dan orang lain. Selain itu hasil

penelitian diharapkan memperkaya literature untuk ilmu keperawatan dan

mampu dijadikan tambahan referensi penelitian selanjutnya tentang stroke.

1.4.3. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta diharapkan

hasil penelitian dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai