Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI ASESMEN DAN INTERVENSI BAGI ANAK

BERPERILAKU TEMPER TANTRUM


(suatu kajian teori dan studi kasus)

Abdul Muis Amin


Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Tadulako

Abstrak :Tulisan ini adalah suatu kajian teoritis dari kepustakaan dan studi kasus mengenai
Asesmen dan Intervensi dini bagi anak yang berperilaku temper tantrum. Tulisan ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman bagi orang tua, pendidik, dan orang dewasa lainnya yang peduli
terhadap perkembangan perilaku anak. Perilaku temper tantrum dikatakan sebagai suatu reaksi
yang berlebihan dari seorang anak ketika keinginannya tidak terpenuhi atau merupakan suatu
ekspresi kemarahan yan kuat dan lepas kontrol yang disertai dengan sifat menangis, menjerit,
menghentak-hentakkan kaki, memukul, dan menentang. Pada dasarnya perilaku temper tantrum
merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada anak usia 2-4 tahun, walaupun ada orangtua yang
masih harus menghadapi perilaku temper tantrum anaknya sampai mereka berusia 5-6 tahun.
Perilaku temper tantrum ini umumya disebabkan karena pada usia ini seorang anak mulai
menunjukkan sikap negativistie dan kemandirian. Anak juga mengalami kesulitan untuk
mengungkapkan keinginannya secara verbal dan memiliki berlaku eksplosif atau meledak-ledak.

Kata Kunci : Implementasi Asesmen, Intervensi, Perilaku Temper Tantrum

A. Pendahuluan dan dihadapi dengan arif dan bijaksana. Oleh


karenanya bagi orangtua yang memiliki anak
Anak adalah suatu karunia dan amanah yang berperilaku Temper Tantrum hendaknya
dari Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki memiliki pemahaman yang luas tentang
potensi yang perlu ditumbuh kembangkan perilaku Temper Tantrum dan cara melakukan
seluas-luasnya secara optimal, baik fisik, asesmen sehingga mampu menetapkan
mental maupun sosial-emosional, dan intervensi dini secara optimal agar perilaku
berakhlak mulia, sehingga kelak memiliki Temper Tantrum tersebut tidak akan ber-
peran strategis terhadap kelangsungan kembang menjadi perilaku yang menyimpang
eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. dan menjadi perilaku permanen bagi
Setiap anak dalam pertumbuhan dan kehidupan anak selanjutnya.
perkem-bangannya, memiliki perbeda-an
karakteristik individual masing-masing anak. B. Asesmen Penyimpangan Per-
Diantara perbedaan tersebut adalah perbedaan kembangan Perilaku Anak
dalam perilaku. Adanya perbedaan perilaku
ini, diperlukan suatu penanganan khusus 1. Hakikat dan Pengertian Asesmen.
utamanya bagi perilaku anak yang me- Istilah asesmen banyak digunakan di
nyimpang dari perilaku yang diharapkan. berbagai bidang misalnya :
Kenyataan menunjukkan bahwa masih x Bidang Perpajakan, asesmen merupakan
ada pelaku pendidikan seperti orangtua, guru, suatu metode untuk menaksir berapa
dan orang dewasa lainnya yang belum pajak yang harus dibayar oleh wajib
memiliki wawasan dan pengetahuan dalam pajak, dengan cara menilai atau
menghadapi atau menanggulangi perilaku mengakses jumlah kekayaannya.
yang menyimpang seperti perilaku Temper x Bidang Medis, asesmen berarti usaha
Tantrum. untuk menemukan sumber gangguan atau
Perilaku Temper Tantrum ini tidak bisa penyakit untuk kemudian dilaku-kan
dibiarkan begitu saja, tetapi perlu penanganan pengobatan.

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak ...................................... 1
x Bidang Psikologi, ases-men (dahulu belajaran di sekolah, misalnya faktor-
mengguna-kan istilah psikodiapros-tika) faktor yang mungkin mem-pengaruhi
adalah usaha untuk menemukan sumber prestasi seko-lah, seperti keterampilan
dari gejala atau symptom dan atau akademik, keterampilan berbahasa,
sindrom yang tampak atau dapat di keterampilan sosial dan keterampilan
indera, sumber penyakit atau gangguan lainnya.
untuk kemudian memasukkan sebagai Beberapa batasan ter-sebut menyatakan
penyakit atau gangguan kejiwaan bahwa asesmen merupakan :
(Sutardjo, 2004). Istilah psikodioprostika 1. Komponen penting dalam proses
kemudian tidak diguna-kan lagi karena pen- didikan.
pengerti-annya berlaku bersifat medis. 2. Proses pengumpulan berbagai
Padahal dalam psikologi, yang ingin informasi yang menyeluruh ten-tang
diketahui adalah perilaku seseorang anak.
sedangkan bidang kedokteran yang ingin 3. Pekerjaan yang di-lakukan secara sis-
diketahui adalah gejala penyakit tematis, praktis dan efisien.
seseorang. 4. Digunakan sebagai bahan
x Bidang Pendidikan, secara sederhana pertimbangan untuk membuat ke-
asesmen dikatakan sebagai penilai-an, putusan pendidikan yang berkaitan
yakni penilaian se-seorang guru terhadap dengan anak tersebut (penem-patan
anak didiknya, juga diartikan sebagai dan layanan pendidikan pembela-
suatu proses pengumpulan in-formasi. jaran).
Dikatakan se-bagai proses karena Menurut Lerner dalam Riana
kegiatannya berlangsung secara terus Bagaskorowati (2010:67-68) Asesmen
menerus dan berkelanjutan. Batasan adalah suatu proses pengumpulan
asesmen banyak dikemu-kakan oleh informasi selengkap-lengkapnya
beberapa ahli, Lerner (1988) menyatakan mengenai individu yang akan digunakan
asesmen merupakan suatu proses untuk membuat pertimbangan dan
pengumpul-an informasi tentang seorang keputusan yang berhubungan dengan in-
anak, yang akan digunakan untuk mem- dividu tersebut.
buat pertimbangan dan keputusan yang Menurut Ainscous (1988) dalam
berkaitan dengan anak tersebut. DuPaul & Riana Bagaskorowati
Stoner (1994) mengemukakan asesmen (2010:68), Asesmen dilakuk-an
sebagai proses pengum-pulan informasi berkenaan dengan pem-berian informasi
atau data tentang penampilan individu kepada sejawat (teman guru), pencatatan
yang bersangkut-an untuk membuat pembelajaran yang telah dilakukan oleh
keputusan. Westwood (1995) anak didik, pemberian bantuan pada guru
mendefinisikan asesmen sebagai proses untuk merencanakan pembelajaran pada
untuk menentukan dan memahami anak, pengenalan terhadap ke-kuatan dan
penampilan individu-individu dan kelemahan pada anak, dan pemberian
lingkungannya. informasi kepada pihak-pihak yang
McLoughlin & Lewis (1981) terkait (seperti orangtua, psikolog, dan
mengemukakan batasan asesmen sebagai pada ahli yang mem-butuhkan informasi
proses yang sistematis dalam menjawab ter-sebut).
per-tanyaan-pertanyaan yang relevan 2. Tujuan, Metode, dan Prinsip-
dalam pendidikan tentang perilaku belajar prinsip Asesmen
seorang anak untuk tujuan penempatan Adapun alasan penye-lenggaraan
dan pengajaran. Fokus ases-men asesmen, menu-rut Kendall (seperti yang
pendidikan adalah berbagai bidang pem- dikutip oleh Sutardjo, 2004), adalah untuk: (1)

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 2
penya-ringan dan diagnosis, (2) evaluasi atas Profil anak dapat dibuat dengan
intervensi, dan (3) riset (penelitian). meliputi :
Metode asesmen adalah cara untuk a. Data pribadi anak.
mengumpulkan atau mendapatkan informasi b. Data orangtua.
yan akurat dan lengkap, sehingga dari c. Data anggota keluarga
informasi yang diperoleh dapat dibuat lain yang tinggal
kesimpulan yang benar dalam menegakkan bersama anak.
diagno-sis. Metode asesmen me-liputi: (1) d. Riwayat kelahiran.
wawancara, (2) tes transtruktur, (3) tes tak e. Perkembangan fisik.
terstruktur, (4) asesmen perilaku (behavioral f. Perkembangan sosial- emosi.
assess-ments), dan (5) kunjungan rumah (home g. Perkembangan medis (kesehatan).
visit) (Sutardjo, 2004). h. Perkembangan kognitif.
Adapun prinsip-prinsip asesmen yaitu: (1) i. Perkembangan bahasa.
proses yang transparan, (2) memiliki validitas, j. Perkembangan nilai- nilaiagama
(3) dapat dipercaya, (4) fleksibel, (5) dan moral
berkeadilan, (6) praktis, (7) sahih dan handal * Catatan: Latar belakang yang dimiliki
(sahih berarti soal atau tugas yang dikerjakan anak berupa hambatan-hambatan (sebagai
anak harus sesuai dengan kompetensi yang faktor resiko) dan kekuatan-kekuatan
ingin dinilai), (8) adil (penilaian harus adil (sebagai faktor protektif).
untuk semua anak. Artinya penilaian tidak Selain itu diperlukan informasi
menguntung-kan atau merugikan salah satu tambahan dari guru/pembina/pembimbing
atau sekelompok anak yang dinilai, (9) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
terbuka, (10) menyeluruh, (11) terpadu, (12) mengenai laporan perkembangan anak
berkesinambungan/ber-kelanjutan (13) meliputi:
bermakna a. Mengenai kedisplinan anak.
3. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini b. Prestasi belajarnya
a. Instrumen Asesmen c. Catatan kehadiran anak
Perkembangan Anak d. Keaktifan anak dalam belajar
kendala yang banyak ditemukan di Asesmen perkembang-an anak secara
lapangan adalah belum dikembang- menye-luruh bertujuan:
kannya instrumen untuk mengakses a. Memberikan informasiperkembangan
keadaan anak terutama perkembangan yang spesifik
anak. Namun langkah awal yang dapat b. Membantu guru dan orangtua dalam
kita lakukan adalah dengan membuat mene-tapkan tujuan dan merencanakan
profil perkem-bangan anak sebagai upaya program
untuk mendapat-kan informasi mengenai c. Membantu guru dan orangtua
riwayat perjalanan hidup anak secara mendapatkan profil anak
komprehensif. Profil perkembangan anak d. Bermanfaat untuk diagnosa anak
ini meliputi perkembangan secara fisik, berke-butuhan khusus, se-hingga dapat
psikososial, dan kognitif. Oleh karena itu, dibuat program pendidikan individual
pengetahuan dan pemahaman mengenai dan layanan untuk keluarga
tugas-tugas perkembangan pada anak e. Evaluasi keberhasilan program
menjadi suatu keharusan yang perlu Proses Asesmen Per-kembangan Anak
dimiliki untuk dapat melakukan ases- dapat dilakukan sebagai berikut:
men. Informasi mengenai riwayat a. Dilakukan secara indi-vidual dengan
perjalanan hidup anak akan dapat diguna- mem-bandingkan perkem-bangan anak
kan sebagai informasi awal sebagai saat ini dan sebelumnya
gambaran umum mengenai anak tersebut. b. Dilakukan dalam situasi alamiah

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 3
c. Memperhatikan per-kembangan periksa perilaku-perilaku spesifik, catatan
pengalam-an dan budaya anak kegiatan (fortofolio) dan sebagainya tentang
d. Kemajuan anak dila-porkan dalam individu atau anak.
konteks individual sehubungan dengan
performansi-nya dalam tahap usia-nya, C. Anak Berperilaku Temper Tantrum
dan bukan meru-pakan sistim ranking
4. Asesmen Perilaku (BehavioralAsessment) 1. Pengertian Perilaku Temper Tantrum.
Asesmen perilaku meru-pakan Perilaku temper tantr-um sering dikatakan
pengumpulan infor-masi melalui pengamatan se-bagai suatu reaksi yan berlebihan dari
yang sistematik dengan tujuan : seorang anak ketika keinginannya tidak
a. Untuk mendapatkan in-formasi yang tidak terpenuhi atau bila ada yang tidak sesuai
diperoleh melalui wawan-cara dengan perasaan atau keinginannya. Perilaku
b. Untuk mengevaluasi ke-tepatan temper tantrum biasanya nampak ketika
komunikasi verbal individual atau anak seorang anak yang temper tantrum
dan konsistensinya dengan menggunakan menghadapi situasi atau keadaan yang tidak
komunikasi nonverbal sesuai dengan keinginannya.
c. Untuk membuat kesim-pulan mengenai Menurut C.P Chaplin (1995), perilaku
keadaan, perasaan, dan motivasi yang temper tantrum adalah suatu ledakan emosi
perlu mendapat perhatian khusus, se- yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan
hingga melahirkan pe-rilaku individu atau agresif, menangis, menjerit-jerit, serta meng-
anak. hentak-hentakkan kedua kaki dan tangan pada
Pendekatan perilaku (behavioral) dalam lantai atau tanah.
asesmen ini mengarahkan pada contoh-contoh Secara singkat Ridha Lansdown (1996)
perilaku yang langsung dijaring dalam proses dalam Rini Hildayani, dkk (2009) menyatakan
identifikasi. Cara yang paling sederhana untuk bahwa³tantrum are an extreme expression of
mendapatkan pemahaman mengenai perilaku temper, amfer, out of control´
anak adalah dengan mengguna-kan metode Berdasarkan kedua definisi tersebut, Rini
asesmen perilaku yaitu dengan tehnik Hildayani, dkk (2009) menyatakan bahwa
obeservasi atau pengamatan. temper tantrum merupakan suatu ekspresi
Pengamatan dirancang untuk kemarahan yang sangat kuat, yang lepas
menggambarkan pola perilaku kehidupan kontrol, yang disertai dengan perilaku-perilaku
nyata individu dan akibat dari keadaan seperti menangis, menjerit, menghentak-kan
lingkungan ter-hadap pola-pola perilaku ini. kaki dan tangan pada tanah, serta perilaku
Untuk melakukan penga-matan, diperlukan agresif (memukul, menendang).
pedoman agar pengamatan yang dilakukan Lebih lanjut Rini Hildayani, dkk (2009)
benar-benar objektif dan tepat sasaran. Untuk mengemukakkan bahwa pada dasarnya
itu, dalam melakukan pengamatan diperlukan perilaku temper tantrum memiliki aspek
instrumen yang tepat untuk mencatat atau positif, yaitu sebagai suatu cara mempertahan-
mendoku-mentasikan setiap hasil pengamatan kan diri ketika seorang anak berada dalam
yang dilakukan. Instrumen tersebut hendak- keadaan prestasi, diganggu, atau ketika sesuatu
nya bersifat objektif, ter-perinci, dan dari milik mereka diambil. Dalam hal ini,
deskriptif. Jenis-jenis pengamatan dapat perilaku temper tantrum PHUXSDNDQ ³release´
berupa kumpulan catatan, daftar periksa, yang tentu saja akan lebih baik daripada
rekaman suara maupun gambar dari individu keadaan pasif.
atau anak yang diamati. Respon kemarahan yang dikeluarkan mungkin
Teknik pengamatan yang dapat dilakukan lebih sehat daripada memendam masalah.
misalnya dengan membuat catatan anekdot, Namun temper tantrum akan menjadi masalah
catatan harian, daftar periksa kesehatan, daftar yang serius bila menjadi cara pemecahan

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 4
masalah favorit bagi anak untuk memperoleh yang datang mendekatinya (memukul,
keingi-nannya. Sehingga setiap saat ia menendang, menggigit). Pada titik yang
menginginkan sesuatu, maka anak akan ekstrim, seorang anak dapat menun-jukkan
menunjukkan temper tantrum. perilaku temper tantrum dengan menahan
2. Jenis-jenis Temper Tantrum napas mereka selama be-berapa saat.
Menurut Rini Hildayani, dkk (2009) ada 3 Menurut Lardsdown & Walker (1996)
Jenis temper tantrum yaitu : dalam Rini Hildayani, dkk (2009), bahwa anak
a. Manipulative Tantrum. yang berada dalam temper tantrum biasanya
Manipulative Tantrum terjadi ketika mengalami pe-rasaan ketakutan, sangat
seorang anak tidak memper-oleh apa yang gelisah, dan mereka merasa tidak mampu
di inginkannya. Perilaku ini akan berhenti untuk meng-hentikan tangisan atau
saat keinginannya dituruti. teriakannya sendiri. Pada tahap inilah mereka
b. Verbal Frustration Tantrum. akan berada dalam bahaya karena kemudian
Tantrum jenis ini terjadi ketika anak tahu mereka dapat meyakini dirinya sendiri ataupun
apa yang ia inginkan tetapi ia tidak tahu orang lain.
bagaimana cara menyampaikan keingi- Selanjutnya Lardsdown & Walker (1996)
nannya secara jelas. Pada kejadian ini dalam Rini Hildayani, dkk (2009)
anak akan mengalami frus-tasi. mengemukakan karakteristik anak yang sering
c. Temperamental Tantrum menunjukkan peri-laku temper tantrum
Temperamental. Tantrum terjadi ketika sebagai berikut :
tingkat frustasi anak mencapai tahap yang a. Anak sering berada dalam kelelahan,
sangat tinggi, dan anak menjadi sangat tekan-an, dan kecemasan yang tinggi.
tidak terkontrol, sangat emosional anak b. Anak yang memiliki temperamen sulit,
akan merasa sangat lelah dan sangat se-ring stres.
kecewa. Pada tantrum jenis ini anak sulit c. Anak yang memiliki orangtua sangat
untuk berkonsentrasi dan mendapatkan sensi-tif, dimana orangtua mereka sendiri
kontrol terhadap diri-nya sendiri. Anak cende-rung sering menunjuk-kan temper
tampak bingung dan mengalami tantrum. Yang penting diingat ialah
disorientasi. Walaupun mereka tidak bahwa contoh yang ditunjukkan orangtua
minta tolong, tetapi sesung-guhnya sangat besar pe-ngaruhnya pada anak.
mereka sangat membutuhkannya. 4. Contoh Kasus Anak Ber-perilaku Temper
3. Karakteristik Anak Temper Tantrum Tantrum
Menurut Shasfer & Wiliam (1981) dalam a. Andika (4 tahun) tiba-tiba cemberut dan
Rini Hildayani (2009), perilaku temper melotot. Ia kemudian berteriak-teriak
tantrum yang ditunjukkan seorang anak dapat sambil menghentakkan kakinya.
muncul dalam bentuk yang bermacam-macam, ³SRNRNQ\D DNX PDX PDLQDQ LWX PDPD´
diantaranya ada-lah: Melihat ibunya diam saja, teriakannya
a. Perilaku berteriak semakin keras dan gerakannya menjadi
b. Memecahkanbenda-benda tidak terkendali, ia mulai memukuli ibu-
c. Bergulingan di lantai Q\D ³PDPD EHOLLQ PRELODQ LWX %HOLLQ
Temper tantrum diawali dengan sedikit ´ %HEHUDSD SHQJXQMXQJ WRNR \DQJ
bantahan/komplain dari anak kemudian anak berada disekitar kejadian, mu-lai
mulai melakukan rengekan. Selanjutnya memandangi mereka. Akhirnya dengan
mereka akan menangis, berbaring di lantai, mena-rik nafas panjang, mama andika
berguling-guling, berteriak, atau melempar- mem-EXMXN SXWUDQ\D ³L\D QDQWL PDPD
lempar barang. Beberapa anak bahkan dapat beliin, tapi kamu jangan teriak-teriak
menyakiti diri sendiri (misalnya memukul EHJLWX GRQN NDQ PDOX GLOLKDW RUDQJ´
kepala-nya) atau mencoba menya-kiti siapapun Jenis temper tantrum ini adalah

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 5
manipulative tantrum (diceritaka Rini tantrum (sangat emosional).
Hildayani, dkk). Kasus ini penulis temu-kan pada bulan
b. Viva (3 tahun) tiba-tiba membanting Nopem-ber 2010 di Sentiong Jakarta
potongan puzzle yang dipegang-nya. Ia Pusat.
kemudian sema-kin marah dan meng-
acak-acak serta membuang benda apapun D. Intervensi Dini Anak Ber-perilaku
yang ada di atas meja kerja ayahnya. Temper Tantrum
Melihat kejadian itu, ayahnya berteriak
marah. Teriak-an ayah membuat Viva 1. Pengertian Intervensi
menangis dan menjadi ikut berteriak Intervensi dilakukan berdasarkan
meraung-raung, menjatuhkan dirinya di hasil asesmen karena intervensi tanpa
lantai, dan menghentak-hentakkan didasarkan hasil asesmen, tidak ada
kakinya. Ibu yang me-lihat kejadian itu gunanya. Oleh karena itu, kegiatan
segera berlari dari dapur. Kemarahan itu asesmen dan intervensi terhadap anak
kemung-kinan dikarenakan rasa frustasi berperilaku temper tantrum merupakan
yang muncul karena ia tidak dapat satu rangkaian yang tidak dapat
menyelesaikan potongan puzzle yang dipisahkan.
sedang dikerjakannya. Akan tetapi karena Asesmen merupakan upaya
tidak dapat mengung-kapkan perasaannya mengenai anak ber-perilaku temper
se-cara kata-kata maka pelampiasannya tantrum, sedang intervensi adalah upaya
LDODK GHQJDQ FDUD ³PHQJD-PXN´ 0HOLKDW pemberian perlakuan atau penanganan
EDKZD 9LYD ³PHUXVDN´ EDUDQJ- anak berperilaku temper tan-trum.
barangnya, ayah meres-pon dengan Menurut Riana Bagaskorowati (2009)
dengan kemarahan dan ber-teriak dan bahwa intervensi dalam dunia psikolog
menyebab-kan Viva semakin men-jadi adalah membantu klien menye-lesaikan
tantrum. Jenis tantrum ini adalah verbal masalah psikolo-gis, terutama pada sisi
frustration tan-trum (diceritakan Rini tingkah laku dan emosinya. Sedangkan
Hildayani, dkk). dalam dunia pendidikan istilah inter-vensi
c. Nita (4 tahun) baru saja ayahnya diartikan sebagai upaya ikut campurnya
menghentikan sepeda motornya, saya orang lain (orangtua, guru atau pendidik)
(penulis) langsung me-QHJXUQ\D ³KDL untuk membantu anak didiknya sedini
caQWLN´ 1LWD langsung turun dari motor mungkin dalam menghadapi maslahnya.
dengan teriakan cukup keras berlari Lebih lanjut Riana Bagaskorowati
menuju saya dan memukul. Saya kembali (2009) me-ngemukakan alasan dila-
PHQHJXUQ\D ³ZDGXK FDQWLN-cantik koq kukannya intervensi dini adalah
ma-rah-PDUDK´ LD WDPEDK EHUWHULDN didasarkan pada tiga hal, yakni : 1).
menghentak-kan kakinya di tanah, Ameliarasi, adalah me-nolong orang atau
menggigit bibirnya sam-bil memukul sistem sosial untuk menang-gulangi
saya. Ayahnya menegurnya, tapi ia masalah-masalah yang terjadi; 2).
semakin me-nunjukkan perilaku tantrum. Prevensi, meliputi usaha-usaha un-tuk
Beberapa saat kemudian lewat penjual memprediksikan masa-lah-masalah
siomay. Dengan suara menjerit, Nita sebelum ber-kembang, dan 3). Pengem-
PHPLQWD GLEHOLNDQ VLRPD\ ³SDSD bangan, adalah usaha un-tuk membantu
EHOLNDQ´ 1DPXQ SDSD-nya tidak orang meni-ngkatkan keterampilan pri-
pedulikan. Ia langsung menangis, me- badi, reaksi, dan lingkun-gan hidupnya,
mukuli papanya, duduk di tanah dan dengan mak-sud meningkatkan kualitas
meng-hentak-hentakkan kaki-nya. Jenis hidup.
temper tantrum ini adalah temperamental

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 6
Berdasarkan pengertian tersebut di - Kendalikan diri, jang- an terpancing,
atas, maka dapat dikatakan bahwa tahan kemarahan, dan ber-
intervensi dini terhadap anak yang sabarlah
berperilaku temper tantrum memiliki - Tarik napas dalam- dalam hingga cukup
pengertian sebagai upaya pemberian lega
perlakuan ter-hadap anak, agar perilaku - Ambil waktu sejenak untuk
temper tantrum yang dimilikinya dapat merencanakan dan merenungkan
mini-malisir sehingga tidak menjadi apa yang harus dilakukan
permasalahan perilaku yang serius. - Hampiri anak dengan tenang sambil
2. Program Intervensi Dini Anak Temper ter- senyum, dan perlihatkan
Tantrum bahwa anda tetap menghargainya
Menurut Dr. Kesler dalam Rini Hildayani - Pindahkan anak ke tempat yang aman
(2009) mengemukakkan bahwa ketika usia atau tidak begitu ramai
anak sekitar 4-5 tahun, orangtua benar-benar - Peluk anak dengan keras tetapi jangan
diuji niatnya untuk menangani rasa marah menyakitinya sampai ia dapat
(ditunjukkan anak) itu. Hal ini disebabkan mengeks- presikan emosinya
karena anak-anak di atas 3 tahun dengan kata-kata
sesungguhnya telah menga-lami - Jika ia sudah tenang, ajak ia bicara
perkembangan ke-mampuan bahasa dan dan beri pengertian bah- wa ia
komunikasi sehingga se-harusnya mereka telah boleh menda- patkan sesuatu yang ia
mampu mengumpulkan keinginanya dan tidak inginkan, tetapi tidak dengan
lagi menunjukkan perilaku tantrum. cara marah-marah
Selain orangtua, para guru TK juga - Tentunya Anda harus konsisten
menghadapi anak yang berperilaku temper dengan ucapan Anda
tantrum. Ini adalah suatu hal yang wajar. Ada - Berikan reward, semi- sal pujian saat
beberapa cara yang seder-hana untuk anak tidak mengamuk kala
membantu para guru mengadapi perilaku permintaannya tak dikabulkan
temper tantrum seperti yang dikemukakkan - Harus dapat berpikir jernih dan
Rini Hildayani, dkk (2009) sebagai berikut : mengambil cara terbaik
1. Mencoba mengerti dan memahami jenis untukmenghadapi situasi
tan-trum apa yang terjadi pada saat itu : tantrum anak
mani-pulative tantrum, verbal frustration 4. Jangan berargumentasi atau mencoba
tantrum, dan temperamental tan-trum. menjelas-kan tindakan Anda kepada anak
2. Mencoba mencatat ten-tang hal-hal yang yang sedang tantrum.
dapat menyebabkan anak ber-laku temper 5. Jangan memberikan Reward terhadap
tantrum seperti : peri-laku tantrum mungkin di rumah anak
- Ketika anak merasa lapar selalu ditutupi, tetapi di PAUD anak
- terlalu lelah harus belajar mengendalikan emosinya
- terlalu terstimulasi dan keingin-annya. Ajarkan mana yang
3. Mencoba untuk me-ngendalikan diri. penting dan tidak. Jangan terpengaruh
- Guru tidak boleh lepas kontrol dengan tantrum anak, meskipun saat itu
emosi, karena anak akan merasa bersalah atau bodoh. Anda harus
menjadi ketakutan da-SDW PHQJDWDNDQ ³WLGDN´ PHVNLSXQ
- Minta maaf bila terjadi lepas anak menun-jukkan perilaku tan-trum.
kontrol emosi 6. Hindari penggunaan obat.
- Jangan panik atau marah-marah karena Perlakuan orangtua terhadap perilaku
anak akan tambah bertingkah anak Temper Tantrum juga diharapkan dapat
mem-perhatikan hal-hal sebagai berikut :

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 7
1. Janganlah sering menu- ruti atau mereka me ngalami perilaku temper
mengabulkan keinginan anak tantrum. Hal ini disebabkan karena pada
2. Hindari membuat janji dengan anak usia ini anak mulai menunjukkan
3. Apabila sudah terlanjur membuat janji sikapnegativistie dan
dan tidak dapat dipenuhi, mintalah maaf Indenpendense(kemandirian).Anak juga
dengan alasan yang dapat diterima mengalami kesulitan untuk
oleh anak mengungkapkan keinginannya secara
4. Tingkatkan kemampuan komunikasi verbal dan berlaku explosif atau
anak de- ngan menanyakan apa meledak-ledak.
masalah yang sedang dihadapinya b. Perilaku temper tantrum adalah suatu
agar ia tidak prustasi bentuk reaksi atau ekspresi kemarahan
5. Bantulah anak meme- cahkan yang berlebihan dari anak ketika ia
permasalahn yang dihadapinya, merasa keinginannya tidak di-
meskipun ia tidak meminta tolong penuhi, merasa frustasi, mengalami
6. Hadapi perilaku tan- trum anak kelelahan mendapat tekanan, dan
dengan tenang, sabar, arif, dan kecemasanyang tinggi, merasa terganggu.
bijaksana c. Karakteristik anak berperilaku temper
7. Janganlah terlalu oto- riter dan mau tantrum diantaranya adalah suka
menang sendiri agar anak berteriak-teriak, melempar, memukul,
tidakmerasa diperlakukan tidak menggigit, berguling-guling,
adil menghentak-hentakkan kaki, menangis
8. Bersikap empati pada emosi anak menjerit-jerit, melempar atau
sebelum menawarkan solusi ke- pada memecahkan benda-bendayang ada di
anak dekatnya, serta cenderung
9. Mendengarkan dengan benar berperilakuagresif (seperti
ungkapan emosi anak dengan menang- menyakiti dirisendiri dan orang lain).
kap maksud yang ter- sirat dari kata- d. Perilaku temper tan trum pada dasarnya
kata anak, dan berikan komentar- merupakan perilaku yang wajar
komentar yang sesuai dengan bilaterjadi pada usia 2 - 4 tahun
situasinya bahkan hingga usia 5±6 tahun,
10. Arahkan anak agar mampu membuat namunperlu tindakan intervensi dini
ungkapan dengan kata-kata tentang baik oleh orang tua maupun guru, agar
emosinya saat itu. perilaku tersebut tidak menjadi perilaku
11. Libatkan anak pada pilihanbagi anak untuk dipenuhi
permainankelompok atau bermain keinginannya.
bersama teman sebaya, agar ia 2. Saran-saran
mampu bersosialisasi dan Berdasarkan uraian dan kesimpulan
mengontrol emosinya tersebut di atas, maka dapat dikemukakan
12. Melatih keterampilan anak beberapa saran sebagai berikut :
berkomunikasi a. Bagi orang tua yang memiliki anak
yang beperilaku temper tantrum,
E. Kesimpulan dan Saran hendaknya tidak menutup-nutupiperilaku
anaknya tersebut karena merasa malu,
1. Kesimpulan tetapi bersikap terbuka kepada para ahli
Berdasarkan uraian ter-sebut di atas, terutama pada psikolog dan guru atau
maka dapat disimpulkan bahwa : pembimbing PendidikanAnak Usia Dini
a. Pada anak usia 2 - 4 tahun bahkan (PAUD)
sampai usia 5 ± 6 tahun terkadang

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 8
b. Bagi guru atau pembimbing pada
pendidikanAnakUsiaDini (PAUD),
melakukan asesmen dari intervensi dini
agi anak yang berperilaku temper
tantrum
agarperilakutersebutmendapatpenanganan
yang efektif.

E. Daftar Pustaka

Anthony J. Nitko, 2001, Educational Rini Hildayati, dkk, 2009, Penanganan


Assessment of Student, University of Anak Berkelainan (Anak Dengan
Arizona, Mervill Prentice Hall. Kebutuhan Khusus), Jakarta,
Cecil R. Reyolds,at.al, 2000, Universitas Terbuka.
Measurement And Assessment, Ohio, J.I.G.M. Drost, dkk, 2003, Perilaku Anak
Pearson. Usia Dini, Yogyakarta, Kanisius.
Diane Ronis, 2011, Asesmen Sesuai Cara John H. Schuh, 2009, Assessment
Kerja Otak, Jakarta, Indeks Methods for Student Affairs, San
Drew H. Gitomer, 2009, Measurement Fransisco, The Jossey-Bass
Issues and Assessment for Teaching Sue C. Wortham, 2005, Assessment in
Quality, New Delhi, Sage Early Childhood Education, Ohio,
Publications Inc. Pearson Education, Inc
Marlina, 2007, Asesmen Dan Strategi Yuliani Nurani Sujiono, dkk, 2003,
Intervensi Anak ADHD, Jakarta, Perkembangan Perilaku Anak Usia
Dirjen Dikti Depdiknas. Dini, Jakarta, Pusdiani Press
Riana Bagaskorowati, 2010, Anak
Berisiko (Identifikasi, Asesmen dan
Intervensi Dini), Bogor, Ghalia
Indonesia.

Abdul Muis Amin, Implementasi Asesmen dan Intervensi Bagi Anak .............................................. 9

Anda mungkin juga menyukai